• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKROEKONOMI PENGANGGURAN INFLASI DAN KE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKROEKONOMI PENGANGGURAN INFLASI DAN KE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKROEKONOMI

PENGANGGURAN, INFLASI

DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

( KELOMPOK V )

DOSEN PEMBIMBING :

Rully Wiliandri.S,E.M.M

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAGEMENT

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kepada Allah Yang Maha Besar atas segala

pertolongan, petunjuk, serta Berkat, hikmat dan kekuatan yang Dia berikan,

sehingga Kami “Kelompok V” dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan

baik.

Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah sebagai salah satu

syarat untuk mendapatkan nilai pada Mata Kuliah “Ekonomi Makro” pada

UNIVERSITAS NEGERI MALANG, yang berlokasikan di MALANG, serta dapat memperluas Wawasan dan Pengetahuan dari rekan-rekan Mahasiswa yang

lain pemahamanya tentang materi ini.

Kami sebagai Penulis menyadari, masih banyak kekurangan – kekurangan

dalam pembuatan Tugas Makalah ini, karena keterbatasan pengetahuan,

pengalaman dan kemampuan penulis, penulis juga menyadari bahwa pembuatan

Makalah ini akan mengalami banyak kesukaran tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik

yang membangun untuk Tugas Makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan manfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Malang, 16 Oktober 2013 Penulis,

(3)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I A. PENDAHULUAN I. MASALAH PENGANGGURAN ... 1

II. TUJUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH ... 7

III. MASALAH INFLASI / KENAIKAN HARGA ... 9

IV. INFLASI MERAYAP DAN HIPERINFLASI ... 6

V. EFEK BURUK INFLASI ... 7

VI. KEBIJAKAN FISKAL, MONETER DAN MASALAH PENGANGGURAN ... 9

VII. MASALAH INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH ...12

VIII. KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN ...14

BAB II PENUTUP KESIMPULAN ...15

DAFTAR PUSTAKA ……….16

NAMA – NAMA KELOMPOK ...17

BAB I

PENDAHULUAN

(4)

dihadapi suatu perekonomian dan bentuk Kebijakan Pemerintah yang dapat dijalankan untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian pada hakikatnya bab ini akan membincangkan dua hal pengangguran dan Inflasi yang dihadapi suatu ekonomi dan bentuk Kebijakan Pemerintah yang dapat dijalankan untuk mengatasi masalah tersebut. Tiga bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan yaitu kebijakan fiscal, kebijakan moneter dan kebijakan segi penawaran.

Ada tiga faktor mendasar yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia. Ketiga faktor tersebut adalah, ketidaksesuaian antara hasil yang dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran tenaga kerja dan kualitas Sumber Daya Manusia yang dihasilkan masih rendah. Lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja umumnya tidak sesuai dengan tingkat pendidikan atau ketrampilan yang dimiliki. Umumnya perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan tenaga yang siap pakai, artinya sesuai dengan pendidikan dan ketrampilannya, namun dalam kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang siap pakai tersebut. Justru yang banyak adalah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan job yang disediakan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. MASALAH PENGANGGURAN

(5)

1. JENIS PENGANGGURAN BERDASARKAN PENYEBABNYA a. Pengangguran Normal atau Friksional

Pengangguran Normal atau Friksional adalah seseorang yang berhenti bekerja karena kurang menyukai pekerjaannya atau tidak sepaham dengan atasannya.

Contoh, seseorang sudah memiliki pekerjaan di suatu toko misalnya, namun berhenti bekerja karena tidak menyukai pekerjaannya

b. Pengangguran Siklikal

Pengangguran Siklikal adalah seseorang yang diberhentikan karena perusahaan mengurangi pekerja akibat penurunan permintaan. Contoh, orang-orang yang di PHK.

c. Pengangguran Struktural

Pengangguran Struktural adalah seseorang yang berhenti bekerja karena perusahaannya ditutup, meskipun memiliki kemampuan atau kecakapan.

Contoh, seseorang yang bekerja pada suatu perusahaan namun berhenti bekerja karena perusahaannya ditutup.

d. Pengangguran Teknologi

Pengangguran Teknologi adalah seseorang yang berhenti bekerja karena adanya pergantian tenaga kerja mesin dengan manusia. Contohnya Mesin Cuci Menggantikan orang yang mencuci pakaian.

2. JENIS PENGANGGURAN BERDASARKAN CIRINYA a. Pengangguran Terbuka

PengangguranTerbuka adalah Pengangguran yang tercipta sebagai akibat pertambahan Lowongan Pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja.

(6)

Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu, trend indikator ini akan menunjukkan keberhasilan progam ketenagakerjaan dari tahun ke tahun.

Indikator ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang sedang mencari pekerjaan, dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.

Tingkat Penganguran = ∑ orang yang mencari pekerjaan x 100% ∑ angkatan kerja

Misalkan, dari data Sensus Penduduk 2000 diketahui jumlah orang yang mencari pekerjaan sebanyak 4.904.652 orang dan jumlah angkatan kerja sebanyak 97.433.125 orang (lihat Tabel 1) . Sehingga tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2000 adalah:

Tingkat Pengangguran Terbuka = 4. 904.652 x 100% = 5%

97.433.125

Besarnya angka pengangguran terbuka mempunyai implikasi sosial yang luas karena mereka yang tidak bekerja tidak mempunyai pendapatan. Semakin tinggi angka pengangguran terbuka maka semakin besar potensi kerawanan sosial yang ditimbulkannya contohnya kriminalitas. Sebaliknya semakin rendah angka pengangguran terbuka maka semakin stabil kondisi sosial dalam masyarakat. Sangatlah tepat jika pemerintah seringkali menjadikan indikator ini sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan.

b. Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran Tersembunyi adalah Pengangguran yang tercipta karena kelebihan tenaga kerja dalam suatu bagian dalam perusahaan, akibatnya banyak tenaga kerja yang menganggur meskipun memiliki pekerjaan. Contohnya Pelayan Restouran yang lebih banyak dari yang diperlukan

(7)

Pengangguran Bermusim adalah pengangguran yang terjadi karena adanya pengaruh dari musim terutama pada sektor Pertanian dan Perikanan.

Contohnya,

- Saat Musim Hujan Penyadap karet dan Nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka sehingga mereka terpaksa menganggur.

- Saat Musim Kemarau para Pesawah tidak dapat mengerjakan Tanahnya.

d. Pengangguran Setengah Menganggur

Pengangguran Setengah Mengaggur adalah Pengangguran yang tercipta akibat jam kerja yang jauh lebih rendah dari jam kerja normal. Contoh Seseorang yang bekerja Part time ( paruh waktu ). Setengah pengangguran dibagi menjadi dua kelompok :

 Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain.

 Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.

Proporsi jumlah penduduk setengah pengangguran bermanfaat untuk dijadikan acuan pemerintah dalam rangka meningkatkan tingkat utilisasi, kegunaan, dan produktivitas pekerja.

Indikator ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dan sedang bekerja tetapi dengan jam kerja di bawah normal (kurang dari 35 jam per minggu) dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.

(8)

Jumlah pekerja yang bekerja kurang dari jam kerja normal x 100 Jumlah angkatan kerja

Misalkan, berdasarkan data Sakernas 2004, persentase penduduk usia 15 tahun atau lebih yang bekerja dengan jam kerja dibawah 35 jam seminggu berjumlah 30.213.692 orang sementara total angkatan kerja 2004 berjumlah 103.973.387 orang. Sehingga tingkat setengah pengangguran pada tahun 2004 sebesar 29%.

Semakin tinggi tingkat setengah pengangguran maka semakin rendah tingkat utilisasi pekerja dan produktivitasnya. Akibatnya, pendapatan mereka pun rendah dan tidak ada jaminan sosial atas mereka. Hal ini sering terjadi di sektor informal yang rentan terhadap kelangsungan pekerja, pendapatan dan tidak tersedianya jaminan sosial. Sehingga pemerintah perlu membuat kebijakan untuk meningkatkan kemampuan bekerja mereka seperti penambahan balai latihan kerja.

Konsentrasi setengah pengangguran diduga banyak ditemukan disektor pertanian dan perdagangan. Peta setengah pengangguran perlu dilengkapi dengan distribusi menurut daerah dalam regional geografis dan dalam arti pedesaan –perkotaan. Penanganan masalah setengah pengangguran regional sering membutuhkan partisipasi aparat pemerintah daerah dengan gubernur sebagai penguasa tunggal. Untuk itu, peta regional seperti ini sangat bermanfaat.

B. MASALAH INFLASI / KENAIKAN HARGA

Inflasi adalah kenaikan harga – harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari satu period eke periode lainnya.

1. JENIS – JENIS INFLASI

a. Inflasi Tarikan Permintaan

(9)

menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi. Misalnya mengeluarkan barang dan jasa.

Contohnya, suatu perusahaan Blackberry menawarkan berbagai aplikasi baru untuk menambah minat masyarakat sehingga penawaran akan barang tersebut dapat bertambah.

b. Inflasi Desakan Biaya

Inflasi Desakan Biaya adalah kenaikan harga barang produksi dari suatu perusahaan dengan cara memberikan gaji dan upah yang tinggi kepada Karyawannya karena adanya permintaan Perusahaan yang bertambah. Contohnya dalam Suatu Perusahaan membutuhkan 10 (Sepuluh) Karyawan, untuk bekerja sesuai jam kerja yang ditetapkan, namun berhubung karyawan yang Perusahaan peroleh hanya setengah dari 10 Karyawan dan permintaan Perusahaan semakin meningkat maka Perusahaan akan menaikan Gaji atau Upah yang lebih tinggi untuk Karyawan yang mengerjakan permintaan Perusahaan yang meningkat itu.

c. Inflasi Diimpor

Inflasi Diimpor bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud, apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan.

Misalnya “Minyak” yang berasal dari salah satu Negara terbesar penghasil minyak yaitu Negara Arab Saudi, Negara Arab akan menaikan harga minyak karena minyak peranannya sangat penting dalam proses produksi barang-barang industri.

2. INFLASI MERAYAP DAN HIPERINFLASI

Inflasi Merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen dalam setahun.

(10)

Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat.

Contohnya, Negara Indonesia

Tahun Tingkat Inflasi (%) 1965 500 %

1966 650 %

Ini berarti tingkat harga – harga naik 5 kali lipat pada tahun 1965 dan pada tahun 1966 harga-harga naik 6,5 kali lipat.

Hiperinflasi/Seringkali berlaku dalam perekonomian yang sedang menghadapi perang atau kekacauan politik di dalam negeri. Dalam masa-masa seperti ini pemerintah terpaksa menambah pengeluaran yang jauh melebihi dari pajak yang dipungutnya. Contohnya meminjam dari Bank Sentral atau mewajibkan Bank Sentral mencetak lebih banyak uang.

3. EFEK DARI INFLASI a. Efek Positif

- Peredaran / perputaran barang lebih cepat

- Produksi barang-barang bertambah karena keuntungan pengusaha bertambah

- Kesempatan kerja bertambah karena terjadi tambahan investasi

- Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang karena kenaikan pendapatan kecil.

b. Efek Negative / Efek Buruk

- Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.

(11)

- Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.

Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku.

- Memperburuk pembagian kekayaan.

Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta-harta tetap—tanah, bangunan dan rumah— dapat mempertahankan atau menambah nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/ pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata. dengan membuat perubahan dalam penawaran uang dan suku bunga.

- Kebijakan segi penawaran :

Kebijakan Segi Penawaran adalah Langkah Pemerintah yang berusaha meningkatkan efisiensi kegiatan Perusahaan-perusahaan dan tenaga kerja sehingga Produksi Nasional dapat ditingkatkan, Biaya Produksi dikurangkan dan teknologi semakin berkembang.

Stagflasi adalah keadaan inflasi yang sangat tinggi dan berkepanjangan, ditandai dengan macetnya kegiatan perekonomian yang menyebabkan pengangguran.

1. a. Inflasi dan kebijakan fiskal

(12)

Mengurangi, menaikan suku bunga dan membatasi kredit.

c. Inflasi dan kebijakan segi penawaran

Melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakan pertambahan produksi dan menggalakan perkembangan teknologi.

2. a. Pengangguran dan Kebijakan fiskal

Mengurangi pajak dan menambah pengeluaran pemerintah

b. Pengangguran dan kebijakan moneter

menambah penawaran uang, mengurangi atau menurunkan suku bunga dan menyediakan kredit khusus untuk kegiatan tertentu.

c. Pengangguran dan kebijakan segi penawaran

Mendorong lebih banyak infestasi, mengembangkan infrastrukstur, meningkatkan efisiensi administrasi permintaan, member subsidi dan mengurangkan pajak perusahaan dan individu.

3. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi kebijakan fiskal, moneter dan segi penawaran.

Dalam Kebijakan Fiskal akan dibuat Perubahan dalam pengeluaran pemerintah atau pajak untuk mempengaruhi tingkat pengeluaran Agregat.

Dalam Kebijakan Moneter yang dilakukan adalah membuat perubahan dalam penawaran uang atau Suku Bunga untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.

Dalam Kebijakan Segi Penawaran yang akan kita bahas Selanjutnya, Kebijakan Pemerintah dalam hal tersebut adalah melakukan pengurangan pajak, memberikan insentif fiskal, memberikan subsidi dan menyediakan insfrastruktur yang baik untuk menaikan efisiensi kegiatan Perusahaan-perusahaan.

4. Tujuan Kebijakan Pemerintah a. Tujuan bersifat ekonomi

(13)

- Dengan menyediakan lowongan pekerjaan

Adalah usaha pemerintah untuk mengatasi pengangguran agar tidak berlanjut terus menerus sehingga mengalami jangka panjang.

- Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat

Adalah kenaikan kesempatan kerja dan pengurangan pengangguran yang berhubungan dengan pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat.

- Memperbaiki Pembagian Pendapatan

Pengangguran yang semakin tinggi menimbulkan efek yang buruk pada kesamarataan pembagian pendapatan. Semakin besar pengangguran, semakin banyak golongan tenaga kerja yang tidak mempunyai pendapatan. Pada kesempatan kerja yang tinggi tuntutan kenaikan upah akan semakin mudah diperoleh. Dari kecenderungan ini dapat disimpulkan bahwa usaha menaikan kesempatan kerja dapat juga digunakan sebagai alat untuk memperbaiki pembagian pendapatan dalam masyarakat.

b. Tujuan Bersifat Sosial dan Politik

Tujuan Bersifat Sosial dan Politik adalah suatu kepentingan bersama, untuk semua Masyarakat tanpa memandang status sosial Masyarakat, serta untuk kepentingan Bangsa dan Negara.

- Meningkatkan Kemakmuran Keluarga dan Kestabilan Keluarga

Bila Anggota dalam suatu Rumah Tangga terlalu banyak dan tidak mempunyai Pekerjaan, maka berbagai masalah akan timbul. Misalnya: Keluarga tersebut kemampuannya terbatas untuk melakukan pembelanjaan dalam mencukupi Kehidupan mereka sehari-hari. Maka hal tersebut akan mengurangi kemampuan Keluarga untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Akibatnya Keluarga tersebut akan mengalami perselisihan dalam Berumah Tangga, sehingga secara otomatis pengangguran mengurangi taraf Kemakmuran Keluarga.

- Menghindari Masalah Kejahatan

(14)

Rumah. Keluarga juga perlu melakukan pengeluaran lain untuk biaya Makanan, biaya Sekolah, dll. yang harus dibayar. Apabila tiada tabungan dan sumber pendapatan lain, pengangguran menggalakan kegiatan kejahatan. “ Inti’nya semakin tinggi pengangguran, maka semakin tinggi tingkat kejahatan. Dengan demikian usaha mengatasi pengangguran secara tak langsung menyebabkan pengurangan dalam kejahatan.

- Mewujudkan Kestabilan Politik

Pengangguran merupakan salah satu sumber dan penyebab dari ketidak Stabilan Politik. Tanpa kestabilan politik tidak mungkin suatu NEGARA dapat mencapai pertumbuhan yang cepat dan terus menerus. Hal tersebut menjadikan masyarakat seringkali tidak merasa puas dengan pihak Pemerintah yang tidak melakukan tindakan yang cukup untuk masyarakat. Misalnya dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya tinggi, masyarakat seringkali melakukan Demonstrasi dan mengemukakan kritik kepada Pemimpin-peminpin Pemerintah.

BAB II PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis mengemukakan dan menguraikan secara keseluruhan tentang “PENGANGGURAN, INFLASI dan KEBIJAKAN PEMERINTAH ” Penulis dapat menarik kesimpulan :

 Pengangguran adalah keadaan tanpa pekerjaan yang dihadapi oleh

segolongan tenaga kerja, yang telah mencari pekerjaan, tetapi tidak memperolehnya.

 Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu

perekonomian dari satu periode ke periode yang lain.

 Kebijakan Pemerintah adalah kebijakan untuk mengatasi

(15)

Daftar Pustaka

Bangun Wilson.2007.Teori ekonomi makro.Bandung:Refika

Aditama

Google.2013.Slide share.Pengangguran dan Inflasi

Google.2013.Slide share.Kebijakan Pemerintah

Kelvin Lancaster.1991.Modern Consumer Theory

Dominick Salvore.2008,Managerial Economic in a Global

Economy

(16)

Nama Kelompok :

1. Lia Nikmatus Sholikha

( 27 )

2. Puji Astuti

( 35 )

3. Sri Ani

( 39 )

4. Widoyoko Romi Sasmita

( 45 )

5. Teguh Setya Budi

( 42 )

6. Muhammad Yofi Hendra Andika

( 33 )

Referensi

Dokumen terkait

Rumput laut merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia dan diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir pada khususnya dan

acquired in-depth knowledge of their relative fields within engineering and natural sciences in both theory and practical work, based on a broad understanding

Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kohesivitas kelompok terhadap minat remaja dalam kegiatan gereja.. Semakin tinggi kohesivitas

Berdasarkan hasil penelitian pada lahan penelitian diketahui pada lahan dataran tinggi gulma yang dominan adalah gulma berdaun lebar dapat direkomendasi-kan pengendalian

Garrison dan Norren (2000: 148) mendefenisikan “activity based costing adalah sistem perhitungan harga pokok produksi yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer

Indicator yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah angka kematian ibu (AKI ). Secara global 80 % kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Tiga

Ciri-ciri penting lain yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran sastra anak adalah bahwa dalam cerita anak-anak terdapat (1) sejumlah tantangan, yakni hanya

Pada sistem pembangkit tenaga dengan steam turbine, umumnya terdapat 3 tingkatan turbin, yaitu high pressure turbine, intermediate pressure turbine, dan low pressure