Kelas : H I- C
Dosen Pengampu : DR. FAUZAN, M.Ag
USHUL FIQH DAN PEMBAHARUAN ISLAM
Pert : 2
Hari/Tanggal : Minggu/08 September 2024
A. Syari’at
Adalah ketentuan Allah yang disampaikan baik dalam firmannya maupun perkataan Nabi.
B. Ushul Fiqh
Cara untuk melahirkan Fiqh dari dalil yang ada (terperinci). Cara mengeluarkan hukum dari dalil yang ada.
C. Fiqh
Ilmu tentang ilmu syar’i terkait perbuatan mukallaf.
Wajib apabila dalilnya zhanni( dalil Hadits Ahad)
Fardhu apabila dalilnya Qhat’i (dalil Al-Qur’an, Hadits Mutawattir)
Menurut jumhur, wajib dan fardhu itu sama. Tidak melihat dari jenis haditsnya, yang penting ada perintah. Namun menurut Hanafi, wajib itu ketika dalilnya zhanni, sedangkan fardhu apabila dalilnya Qhat’i.
Catatan:
Minggu Depan makalah berbentuk Jurnal tidak pakai BAB.
Kelas : H I- C
Dosen Pengampu : DR. FAUZAN, M.Ag Pert 3:
(Menurut ahli hadits)
Sunnah : segala sesuatu yang ada pada nabi, baik kegiatan sehari-harinya, sifatnya, sebelum ia menjadi nabi sampai ia diutus menjadi nabi
Hadits: segala apa yang ada pada nabi setelah ia telah menjadi rasul
(Ahli ushul fiqh)
Hukum takhlifi (wajib, sunnah, makhruh, haram, mubah)
SUNNAH
Qauliyah ketika redaksinya : qalarasulullah, yaqulu (langsung rasullullah berkata)
Jika ayat yang turun, ada perhatian khusus dari nabi, seperti disuruh sahabat mencatat, menghafal. Berbeda dengan hadits tidak ada perhatian khusus dari nabi.
Ayat disampaikan secara mutawatir oleh nabi. Bentuk makna dan lafadz itu langsung dan tidak ada perbedaan, sedang hadits secara makna saja, makna sama redaksi berbeda dari sahabat ke sahabat.
Fi’liyah ketika sahabat yang berkata Hadits
Dari segi kualitias
1. Mutawatir : hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi, mulai dari sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in, dan seterusnya yang perawinya terbebas dari illat dan syadz.
Dibagi menjadi tiga
Shahih : 5 syarat shahih (bersambung sanadnya dari rasullullah sampai kebawah, dhabit (kuat ingatannya), ‘adil (perbuatannya terjaga/mur’ahnya terjaga), matan nya tidak syal (tidak menyelisihi) dan illat (cacat)
2. Ahad: hadits yang diriwayatkan oleh segelintir/sedikit orang mulai dari para sahabat sampai kebawah.
Kelas : H I- C
Dosen Pengampu : DR. FAUZAN, M.Ag MINGGU/03 NOVEMBER 2024
Istishab : mempergunakan hukum yang lama sebelum ada hukum baru yang merubahnya.
Contoh : senin-sabtu itu dari dahulunya adalah hari sekolah, sebelum ada intruksi dari kepala sekolah tentang hari senin itu libur maka hari senin tetap sekolah.
Istishab tidak ada sandarannya dalam menetapkan hukum. Namun ketika kita telusuri lebih jauh dia menggunakan dalil-dalil umum.
Saddu-zari’ah. artinya
Contoh nikah itu hukumnya boleh, tapi jika orang menikah dengan orang yang talak tiga itu hukumnya haram.
Kelas : H I- C
Dosen Pengampu : DR. FAUZAN, M.Ag Minggu/24 November 2024
‘am contohnya talak wanita 3 kali quru’.artinya berlaku untuk semua wanita-wanita yang telah menikah dan ditalaq suaminya maka berlaku ‘iddah 3 kali quru’
Ditaksis oleh hadits
khusus wanita hamil sampai melahirkan masa ‘iddahnya.
Wanita yang belum disentuh maka tidak ada masa iddahnya.
(Cakupan makna ‘am, khash dan Takhsis ialah siapa yang dituju)
(Mutlaq dan muqayyad cakupannya juga kepada siapa yang dituju dan apa)
Mutlaq secara sederhana dapat dikatakan sama dengan ‘am, namun akan berbeda nanti dalam segi dalil/ayat.