• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desentralisasi menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, dimaknai sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini mejadi penegasan pelimpahan kewenangan kepada pemerintahan daerah untuk mengatur dan mengurus secara otonom urusan pemerintahan menurut asas otonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah. Implementasi undang-undang tersebut menjadi momentum perpindahan pengawasan, sumber daya fiskal, otonomi politik dan tanggung jawab pelayanan publik dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

Sehingga otonomi daerah merupakan wewenang untuk mengatur urusan pemerintahan yang bersifat lokalitas menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, menjadi landasan hukum dalam pelaksanaan urusan-urusan yang menjadi bagian setiap strata pemerintahan. Adapun urusan-urusan tersebut, terdiri dari 34 urusan pemerintahan daerah meliputi 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan yaitu: a) Urusan Wajib (Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan hidup, Pekerjaan umum, Penataan ruang, Perencanaan pembangunan, Perumahan, Kepemudaan dan olahraga, Penanaman modal, Koperasi dan usaha kecil dan menengah, Kependudukan dan catatan sipil, Ketenagakerjaan, Ketahanan pangan,

(2)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

2 Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Keluarga berencana dan keluarga sejahtera, Perhubungan Komunikasi dan informatika, Pertanahan, Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, Otonomi daerah pemerintahan umum administrasi keuangan daerah perangkat daerah kepegawaian dan persandian, Pemberdayaan masyarakat dan desa, Sosial, Kebudayaan, Statistik, Kearsipan, Perpustakaan); b) Urusan Pilihan (Kelautan dan perikanan, Pertanian, Kehutanan, Energi dan sumber daya mineral, Pariwisata, Industri, Perdagangan, Ketransmigrasian).

Pelaksanaan urusan-urusan pemerintahan tersebut haruslah berdasarkan kaidah dan prinsip-prinsip good governance sebagai prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Dalam rangka itu, diperlukan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara baik dan bertanggung jawab, bersih serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme sebagaimana ditegaskan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang hal yang sama.

Selanjutnya dalam hal kepentingan transparansi dan akuntabilitas menurut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Intansi Pemerintah, yang pada dasarnya mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi, dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan, sebagai perwujudan pencapaian visi dan misi organisasi pemerintah.

Berdasarkan kerangka regulasi ini, maka menjadi kewajiban setiap Instansi Pemerintah untuk dapat menampilkan akuntabilitas kinerjanya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga terjadi sinkronisasi antara perencanaan ideal yang dicanangkan dengan keluaran dan manfaat yang

(3)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

3 dihasilkan. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, menjadi pedoman dalam tata kerja dan sistematika penyajian Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa Pemerintah Daerah merupakan entitas pelaporan, dalam hal ini pelaporan akuntabilitas kinerja. Pelaporan ini menjadi instrument komunikasi tentang capaian kuantitatif dan kualitatif kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan, sehingga dapat menjelaskan (obligation to answer) kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap ukuran dan evaluasi kinerja pelaksanaan pemerintah daerah, sebagai bentuk pengejawantahan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas.

B. Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sumbawa

Organisasi perangkat daerah Pemerintah Kabupaten Sumbawa meliputi sekretariat, lembaga teknis, dinas, kecamatan terdiri dari:

Sekretariat

1. Sekretariat Daerah 2. Sekretariat DPRD

Lembaga Teknis Daerah

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Inspektorat

3. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat 4. Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup

5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 6. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 7. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

8. Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 9. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

10. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah 11. Kantor Ketahanan Pangan

(4)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

4 12. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

13. Rumah Sakit Umum Daerah 14. Satuan Polisi Pamong Praja

Dinas

1. Dinas Pendidikan Nasional 2. Dinas Kesehatan

3. Dinas Sosial

4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

5. Dinas Perhubungan Komuniksasi dan Informatika 6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

7. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata 8. Dinas Pekerjaan Umum

9. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan 10. Dinas Pertanian Tanaman Pangan

11. Dinas Peternakan

12. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 13. Dinas Kelautan dan Perikanan 14. Dinas Pertambangan dan Energi 15. Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset

Kecamatan

SKPD kecamatan di Kabupaten Sumbawa terdiri dari 24 kecamatan yaitu:

Kecamatan Alas Barat; 2) Kecamatan Alas; 3) Kecamatan Buer; 4) Kecamatan Utan; 5) Kecamatan Rhee; 6) Kecamatan Labuhan Badas; 7) Kecamatan Sumbawa; 8) Kecamatan Unter Iwis; 9) Kecamatan Batulanteh;

10) Kecamatan Moyo Utara; 11) Kecamatan Moyo Hilir; 12) Kecamatan Moyo Hulu; 13) Kecamatan Ropang; 14) Kecamatan Lenangguar; 15) Kecamatan Orong Telu; 16) Kecamatan Lantung; 17) Kecamatan Lunyuk;

18) Kecamatan Lopok; 19) Kecamatan Lape; 20) Kecamatan Maronge; 21) Kecamatan Plampang; 22) Kecamatan Labangka; 23) Kecamatan Empang;

24) Kecamatan Tarano.

(5)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

5 C. Gambaran Umum Kabupaten Sumbawa

1. Aspek Geografi dan Demografi

Batas dan Luas Wilayah. Kabupaten Sumbawa terdiri dari 24 kecamatan, 8 kelurahan, 158 desa (1 desa persiapan) dan 575 dusun. Secara astronomis terletak diantara 116042’–118022’ BT, 808’–907’ LS.

Adapun batas-batas wilayah adalah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Dompu, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa Barat dan Selat alas.

Luas wilayah keseluruhan mencapai 11.556,44 km² (45,52% NTB), yang terdiri dari daratan 6.643,98 km², dan lautan 4.912,46 km².

(6)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

6 Gambar 1.1

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Sumbawa

Topografi. Menurut karakteristik topografinya, permukaan tanah di wilayah Kabupaten Sumbawa cenderung berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0 – 1.730 meter di atas permukaan laut (mdpal), dimana sebagian besar diantaranya (355.108 Ha) berada pada ketinggian 100 hingga 500 mdpal (41,81%). Sementara itu ketinggian untuk kota-kota kecamatan berkisar antara 10 hingga 650 mdpal. Ibukota kecamatan Batulanteh (Semongkat) merupakan ibukota kecamatan dengan ketinggian tertinggi dari permukaan air laut, sedangkan Sumbawa Besar (ibukota kecamatan Sumbawa) merupakan ibukota kecamatan dengan ketinggian terendah dari permukaan air laut. Dalam konteks pembangunan daerah, kondisi topografi berpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur dan fasilitas publik. Wilayah yang didominasi kemiringan lahan

>40% seperti Kecamatan Batulanteh, Ropang, Lenangguar, dan Orong Telu

(7)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

7 pada umumnya aksesibilitas masyarakat di wilayah tersebut amat rendah, sehingga diperlukan penyediaan infrastruktur dan fasilitas yang menunjang peningkatan aksesibilitas masyarakat. Disamping itu, topografi berkaitan erat pula dengan kerentanan erosi. Menurut Data Pokok NTB, sekitar 64% lahan di Kabupaten Sumbawa tergolong peka hingga sangat peka terhadap erosi, sehingga upaya rehabilitasi lahan amat penting dan mendesak dilakukan.

Klimatologis. Kabupaten Sumbawa adalah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun 2011 temperatur maksimum mencapai 36,6

oC yang terjadi pada bulan Oktober dantemperatur minimum 32,0 oC yang terjadi pada bulan Januari. Rata-rata kelembaban udara tertinggi selama tahun 2011 mencapai 89% pada bulan Januari dan terendah mencapai 70%

pada bulan Agustus dan September, serta tekanan udara maksimum 1.011,1 mb dan minimum 1.006,5 mb. Adanya gejala alam seperti elnino yang melanda sebagian wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Sumbawa, berpengaruh terhadap banyaknya hari hujan dan curah hujan. Hal ini terlihat dari banyaknya hari hujan dan curah hujan yang terjadi sepanjang tahun 2011. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah hari hujan lebih banyak yaitu sebanyak 148 hari, dengan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari sebanyak 26 hari.

Demikian juga dengan curah hujan, dimana curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Pebruari yaitu sebesar 316 mm.

(8)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

8 Geologi. Kabupaten Sumbawa sebagaimana sebagian wilayah Indonesia terletak dalam sabuk gunung api (ring of fire). Dalam Peta Tatanan Geologi dan Gunung Berapi Indonesia, Kabupaten Sumbawa tempat pertemuan 2 lempeng aktif dunia yaitu Lempeng Indo-Australia (bagian selatan) dan Lempeng Eurasia (bagian utara). Kondisi geologis tersebut menyebabkan Kabupaten Sumbawa kaya akan deposit sumberdaya mineral sekaligus rawan terhadap bencana alam.

Sumberdaya mineral potensial berupa emas (180 ribu m3), tembaga (1,575 juta m3), lempung/tanah liat (5,9 juta m3), batu gamping (274,29 juta m3) dan marmer (43,06 juta m3), pasir besi (304,5 m3), sirtu (793 ribu m3) dan batu bangunan (269,22 juta m3). Potensi energi panas bumi juga terdapat di Kecamatan Maronge dengan potensi 6 Mwe untuk pemanfaatan langsung.

Potensi angin juga cukup memadai untuk pembangkit listrik skala kecil terutama pada 6 kecamatan yakni Alas Barat (376,177 watt), Labuhan Badas (612,541 watt), Labangka (525,177 watt), Empang (376,177 watt), Plampang (313,621 watt) dan Lape (258,415 watt). Demikian pula potensi sumberdaya air, disamping digunakan sebagai air irigasi juga dapat digunakan untuk Pembangkit Listrik Mikro Hidro yang terdapat di 16 lokasi potensial dengan potensi energi 3.082 Kwatt.

Kondisi Pengembangan Wilayah. Berdasarkan kondisi karakteristik wilayah dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti terlihat pada tabel 2.1.

Tabel 1.1

Lokasi Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2031

No. Jenis Kawasan Lokasi

1 Kawasan Hutan Produksi Tetap

Kawasan Hutan Produksi Tetap yaitu Ngali RTK 12 (1.135,10 Ha), Serading RTK 36 (826 Ha), Pusuk Pao RTK 38 (2.072,30 Ha), Buin Soway RTK 57 (3.813,90 Ha), Selalu Legini RTK 59 (5.415 Ha), Klongkang P.

Ngengas RTK 60 (976,06 Ha), Batu Lanteh RTK 61 (1.891,40 Ha), Dodo Jaran Pusang RTK 64 (12.571,10 Ha), Ampang Kampaja RTK 70 (11.113 Ha), Olat Lake/Olat Cabe RTK 78 (3.451,78 Ha), Gili Ngara/Olat

(9)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

9

No. Jenis Kawasan Lokasi

Puna RTK 79 (2.617,80 Ha), P. Rai Rakit Kwangko RTK 80 (4.745,31 Ha), Samoko Lito RTK 89 (251,50 Ha).

2 Kawasan Peruntukan Perikanan, Kelautan, Pesisir dan Pulau Kecil

Kawasan Alas dan Pantai Utara Kabupaten Sumbawa dan sekitarnya sebagai kawasan penangkapan ikan, budidaya laut, budidaya tambak, pertambangan, cagar wisata, konservasi terumbu karang dan lamun, perlindungan cagar alam dan pelabuhan;

Kawasan Teluk Saleh dan sekitarnya sebagai kawasan penangkapan ikan, budidaya laut, budidaya tambak, pertambangan, wisata bahari, pelestarian ekosistem dan pelabuhan;

3 Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi terdiri dari beririgasi teknis seluas 17.714 Ha;

Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi setengah teknis seluas 8.839 Ha;

Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi sederhana seluas4.602 Ha;

Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi non PU seluas 4.397Ha;

Kawasan pertanian lahan sawah tadah hujan seluas 7.627 Ha;

Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering tersebar di seluruh kecamatan seluas 23.795 Ha.

Kawasan pertanian tanaman hortikultura semusim tersebar di seluruh wilayah kecamatan seluas 91.905 Ha.

4 Kawasan Peruntukan Perkebunan

Perkebunan dikembangkan di Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIM-Bun): Rhee dengan tanaman unggulan kelapa, jambu mete;

Batulanteh dengan tanaman unggulan kopi,

Komoditi unggulan jambu mete di KIM-Bun : Utan Rhee,

Komoditi kelapa di KIM-Bun : Sumbawa;

Komoditi kopi di KIM-Bun : Batulanteh,

Komoditi kemiri di KIM-Bun : Batulanteh,

Kawasan perkebunan dikembangkan kegiatan agroindustri Hasil tanaman perkebunan dan tanaman komoditi unggulan;

5 Kawasan Peruntukan Pertambangan

WUP operasi produksi di Pulau Sumbawa seluas 100.536,29 Ha

Zona-zona tertentu yang telah dinyatakan layak berdasarkan Hasil kajian teknis, ekonomi dan lingkungan.

(10)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

10

No. Jenis Kawasan Lokasi

6 Kawasan Peruntukan Peternakan

Kec. Rhee (240 Ha), Lape Lopok (1.426 Ha), Moyo Hilir (13.097 Ha), Moyo Hulu (1.175 Ha), Utan (1.025 Ha), Empang (920 Ha), Tarano (685 Ha), Plampang (1.455 Ha), Labangka (458 Ha), Maronge (1.700 Ha), Ropang (0.539 Ha), Batu Lanteh (269 Ha).

Demografi. Selama kurun waktu 20 tahun terakhir, penduduk Kabupaten Sumbawa telah meningkat sampai 36% yaitu dari 305.531 pada tahun 1990 menjadi 415.789 pada tahun 2010. Tingkat laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumbawa pada periode tahun 1980-1990 adalah 2,26 turun menjadi 1,67 pada periode tahun 1990-2000. Sementara itu rata- rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumbawa pada periode tahun 2000-2010 adalah pada kisaran 1,55%. Tingkat laju pertumbuhan penduduk pada masing-masing kecamatan berdistribusi normal (relatif merata), artinya tidak ada kecamatan yang mempunyai laju pertumbuhan penduduk sebagai angka pertumbuhan pencilan kecuali Kecamatan Sumbawa yang jauh di atas kecamatan lainnya. Hal ini cukup dipahami karena dinamika penduduk di kecamatan ini relatif tinggi disebabkan oleh posisinya sebagai ibukota kabupaten dan sekaligus sebagai pusat aktivitas ekonomi dan perdagangan.

Tabel 1.2

Situasi Penduduk Kabupaten Sumbawa

No Uraian 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah Penduduk 408.889 412.495 415.789 419.989

2 Sex ratio 104 104 104 104

3 Jumlah Rumah tangga 101.392 105.568 108.938 109.456

4 Tingkat Kepadatan 62 62 63 63

(11)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

11 Persebaran penduduk berkaitan dengan keseimbangan daya dukung lingkungan (luas wilayah). Dari sisi wilayah, Kabupaten Sumbawa yang seluas 6.643,98 Km² memiliki kepadatan penduduk yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dimana pada tahun 2004 kepadatan penduduk Kabupaten Sumbawa 56 orang/km² menjadi 63 orang/km² pada tahun 2011.

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan rasio jenis kelamin (sex ratio), yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin atau perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan dapat menjadi dasar dalam pemenuhan berbagai ragam aspek pelayanan, jenis pelayanan untuk penduduk laki-laki dan perempuan. Selain itu rasio jenis kelamin juga menggambarkan pola migrasi penduduk laki-laki dan perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Sumbawa selama empat tahun terakhir berada di atas 100 yaitu 104.

Berdasarkan rincian penduduk Kabupaten Sumbawa menurut golongan umur dan jenis kelamin menunjukkan ciri antara lain. Pertama, struktur umur penduduk Kabupaten Sumbawa masih tergolong ”muda”, walaupun terjadi penurunan pada dua tahun terakhir. Proporsi penduduk di bawah 15 tahun masih cukup tinggi, yaitu 33,43% pada tahun 2007, menjadi 30,13% pada tahun 2008, menjadi 30,10% pada tahun 2009, dan tahun 2010 sebesar 30,44%.

Sedangkan penduduk usia lebih besar dari 15 tahun (usia produktif) cukup signifikan yaitu lebih dari separuh total jumlah penduduk yaitu sebesar 62,70%

pada tahun 2007, tahun 2008 meningkat menjadi 66,26%, 66,45% pada tahun 2009, dan tahun 2010 turun menjadi 64,68%. Kedua, proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas) menunjukkan 3,87% pada tahun 2007, 3,61% pada tahun 2008, 3,45% pada tahun 2009, dan 4,88% pada tahun 2010. Sehubungan dengan struktur penduduk ini, rasio ketergantungan (dependensi ratio) penduduk Kabupaten Sumbawa cukup fluktuatif dari tahun ke tahun. Rasio ketergantungan ini menggambarkan beban tanggungan ekonomi kelompok usia produktif (penduduk usia antara 16-64 tahun) terhadap kelompok usia tidak produktif (penduduk usia muda 0-15 tahun dan usia tua 65 tahun ke atas).

(12)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

12 Dari struktur umur penduduk Kabupaten Sumbawa dari tahun 2007 sampai tahun 2011, proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas (usia produktif) di atas 66%.. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sumbawa tahun 2006 sebesar 72,32%, sebesar 73% pada tahun 2007, 72% tahun 2008, 65,51% tahun 2009, dan 75,21% pada tahun 2010 dan 78,85 pada tahun 2012 dengan lapangan usaha terbesar pada sektor pertanian.

2. Perekonomian Daerah

Perekonomian Kabupaten Sumbawa masih cukup kuat untuk menghadapi tantangan perekonomian yang berlangsung hingga saat ini. Hal itu terbukti dengan terus tumbuhnya di tahun 2012.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB- ADHB) Kabupaten Sumbawa dari tahun ke tahun terus tumbuh dan berkembang.

Tahun 2006 angkanya sebesar Rp.2.339.417 juta, menjadi Rp.2.637.990 juta tahun 2007 dan Rp.3.027.829 juta pada tahun 2008. Sedangkan tahun 2009 mencapai Rp.3.453.488 juta, tahun 2010 sebesar Rp.3.968.119 juta dan tahun 2011 sebesar Rp 4.642.102 juta. Dengan demikian dalam periode tersebut PDRB-ADHB tumbuh dengan laju rata-rata 14%, yakni 12,53% di tahun 2006, 12,76% tahun 2007, 14,78% tahun 2008, 14,06% tahun 2009, 14,90% tahun 2010 dan 17,03% tahun 2011.

Perkembangan PDRB secara riil, PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB-ADHK) harga konstan tahun 2000, PDRB-ADHK Kabupaten Sumbawa meningkat dari Rp.1.493.099 juta pada tahun 2006 menjadi Rp.1.564.566 juta

(13)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

13 pada tahun 2007, dan menjadi Rp.1.640.941 juta pada tahun 2008. Sedangkan untuk tahun 2009 mencapai Rp.1.730.446 juta, tahun 2010 mencapai Rp.1.833.215 dan tahun 2011 mencapai Rp 1.959.640. Berdasarkan angka tersebut, rata-rata pertumbuhan PDRB-ADHK pada periode 2006-2010 sebesar 5,15% dengan pertumbuhan masing-masing per tahun 4,68%, 4,79%, 4,88%, 5,45%, 5,94% dan 6,91% untuk tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011.

Angka PDRB tersebut diatas menggambarkan kinerja perekonomian daerah secara makro, yakni memperlihatkan besarnya nilai tambah yang terjadi pada 9 sektor lapangan usaha.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumbawa yang konsisten tersebut tidak terlepas dari upaya pemerintah daerah bersama swasta dan masyarakat dalam melaksanakan serangkaian program dan kegiatan pembangunan terutama yang berdampak pada penguatan basis pertumbuhan ekonomi dengan mengandalkan ketergantungan terhadap sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian). Untuk kedepannya, sasaran pembangunan ekonomi adalah mendorong pertumbuhan sektor-sektor sekunder (industry pengolahan, listrik, gas dan air bersih, serta bangunan) dan sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran, dan jasa-jasa) agar mampu mengimbangi ketergantungan terhadap sektor primer.

Peranan sektor pertanian dalam membentuk struktur ekonomi mencapai 40,62% pada tahun 2011. Disamping itu, peran sektor perdagangan, hotel dan restoran juga memberikan indikasi yang menggembirakan dalam terbentuknya struktur ekonomi. Pada tahun 2011 sektor ini mampu memberikan kontribusi terbesarnya setelah sektor pertanian, yakni mencapai 19,55%, sedangkan kontribusi peran pembangunan ekonomi yang diberikan sektor jasa-jasa mencapai 11,55% dan menjadi penyumbang terbesar ketiga pada tahun 2011.

Peningkatan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta jasa-jasa didorong oleh pertumbuhan pada subsector jasa pemerintahan umum yang bersumber dari belanja pemerintah (government expenditure) baik yang berasal dari APBD Kabupaten Sumbawa maupun APBD Provinsi dan APBN yang berhasil kita tarik untuk dibelanjakan di daerah kita.

(14)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

14 Kecenderungan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, dan beberapa sektor primer secara nominal terus meningkat namun secara proporsi terhadap keseluruhan sektor lapangan usaha cenderung menurun. Hal ini menandakan sektor pertanian sebagai sektor basis telah mampu mendorong berkembangnya sektor-sektor lainnya. Pendapatan perkapita ADHB Kabupaten Sumbawa sebesar Rp.3.600.114 tahun 2005 menjadi Rp.4.409.005 tahun 2010 dan Rp 4.642.102 tahun 2011.

3. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Secara umum terdapat 34 bidang urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah, yang dibagi berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan.

Pendidikan. Indikator kinerja kunci penyelengara- an urusan wajib pendidikan adalah capaian angka melek huruf (AMH), rata-rata lama sekolah serta Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Melek Huruf (AMH) merupakan salah satu komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM). AMH menunjukkan proporsi penduduk berusia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Angka melek huruf di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2012 sudah mencapai 99,51%. APK jenjang SD/MI dari 103,09 pada tahun 2005

(15)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

15 meningkat tajam menjadi 106,17 di tahun 2012. APK SMP/MTs naik dari 86,28 menjadi 92,96 pada tahun 2012, APK SMA/SMK/MA juga naik dari 62,31 pada tahun 2005 menjadi 80,44 pada tahun 2012. Sedangkan APM SD/MI naik dari 87,82 menjadi 99,02; APM SMP/MTS dari 64,36 menjadi 89,4 dan APM SMA/SMK/MA naik dari 39,87 menjadi 63,82. Berdasarkan data tersebut, telah terjadi peningkatan indikator partisipasi masyarakat pada semua jenjang pendidikan, meskipun ada kecenderungan semakin tinggi jenjang pendidikan, tingkat APK/APM semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua lulusan melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi.

Pendukung pencapaian angka partisipasi pendidikan tersebut adalah sarana sekolah. Secara proporsional kondisi sekolah di Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut.

Kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan prioritas pembangunan Kabupaten Sumbawa. Indikator kinerja kunci pembangunan kesehatan adalah angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI), angka gizi buruk dan angka harapan hidup pada waktu lahir. AKB menunjukkan jumlah bayi meninggal dalam usia kurang satu tahun tiap 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB Kabupaten Sumbawa tahun 2005 mencapai 59, pada tahun 2008 tercatat menjadi 45, pada tahun 2009 turun

(16)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

16 menjadi 35 dan tahun 2012 menjadi 28. AKB didominasi oleh AKB post- neonatal yaitu disebabkan ispa dan diare, sedangkan AKB neonatal karena perdarahan dan eklampsia/pre-eklampsia. Selanjutnya, AKI yang merupakan jumlah kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup dalam kurun satu tahun. AKI kabupaten sumbawa tahun 2005 mencapai 136 dan pada akhir 2008 menurun menjadi 19, pada tahun 2009 turun menjadi 10 dan pada tahun 2012 turun menjadi 7. Penyebab utama AKI di di Kabupaten Sumbawa adalah perdarahan, infeksi, partus lama dan eklampsia/pre-eklampsia.

Status gizi buruk juga terus mengalami penurunan dari tahun 2005 sebanyak 255 orang, menjadi 223 orang pada tahun 2007. Pada tahun 2008 sebanyak 204 orang, pada tahun 2009 sebanyak 197 balita dan pada tahun 2012 sebanyak 91 kasus berstatus gizi buruk. Kondisi tersebut menggambarkan terjadinya penurunan kasus gizi buruk dari tahun ke tahun.

Indikator kunci pembangunan kesehatan adalah berhubungan dengan SDM dan sarana prasarana kesehatan antara lain:

1) Jumlah sarana kesehatan, pada tahun 2005 jumlah puskesmas di kabupaten sumbawa sebanyak 15 unit, 2 unit diantaranya merupakan puskesmas perawatan. Puskesmas pembantu 83 unit dan polindes 53 unit serta pemondokan bidan desa 30 unit. Hingga tahun 2012 kita sudah memiliki puskesmas 25 unit, 4 unit diantaranya sudah dinaikan statusnya menjadi puskesmas poned dan 5 unit puskesmas perawatan, 97 unit puskesmas pembantu, 76 unit polindes dan 647 unit posyandu aktif.

2) Rasio jumlah penduduk terhadap pusat pelayanan kesehatan, rasio penduduk-pusat layanan kesehatan pada tahun 2006 adalah 3.603, artinya 1 pusat layanan kesehatan melayani 3.603 penduduk. Pada tahun 2007 rasio tersebut menurun menjadi 3.478, 2.641 penduduk tahun 1012 .

3) SDM dan manajemen pelayanan kesehatan. Rasio dokter terhadap jumlah penduduk juga meningkat. Jika pada tahun 2005 secara rata- rata 1 dokter melayani 11.261 penduduk, maka pada tahun 2008, 1

(17)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

17 dokter melayani 3.600 penduduk. Hingga tahun 2012 ini memiliki 9 dokter spesialis, 51 dokter umum, 13 dokter gigi, serta didukung 6 apoteker, 191 tenaga keprawatan. Sebagai bukti pembenahan manajemen pelayanan, pada tahun 2009 RSUD Sumbawa memperoleh sertifikat akreditasi rumah sakit dengan status akreditasi penuh tingkat dasar dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yang meliputi administrasi manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan dan rekam medis.

Prasarana wilayah. Gambaran umum panjang jalan di kabupaten sumbawa tahun 2012 meliputi jalan negara 262,03 km, jalan provinsi 362,03 km, jalan kabupaten 951,51 km.

Khusus untuk kondisi jalan kabupaten, kondisi mantap 490,72 km atau 51,57%, kondisi tidak mantap 158,43 km atau 16,7% dan kondisi kritis 302,36 km atau 31,8%. Sedangkan pembangunan prasarana irigasi hingga tahun 2012 relatif lebih baik. Pemeliharaan bendung dan bendungan, jaringan irigasi dan penguatan kelembagaan P3A mampu mendukung peningkatan produksi sector pertanian.

Tabel 1.3

Jaringan Irigasi Kabupaten Sumbawa

No Uraian

Kewenangan

Pusat Provinsi Kabupaten

2011 2012 2011 2012 2011 2012

1 Luas baku (Ha) 9475 9475 13.875 13.875 11.228 11.228 2 Luas Irigasi (Ha) 9475 9475 12.277 12.277 8.362 8.362 3 Saluran induk (m) 9412 9412 28.912 163.247 31.639,5 31.639,5 4 Saluran sekunder (m) 144.990 144.990 28.912 163.247 180.234 180.234 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Sumbawa

4. Aspek Daya Saing

(18)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

18 Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Aspek daya saing (competitiveness) mengukur kemampuan daerah untuk menghasilkan barang dan jasa untuk mencapai peningkatan kualitas hidup masyarakat suatu daerah.

Sektor Pertanian. Tanaman padi yang merupakan bahan makanan pokok masyarakat merupakan komoditas strategis dan kita patut berbangga karena Kabupaten Sumbawa merupakan daerah lumbung padi secara regional bahkan nasional.

Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas padi dalam kurun waktu 2006-2012 terjadi peningkatan luas panen dari 63.805 Ha menjadi 85.576 Ha sedangkan produksinya meningkat dari 289.306 ton tahun 2006 menjadi 422.888 ton tahun 2012, demikian pula produktivitasnya naik dari 4,53 ton/ha tahun 2006 menjadi 4,94 ton/ha tahun 2012.

Tabel 1.4

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi dan Palawija di Kabupaten Sumbawa (2012)

No Komoditi Luas Panen

(Ha) Produktivitas

(ton/Ha) Produksi (ton)

1 Padi 85.576 4,94 422.888

2 Jagung 35.251 5,11 179.949

3 Kedelai 3.152 1,52 4.774

4 Kacang tanah 935 1,16 1.085

5 Kacang hijau 17.085 1,12 19.151

6 Ubi kayu 321 14,74 4.733

7 Ubi jalar 80 13,30 1.064

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sumbawa

(19)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

19 Peternakan. Pengembangan kawasan peternakan Kab.

Sumbawa sampai tahun 2012, tersebar di beberapa kecamatan, dan untuk saat ini sebaran populasi terbesar berada pada: (1) Sapi Sumbawa (lokasi: Desa Penyaring Kec. Moyo Utara);

(2) Kerbau Sumbawa (lokasi:

Desa pernek, Lenangguar, Sumbawa, Karang Dima, Rhee, Stowe Brang, Juru Mapin, Labuhan Alas, Labuhan Mapin, Mapin Kebak, Olat Rawa, Jotang).

Perikanan. Luas potensi wilayah perairan usaha penangkapan ikan di Kabupaten Sumbawa 3.831,72 Km2. Potensi areal untuk pengembangan budidaya laut seluas ± 21.850 Ha dengan potensi produksi 912.093 ton/tahun. Sedangkan tingkat pemanfaatannya berkisar seluas 8.308 Ha (38,02 %) dengan jenis komoditi antara lain mutiara, ikan kerapu, dan rumput laut. Pemanfaatan potensi perairan untuk ketiga komoditi perikanan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Potensi areal pemanfaatan budidaya mutiara adalah 5.700 Ha. Pemanfaatan masih dilakukan pihak swasta pada 10 kecamatan (Alas Barat, Alas, Utan, Rhee, Lab. Badas, Moyo Hilir, Lape, Plampang, Labangka dan Tarano); (2) Luas potensi areal pemanfaatan budidaya ikan kerapu 1.200 Ha;

dan (3) Budidaya rumput laut, areal yang dapat dimanfaatkan cukup luas yaitu 14.950 Ha. Demikian pula dengan budidaya tambak. Luas areal budidaya

(20)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

20 tambak di Kabupaten Sumbawa adalah 10.375 Ha tersebar di 15 (lima belas) kecamatan. Areal yang telah dimanfaatkan seluas 2.720,3 Ha.

Sektor Pertambangan. Potensi emas di lokasi Dodo dan sekitarnya secara terukur sebesar 1.671 ton dengan areal 200 Ha, dan potensi pasir besi di sepanjang pantai selatan. Potensi mineral di Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu keunggulan komparatif wilayah. Jenis mineral yang didentifikasi meliputi sirtu, batu bangunan, tanah urug, batu lempung/ tanah liat, kaolin, gipsum, batu gamping, marmer, krisopras, batuan silika, kalsedon, emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), pasir besi.

D. Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Struktur APBD Kabupaten Sumbawa yang meliputi pendapatan, belanja dan pembiayaan tahun 2012 adalah sebagai berikut.

Tabel 1.5

Struktur Anggaran dan Realisasi APBD Kabupaten Sumbawa Tahun 2012

NO URAIAN ANGGARAN REALISASI %

A PENDAPATAN 856,858,021,196.19 848,097,391,056.64 98.98 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 71,468,220,437.19 60,997,729,531.64 85.35 a Pajak Daerah 10,872,866,644.86 12,084,983,298.00 111.15 b Retribusi Daerah 28,991,666,672.00 27,337,101,292.00 94.29 c Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan 25,346,955,256.00 10,932,219,816.00 43.13 d Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah 6,256,731,864.33 10,643,425,125.64 170.11 2 DANA PERIMBANGAN 696,119,081,598.00 695,864,391,400.00 99.96

a Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

46,732,174,598.00 46,477,484,400.00 99.46 - Bagi Hasil Pajak 31,941,741,901.00 30,409,567,449.00 95.20 - Bagi Hasil Bukan

Pajak/Sumber Daya Alam

14,790,432,697.00 16,067,916,951.00 108.64 b Dana Alokasi Umum 586,148,017,000.00 586,148,017,000.00 100.00 c Dana Alokasi Khusus 63,238,890,000.00 63,238,890,000.00 100.00 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN

DAERAH YANG SAH 89,270,719,161.00 91,235,270,125.00 102.20

a Pendapatan Hibah 698,396,000.00 643,163,640.00 92.09

b Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

16,279,136,161.00 18,298,919,485.00 112.41

c Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

72,093,187,000.00 72,093,187,000.00 100.00

(21)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2012

21

NO URAIAN ANGGARAN REALISASI %

d Dana Penyesuaian 72,093,187,000.00 72,093,187,000.00 100.00 e Bantuan Keuangan dari

Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

200,000,000.00 200,000,000.00 100.00

- Bantuan Keuangan dari Provinsi

200,000,000.00 200,000,000.00 100.00 B BELANJA 929,427,076,837.05 851,444,744,476.87 91.61 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 592,618,590,954.66 551,494,227,334.57 93.06 a Belanja Hibah 43,375,318,538.00 39,861,205,850.00 91.90 b Belanja Bantuan Sosial 7,026,568,430.00 6,399,794,462.00 91.08 c Belanja Bagi Hasil kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

354,900,000.00 325,500,000.00 91.72

- Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa

354,900,000.00 325,500,000.00 91.72

d Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/

Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik

34,890,990,466.97 31,041,404,028.57 88.97

- Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Daerah/Pemerintahan Desa lainnya

34,122,538,504.00 30,272,952,986.00 88.72

e Belanja Tidak Terduga 1,500,000,000.00 223,236,000.00 14.88 2 BELANJA LANGSUNG 336,808,485,882.39 299,950,517,142.30 89.06 a Belanja Pegawai 31,400,778,507.00 28,381,363,176.00 90.38 b Belanja Barang dan Jasa 163,006,581,896.04 143,385,618,298.30 87.96 c Belanja Modal 142,401,125,479.35 128,183,535,668.00 90.02 SURPLUS / DEFISIT (72,569,055,640.86) (3,347,353,420.23) 4.61 C PENERIMAAN PEMBIAYAAN

DAERAH

81,693,803,190.36 81,663,971,690.36 99.96 a Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya

81,639,453,190.36 81,639,453,190.36 100.00

b Penerimaan kembali Pemberian

Pinjaman 54,350,000.00 24,518,500.00 45.11

D PENGELUARAN PEMBIAYAAN

DAERAH 9,124,747,549.50 6,624,747,549.50 72.60 a Penyertaan Modal (Investasi)

Pemerintah Daerah 9,018,507,549.50 6,518,507,549.50 72.28 b Pembayaran Pokok Utang 106,240,000.00 106,240,000.00 100.00 PEMBIAYAAN NETTO 72,569,055,640.86 75,039,224,140.86 103.40 SISA LEBIH/KURANG

PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN

0.00 71,691,870,720.63

Sumber: Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kab. Sumbawa, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian melalui Kurikulum Kursus Penyiar Televisi Berbasis Komptensi ini, peserta kursus dimungkinkan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang memadai baik

Nomor : 421.3/142/DS/SDN 02 CENTRE/CRP/2012 Kepada Lamp : - Yth. Wali Murid dari Sipat : Penting Rizki Hairun (Kelas V B) Prihal : PANGGILAN

 Dukung pasien dan orang lain yang signifikan untuk mengevaluasi hasil dari interaksi sosial, memberikan reward pada diri sendiri untuk hasil yang positif dan penyelesaian masalah

Jadi yang peneliti maksud dengan judul “Upaya Kepala Sekolah dalam Mencapai Visi dan Misi Sekolah (Studi di SD Negeri 03 Pododadi Karanganyar)” adalah penelitian

Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi anak asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota

Pelaksanaan (implementing) Hasil proses observasi dan wawancara terhadap subjek penelitian mengenai pelaksanan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di PIAUD-RA Ibnu

Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam penyelesaian studi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapatdisimpulkan bahwa Word of Mouth (X1) dan Brand Image (X2) yang dilakukan oleh Running Korean Street Food Samarinda