• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN MATERI CERDAS CERMAT UUD 1945

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANGKUMAN MATERI CERDAS CERMAT UUD 1945"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN MATERI CERDAS CERMAT UUD 1945 DAN TAP MPR RI 2010 RANGKUMAN MATERI CERDAS CERMAT UUD 1945 DAN TAP MPR RI 2010

1. BENTUK PEMERINTAHAN INDONESIA

Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik, dimana kepala Negara

Indonesia adalah Presiden, sekaligus sebagai kepala pemerintahan menurut UUD 1945, menurut pasal 10 sampai 15 UUD 1945 diketahui bahwa disamping kepala pemerintahan menurut pasal 4 ayat (1) UUD 1945 Presiden juga sebagai kepala pemerintahan.

Pengisian jabatan Presiden diatur dalam pasal 6A ayat (1) UUD 1945, yaitu presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat,dimana ketentuan ini menegaskan bahwa pengisian jabatan presiden dengan melalui pemilihan umum,jadi jelas bentuk Negara indonesia adalah republik

Hal ini dipertegas juga dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang menytakan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk repubik”

Disamping itu juga dipertegas didalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat 2. BENTUK NEGARA INDONESIA

Bentuk Negara menunjukkan bagaimana Negara itu diselenggarakan dari pusat hingga daerah dalam suatu susunan vertikal

Negara Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang bercirikan

Nusantara, memiliki wilayah yang sangan luas dengan pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota yang otonom, tetapi kekuasaan menjalankan pemerintahan Negara tetap ditangan pemerintahan pusat yang memiliki kedaulatan keluar dan kedalam, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berbentuk Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi

Bentuk Negara kesatuan tetap dipertahankan sampai sekarang sesuai dengan pasal 37 ayat (5) hasil perubahan ke-empat (2002) yang menegaskan bahwa ‘khusus mengenai bentuk Negara kesatuan republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”

Mengenai system desentralisasi, dirumuskan dalam pasal 18 ayat (1),(2),(5),dan (6) UUd 1945

Ayat 1 ; Negara kesatuan RI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,kabupaten dan kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan Undang-Undang Ayat 2 ; Pemerintahan daerah provinsi,daerah kabupaten dan kota mengatur dan megurus sendiri urusanpemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan

Ayat 5 ; Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat

Ayat 6 ; Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan

(2)

Sistem pemerintahan menunjuk pada pembagian kekuasaan dan hubungan antara lembaga-lembaga Negara, terutama antara eksekutif dan parlemen (legislatif).

Dalam UUD 1945 tersirat system pemerintahan Indonesia yaitu Presidensial, ditandai dengan beberapa prinsip sebagai berikut ;

a) Presiden dan wakil presiden merupakan satu institusi penyelenggara

kekuasaan eksekutif Negara yang tertinggi di bawah undang-undang dasar, atau kekuasaan dan tanggungjawab politik berada ditangan presiden (concentration of power and responbility upon the president), Pasal 4 ayat (1) dan (2)

b) Presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat secara langsung, sehingga presiden tidak bertanggungjawab kepada MPR sebagai salah satu lembaga parlemen, tetapi bertanggungjawab kepada rakyat. Dalam perubahan ketiga (2001) pada pasal 6A ayat (1) sampai ayat (5)

c) Presiden dan wakil presiden dapat diminta pertanggungjawabannya secara hukum apabila melakukan pelanggaran oleh DPR untuk disidangkan oleh MPR, namun sebelumnya harus dibuktikan secara hukum melalui proses peradilan di Mahkamah Konstitusi, hal in terdapat dalam Pasal 7A, 7B ayat (1) sampai ayat (7)

d) Para menteri adalah pembantu presiden, yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden, serta bertanggungjawab kepada presiden. Pasal 17 ayat (1) sampai ayat (4)

e) Untuk membatasi kekuasaan presiden yang sangat kuat dalam system pemerintahan presidensial, maka jabatan presiden ditentukan selama lima tahun, dan hanya dua kali masa jabatan. Pasal 7

4. SISTEM HUKUM DI INDONESIA

Konsep Negara hukum Indonesia terdapat dalam ;

- Pasal 1 ayat (3) ; Negara Indonesia adalah Negara hukum

- Pasal 4 ayat (1) ; Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.

- Pasal 27 ayat (1) ; segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya.

- Juga terdapat didalam kunci pokok system pemerintahan Indonesia yaitu ; Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtsstaat)

Pemerintahan berdasar atas system konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolut

(3)

PEMILU pertama dilaksanakan pada 29 september 1955 untuk memilih anggota DPR dan 15 desember 1955 untuk memilih anggota konstituante, yang diikuti oleh 170 partai politik lebih termasuk perseorangan calon independent

PEMILU 2004 memiliki perbedaan dengan PEMILU sebelumnya, karena selain memilih anggota DPR, rakyat memilih Presiden dan Wakil Presiden, serta perseorangan wakil daerah yang akan duduk dilembaga perwakilan baru hasil perubahan ketiga UUD 1945 yaitu DPD

Pemilu untuk mimilih legislatif pada tanggal 5 april 2004 yang berlandaskan UU Nomor 23 tahun 2003 ttg pemilihan umum Presiden dan wakil presiden, serta UU Nomor 22 ttg susunan dan kedudukan anggota MPR,DPR, DPD, dan DPRD

Pemilu di ikuti oleh 24 partai politik, berdasarkan UU Nomor 31 tahun 2002 ttg Partai Politik

Pemilihan presiden dilakukan pada tanggal 5 juli 2004, dengan ketentuan partai-partai politik yang memperoleh suara lebih besar atau sama dengan tiga persen dapat mencalonkan pasangan calonnya

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. Undang-Undang ini mengatur berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kredibilitas partai-partai politik di tanah air, serta mendorong peran partai-partai politik untuk semakin mengedepankan prinsip akuntabilitas publik.

Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Undang-Undang ini mengatur antara lain, tentang peningkatan kapasitas atau capacity building, peningkatan kapasitas penyelenggara negara secara lebih baik, serta peningkatan kualitas pemahaman etika politik bagi para penyelenggara Negara

PARTAI - PARTAI YANG MENGIKUTI PEMILU 2009

Dan berikut ini daftar situs web partai-partai peserta pemilu 2009: 1. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

2. Partai Karya Peduli Bangsa* (PKPB)

3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI) 4. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)

5. Partai Gerakan Indonesia Raya Gerindra)

7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia* (PKPI) 8. Partai Keadilan Sejahtera* (PKS)

9. Partai Amanat Nasional* (PAN)

10. Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB) 11. Partai Kedaulatan

12. Partai Persatuan Daerah (PPD) 13. Partai Kebangkitan Bangsa* (PKB) 14. Partai Pemuda Indonesia (PPI)

(4)

16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) 17. Partai Karya Perjuangan (PKP) 18. Partai Matahari Bangsa (PMB)

19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia* (PPDI) 20. Partai Demokrasi Kebangsaan* (PDK)

21. Partai Republika Nusantara (RepublikaN) 22. Partai Pelopor*

23. Partai Golongan Karya* (Golkar

24. Partai Persatuan Pembangunan* (PPP) 25. Partai Damai Sejahtera* (PDS)

26. Partai Nasional Benteng Kerakyatan (PNBK) Indonesia 27. Partai Bulan Bintang* (PBB)

28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan* (PDIP) 29. Partai Bintang Reformasi* (PBR)

30. Partai Patriot

31. Partai Demokrat* (PD)

32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI) 33. Partai Indonesia Sejahtera (PIS)

34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) 41. Partai Merdeka

42. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) 43. Partai Sarikat Indonesia (PSI)

44. Partai Buruh

PARTAI LOKAL ACEH

---35. Partai Aceh Aman Seujahtra (PAAS) 36. Partai Daulat Aceh (PDA)

37. Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA) 38. Partai Rakyat Aceh (PRA)

39. Partai Aceh (PA)

(5)

6. LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA DI INDONESIA

Dalam tiga UUD yang pernah berlaku di Indonesia dalam hal tata kerja lembaga-lembga Negara, baik eksekutif,legislatif, dan yudikatif, serta auditif, pada

dasarnya menganut trias politica dengan sistem pembagian kekuasaan, dimana MPR sebagai lembaga tertinggi dan merupakan perwujudan seluruh rakyat, membagi kekuasaan kepada 5 lembaga tinggi Negara yaitu

PRESIDEN,DPR,DPA,BPK,MA, dimana masing-masing lembaga Negara ini mempunyai fungsi dan wewenang masing-masing tetapi tetap saling berhubungan dalam pelaksanaan tugasnya

Setelah reformasi dan dengan adanya amandemen UUD 1945, maka kedaulatan rakyat dibagikan secara horizontal dengan cara memisahkannya (separation of power) menjadi kekuasaan-kekuasaan dan fungsi lembaga-lembaga Negara sebagaimana diatur dalam UUD, yang masing-masing sederajat yang saling mengawasi dan mengimbangi (prinsip cheks and balance) yang dikenal dengan sistem pemisahan kekuasaan secara horizontal

Setelah reformasi di Indonesia terdapat 8 lembaga Negara, yaitu ; 1. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)

Dalam Pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa “ MPR terdiri atas anggota-anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan dari daerah dan

golongan-golongan,menurut aturan yang ditetapkan dengan UU” . setelah diamandemen berubah menjadi “ Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui Pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan UU”

Kewenangan MPR terdapat terdiri atas ;

1. Pasal 3 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD. Dimana ketentuan tentang cara pengubahan UUD diatur dalam Pasal 37 ayat (1) sampai (5)

2. Pasal 8 ayat (2) dan (3) UUD 1945, menegaskan MPR memiliki kewenangan untuk memilih preseiden dan wakil presiden yang terpilih dalam

pemilu,mangkat,berhenti,diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatan secara bersamaan

3. Kewenangan yang berkaitan dengan proses pemberhentian Presiden dan /atau wakil presiden dalam masa jabatan (pemakzulan ).

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya MPR mempunyai hak-hak tertentu yaitu ; Hak mengajukan usul perubahan pasal-pasal dalam UUD,

menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan, memilih dan dipilih, membela diri,imunitas,protokoler, serta hak keuangan dan administrasi.

MPR juga memiliki kewajiban-kewajiban yaitu ; 1. Mengamalkan Pancasila

2. Melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan 3. Menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan nasional

(6)

golongan

5. Melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah

2. PRESIDEN

Kewenangan presiden terdiri atas ;

1) Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, menyatakan Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. Sebagai kepala pemerintahan untuk menjalankan UU maka presiden

- menetapkan Peraturan Pemerintah, Pasal 5 ayat (2)

- serta mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR, Pasal 5 ayat (1)

2) Pasal 10 sampai pasal 15 UUD 1945 yang disebut kewenangan sebagai Kepala Negara. Sebagai kepala Negara Presiden

- memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Pasal 10

- Dengan persetujuan DPR, presiden menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain. Pasal 11

- Presiden menyatakan keadaan bahaya, syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan UU. Pasal 12

- Presiden mengangkat duta dan konsul ( Pasal 13 ayat (1) )serta menerima penempatan duta Negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 13 ayat (3)

- Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung, Pasal 14 ayat (1)

- Presiden memberi amnesty dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR, Pasal 14 ayat (2)

- Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU, Pasal 15

- Presiden mengesahkan RUU yang telah disetujui bersama untuk menjadi UU, Pasal 20 ayat (4)

3. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)

 DPR memiliki 3 fungsi yang terdapat dalam pasal 20A ayat 1 yang menegaskan “DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan”

(7)

 Fungsi legislasi DPR terdapat di dalam pasal 20 ayat 1 menyatakan “DPR memegang kekuasaan membentuk UU” dan pasal 21 ayat 1 menyatakan “Anggota DPR berhak mengajukan usul rancangan UU”

 Fungsi anggaran DPR terdapat dalam pasal 23 ayat 2 yang menyatakan “Rancangan UU APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD”

 Fungsi pengawasan DPR terdapat dalam pasal 20A ayat 2 dan pasal 20A ayat 3 yang berisi tentang hak lain DPR yaitu hak mengajukan pertanyaan,

menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas.

 Setiap anggota DPR mempunyai hak sama dalam beberapa hal, yaitu ; Hak mengajukan rancangan UU, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, memilih dan dipilih, membela diri, imunitas, protokoler, dan hak keuangan dan administratif

4. DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)

 DPD adalah merupakan wujud perwakilan daerah dalam pengambilan keputusan ditingkat nasional

 Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui Pemilu yang diikuti oleh perseorangan (Pasal 22C ayat 1)

 Anggota DPD tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR ( pasal 22C ayat 2)  dan bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (pasal 22C ayat 3)

 Tugas dan wewenang DPD antara lain ;

1. Mengajukan kepada DPR RUU yang berkaitan dengan OTODA, hubungan pusat dan daerah,pembentukan dan pemekaran,dan penggabungan daerah,

pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah (pasal 22D ayat 1) 2. Membahas RUU yang berkaitan dengan

OTODA………yang diajukan baik oleh DPR maupun oleh pemerintah ( pasal 22D ayat 2)

3. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN, RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama

4. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK ( pasal 23 )

5. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai OTODA,

pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama (pasal 22D ayat 3)

(8)

 BPK merupakan lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab tetang keuangan Negara yang bebas dan mandiri, termuat dalam Pasal 23E ayat 1 menyatakan “ Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab tentang keuangan Negara, diadakan satu badan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri”

 BPK berkedudukan di ibukota Negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi (Pasal 23G)

 Pasal 23F ayat 1 “ Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden”

 Tugas BPK antara lain ;

1. Pemeriksaan atas pelaksanaan APBN dan APBD serta pengelolaan keuangan dan kekayaan Negara dalam arti luas

2. Hasil pemeriksaan dilaporkan kepada DPR ditingkat pusat dan DPD,DPRD Provinsi serta DPRD Kabupaten/kota sesuai dengan tingkatan kewenangannya masing-masing

3. Melakukan pemeriksaan terhadap lembaga-lembaga Negara atau

pemerintahan serta Perusahaan Daerah,BUMN ataupun Perusahaan swasta yang didalamnya terdapat kekayaan negara

6. MAHKAMAH AGUNG (MA)

Fungsi kekuasaan kehakiman adalah menegakkan hukum dan keadilan melalui penyelenggaraan peradilan, sehingga kekuasaan kehakiman harus impartial dan bebas dari kekuasaan manapun , hal ini ditegaskan dalam Pasal 24 ayat 1

menyatakan “ kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan” Pemegang kekuasaan kehakiman selain MA, juga MK dan KY serta badan peradilan dibawahnya, hal ini dinyatakan dalam pasal 24 ayat 2 “kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agungdan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum,lingkungan peradilan agama,lingkungan peradilan militer,lingkungan tata usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”

Kewenangan MA terdapat dalam pasal, antara lain ‘24A ayat (1) UUD 1945 1. Kewenangan mengadili pada tingkat kasasi

2. Kewenangan mengujiperaturan perundang-undangan dibawah UU terhadap UU

Selain kewenangan pokok tersebut MA mempunyai kewenangan lain yaitu untuk memeriksa dan memutus ‘

(9)

b) Permohonan Peninjauan kembali (PK) putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap

c) Memberikan pendapat hukum atas permintaan presiden ataupun lembaga tinggi Negara lainnya

Kekuasaan kehakiman dalam MA dijalankan oleh Hakim Agung, yang memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela,adil,professional, dan

berpengalaman dibidang hukum (Pasal 24A ayat 2)

Hakim Agung dipilih melalui prosedur yang melibatkan peran Komisi yudisial, DPR, dan Presiden (Pasal 24A ayat 3)

7. MAHKAMAH KONSTITUSI (MK)

MK terbentuk beerdasarkan UU nomor 24 tahun 2003, yang disahkan tanggal 13 agustus 2003 dan termuat dalam Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor

98,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4316

Wewenang MK terdapat didalam pasal 24C ayat 1, antara lain ; a) Menguji UU terhadap UUD

b) Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan UUD

c) Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu d) Memutus pembubaran partai politik

Kewajiban MK yaitu memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden atau wakil presiden menurut UUD 1945 sebelum pendapat tersebut dapat diusulkan untuk memberhentikan presiden atau wakil presiden oleh MPR (pasal 24C ayat 2)

MK memiliki 9 orang Hakim Konstitusi yang ditetapkan Presiden (Pasal 24C ayat 3), dimana ke9 orzng tersebut diajukan masing-masing 3 orang oleh MA, 3 orang oleh DPR dan 3 Orang oleh Presiden

8. KOMISI YUDISIAL (KY)

Secara fungsional peranan KY bersifat penunjang terhadap lembaga pelaku kekuasaan kehakiman yaitu MA dan MK dan badan-badan peradilan dibawahnya, tetapi KY tidak menjalankan fungsi kekuasaan kehakiman.

KY berurusan dengan soal kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim. KY terdiri atas pimpinan berupa seorang ketua dan seorang wakil ketua yang merangkap anggota, serta terdiri atas 7 orang anggota yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas persetujuan DPR

Kewenangan KY terdapat didalam Pasal 24B ayat 1 yaitu “ KY bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai kewenangan lain dalam rangka menjaga dan menegakkan

(10)

7. SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH

Aturan tentang Pemerintahan daerah termuat didalam pasal 18 UUD 1945, dimana berdasarkan ketentuan ini maka di Indonesia terdapat pembagian daerah otonom yang berjenjang yaitu daerah-daerah provinsi dan setiap daerah provinsi tersebtu dibagi atas daerah-daerah kabupaten dan kota serta masing-masing memiliki pemerintahan daerah yang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

Asas otonomi memilki makna bahwa daerah mengatur dan menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa sendiri untuk

kepentingan masyarakat.

Tugas pembantuan bermakna bahwa pemerintah daerah juga melaksanakan suatu urusan pemerintahan yang sesungguhnya merupakan urusan

pemerintahan yang lebih tinggi diwilayah daerah tersebut.

Bentuk pelaksanaan asas otonomi adalah desentralisasi,bermakna penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri dalam sisten Negara Kesatuan Republik Indonesia ( Pemerintah daerah berkewajiban untuk patuh dan menghormati kewenangan yang dimiliki pemerintah pusat)

Referensi

Dokumen terkait

Otonomi daerah memiliki hubungan yang erat dengan desentralisasi, yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan

“Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”. 32 /

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, otonomi daerah adalah wewenang daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang

2 Secara normatif desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah otomom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan

Desentralisasi menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, dimaknai sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan

▪ Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi (PASAL 1, ayat 8 UU

32 Tahun 2004 adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, otonomi daerah adalah wewenang daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang