A. Hakikat Perilaku
Perilaku dalam kamus Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi seseorang terhadap rangsangan, menurut skinner seorang ahli psikologi yang di kutip dalam peneltian(Suharyat, 2009)respon atau reaksi seseorang dari stimulus luar, dari segi biologis perilaku ialah suatu kegiatan atau aktifitas aktifitas oerganisme makhluk hidup yang bersangkutan, sehingga perilaku manusia adalah tindakan atau aktifitas manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, sedangkan dalam penelitian (Darnoto & Dewi, 2020)Perilaku manusia adalah refleksi seperti pengetahuan, persepsi, minat, keinginan, dan sikap. Hal hal yang mempengaruhi perilaku seseorang terletak dalam dari individu/faktor internal, dari luar dirinya/faktor eksternal, didorong oleh aktifitas dari sistem organisme dan respon terhadap stimulus.sedangkan pemahaman dari Benyamin Bloom seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia dalam 3 (tiga) kawasan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.(Notoatmodjo, 2012)
B. Hakikat Seksual
Seks adalah jenis kelamin,manusia,,seks digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari berhubungan, yaitu aktivitas seksual genital. Seks juga digunakan untuk memberi label jender, baik seseorang itu pria atau wanita sedangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin di sebut Seksualitas. Sekskualitas menyangkut dimensi yang sangat luas antara lain dimensi biologis, dimensi psikologi social dan kultural berdasarkan ilmu biologis seksual berhubungan dengan anatomi dan fungsi alat reproduksi yang menumbuhkan dorongan alamiah di tandai timbulnya dorongan seks, berdasarkan psikologis seksual berhubungan erat dengan fungsi seksual dengan identitas jenis kelaminnya dan bagaimana kognisi,emosi,motivasi dan prilaku terhadap seksualitas tersebut. (yudakristanto, 2017), dalam penelitian Dalam aspek biologis terdapat hormon seksual-reproduksi pada seseorang yakni ketika hormon testeron,estrogen dan progesterone sehingga memunculkan dorongan sekskual,(Wahyuni, 2017) menurut Affandi B.1991 rangsangan seseorang akan memunculkan hasrat seksual ketika ada rangsangan audio-visual yang mempercepat hasrat seksual pada seoseorang seperti tayangan TV, Film,Radio, dan majalah yang membuat seseorang mempunyai perasaan rangsangan seksual yang tak terkendali.(Soejoeti, 2001)
C. Hakikat Perilaku Seksual Pada Remaja
Perilaku seks pada remaja merupakan sebuah tindakan aktus yang di dorong oleh hasrat seksual, baik lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk aktus dari perilaku seks tersebut bisa bermacam-macam perilaku seperti mulai tertarik untuk berhubungan dengan menyentuh fisik anggota tubuh seseorang,berkencan,bercumbu dan bersenggama.obyek seksual adalah dalam khayalan maupun bisa langsung dengan orang lain(Sarwono, 2011), tingkah laku seksual tersebut di urutkan dalam bentuk-bentuk perilaku berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin diatas baju, memegang alat kelamin di dalam baju dan melakukan senggama(Danamik, 2014), menurut Kinsey et al, 1965 perilaku seks terjadi ketika meningkatnya gejolak seksual pada remaja kebutuhan mereka penuhi dengan cara mereka kenal dengan memuaskan diri dalam seks yakni melalui manstrubasi dengan mengocok kemaluannya.
D. Bentuk Perilaku Seks Pada Remaja
Dalam hal ini terdapat beberapa bentuk perilaku seksual, yaitu: (1)Awakening and exploration (rangsangan terhadap diri sendiri dengan cara berfantasi, menonton film, dan membaca buku-buku porno), (2) Autosexuality : Masturbation (perilaku merangsang diri sendiri dengan melakukan masturbasi/ onani untuk mendapatkan kepuasan seksual), (3) Heterosexuality:
kissing and necking (saling merangsang dengan pasangannya, tetapi tidak mengarah ke daerah sensitif pasangannya, hanya sebatas cium bibir dan leher pasangannya.), Light petting (perilaku saling menempelkan anggota tubuh dan masih dalam keadaan memakai pakaian.), Heavy petting (perilaku saling menggesek-gesekkan alat kelamin dan dalam keadaan tidak memakai pakaian untuk mencapai kepuasan. Tahap ini adalah awal terjadinya hubungan seks) (London, 1978 dalam Amalia, 2007:29).
Bentuk-bentuk perilaku seks remaja menurut mufidah (2008) yakni (1)Berfantasi adalah perilaku membayangkan,mengimajinasikan aktivitas seksual yang bertujuan menimbukan perasaan erotis,(2)pegangan tangan aktivitas yang menimbulkan rangsangan sekskual yang kuat sehingga mempunyai keinginan untuk melakukan aktivitas lain (3) berciuman baik menempelkan bibir ke pipi, maupun cium basah bibir ke bibir sampai menempel ke lidah sehingga menimbulkan rangsangan seksual keduanya.(4) Berpelukan merupakan aktivitas yang menimbulkan perasaan tenang,nyaman sampai di sertai rangsangan seksual,(5) Meraba adalah kegiatan memegang,meraba anggota tubuh sensitive seperti paha,leher,perut,maupun kemaluan,
(6) Petting menempelkan alat kelamin di anggota tubuh,(7)Intercouse ( bersenggama ) melakukan aktivitas seksual dengan memasukkan alat kelamin.
E. Faktor-Faktor Perilaku Seksual
Menurut Hurlock ( 1999 ) dorongan seksual pada remaja di pengaruhi oleh factor internal dan eksternal antara lain factor internal yakni stimulus dari diri sendiri yang berupa bekerjanya hormon-hormon seksual pada tubuh manusia yakni hormone teksteron,progesterone dan testeron sehingga menimbulkan dorongan seksual pada seseorang tersebut menuntut di puaskan, sedangkan factor eksternal adalah factor dari luar yang menimbulkan dorongan seksual hingga memunculkan perilaku seks, stimulus tersebut di pengaruhi seperti tontonan video pornografi,kencan,informasi dari teman,pengaruh orang dewasa dan majalah sehingga mempengaruhi seseorang melakukan tindakan sekskual baik berfantasi dan melampiaskan dorongan sendiri maupun melakukan hubungan seks dengan lawan jenis.
Menurut Sarwono 2005 faktor yang mempengaruhi perilaku seks pada remaja (1) meningkatnya libido seksual pada remaja merupakan proses perkembangan menuju dewasa, salah satu factor meningkatnya perilaku seks pada remaja ketika hormone teksteron pada laki- laki dan esterogen pada wanita menimbulkan hasrat seksual, (2) selain itu factor perilaku seks yang mempengaruhi remaja adalah penyebaran informasi rangsangan seks melalui media masa dan social media yang mempengaruhi hasrat seksual remaja meningkat.sedangkan remaja rasa ingin tahu tinggi dan hasrat ingin mencoba tinggi sehingga hasrat ingin mencoba,meniru apa yang di lihat dan di dengar berpotensi di coba baik mencoba dengan melakukan manstrubasi maupun perilaku seks dengan obyek seksnya.selain itu kurangnya informasi. (3) Kurangnya edukasi dari orang tua tentang perilaku seks, selama ini orang tua menganggap perilaku seks adalah perilaku yang tabu dan tak layak di edukasi. Sedangkan menurut mukti Abdul dkk factor lemahnya pengawasan orang tua juga mempengaruhi remaja melakukan penyimpangan seksual karena kesibukan orang tua dan ketidak pedulian orang tua anak menjadi kesepian dan termotivasi untuk melakukan penyimpangan sekskual dengan melihat video porno dan melakukan perilaku seks, selain itu lemahnya religisuitas remaja kehidupan iman yang rapuh yang mempengaruhi self control rendah dan nilai-nilai agama di abaikan.
Tambahan data Latar Belakang erdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesiatahun 2017, disebutkan 50% dari penduduk Indonesia telah terhubungdengan jaringan internet.13Berdasarkan data tersebut, umur paling banyak adalah usia 19 –34 tahun (49,52%) dengan jumlah penetrasi pengguna internet berdasarkan usia paling banyak pada usia 13-18 tahun (75,5%). Surveiyang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap 4.500 remaja yang berada di 12 kota besar menemukan bahwa pengaksesan pornografi hampir mencapai angka 100% pernah mengakses konten dewasa atau konten porno dan data dari KPAI lainnya menyebutkan survei yang dilakukan terhadap 2.812 siswa mendapatkan hasil jika 60% diantaranya sudah pernah mengakses pornografi, Di Indonesia, berdasarkan hasilsurveiDemografi kesehatan(SDKI) 2017,hubungan pacaran dan pengalaman seksual dimulai pada umur 15-17 tahun, terdapat 80% perempuan dan 84% lelaki remaja mengaku pernah berpacaran. Perilaku dalam berpacaran para remaja sangat bervariasidan mengarah ke kontak seksual, melakukan aktivitas berpegangan tangan sebanyak 64% pada perempuandan 75% pada remaja lelaki, perilaku berpelukan pada perempuansebanyak 17% dan pada lelaki 33%, Melakukan ciuman bibir 30% pada perempuandan 50% pada lelaki, dan perilaku meraba/diraba cenderung dilakukan pada lelaki remaja sebanyak 22% pada lelaki dan 5% pada perempuan.
Sebanyak 8% lelaki dan 2% perempuanmengaku telah melaukan hubungan seksual dengan alasan saling mencintai 47%, dan 30% karena penasaran, 3% remaja perempuan dan lelaki mengaku dipaksa dan dipengaruhi teman.
Danamik, E. (2014). Pengaruh Penggunaan Handphone terhadap Perilaku Seks Remaja (Studi Kasus Di Desa Sidorejo Kecamatan Pndok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu). In Iqra (Vol. 08, Issue 01).
Darnoto, & Dewi, hesti triyana. (2020). Pergaulan Bebas Remaja Di Era Milenial Menurut Perspektif Pendidikan Agama Islam. Jurnal Tarbawi, Vol. 17. N(1).
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. In Jakarta: Rineka Cipta.
Sarwono, S. W. (2011). Psikologi Remaja Edisi Revisi. In Psikologi Remaja.
https://doi.org/10.1108/09513551011032482.Bastian
Soejoeti, S. Z. (2001). Perilaku Seks di Kalangan Remaja dan Permasalahannya. In Media Litbang Kesehatan (Vol. 11, Issue 1).
Suharyat, Y. (2009). Hubungan Antara Sikap, Minat Dan Perilaku Manusia. Jurnal Region, 1(3).
Wahyuni, S. (2017). Dampak Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja. In Profesi: Media Publikasi Penelitian (Vol. 7).
yudakristanto. (2017). pengertian seks dan seksualitas. Seks Dan Seksualitas.