MODEL SISTEM KENDALI PINTU OTOMATIS MENGGUNAKAN BARCODE BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER)
PADA GERBANG LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNILA
Oleh
BAMBANG TRI ATMOJO
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
MODEL SISTEM KENDALI PINTU OTOMATIS MENGGUNAKAN
BARCODE BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER)
PADA GERBANG LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNILA
Oleh
Bambang Tri Atmojo
Laboratorium adalah salah satu sarana yang sangat penting untuk menunjang belajar dan penelitian di Jurusan Teknik Elektro Unila. Terkadang pekerjaan atau penelitian tidak terselesaikan di jam kerja dilanjutkan diluar jam kerja. Saat ini jurusan hanya mengandalkan surat izin agar mahasiswa dapat melakukan kegiatan diluar jam kerja, namun solusi ini kurang efektif untuk menciptakan keamanan dan kondusif di laboratorium Teknik Elektro. Untuk itu perlu dibuatkan sebuah model pintu otomatis agar tidak semua mahasiswa dapat masuk ke laboratorium diluar jam kerja.
Model pintu otomatis ini menggunakan barcode yang terdapat pada kartu ID sebagai sandi untuk membuka pintu. Dengan menggunakan scanner barcode
sebagai sensor untuk membaca barcode dan ditambah mikrokontroler ATMEGA 8535 sebagai pengendali motor servo. Visual Basic .Net sebagai interface data antara pengguna dan MS. Access sebagai manajemen database.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa semua bagian dari sistem berjalan dengan baik. Scanner dapat membaca label barcode yang kemudian diteruskan ke
database pada komputer dan kemudian dikirimkan ke mikrokontroler untuk memutar motor servo agar pintu terbuka hingga mendapatkan laporan kegiatan mahasiswa. Masalah terdapat apabila label barcode sudah rusak. Dapat disimpulkan bahwa Model Sistem Pintu Otomatis Menggunakan Barcode
berbasisis PC (personal Computer) dapat menjadi acuan untuk jurusan dalam menangani permasalahan izin penggunaan laboratorium diluar jam kerja.
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penelitian ... 3
C. Manfaat Penelitian ... 3
D. Batasan Masalah ... 3
E. Perumusan Masalah ... 4
F. Hipotesis ... 4
G. Sistematika Penulisan ... 4
II. TINJUAN PUSTAKA A. Microsoft Visual Studio ... 6
B. Mikrokontroler ATMEGA 8535 ... 9
C. IC Max 232 ... 12
D. Motor Servo ... 15
E. Pengertian Barcode ... 19
b. Perangkat Pemodelan Sistem ... 32
H. Rekayasa Perangkat Lunak ... 32
I. AVR Studio 4 ... 35
J. Bahasa C Untuk Mikrokontroler ... 36
K. Bahasa Pemrograman VB .Net ... 38
III.METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39
B. Tahap-Tahap dalam Pelaksanaan Tugas Akhir ... 39
1. System Information Engineering & Analysis ... 39
a. Analisa kebutuhan ... 39
2. Requirement Analysis ... 40
3. Desain Sistem... 41
a. Perancangan blok diagram ... 41
b. Rancangan Model Sistem Pintu Kendali ... 43
c. Rancangan Pengendali Motor Servo ... 44
d. Rancangan Komunikasi Serial ... 44
e. Rancangan Jenis Barcode ... 47
f. Rancangan Kartu ... 48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan Analisa Kebutuhan ... 57
B. Analisa Requirement ... 58
C. Desain Sistem ... 59
D. Pengujian ... 61
1. Pengujian Rangkaian Per Blok ... 62
2. Bentuk Kartu ... 73
3. Pengujian Software ... 74
4. Pengujian Sistem Keseluruhan ... 86
IV. Pemeliharaan Program ... 88
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 90
B. Saran ... 91
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami percepatan yang
tinggi. Keadaan tersebut membuat banyak hal dapat dilakukan dengan lebih
mudah dan efisien. Seiring dengan hal tersebut kebutuhan akan informasi yang
cepat dan akurat juga semakin tinggi. Pendataan merupakan salah satu faktor
penting dalam pengelolaan sistem informasi yang lebih baik. [1]
Dalam kasus ini dicontohkan pada laboratorium terpadu teknik elektro sebagai
upaya penertiban mahasiswa dalam melakukan aktifitas diluar waktu akademik
hal ini dilakukan agar terciptanya suasana yang kondusif dan aman karena tidak
semua mahasiswa dapat melakukan kegiatan diluar waktu kerja, selain diharapkan
dengan adanya model ini jurusan mendapatkan sebuah gambaran penyelesaian
dari permasalahan tersebut dan menjadi sebuah contoh sistem keamanan baru
yang lebih efisien karena tidak semua orang dapat masuk ke laboratorium.
Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dibuat sebuah sistem keamanan
sebagai solusi dari masalah tersebut maka dibuatlah Model Sistem Kendali Pintu
Otomatis Menggunakan Barcode yang digunakan sebagai gambaran untuk
waktu jam kerja. Beberapa penelitian juga telah memanfaatkan barcode, berikut
adalah contoh beberapa penelitian yang juga memanfaatkan aplikasi barcode.
Berdasarkan Tabel. 1.1 saat ini belum terdapat penelitian yang membuat sebuah
sistem kendali pintu otomatis yang memanfaatkan aplikasi barcode. Dilandasi hal
tersebut maka dari itu penelitian ini bermaksud membuat sebuah model kendali
pintu otomatis menggunakan barcode. Selain itu model ini akan mempunyai data
dokumentasi kehadiran secara digital agar lebih mudah dalam proses monitoring
data mahasiswa yang melakukan kegiatan dimalam hari. Mesin scanner barcode
menggunakan modul CD-108e barcode scanner, motor servo, aplikasi yang
dibuat dengan Microsoft Visual Studio sebagai antarmuka data ke pengguna dan
Microsoft Acess 20017 untuk program database.
Diharapkan dengan adanya model sistem kendali pintu otomatis menggunakan
barcode ini dapat memberikan gambaran kemudahan jurusan untuk melakukan
monitoring dan menciptakan ketertiban didalam laboratorium terpadu teknik
elektro.
Pembuatan Program Sistem Aplikasi Barcode Pada Proses Monitoring Pengiriman Barang Dengan Borland Delphi 7.0
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Merancang sebuah Model Sistem Kendali Pintu Otomatis
Menggunakan Barcode Berbasis PC (Personal Computer).
2. Memanfaatkan aplikasi teknologi barcode sebagai model buka tutup
pintu secara otomatis.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil adalah :
1. Memberikan model alternatif untuk sistem keamanan gerbang atau
portal pada parkiran di UNILA.
2. Dapat mengaplikasikan pengolahan sinyal barcode ke dalam berbagai
akses keamanan dan identifikasi.
D. Batasan Masalah
Beberapa hal yang membatasi masalah dalam pembahasan tugas akhir ini:
1. Komunikasi data antara mikrokontroler dan komputer menggunakan
koneksi serial.
2. Mikrokontroler yang digunakan sebagai pengontrol pintu adalah
ATmega 8535.
3. Tidak membahas lebih dalam tentang scanner barcode, mesin scanner
yang digunakan untuk membaca kode pada barcode menggunakan
4. Hanya mengolah data mahasiswa masuk meliputi tanggal dan jam
masuk.
5. Penelitian dari pembacaan database pada otomatisasi pintu hingga
komunikasi antara komputer server dengan mikrokontroler sampai ke
eksekusi motor servo.
6. Besarnya masukan dari mikrokontroler hanya 8 byte atau 256 bit.
E. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana rancangan antarmuka program database dengan
mikrokontroler.
2. Bagaimana komputer dapat melakukan komunikasi dengan
mikrokontroler menggunakan bahasa pemrograman Microsoft visual
Basic .NET.
F. Hipotesis
Model Sistem Kendali Pintu Otomatis Menggunakan Barcode yang dikontrol
menggunakan Personal Computer (PC) dengan mencocokan data barcode pada
kartu dengan database komputer sehingga pintu dapat dikontrol secara otomatis
menggunakan program yang dibuat pada komputer sebagai pengendali utama.
G. Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan
Memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan, dan hipotesis.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Berisi teori-teori dari berbagai sumber pustaka yang mendukung dalam
pembuatan Model Sistem Pengendalian Pintu Menggunakan Barcode.
3. Bab III Metode Penelitian
Berisi tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, bahan dan alat yang
digunakan dalam penelitian, dan metode yang digunakan dalam penelitian.
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Berisi tentang proses pembuatan Model Sistem Pengendalian Pintu
Otomatis Menggunakan Barcode serta analisa tentang aplikasi tersebut.
5. Bab V Simpulan dan Saran
Berisi simpulan dari hasil analisa pada bab pembahasan dan saran yang
terkait dengan hasil penelitian.
6. Daftar Pustaka
Berisi berbagai sumber pustaka yang digunakan untuk dijadikan referensi
dalam penulisan tugas akhir ini.
7. Lampiran
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Microsoft Visual Studio
Microsoft Visual Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap (suite)
yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi. Baik itu
aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya dalam
bentuk aplikasi console, aplikasi Windows, ataupun aplikasi Web. Visual
Studio mencakup kompiler, SDK, Integrated Development Environment
(IDE), dan dokumentasi (umumnya berupa MSDN Library). Kompiler
yang dimasukkan ke dalam paket Visual Studio antara lain Visual C++,
Visual C#, Visual Basic, Visual Basic .NET, Visual InterDev, Visual J++,
Visual J#, Visual FoxPro, dan Visual SourceSafe.
Microsoft Visual Studio dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi
dalam native code (dalam bentuk bahasa mesin yang berjalan di Windows)
ataupun managed code (dalam bentuk Microsoft Intermediate Language di
atas .NET Framework). Selain itu, Visual Studio juga dapat digunakan
untuk mengembangkan aplikasi Silverlight, aplikasi Windows Mobile
1. Antar Muka Visual Studio
Interface atau antar muka Visual Studio, berisi menu, toolbar, toolbox,
form, project explorer dan property seperti terlihat pada Gambar 2.1
berikut:
Gambar. 2.1 Interface Visual Studio
Pembuatan program aplikasi menggunakan Visual Studio dilakukan
dengan membuat tampilan aplikasi pada form, kemudian diberi script
program di dalam komponen-komponen yang diperlukan. Form disusun
oleh komponen-komponen yang berada di [Toolbox], dan setiap
komponen yang dipakai harus diatur propertinya lewat jendela [Property].
Menu pada dasarnya adalah operasional standar di dalam sistem operasi
windows, seperti membuat form baru, membuat project baru, membuka
pemakaian Visual Studio pada menu. Untuk lebih jelasnya Visual Studio
menyediakan bantuan yang sangat lengkap dan detail dalam MSDN
(Microsoft Developer Network).
a. Toolbox
Toolbox berisi komponen-komponen yang bisa digunakan oleh suatu
project aktif, artinya isi komponen dalam toolbox sangat tergantung
pada jenis project yang dibangun. Komponen standar dalam toolbox
dapat dilihat pada Gambar. 2.2 berikut ini.
Gambar. 2.2 Komponen standar dalam Toolbox
Toolbox Visual Studio dengan semua kontrol intrinsik. Jendela
Toolbox merupakan jendela yang sangat penting. Dari jendela ini
dapat mengambil komponen-komponen (object) yang akan
ditanamkan pada form untuk membentuk user interface.
b. Variabel
Variabel adalah tempat dalam memori komputer yang diberi nama
data yang ditampung maka variabel harus mempunyai tipe data yang
sesuai dengan isinya.
c. Operator
Operator digunakan untuk menghubungkan variabel dengan variabel
lain untuk melakukan berbagai manipulasi dan pengolahan data
2. Konsep Dasar Pemrograman Dalam Visual Studio
Konsep dasar pemrograman Visual Studio adalah pembuatan form dengan
mengikuti aturan pemrograman Property, Metode dan Event. Hal ini
berarti:
a. Property: Setiap komponen di dalam pemrograman Visual Studio
dapat diatur propertinya sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
b. Metode: Bahwa jalannya program dapat diatur sesuai aplikasi dengan
menggunakan metode pemrograman yang diatur sebagai aksi dari
setiap komponen. Metode merupakan tempat untuk mengekpresikan
logika pemrograman dari pembuatan suatu program aplikasi.
Event: Setiap komponen dapat beraksi melalui event, seperti event
click pada command button yang tertulis dalam layar script
Command1_Click. [2].
B. Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 adalah salah satu jenis mikrokontroler
merupakan mikrokontroler 8 bit dengan arsitektur RISC (Reduce
Instruction Set Computer). Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler
ATMega8535 antara lain:
a. Lebar data 8 bit.
b. Memiliki 130 buah instruksi.
c. Dapat mencapai kecepatan 16 MIPS (Mega Instruction per
Second) pada frekuensi clock 16 MHz.
d. Memiliki 32 x 8 register aplikasi umum.
e. 8 k byte flash memory untuk memori program .
f. 512 byte EEPROM untuk memori data nonvolatile.
g. 512 byte SRAM.
h. Dua 8 bit timer/counter.
i. Satu 16 bit timer/counter.
j. Empat saluran untuk penghasil sinyal PWM/clock.
k. 8 saluran, 10 bit ADC.
Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 tipe DIP (dual in line package)
diperlihatkan pada Gambar. 2.3.
Pada Gambar 3 dapat dilihat ATMega8535 memiliki empat buah port
(terminal) masukan/keluaran yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
Port A terdapat pada pin nomor 33 hingga 40 selain berfungsi sebagai port
I/O digital, pin-pin ini juga dapat difungsikan sebagai saluran masukan
sinyal analog yang akan diubah menjadi sinyal digital oleh ADC internal.
Port B terdapat pada pin nomor 1 hingga 8. Selain sebagai pin I/O digital
biasa, pin-pin yang ada Port B juga memiliki fungsi khusus. Pin PB0 dan
PB1 memiliki fungsi lain yaitu sebagai masukan sinyal clock eksternal
untuk timer/counter 0 dan 1. Pin PB5 (MOSI), PB6 (MISO), dan
PB7(SCK) memiliki fungsi lain sebagai sebagai saluran untuk sinyal ISP
(in sistem programming).
Port D terdapat pada pin nomor 14 hingga 21. Selain berfungsi sebagai pin
I/O digital biasa, pin-pin yang terdapat pada port D juga memiliki fungsi
khusus. Pin PD2 (INT0) dan PD3 (INT1) berfungsi sebagai masukan
untuk sinyal interrupt eksternal yang dapat menginterupsi alur program
yang dieksekusi CPU. Pin PD7 (OC2) juga berfungsi sebagai pin untuk
keluaran sinyal clock/PWM yang dihasilkan oleh timer 2 yang ada di
dalam mikrokontroler. Pin RESET merupakan pin aktif rendah untuk
mereset mikrokontroler. Dalam keadaan reset, alur program akan kembali
ke alamat 0x0. Pin VCC dan GND adalah pin yang digunakan untuk
penyedia tegangan mikrokontroler. Beda tegangan yang dapat diberikan
C. IC MAX 232
Untuk dapat berkomunikasi antara mikrokontroller dengan komputer,
maka diperlukan suatu penyetaraan level tegangan. Besarnya level
tegangan komunikasi serial (Level Tegangan RS232) adalah -25 s.d -3 V
untuk logika high (1) dan +3 s.d +25 V untuk logika low (0). Hal ini
sangat berbeda dengan level tegangan pada mikrokontroller (Level
Tegangan TTL/CMOS) di mana untuk logika high (1) level tegangannya
adalah 5 V dan untuk logika low (0) level tegangannya adalah 0 V.
Oleh karena itu diperlukan sebuah pengantarmuka yang dapat
menyamakan level tegangan dari komunikasi serial pada komputer dengan
mikrokontroller, yaitu IC RS232 produksi MAXIM yang disebut
MAX232.
Gambar 2.4 A memperlihatkan konfigurasi koneksi kaki IC MAX232
dengan port serial DB9, dan gambar 2.4 B memperlihatkan tampak fisik
dari IC MAX232. MAX232 adalah saluran driver/receiver ganda yang
termasuk pembangkit tegangan kapasitif yang menyediakan level tegangan
RS232 dari sebuah sumber tegangan 5V. Setiap receiver pada IC MAX232
ini mengkonversikan level tegangan RS232 ke level tegangan TTL/CMOS
sebesar 5 V. Setiap receiver ini mempunyai ambang batas sebesar 1.3 V,
dan histeresis sebesar 0.5 V, serta dapat menerima masukan level tegangan
±30 V. Sedangkan untuk setiap driver pada IC MAX232 ini
mengkonversikan level tegangan masukan TTL/CMOS menjadi level
tegangan RS232.
Konfigurasi Port Serial
Pada komputer IBM PC biasanya kita dapat menemukan dua konektor
portserial DB-9 yang biasanya dinamai COM1 dan COM2.
Gambar. 2.5 Konektor Serial DB-9
Tabel. 2.1 Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor serial DB-9
Pin Nama Direksi Diskripsi
1 CD Carrier Detect
2 RXD Receive Data
4 DTR Data Terminal Ready
Gambar. 2.5 memperlihatkan susunan pin pada konektor serial dan tabel 1
menjelaskan nomor pin dan fungsinya. Untuk dapat menggunakan port
serial kita perlu mengetahui alamatnya. Base address COM1 biasanya
adalah 1016 (3F8h) dan COM2 biasanya 760 (2F8h). Alamat tersebut
adalah alamat yang biasa digunakan, tergantung dari komputer yang
digunakan. Tepatnya kita bisa melihat pada peta memori tempat
menyimpan alamat tersebut, yaitu memori 0000.0400h untuk baseaddress
COM1 dan memori 0000.0402h untuk base address COM2. Setelah kita
mengetahui base address-nya, kita dapat menentukan alamat
register-register yang digunakan untuk komunikasi portserial ini.
Untuk konektivitas antara rangkaian pengendali dengan komputer
digunakan komunikasi serial karena koneksi serial ini mempunyai
keuntungan dibandingkan menggunakan komunikasi data secara paralel,
yaitu :
a. Pada komunikasi dengan kabel yang panjang, masalah rugi-rugi kabel
(cable loss) tidak akan menjadi masalah yang besar daripada
menggunakan kabel paralel. Port serial mentransmisikan ‟1‟ pada
level tegangan -3 Volt sampai tegangan -25 Volt dan ‟0‟ pada level
mentransmisikan ‟0‟ pada level tegangan 0 Volt dan ‟1‟ pada level
tegangan 5 Volt.
b. Dibutuhkan jumlah kabel yang lebih sedikit, bisa hanya menggunakan
3 kabel, yaitu saluran transmit Data, Recieve Data dan Ground
(konfigurasi NullModem)
Saat ini penggunaan mikrokontroler sudah dilengkapi dengan SCI (Serial
Communication Interface) yang dapat digunakan untuk komunikasi
dengan portserial komputer. [4]
D.Motor Servo
Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem umpan balik tertutup di
mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol
yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC,
serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer
berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan
sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim
melalui kaki sinyal dari kabel motor.
Gambar. 2.6 Cara Kerja Motor Servo Compensator
+ Motor gearhead
Karena motor DC servo merupakan alat untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik, maka magnit permanent motor DC servo yang
mengubah energi listrik ke dalam energi mekanik melalui interaksi dari
dua medan magnit. Salah satu medan dihasilkan oleh magnit permanent
dan yang satunya dihasilkan oleh arus yang mengalir dalam kumparan
motor. Resultan dari dua medan magnit tersebut menghasilkan torsi yang
membangkitkan putaran motor tersebut. Saat motor berputar, arus pada
kumparan motor menghasilkan torsi yang nilainya konstan.
Secara umum terdapat 2 jenis motor servo. Yaitu :
1. motor servo standard dan motor servo Continous. Servo motor tipe
standar hanya mampu berputar 180 derajat. Motor servo standar
sering dipakai pada sistim robotika misalnya untuk membuat “ Robot
Arm” ( Robot Lengan ).
2. Servo motor continuous dapat berputar sebesar 360 derajat. motor
servo Continous sering dipakai untuk Mobile Robot. Pada badan servo
tertulis tipe servo yang bersangkutan.
Motor servo merupakan sebuah motor dc kecil yang diberi sistim gear dan
potensiometer sehingga dia dapat menempatkan “horn” servo pada posisi
yang dikehendaki. Karena motor ini menggunakan sistim close loop sehingga posisi “horn” yang dikehendaki bisa dipertahanakan. “Horn”
pada servo ada dua jenis. Yaitu Horn “X” dan Horn berbentuk bulat,
a. b.
Gambar. 2.7 a. Servo dengan Horn Bulat
b. Servo dengan horn x[5]
Gambar. 2.8 Kaki Motor Servo[5]
Pengendalian gerakan batang motor servo dapat dilakukan dengan
menggunakan metode PWM. (Pulse Width Modulation). Teknik ini
menggunakan sistem lebar pulsa untuk mengemudikan putaran motor.
Sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim
melalui kaki sinyal dari kabel motor. Tampak pada gambar 9 dengan pulsa
1.5 mS pada periode selebar 2 mS maka sudut dari sumbu motor akan
besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil pulsa OFF
maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah yang berlawanan dengan
jarum jam.
Gambar. 2.9 Sinyal Pulsa Servo[5]
Untuk menggerakkan motor servo ke kanan atau ke kiri, tergantung dari
nilai delay yang kita berikan. Untuk membuat servo pada posisi center,
berikan pulsa 1.5ms. Untuk memutar servo ke kanan, berikan pulsa
<=1.3ms, dan pulsa >= 1.7ms untuk berputar ke kiri dengan delay 20ms,
seperti ilustrasi berikut:
Motor Servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin
Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50Hz tersebut dicapai
pada kondisi Ton duty cycle 1.5ms, maka rotor dari motor akan
berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0° / netral).
Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari
1.5ms, maka rotor akan berputar ke arah kiri dengan membentuk
sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle,
dan akan bertahan diposisi tersebut.
Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan
lebih dari 1.5ms, maka rotor akan berputar ke arah kanan
dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya
Ton duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut. [5]
E.Pengertian Barcode
Barcode atau kode batang adalah sekumpulan data yang digambarkan
dengan garis dan jarak spasi (ruang). Barcode menggunakan urutan garis
batang vertikal dan jarak antar garis untuk mewakili angka atau simbol
lainnya. Dengan demikian, setiap ketebalan garis batang dan jarak antara
garis saru dengan yang lain selalu berbeda sesuai dengan isi data yang
dikandung oleh kode batang atau barcode tersebut.
Jenis barcode yang dikenal saat ini adalah barcode linear 1D (1 dimensi)
yang berupa rangkaian garis dengan ketebalan yang bervariasi dan
berbentuk persegi panjang.
Gambar. 2.11 Barcode 1 dimensi[12]
Serta juga terdapat jenis barcode matriks 2D (2 dimensi) yang datanya
diwakili oleh simbol-simbol yang berbentuk persegi, titik, heksagon dan
bentuk geometri lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur
sangkar. Untuk jenis barcode matriks ini dapat memasukkan data sampai
ratusan karakter dalam sebuah barcode, berbeda dengan barcode linear
yang kemampuan menyimpan datanya terbatas.
Gambar. 2.12 Barcode 2 Dimensi[12]
Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan
Uniform Product Code (UPC) : Diguanakan untuk checkout
penjualan, persediaan, dan sebagainya pada toko retail.
Code 39 (Code 3 of 9) : Digunakan untuk identifikasi,
inventarisasi, dan pengiriman pelacakan.
POSTNET : Digunakan untuk kode pos encoding di US mail.
European Article Number (EAN) : Digunakan untuk sebuah
superset dari UPC yang memungkinkan digit ekstra untuk
identifikasi negara.
Japanese Article Number (JAN) : Dhampir serupa dengan EAN,
namum penggunaan jenis ini lebih banyak digunakan di Jepang.
Bookland : Bekerja berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada
sampul buku.
ISSN bar code : Bekerja berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada
majalah di luar AS.
Magnetic Ink Character Recognition (MICR) : Sebuah font khusus
yang digunakan untuk nomor di bagian bawah cek bank.
OCR-A : Format pengenalan karakter optik yang digunakan pada
OCR-B : Digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode
versi UPC, EAN, JAN, Bookland, dan ISSN dan Code 39.
Maxicode : Digunakan oleh United Parcel Service.
PDF417 : Suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai
1108 byte informasi; dapat terkompresi seperti pada sebuah
portabel file data (PDF).
Gambar. 2.13 Jenis Jenis Barcode[6]
Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode scanner.
Penggunaan barcode scanner sangat mudah sehingga pengguna (operator)
hanya memerlukan sedikit latihan. Barcode scanner dapat membaca
informasi atau data dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pada
mengetikkan data dan barcode scanner memiliki tingkat ketelitian yang
Metoda Pengkodean Ada Dua Sistem yaitu:
A. Binary coding (Pengkodean Biner)
Dua ukuran bar dan space digunakan untuk meng-encode-kan data. Bar
dan spasi dapat diubah ke dalam kode biner dengan mudah, yang
kemudian diubah (menggunakan sebuah tabel) ke dalam karakter ASCII.
B. Proportional coding
Ada beberapa ukuran yang berbeda pada bar dan space. Ukuran pada bar /
space dan urutan dari bar dan space mendefinisikan karakter yang
dipresentasikan. Kode tersebut lebih sulit dibaca (kemungkinan tidak
mudah mentranslasikannya ke biner) dan diperlukan ketelitian yang lebih
dalam mencetak dan men-scanning kode bar.
Pada umumnya ada 4 ukuran yang berbeda pada bar dan spasi yang
digunakan untuk meng-encode-kan data. Contoh jenis kode bar yang
menggunakan teknik encoding ini adalah USS Code 128.
Pengkodean data dalam sebuah kode bar dilakukan sebagai berikut :
Sebuah fixed number pada bar digunakan per karakter. Hal ini berarti
bahwa jika sebuah bar tidak terbaca, maka kode bar tersebut tidak
akan dapat dibaca.
Jumlah karakter yang mungkin yang dapat di-encoded dalam beberapa
jenis kode bar lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah karakter yang
terbaca, maka karakter ilegal akan terbaca. Oleh karena itu, kecepatan
substitusi karakter menjadi sangat rendah.
Keuntungan penggunaan barcode, antara lain adalah :
Proses Input Data lebih cepat, karena : Barcode Scanner dapat
membaca atau merekam data lebih cepat dibandingkan dengan
melakukan proses input data secara manual.
Proses Input Data lebih tepat, karena : Teknologi barcode mempunyai
ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.
Penelusuran informasi data lebih akurat karena teknologi barcode
mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.
Mengurangi biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan
pencatatan data dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara
manual secara berulang-ulang.
Peningkatan Kinerja Manajemen, karena dengan data yang lebih
cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen
akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat
berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.
Memiliki nilai tawar lebih tinggi atau prestise serta kemampuan
bersaing dengan saingan atau kompetitor akan lebih terjaga.
Jadi, kesimpulannya barcode sangat aman. Kesalahan dalam pembacaan
F. Barcode scanner
Barcode Scanner adalah alat yang digunakan untuk membaca kode-kode
berbentuk garis-garis vertikal yang terdapat pada kebanyakan
produk-produk consumer good. Penggunaan barcode scanner ini mempunyai dua
keuntungan tambahan. Pertama akan memperkecil kesalahan input yang
disebabkan kesalahan operator komputer atau kasir. Kedua, penggunaan
barcode scanner mempercepat proses entry data sehingga mengurangi
jumlah antrian yang panjang.
Berikut ini adalah tipe-tipe barcode dengan pengelompokan berdasarkan
jenis pilihan:
1. Barcode Scanner Genggam Desktop
Barcode scanner genggam atau desktop adalah jenis barcode
scanner yang paling umum dijumpai. Scanner jenis ini sering
dijumpai pada toko swalayan yang digunakan di kasir-kasir.
Barcode scanner ini cocok digunakan untuk jenis barang yang
dalam pen-scan-an memerlukan fleksibilitas gerak tinggi. Misalnya
pada toko fashion atau toko baby shop. Barcode scanner ini juga
cocok digunakan di bagian backoffice dari sebuah supermarket,
atau bahkan ditaruh di gudang.
2. Barcode scanner dekstop dengan stand
Tipe ini adalah sebuah barcode scanner desktop yang dilengkapi
dengan duduk-an (stand). Penggunaan stand akan membuat
tatanan lebih rapi. Namun untuk penggunaan yang disebutkan di
atas, seperti untuk toko baju, maka penggunaan stand ini justru
akan mempersulit kasir - karena setelah melakukan stand harus
mengembalikan pada posisinya.
Scanner barcode jenis ini memiliki sonsor dengan fitur
auto-sensing atau fitur continous scan, hal ini juga sangat membantu
untuk penggunaan di minimarket. Artinya barcode scanner tetap
berada di posisi pada stand-nya, kemudian barang yang didekatkan
ke arah scanner, dan tanpa menekan tombol, barcode scanner akan
melakukan scanning otomatis.
3. Barcode scanner omni directional
Barcode scanner jenis omni merupakan pengembangan dari
barcode scanner desktop dengan stand. Pada barcode desktop
sinar yang keluar dari barcode scanner berjumlah 1 garis. Berarti
users harus secara tepat meletakkan posisi sinar mendekati
melintang (tegak lurus) dengan posisi barcode pada produk. Hal ini
terkadang akan sangat menyulitkan dan membuat proses scanning
berlangsung lama. Barcode scanner omni mengatasi masalah
tersebut. Pada barcode scanner omni, sinar yang keluar tidak
hanya satu sinar, namun banyak (biasanya sekitar 20 sinar) dengan
posisi yang berbeda-beda. Saat user melewatkan barang tersebut
pada posisi yang cukup dekat, barcode scanner sudah akan
Gambar. 2.16 Scanner Omni Directional[7]
4. Barcode scanner in-counter
Barcode scanner ini sama dengan barcode scanner omni.
Perbedaannya hanya pada peletakannya saja. Apabila barcode
scanner omni diletakkan di atas meja, maka posisi sensor dari
barcode scanner diletakan didalam meja kasir dan menghadap ke
atas. Hal ini dirasa membant untuk mempercepat scanning atas
suatu produk.
5. Barcode scanner wirelles (RF/Bluetooth)
Saat ini permintaan customer akan kebutuhan barcode scanner
semakin meningkat. Maka dibuatlah barcode scanner wireless
baik yang menggunakan teknologi RF maupun teknologi bluetooth
tanpa kabel membuat barcode ini lebih fleksibel dan mudah
dibawa dalam radius tertentu. Barcode jenis ini dapat dipakai
untuk keperluan apapun, baik di supermarket, toko fashion,
backoffice, gudang, atau bahkan industri. Namun karena barcode
tipe ini masih cukup mahal harganya.
Gambar. 2.18 Scanner wirelles (RF/Bluetooth) [7]
6. Barcode scanner untuk industri
Barcode scanner industri sebenarnya bisa berupa barcode scanner
desktop (umumnya tanpa stand) atau barcode scanner wireless.
Yang membedakan adalah bahwa barcode ini dibuat untuk
penggunaan di industri mempunyai risiko lebih tinggi untuk jatuh,
tertindih, terkena cairan, dan sebagainya. Biasanya barcode
scanner untuk industri juga dilengkapi dengan pelindung berbahan
karet tebal.
Gambar. 2.19 Scanner Industri[7]
Selain klasifikasi barcode scanner berdasarkan penggunaan,
tentunya masih ada klasifikasi barcode berdasarkan teknologinya,
baik itu CCD, Laser Diode, Red Diode, dan lain-lain.[7]
G. Pengertian Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi serta
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
a. Komponen Sistem Informasi
Komponen-komponen sistem informasi adalah sebagai berikut :
1. Blok Masukan
Blok masukan terdiri atas metode-metode dan media untuk
menangkap data yang dimasukkan, yang dapat berupa
dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok model terdiri atas kombinasi prosedur, logika, dan model
matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan dalam basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumen yang berguna untuk tingkat
manajemen dan semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan kotak alat dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, serta
5. Blok Basis Data
Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan antara
yang satu dengan yang lain. Basis data tersimpan dalam perangkat
keras komputer dan untuk menggunakannya diperlukan perangkat
lunak untuk memanipulasi.
6. Blok Kendali
Blok kendali berguna untuk mengendalikan sistem informasi agar
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan.
b. Perangkat Pemodelan Sistem
Langkah- langkah yang dilakukan dalam perancangan sistem adalah
membuat pemecahan masalah secara logika.
Alat bantu yang digunakan adalah :
1. Entity Relationship Diagram (ERD)
2. Data Context Diagram (DCD)
3. Data flow diagram (DFD)
H. Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa perangkat lunak adalah disiplin ilmu yang membahas semua
aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem
sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Dalam tugas akhir ini akan
menggunakan model pengembangan perangkat lunak modified waterfall,
Model pengembangan perangkat lunak modified waterfall melakukan
pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem
lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, pengujian, dan
pemeliharaan. Disebut dengan modified waterfall karena tahap demi tahap
yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan
berurutan.
Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya
yaitu tahap requirement. Secara umum tahapan pada model modified
waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.20 :
\
Gambar. 2.20 Metode Waterfall
Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model
a. System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan
diaplikasikan ke dalam bentuk perangkat lunak. Hal ini sangat penting,
mengingat perangkat lunak harus dapat berinteraksi dengan
elemen-elemen yang lain seperti perangkat keras, basis data, dan sebagainya.
Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
b. Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada perangkat lunak. Untuk mengetahui
sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus
mengerti tentang domain informasi dari perangkat lunak.
c. Desain Sistem. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint”
perangkat lunak sebelum coding dimulai. Desain harus dapat
mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap
sebelumnya.
d. Penulisan Kode Program/Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, desain tadi harus diubah bentuknya
menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa
pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi
dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh
programmer.
e. Pengujian/Testing. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan perangkat lunak. Semua fungsi-fungsi perangkat lunak harus
benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan
sebelumnya.
f. Pemeliharaan Program. Pemeliharaan suatu perangkat lunak diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena perangkat lunak yang
dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja
masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada
penambahan fitur-fitur yang belum ada pada perangkat lunak tersebut.
Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal
perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat
lainnya.[8]
I. AVR Studio 4
AVR studio adalah sebuah software Integrated Development Environment
(IDE) yang dibuat oleh ATMEL untuk membuat aplikasi pemograman 8
bit pada mikrokontroller AVR. Pada dasarnya AVR studio 4 menggunakan
bahasa pemograman Assembler. Bahasa Pemograman Assembler adalah
bahasa tingkat rendah yang memiliki keunggulan tersendiri namun sulit
untuk dipahami. Selain menggunakan bahasa pemograman Assembler,
AVR Studio 4 juga dapat menggunakan bahasa C sebagai bahasa
pemograman. Bahasa C adalah bahasa pemograman tingkat menengah
yang lebih mudah untuk dipelajari bila dibandingkan dengan bahasa
Gambar. 2.21 Lembar Kerja AVR Studio 4
Untuk membuat program C dengan menggunakan AVR Studio 4, selain
membutuhkan software AVR studio 4, programer juga membutuhkan
include file yang terdapat di dalam program WinAVR. WinAVR adalah
sebuah software opensource yang dibuat untuk memprogram
mikrokontroller AVR yang bekerja pada sistem operasi windows.
J. Bahasa C untuk Mikrokontroller
Pembuatan program mikrokontroler dalam bahasa tingkat-tinggi (
High-Level Language, disingkat HLL), misalnya bahasa „C‟, memungkinkan
untuk mengurangi waktu pengembangan secara signifikan jika
dibandingkan dengan Bahasa Assembly. Biasanya, sebuah program yang
program yang sama yang ditulis dalam Assembly. Dengan demikian, akan
lebih mudah melakukan pelacakan (debugging).
Kelemahan utama penulisan program dalam bahasa tingkat-tinggi adalah
programnya menjadi lebih besar dan lambat dibandingkan jika ditulis
dalam Bahasa Assembly. Bagaimanapun juga, seiring dengan jumlah baris
program yang bertambah, gap ukuran antara kode yang ditulis dalam
bahasa tingkat-tinggi dan yang ditulis dalam Assembly menjadi mengecil.
Untuk para pengguna AVR, titik temu (antara bahasa tingkat-tinggi dan
Assembly) kesamaan ukuran sekitar 4K. Program yang ditulis dalam
bahasa tingkat-tinggi umumnya tidak akan lebih cepat dibandingkan
dituliskan dalam Assembly. Jika kecepatan eksekusi pada beberapa bagian
program menjadi bagian yang kritis, solusinya adalah menuliskan bagian
kritis tersebut dalam Assembly, selebihnya kerangka program dan
bagian-bagian yang tidak kritis dalam bahasa tingkat-tinggi
Pemrograman Bahasa C untuk mikrokontroler sudah umum digunakan.
Berikut kerangka listing program bahasa C untuk memprogram
mikrokontroller:
#include < [library1.h] > // Opsional*
#include < [library2.h] > // Opsional
#define [nama1] [nilai] ; // Opsional
#define [nama2] [nilai] ; // Opsional
[global variables] // Opsional
[functions` prototype] // Opsional
{ [Deklarasi local variable/constant] [Isi Program Utama] }
Perlu diperhatikan dalam pemrograman C, Pendeklarasian library harus
ada sesuai dengan kode program yang digunakan.[9]
K. Bahasa Pemrogram VB.NET (Visual Basic)
Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan
dan membangun aplikasi yang bergerak diatas sistem .NET Framework
dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan ini,
para programmer dapat membangun aplikasi Windows Forms,
aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi command-line.
Program ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya
(seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat
diperoleh secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET.
Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigma bahasa
pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi
dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di
atas .NET Framework. Banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh
Microsoft antara Visual Basic Clasic dengan Visual Basic .NET, dan
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik ElektroFebruari
2013 hingga Oktober 2013.
B. Tahap – Tahap Pelaksanaan Tugas Akhir
Dalam penyelesaian Tugas AkhirModelSistem Kendali Pintu Otomatis
Menggunakan Barcode ini menggunakan langkah kerja yang dijelaskan
sebagai berikut :
1. System Information engineeringdanAnalysis
a. Analisis Kebutuhan
Seperti yang sudah diketahui bahwa sistem yang ada sekarang belum berjalan
maksimal untuk menciptakan ketertiban di laboratorium.Untuk itu perlu
dirancang sebuahModel Sistem Kendali Pintu Otomatis yang digunakan
sebagai modeluntuk memudahkan proses penertiban sekaligus menciptakan
keamanan. Setelah melakukan studi, didapatkan kebutuhan-kebutuhan yang
a. Penyimpanan data mahasiswa harus berupa data elektronik, ini diperlukan
untuk kemudahan pengolahan dan penyimpanan data kehadiranmahasiswa.
b. Setiap mahasiswa yang mempunyai izin harus mempunyai kartu khusus,
dalam hal ini menggunakan kartu tanda mahasiswa yang memiliki
barcodeuntuk merepresentasikan nomor identitas mahasiswa.
c. Menggunakan PC sebagai pengendali utama dibantu dengan
mikrokontroler sebagaipengendali motor servo untuk buka tutup pintu.
d. Komunikasi antara perangkat keras dan perangkat lunak menggunakan
koneksi serial, dengan pertimbangan lebih murah dan mudah.
e. Untuk menyimpan data, perlu dibuatkan database yang berisi identitas
mahasiswa dan data Laporan yang berisikehadiranmahasiswa.
f. Antarmuka pengguna yang dibuat harus mampu menjaga keamanan
sistem.
g. Antarmuka pengguna harus menyediakan menu untuk mengisi data
mahasiswa.
2. Requirement Analysis
Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatanModelKendali Pintu
Otomatis Menggunakan Barcode ini dibagi menjadi perangkat keras
Perangkat keras yang digunakan, yaitu :
1. Personal Computer (PC) sebagai pengendali utama.
2. Mikrokontroler Atmega 8535 sebagai pengendali motor.
3. Modul Scanner BarcodeAxopos BS 1200 untuk membaca barcode.
4. Project Board sebagai sarana uji coba rangkaian.
5. Downloader.
6. Motor Servo untuk menggerakkan pintu.
7. IC MAX232 untuk mengkonversi dari TTL ke RS232.
8. Tripleksebagai rangka sistem.
9. Komponen-komponen elektronika lain seperti resistor, serta kabel
penghubung secukupnya.
Sedangkan untuk perangkat lunaknya yaitu :
1. Ms. Visual Studio 2010 berguna untuk editor program dan
antarmuka.
2. AVR Studio 4 berguna sebagai editor dan compiler bahasa C untuk
mikrokontroler.
3. Proteus 7.6 untuk mensimulasikan rancangan masing-masing blok.
4. Microsoft Acess sebagai penyimpan tabel data mahasiswa, laporan
dan transaksi.
3. Desain Sistem
a. Perancangan Blok Diagram Sistem
Perancangan blok diagram dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah
Gambar.3.1 Blok Diagram Sistem Kendali Pintu
Perancangan blok dimulai dari mahasiswa pemegang kartu yang telah di
validasi setelah memiliki surat izin dari jurusan, kemudian mahasiswa tersebut
diwajibkan melakukan scaning kartu identitas terlebih dahulu pada barcode
scannersebelum masuk ke laboratorium. Pada scanner akan dibaca kode yang
terkandung pada garis garis bar dikartu yang kemudian dikirimkan ke
database. Setelah proses scanning dilakukan oleh scanner maka sinyal
tersebut dikirimkan ke komputer yang bertindak sebagai server pusat sekaligus
pengendali utama. Pada komputer server seluruhdata dari mahasiswa yang
memiliki izin tersimpan. Kemudian apabilakode barcode cocok dengan
database yang ada maka kemudian komputer akan meneruskan perintah ke
mikrokontroler untuk eksekusi selanjutnya. Komunikasi dari komputer ke
mikrokontroler menggunakan serial RS232 agar keduanya dapat saling
berkomunikasi. Setelah mikrokontroler mendapat perintah eksekusi untuk
membuka pintu maka motor akan berputar untuk membuka pintu.
b. Rancangan Model Sistem Kendali Pintu
Model Sistem Pintu dibuat dengan skala 1 : 7,5 dengan menggunakan material
bahan triplek. Berikut adalah keterangan gambar diatas :
No Keterangan No Keterengan
1 Scanner/Sensor : Sensor ini berfungsi sebagai scanner dari kartu agar dapat dibaca dan dicocokan dengan database.
4 Engsel: Engsel pintu digunakan sebagai roda agar pintu dapat bergerak, ditambah dengan pushroot yang tersambung ke servo.
2 LCD sebagai indikator keberhasilan setelah kartu berhasil dibaca oleh scanner.
5 Mikrokontroler :Minimum mikrokontroler
difungsikansebagaipengendali dari motor servo untuk berputar.
3 Motor Servo 1 : Motor servo ini
c. Rancangan Pengendali Motor Servo
Keluaran dari komputer server kemudian menjadi masukan untuk
mikrokontroller Atmega8535 untuk eksekusi buka tutup pintu menggunakan
motor servo. Motor servo yang digunakan adalah mikro servo jenis Turnigy
TG9e yang mempunyai torsi sebesar 1.5kg. rangkaian schematic pengendali
servo dapat dilihat pada Gambar.3.3 berikut :
Gambar.3.3 Diagram Skematik Rangkaian Pengendali Servo
d. Rancangan Komunikasi Serial
Untuk menghubungkan dari mikrokontroler ke komputer digunakan kabel
serial(konektor DB9).Konektor DB9 memiliki 9 buah pin, tidak semua
pin-pin nya digunakan tetapi hanya tiga buah pin-pin saja yaitu pin-pin 2 sebagai Receiver
Untuk komunikasi dengan komputer secara serial output yang keluar adalah
level RS232 untuk itu mikrokontroler memerlukan sebuah piranti yang
berfungsi sebagai pengubah level tegangan.RS232 menggunakan level atau
karakteristik elektrik yang berbeda dengan level TTL. RS232 bekerja pada
level tegangan +3 s/d +25 Volt untuk space (logic 0) dan -3 s/d -25 Volt
untuk mark (logic 1). Sedangkan TTL bekerja pada level tegangan -5 s/d +5
Volt. Piranti tambahan yang digunakan adalah IC MAX232. Pada dasarnya
IC ini hanya digunakan sebagai pengubah level tegangan ke level Transistor
Transistor Logic (TTL), tidak berfungsi sebagai pengkodean sinyal yang
melewati RS232, dan juga tidak mengkonversikan data serial ke parallel. Pin
yang digunakan pada IC MAX232 yakni :
1. TXD dan RXD ( pin 11 dan 12 ) adalah terhubung pada TX dan RX
mikrokontroller (pin 14 dan 15 ) untuk transmit dan receive data.
2. Pin 15 pada IC MAX232 dihubungkan ke ground untuk pentanahan.
3. Pin 16 pada IC MAX232 dihubungkan ke VCC sebagai sumber
tegangan.
4. Pin 13 (R1) dan Pin 14 (T1) dihubungkan ke pin 2 dan 3 pada konektor
DB9 untuk transmit dan receive data.
Dalam pembuatan rangkaian, IC MAX232 memerlukan beberapa kapasitor.
Kapasitor yang digunakan sebesar 10μF dengan tegangan 16 Volt pada
Gambar.3.4Rangkaian Pengubah Level Tegangan
Gambar.3.4 menjelaskan cara mengkoneksikan IC MAX 232 dan tabel 3
menjelaskan fungsi dari masing-masing pin-nya. Ada 4 kapasitor yang
digunakan dalam rangkaian ini yaitu pada pin 1 (+) dengan pin 3 (-), pin 4 (+)
dengan pin 5 (), pin 2 (+) dengan Vcc (). Untuk pin 6, karena bertegangan
-10 Volt maka terhubung dengan kaki kapasitor (-) sedangkan Ground (+).
Tabel 3 dibawah ini menjelaskan konfigurasi pin IC MAX232.
Tabel 3.1Konfigurasi Pin IC MAX 232
No Name Purpose Signal Votage
1 C1+ + Connector for Capacitor C1 Capacitor should stand at least 16V
2 V+ Output of voltage pump + 10V
3 C1- - Connector for Capacitor C1 Capacitor should stand at least 16V
4 C2+ + Connector for Capacitor C2 Capacitor should stand at least 16V
5 C2- - Connector for Capacitor C2 Capacitor should stand at least 16V
6 V- Output of voltage pump/inverter - 10V
7 T2-out Driver 2 output RS-232
8 R2-in Receiver 2 input RS-232
10 T2in Driver 2 input TTL
11 T1in Driver 1 input TTL
12 R1out Receiver 1 output TTL
13 R1in Receiver 1 input RS-232
14 T1out Driver 1 output RS-232
15 GND Ground 0V
16 VCC Power Supply 5V
e. Rancangan Jenis Barcode
Pada percobaan ini digunakan barcode jenis code39 yaitu satu karakter dalam
code 39 terdiri dari 9 elemen yaitu5 bar (garis vertikal hitam) dan 4 spasi
(garis vertikal putih)yang disusun bergantian antara bar dan spasi. 3 dari 9
elementersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari yang lainnya
olehkarenanya kode ini biasa disebut juga dengan code 39, 3 elemen
yanglebih tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yanglebar
mewakili digit biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0.
Contoh digunakan 3karakter dalam sebuah kartu barcode. Contohbarcode
dengan 3 karakter dapat dilihat pada Gambar.3.5
f. Rancangan Kartu
Dalam sistem kendali pintu dibutuhkan sebuah kartu tanda pengenal agar
pintu dapat terbuka, pada sistem ini tanda pengenal yang digunakan adalah
kartu tanda mahasiswa (KTM). Dipilihnya kartu mahasiswa karena pada
kartu telah terdapat label barcode beserta angka yang dapat dibaca oleh
scanner. Selain itu pada kartu tanda mahasiswa sudah dilengkapi dengan
keterangan nama, npm, serta jurusan maka sudah cukup lengkap untuk
digunakan sebagai tanda pengenal. Contoh kartu tanda mahasiswa (KTM)
seperti padaGambar.3.6.
Gambar.3.6 Gambar Desain Kartu
g. Perancangan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang dibuat adalah perangkat lunak antar muka ke sistem
untuk kemudahan administrasi dan penyimpanan data. Proses perancangan
perangkat lunak yang akan digunakan terlebih dahulu mencari kebutuhan dari
masing-masing entitas yang akan berinteraksi dengan sistem. Gambar 28
Gambar.3.7Data Context Diagram (DCD) Sistem Kendali Pintu Otomatis
Dari Gambar.3.7 diatas dapat dijelaskan bahwa interaksi mahasiswa kepada
Sistem hanya untuk menyorotkan kartu identitas dan memperoleh indikator
apakah kartu bisa dibaca atau tidak. Sedangkan administratorbisa melakukan
semua interaksi kepada sistem. Pertama untuk bisa melihat data dan atau
untuk melakukan proses administrasi harus melakukan authentikasi terlebih
dahulu. Hal ini untuk mengantisipasi pihak yang tidak bertanggung jawab
untukmengakses data di komputer. Setelah proses authentikasi sukses,
administrator atau server bisa melakukan administrasi lewat menu yang
disiapkan antara lain untuk memasukkan master data mahasiswa dan menu
laporan kehadiran atau aktifitas mahasiswa. Aliran data dan prosesnya lebih
4.
Gambar.3.8Data Flow Diagram (DFD) Sistem Kendali Pintu Otomatis
Dari Gambar.3.8 bisa didapatkan informasi mengenai proses dan aliran data
pada sistem. Mahasiswa akan memasukkan kartu identitas pada perangkat
sensor atau scanner, kemudian akan dilakukan proses pembacaan kartu
sehingga didapatkan kode ID kartu pengenal tersebut. Kode barcode
kemudian akan dilakukan verifikasi oleh sistem, proses ini akan membaca
databasepada tabel Data Mahasiswa. Proses ini akan menghasilkan keputusan
kartu tersebut terdaftar atau tidak, jika nomor kartu terdaftar di databasemaka
proses ini akan dilanjutkan ke mikrokontroler untuk perintah membuka pintu.
Jika tidak terdaftar maka proses tidak akan dilanjutkan ke mikrokontroler.
Untuk memasukkan identitas mahasiswa (Barcode, NPM, Nama, No Telpon,
input dimenu Data mahasiswa. Proses ini akan melakukan updatedatabase
pada Tabel Mahasiswa, tabel ini yang akan digunakan sebagai tabel
pembanding. Untuk melakukan pencatatan aktifitas kehadiran mahasiswa
maka administrator harus mengaktifkan proses cek kode. Proses ini akan
mengaktifkan antarmuka untuk pencatatan kehadiranmahasiswa (tanggal dan
jam masuk), kemudian menampilkannya kepada administrator dengan
membaca database pada tabel Transaksi. Selanjutnya untuk dapat
memperoleh laporan mahasiswa yang masuk ke laboratorium, administrator
harus menjalankan proses Laporan. Proses ini akan membaca database tabel
transaksi dan menampilkan laporan berdasarkan tanggal.
Dalam pengerjaan sistem ini perangkat lunak yang dipakai menggunakan
Microsoft Visual Studio dengan bahasa pemrograman Visual Basic .NET.
Visual Basic .NET dipilih karena kemudahannya dalam membuat antar muka
dan laporan serta kemudahan dalam antar muka dengan perangkat keras.
Dalam pembuatan sistem ini perangkat lunak yang digunakan untuk membuat
database adalah Microsoft Acess 2007.
Databasediperlukan untuk menampung data – data yang diperlukan sistem
atau data yang akan diolah oleh sistem. Database yang diperlukan dalam
program ini dirancang hanya satu buah yang disebut sebagai dbMahasiswa.
Dalam dbmahasiswa nantinya diperlukan tiga buah tabel dengan
masing-masing field yang akan berisi data yang harus disimpan. Tabel dan field yang
Tabel.3.2Data Mahasiswa
ID Barcode NPM Nama No Telpon
Jurusan
Tabel.3.2 diatas digunakan untuk menampung data awal Mahasiswa
yang mendapat izin melakukan aktifitas diluar waktu jam kerja.
Tabel.3.3Data Pengguna
No Nama Username Pasword Akses
Tabel. 3.3diatas digunakan untuk data Pengguna dan memilih siapa
yang menjadi administrator atau menjadi users biasa.
Tabel. 3.4Laporan Mahasiswa
No NPM Nama Waktu
Tabel. 3.4 diatas digunakan untuk menampung data proses kehadiran
mahasiswa pada laboratorium
4.Pengujian Alat
A. Pengujian subsistem rangkaian
Pengujian rangkaian subsistem ini dilakukan untuk menguji kinerja
masing-masing subsistem yang akan diintegrasikan.
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa scanner berfungsi
dengan baik, yaitu dapat membaca barcodeyang telah dibuat secara
benar. Scanner yang digunakan menggunakan modul Scanner
Axopos BS 12, selain harga yang tidak terlalu mahal scanner jenis ini
merupakan termasuk jenis scanner yang memiliki tingkat pembacaan
yang baik serta memiliki kelebihan kelebihan dibanding scanner yang
lain.
Berikut spesifikasi dari modul scanner barcodeAxopos BS 12:
1. Power Supply : 5V DC
2. Interface : USB
3. Waktu Pembacaan : 120 scan/detik
4. Sumber Cahaya : Dioda Laser
5. Resolusi Auto Sensing : 0.3mm
6. Ambient Light Rejection : -
7. Dimensi : 10.5 x 7 x 13.5 mm
8. Jarak Pembacaan : 50 mm
Proses pengujian dilakukan dengan menscann barcode yang telah
dibuat kemudian output hasil scan akan dilihat menggunakan
aplikasinotepad.
2. Pengujian Pengendali Motor
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan pengendali motor dalam
hal ini mikrokontroller Atmega8535 berkerja dengan baik. Proses
dan memasang motor servo. Indikator program dapat berjalan dengan
baikapabila motor servo dapat berputar sesuai dengan program yang
dibuat.
3. Pengujian port serial
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah PC (Personal
Computer) bisa berkomunikasi dengan mikrokontrolermenggunakan
komunikasi serial. Proses pengujian dilakukan dengan perangkat
lunak Hyper Terminal.
4. Pengujian program antarmuka dan Database
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah program Visual Basic.
Net bisa membaca data kode barcodeyang diterima dari scanner dan
mencocokkan serta meyimpan perubahan pada database serta menguji
komunikasi antara komputer dengan mikrokontroler.
B. Pengujian Keseluruhan Sistem
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui integrasi semua subsistem
apakah sudah berhasil atau tidak dengan menjalankan semua sistem yang
telah dirangkai dan diprogram. Nantinya dalam pengujian model ini akan
dibuatkan sebanyak 9 buah kartu yang sudah divalidasi dan 2 kartu yang
belum dilvalidasi. Kemudian akan dilihat bagaimna output dari kelima
C. Analisis dan simpulan, serta pembuatan laporan.
Setelah melakukan semua tahapan, tahapan paling akhir yakni membuat
analisis dan simpulan dari penelitian dan percobaan yang dibuat serta
START
Scan Kartu
ID Succes
Buka Pintu
Laporan
End
Tidak
YA
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari serangkaian penelitian, pengujian, dan analisa yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Model Sistem Pintu Otomatis Mengggunakan Barcode Berbasis PC
(Personal Computer) berhasil dibuat dengan bahasa pemrograman visual
basic .Net sebagai antarmuka sistem dan untuk pengendali motor servo
dilakukan dengan menambahkan mikrokontroler yang menggunakan bahasa
pemrograman AVR Studio 4.
2. Pengujian respon time didapatkan nilai standar deviasi untuk scanner adalah
x = 9.07 ± 0.35 dan galat standar nya adalah senilai 0.117 atau 11.7 %.
Sedangkan untuk push button didapatkan nilai deviasi sebesar x = 6.07 ±
0.245 dan galat standar pada push button sebesar 0.24 atau 24.5 %. Hal ini
berarti secara keseluruhan model sistem kendali pintu otomatis memiliki
respon time yang baik dan tingkat keakuratan yang baik.
3. Setelah melakukan pengujian, Model Pintu Otomatis ini dapat memasukkan
menyesuaikan dengan data mahasiswa yang sesuai dengan data yang ada di
database. Data absensi yang direkam meliputi jam masuk, tanggal masuk.
4. Setelah dilakukan pengujian sistem pintu otomatis dapat disimpulkan bahwa
barcode bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif sistem otomasi dan
juga proses identifikasi lainnya.
5. Perangkat ini dapat menjadi model untuk jurusan sebagai langkah untuk
mengatasi masalah penertiban mahasiswa yang melakukan kegiatan di luar
jam kerja.
6. Sistem yang dibuat masih terdapat beberapa kendala, seperti kartu dengan
label barcode yang sudah rusak, hal ini mengakibatkan proses scanning
sedikit memakan waktu.
B. Saran
Untuk memberikan masukan dan memudahkan dalam penelitian berikutnya berikut
ini merupakan saran-saran yang perlu diperhatikan:
1. Mengaplikasikan model pintu secara otomatis di laboratorium teknik elektro
UNILA agar permasalahan tentang penertiban mahasiswa dapat teratasi.
2. Menambah sensor kamer agar dapat diketahui berapa jumlah mahasiswa yang
masuk ke laboratorium ketika sekali scan agar tidak terjadi lagi adanya
3. Memberikan suatu jaringan komunikasi antara komputer server dengan
komputer di jurusan agar jurusan dan komputer server bisa berkomunikasi
sehingga pihak jurusan dapat langsung melihat laporan tanpa harus
menghubungi administrator terlebih dahulu.
4. Pada penelitian ini model barcode masih menggunakan model barcode 1
dimensi diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan model atau tipe
barcode yang lain seperti tipe barcode dua dimensi atau 3 dimensi, agar