• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekan Raya Sumatera Utara Sebagai Salah Satu Upaya Promosi Pengembangan Pariwisata di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pekan Raya Sumatera Utara Sebagai Salah Satu Upaya Promosi Pengembangan Pariwisata di Sumatera Utara"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PROMOSI PENGEMBANGAN PARIWISATA

DI SUMATERA UTARA

KERTAS KARYA

OLEH :

MUHAMMAD BAKIR PUTRA

NIM. 082204034

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

PEKAN RAYA SUMATERA UTARA SEBAGAI SALAH SATU

UPAYA PROMOSI PENGEMBANGAN PARIWISATA

DI SUMATERA UTARA

OLEH :

MUHAMMAD BAKIR PUTRA

NIM. 082204034

Dosen Pembimbing

Dosen Pembaca

Mukhtar, S.Sos., S.Par., M.A

NIP. 19580615 198703 1 001 NIP. 19590907 198702 1 002

Drs. Haris Sutan Lubis, MSP

(3)

Judul Kertas Karya : PEKAN RAYA SUMATERA UTARA

SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PROMOSI

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI

SUMATERA UTARA

Oleh

: MUHAMMAD BAKIR PUTRA

Nim

: 082204034

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, M.A

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

NIP. 19640821 199802 2 001

Arwina Sufika, SE.,M.Si

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi maha pemurah, Penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini yang berjudul “Pekan Raya Sumatera Utara Sebagai Salah Satu Upaya Promosi Pengembangan

Pariwisata Di Sumatera Utara“.

Kertas Karya ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir semester dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Pariwisata Diploma-III, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Adapun yang penulis paparkan dalam kertas karya ini merupakan hasil penelitian di Yayasan Pekan Raya Sumatera Utara, hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait, serta bahan kepustakaan. Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan penulis sebagai manusia.

Dalam proses penulisan, penulis banyak mendapat bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang ditujukan kepada :

1. Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Arwina Sufika, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

i

(5)

Usaha Wisata Program Studi D-III Pariwisata.

4. Drs. Mukhtar, S.Sos., S.Par., M.A, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan pengarahan selama penyusunan kertas karya ini.

5. Drs. Haris Sutan Lubis, MSP, selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan bantuan dan pengarahan selama penyusunan kertas karya ini.

6. Ayahanda H. Buchori dan Ibunda Hj. Mulyani yang tercinta, yang telah banyak memberikan pengorbanan, dorongan, doa, serta kesabaran dalam mendidik penulis sehingga dapat menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya.

7. Abangku Iskandar Arif Putra, S.Sos, yang selalu senantiasa memberikan dorongan dan masukan yang berarti dalam setiap hidupku, semoga menjadi orang sukses seperti yang engkau cita-citakan.

8. Kakakku Khairinna, SH dan Wahyuni, ST, yang telah sangat membantu memberikan dorongan secara moril dan memberikan bantuan dana kepada penulis.

9. Seluruh keluarga dan teman-teman yang ada di Binjai, yaitu bang Maluyan, Budi, Hasan, Pebri, Bu’Umpi serta keluarganya.

10.Sahabat-sahabatku di UW’08, yaitu Mokil, Landra, Reza, Boy, Jombang, Yopi, Riko, Feri, serta teman-teman di AGT.

11.Sepupuku Koko, yang telah memberikan dukungan moril dan meminjamkan sarana dan prasarana kepada penulis.

ii

(6)

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga kertas karya ini memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan bermanfaat bagi kita semua serta dunia Kepariwisataan Sumatera Utara.

Medan, 05 Mei 2012 Penulis,

NIM: 082204034 Muhammad Bakir Putra

iii

(7)

ABSTRAK

Potensi pariwisata daerah Sumatera Utara cukup besar baik alam, budaya, agrowisata, flora dan fauna, peninggalan sejarah dan wisata bahari yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung ke Sumatera Utara. Ini dapat dilihat dari kegiatan Pekan Raya Sumater Utara yang berlangsung sejak Maret – April 2011 yang menggambarkan miniatur dari Propinsi tersebut. Disamping itu letak geografisnya juga sangat menunjang dan sangat strategis karena diapit oleh tiga propinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Barat dan Riau juga berdekatan dengan negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura yang dibatasi oleh Selat Malaka. Tujuan penulis mengambil topik tentang Pekan Raya Sumatera Utara adalah untuk menerangkan bahwa Pekan Raya Sumatera Utara memiliki peluang untuk mempromosikan serta mengembangkan kepariwisataan dan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi Sumatera Utara. Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis telah melakukan penelitian baik secara langsung (field research) maupun dari berbagai buku dan booklet-booklet (library research) yang secara keseluruhan dilakukan selama 2 (dua) minggu.

Kata kunci : potensi, promosi, daya tarik wisata.

iv

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II URAIAN TEORITIS PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN 2.1 Uraian Teoritis Pengembangan Kepariwisataan ... 6

2.2 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 9

2.3 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ... 15

2.4 Motivasi Perjalanan Wisata ... 19

BAB III PEKAN RAYA SUMATERA UTARA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PROMOSI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI SUMATERA UTARA 3.1 Latar Belakang Berdirinya Pekan Raya Sumatera Utara ... 21

3.2 Tugas, Fungsi, dan Tujuan Pekan Raya Sumatera Utara ... 24

v

(9)

3.4 Peserta Pekan Raya Sumatera Utara ... 25 3.5 Fasilitas dan Sarana Pekan Raya Sumatera Utara ... 27 3.6 Daya Tarik Wisata Pekan Raya Sumatera Utara ... 29

BAB IV PERANAN PEKAN RAYA SUMATERA UTARA SEBAGAI USAHA PROMOSI PENGEMBANGAN PARIWISATA

4.1 Peranan Pekan Raya Sumatera Utara ... 37 4.2 Cara Pengembangan pada Pekan Raya Sumatera Utara ... 38 4.3 Peran Pekan Raya Sumatera Utara

dalam Pengembangan Pariwisata Sumatera Utara ... 40

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 42 5.2 Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... viii

vi

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 ...32

Gambar 3.2 ...32

Gambar 3.3 ...33

Gambar 3.4 ...34

Gambar 3.5 ...34

Gambar 3.6 ...35

Gambar 3.7 ...36

vii

(11)

PENDAHULUAN

1.1

Alasan Pemilihan Judul

Kegiatan pariwisata pada saat ini menunjukan perkembangan yang semakin meningkat, sebagai penghasil devisa nomor dua setelah pertambangan.

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 diamanatkan bahwa pengembangan pariwisata nusantara dilaksanakan sejalan dengan upaya memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa, dalam rangka lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional dan meningkatkan hubungan antar bangsa serta mewujudkan wawasan nusantara. Daya tarik Indonesia, sebagai negara tujuan wisata mancanegara, perlu ditingkatkan melalui upaya promosi yang terencana. Wisata minat khusus perlu terus digalakkan, dengan lebih meningkatkan pelayanan kepariwisataan. Penyelenggaraan wisata minat khusus ini perlu dibina dan dikembangkan untuk memperluas wawasan, pengalaman, dan kemampuan diri untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia.

Pengembangan kepariwisataan nasional merupakan kekuatan pembangunan nasional yang telah dimulai sejak dulu hingga sekarang. Stabilitas nasional semakin mantap, kondisi sarana dan prasarana telah mulai mendukung hasil perintisan pengembangannya telah semakin terlihat, terutama karena minyak dan gas bumi yang dijadikan sebagai sumber devisa utama sudah diperkirakan akan menurun, maka perlu difikirkan terobosan baru yaitu dari bidang pariwisata.

1

(12)

2

Secara garis besar, telah mengamanatkan peranan penting kepariwisataan sebagai penghasil devisa negara yang dapat diandalkan, meratakan dan memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya, mendorong pembangunan daerah untuk memperkenalkan seni budaya, bahasa serta menjalin kerja sama antar negara.

Indonesia memiliki berbagai objek pariwisata yang sangat potensial, namun kesemuanya itu harus dikembangkan dan mendapat cara promosi yang baik agar dapat dikenal oleh masyarakat luas. Pekan Raya Sumatra Utara merupakan salah satu arena promosi dan pameran yang bersifat ganda yaitu sebagai arena ekshibisi dan arena hiburan serta dapat dijadikan kontrak dagang antar negara pelaksana kegiatan usaha di dunia.

Penulis tertarik memilih judul kertas karya “Pekan Raya Sumatera Utara Sebagai Salah Satu Upaya Promosi Pengembangan Pariwisata di Sumatera Utara”

dengan alasan sebagai berikut:

• Pekan Raya Sumatra Utara salah satu cara promosi yang baik untuk mengembangkan kepariwisataan khususnya di Sumatra Utara.

• Pekan Raya Sumatra Utara mengembangkan serta memperkenalkan hasil industri dan produksi dari setiap daerah yang bersifat nasional.

1.2

Batasan Masalah

Pada dasarnya semua kertas karya perlu diadakan pembatasan masalah yang bertujuan agar kertas karya tersebut tetap terarah dan tidak menyimpang dari tujuannya.

Sesuai dengan judul “Pekan Raya Sumatera Utara sebagai salah satu upaya promosi pengembangan pariwisata di Sumatera Utara” maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran Pekan Raya Sumatera Utara dalam pariwisata?

2. Bagaimana cara pengembangan pariwisata pada Pekan Raya Sumatera Utara?

(13)

3. Bagaimana peran Pekan Raya Sumatera Utara dalam pengembangan Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Program studi pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara.

2. Menerangkan bahwa Pekan Raya Sumatra Utara memiliki peluang untuk mempromosikan kepariwisataan dan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi Sumatra Utara.

3. Membawa wawasan pembaca, khususnya mahasiswa pariwisata dan menambah ilmu pengetahuan.

1.4 Metode Penulisan

Pada prinsipnya suatu penelitian bertujuan untuk menjawab berbagai masalah yang terdapat dalam penelitian dan lingkungannya, seperti biasanya penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode akan dapat mencerminkan kekuatan data yang dikumpulkan atau dianalisa oleh penulis.

Di dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut :

1. Library Research (Penelitian Kepustakaan),

yaitu suatu metode pengumpulan data yang berdasarkan literatur-literatur tulisan ilmiah, brosur serta tulisan lain yang berhubungan dengan kertas karya ini.

(14)

4 2. Field Research (Metode Lapangan ),

yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian langsung ke lapangan di Pekan Raya Sumatera Utara dan melakukan pengamatan dan

wawancara.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan yang bersifat alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN Uraian teoritis yang membicarakan pengembangan kepariwisataan dan suatu objek wisata dan dayaa tarik wisata tersebut.

BAB III : PEKAN RAYA SUMATERA UTARA SEBAGAI SALAH SATU

UPAYA PROMOSI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI

SUMATERA UTARA

Pekan Raya Sumatera Utara Sebagai Pengembangan Pariwisata di Kota Medan. Menguraikan tentang latar belakang berdirinya, tugas, fungsi dan tujuan serta lokasi, waktu dan kegiatannya, beserta fasilitas dan sarananya, perkembangan Pekan Raya Sumatera Utara dari tahun ke tahun.

BAB IV : PERANAN PEKAN RAYA SUMATERA UTARA SEBAGAI

USAHA PROMOSI PENGEMBANGAN PARIWISATA SUMATERA UTARA

Peranan Pekan Raya Sumatera Utara sebagai salah satu usaha promosi pengembangan pariwisata Sumatera Utara, menguraikan peranan

(15)

Pekan Raya Sumatera Utara, cara pengembangan PRSU, peran PRSU dalam pengembangan pariwisata di Sumatera Utara.

BAB V : PENUTUP

Bab penutup dari penulisan kertas karya ini, terdiri atas kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

BAB II

URAIAN TEORITIS PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

2.1

Uraian Teoritis Pengembangan Kepariwisataan

Pengembangan pariwisata merupakan suatu usaha untuk mempromosikan daya tarik suatu objek wisata agar menjadi berkembang sesuai dengan visi dan misi. Pengembangan pariwisata Indonesia hendaknya tidak terlepas dari arah pengembangan kebudayaan nasional Indonesia. Dengan kata lain, dalam kebudayaan nasional itulah hendaknya terletak landasan bagi kebijakan pengembangan pariwisata. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI menyatakan sebagai visinya bahwa pembangunan kebudayaan dan pariwisata mendorong upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan persatuan bangsa, serta meningkatkan persahabatan antarnegara.

Pengembangan pariwisata Indonesia telah tercermin dalam rencana strategi yang dirumuskan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, yakni: (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta pemerataan pembangunan di bidang pariwisata; (2) mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkesinambungan sehingga memberikan manfaat sosial-budaya, sosial ekonomi bagi masyarakat dan daerah, serta terpeliharanya mutu lingkungan hidup; (3) meningkatkan kepuasan wisatawan dan memperluas pangsa pasar; dan (4) menciptakan iklim yang kondusif bagi pembangunan pariwisata Indonesia sebagai berdayaguna, produktif, transparan, dan bebas KKN untuk melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat, dalam institusi yang merupakan amanah yang dipertanggungjawabkan (accountable). Demikianlah pandangan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI.

6

(17)

Pengembangan pariwisata Indonesia harus didahului dengan pemahaman mengenai berbagai tantangan dan hambatan yang harus dihadapi dalam merencanakan dan melaksanakan pengembangan pariwisata Indonesia tersebut. Sedikitnya ada tiga tantangan yang dapat dikemukakan di sini, sbb:

Pertama, dunia pariwisata Indonesia masih selalu menghadapi tantangan berupa tuntutan dan selera wisatawan dan investor asing di bidang pariwisata yang tidak seiring dengan tujuan menjaga kelestarian unsur-unsur budaya masyarakat setempat maupun ekologi atau lingkungan alam setempat.

Kedua, masih adanya kenyataan bahwa nilai-tambah ekonomi dari pengem-bangan pariwisata lebih besar jatuhnya ke tangan investor asing daripada kepada rakyat setempat.

Ketiga, masih adanya pola pikir "searah" yang melandasi hubungan antara pihak "tuan rumah" (Pemda dan penduduk) dan pihak "tamu" (wisatawan dan investor), padahal yang seharusnya adalah yang bersifat "timbal-balik".

Di dalam mengembangkan kepariwisataan atau suatu objek wisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek tersebut dapat diminati pengunjung, yaitu :

a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.

b. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama

(18)

8

makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.

c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1985, p.164).

Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedua hal tersebut hendaknya saling terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional. Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata karena prasarana kepariwisataan merupakan semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam.

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan wisatawan.

Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun pemerintah daerah.

(19)

2.2

Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata

2.2.1 Sarana Kepariwisataan (Tourism Suprastructures)

Sarana kepariwisataan yang dimaksud disini adalah semua kegiatan pariwisata yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, mulai dari wisatawan berangkat menuju daerah wisata, hingga kembali lagi ke negara asalnya. Menurut Pandit Nyoman. S. Dalam bukunya yang berjudul “Pengahantar Ilmu Pariwisata”, dalam dunia kepariwisataan dikenal tiga sarana yang saling melengkapi

yaitu:

1. Sarana pokok kepariwisataan (main tourism suprastructures),

yang dimaksud dengan sarana pokok kepariwisataan adalah “perusahaan-perusahaan yang hidup dalam kehidupannya sangat bergantung kepada lalulintas wisatawan dan traveler lainnya”. Fungsinya adalah memberikan fasilitas pokok yang dapat memberikan pelayanan bagi kedatangan wisatawan. Adapun perusahaan yang termasuk dalam kelompok ini yaitu:

a. Perusahaan yang usaha kegiatannya mempersiapkan dan merencanakan perjalanan wisatawan atau disebut juga “Receptive Tourist Plan” misalnya Travel Agent, Tour Operator dan lain-lain.

b. Perusahaan yang memberikan pelayanan di daerah tujuan ke mana wisatawan itu pergi yang biasa disebut “Residential Tourist Plan” misalnya hotel, hostel, home stay, cottage dan sebagainya.

2. Sarana pelengkap kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure),

yaitu kegiatan usaha pariwisata yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok tetapi dapat membuat wisawatan merasa betah dan ingin tinggal lebih lama di daerah wisata. Termasuk di dalamnya adalah sarana olah raga lapangan tenis, lapangan golf, kolam renang dan lain-lain.

(20)

10

3. Sarana penunjang kepariwisataan (Supporting Tourism Supractructure),

yaitu kegiatan usaha pariwisata yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yang mempunyai fungsi untuk membuat wisatawan merasa terhibur dan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya misalnya toko-toko souvenir, night club, casino, diskotik dan lain-lain.

2.2.2 Prasarana Kepariwisataan (Tourism Infrastructures)

Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

Seorang ahli pariwisata, Lothar A. Kreck dalam bukunya yang berjudul “International Tourism” membagi prasarana atas dua bagian:

1. Prasarana perekonomian seperti pengangkutan, komunikasi, perbankan dan lain-lain. 2. Prasarana sosial seperti sistem pendidikan, faktor keamanan, pelayanan kesehatan dan

lain-lain.

Sedangkan Prof. Salah Wahab dalam bukunya yang berjudul “Tourism Management”, membagi prasarana menjadi tiga bagian:

a. Prasarana umum, seperti air bersih, listrik, jalan raya dan lain - lain.

b. Prasarana kebutuhan masyarakat, seperti rumah sakit, polisi, kantor pos dan lain-lain.

c. Prasarana kepariwisataan yaitu kegiatan usaha yang memberi pelayanan kepada wisatawan diantaranya:

Reseptive Tourist Plan (badan usaha yang mengurus kedatangan wisatawan).

(21)

Residental Tourist Plan (fasilitas yang disediakan untuk menampung wisatawan).

Recreative and Supportive Tourist (semua fasilitas untuk berolah raga). Dalam pengembangan pariwisata diperlukan aspek-aspek untuk mendukung pengembangan tersebut.

Adapun aspek-aspek yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :

1. Aspek Fisik Menurut UU RI No. 23 Tahun 1997 dalam Marsongko (2001), lilngkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Yang termasuk dalam lingkungan fisik berdasarkan olahan dari berbagai sumber, yaitu :

a. Geografi

Aspek geografi meliputi luas kawasan DTW, Luas area terpakai, dan juga batas administrasiserta batas alam.

b. Topografi

Merupakan bentuk permukaan suatu daerah khususnya konfigurasi dan kemiringan lahan seperti dataran berbukit dan area pegunungan yang menyangkut ketinggian rata-rata dari permukaan laut, dan konfigurasi umum lahan.

c. Geologi

Aspek dari karakteristik geologi yang penting dipertimbangkan termasuk jenis material tanah, kestabilan, daya serap, serta erosi dan kesuburan tanah.

d. Klimatologi

Termasuk temperatur udara, kelembaban, curah hujan, kekuatan tiupan angin, penyinaran matahari rata-rata dan variasi musim.

(22)

12

e. Hidrologi

Termasuk di dalamnya karakteristik dari daerah aliran sungai, pantai dan laut seperti arus, sedimentasi, abrasi.

f. Visability

Menurut Salim (1985;2239), yang dimaksud dengan visability adalah pemandangan terutama dari ujung jalan yang kanan-kirinya berpohon (barisan pepohonan yang panjang).

g. Vegetasi dan Wildlife

Daerah habitat perlu dipertimbangkan untuk menjaga kelangsungan hidup vegetasi dankehidupan liar untuk masa sekarang dan akan datang. Secara umum dapat dikategorikan sebagai tanaman tinggi, tanaman rendah (termasuk padang rumput) beserta spesies-spesies flora dan fauna yang terdapat di dalamnya baik langka, berbahaya, dominan, produksi,konservasi maupun komersial.

2. Aspek Daya Tarik Pariwisata dapat berkembang di suatu tempat pada dasarnya karena tempat tersebut memiliki daya tarik, yang mampu mendorong wisatawan untuk datang mengunjunginya. Murray (1993) di dalam Gunn (1979;50) menyebutkan :

“… a thing or feature which draws people by appealing to their desires, taste, etc.

Especially an interesting or amusing exhibitionwhich ‘draws’ crowds”.

Gunn (1979;48) juga berpendapat bahwa

“attraction are the on-location places in region that not only provide the things for

tourist to see and do but also offer the lure to travel”.

Menurut Inskeep (1991;77) daya tarik dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : a. Natural attraction :

berdasarkan pada bentukan lingkungan alami b. Cultural attraction :

berdasarkan pada aktivitas manusia

(23)

c. Special types of attraction :

Atraksi ini tidak berhubungan dengan kedua kategori diatas, tetapi merupakan atraksi buatan seperti theme park, circus, shopping.

Yang termasuk dalam natural attraction diantaranya iklim, pemandangan, flora dan fauna serta keunikan alam lainnya. Sedangkan cultural attraction mencakup sejarah, arkeologi, religi dan kehidupan tradisional.

3. Aspek Aksesibilitas salah satu komponen infrastruktur yang penting dalam destinasi adalah aksesibilitas. Aksesibilitas menurut Bovy dan Lawson (1998;107),

“... should be possible by public transport and bicycle trails, by pedesterian paths (from

neighborhoods) and by cars (mainly families,with an average of three persons/car)”.

Akses yang bersifat fisik maupun non fisik untuk menuju suatu destinasi merupakan hal penting dalam pengembangan pariwisata. Aspek fisik yang menyangkut jalan, kelengkapan fasilitas dalam radius tertentu, frekuensi transportasi umum dari terminal terdekat. Menurut Bovy dan Lawson (1998;202), jaringan jalan memiliki dua peran penting dalam kegiatan pariwisata, yaitu :

a. Sebagai alat akses, transport, komunikasi antara pengunjung atau wisatawan dengan atraksi rekreasi atau fasilitas.

b. Sebagai cara untuk melihat-lihat (sightseeing ) dan menemukan suatu tempat yang membutuhkan perencanaan dalam penentuan pemandangan yang dapat dilihat selama perjalanan. Pada peran kedua, menunjukan aspek non fisik yang juga merupakan faktor penting dalam mendukung aksesibilitas secara keseluruhan, dapat berupa keamanan sepanjang jalan, dan waktu tempuh dari tempat asal menuju ke destinasi. Lebih lanjut Bovy dan Lawson (1998;203) membagi jalan untuk kepentingan wisatawan menjadi tiga kategori, yaitu :

(24)

14

a. Jalan Utama yang menghubungkan wilayah destinasi utama dengan jaringan jalan nasional atau jalan utama di luar kawasan.

b. Jalan Pengunjung, yaitu jalan sekunder yang biasanya beraspal (makadam) ataupun gravel yang menghubungkan dengan fasilitas wisata yang spesifik seperti

resort, hotel yang terpisah, restoran atau atraksi rekreasi lainnya.

c. Sirkuit Pengunjung, untuk kegiatan melihat-lihat dengan pemandangan yang menarik disepanjang jalannya.

4. Aspek Aktivitas dan Fasilitas, dalam pengembangan sebuah objek wisata dibutuhkan adanya fasilitas yang berfungsi sebagai pelengkap dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan wisatawan yang bermacam-macam. Menurut Bukart dan Medlik (1974;133), fasilitas bukanlah merupakan faktor utama yang dapat menstimulasi kedatangan wisatawan ke suatu destinasi wisata, tetapi ketiadaan fasilitas dapat menghalangi wisatawan dalam menikmati atraksi wisata. Pada intinya, fungsi fasilitas haruslah bersifat melayani dan mempermudah kegiatan atau aktivitas pengunjung/wisatawan yang dilakukan dalam rangka mendapat pengalaman rekreasi. Di samping itu, fasilitas dapat pula menjadi daya tarik wisata apabila penyajiannya disertai dengan keramah tamahan yang menyenangkan wisatawan, dimana keramah tamahan dapat mengangkat pemberian jasa menjadi suatu atraksi wisata. Bovy dan Lawson (1979;9) menyebutkan bahwa fasilitas adalah atraksi buatan manusia yang berbeda dari daya tarik wisata yang lebih cenderung berupa sumber daya.

5. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya, dalam analisa sosial ekonomi membahas mengenai mata pencaharian penduduk, komposisi penduduk, angkatan kerja, latar belakang pendidikan masyarakat sekitar, dan penyebaran penduduk dalam suatu wilayah. Hal ini perlu dipertimbangkan karena dapat menjadi suatu tolak ukur mengenai apakah posisi pariwisata menjadi sektor unggulan dalam suatu wilayah

(25)

tertentu ataukah suatu sektor yang kurang menguntungkan dan kurang selaras dengan kondisi perekonomian yang ada. Selanjutnya adalah mengenai aspek sosial budaya, dimana aspek kebudayaan dapat diangkat sebagai suatu topik pada suatu kawasan. Dennis L. Foster menjelaskan mengenai Pengaruh Kebudayaan (cultural influences) sebagai berikut : “Para pelaku perjalanan tidak membuat keputusan hanya berdasarkan pada informasi pemrosesan dan pengevaluasian. Mereka juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, masyarakat, dan gaya hidupnya.

2.3

Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata

Pada literatur-literatur luar negeri tidak pernah ditemukan objek dan daya tarik wisata seperti yang kita kenal di Indonesia, namun mereka hanya menggunakan istilah “Tourist Attraction” saja yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik untuk

mengunjungi daerah tertentu, dimana Tourist Attraction itu juga merupakan salah satu unsur pokok dalam pembangunan kepariwisataan yang keberadaannya akan mendorong wisatawan untuk mengunjunginya.

Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi atau yang menjadi sasaran bagi wisatawan. Hal ini juga diungkapkan oleh Yoeti (1991), dimana ada beberapa hal yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah. Hal-hal tersebut adalah :

1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam istilah pariwisata disebut natural amenities. Termasuk dalam kelompok ini adalah:

1. Iklim

2. Bentuk tanah dan pemandangan 3. Hutan belukar

4. Flora dan fauna 5. Pusat kesehatan

2. Hasil ciptaan manusia yang dalam istilah pariwisatanya disebut man made supply yang berupa benda-benda sejarah, kebudayaan dan keagamaan.

(26)

16

3. Tata cara hidup masyarakat (way of life)

Membicarakan objek dan atraksi wisata ada baiknya dikaitkan dalam pengertian produksi dari industri pariwisata itu sendiri. Hal ini dianggap perlu karena sampai sekarang ini masih dijumpai perbedaan pendapat antara para ahli mengenai pengertian produk industri parwisata dari satu pihak dan atraksi wisata di pihak lain. Terdapat perbedaan yang prinsipil antara pengertian produk industri pariwisata dengan objek dan atraksi wisata. Produk industri pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan atau dinikmati wisatawan, semenjak ia meninggalkan rumah dimana biasanya ia tinggal, sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia berangkat semula jadi objek dan atraksi wisata itu sebenarnya sudah termasuk dalam produk industri wisata karena kalau tidak, motivasi untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata tidak ada, padahal kita yakin bahwa pada suatu daerah tujuan wisata sudah pasti ada objek dan atraksi wisata. Adapun alasannya wisatawan akan berkunjung ke daerah tersebut bila mereka merasa manfaat kepuasan atau pelayanan yang diberikan.

Jadi kita hanya dapat mengatakan suatu objek wisata, bila untuk melihat objek wisata tersebut tidak ada persiapan terlebih dahulu dimana seseorang saja dapat menikmatinya tanpa bantuan orang lain, karena memang sifat objek wisata tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan atau bersifat monumental contohnya: pemandangan alam, bangunan bersejarah. Lain halnya dengan atraksi wisata yang apabila sesuatu itu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat dan dinikmati. Atraksi wisata ini sifatnya adalah entertainment atau hiburan yang diperagakan oleh manusia seperti tari-tarian, upacara adat dan lain - lain. Oleh sebab itu, perlu persiapan khusus untuk dapat menikmatinya.

Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan memberikan batasan pengertian tentang objek dan atraksi wisata, yaitu “segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata”. Ruang lingkup objek dan daya tarik wisata tersebut, yaitu:

(27)

A. Objek dan Daya Tarik Wisata Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, Yang Berwujud Keadaan Alam Serta Flora dan Fauna

Objek dan daya tarik wisata yang diciptakan Tuhan ini merupakan suatu kawasan yang berisi flora dan fauna yang dikuasai atau dikelola untuk dijadikan suatu tempat untuk melaksanakan kegiatan wisata. Kekayaan alam yang menjadi daya tarik dapat berupa taman nasional yang berisikan berbagai macam flora dan fauna yang hanya terdapat di Indonesia atau sudah langka di dunia seperti Komodo, Anoa, Ikan Pesut, Bunga Raflesia Arnoldi, Anggrek, Taman Laut dengan Iklim tropis di Indonesia yang kesemuanya cukup menjadi modal penarik bagi wisatawan. Oleh karena itu maka pengelolaan objek dan daya tarik wisata haruslah dilakukan dengan bijaksana dan penuh koordinasi antar berbagai pihak karena memang melibatkan berbagai unsur (intergrated).

Objek dan daya tarik wisata yang berupa hasil ciptaan Tuhan ini dapat dikelompokkan menjadi:

1. Objek wisata kawasan hutan, pertanian, perkebunan, dan peternakan. 2. Objek wisata laut, pantai, danau dan sungai.

3. Objek wisata lembah, gua, gunung dan sebagainya.

Untuk pengembangan objek dan daya tarik wisata faktor daya tarik merupakan faktor yang utama karena ini merupakan hal yang menyebabkan wisatawan melakukan kunjungan ke suatu objek wisata. Adapun unsur-unsur yang membentuk daya tarik dari sumber daya alam dan ekosistemnya sebagian objek wisata adalah sebagai berikut:

1. Keindahan.

2. Keunikan dan kelangkaan.

3. Banyaknya sumber daya alam yang menonjol yang memiliki ciri-ciri potensial untuk daya tarik bagi pengunjung.

(28)

18 4. Keutuhan sumberdaya alam.

5. Kepekaan sumberdaya alam. 6. Pilihan kegiatan untuk rekreasi. 7. Kebersihan udara dan lingkungan. 8. Ruang gerak pengunjung.

9. Keselamatan di lokasi.

Manfaat yang mungkin diperoleh oleh wisatawan selama melakukan kunjungan ke objek wisata yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna antara lain:

1. Memperoleh pengalaman.

2. Memperoleh kesegaran jasmani dan rohani.

3. Memperoleh pendidikan dari alam, flora dan fauna. 4. Memperoleh pengetahuan.

5. Menimbulkan rasa cinta terhadap sumber daya alam. 6. Merasakan kebesaran Tuhan.

B. Objek dan Daya Tarik Wisata Hasil Karya Manusia

Hasil ciptaan atau karya manusia terbagi pula menjadi dua kelompok yaitu: 1. Hasil ciptaan atau karya manusia yang bersifat budaya dan sejarah.

2. Hasil ciptaan atau karya manusia yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi sehari-hari.

Hasil ciptaan manusia yang bersifat budaya yang menjadi daya tarik, antara lain berupa adat dan tradisi masyarakat setempat yang tidak terdapat di daerah lain atau tata cara kehidupan di pasar tradisional dengan tawar menawarnya yang menjadi daya tarik, berbagai macam seni tari, seni suara, seni ukir, seni tenun, adalah merupakan hal yang ingin diketahui dan disaksikan oleh wisatawan, masakan dan minuman khas daerah, beraneka jenis buah-buahan juga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Berbagai macam peninggalan bersejarah dan bangunan yang megah seperti candi, monumen, makam, sisa peninggalan perang dan bangunan tua

(29)

peninggalan penjajah juga dapat memberikan rasa keingintahuan bagi wisatawan untuk melihatnya.

Hasil karya manusia yang erat hubungannya dengan kegiatan ekonomi, antara lain dapat berupa berbagai macam jenis perkebunan misalnya kopi, teh, kelapa sawit, karet, coklat, termasuk menyaksikan tata cara pengolahannya, karena hal seperti ini jarang disaksikan oleh wisatawan. Pusat–pusat kerajinan tangan dan pembuatan cendera mata sering menjadi tujuan kunjungan wisata.

Usaha pemanfaatan objek dan daya tarik wisata yang berupa hasil karya manusia ini juga dapat dilakukan dalam bentuk

a. Kreasi manusia yang memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan untuk dijadikan sumber daya tarik contohnya kegiatan arung jeram, panjat tebing, mendaki gunung dan lain-lain.

b.

Kreasi manusia itu sendiri yang memanfaatkan kemampuan manusia untuk dijadikan potensi daya tarik misalnya: tempat-tempat hiburan, kamera, wisata konvensi dan lain-lain.

2.4 Motivasi Perjalanan Wisata

Setiap orang yang melakukan suatu perjalanan, biasanya mempunyai alasan tertentu demikian pula halnya dengan wiatawan dan secara garis besar alasan dan keperluannya dapat dikelompokkan sebagai berikut yaitu :

2.4.1 Menurut Alasan Atau Tujuan Perjalanan

1. Bussiness Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk dinas, usaha dagang, atau yang berhubungan dengan pekerjannya, kongres, seminar, konvension, simposium, musyawarah kerja.

2. Educational Tourism, yaitu jenis pariwisata yang dimana orang-orang melakukan

perjalanan untuk tujuan studi atau mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.

(30)

20

2.4.2 Menurut Saat Atau Waktu berkunjung

1. Seasonal Tourism, yaitu kegiatan pariwisata yang berlangsung pada musim-musim

tertentu seperti summer tourism atau winter tourism, yang biasanya ditandai dengan kegiatan olah raga.

2. Occational Tourism, yaitu kegiatan pariwisata ini dihubungan dengan kejadian atau occation maupun suatu even, seperti galungan, atau kuningan di Bali.

2.4.3 Menurut Objeknya

1. Cultural Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang untuk

melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni budaya suatu tempat atau daerah.

2. Recurrentional Tourism, biasanya disebut juga pariwisata kesehatan. Adapun tujuan

orang-orang yang melakukan perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan penyakit, seperti mandi di sumber air panas, mandi lumpur seperti banyak dijumpai di negara-negara Eropa atau mandi susu, mandi kopi di Jepang yang kabarnya bisa membuat awet muda.

3. Sport Tourism, kegiatan pariwisata ini bertujuan untuk melihat atau menyaksikan

suatu pesta olah raga di suatu tempat atau negara tertentu seperti, Olympiade, All England, Europe Cup.

4. Commercial Tourism, disebut juga dengan pariwisata perdagangan karena perjalanan

wisata ini dikaitkan dengan kegiatan perdangan internasional dimana sering diadakan kegiatan Expo, Fair Exibition.

5. Religion Tourism, kegiatan pariwisata ini dilakukan untuk menyaksikan

upacara-upacara keagamaan seperti kunjungan Lourdes bagi orang-orang yang beragama Katolik atau muntilan pusat pengembangan agama Kristen di Jawa Tengah, ibadah Haji dan Umroh bagi umat Islam atau upacara Agama Hindu di Bali.

(31)

PEKAN RAYA SUMATERA UTARA SEBAGAI SALAH SATU

UPAYA PROMOSI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI

SUMATERA UTARA

3.1

Latar Belakang Berdirinya Pekan Raya Sumatera Utara

Sumatera Utara sebagai pusat perkembangan dan pembangunan Indonesia Wilayah Barat merupakan penghasil komoditi eksport nonmigas terbesar. Letak geografisnya sangat menunjang dan sangat strategis karena diapit oleh tiga propinsi yaitu Aceh, Sumatera Barat, dan Riau dan juga berdekatan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura yang dibatasi dengan Selat Malaka

Selain kekayaan alam Sumatera Utara, keindahan alamnya juga cukup potensial untuk menjadikan Sumatera Utara sebagai daerah tujuan wisata ketiga setelah pulau Jawa dan Bali. Kekayaan yang terkandung di alam Sumatera Utara masih banyak yang belum dikembangkan dan dikelola dengan baik dan potensi alamnya perlu ditingkatkan secara optimal sehingga dapat menjamin prospek masa depan yang lebih baik untuk menunjang pembangunan daerah dan nasional. Jalur transportasi sangat mendukung seperti : angkutan melalui udara, laut, dan darat. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan Bandara Polonia, Pelabuhan Belawan serta angkutan umum di kota Medan. Dalam rangka daya serap pasar produksi Sumatera Utara pemerintah mengutamakan dan meningkatkan penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri yang dilaksanakan secara menyeluruh oleh pemerintah sendiri melalui BUMN/BUMD, swasta serta masyarakat luas.

Dengan adanya arena yang dimaksud akan dapat menjadikan titik temu antara produsen dan konsumen secara langsung dan sehingga terjadi kontak dagang yang salin menguntungkan dan meningkatkan dunia usaha.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka Pemerintah Daerah TK I Sumatera Utara dalam surat keputusannya No. 589/IV/GSU tanggal 27 Desember 1972

21

(32)

22

membentuk suatu arena promosi, informasi yang berkesinambungan yang disebut dengan “ Medan Fair” untuk dapat mempromosikan hasil daerah kita maupun daerah lainnya terutama untuk menunjang perkembangan daerah pariwisata dalam lingkungan nasional.

Pada tanggal 29 Desember 1972 untuk pertama kalinya Medan Fair diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto. Penyelenggaraan Pekan Raya Sumatera Utara sebagai sarana promosi, informasi dari hasil industri, pembangunan dan kepariwisataan maka arena ini perlu mandiri dan pada tahun 1980 Gubernur kdh TK I Sumatera Utara dalam surat keputusannya No. 332 tahun 1980 membentuk suatu badan hukum dalam pengelolaan arena promosi, informasi tersebut dengan nama “ Yayasan Pekan Raya Sumatera Utara”.

Sejak saat itu juga, nama Medan Fair berubah menjadi Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU). Untuk menutupi belanja tahunan, pihak Pekan Raya Sumatera Utara menjual berbagai kegiatan di arena tersebut dengan tetap berpegang pada misi yang dibebankan oleh Pemda TK. I Sumatera Utara.

Sebagai arena promosi, informasi, pameran dan hiburan yang meliputi bidang pariwisata di Sumatera Utara seperti pengenalan budaya dan seni, tujuan wisata dan hasil-hasil pembangunan bidang industri, peternakan, pertanian, kerajinan rakyat, dan usaha lainnya yang sangat tepat dilaksanakan oleh Pekan Raya Sumatera Utara.

Dalam waktu senggang (Off Seasion) fasilitas Pekan Raya Sumatera Utara digunakan untuk kegiatan pameran dalam rangka ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, selang tahun instansi, kegiatan remaja, pasar murah, hiburan, dan lain sebagainya.

(33)

Dalam penyelenggaraan Pekan Raya Sumatera Utara telah terjadi hubungan dagang antara pengusaha. Dalam kurun waktu lima tahun, Pekan Raya Sumatera Utara menunjukkan suatu kemajuan dalam meningkatkan perekonomian daerah tidak saja di bidang kepariwisataan tetapi di bidang lainnya juga.

Pendapatan Penyelenggaraan Pekan Raya Sumatera Utara dapat menutupi biaya tahunannya yang dijadikan anggaran belanja tahunan PRSU yang mendapat persetujuan dari Gubernur kdh TK.I. Propinsi Sumatera Utara.

Pekan Raya Sumatera Utara merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan perekonomian Sumatera Utara, dengan menjadikannya sebagai wadah promosi potensi sumber daya alam yang dimiliki Sumatera Utara untuk kepentingan investasi, perdagangan maupun pariwisata. Gubernur sumatera Utara berharap Pekan Raya Sumatera Utara tidak berhenti mempromosikan produk unggulannya hanya pada saat perayaan berlangsung, tetapi terus menerus pada setiap event promo lainnya. Dengan demikian keberadaan potensi sumber daya daerah akan lebih dikenal para investor maupun para trader dan wisatawan, sehingga signifikan terhadap percepatan perkembangan pembangunan daerah.

Pembukaan Pekan Raya Sumatera Utara yang ke-40 yang dibuka pada tanggal 18 Maret - 17 April tahun 2011 ini diikuti oleh 266 peserta yang terdiri dari:

- Pemerintah Propinsi (Sumut,NAD, dan Sumatera Selatan). - Pemerintah Kabupaten dan Kota sebanyak 33 Paviliun. - Dewan Kesenian Sumut dan dari Badan Narkotika Sumut.

- BUMN,BUMD, dan Pengusaha swasta sebanyak 120 peserta lebih - Bank-bank Syariah.

Pelaksanaan Pekan Raya Sumatera Utara tahun ini lebih difokuskan pendidikan lingkungan hidup yang merupakan kerja sama dari Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bahorok dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera Utara.

(34)

24

3.2

Tugas, Fungsi, dan Tujuan Pekan Raya Sumatera Utara

Tugas dan fungsi serta tujuan Pekan Raya Sumatera Utara adalah :

a. Memperkenalkan dan mengembangkan hasil industri serta produksi lainnya dari daerah dan daerah lainnya yang berskala nasional.

b. Membantu dan mengusahakan pemasaran hasil produksi daerah dalam rangka peningkatan produksi dalam dan luar negeri terlebih-lebih dalam mengembangkan kepariwisataan.

c. Mengadakan kerja sama dengan badan swasta, lembaga pemerintah dan perorangan yang bergerak dalam bidang industri, hasil bumi, pariwisata dan produksi lainnya.

Disamping tugas dan fungsinya Pekan Raya Sumatera Utara juga bertujuan : 1. Memberi dorongan daya kreasi di bidang seni dan budaya yang berkaitan

dengan pengembangan kepariwisataan. 2. Memberi hiburan kepada masyarakat.

3. Memberikan dorongan yang bersifat mendidik dan penerangan ke arah peningkatan taraf hidup masyarakat yang lebih baik.

Sebagai usaha untuk mewujudkan tujuan tersebut Yayasan Pekan Raya Sumatera Utara mengusahakan :

a. Mempersiapkan prasarana dan sarana yang diperlukan bagi penyelenggaraannya

b. Menyelenggarakan Pekan Raya yang bersifat umum dan tetap sekali dalam setahun yang berlangsung 1-2 bulan.

c. Mengikuti Pekan Raya (Fair) yang diadakan di dalam negeri maupun di luar negeri

d. Menyelenggarakan dan memanfaatkan arena PRSU dengan berbagai kegiatan dalam masa senggang seperti pekan raya mini, pameran industri, pariwisata, festival seni dan kegiatan lainnya.

(35)

3.3

Lokasi, Waktu, dan Kegiatan Pekan Raya Sumatera Utara

Pekan Raya Sumatera Utara terletak di tengah-tengah kota Medan , tepatnya berada di arena PRSU, jalan Gatot Subroto No. 238, Km 5 Tapian Daya Medan. Tempat ini merupakan tempat yang sangat setrategis dan mudah dicapai dari berbagai tempat, arena ini terletak di atas tanah seluas 6,7 Ha.

Pekan Raya Sumatera Utara diselenggarakan pada bulan Maret-April dalam rangka memperingati hari jadi pemerintah daerah propinsi Sumatera Utara tanggal 15 April setiap tahunnya. Bila dipandang perlu Gubernur Kepala Daerah TK.I Sumatera Utara dapat menentukan waktu pelaksanaannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan Pekan Raya Sumatera Utara antara lain :

• Pameran

• Penjualan

• Promosi

• Perlombaan

• Rumah makan, Cafetaria

• Hiburan

• Festival musik, seni dan budaya

• Penyuluhan lingkungan hidup

3.4

Peserta Pekan Raya Sumatera Utara

Para peserta terdiri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), instansi pemerintah, swasta, nasional, serta perorangan diberi kesempatan pada PRSU sesuai dengan ketentuan yang ada. Status peserta terdiri atas :

(36)

26 a. Peserta Tatap

Adalah peserta yang terdaftar secara resmi dan mempunyai bangunan tetap (permanen) dan mengadakan hubungan langsung dengan yayasan Pekan Raya Sumatera Utara.

Adapun peserta yang ikut serta dalam Pekan Raya Sumatera Utara terdiri dari Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten diantaranya :

• Pemerintah Kota Medan

• Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu

• Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara

• Pemerintah Kabupaten Simalungun

• Pemerintah Kabupaten Deli Serdang

• Pemerintah Kabupaten Karo

• Pemerintah Kabupaten Asahan

• Pemerintah Kota Pematang Siantar

• Pemerintah Kabupaten Dairi

• Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan

• Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah

• Pemerintah Kabupaten Nias

• Pemerintah Kabupaten Langkat

• Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

• Pemerintah Kabupaten Tebing Tinggi

• Pemerintah Kota Binjai

• Pemerintah Kota Tanjung Balai

• Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal

• Pemerintah Kota Sibolga

• Pemerintah Kota Padang Sidempuan

(37)

b. Peserta Pengikut

Adalah peserta yang terdaftar secara resmi melalui peserta tetap terdiri dari perusahaan yang tergabung dalam satu kelompok tetap. Diantaranya :

1. Pemda TK.I Tapanuli Selatan

o PT. Pernata Hijau Sawit (PHS) o Cabang Dinas Perkebunan II o Kantor Departemen Koperasi 2. Perindustrian

o PT. Asia Sakti o Avon

3. Perusahaan Daerah Sumatera Utara o PDAM Tirtanadi

o PD. Perhotelan o Dinas Perkebunan c. Peserta Musiman

Adalah peserta yang keikutsertaannya hanya selama berlangsung Pekan Raya setiap tahunnya dan memakai bangunan milik Pekan Raya Sumatera Utara atau mendirikan di atas tanah yang diperuntukkan dan membongkar kembali ketika berakhirnya PRSU.

3.5

Fasilitas dan Sarana Pekan Raya Sumatera Utara

Fasilitas yang tersedia untuk kepentingan pelaksanaan Pekan Raya Sumatera Utara antara lain :

a) Fasilitas Teknik

• Aliran Listrik PLN dan generator PRSU

• Air Minum PDAM Tirtanadi

• Kebersihan Lingkungan

(38)

28

• Keamanan Lingkungan

• Kesehatan, informasi, sarana warta dan jasa

b) Fasilitas Nonteknik

♦ Bangunan

Berupa gedung, hall, paviliun, kios, stand, dan areal tanah kososng. Hall tersedia 2 buah dengan ukuran masing-masing 15-30 m. Kios tersedia sebanyak 39 buah dengan ukuran masing-masing 4,5 × 12 m dan stand tersedia sebanyak 9 buah dengan masing-masing 4 × 10 m. Bangunan-bangunan yang berada di dalam arena PRSU adalah :

1. Menara Pekan Raya Sumatera Utara 2. Padestrian (mall)

3. Ruang Terbuka

4. Tiket box dan gerbang (Ticket box and Gate) 5. Ruang Terbuka

6. Arena Duduk (Sitting Area)

7. Gedung Serba Guna (Multi Function Building) 8. Panggung Terbuka (Open Stage)

9. Mess (inn)

10.Gedung Pengelolaan Yayasan Pekan Raya Sumatera Utara (Foundation PRSU Organizer Building)

11.Gedung A (Hall A) 12.Gedung B (Hall B) 13.Gedung C (Hall C) 14.Restauran (Restaurant) 15.Parkir (Parking Area) 16.Ruang Terbuka (Plaza)

(39)

17.Area Pengembangan (Development Area) 18.Ruang Mesin Listrik (Electrical Genzet) 19.Toilet Umum ( PublicToilet )

20.Ruang Pompa dan Reservoir (Pomp and Rreservior Room) 21.Mosholla (Mosque)

22.Pos Keamanan (Security)

3.6

Daya Tarik Wisata Pekan Raya Sumatera Utara

A. Paviliun Pemerintahan Kabupaten dan Pemerintahan Kota

Pekan Raya Sumatera Utara juga memiliki paviliun-paviliun yang didisain sesuai dengan ciri khas tiap daerah kabupaten dan kotamadya yang menjadi pesarta Pekan Raya Sumatera Utara. Tiap paviliun memamerkan objek-objek wisata yang dimiliki untuk dapat menarik minat wisatawan mengunjungi daerah-daerah tersebut.

Adapun yang dipamerkan di paviliun-paviliun tersebut adalah :

1. Paviliun Pemko Medan menampilkan Posko Demam Berdarah, sejarah Kota Medan, photo-photo pohon tembakau dan Pembangunan Kota Medan misalnya plaza-plaza yang sedang dan akan dibangun.

2. Paviliun Labuhan Batu menampilkan hasil alamnya seperti :

- Karet olahan, industri minyak goreng dan oleo kimia, budidaya ikan kerapu, tambak udang dan hasil hutan.

3. Paviliun Tapanuli Utara menampilkan ciri khas Pakaian dan Pelaminan khas Batak beserta ulos, caramenenun kain dari benang, perikanan, peternakan, perkebunan serta makanan khasnya yaitu kacang Sihobuk.

4. Paviliun Simalungun memamerkan Pakaian Adat Simalungun beserta pelaminannya, hasil perkebunan milik negara, swasta asing maupun milik rakyat dengan hasil komoditi utama yaitu kelapa sawit, teh, coklat, kelapa dan tanaman

(40)

30

keras lainnya. Selain itu Simalungun juga memamerkan buah dan sayur yang di ekspor yaitu : jeruk, tomat, pisang, kol, wortel, kentang dan jagung, juga dipamerkan tuak sebagai minuman khas Batak yang juga dijadikan sebagai gula aren. Selain hasil alam juga diperdengarkan musik khas Simalungun.

• Perkebunan kelapa sawit milik PTPN IV

• Perkebunan teh milik PTPN II

• Perkebunan karet milik PTPN III

5. Paviliun Deli Serdang memamerkan hasil perkebunan seperti karet dan coklat, juga musik dan alat musik khas Deli Serdang juga pakaian adat dan pelaminannya.

6. Paviliun Karo memamerkan pakaian adat, pelaminan dan alat musik khas Karo. Selain itu juga dipamerkan hasil-hasil pertanian seperti jeruk, markisa, kol, wortel, tebu dan bermacam-macam jenis sayuran.

7. Paviliun Asahan memamerkan pelaminan dan pakaian adat Asahan dan hasil perikanan lautnya serta arsitektur kapal khas Asahan.

8. Paviliun Siantar memamerkan becak khas Siantar, museum serta hasil perkebunan coklat.

9. Paviliun Tapanuli Selatan menampilkan hasil pertanian seperti salak, makanan ringan, buah-buahan, hasil industri kecil lainnya serta pakaian adat khas Tapanuli Selatan.

10.Paviliun Tapanuli Tengah menampilkan hasil laut, tambak, peternakan serta kerajinan usaha kecil.

11.Paviliun Nias menampilkan pakaian adat, pelaminan, tari perang khas Nias, juga hasil pertanian dan usaha kecil yang sedang berkembang.

(41)

12.Paviliun Langkat memamerkan hasil laut, buah-buahan seperti durian, rambutan, dan lain-lain.

13.Paviliun Toba Samosir memamerkan pakaian adat khas Batak, hasil kerajinan masyarakat dan mempromosikan objek wisata Danau Toba.

14.Paviliun Tebing Tinggi memamerkan perkebunan coklat, karet dan kelapa sawit serta industri kecil lainnya.

15.Paviliun Binjai memamerkan hasil pertanian dan industri lainnya.

16.Paviliun Tanjung Balai memamerkan hasil laut dan arsitektur kapal lautnya. 17.Paviliun Sibolga memamerkan hasil laut dan objek wisata.

18.Paviliun Padang Sidempuan memamerkan hasil pertanian.

B. Atraksi Lainnya

1. Panggung hiburan rakyat (Open Stage) yaitu hiburan yang dibuat dengan menampilkan artis dan grup band dari kota Medan dan ibu kota.

2. Pertunjukan Teater yang dilakoni oleh anak-anak Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Festival lagu-lagu daerah yang melibatkan anak-anak Sekolah Dasar se-Sumatera Utara.

4. Pasar murah serba lima ribu mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan lainnya.

5. Food Court yang menjual makanan dan minuman dengan harga terjangkau.

6. Stand rokok memberikan voucher undian berhadiah untuk setiap pembelian produk

rokoknya yang diundi setiap minggunya. 7. Pameran lukisan.

Acara Pekan Raya Sumatera Utara ini sangatlah luar biasa yang di konsep secara sederhana, sebab disini seluruh potensi seni dan kebudayaan di Sumatera Utara dapat kita nikmati, sehingga ini merupakan acara besar yang dapat kita nikmati jika kita berkunjung ke Sumatera Utara. Hanya dengan membayar Rp 15.000,- per orang

(42)

32 sebagai tiket masuk, kita telah disuguhi berbagai informasi menarik yang juga dapat menjadi bahan edukasi baik bagi anak maupun bai orang dewasa dalam kegiatan rekreasi sekaligus. Acara ini sederhana sehingga seluruh lapisan masyarakat tidak merasa canggung, segan ataupun gengsi untuk datang ke acara ini.

[image:42.612.88.204.346.459.2]

Masing-masing kabupaten/kota memiliki stand sendri berupa gedung berlantai 2. Gedung tersebut dimanfaatkan untuk memamerkan ke khasan daerah masing-masing, seperti rumah adat (miniatur), makanan khas daerah, hasil krajinan rakyat, hasil alam, industri, tempat wisata, pakaian adat, senjata tradisional, dan pelaminan/adat nikahan.

Gambar 3.1 Miniatur rumah adat tradisional.

Gambar 3.2 Miniatur rumah adat Kabupaten Nias dan Kabupaten Toba Samosir yang sangat diminati pengunjung.

[image:42.612.90.314.499.614.2]
(43)
[image:43.612.89.373.188.560.2]

Untuk tiap bangunan sendiri dikonsep berbeda oleh setiap kabupaten/kota, misalnya untuk kabupaten Toba Samosir dikonsep seperti rumah adat Batak, untuk Deli Serdang, Binjai, dan Langkat di konsep seperti adat melayu, dominan kining hijau.

Gambar 3.3 Rumah adat Batak, yang di konsep oleh Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.

(44)

34

[image:44.612.88.205.223.338.2]

Untuk makanan daerah, ada bermacam-macam mulai dari kopi, dodol, kerupuk dan hasil olahan lainnya. Makanan ini juga dikemas dengan cara yang berbeda, ada yang telah dikemas secara rapi menggunakan kotak, atau tas, ada yang hanya dibungkus plastik biasa karena merupakan buatan rumah tangga. Di beberapa daerah menyediakan sampel untuk di coba.

Gambar 3.4 Kipang pulut yang merupakan makanan khas daerah.

Hasil alam baik berupa tanaman, hasil perkebunan, maupun mineral alam juga dipamerkan, bahwa Sumatera Utara kaya akan mineral alam. Selain itu, ditunjukkan juga pembanguanan apa saja yang sedang terlaksana di masing masing daerah. Untuk

masalah tempat wisata, masing masing daerah tidak mau kalah. Mereka ingin menonjolkan potensi wisata tiap daerah. Sangat baik, ternyata di Indonesia untuk kawasan Sumatera Utara saja memiliki banyak potensi wisata yang belum di kenal.

Gambar 3.5 Seorang pengunjung yang memamerkan suatu objek wisata air terjun Sipiso-piso.

[image:44.612.88.206.529.644.2]
(45)

Pakaian adat tiap daerah juga berbeda. Meskipun pada dasarnya memiliki kemiripan. Pelaminan/ adat nikahan menjadi tempat favorit untuk berfoto, selain itu para mbak-mbak dan mas mas nya juga bersedia mengambilkan beberapa foto untuk kita.

[image:45.612.90.433.180.409.2]

Gambar 3.6 Pakaian-pakaian adat tiap daerah yang sangat menarik dan berbeda tiap daerahnya.

Sebenarnya untuk mendapatkan informasi, kita dapat membawa setiap brosur dari setiap daerah dan melihat langsung barang-barang yang dipamerkan. Namun, untuk memperoleh labih banyak informasi lagi, kita dapat bertanya pada mbak mbak atau mas mas yang memandu kita.

(46)
[image:46.612.87.205.103.222.2]

36

Gambar 3.7 Sepatu dan aneka barang yang dipasarkan di bazar-bazar murah dan pameran UKM.

Tak hanya itu, Pekan Raya Sumatera Utara juga diramaikan oleh bazar-bazar murah, pameran UKM, dan pasar malam yang banyak kita jumpai seperti di kampong-kampung di Sumatera Utara. Untuk kalangan remaja, setiap hari Minggu selama acara dilaksanakan akan ada band-band papan atas Indonesia yang akan manggung meramaikan PRSU.

Keunggulan dari acara ini adalah memadukan hiburan dan pendidikan sehingga selain bisa mengenal kebudayaan dan keragaman kesenian, suku, serta adat dari setiap daerah, kita tidak akan bosan untuk terus menikmati hal-hal baru yang menghibur disetiap stand. Sangat baik dan tidak akan menjemukan untuk mengajak anak-anak belajar mengenal kebudayaan sendiri dan mengetahui informasi penting mengenai pertambangan, pertanian, perkebunan, dll melalui wisata seperti ini.

(47)

PERANAN PEKAN RAYA SUMATERA UTARA SEBAGAI USAHA

PROMOSI PENGEMBANGAN PARIWISATA

4.1 Peranan Pekan Raya Sumatera Utara

Pekan Raya Sumatera Utara merupakan ajang yang sangat mempengaruhi pengembangan, pengenalan, dan meningkatkan potensi dari daerah-daerah yang berada di Sumatera Utara.

Di Deli Serdang misalnya, tidak sedikit para pengusaha yang menanamkan modalnya setelah PRSU berakhir. Sedangkan transaksi selama PRSU juga tidak sedikit karena di sana ditampilkan hasil industri kerajinan seperti tenunan ulos khas Deli Serdang, batik dan hasil industri kerajinan lainnya, termasuk hasil pertanian. Untuk lebih memperkenalkan hasil industri kerajinan tangan daerah itu, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Deli Serdang bekerjasama dengan Disperindag juga sering mengikuti sejumlah pameran Inacraft di Jakarta dan daerah lainnya, karena hasil tenunan dan ulos Deli Serdang memiliki kualitas yang cukup baik. Jadi, tidak heran banyak orang yang memesan hasil industri kerajinan tangan tersebut. Begitu juga hasil kerajinan tangan lainnya. Itu sebabnya, PRSU ini di jadikan ajang promosi sekaligus lebih memperkenalkan potensi yang ada di Deli Serdang kepada para investor.

Pekan Raya Sumatera Utara juga sebagai wadah mempromosikan potensi produk unggulan daerah, dengan demikian para pengunjung terutama pengusaha ataupun calon pengusaha dapat melihat dan mengetahui peluang bisnis yang ada di daerah. Banyak sektor yang diunggulkan di daerah-daerah. Dan masih banyak yang belum mengetahuinya, seperti sektor pertanian, peternakan dan kehutanan,

37

(48)

38

pertambangan, industri pengolahan, gas dan air mineral, restoran dan hotel, jasa pengangkutan, kesenian budaya, perdagangan UKM dan jasa pajak.

Jadi, kita ketahui bahwa peranan Pekan Raya Sumatera Utara ini sangatlah penting sekali untuk Sumatera Utara maupun sebagai daya tarik wisata. Adapun peran-perannya tersebut, antara lain :

1. memberikan pendidikan seni budaya daerah-daerah di Sumatera Utara.

2. mempromosikan pariwisata Sumatera Utara lebih luas lagi kepada wisatawan lokal dan wisatawan asing.

3. meningkatkan devisa negara.

4. mendongkrak pertumbuhan investasi pada daerah-daerah di Sumatera Utara. 5. mempromosikan produk-produk unggulan daerah.

6. menambah pemahaman masyarakat pengunjung PRSU dan calon investor dalam dan luar negeri tentang kinerja pembangunan maupun peluang investasi di masing-masing kabupaten/kota.

Namun semua itu harus juga mesti di dukung dari banyak berbagai pihak-pihak tertentu, agar tercapai dengan apa yang tel;ah diharapkan. Sehingga, Pekan Raya Sumatera Utara dapat terlaksana dengan visi dan misi yang telah ditetapkan dan di samping itu, harus juga ditingkatkan pengembangan-pengembangannya.

4.2

Cara Pengembangan Pada Pekan Raya Sumatera Utara

4 . 2 . 1 K o n s e p P e n g e m b a n g a n P a r i w i s a t a

Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumberdaya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata. (Swarbrooke 1996;99)

(49)

Terdapat beberapa jenis pengembangan, yaitu :

a. Keseluruhan dengan tujuan baru, membangun atraksi di situs yang tadinya tidak digunakan sebagai atraksi.

b. Tujuan baru, membangun atraksi pada situs yang sebelumnya telah digunakan sebagai atraksi.

c. Pengembangan baru secara keseluruhan pada keberadaan atraksi yang dibangun untuk menarik pengunjung lebih banyak dan untuk membuat atraksi tersebut dapat mencapai pasar yang lebih luas, dengan meraih pangsa pasar yang baru.

d. Pengembangan baru pada keberadaan atraksi yang bertujuan untuk meningkatkan fasilitas pengunjung atau mengantisipasi meningkatnya pengeluaran sekunder oleh pengunjung.

e. Penciptaan kegiatan-kegiatan baru atau tahapan dari kegiatan yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain dimana kegiatan tersebut memerlukan modifikasi bangunan dan struktur.

4.2.2 Konsep Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata

Fungsi kriteria dan indikator adalah sebagai dasar dalam pengembangan DTW melalui penetapan unsur kriteria, penetapan bobot, penghitungan masing-masing sub unsur dan penjumlahan semua nilai unsur kriteria. Tujuan membuat kriteria ini adalah untuk menentukan skala prioritas pengembangan DTW dan mengintensifikasikan pemanfaatan dan pembinaan suatu DTW.

Dasar penilaian adalah :

1. Berorientasi pada kepentingan konservasi kawasan,

2. Memberikan pemahaman pendidikan konservasi kepada masyarakat, 3. Meningkatkan peran serta masyarakat

John S. Naisbit dalam bukunya Global Paradox menjelaskan bahwa perlunya berpikir lokal dan bertindak global dalam menghadapi ledakan globalisasi yang terjadi akibat pesatnya pertumbuhan technology, informasi dan komunikasi pada

(50)

40

milinium ini. Berpikir lokal dimaksudkan bahwa kita perlu berpikir untuk kepentingan lokal, menggali nilai-nilai/norma-norma sosial lokal sebagai hasil dan budi daya lokal (local genius), mengeksplorasi dan mengkonservasi sumber-sumber alam dan budaya lokal dengan cara-cara profesional sehingga yang lokal itu bisa mengglobal.

Jadi, untuk mengembangkan Pekan Raya Sumatera Utara peran serta dari pemerintah juga haruslah ikut serta dalam membantunya. Yang dimana Pekan Raya Sumatera Utara tersebut harus terus di tingkatkan pembangunannya setiap tahun, harus selalu ada yang berbeda dari hal atraksi wisata, kesenian budaya, pendidikan yang di suguhkan serta perubahan-perubahan tema dari Pekan Raya itu sendiri dari setiap tahunnya. Sehingga para pengunjung juga tidak merasa bosan dengan apa yang di tampilkan.

Selain itu, pemerintah juga harus memberikan selalu promosi-promosi yang dapat menarik para wisatawan asing dan lokal dengan hal-hal yang berbeda.

4.3 Peran Pekan Raya Sumatera Utara Dalam Pengembangan

Pariwisata di Sumatera Utara

Pembangunan sektor pariwisata merupakan prioritas ketiga setelah sektor industri dan pertanian. Lokasi Pariwisata Sumatera Utara yang potensial adalah Danau Toba, Tanah Karo, Nias, dan Langkat dimana objek wisata meliputi keindahan alam, iklim, kebudayaan, kesenian rakyat dan sebagainya. Juga adanya event-event pariwisata yang bertujuan untuk mempromosikan kepada wisatawan serta menambah kunjungan dengan memperpanjang masa tinggal wisatawan mancanegara di Sumatera Utara.

(51)

Pekan Raya Sumatera Utara sebagai arena promosi, informasi, pameran dan hiburan selalu berusaha dalam setiap penyelenggaraannya untuk meningkatkan dan mengembangkan peranannya dengan yang dibebankan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara kepadanya.

Keberadaan Pekan Raya Sumatera Utara turut menyemarakkan kegiatan kepariwisataan di Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari jumlah peserta dan banyaknya pengunjung yang terlibat dalam penyelenggaraan setiap tahun. Semua kegiatan tersebut memakai sarana dan prasarana kepariwisataan seperti transportasi, restoran, dan akomodasi.

Pekan Raya Sumatera Utara juga memberikan dorongan terhadap kreasi dibidang seni dan budaya yang berkaitan dengan pengembangan industri pariwisata. Dan juga merupakan arena promosi pariwisata yang baik di Provinsi Sumatera Utara.

(52)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sumatera Utara merupakan penghasil komoditi nonmigas yang letaknya sangat strategis yang diapit oleh tiga propinsi yaitu: NAD, Riau dan Sumatera Barat serta berdekatan dengan negara Malaysia dan Singapura yang dibatasi oleh Selat Malaka. Selain itu memiliki keindahan alam yang cukup menarik keunikan dan keanekaragaman budaya daerah, flora dan fauna, dan berbagai peristiwa menjadikannya Daerah Tujuan Wisata (DTW) ketiga sesudah Bali dan Jawa, dengan Medan sebagai Ibu Kota merupakan pintu gerbang utama masuknya wisatawan ke Indonesia bagian barat sekaligus Point of Distribution ke NAD, Riau dan Sumatera Barat yang didukung bandara Internasional/Domestik Polonia dan Pelabuhan laut Belawan sebagai jalur transportasi internasional, karena itu Sumatera Utara merupakan pusat pembangunan dan pengembangan Indonesia di wilayah barat.

Pada sekitar tahun 1971 dan 1972 Pemda Tingkat I dan II Propinsi Sumatera Utara Kotamadya Medan mencetuskan gagasan untuk menyediakan tempat, arena promosi, informasi, pameran dari produk industri, barang, hasil kerajinan rakyat dan tempat hiburan rakyat dengan mengadakan pertunjukan seni budaya. Untuk pertama kalinya PRSU dibuka oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 22 Desember 1972. Dan diselenggarakan secara berkesinambungan setiap tahunnya. Untuk menjadikan PRSU sebagai arena promosi dan informasi yang mandiri maka berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara No. 322 tahun 1980 dibentuklah suatu badan hukum dengan nama “Yayasan Pekan Raya Sumatera Utara” yang mengelola arena informasi dan promosi tersebut.

42

(53)

5.2 Saran

Pekan Raya Sumatera Utara telah cukup berperan dalam kegiatan promosi kepariwisataan di Sumatera Utara namun belum didukung sepenuhnya oleh tenaga yang profesional dan masih banyaknya birokrasi dari Yayasan Pekan Raya Sumatera Utara.

Meskipun Pekan Raya Sumatera Utara telah berjalan secara terus menerus selama 40 tahun perlu juga disarankan agar pihak yayan Pekan Raya Sumatera Utara tetap menjalin kerjasama yang baik antara pemerintah, pengusaha, dan dunia usaha serta masyarakat dalam rangka pengembangan Pekan Raya Sumatera Utara.

Perlu pula peningkatan sarana dan prasarana yang tersedia di Pekan Raya Sumatera Utara dan gencar melakukan promosi untuk mengundang berbagai pihak agar berpartisipasi dalam penyelenggaraan PRSU.

Agar pengembangan dan pembangunan kepariwisataan di Sumatera Utara harus lebih memperhatikan kelestarian alam, keamanan, sosial, seni dan budaya terutama masyarakat di Propinsi ini.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Yoeti, Oka. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Santoso, Urip. 2011. www.journal.com , Medan Menuju Kota Pariwisata.

Gunawan, Myra P. Perencanaan Pariwisata Dalam Rangka Pengembangan Pariwisata Kota. Makalah, Forum URDI, 15 aoril 2010.

Ardika, IG. Otonomi dan Pengembangan Pariwisata. diperoleh dari <http://www.equatoronline.com, 2009.

Kepariwisataan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Hadinoto, Prof. Ir Kusudianto, “Perencanaan Pengembangan Pariwisata Destinasi Pariwisata” , Universitas Indonesia press, Jakarta, 1996.

viii

Gambar

Gambar 3.1 .........................................................................................................32
Gambar 3.2  Miniatur rumah adat Kabupaten Nias dan Kabupaten Toba Samosir yang
Gambar 3.3 Rumah adat Batak, yang di konsep oleh Pemerintah Kabupaten Toba
Gambar 3.4 Kipang pulut yang merupakan makanan khas daerah.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian di lapangan yang menggunakan tenik wawancara dan dengan analisa kualitatif menunjukkan bahwasannya peranan Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara

Sementara Peta klasifikasi iklim Schmidth-Fergusson Sumatera Utara selama ini belum ada, padahal di Sumatera Utara mempunyai potensi sumberdaya alam hutan yang sangat besar

Produksi serasah daun Homalanthus populneus dan Macaranga hypoleuca (g/m 2 /minggu) di Deleng Macik, Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera

an dan budidaya ikan di Sumatera Utara telah dilakukan sejak bulan Juli hingga Oktobe 2014 Penelitian ini merupakan penelitian tahun 1 yang dilakukan sebagai

Dilihat dari obyek dan daya tarik, wisata alam memiliki potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan dan dapat berperan penting dalam meningkatkan pariwisata di

Selain itu Danau Toba juga sebagai salah satu daerah di provinsi Sumatera Utara yang memiliki potensi-potensi pariwisata yang cukup banyak yang dapat dikembangkan lebih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis tanaman obat dan fungsinya yang terdapat di kawasan Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara, TamanHutan Raya

Hasil Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) di Sumatera Utara tahun 2011 didapatkan bahwa 1) Input dan proses upaya kesehatan di Puskesmas antara lain fasilitas, Sumber Daya