Lafadz Amm dan Khas
Ushul Fiqh II - HTN - 2023
Pengertian Amm 01
Macam-macam Amm 03
Karakteristik Amm 02
Pengertian Khas 04
Karakteristik Khas
05
• ‘amm secara Bahasa berarti umum atau merata,
• Secara istilah ‘amm berarti lafadz yang tercipta untuk pengertian umum sesuai dengan pengertian tiap lafadz itu sendiri tanpa dibatasi dengan jumlah tertentu.
Pengertian Amm
• Menurut ulama ushul fiqh, amm adalah lafadz yang mencakup akan semua apa saja masuk padanya dengan satu ketetapan atau sekaligus.
• Artinya, satu lafdz bisa dikatakan ‘amm apabila kandungan maknanya tidak memberikan Batasan pada jumlah yang tertentu.
• Contoh :
mencakup semua orang Laki-laki لُاجَرِّلاَ
mencakup semua manusia سِانَّلاَ
Karakteristik Amm
• Sighat jamak (plural) yang disertai alif dan lam di awalnya. Seperti:
نِيْلَمِاكَ نِيْلوْحَ نِهُدَلَاوْأَ نِعْضِرِّيُ تُاَدَلاَوْلاَوْ
Artinya: “Para ibu (hendaklah) menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi orang yang ingin menyempurnakan penyusuannya”. (Al-Baqarah: 233).
Kata al-walidat dalam ayat tersebut bersifat umum yang mencakup setiap yang bernama atau disebut ibu.
• Lafadz لكَ (setiap) dan عمِاجَ (seluruhnya). Misalnya:
تُوْمَلاَ ةُقَئِاَذَ 'سٍفْنَ +لكَ: Artinya:“Tiap-tiap yang berjiwa akan mati”. (Ali ‘Imran, 185) ا,عْيْمَجَ ضِرْلْأَاَ يفِ امِ مْكُل قَلَخَ يذِلاَ وْهُ
Artinya; “Dialah Allah yang menjadikan untukmu segala yang ada di bumi secara keseluruhan (jami’an)”. (Al-Baqarah: 29).
Lafadz لك dan عماح tersebut di atas, keduanya mencakup seluruh satuan yang tidak terbatas jum- lahnya
• Kata benda Tunggal (mufrod) yang di ma’rifatkan dengan alif-lam. Contoh:
ابَرِّلاَ مَرِّحَوْ عيْبَلاَ هُلَلاَ لحَأَوْ
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Al_baqarah: 27) Lafadz al-bai’ (jual beli) dan al-riba adalah kata benda yang di ma’rifatkan dengan alif lam. Oleh karena itu keduanya adalah lafadz ‘am yang mencakup semua satuan-satuan yang dapat di masukkan kedalamnya.
• Lafadz Asma’ al-Mawsul. Seperti ma, al-ladhina, al-ladzi dan sebagainya. Contoh:
اَ ,رِّيْعْسَ نَوْلَصْيْسَوْ اَ,رْانَ مْهِنَوْطُبَ يفِ نَوْلَكَأْيُ امَنَإِ ا,مَلَظُ ىمِاتَيْلاَ لُاَوْمِأَ نَوْلَكَأْيُ نِيُذِلاَ نَإِ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang (al-ladzina) memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perut dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala”. (An-Nisa: 10)
• Isim nakirah dalam susunan kalimat naïf (negatif), seperti kata حَانَّجَ لَا dalam ayat berikut:
نِهُرْوْجَأَ نِهُوْمَتَيْتَآَ اَذَإِ نِهُوْحُكُنَّتَ نَأَ مْكُيْلَعَ حَانَّجَ لَاوْ
Artinya: “dan tidak ada dosa atas kamu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya”. (Al-Mumtahanah: 10).
• Lafadz Asma al-Syart (isim-isim isyarat, kata benda untuk mensyaratkan), seperti kata ma, man dan sebagainya. Misalnya:
اَوْقُدَصْيُ نَأَ لَاإِ هُلَهُأَ ىلإِ Lةُمَلَسَمِ Lةُيُدَوْ 'ةُنَّمِؤْمِ 'ةُبَقُرْ رِّيُرِّحُتَفِ ,أْطُخَ ا,نَّمِؤْمِ لتَقُ نِمِوْ
Artinya: “dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diser- ahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah” (An-Nisa’:92)
Macam-macam Amm
Lafadz amm yang tidak mungkin untuk ditakhsis (diberikan pengecualian)
Lafadz amm yang mungkin ditakhsis baik oleh al-quran
itu sendiri maupun hadits
O ىلَعَ لَاإِ ضِرْلْأَ ىفِ 'ةُبَآَدَ نِمِ امِ ٱ اهُرِّقَتَسَمِ مْلَعْيُوْ اهِقُزْرْ هُلَل ٱ
'نِيْبَ+مِ 'بٍSتَكَ ىفِ Tلكَ اهِعَدَوْتَسَمِوْ ۚ
Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (Hud : 6)
آمِوْ رِّيُزِنَّخِل مْحُلوْ مَدَل وْ ةُتَيْمَل مْكُيْلَعَ مَرِّحَ امَنَإِ ٱ ٱ ٱ 'دَاعَ لَاوْ 'غٍابَ رِّيْغَ رِّطُضِ نِمَفِ هُلَل رِّيْغَل هُبَ لهُأَ ٱ ۖ ٱ ۦ Lمْيْحَرْ Lرْوْفْغَ هُلَل نَإِ هُيْلَعَ مْثْإِ لَآفِ ٱ ۚ
Artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (albaqarah : 173)
Pengertian Khas
• Khas artinya Mengkhususkan atau menentukan.
• Lafaz khas adalah lafaz yang dibuat untuk menunjukan satu satuan tertentu;berupa orang atau beberapa satuan yang bermacam-macam dan terbatas, seperti tiga belas, seratus, kaum, golongan, jama’ah, kelompok dan lafal lain yang menunjukan jumlah satuan dan tidak menunjukan cakupan kepada seluruh satuannya.
• menurut Manna Al-Qattan lafadz Khas adalah lafadz yang tidak menghabiskan semua apa yang pantas baginya tanpa ada pembatasan.
Karakteristik Khas
Lafadz tersebut menyebutkan tentang nama seseorang, jenis, golongan, atau nama sesuatu. Contoh :
مْ هُ نَ مْ نَ هُ آ نَ نَ هُ رِ نَ هُ مْ ٱ ىنَ نَ هُ آ نَ رِ نَ آۥ!هُ"نَ#نَ $نَي&رِنَ ٱ'نَ ۚ!رِنَ ٱ (هُو*هُنَ دٌ نَ ,نَ#هُ
Artinya: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka...(al fath : 29)
01 02
03
Lafadz yang menyebutkan jumlah/bilangan tertentu dalam satu kalimat. Contoh :
ءٍ 'آ.هُ/هُ 0نَ1نَنَلَٰ 3نَ $نَرِ 4رِهُ ننَ رِ $نَ6مْنَ .نَ7نَينَ 8هُ9نَلَٰنَ :نَهُ مْٱ'نَ
Artinya: Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'...(al baqarah : 228)
Lafadz yang dibatasi dengan sifat tertentu (naat manut), atau yang diidofahkan. Contoh :
0ءٍنَ #رِ;مْ#هُ 0ءٍ<نَ/نَنَ .هُي.رِ,مْ7نَ=نَ >ـًٔ:نَ@نَ ـًٔ #رِ;مْ#هُ Aنَ7نَ/نَ $#نَ'نَ ۚ >ـًٔ:نَ@نَ اCنَDرِ ـًٔ #رِ;مْ#هُ Aنَ7هُ9مْينَ ننَ $ءٍ#رِ;مْهُ رِ ننَ Fنَ #نَ'نَ
Artinya: Dan tidak patut bagi seorang yang beriman membunuh seorang yang beriman (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Barangsiapa membunuh seorang yang beriman
karena tersalah (hendaklah) dia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman...(an nissa : 92)
lafadz ‘am adalah lafadz yang memiliki makna umum yang di dalamnya terdapat dua makna atau lebih. Dalalahnya bersifat dzanniy, sehingga jika ditemui lafadz ‘am, kita tidak bileh serta merta langsung melaksanakan semuanya tanpa terlebih dahulu mencari mukhassisnya. Sedangkan lafadz khas adalah lafadz yang mengandung makna khusus atau satu pengertian. Para ulama sepakat bahwa lafadz khas dalam nash syara’ bersifat qath’i dan hukum yang terkandung di dalamnya juga bersifat qath’i, selama tidak ada indikasi yang menunjukkan pengertian lainnya.
KESIMPULAN
THANK YOU
FOR ATTENTION
And wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh