CBC D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R U M A H A N
D I R E K T O R A T R U M A H S W A D A Y A
PT. CIRIAJASA ENGINEERING CONSULTANS
LAPORAN BULAN JANUARI TAHUN 2021
NATIONAL AFFORDABLE HOUSING PROGRAM (NAHP) IBRD LOAN No. 8717 ID
PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) CONSULTANT MANAGEMENT
KATA PENGANTAR
Project Implementation Unit (PIU) bertugas untuk mendukung pelaksanaan Program Kegiatan National Affordable Housing Program (NAHP) yang dikepalai oleh pejabat fungsional Direktorat Jenderal Perumahan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan kategori-1: BP2BT, pelaksanaan kegiatan kategori-2: BSPS, dan pelaksanaan kegiatan kategori-3: dukungan teknis. Kegiatan dalam Kategori-3 merupakan dukungan teknis yang mendukung baik sisi pembiayaan dan penyediaan perumahan.
Untuk memenuhi ketentuan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konsultan Manajemen PIU NAHP, Konsultan diwajibkan menyusun dan menyerahkan “Laporan Bulanan Ke-19 (Januari 2021)”.
Laporan ini memuat tentang gambaran umum NAHP, progres pelaksanaan kegiatan NAHP, pelaksanaan kegiatan KM PIU NAHP, permasalahan dan tindak lanjut pada bulan Januari 2021.
Demikian laporan ini disampaikan, semoga bermanfaat. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Jakarta, Februari 2021
Ir. Estefanus Wolok, MT Team Leader
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... 3
1.3. Lingkup Kegiatan Program NAHP ... 3
BAB II DATA UMUM NAHP ... 5
2.1. Komposisi Pendanaan ... 5
2.2. Kategori 1 – BP2BT ... 7
2.3. Kategori 2 - BSPS ... 8
2.4. Kategori-3 - Dukungan Teknis ... 11
2.5. PDO (Project Development Objectives) ... 13
2.5.1. Indikator Capaian Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) ... 13
2.5.2. Indikator Capaian Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) ... 19
2.6. Struktur Organisasi PIU NAHP ... 24
BAB III PROGRES KEGIATAN ... 29
3.1. Alokasi Kegiatan NAHP Tahun 2018 - 2021 ... 30
3.2. Progres Pelaksanaan Kegiatan NAHP ... 34
3.2.1. Progres Capaian DIPA 2020 ... 34
3.2.2. Progres Kategori-1 BP2BT ... 34
3.2.3. Progres Kategori-2 BSPS ... 35
3.2.4. Progres Kategori-3 Dukungan Teknis ... 36
3.2.5. Progres Capaian Kumulatif ... 37
3.3. Status Progress Variant NAHP 2020 ... 37
3.4. Ketercapaian NAHP Tahun 2021 ... 38
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN KM-PIU NAHP ... 40
4.1. Rencana dan Realisasi Kegiatan Konsultan Manajemen PIU NAHP ... 40
4.2. Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Oleh KM-PIU ... 46
4.3. Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Rutin dan Dukungan Teknis Kepada Kepala PIU dan Sekretariat PIU NAHP ... 47
4.3.1. Dukungan Administrasi ... 47
4.3.2. Dukungan Teknis ... 48
4.4. Pelaksanaan Rapat Kegiatan PIU NAHP ... 49
BAB V PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT... 69
5.1. Tindak Lanjut Permasalahan Bulan Sebelumnya ... 69
5.2. Permasalahan dan Tindak Lanjut BP2BT Bulan Januari 2021 ... 70
5.3. Permasalahan dan Tindak Lanjut BSPS Bulan Januari 2021 ... 71
5.4. Permasalahan dan Tindak Lanjut Kategori 3 Dukungan Teknis Bulan Januari 2021 ... 72
5.5. Rencana Kerja Bulan Februari 2021 ... 78
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1. Komposisi Pendanaan NAHP 2018-2021 ... 6
Tabel 2-2. Alokasi Pendanaan Berdasarkan Kategori ... 6
Tabel 2-3. Batas Penghasilan yang Ditentukan untuk Kelompok Sasaran BP2BT .. 8
Tabel 2-4. Daftar Kegiatan NAHP Kategori-3 ... 11
Tabel 2-5. Indikator Capaian Program BP2BT ... 15
Tabel 2-6. Usulan Penyesuaian Indikator Capaian Program BP2BT ... 16
Tabel 2-7. Indikator Capaian Program BSPS ... 19
Tabel 2-8. Usulan Penyesuaian Indikator Capaian Program BSPS ... 21
Tabel 2-9. Struktur Keanggotan PMC NAHP ... 26
Tabel 3-1. Perubahan Alokasi Anggaran NAHP 2018-2022 Berdasarkan Usulan Restrukturisasi ke-1 ... 31
Tabel 3-2. Rencana Usulan Restrukturisasi berdasarkan Pagu DIPA Tahun 2020 ... 33
Tabel 3-3. Progres Realisasi Kegiatan NAHP Terhadap DIPA 2020 ... 34
Tabel 3-4. Progres Realisasi Kegiatan NAHP Kategori-3 Terhadap DIPA 2020 ... 36
Tabel 3-5. Progres Kumulatif NAHP Berdasarkan Loan Agreement ... 37
Tabel 3-6. Capaian Indikator BP2BT NAHP (PDO) Bulan Januari 2021 ... 38
Tabel 3-7. Capaian Indikator BSPS NAHP (PDO) Bulan Januari 2021 ... 39
Tabel 4-1. Rencana dan Realisasi Bulan Januari 2021 ... 41
Tabel 4-2. Tindak Lanjut Kegiatan Rapat PIU NAHP Bulan Sebelumnya ... 49
Tabel 4-3. Kegiatan Rapat PIU NAHP Bulan Januari 2021 ... 52
Tabel 5-1. Tindak Lanjut Permasalahan Bulan Sebelumnya ... 69
Tabel 5-2. Permasalahan dan Tindak Lanjut BP2BT Bulan Januari 2021 ... 71
Tabel 5-3. Permasalahan dan Tindak Lanjut BSPS Bulan Januari 2021 ... 71
Tabel 5-4. Permasalahan dan Tindak Lanjut Kategori-3 Bulan Januari 2021 ... 72
Tabel 5-5. Status Paket Kegiatan Kategori-3 bulan Januari Tahun 2021 ... 74
Tabel 5-6. Rencana Kerja Bulan Februari 2021 ... 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1. Struktur Organisasi Keanggotaan PIU NAHP ... 28 Gambar 3-1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan NAHP Berdasarkan Usulan
Restrukturisasi ... 32 Gambar 3-2. Jadwal Pelaksanaan Restrukturisasi ... 33 Gambar 3-3. Status Waktu Pelaksanaan Kegiatan NAHP ... 38
LAMPIRAN–LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman menyatakan, bahwa "Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri mandiri dan produktif. Hal tersebut diterjemahkan ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 bahwa arah kebijakan dalam pembangunan perumahan dan permukiman adalah meningkatkan akses masyarakat secara bertahap terhadap perumahan dan permukiman layak dan aman yang terjangkau untuk mewujudkan kota yang inklusif dan layak huni. Proyek prioritas mendukung Penyediaan Akses Perumahan dan Permukiman Layak, Aman, dan Terjangkau meliputi:
a. Peningkatan Fasilitasi Penyediaan Hunian Baru;
b. Peningkatan Fasilitasi Pembiayaan Perumahan;
c. Pengembangan Fasilitasi Peningkatan Kualitas Rumah;
d. Penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman;
e. Fasilitasi Peningkatan Standar Keandalan Bangunan dan Keamanan Bermukim (IMB dan SLF);
f. Penyediaan 1 juta Rumah Susun Perkotaan (Major Project); dan g. Fasilitasi Penanganan Permukiman Kumuh.
Dalam upaya mendukung dan melaksanakan mandat kebijakan perumahan, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menerbitkan serangkaian program perumahan yang terjangkau dan bantuan keuangan perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Seiring bertambahnya populasi, tantangan dan masalah baru ditemukan dalam implementasi perumahan di Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 2014, diketahui simpanan kepemilikan rumah adalah 13,5 juta unit dan jumlah rumah tak berpenghuni mencapai 3,4 juta unit.
Data lain yang bersumber dari studi Bank Dunia (2016) juga menyatakan bahwa kemampuan orang dalam membeli rumah masih sangat rendah, sebesar 40% rumah tangga mampu membeli rumah dari pasar komersial, 40% tidak mampu membeli rumah formal tanpa bantuan subsidi, dan 20% sisanya tidak mampu membeli rumah tanpa bantuan subsidi substansial. Berdasarkan RPJMN 2020-2024, terdapat 54.1% rumah tangga pada tahun 2018 yang menempati hunian tidak layak dan permukiman kumuh berdasarkan empat aspek minimal kelayakan hunian yang meliputi ketahanan bangunan, luas lantai per kapita serta akses terhadap air minum dan sanitasi layak.
Saat ini, terdapat sekitar 40,39% rumah tangga di perkotaan yang menempati hunian tidak layak, sebagian di antaranya menempati permukiman kumuh atau ilegal.
Dalam rangka mengelola kompleksitas pembangunan perumahan dan permukiman yang multisektor, masih diperlukan peningkatan keterpaduan kebijakan dan program, baik antarpemangku kepentingan di tingkat pusat maupun daerah. Di tingkat nasional keterpaduan kebijakan sangat diperlukan pada seluruh rantai pasok (supply chain) penyediaan perumahan terutama terkait pertanahan dan pembiayaan.
Untuk mengimbangi pertumbuhan populasi dan beragamnya tantangan perumahan, perlu mengembangkan program dan inovasi perumahan yang ada. Oleh karena itu, pada tahun 2016, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dengan Bank Dunia memprakarsai National Affordable Housing Program (NAHP) atau Program Nasional Perumahan Terjangkau.
Sampai dengan akhir tahun 2020 capaian kegiatan NAHP terhadap Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2020 untuk Kategori 1 BP2BT tercapai senilai Rp53.864.000.000 (USD3.760.153,68) untuk 1.357 unit, dengan progres fisik 14,59%
dan progres keuangan 14,17%. Untuk Kategori 2 BSPS tercapai senilai Rp1.050.805.000.000 (USD71.918.193) untuk 59.368 unit, dengan progres fisik 99,76% dan progres keuangan 99,98%. Untuk Kategori-3 untuk Barang, Jasa Non- Konsultansi dan Jasa Konsultansi tercapai senilai Rp145.839.584.602 (USD10.018.978), dengan progres keuangan 55,24%.
Total capaian kegiatan NAHP terhadap DIPA 2020 sebesar Rp1.250.508.584.602 (USD85.697.324,20) dengan progres fisik sebesar 73.64% dan progres keuangan sebesar 73.64%.
1.2. Maksud dan Tujuan
Program NAHP bermaksud membantu MBR untuk dapat memiliki rumah dan meningkatkan kualitas tempat tinggal mereka melalui pengembangan skema pembiayaan perumahan, memperkuat sistem pemrograman perumahan mandiri, dan mendorong reformasi pengembangan program dan kebijakan perumahan yang terjangkau di Indonesia.
Tujuan NAHP adalah meningkatkan akses MBR, baik yang berpenghasilan formal maupun informal kepada rumah layak huni dan terjangkau. Peningkatan akses yang dimaksud termasuk:
(i) Kemampuan memiliki rumah yang dibangun baru, dari pasokan rumah yang sudah ada, atau pembangunan rumah swadaya melalui bantuan uang muka dan bantuan kredit pembiayaan perumahan;
(ii) Bantuan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni (RTLH) menjadi rumah layak huni (RLH) melalui subsidi peningkatan kualitas rumah.
1.3. Lingkup Kegiatan Program NAHP
Pelaksanaan kegiatan program NAHP terdapat di seluruh wilayah Indonesia di mana target penerima bantuan adalah MBR melalui bantuan pembiayaan rumah, peningkatan kualitas rumah swadaya, serta dukungan teknis terhadap program dan kebijakan perumahan. Adapun lingkup kegiatan NAHP adalah berupa program pemerintah serta dukungannya yang dibagi dalam tiga kategori sebagai berikut :
• Kategori-1 Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) yang menyasar rumah tangga berpenghasilan menengah ke bawah yang tidak mampu membeli rumah tanpa subsidi, baik yang bekerja pada sektor formal maupun informal;
• Kategori-2 Bantuan Rumah Swadaya berupa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang menyasar 40% rumah tangga berpenghasilan paling rendah yang membutuhkan subsidi untuk perbaikan rumah yang ia miliki dan dukungan teknis bagi pemerintah untuk pengembangan kebijakan rumah swadaya di kemudian hari;
• Kategori-3 Bantuan Teknis Reformasi Kebijakan Perumahan untuk pemerintah guna memperkuat pondasi dan struktur penyelenggaraan perumahan di Indonesia terutama pada tahun-tahun mendatang.
BAB II
DATA UMUM NAHP
NAHP (National Affordable Housing Program) atau dikenal dengan “Program Nasional Rumah Terjangkau” telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2018 yang akan berakhir pada tahun 2021 berdasarkan LA (Loan Agreement) IBRD-8717 ID dan berdasarkan Surat dari Bank Dunia nomor CD-155/WB/VII/2020 tanggal 8 Juli 2020 tentang Indonesia IBRD Loan 8717-ID National Affordable Housing Program Project – Amendment to the Loan Agreement adanya penambahan waktu pelaksanaan sampai dengan 22 Februari 2022 yang tertuang pada Lampiran 1.
Adapun data NAHP secara umum berdasarkan LA tersebut di atas sebagai berikut :
1. No. Pinjaman : 8717-ID
2. No. Register : 1 HG 72 SWA
3. Total Pinjaman : USD 450 Juta
4. GOI : -
5. Tanggal Penandatanganan : 30 November 2017 6. Periode Pelaksanaan : 2018 - 2021
7. Tanggal Efektif Pinjaman : 24 Februari 2018 8. Tanggal Berakhir Pinjaman : 28 Februari 2022
9. Instansi Pelaksana : Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Bina Bangda Kementerian Dalam Negeri
10. Lokasi : 33 Provinsi
1.1. Komposisi Pendanaan
Anggaran kegiatan NAHP merupakan dana pinjaman (PHLN) yang bersumber dari Bank Dunia dan dialokasikan terhadap dua Direktorat Jenderal yang terdapat di Kementerian PUPR dan satu Direktorat Jenderal di Kementerian Dalam Negeri, adapun
secara rinci komposisi pendanaan NAHP 2018-2021 dapat dilihat pada tabel 2.1.
sebagai berikut:
Tabel 2-1. Komposisi Pendanaan NAHP 2018-2021
No. INSTITUSI
PHLN
USD* IDR
(1) (2) (3) (4)
1
Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kementerian PUPR
225.000.000 3.015.000.000.000
2 Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian
PUPR 223.000.000 2.988.200.000.000
3 Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri 2.000.000 26.800.000.000
Jumlah : 450.000.000 6.030.000.000.000
Sumber : Loan Agreement (USD 1 = IDR 13.400)
Komposisi pendanaan sebagaimana diuraikan pada tabel 2.1. di atas, selanjutnya dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori sebagaimana terdapat pada tabel 2.2. sebagai berikut :
Tabel 2-2. Alokasi Pendanaan Berdasarkan Kategori
Sumber : Loan Agreement (USD 1 = IDR 13.400)
Alokasi Berdasarkan LA Usulan Amandemen Alokasi USD / IDR Unit
1 Mortgage – Linked Down Payment Assistance under
Part 1(a) of the Project USD 205.000.000
Alokasi Pinjaman BP2BT pada bagian 1(a)
IDR 2.747.000.000.000 2 Home Improvement Assistance under bagian 2(a) of
the Project USD 175.000.000
Alokasi Pinjaman BSPS pada bagian 2(a)
IDR 2.345.000.000.000 3 Goods, non-consulting services and training under
parts 1(b), 2(b), 2 (c) and 3 of the Project USD 70.000.000 Barang, Jasa Non Konsultansi, Jasa Konsultansi &
Pelatihan pada bagian 1(b), 2(b), 2(c) & 3 IDR 938.000.000.000 USD 450.000.000 IDR 6.030.000.000.000
*) USD 1 = Rp. 13.400
No. Bagian/Kategori
Jumlah : 242.500
102.500
140.000
-
Pelaksanaan kegiatan program NAHP terdapat di seluruh wilayah Indonesia di mana target penerima bantuannya adalah MBR melalui bantuan pembiayaan rumah, peningkatan kualitas rumah swadaya, serta dukungan teknis terhadap program dan kebijakan perumahan. Adapun lingkup kegiatan NAHP adalah berupa program pemerintah serta dukungannya yang dibagi dalam tiga komponen sebagai berikut:
Komponen-1 : Merupakan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan yang terdiri dari :
(a) Kegiatan program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) berupa pemberian bantuan (subsidi) uang muka bagi MBR yang telah memiliki tabungan untuk memperoleh rumah layak huni (RLH) melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
(b) Bantuan Dukungan Teknis terhadap proses pelaksanaan Program BP2BT.
Komponen-2 : Merupakan Bantuan Perumahan Swadaya yang terdiri dari :
(a) Kegiatan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) berupa Penyediaan bantuan perbaikan rumah atau pembangunan kembali bagi MBR melalui Kelompok Penerima Bantuan (KPB).
(b) Bantuan operasional pelaksanaan BSPS.
(c) Dukungan teknis pengembangan Rumah Swadaya.
Komponen-3 : Merupakan dukungan teknis untuk pembaharuan kebijakan perumahan dalam bentuk paket kegiatan konsultan berupa: HREIS, SMF, pengembangan kebijakan perumahan rakyat, penguatan peran Perum Perumnas dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah.
1.2. Kategori 1 – BP2BT
Kategori-1 merupakan bagian dari NAHP berupa kegiatan penyaluran program BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan). Pengelolaan pelaksanaan kegiatan program BP2BT berada di Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan (PIPUP) yang dalam penyelenggaraannya dibantu oleh NCS (Non-Consulting Service).
Program BP2BT merupakan bantuan Pemerintah yang berupa uang muka dalam pembelian rumah melalui pengembang atau pembangunan rumah secara swadaya yang pembiayaannya melalui KPR perbankan dan diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang memiliki tabungan (sesuai dengan ketentuan) untuk memperoleh rumah layak huni (RLH) sebagaimana tertuang Peraturan Menteri PUPR No. 13/PRT/M/2019 tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan.
Besaran nilai bantuan Pemerintah berupa uang muka adalah sebesar maksimum Rp40 juta per MBR. Berdasarkan Keputusan Menteri PUPR No. 587/KPTS/M/2019 tahun 2019 tersebut maka batas penghasilan yang ditentukan untuk kelompok sasaran BP2BT adalah sebagai berikut:
Tabel 2-3. Batas Penghasilan yang Ditentukan untuk Kelompok Sasaran BP2BT
ZONA
Penghasilan Kelompok Sasaran Per Bulan (RP) Kepemilikan Rumah Pembangunan
Rumah Swadaya Rumah Tapak Sarusun
Zona I
Sumatera, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jawa (kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Sulawesi
6.000.000 7.000.000 6.000.000
Zona II
Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara dan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)
6.000.000 7.500.000 6.000.000
Zona III
Papua dan Papua Barat 6.500.000 8.500.000 6.500.000
Sebaran lokasi pelaksanaan bantuan BP2BT meliputi 34 provinsi yang bekerja sama antara bank pelaksana dan pengembang dengan target capaian unit rumah pada tahun 2020 adalah 68.000 unit rumah.
Untuk kegiatan BP2BT tahun 2021 berdasarkan Annual Work Plan (AWP) 2021 jumlah penyaluran unit rumah dialokasikan sebanyak 65.000 unit dengan nilai IDR2.635.845.369.570,00 (USD186.542.489,00).
1.3. Kategori 2 - BSPS
Kategori 2 merupakan bagian dari NAHP berupa penggalian potensi keswadayaan masyarakat melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
Pengelolaan pelaksanaan kegiatan program BSPS berada di Direktorat Jenderal Perumahan yang dalam penyelenggaraannya dibantu Konsultan Manajemen Pusat (KMP), Konsultan Manajemen Wilayah (KMW), Konsultan Manajemen Provinsi (KM- Prov) dan Tim Fasilitator (Korfas dan TFL).
Melalui program BSPS masyarakat diberikan bantuan berupa dana stimulan dan pendampingan dalam peningkatan kualitas atau pembangunan baru agar rumah yang dibangun atau diperbaiki dapat memenuhi standar kualitas rumah layak huni (RLH).
Proses pelaksanaan tahapan BSPS berjalan secara berkesinambungan dengan mengacu pada Peraturan Menteri PUPR No. 7/PRT/M/2018. Adapun besaran nilai stimulan yang diberikan oleh Pemerintah pada tahun 2020 mengacu pada Keputusan Menteri PUPR No. 149/KPTS/M/2020 tentang Besarnya Nilai dan Lokasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Tahun Anggaran 2020 dengan rincian sebagai berikut:
1. Peningkatan Kualitas (PK) Rumah Swadaya
No Bahan Bangunan Upah Kerja Total
1. Rp15.000.000,00 Rp2.500.000,00 Rp17.500.000,00 2. Peningkatan Kualitas (PK) Rumah Swadaya khusus daerah datar di perkotaan dan
perdesaan Provinsi Papua dan Papua Barat
No Bahan Bangunan Upah Kerja Total
1. Rp16.000.000,00 Rp5.000.000,00 Rp21.000.000,00 3. Peningkatan Kualitas (PK) Rumah Swadaya khusus pulau-pulau kecil, daerah
terpencil dan pegunungan di Provinsi Papua dan Papua Barat
No Bahan Bangunan Upah Kerja Total
1. Rp32.500.000,00 Rp5.000.000,00 Rp37.500.000,00 4. Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya
No Bahan Bangunan Upah Kerja Total
1. Rp30.000.000,00 Rp5.000.000,00 Rp35.000.000,00 5. Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya khusus daerah datar di perkotaan dan
perdesaan Provinsi Papua dan Papua Barat
No Bahan Bangunan Upah Kerja Total 1. Rp31.000.000,00 Rp10.000.000,00 Rp41.000.000,00 6. Pembangunan Baru (PB) Rumah Swadaya khusus pulau-pulau kecil, daerah
terpencil dan pegunungan di Provinsi Papua dan Papua Barat
No Bahan Bangunan Upah Kerja Total
1. Rp62.500.000,00 Rp10.000.000,00 Rp72.500.000,00
Adapun untuk alokasi besaran nilai stimulan yang diberikan oleh Pemerintah untuk tahun anggaran 2021 ada perubahan jumlah bantuan, sedangkan terkait perubahan besaran nilai jumlah bantuan di atas belum dikeluarkan Keputusan Menteri PUPR pengganti Keputusan Menteri PUPR No. 149/KPTS/M/2020 tentang Besarnya Nilai dan Lokasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Tahun Anggaran 2020. Adapun besarnya Nilai dan Lokasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Tahun Anggaran 2021 adalah dengan rincian sebagai berikut:
1. Peningkatan Kualitas (PK) Rumah Swadaya
No Bahan Bangunan Upah Kerja Total
1. Rp17.500.000,00 Rp2.500.000,00 Rp20.000.000,00 2. Peningkatan Kualitas (PK) Rumah Swadaya khusus daerah datar di perkotaan dan
perdesaan Provinsi Papua dan Papua Barat
No Bahan Bangunan Upah Kerja Total
1. Rp18.500.000,00 Rp5.000.000,00 Rp23.500.000,00 3. Peningkatan Kualitas (PK) Rumah Swadaya khusus pulau-pulau kecil, daerah
terpencil dan pegunungan di Provinsi Papua dan Papua Barat
No Bahan Bangunan Upah Kerja Total
1. Rp35.000.000,00 Rp5.000.000,00 Rp40.000.000,00
Lokasi kegiatan program BSPS tahun 2020 ditentukan berdasarkan:
1. Keputusan Menteri PUPR No. 149/KPTS/M/2020, tanggal 25 Februari 2020,
2. SE Dirjen Perumahan No. RU.1001-Dr/328, tanggal 28 Februari 2020, tentang Alokasi Jumlah Unit dan Daftar Calon Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tahun 2020.
3. Keputusan Dirjen Perumahan Rakyat No: 37/KPTS/Dr/2020 tanggal 26 Februari 2020 tentang Penetapan Lokasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Untuk Desa/Kelurahan Tahun Anggaran 2020.
4. Surat Direktur Rumah Swadaya No: UM 0102-RW/176 tanggal 02 Maret 2020 tentang Penyampaian Alokasi Jumlah Unit Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tahun 2020 berdasarkan Sumber Dana.
5. Surat Direktur Rumah Swadaya No: RU 1002-RW/414 tanggal 20 Mei 2020 tentang Penyampaian Alokasi Jumlah Unit Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tahun 2020 (SK Tahap II) berdasarkan Sumber Dana.
6. Surat Direktur Rumah Swadaya No: RU 1002-RW/693 tanggal 14 Agustus 2020 tentang Penyampaian Alokasi Jumlah Unit Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tahun 2020 (SK Tahap III) berdasarkan Sumber Dana.
Untuk kegiatan BSPS tahun 2021 berdasarkan Annual Work Plan (AWP) 2021 jumlah penyaluran unit rumah dialokasikan sebanyak 1.230 unit dengan nilai IDR25.228.000.143,00 (USD1.785.421,10).
1.4. Kategori-3 - Dukungan Teknis
Kategori-3 merupakan bagian dari NAHP berupa kegiatan Technical Assistance/
bantuan teknis yang mendukung pelaksanaan kegiatan pada Kategori-1 dan Kategori- 2. Jenis kegiatan yang terdapat pada Kategori-3 pada masing-masing Ditjen, secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.4. sebagai berikut:
Tabel 2-4. Daftar Kegiatan NAHP Kategori-3 No. PELAKSANA
PROGRAM KEGIATAN
A. Ditjen Pembiayaan Infrastuktur
Pekerjaan Umum dan
1 BP2BT Facilitation Management Services
Pendampingan Program Pelaksanaan Penyaluran BP2BT
No. PELAKSANA
PROGRAM KEGIATAN
Perumahan,
Kementerian PUPR 2 The Development of BP2BT System Supervisory, Controling, Complaint Handling Mechanism
Pengembangan Sistem Pengawasan, Pengendalian, dan Penanganan Pengaduan terhadap Program BP2BT 3 Informal Income Lending Capacity Building
Pengembangan Kapasitas untuk Pembiayaan kepada Kelompok Penghasilan Tidak Tetap
4 Consultant Advisory Services for NAHP Project Management Committee (PMC)
Jasa Layanan Konsultan Advisory untuk Komite Pengelolaan Proyek (PMC) NAHP
5 Grand Design Housing and Real Estate Information System (HREIS)
Program sistem informasi perumahan dan real estate 6 Capacity Development and Reform Regulation of
Secondary Mortgage Facility
Pengembangan Kapasitas dan Reformasi Regulasi Pembiayaan Sekunder Perumahan
7 Public Private Partnership (PPP) Affordable Housing PPP Perumahan Terjangkau
8 The PDF Format of "KPBU" in the Housing Sector PDF untuk Penyiapan KPBU Sektor Perumahan
9 Institutional Development on "BLU PPDPP" to support in Housing Sector
Pengembangan Kelembagaan BLU PPDPP untuk mendukung KPBU Sektor Perumahan
B. Ditjen Perumahan, Kementerian PUPR
1. BSPS Facilitators Assistance FY 2020
Pendampingan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) BSPS Tahun Anggaran 2020.
2. BSPS Facilitator Coordinators Assistance FY 2020 Pendampingan Koordinator Fasilitator (Korfas) BSPS Tahun Anggaran 2020.
3. Project Implementation Unit (PIU) NAHP Consultant Management
Konsultan Manajemen (KM) Unit Pelaksanaan Proyek (PIU) NAHP
No. PELAKSANA
PROGRAM KEGIATAN
4. Housing Policy Recommendation in Preparation for Housing Grand Design 2020-2045
Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Perumahan dalam Rangka Masukan terhadap Grand Design 2025-2045.
5. Affordable Supply-Side Housing Provisioning Study:
Strengthening the Role of National Housing Corporation
Studi Penyediaan Perumahan Sisi Penawaran Terjangkau: Penguatan Peran Perumahan Nasional (Perumnas)
6. BSPS Faciltation Fasilitasi BSPS C. Ditjen Bina
Pembangunan Daerah, Kemendagri
1. Policy Strenghtening and Local Government Capacity Building on Housing and Human Settlement
Penguatan Kebijakan dan Pengembangan Kapasitas Pemda untuk Perumahan dan Kawasan Permukiman.
1.5. PDO (Project Development Objectives)
PDO (Project Development Objectives) merupakan sebuah alat atau instrumen untuk mengukur ketercapaian program melalui indikator-indikator yang telah ditentukan dan termuat dalam POM (Project Operation Manual) atau Pedoman Umum NAHP seri 0 (nol) di mana pengukuran PDO dilakukan setiap awal tahun terhadap pelaksanaan kegiatan NAHP tahun sebelumnya.
2.5.1. Indikator Capaian Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)
Indikator capaian yang terdapat pada program BP2BT terdiri atas 1 (satu) Indikator Utama dan 6 (enam) Indikator Sementara. Uraian dari indikator capaian tersebut dijelaskan pada tabel 2.5.
Mengacu pada Keputusan Menteri PUPR No. 587/KPTS/M/2019 tahun 2019 tentang Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, yang di dalamnya memuat perubahan besaran nilai bantuan Pemerintah berupa uang muka yang sebelumnya sebesar maksimum Rp27 juta per MBR menjadi sebesar maksimum
Rp40 juta per MBR dan berdasarkan rapat pembahasan tentang restrukturisasi loan agreement NAHP maka perlu adanya penyesuaian terhadap indikator PDO tersebut.
Adapun usulan perubahan PDO yang dimaksud dijelaskan pada tabel 2.5.
LAPORAN BULAN JANUARI 2021 II - 15
Tabel 2-5. Indikator Capaian Program BP2BT
Indikator Ketercapaian Progam Satuan Base- line
T-1 (2018)
T-2 (2019)
T-3 (2020)
T-3 (2021)
Sumber Data/Metodologi
Penanggung Jawab Data
Indikator Ketercapaian Progam
Terbantunya 126.000 rumah tangga sasaran untuk memiliki rumah melalui program BP2BT
Angka (dalam ribu)
0 20 47 114 126
Survei lapangan, sistem IT BP2BT, Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia
Indikator Ketercapaian Antara
Persentase penerima manfaat dari kelompok penghasilan 6 desil terbawah.
(Persentase penerima BP2BT yang berasal dari kelompok masyarakat berpenghasilan 60% paling bawah (Rp.1,5- Rp.4,5 juta)
% 0 80 80 80 80
Sistem IT BP2BT, Pemantauan, Evaluasi tematik
Kementerian PUPR
Persentase penerima manfaat dari kelompok
berpenghasilan tidak tetap % 0 10 15 20 20
Sistem IT BP2BT, Pemantauan, Evaluasi tematik
Pemerintah Indonesia Jumlah lembaga pemberi pinjaman yang berpartisipasi
dengan jumlah pinjamam >5% total BP2BT dalam satu tahun
Angka 0 2 3 4 4 Sistem IT BP2BT,
Pemantauan
Pemerintah Indonesia Pengaruh peningkatan (leverage) Jumlah dana KPR
melalui program BP2BT
(Total jumlah KPR yang disalurkan melalui BP2BT)
Juta USD 0 105 248 605 665 Sistem IT BP2BT, Pemantauan
Pemerintah Indonesia Persentase penerima bantuan yang merasa puas dan
sangat puas dengan program BP2BT.
(Hasil dari pengukuran tingkat kepuasan penerima manfaat melalui survei penerima manfaat)
% 0 60 70 80 80 Survei penerima
manfaat
Pemerintah Indonesia Dikembangkan & beroperasinya sistem IT BP2BT
(Pengembangan dan operasionalisasi sistem IT BP2BT untuk verifikasi)
Ya/Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Pemantauan Pemerintah Indonesia Sumber: Pedoman Umum NAHP Seri 0, hal 48-52, 2017.
LAPORAN BULAN JANUARI 2021 II - 16
Tabel 2-6. Usulan Penyesuaian Indikator Capaian Program BP2BT
Indikator Ketercapaian
Progam Unit Base-
line
T-1 (2018)
T-2 (2019)
T-3 (2020)
T-4 (2021)
T-5 (2022)
End Target (2022)
Sumber Data/
Metodologi
Penanggun g Jawab
Data
Indikator Ketercapaian Program
Terbantunya 126.000 rumah tangga sasaran untuk memiliki rumah melalui program BP2BT
Existing 0 20000 47000 114000 126000 NA 126000 Survei
lapangan, sistem IT BP2BT, Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Propos ed
0 3 5181 37000 77000 77000 77000
Indikator Ketercapaian Antara
Persentase penerima manfaat dari kelompok penghasilan 6 desil terbawah.
(Persentease penerima BP2BT yang berasal dari kelompok masyarakat berpenghasilan 60%
paling bawah (Rp.1,5- Rp.4,5 juta)
Existing % 0 80,0 80,0 80,0 80,0 N/A 80,0 Survei
lapangan, sistem IT BP2BT, Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Propos ed
0 100,0 76.51 80,0 80,0 80,0 80,0
Persentase penerima manfaat dari kelompok berpenghasilan tidak tetap
Existing % 0 10,0 15,0 20,0 20,0 N/A 20,0 Survei
lapangan, sistem IT BP2BT, Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Propos ed
0 0 8.98 10,0 10,0 10,0 10,0
LAPORAN BULAN JANUARI 2021 II - 17 Indikator Ketercapaian
Progam Unit Base-
line
T-1 (2018)
T-2 (2019)
T-3 (2020)
T-4 (2021)
T-5 (2022)
End Target (2022)
Sumber Data/
Metodologi
Penanggun g Jawab
Data Jumlah lembaga pemberi
pinjaman yang
berpartisipasi dengan jumlah pinjamam >5%
total BP2BT dalam satu tahun
Existing 0 2,0 3,0 4,0 4,0 N/A 4,0 Survei
lapangan, sistem IT BP2BT, Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Propos ed
0 1,0 2,0 2,0 3,0 3,0 3,0
Peningkatan KPR melalui program BP2BT.
(Total jumlah KPR yang disalurkan melalui BP2BT)
Existing
0 105,000, 000
248,000, 000
605,000, 000
665,000,
000 N/A 665,000,
000
Survei lapangan, sistem IT BP2BT, Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Propos ed
0 23,845 34,805,2 05
240,000, 000
500,000, 000
500,000, 000
500,000, 000
Persentase penerima bantuan yang merasa puas dan sangat puas dengan program BP2BT.
(Hasil dari pengukuran tingkat kepuasan penerima manfaat melalui survei penerima manfaat)
Existing
%
0 60,0 70,0 80,0 80,0 N/A 80,0 Survei
lapangan, sistem IT BP2BT, Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Propos ed
0 N/A N/A 80,0 80,0 80,0 80,0
Dikembangkan dan beroperasinya sistem IT BP2BT.
(Pengembangan dan
Existing ya/
tidak No No Yes Yes Yes N/A Yes
Survei lapangan, sistem IT BP2BT,
Pemerintah Indonesia Bank Dunia
LAPORAN BULAN JANUARI 2021 II - 18 Indikator Ketercapaian
Progam Unit Base-
line
T-1 (2018)
T-2 (2019)
T-3 (2020)
T-4 (2021)
T-5 (2022)
End Target (2022)
Sumber Data/
Metodologi
Penanggun g Jawab
Data operasionalisasi sistem IT
BP2BT untuk verifikasi) Actual/ Propos ed
No Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Evaluasi dampak Percentage of BP2BT
housing
units verified appropriately in fulfilling minimum construction standard requirement
New Propos ed
16 N/A 16,0 50,0 70,0 70,0 70,0 Pemantauan Pemerintah
Indonesia
Recommendation of a sustainable and efficient housing subsidy model
New Proposed
No No No No Yes Yes Yes Pemantauan Pemerintah
Indonesia
LAPORAN BULAN JANUARI 2021 II - 19
2.5.2. Indikator Capaian Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
Indikator capaian yang terdapat pada program BSPS terdiri atas 1 (satu) Indikator Program dan 6 (enam) Indikator Antara.
Uraian dari indikator capaian tersebut dijelaskan pada tabel 2.7. sebagai berikut:
Tabel 2-7. Indikator Capaian Program BSPS
Indikator Ketercapaian Progam Unit Base- line
T-1 (2018)
T-2 (2019)
T-3 (2020)
T-3 (2021)
Sumber Data/Metodologi
Penanggung Jawab Data
Indikator Ketercapaian Progam
Terbantunya 450.000 rumah tangga sasaran untuk meningkatkan kualitas atau membangun baru rumahnya melalui program BSPS.
Angka
(dalam ribu) 0 100 275 450 450
Survei lapangan, sistem IT BSPS (SIRUS),
Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia
Indikator Ketercapaian Antara Persentase unit rumah terbangun dan/atau diperbaiki yang telah diverifikasi tepat sasaran.
(Persentase jumlah rumah yang diperbaiki yang dimiliki oleh rumah tangga dengan penghasilan di bawah upah minimum regional yang dibuktikan dengan verifikasi hasil oleh pihak ketiga).
% 0 70 75 80 85
Survei lapangan, SIRUS, Verifikasi hasil
Pemerintah Indonesia
Persentase unit rumah terbangun dan/atau diperbaiki yang telah diverifikasi memenuhi persyaratan rumah layak huni.
(Persentase RTLH menjadi RLH yang dibuktikan dengan verifikasi hasil oleh pihak ketiga).
% 0 65 70 75 80
Survei lapangan, SIRUS, Verifikasi hasil
Pemerintah Indonesia
LAPORAN BULAN JANUARI 2021 II - 20 Indikator Ketercapaian Progam Unit Base-
line
T-1 (2018)
T-2 (2019)
T-3 (2020)
T-3 (2021)
Sumber Data/Metodologi
Penanggung Jawab Data Persentase peningkatan jumlah pelaksanaan
BSPS di daerah perkotaan.
(Persentase jumlah penerima bantuan yang berlokasi di kawasan perkotaan (terhadap total alokasi).
% 20 25 30 35 35
Survei lapangan, SIRUS, Verifikasi hasil
Pemerintah Indonesia
Persentase jumlah keluhan yang terekam dan ditangani sesuai mekanisme standar (dielaborasi berdasarkan jenis kelamin).
(Hasil analisis umpan balik yang menunjukkan persentase pengaduan yang diproses sesuai prosedur standar).
% 0 65 70 75 80 SIRUS, analisis
umpan balik Pemerintah Indonesia
Persentase penerima bantuan yang merasa puas dan sangat puas dengan program BP2BT.
(Hasil dari pengukuran tingkat kepuasan penerima manfaat melalui survei penerima manfaat)
% 0 65 70 75 80
Survei lapangan, analisis penerima manfaat
Pemerintah Indonesia
Dikembangkan dan beroperasinya sistem IT
BSPS (SIRUS)
(Pengembangan dan operasionalisasi sistem IT untuk memantau dan mengevaluasi BSPS).
Ya/Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya SIRUS,
pemantauan Pemerintah Indonesia
Sumber: Pedoman Umum NAHP Seri 0, hal 48-52, 2017
LAPORAN BULAN JANUARI 2021 II - 21
Sedangkan untuk usulan penyesuaian PDO BSPS terhadap restrukturisasi adalah sebagai berikut : Tabel 2-8. Usulan Penyesuaian Indikator Capaian Program BSPS
Indikator Ketercapaian
Progam Unit Base-
line
T-1 (2018)
T-2 (2019)
T-3 (2020)
T- 4 (2021)
T- 5 (2022)
End Target
(2022)
Sumber Data/Metodologi
Penanggung Jawab Data
Indikator Ketercapaian Program
Terbantunya 450.000 rumah tangga sasaran untuk meningkatkan kualitas atau membangun baru rumahnya melalui program BSPS .
Existing
Angka (dalam ribu)
0 100,0 275,0 450,0 450,0 N/A 450,0 Survei lapangan, sistem IT BSPS (SIRUS), Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Proposed 0 140 375 520 635 635 635
Indikator Ketercapaian Antara
Persentase unit rumah terbangun dan/atau diperbaiki yang telah diverifikasi tepat sasaran. (Persentase jumlah rumah yang diperbaiki yang dimiliki oleh rumah tangga dengan penghasilan di bawah upah minimum regional yang dibuktikan dengan verifikasi hasil oleh pihak ketiga).
Existing
%
0 70.00 75.00 80.00 85.00 N/A 85.00
Survei lapangan, sistem IT BSPS (SIRUS), Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Proposed 0 70.00 75.00 80.00 85.00 85.00 85.00 Persentase unit rumah
terbangun dan/atau diperbaiki yang telah diverifikasi memenuhi persyaratan rumah layak huni.
(Persentase RTLH menjadi RLH yang dibuktikan dengan verifikasi hasil oleh pihak ketiga).
Existing
%
0 65.00 70.00 75.00 80.00 N/A 80.00
Survei lapangan, sistem IT BSPS (SIRUS), Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Proposed 0 8.00 20.00 40.00 50.00 60.00 50.00
LAPORAN BULAN JANUARI 2021 II - 22 Indikator Ketercapaian
Progam Unit Base-
line
T-1 (2018)
T-2 (2019)
T-3 (2020)
T- 4 (2021)
T- 5 (2022)
End Target
(2022)
Sumber Data/Metodologi
Penanggung Jawab Data Persentase peningkatan
jumlah pelaksanaan BSPS di daerah perkotaan.
(Persentase jumlah penerima bantuan yang berlokasi di kawasan perkotaan (terhadap total alokasi).
Existing
%
20.00 25.00 30.00 35.00 35.00 N/A 35.00 Survei lapangan, sistem IT BSPS (SIRUS), Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Proposed 0 25.00 30.00 35.00 35.00 35.00 35.00 Persentase jumlah keluhan
yang terekam dan ditangani sesuai mekanisme standar (dielaborasi berdasarkan
jenis kelamin).
(Hasil analisis umpan balik
yang menunjukkan
persentase pengaduan yang diproses sesuai prosedur standar).
Existing
%
0 65.00 70.00 75.00 80.00 N/A 80.00
Survei lapangan, sistem IT BSPS (SIRUS), Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Proposed 0 65.00 70.00 75.00 80.00 80.00 80.00 Persentase penerima
bantuan yang merasa puas dan sangat puas dengan
program BP2BT.
(Hasil dari pengukuran tingkat kepuasan penerima manfaat melalui survei penerima manfaat)
Existing
%
0 65.00 70.00 75.00 80.00 N/A 80.00
Survei lapangan, sistem IT BSPS (SIRUS), Evaluasi dampak
Pemerintah Indonesia Bank Dunia Actual/
Proposed 0 65.00 70.00 75.00 80.00 80.00 80.00
Dikembangkan dan
beroperasinya sistem IT
BSPS (SIRUS)
(Pengembangan dan operasionalisasi sistem IT untuk memantau dan mengevaluasi BSPS).
Existing
Ya/Tidak
No Yes Yes Yes Yes N/A Yes
SIRUS, pemantauan
Pemerintah Indonesia Actual/
Proposed No No Yes Yes Yes Yes Yes
LAPORAN BULAN JANUARI 2021 II - 23 Indikator Ketercapaian
Progam Unit Base-
line
T-1 (2018)
T-2 (2019)
T-3 (2020)
T- 4 (2021)
T- 5 (2022)
End Target
(2022)
Sumber Data/Metodologi
Penanggung Jawab Data System that tracks and
enforces
BSPS housing construction compliance for structural integrity and health standards developed
New
Proposed Ya/Tidak No No No No Yes Yes Yes SIRUS,
pemantauan
Pemerintah Indonesia
A Housing and Real Estate Information System (HREIS) developed created and under implementation (Yes/No)
Existing
Ya/Tidak
No No Yes Yes Yes N/A Yes
SIRUS, pemantauan
Pemerintah Indonesia Actual/
Proposed No No No No Yes Yes Yes
Mortgage guarantee mechanism developed (Yes/No)
Dropped Ya/Tidak
No Yes Yes Yes Yes N/A Yes
SIRUS, pemantauan
Pemerintah Indonesia
No
Housing Policy Grand Design developed (Yes/No)
Existing
Ya/Tidak
No No Yes Yes Yes N/A Yes
SIRUS, pemantauan
Pemerintah Indonesia Actual/
Proposed No No No No No Yes No
Institutional Arrangement for housing sector developed (Yes/No)
Existing
Ya/Tidak
No No Yes Yes Yes N/A Yes
SIRUS, pemantauan
Pemerintah Indonesia Actual/
Proposed No No No No No Yes No
Local Government Affordable Housing Plans developed (Number)
Existing
0 2.00 6.00 10.00 15.00 N/A 15.00
SIRUS, pemantauan
Pemerintah Indonesia Actual/
Proposed 0 0 0 4.00 9.00 15.00 9.00
2.6. Struktur Organisasi Pelaksana NAHP 2.6.1. Dasar Hukum
Sebagai dasar hukum pembentukan kelembagaan program NAHP sebagai pelaksana program adalah merujuk pada:
1. Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional No. 9/MPPN/HK/01/2017 Tentang Pembentukan Tim Pengarah Pembangunan Perumahan, Pemukiman, Air Minum, Dan Sanitasi Nasional;
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 918/KPTS/M/2017 tentang Pembentukan Komite Pengelola Proyek (Project Management Committee) dan Unit Pelaksana Proyek (Project Implementation Unit) Program Perumahan Terjangkau (National Affordable Housing Program) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 1394/KPTS/M/2020 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 918/KPTS/M/2017 tentang Pembentukan Komite Pengelola Proyek (Project Management Committee) dan Unit Pelaksana Proyek (Project Implementation Unit) Program Perumahan Terjangkau (National Affordable Housing Program) ; dan
3. Rancangan Keputusan Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Selaku Kepala Komite Pengelola Proyek (Project Management Committee) Program Perumahan Terjangkau (National Affordable Housing Program) tentang Pembentukan dan Penunjukkan Personil Keanggotaan Unit Pelaksana Proyek (Project Implementation Unit) Program Perumahan Terjangkau (National Affordable Housing Program).
Sesuai dengan ketiga ketentuan di atas, maka Pelaksana program NAHP terdiri dari Komite Pengarah, Komite Pengelola, dan Unit Pelaksana Proyek. Pada penjelasan dibawah ini akan disampaikan tentang penjelasan fungsi dan tata peran masing-masing beserta hubungan interorganisasinya.
2.6.2. Komite Pengarah (Streering Committee)
Komite Pengarah Program NAHP ini adalah Tim Pengarah Pembangunan Perumahan, Permukiman, Air Minum dan Sanitasi (PPAS) Nasional yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan dengan Program NAHP. Tim Pengarah Pembangunan Perumahan, Permukiman, Air Minum, dan Sanitasi Nasional selaku komite pengarah beranggotakan pejabat tinggi dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, Kementerian Dalam Negeri (Dagri), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), serta Badan Pusat Statistik (BPS). Komite Pengarah ini akan mengadakan pertemuan di tengah dan akhir tahun untuk meninjau keseluruhan kemajuan program dan memfasilitasi koordinasi antar anggota Pokja.
2.6.3. Komite Pengelola (Project Management Committee – PMC) NAHP
Kementerian PUPR akan menjadi instansi pelaksana yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan keseluruhan NAHP termasuk pengelolaan keuangan, pengadaan dan pengelolaan kontraktual, pengawasan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 918/KPTS/M/2017 tentang Pembentukan Komite Pengelola Proyek (Project Management Committee) dan Unit Pelaksana Proyek (Project Implementation Unit) Program Perumahan Terjangkau (National Affordable Housing Program) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 1394/KPTS/M/2020 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 918/KPTS/M/2017 tentang Pembentukan Komite Pengelola Proyek (Project Management Committee) dan Unit Pelaksana Proyek (Project Implementation Unit) Program Perumahan Terjangkau (National Affordable Housing Program) kemudian dibentuk PMC NAHP. PMC dikepalai oleh Pejabat Eselon I Kementerian PUPR, yaitu: Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan dengan susunan lengkap keanggotaan PMC sebagai berikut: