• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAHAN BASAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "LAHAN BASAH"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si. (2) ALIH FUNGSI LAHAN. 2020 Indonesia akan mengalami defisit beras sebanyak 9,668 juta ton. Periode 1981-1999 : 1,63 juta hektar Periode 1981-1999 : 225.338 ha per tahun. (3) ALIH FUNGSI LAHAN. Ekstensifikasi areal baru di berbagai ekosistem perlu ditingkatkan.. Periode 1981-1999 : 1,63 juta hektar Periode 1981-1999 : 225.338 ha per tahun. LahanRawa. LAHAN PASANG SURUT & LEBAK. (4) Aspek yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan pertanian lahan rawa (pasang surut dan lebak) ke depan :. 1.Sustinabilitas 2.Zonasi & selektivitas 3.Integratif & kompetitif 4.Model pengkajian melalui inovasi. (5) Sustinabilitas. PERLU DIJAGA. • Lahan rawa punya keunikan krn produktivitas lahan dapat berubah akibat perubahan lingkungan (iklim, musim) maupun tindakan pengelolaan (inovasi teknologi). (6) Sustinabilitas. PERLU DIJAGA. • Perubahan sifat tanah dan air pada lahan pasang surut dan lebak dapat bersifat positif, namun adakalanya menjadi negatif Tanpa pengelolaan yg baik, produktivitas akan menurun drastis. (7) Sustinabilitas. PERLU DIJAGA. • Pengelolaan air untuk mempertahankan muka air tanah pada lapisan atas pirit (FeS2) merupakan syarat penting dalam pengelolaan lahan pasang surut Pintu dan bangunan air memegang peranan kunci. (8) Sustinabilitas. PERLU DIJAGA. • Kesuburan tanah perlu dijaga • Perlu bahan ameliorasi untuk menurunkan tingkat kemasaman tanah • Kearifan lokal petani pada ekosistem lahan pasang surut dan lebak dengan mempertahankan rumput (gulma, kumpai) & jerami hasil panen untuk dikembalikan ke tanah dengan sistem tajak-puntal-balik-hambur perlu dijaga. (9) Sustinabilitas. PERMASALAHAN KE DEPAN. • Pentingnya revitalisasi infrastuktur dan pemahaman petani pasca reklamasi lahan yang masih terbatas • Infrastruktur pengelolaan air yang ada belum sepenuhnya mendukung • Ketersediaan sarana produksi & kemampuan petani dalam memberikan asupan hara pd lahan miliknya terbatas DIPERLUKAN OPTIMALISASI ASPEK TEKNIS, TERMASUK INFRASTRUKTUR & SARANA PRODUKSI SERTA KELEMBAGAAN PETANI. (10) Zonasi & selektivitas Peranannya Dalam Pembangunan Dibedakan Ke Dalam Dua Zone Utama. PERLU. Karena fungsi rawa sangat kompleks. 1. ZONE PENGEMBANGAN 2. ZONE KONSERVASI. Batasannya didasarkan pada satuan hidrologi & kubah gambut yg dilindungi pada kawasan rawa pasang surut dan pantai (lowland), dan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terkait dengan kawasan rawa lebak di pedalaman. (11) Zonasi & selektivitas. PERLU. Karena fungsi rawa sangat kompleks. Tidak semua lahan rawa berpotensi dikembangkan bahkan apabila dibuka karena sensitivitas yg tinggi justru mengakibatkan kerusakan lahan yg sulit dipulihkan, oleh karena itu pengembangan lahan rawa (pasang surut dan lebak) harus SELEKTIF. (12) Integratif & Kompetitif. PERLU. Karena fungsi rawa sangat kompleks. Integratif. Pengembangan & pengelolaan lahan rawa (pasang surut & lebak) memerlukan lintas sektor bahkan lintas kementerian mengingat fungsi lahan rawa selain sebagai wadah produksi juga penyangga lingkungan. (13) Integratif & Kompetitif. PERLU. Karena fungsi rawa sangat kompleks. Integratif. Pembangunan sistem jaringan tata air harus sejalan dengan tujuan perbaikan tanah, kualitas air, dan peningkatan produktivitas tanaman, peningkatan indeks pertanaman (IP) & diversifikasi tanaman. (14) Integratif & Kompetitif Kompetitif. PERLU. Karena fungsi rawa sangat kompleks. Pengembangan kawasan rawa (pasang surut & lebak) harus terkait dengan nilai jual komoditas yg kompetitif, namun bukan berarti menggeser potensi lahan rawa sebagai lumbung pangan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit (bioenergi). (15) Integratif & Kompetitif. PERLU. Karena fungsi rawa sangat kompleks. Pendekatann integratif dalam pengembangan rawa (pasang surut & lebak) dapat menjadi kompetitif dengan memadukan beberapa sektor : • Tanaman pangan dg perkebunan atau hortikultura • Tanaman pangan dg ternak sapi • Tanaman pangan dg ternak unggas • Tanaman pangan dg perikanan (mina padi). (16) Model pengkajian melalui inovasi •. •. PERLU. Karena fungsi rawa sangat kompleks. Model pengembangan pertanian melalui inovasi demfarm dalam satu kawasan yg berbasis sumberdaya lokal & partisipasi masyarakat dg pendekatan ekoregional. Implementasi pengembangan pertanian bersifat komprehensif dan terpadu (faktor fisik : infrastruktur, non fisik : sumberdaya manusia, kelembagaan, teknologi pertanian berbasis sumberdaya lokal) dalam bentuk demfarm pd suatu kawasan agribisnis. (17) Kerangka Pendekatan dalam penyusunan model penyusunan pengembangan pertanian lahan rawa (pasang surut & Lebak) melalui inovasi. (18) Model pengembangan pertanian lahan pasang surut dan lebak melalui inovasi tekno-ekologis. Contoh- contoh model pengembangan dapat di lihat pada slide berikut ini. (19) Model Integrasi sederhana di lahan pasang surut • Pada agroekosistem sawah dg komuditas utama padi dan palawija • Komunitas baru bisa ditambah sapi atau kerbau • Jika ingin menambah ternak ruminansia kecil di lahan sawah sebaiknya di pilih domba dr pada kambing karena domba lebih adaftif terhadap makanan kasar. (20) Model Integrasi sederhana di lahan lebak. Dedak padi Pupuk dr Kotoran. • Pada agroekosistem sawah komuditas utama padi dan palawija, pengolahan gabah menghasilkan limbah berupa dedak. • Dedak padi merupakan konsentrat bagi itik. (21) Model Integrasi kompleks di lahan pasang surut. (22) PAKAN FESES MANURE. SAPI. JERAMI PADI, DEDAK/ BATANG/BONGGOL JAGUNG. ITIK PAKAN. PUPUK ORGANIK. KOLAM. DIGESTER SAWAH BIOGAS PENERANGAN & MEMASAK. JAGUNG,DEDAK. JAGUNG DLL JERUK SIAM. DAGING SAPI/ITIK TELUR ITIK UDANG/IKAN PADI ORGANIK JERUK ORGANIK SAYURAN ORGANIK JAGUNG ORGANIK. (23) MODEL PERTANIAN ORGANIK TERPADU LAHAN RAWA PASANG SURUT YG DIKEMBANGKAN UNLAM. Kami tayangkan pada materi praktikum lapangan melalui slide praktikum. (24) (25)

Referensi

Dokumen terkait

Tanah di lahan rawa lebak maupun pasang surut, umumnya sangat masam sampai masam (pH < 5), kandungan hara terutama Ca dan Mg rendah, dan tingkat keracunan

Untuk mengatasi masalah pengelolaan lahan di daerah rawa khususnya rawa pasang surut dan rawa lebak sebagaimana yang diuraikan di atas, maka diperlukan sistem produksi

Lahan pasang surut sangat potensial dikembangkan sebagai lumbung pangan dan pertanian masa depan Indonesia mengingat (1) produktivitas masih rendah, (2) lahan

Dalam pemanfaatan lahan rawa pasang surut, khususnya dalam mendukung kedaulatan pangan nasional perlu beberapa langkah strategi meliputi: penguatan inovasi teknologi melalui

Hasil pengamatan kejadian penyakit antraknosa pada pertanaman cabai di lokasi sampel di lahan rawa lebak (Gambar 1) dan pasang surut (Gambar 2) dengan rata-rata

Pemanfaatan lahan rawa pasang surut untuk men- dukung program peningkatan produksi pangan nasional dapat dilakukan karena sudah tersedia berbagai inovasi teknologi (Suriadikarta

Pengelolaan rawa, baik pasang surut maupun lebak dilandasi pada prinsip keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan rawa dengan memperhatikan daya rusak

Pengelolaan rawa, baik pasang surut maupun lebak dilandasi pada prinsip keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan rawa dengan memperhatikan daya rusak