LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN
PENGUKURAN LUAS DAUN
DOSEN PENGAMPU:
KAMILLAH, SP. MP.
Ir. SYAHRUDIN, MP.
Dr. Ir. ERINA RIAK ASIE, MP
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:
AINIL ZAHWAN :213020401076 JELITA SIRAIT :213020401081 TABERA WIDYA BR BANGUN :213020401036
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2024
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL... iii
DFTAR LAMPIRAN... iv
I. PENDAHULUAN... 1
1.1. Dasar Teori... 1
1.2. Tujuan Praktikum... 1
II. BAHAN DAN METODE... 2
2.1. Waktu dan Tempat... 2
2.2. Bahan dan Alat... 2
2.3. Prosedur Kerja... 2
III. HASIL DAN PEMBAHASAN... 5
3.1. Pengukuran Luas Daun dengan Metode Kertas Milimeter Blok... 5
3.2. Pengukuran Luas Daun dengan Metode Panjang Kali Lebar... 6
3.3. Pengukuran Luas Daun dengan Metode Gravimetri... 7
IV. KESIMPULAN... 9 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Hasil Pengukuran Luas Daun dengan Metode Kertas
Milimeter Blok... 5 Tabel 2. Hasil Pengukuran Luas Daun dengan Metode Panjang
Kali Lebar... 6 Tabel 3. Hasil Pengukuran Luas Daun dengan Metode Gravimetri... 7
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Perhitungan Nilai Konstanta (k) Daun Mangga untuk
Pengukuran Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar ... 11 Lampiran 2. Perhitungan Nilai Konstanta (k) Daun Rambutan untuk
Pengukuran Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar ... 13 Lampiran 3. Perhitungan Nilai Konstanta (k) Daun Jambu Air untuk
Pengukuran Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar ... 15
iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah daun. Daun hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Makna daun adalah sebagai salah satu organ yang merupakan bagian tumbuhan yang penting. Daun merupakan organ tempat utama proses fotosintesis karena pada daun dewasa mengandung ratusan kloroplas yang berperan pada proses fotosintesis. Daun tanaman sebagai tempat proses pengolahan energi cahaya menjadi energi kimia dan karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan dalam bentuk bahan kering, sehingga perkembangan daun layak sebagai parameter utama dalam analisis pertumbuhan tanaman. Besarnya peran daun dalam pertumbuhan tanaman inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam produksi biomassa tanaman yang disebabkan oleh perbedaan kemampuan daun menghasilkan karbon reduksi untuk menghasilkan biomassa tanaman (Irwan, 2017).
Pengukuran luas daun diperlukan sebagai indikator pertumbuhan dan kinerja fisiologis suatu tanaman. Mengukur luas daun bukan merupakan hal yang mudah karena daun pada tanaman memiliki bentuk yang beraneka ragam sehingga memerlukan waktu yang lama dan alat ukur yang tepat. Pengukuran luas daun pada saat ini dilakukan dengan cara manual menggunakan beberapa metode antara lain metode kertas milimeter, gravimetri, planimeter, metode pengukuran panjang dan lebar dan metode fotografi (Haryadi, 2013).
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mengukur luas daun dari beberapa tipe/bentuk daun tanaman dengan menggunakan berbagai metode pengukuran luas daun.
1
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Analisis Pertumbuhan dengan materi Pengukuran Luas Daun dilaksanakan pada hari Senin, 18 Maret s/d 4 April 2024 pada pukul 13.30- 15.10 WIB. Bertempat di Gedung Kuliah Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.
2.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum Analisis Pertumbuhan Tanaman dengan materi Pengukuran Luas Daun yaitu daun mangga, daun jambu, daun rambutan, kertas millimeter blok dan kertas doorslag/kertas buram. Sedangkan alat yang di pakai yaitu gunting, penggaris, alat tulis, seperti pensil yang tajam, penghapus, rautan pensil dan timbangan analitik.
2.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Analisis Pertumbuhan Tanaman dengan materi Pengukuran Luas Daun adalah sebagai berikut:
2.3.1. Metode Kertas Milimeter Blok
Cara pengukuran dengan metode ini sangat sederhana, hanya memerlukan kertas milimeter blok dan alat tulis. Metode ini cukup efektif diterapkan pada daun yang bentuknya relatif sederhana dan teratur. Kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mengukur suatu luasan daun, sehingga kurang praktis diterapkan bila jumlah sampel yang diukur banyak. Adapun prosedur kerja dengan metode ini yaitu sebagai berikut:
1. Meletakkan sampel daun di atas kertas milimeter, lalu gambarlah pola daun tersebut dengan mengikuti bentuk sisi daunnya.
2. Menghitung jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun, bila kotak yang terdapat dalam pola daun kurang dari setengah kotak, maka nilainya dianggap nol, sedangkan bila pola daun berukuran lebih dari setengah kotak maka perhitungan dibulatkan menjadi 1 kotak.
2
3
3. Mentaksir luas daun berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun dengan menggunakan persamaan berikut:
LD = n x Lk dimana:
LD = luas daun
n = jumlah kotak pada kertas milimeter Lk = luas setiap kotak pada kertas milimeter
Ukuran luas kotak (Lk) yang digunakan sebagai acuan tergantung pada ketelitian yang diinginkan, bisa dalam satuan mm2 atau cm2. Kotak yang dipotong gambar dimasukkan dalam perhitungan (dianggap 1 kotak) bila ukurannya ≥ 0,5 ukuran kotak acuan. Kemudian Tabulasikan hasil pengukuran dengan metode ini.
2.3.2. Metode Panjang Kali Lebar
Metode ini dapat digunakan untuk pengamatan sampel yang non destruktif, dan sangat cocok untuk daun yang bentuknya simetris serta teratur. Pada cara ini perlu dilakukan pengamatan pendahuluan untuk menentukan faktor koreksi atau konstanta kalibrasi (k), di mana minimum sampel daun yang diperlukan adalah 30 helai. Harga konstanta (k) ini bervariasi pada kisaran 0 < k < 1, harga k mendekati 1 bila daun mempunyai bentuk mendekati empat persegi panjang. Adapun prosedur kerja dengan metode ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengambil secara acak daun tanaman yang akan diukur sebanyak minimal 3 helai. Pilih daun yang sempurna dan sudah dewasa, bukan daun yang masih muda.
2. Mengukur panjang (P) dan lebar (L) masing-masing sampel daun, lalu hitung luasnya, kemudian bandingkan dengan luas daun yang sama yang sudah diketahui dengan menggunakan metode kertas milimeter, untuk menentukan nilai konstantanya (k).
3. Perhitungan luas daun (LD) dengan metode panjang kali lebar ini didasarkan atas persamaan berikut:
LD = P x L x k dimana:
P = panjang daun (cm)
4
L = lebar daun (cm)
K = konstanta/faktor koreksi (berasal dari perhitungan sebelumnya) 4. Nilai konstanta (k) diperoleh dari persamaan:
k=Luas daun P × L
Luas daun ini berasal dari daun yang sama yang sudah diukur menggunakan metode kertas milimeter blok sebelumnya
5. Selanjutnya harga “k” ini dapat digunakan untuk menghitung luas daun tanaman yang sama dari sampel daun lainnya menggunakan metode panjang kali lebar.
6. Kemudian Tabulasikan hasil perhitungan dengan metode panjang kali lebar ini.
2.3.3. Metode Gravimetri
Metode ini cukup sederhana, dan dapat digunakan untuk sampel pengamatan destruktif maupun non destruktif, namun paling umum digunakan dalam sampel yang destruktif karena cara ini lebih praktis. Prinsip metode ini adalah menaksir luas daun dengan melalui perbandingan berat (Gravimetri). Ada dua cara pengukuran metode Gravimetri, yang pertama dengan menggunakan bantuan kertas dan yang kedua menggunakan bantuan alat pelubang daun. Cara yang kedua ini dapat dilakukan pada sampel yang sangat banyak dan bila berat daun relatif homogen pada semua bagian. Pada praktikum ini digunakan metode Gravimetri cara pertama. Adapun prosedur kerja dengan metode ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengukur luas kertas (Lk) yang akan digunakan dan timbang beratnya (Wk).
2. Menggambar sampel daun di atas kertas yang sudah ditimbang sebelumnya, lalu gunting pola daun tersebut, kemudian timbang beratnya (Wp).
3. Mentaksir luas daun (LD) dengan menggunakan persamaan berikut:
LD = ℘ wkx Lk
4. Tabulasikan Hasil Pengukuran dengan metode ini.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pengukuran Luas Daun dengan Metode Kertas Milimeter Blok
Berdasarkan praktikum dan perhitungan luas daun menggunakan metode kertas milimeter blok disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Pengukuran Luas Daun dengan Metode Kertas Milimeter Blok
Nama Tanaman Sampel Daun N Lk (cm2) LD (cm2)
Mangga
1 512 0,25 128
2 340 0,25 85
3 520 0,25 130
Rata-rata 114,3
Rambutan
1 116 0,25 29
2 158 0,25 39,5
3 90 0,25 22,5
Rata-rata 30,3
Jambu Air
1 385 0,25 96,25
2 244 0,25 61
3 201 0,25 50,25
Rata-rata 69,2
Dari hasil perhitungan luas daun menggunakan kertas milimeter blok pada daun mangga sampel 1 luas daunnya yaitu 128 (cm2), sedangkan sampel 2 luas daunnya 85 (cm2), dan sampel 3 sebesar 130 (cm2) dari ketiga sampel tersebut di rata-ratakan maka didapatlah nilainya yaitu 114,3 (cm2). Kemudian pada daun rambutan sampel 1 luas daunnya yaitu 29 (cm2), sampel daun 2 sebesar 39,5 (cm2), dan sampel daun 3 didapat 22,5 (cm2) dari ketiga sampel daun tersebut didapatkan rata-rata luas daunnya yaitu sebesar 30,3 (cm2). Kemudian pada daun jambu air sampel 1 luas daunnya yaitu 96,25 (cm2), sampel daun 2 sebesar 61 (cm2), dan sampel daun 3 didapat 50,25 (cm2) dari ketiga sampel daun tersebut didapatkan rata- rata luas daunnya yaitu sebesar 69,2 (cm2).
Pengukuran menggunakan metode keras milimeter blok ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur, mengingat daun mangga, rambutan dan jambu air bentuk daunnya sederhana yang di mana pengukuran menggunakan kertas milimeter blok ini cukup efektif digunakan. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun di atas kertas milimeter dan pola daun
5
6
diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
3.2. Pengukuran Luas Daun dengan Metode Panjang Kali Lebar
Berdasarkan praktikum dan perhitungan luas daun menggunakan metode panjang kali lebar, harus diketahui terlebih dulu nilai konstanta bentuk daun dari pola daun yang dimiliki. Hasil pengamatan dan penghitungan nilai konstanta (k) pada daun Mangga (Lampiran 1), daun Rambutan (Lampiran 2), dan daun Jambu Air (Lampiran 3), yang di mana didapatlah rata-rata nilai konstanta (k) 0,70 untuk daun mangga, 0,72 untuk daun rambutan dan 0,70 untuk daun jambu air. Kemudian di lanjutkan melakukan pengukuran dan perhitungan luas daun (LD) pada masing- masing jenis daun dengan rumus LD= p x l x k, dan di daplah hasil perhitungan luas daun dengan metode panjang kali lebar ini yang disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 2. Hasil Pengukuran Luas Daun dengan Metode Panjang Kali Lebar Nama Tanaman Sampel Daun p (cm) l (cm) k LD (cm2)
Mangga
I 27 7,3 0,70 137,97
II 19,3 7,1 0,70 95,92
III 25,8 8,1 0,70 146,29
Rata-rata 126,73
Rambutan
I 9,5 4,4 0,70 29,26
II 11,6 4,8 0,70 38,98
III 8,7 3,8 0,70 23,14
Rata-rata 30,46
Jambu Air
I 21 6,4 0,72 96,77
II 17 5 0,72 61,2
III 15 4,8 0,72 51,84
Rata-rata 69,94
Dari hasil perhitungan luas daun dengan metode panjang kali lebar ini pada daun mangga sampel 1 luas daunnya yaitu 137,97 (cm2), sedangkan sampel 2 luas daunnya 95,92 (cm2), dan sampel 3 sebesar 146,29 (cm2) dari ketiga sampel tersebut di rata-ratakan maka didapatlah nilainya yaitu 126,73 (cm2). Kemudian pada daun rambutan sampel 1 luas daunnya yaitu 29,26 (cm2), sampel daun 2 sebesar 38,98 (cm2), dan sampel daun 3 didapat 23,14 (cm2) dari ketiga sampel daun tersebut
7
didapatkan rata-rata luas daunnya yaitu sebesar 30,46 (cm2). Kemudian pada daun jambu air sampel 1 luas daunnya yaitu 96,77 (cm2), sampel daun 2 sebesar 61,2 (cm
2), dan sampel daun 3 didapat 51,84 (cm2) dari ketiga sampel daun tersebut didapatkan rata-rata luas daunnya yaitu sebesar 69,94 (cm2).
Metode panjang kali lebar dalam pengukuran luas daun bisa menjadi teknik alternatif karena mudah, cepat, biaya rendah dan tetap akurat dalam pelaksanaan analisis pertumbuhan tanaman secara non destruktif. Jika dibandingkan dengan pengukuran menggunakan metode milimeter blok bisa dilihat hasil rata-rata pada setiap jenis daun tidak selisih yang besar terkecuali pada daun mangga, hal ini bisa terjadi dikarenakan kurangnya ketelitian dalam melakukan pengukuran daunnya ataupun penggambaran pola daun pada kertas milimeter bloknya.
3.3. Pengukuran Luas Daun dengan Metode Gravimetri
Berdasarkan praktikum dan perhitungan luas daun menggunakan metode gravimetri disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Pengukuran Luas Daun dengan Metode Gravimetri
Nama Tanaman Sampel Daun Lk (cm2) Wk (g) Wp (g) LD (cm2) Mangga
I 680 4,1 0,67 111,29
II 338 2,4 0,60 84,92
III 680 4,0 0,84 143,14
Rata-rata 113,12
Rambutan
I 338 2,4 0,21 29,57
II 338 2,4 0,33 46,47
III 338 2,4 0,17 23,94
Rata-rata 33,33
Jambu Air
I 680 4,0 0,73 124,1
II 680 4,0 0,48 81,6
III 338 2,4 0,36 22,53
Rata-rata 76,07
Dari hasil perhitungan luas daun dengan metode gravimetri, pada daun mangga sampel 1 luas daunnya yaitu 111,29 (cm2), sedangkan sampel 2 luas daunnya 84,92 (cm2), dan sampel 3 sebesar 143,14 (cm2) dari ketiga sampel tersebut di rata-ratakan maka didapatlah nilainya yaitu 113,12 (cm2). Kemudian pada daun rambutan sampel 1 luas daunnya yaitu 29,57 (cm2), sampel daun 2 sebesar 46,47 (cm2), dan sampel daun 3 didapat 23,94 (cm2) dari ketiga sampel daun tersebut didapatkan rata-
8
rata luas daunnya yaitu sebesar 33,33 (cm2). Kemudian pada daun jambu air sampel 1 luas daunnya yaitu 124,1 (cm2), sampel daun 2 sebesar 81,6 (cm2), dan sampel daun 3 didapat 22,53 (cm2) dari ketiga sampel daun tersebut didapatkan rata-rata luas daunnya yaitu sebesar 76,07 (cm2).
Pengukuran dengan metode ini cukup sederhana, dan dapat digunakan untuk sampel pengamatan destruktif maupun non destruktif, namun pada praktikum ini digunakan pengamatan destruktif karena cara ini lebih praktis. Prinsip metode ini adalah menaksir luas daun dengan melalui perbandingan berat (gravimetri). Jika dibandingkan dengan pengukuran luas daun metode kertas milimeter blok dan panjang kali lebar hasil rata-rata luas daun metode gravimetri ini memiliki perbedaan yang lumayan besar atau selisih dari kedua metode tersebut tinggi, baik pada daun tanaman mangga, rambutan, dan jambu air.
Hasil pengukuran luas daun menunjukkan bahwa luas helai daun tanaman mangga, rambutan, dan jambu air bervariasi tergantung metode pengukuran yang digunakan, walaupun sampel daun tanamannya sama. Ukuran daun yang lebih kecil biasanya diperoleh pada percabangan yang terletak di bawah. Daun-daun yang berada di tengah biasanya lebih besar, dan kemudian berukuran kecil lagi pada bagian ujung percabangan (Irwan, 2017).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum ini pengukuran luas daun ketiga metode yang digunakan untuk menghitung luas daun tanaman mangga, rambutan, dan jambu air dapat diketahui bahwa metode rumus kertas milimeter blok dan panjang kali merupakan metode yang mempunyai akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode gravimetri, terbukti dari hasil pengukuran luas daunnya, metode kertas milimeter blok dan panjang kali lebar adalah hampir sama, namun metode gravimetri, perbedaannya cukup besar dibandingkan dengan kedua metode tersebut.
9
DAFTAR PUSTAKA
Haryadi. (2013). Pengukuran Luas Daun dengan Metode Simpson. Anterior Jurnal , 12: 1-5.
Indah, P. L. (2021). Identifikasi Nilai Konstanta Daun Untuk Pengukuran Luas Daun Pada Dua Varietas Unggul Baru Manggis (Garcinia mangostana L.): Ratu Kamang Dan Ratu Tembilahan (Doctoral dissertation, Agroekoteknologi).
Irwan, A.W. dan F.Y. Wicaksono. (2017). Perbandingan pengukuran luas daun kedelai dengan metode gravimetri, regresi dan scanner, Jurnal Kultivasi, 16: 425-429.
Susanti, D., & Safrina, D. (2018). Identifikasi luas daun spesifik dan indeks luas daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) di Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia, 11(1), 11- 17.
Susilo, D. E. H. (2015). Identifikasi Nilai Konstanta Bentuk Daun untuk Pengukuran Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar pada Tanaman Hortikultura di Tanah Gambut: Identification of Constanta Value of Leaf Shape for Leaf Area Measurement Using Length Cross Width of Leaf of Horticulture Plant in Peat Soil. Anterior Jurnal, 14(2), 139-146.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Nilai Konstanta (k) Daun Mangga untuk Pengukuran Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar
Kelompok No. Sampel p (cm) l (cm) p x l (cm2) LD (cm2) k I
1 14,2 3,2 45,44 32,25 0,71
2 12,3 3,0 36,90 25,50 0,69
3 16,5 3,9 64,35 46,25 0,72
II
1 10,1 3,1 31,31 22,25 0,71
2 12,6 3,8 47,88 32,75 0,68
3 12,7 3,9 49,53 29,00 0,59
III
1 17,3 4,4 76,12 49,75 0,65
2 14,6 3,6 52,56 41,25 0,78
3 13,7 3,3 45,21 33,50 0,74
IV
1 14,0 4,0 56,00 42,00 0,75
2 14,4 4,6 66,24 44,00 0,66
3 12,5 3,6 45,00 29,50 0,66
V
1 24,0 5,6 134,40 90,25 0,67
2 9,0 3,0 27,00 18,50 0,69
3 13,0 3,5 45,50 36,00 0,79
VI
1 27,0 7,3 197,10 128,00 0,65
2 19,3 7,1 137,03 85,00 0,62
3 25,8 8,1 208,98 130,00 0,62
VII
1 15,8 4,0 63,20 41,25 0,65
2 12,5 3,5 43,75 26,50 0,61
3 13,0 3,5 45,50 28,00 0,62
VIII
1 15,0 5,1 76,50 53,75 0,70
2 17,0 6,6 112,20 83,75 0,75
3 17,7 6,3 111,51 80,75 0,72
IX
1 9,6 3,3 31,68 19,50 0,62
2 11,3 3,5 39,55 25,75 0,65
3 9,4 2,8 26,32 17,75 0,67
X
1 14,0 5,1 71,40 50,50 0,71
2 14,0 5,2 72,80 62,50 0,86
3 16,0 4,8 76,80 56,25 0,73
XI
1 17,0 4,7 79,90 55,00 0,69
2 13,5 3,9 52,65 35,50 0,67
3 13,1 3,5 45,85 30,00 0,65
XII 1 12,1 4,5 54,45 39,00 0,72
12
2 12,0 3,5 42,00 30,50 0,73
3 13,2 4,0 52,80 37,50 0,71
XIII
1 17,3 4,7 81,31 63,50 0,78
2 16,0 4,4 70,40 46,25 0,66
3 17,0 4,5 76,50 52,25 0,68
XIV
1 18,7 4,7 87,89 68,00 0,77
2 19,5 5,2 101,40 79,00 0,78
3 19,3 4,7 90,71 73,00 0,80
XV
1 20,0 5,0 100,00 68,25 0,68
2 17,5 4,5 78,75 55,25 0,70
3 20,5 5,5 112,75 83,75 0,74
XVI
1 25,0 6,2 155,00 102,75 0,66
2 24,9 6,0 149,40 104,00 0,70
3 29,0 6,9 200,10 113,75 0,57
XVII
1 12,5 3,2 40,00 24,50 0,61
2 11,8 3,5 41,30 29,75 0,72
3 10,2 3,1 31,62 21,75 0,69
XVIII
1 14,9 3,4 50,66 32,00 0,63
2 14,7 3,5 51,45 34,75 0,68
3 19,0 4,7 89,30 70,75 0,79
XIX
1 19,0 5,3 100,70 75,50 0,75
2 16,8 4,3 72,24 52,75 0,73
3 18,3 5,0 91,50 65,25 0,71
XX
1 18,0 4,5 81,00 56,00 0,69
2 15,0 5,0 75,00 58,50 0,78
3 10,0 3,2 32,00 21,50 0,67
XXI
1 18,2 4,5 81,90 55,25 0,67
2 15,7 4,6 72,22 51,50 0,71
3 18,0 4,8 86,40 60,25 0,70
Rata-rata 0,70
13
Lampiran 2. Perhitungan Nilai Konstanta (k) Daun Rambutan untuk Pengukuran Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar
Kelompo
k No. Sampel p (cm) l (cm) p x l (cm2) LD (cm2) k I
1 6,5 3,5 22,75 15,25 0,67
2 9,3 4,5 41,85 28,25 0,68
3 6,4 3,5 22,4 14,75 0,66
II
1 14,5 6 87 64,5 0,74
2 10 4,6 46 33,5 0,73
3 9,5 4,7 44,65 32,5 0,73
III
1 11,3 5,2 58,76 44,5 0,76
2 11,4 4,9 55,86 42 0,75
3 9,6 4,5 43,2 34 0,79
IV
1 16,2 7,2 116,64 84 0,72
2 16,5 7,3 120,45 83 0,69
3 16,5 6 99 90,25 0,91
V
1 8,5 4,2 35,7 27,25 0,76
2 8 3,5 28 19,25 0,69
3 6,7 3,6 24,12 19,25 0,80
VI
1 9,5 4,4 41,8 29 0,69
2 11,6 4,8 55,68 39 0,70
3 8,7 3,8 33,06 22,5 0,68
VII
1 11,5 4,7 54,05 34,75 0,64
2 11,5 5 57,5 36 0,63
3 10 4 40 29 0,73
VIII
1 11,5 5,4 62,1 44,75 0,72
2 14,5 7 101,5 74 0,73
3 13,5 6,5 87,75 64,75 0,74
IX
1 11,7 5 58,5 39,5 0,68
2 8 4 32 28,75 0,90
3 9 4,7 42,3 21,75 0,51
X
1 12,5 5,6 70 49 0,7
2 11,6 4,8 55,68 41,5 0,75
3 7,7 4 30,8 23,25 0,75
XI
1 15,4 7 107,8 57,25 0,53
2 17,7 7,7 136,29 84 0,62
3 16,4 7,8 127,92 87 0,68
XII
1 15 6,6 99 69,25 0,70
2 15,3 7 107,1 71,75 0,67
3 16 7,3 116,8 74,75 0,64
XIII
1 11 4,3 47,3 26,75 0,57
2 10,1 4,4 44,44 26,5 0,60
3 7,2 3,4 24,48 15,25 0,62
XIV 1 10,4 5,1 53,04 38 0,72
14
2 10,1 4,8 48,48 37 0,76
3 11,3 5 56,5 42 0,74
XV
1 10 5 50 34,75 0,70
2 13 5,5 71,5 53 0,74
3 13 5,5 71,5 52,5 0,73
XVI
1 9,95 4,75 47,26 34,5 0,73
2 10,4 4,85 50,44 35,12 0,70
3 11,3 5,2 58,76 40,12 0,68
XVII
1 13,5 5,8 78,3 54,5 0,70
2 13 5,7 74,1 47,25 0,64
3 12,2 5,3 64,66 41,5 0,64
XVIII
1 7,8 3 23,4 18,25 0,78
2 9,5 4,1 38,95 27,75 0,71
3 10,3 4,7 48,41 36,5 0,75
XIX 1 12,3 5,3 65,19 47,5 0,73
2 12,2 5,5 67,1 48,5 0,72
3 10,9 4,9 53,41 36,5 0,68
XX
1 7 4 28 19 0,68
2 9 4 36 26,25 0,73
3 7 4 28 20,5 0,73
XXI
1 16 7 112 71 0,63
2 15 7 105 79 0,75
3 15,6 7,5 117 74,75 0,64
Rata-Rata 0,70
15
Lampiran 3. Perhitungan Nilai Konstanta (k) Daun Jambu Air untuk Pengukuran Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar
Kelompo
k No. Sampel p (cm) l (cm) P x l (cm2) LD (cm2) k I
1 18,8 6 112,8 82,75 0,73
2 18,5 6,4 118,4 81,75 0,69
3 20,5 7,5 153,75 118,75 0,77
II
1 16,5 8,4 138,6 106,25 0,77
2 20,5 9,7 198,85 155 0,78
3 23 9,6 220,8 159 0,72
III
1 19,2 9,1 174,72 141 0,81
2 20,3 8,6 174,58 137 0,78
3 16,2 6,6 106,92 83,25 0,78
IV
1 12,5 5,4 67,5 40,25 0,60
2 15 5 75 50,5 0,67
3 17,7 5 88,5 54,25 0,61
V
1 18 7,3 131,4 97 0,74
2 7,5 4,6 34,5 25,75 0,75
3 11,5 4,5 51,75 35,75 0,69
VI
1 21 6,4 134,4 96,25 0,72
2 17 5 85 61 0,72
3 15 4,8 72 40,25 0,56
VII
1 10,4 4,5 46,8 34 0,73
2 10,3 4 41,2 26,5 0,64
3 10,5 5,2 54,6 37 0,68
VIII
1 24 7,5 180 134 0,74
2 22,5 8 180 147 0,82
3 23,5 8,5 199,75 152,5 0,76
IX
1 11,5 5,8 66,7 47,75 0,72
2 12 5,5 66 47,75 0,72
3 14,2 6 85,2 62 0,73
X
1 19,1 7,2 137,52 95,75 0,70
2 17,3 6,2 107,26 85 0,79
3 20,2 7,5 151,5 105,25 0,69
XI
1 20,3 6,8 138,04 104,75 0,76
2 17 7,5 127,5 98,25 0,77
3 16 7 112 78 0,70
XII
1 18,5 5,5 101,75 73,75 0,72
2 19,2 6,8 130,56 93 0,71
3 18 7,3 131,4 103,25 0,79
XIII
1 8,3 3 24,9 18,5 0,74
2 8,4 3,2 26,88 14,5 0,54
3 8,6 4,3 36,98 26,75 0,72
XIV 1 14,9 5,2 77,48 53 0,68
16
2 15,7 5,9 92,63 63 0,68
3 17,1 6,6 112,86 76 0,67
XV
1 11,3 6,4 72,32 57 0,79
2 14,2 6,2 88,04 70,25 0,80
3 13,5 6,5 87,75 69 0,79
XVI
1 22,5 7,1 159,75 110,5 0,69
2 21 7,5 157,5 128,75 0,82
3 21,5 7,3 156,95 131,5 0,84
XVII
1 15,6 5,7 88,92 66,5 0,75
2 17 5,9 100,3 80 0,80
3 19,7 6,4 126,08 87,5 0,69
XVIII
1 17,7 6,5 115,05 83,5 0,73
2 18 6,6 118,8 88,5 0,74
3 18,5 7 129,5 96,25 0,74
XIX 1 22,2 7,9 175,38 125,75 0,72
2 18,7 7,1 132,77 86 0,65
3 23,8 8,7 207,06 162 0,78
XX
1 12 6,9 82,8 61,75 0,75
2 13,3 7,5 99,75 73 0,73
3 15 7 105 72,75 0,69
XXI
1 17,2 4,8 82,56 66,5 0,81
2 20 7,6 152 80,5 0,53
3 24 7,5 180 108,75 0,60
Rata-Rata 0,72