LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN
PENGUKURAN LUAS DAUN BAWANG
DOSEN PENGAMPU:
KAMILLAH, SP. MP.
Ir. SYAHRUDIN, MP.
Dr. Ir. ERINA RIAK ASIE, MP
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:
AINIL ZAHWAN :213020401076 JELITA SIRAIT :213020401081 TABERA WIDYA BR BANGUN :213020401036
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2024
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI... ii
I. PENDAHULUAN... 1
1.1. Dasar Teori... 1
1.2. Tujuan Praktikum... 3
II. BAHAN DAN METODE... 4
2.1. Waktu dan Tempat... 4
2.2. Bahan dan Alat... 4
2.3. Prosedur Kerja... 4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN... 5
3.1. Hasil Pengamatan... 5
3.2. Pembahasan... 5
IV. KESIMPULAN... 7 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
I. PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Pertumbuhan tanaman merupakan proses peningkatan jumlah dan ukuran daun dan batang. Oleh karena itu peningkatan ukuran daun sering dijadikan suatu ukuran pertumbuhan tanaman. Daun merupakan satu dari struktur utama tanaman yang memiliki fungsi utama melaksanakan proses fotosintesis. Dalam proses tersebut daun melakukan fungsi eksternal yaitu melakukan respirasi, transpirasi dan absorbsi cahaya. Daun memiliki morfologi tertentu, diantaranya adalah luas daun.
Menurut Taize dan Zeiger (2010) luas daun memegang peranan penting, karena fotosintesis biasanya proposional terhadap luas daun.
Daun tanaman merupakan tempat proses pengolahan energi cahaya menjadi energi kimia dan karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan dalam bentuk bahan kering, sehingga perkembangan daun layak sebagai parameter utama dalam analisis pertumbuhan tanaman. Besarnya peran daun dalam pertumbuhan tanaman inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam produksi biomassa tanaman yang disebabkan oleh perbedaan kemampuan daun menghasilkan karbon reduksi untuk menghasilkan biomassa tanaman (Nugroho dan Yuliasmara, 2012).
Dalam analisis pertumbuhan dan vigour tanaman, luas daun sering dijadikan sebagai suatu parameternya (Sitompul dan Guritno, 1995). Oleh karena itu menjadi penting untuk melakukan pengukuran luas daun secara cermat. Selain factor kecermatan, factor kemudahan dan biaya dalam melakukan pengukuran luas daun juga menjadi pertimbangan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran daun. Sitompul dan Guritno (1995) menyatakan bahwa pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan: 1). metode kertas millimeter, merupakan metode yang menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup
1
2
sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak; 2).
gravimetric, Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven).
Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas; 3).
Planimeter, Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan jarum jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering menjadi masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran telah dibuat rata dan halus; 4). metode pengukuran panjang dan lebar, metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun. Dan; 5). metode fotografi, Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini, daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu penampang atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan dapat kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter. Sejauh ini tidak diketahui tingkat ketelitian metode-metode manual tersebut. Di dalam metode numeric ada beberapa cara untuk menghitung integral tertentu. Karena dalam ruang dua dimensi, integral tertentu dapat ditafsirkan sebagai luas daerah yang dibatasi kurva maka kita bisa menggunakan metodemetode tersebut untuk menghitung luas daun. Batas kesalahan metode Simpson dapat diketahui asalkan bentuk fungsionalnya diketahui (Kiusalaas, 2005).
3
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Analisis Pertumbuhan Tanaman dengan materi Pengukuran Luas Daun Bawang yang dianalogkan dengan pengukuran luas dari gabungan dua buah bentuk bangun, yaitu tabung dan kerucut.
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Analisis Pertumbuhan Tanaman dengan materi Pengukuran Luas Daun Bawang dilaksanakan pada hari Senin, 22 April 2024 pada pukul 13.30- 15.10 WIB. Bertempat di Gedung Kuliah Merah Putih.
2.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum Analisis Pertumbuhan Tanaman dengan materi Pengukuran Luas Daun Bawang adalah daun bawang. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting, penggaris dan alat tulis.
2.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Analisis Pertumbuhan Tanaman dengan materi Pengukuran Luas Daun Bawang, yang dimana daun bawang memiliki bentuk yang silindris dan berongga, sehingga pada pengukuran luas daun bawang dianalogkan dengan pengukuran luas dari gabungan dua buah bentuk bangun, yaitu tabung dan kerucut. Adapun langkah-langkah mengukur luas daun bawang yaitu sebagai berikut:
1. Perhatikan bentuk daun, lihat sampai dimana batas daun mulai berbentuk tabung dan besarnya sama.
2. Potong bagian daunnya dengan gunting atau pisau.
3. Ukur diameter daun tersebut (d) dan ukur tinggi sisinya (s) untuk daun yang berbentuk kerucut.
4. Hitung luas daun bagian kerucut dengan menggunakan rumus luas selimut kerucut berikut:
L1 = π. r. s
5. Untuk bagian daun yang berbentuk tabung, ukur diameter (d) dan tinggi (t) 6. Hitung bagian luas daun yang berbentuk tabung dengan rumus luas selimut
tabung berikut:
L2 = π. d. t
7. Kemudian hitunglah luas daun bawang tersebut dengan rumus: L= L1 + L2
4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengukuran dan Perhitungan Luas Daun Bawang Tanaman No. Sampel
Daun L1 (cm2) L2 (cm2) LD (cm2) Daun Bawang
I 7,30 60,04 67,34
II 3,14 16,48 19,62
Rata-rata 5,22 38,26 43,48
Perhitungan luas daun bawang dianalogkan dalam bentuk kerucut dan tabung
3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan luas daun bawang pada praktikum ini sampel daun bawang I luas daun berbentuk kerucut (L1) yaitu 7,30 cm
2, kemudian luas daun bawang berbentuk tabung (L2) yaitu 60,04 cm2 maka dari hasil luas daun bawang yang dianalogkan dalam bentuk kerucut dan tabung diatas di jumlahkan maka didapatlah hasil luas daun bawang I yaitu sebesar 69,34 cm2.
5 Sampel Daun Bawang I
Ditanya : L1 (Luas Daun Bawang Berbentuk Kerucut)?
Rumus : L1 = π. r. s L1 = 3,14 x 0,25 x 9,3
= 7,30 cm2
Ditanya : L2 (Luas Daun Bawang Berbentuk Tabung)?
Rumus : L2 = π. d. t d1 = 3,14 x 0,6 x 6,6
= 12,43 cm2 d2 = 3,14 x 0,7 x 5,1
= 11,31 cm2 d3 = 3,14 x 1 x 7,9
= 24,80 cm2 d4 = 3,14 x 0,8 x 4,4
= 11,05 cm2
L2 = 12,43 + 11,31 + 24,80 + 11,05
= 60,04 cm2
Didapat Luas Daun Bawang tersebut dengan rumus berikut:
L = L1 + L2
L = 7,30 + 60,04
= 67,34 cm2
Sampel Daun Bawang II
Ditanya : L1 (Luas Daun Bawang Berbentuk Kerucut)?
Rumus : L1 = π. r. s L1 = 3,14 x 0,2 x 5
= 3,14 cm2
Ditanya : L2 (Luas Daun Bawang Berbentuk Tabung)?
Rumus : L2 = π. d. t d1 = 3,14 x 0,5 x 4,5
= 7,06 cm2 d2 = 3,14 x 0,6 x 5
= 9,42 cm2 L2 = 7,06 + 9,42
= 16,48 cm2
Didapat Luas Daun Bawang tersebut dengan rumus berikut:
L = L1 + L2
L = 3,14 + 16,48
= 19,62 cm2
6
Sedangkan pada sampel daun bawang II luas daun berbentuk kerucut (L1) yaitu 3,14 cm2, kemudian luas daun bawang berbentuk tabung (L2) yaitu 16,48 cm2, maka dari hasil luas daun bawang yang dianalogkan dalam bentuk kerucut dan tabung diatas di jumlahkan maka didapatlah hasil luas daun bawang II yaitu sebesar 19,62 cm2.
Pengukuran Luas Daun yang dianalogkan dalam bentuk kerucut dan tabung sebenarnya sama dengan prinsip pengukuran luas daun dengan metode panjang kali lebar, hanya saja luas daun bawang yang diukur berbentuk tabung maka perhitungan luas daunnya perlu dianalogkan dalam bentuk kerucut dan tabung.
Pada pengukuran luas daun bawang, mengamati bentuk daun bawang kemudian lihat sampai dimana batas daun mulai berbentuk tabung dan besarnya sama atau pada batas mana bentuk daun tersebut mulai membentuk kerucut, lalu potong atau tandai untuk memisahkan bagian daun yang berbentuk kerucut dan berbentuk tabung karena perhitungannya dilakukan secara terpisah berdasarkan rumus yang sudah di tentukan.
Pada pengukuran luas daun berbentuk tabung dilakukan beberapa bagian menyesuaikan dengan bentuk daun, daun yang berbentuk tabung diukur beberapa bagian berdasarkan perbedaan diameter dari tabung tersebut, seperti pada praktikum ini daun bawang sampel I daun yang berbentuk tabung terbagi menjadi 4 bagian karena perbedaan diameter tabungnya, dari bagian-bagian diameter tersebut diukur tinggi tabungnya sampai pada batas diameter selanjutnya, kemudian dihitung berdasarkan rumus L2 = π. d. t kemudian hasil perhitungan bagian-bagian tabung tersebut dijumlahkan secara keseluruhan maka didaplah luas daun yang berbentuk tabung dalam satu daun tersebut secara keseluruhan. Kemudian hasil ini dijumlahkan dengan hasil perhitungan luas daun yang berbentuk kerucut maka didapatlah luas daun bawang sampel I tersebut. Selanjutnya pada luas daun sampel II juga mengulangi langkah pada sampel sebelumnya akan tetapi pada sampel daun II ini bagin-bagian diameter tabungnya hanya terbagi menjadi 2 bagian saja di karenakan memang bentuk daunnya lebih kecil dibandingkan sampel daun sebelumnnya.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum ini pengukuran luas daun bawang dilakukan dengan cara dianalogkan dengan pengukuran luas dari gabungan dua buah bentuk bangun, yaitu tabung dan kerucut karena bentuk daun bawang memiliki bentuk yang silindris dan berongga. Pengukuran Luas Daun yang dianalogkan dalam bentuk kerucut dan tabung sebenarnya sama dengan prinsip pengukuran luas daun dengan metode panjang kali lebar, hanya saja luas daun bawang yang diukur tidak seperti pada umumnya sehingga dianalogkan dalam bentuk yang menyerupai bentuk daun bawang itu sendiri. Dari perhitungan luas daun bawang ini didapatkan pada sampel daun bawang I luas daun berbentuk kerucut (L1) yaitu 7,30 cm2, kemudian luas daun bawang berbentuk tabung (L2) yaitu 60,04 cm2 maka dari hasil luas daun bawang yang dianalogkan dalam bentuk kerucut dan tabung diatas di jumlahkan maka didapatlah hasil luas daun bawang I yaitu sebesar 69,34 cm2. Sedangkan pada sampel daun bawang II luas daun berbentuk kerucut (L1) yaitu 3,14 cm2, kemudian luas daun bawang berbentuk tabung (L2) yaitu 16,48 cm2, maka dari hasil luas daun bawang yang dianalogkan dalam bentuk kerucut dan tabung diatas di jumlahkan maka didapatlah hasil luas daun bawang II yaitu sebesar 19,62 cm2.
7
DAFTAR PUSTAKA
Kiusalaas, J. 2005. Numerical Methods in Engineering with MATLAB. Cambrigde University Press, New York.
Nugroho, W.K. Dan F. Yuliasmara. 2012. Penggunaan Metode Scanning Untuk Pengukuran Luas Daun Kakao. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Hal 5-8.
Sitompul, S.M., Guritno, B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press.
Taiz, L., Zeiger, E. 2010. Plant Physiology. Sinauer Associates Incorporated.
8