• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWA BARAT MASA RESES III TAHUN SIDANG TANGGAL FEBRUARI 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWA BARAT MASA RESES III TAHUN SIDANG TANGGAL FEBRUARI 2021"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWA BARAT

MASA RESES III TAHUN SIDANG 2020 – 2021 TANGGAL 14-18 FEBRUARI 2021

Sekretariat Komisi VIII DPR RI Set_komisi8@dpr.go.id

JAKARTA TAHUN 2021

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

TIM KUNJUNGAN KERJA BAB I PENDAHULUAN

A. Umum

B. Dasar Kunjungan Kerja C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud 2. Tujuan

D. Lokasi Kunjungan Kerja

BAB II PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA

A. Kunjungan ke Kantor Gubernur Jawa Barat B. Peninjauan ke Kantor BPBD Prov. Jabar BAB III HASIL KUNJUNGAN KERJA

A. Di Bidang Penanggulangan Covid-19 B. Di Bidang Agama

C. Di Bidang Sosial

D. Di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

E. Di Bidang Penanggulangan Bencana BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan B. Rekomendasi BAB V PENUTUP

FOTO-FOTO KEGIATAN

(3)

DAFTAR NAMA ANGGOTA

TIM KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWA BARAT

TANGGAL 14-18 FEBRUARI 2021 NOMOR

N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL URUT ANG

1.

A-

289

DR. TB. ACE

HASAN SYADZILY, M.Si

Wakil Ketua Komisi VIII/

Ketua Tim

FRAKSI PARTAI

GOLKAR JABAR II

2.

107 A-

LAKSDYA TNI (PURN) MOEKHLAS SIDIK, MPA.

Wakil

Ketua GERINDRA JATIM II

3.

260 A- H. ARWAN M. ARAS

T., S.Kom. Anggota PDIP SULBAR

4.

172 A- SELLY ANDRIANY

GANTINA, A.Md. Anggota PDIP JABAR VIII

5.

298 A-

Hj. ITJE SITI DEWI KURAESIN, S.Sos., MM.

Anggota GOLKAR JABAR IX

6.

272 A- H. JOHN KENEDY

AZIS, S.H. Anggota GOLKAR SUMBAR II

7.

A-92

Dr. H. JEFRY ROMDONNY, SE., S.Sos, M.Si., MM.

Anggota GERINDRA JABAR IX

8.

351 A- Dra. DELMERIA Anggota NASDEM SUMUT II

9.

A-14 H. MAMAN IMANUL

HAQ Anggota PKB JABAR IX

10.

552 A- W A S T A M Anggota PD JATENG VIII

11.

437 A- H. NURHASAN

ZAIDI, S.Sos. I Anggota PKS JABAR IX

(4)

12.

- BAMBANG KRISWANTO, SH. SEKRETARIAT KOMISI VIII

13.

- YUSUP KAMALUDIN SEKRETARIAT KOMISI VIII

14.

- MOHAMMAD HASYIM, M.Si TENAGA AHLI

15.

- RIZKI KURNIAWAN REPORTER

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Umum

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR-RI pada Kunjungan Kerja Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 telah membentuk 3 Tim yakni ke Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Banten, dan Provinsi Jawa Tengah.

B. Dasar Kunjungan Kerja

1. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A, 21 dan 23 tentang Tugas DPR-RI di Bidang Legislasi, Anggaran dan Pengawasan.

2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Keputusan DPR RI Nomor 01 Tahun 2020 tentang Tata Tertib:

a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI;

b. Pasal 59 Ayat (4) tentang Tugas Komisi di Bidang Pengawasan; dan c. Pasal 60 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi

DPR RI pada Masa Reses.

4. Keputusan Rapat Internal Komisi VIII DPR RI

C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

a. Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII DPR RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah maupun lembaga- lembaga yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan di bidang agama, sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta penanggulangan bencana.

(6)

b. Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

c. Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah Daerah maupun masyarakat.

2. Tujuan

a. Secara umum untuk mendapatkan masukan berupa data faktual tentang pelaksanaan program pembangunan di bidang agama, sosial, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak serta pelaksanaan penanggulangan bencana di daerah.

b. Secara khusus untuk mengetahui kinerja Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat; Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat; Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat; serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat.

D. Lokasi Kunjungan Kerja

Lokasi kunjungan Kerja Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 ini adalah pertemuan di Kantor Gubernur Provinsi Jawa Barat dan peninjauan ke Kantor BPBD Jawa Barat untuk memantau kesiapsiagaan bencana.

(7)

BAB II

PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20 ayat (1) menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.” Kemudian Pasal 20A ayat (1) menyatakan bahwa ”Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.”

Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut dibentuk alat kelengkapan Dewan, antara lain Komisi VIII yang bermitra kerja dengan Kementerian Agama RI;

Kementerian Sosial RI; Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI; Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH); Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI); Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) serta Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Dalam konteks pengawasan terhadap mitra-mitra kerjanya itulah, Komisi VIII melakukan kunjungan kerja ke daerah. Tim Kunjungan Kerja Masa Reses ke Bandung, Jawa Barat, menjalankan fungsi pengawasan dengan melakukan serangkaian pertemuan bersama para pimpinan satuan kerja (satker) di bidang agama, sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta penanggulangan bencana.

1. Pertemuan di Kantor Gubernur Jawa Barat

Dalam pertemuan di kantor Gubernur Jawa Barat, Tim Kunker Komisi VIII DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI DR. H. TB Ace Hasan Syadzily, M.Si diterima langsung oleh Gubernur Jawa Barat H. Ridwan Kamil, ST., M.UD di Ruang Papandayan Gedung Sate Bandung.

Dari jajaran Kementerian Agama, hadir Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat DR. H. Adib, M.Ag beserta jajarannya; Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag DR. H. Rohmat Mulyana, M.Pd dan Direktur Penais Bimas Islam Kemenag DR. H. A Juraidi.

Dari jajaran Kementerian Sosial, hadir Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat dr. Dodo Suhendar, MPH.; Direktur Jaminan Sosial Keluarga Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Rachmat Koesnadi, M.Si; dan Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos Iyan Kusmadiyana.

(8)

Dari jajaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), hadir Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat dr.

Sisca Gerfianti, MH.Kes, Sp.DLP dan jajarannya; Asisten Deputi Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi KemenPPPA Dra. Valentina Gintings, M.Si dan Asisten Perumus Kebijakan Deputi Perlindungan Khusus Anal KemenPPPA Budi Mardaya.

Dari jajaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hadir Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dr. H. Dani Ramdan dan Direktur Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB Ir. Ibnu Asur, MM.

Dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), hadir Anggota Badan Pelaksana BPKH DR. H. Rachmat Hidayat dan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) hadir Wakil Ketua Baznas Mokhamad Mahdum, MIDEc dan Komisioner BAZNAS Rizaludin Kurniawan, M.Si.

Gubernur Jawa Barat dalam paparannya mengatakan bahwa penyebaran Covid-19 di Jawa Barat yang masih tinggi berada di daerah-daerah yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta, seperti Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi. Penyebaran Covid-19 di daerah-daerah penyangga Ibukota Jakarta ini mencapai hampir 70 persen dari total penyebaran Covid-19 di Provinsi Jawa Barat.

Mengutip data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar) pada tanggal 14 Februari 2021 Pukul 19.00 WIB, tercatat sudah 175.003 orang terkonfirmasi Covid-19 di Jabar, dengan rincian pasien sembuh 147.551 orang atau dengan tingkat kesembuhan 84,31 persen. Angka ini berada di atas rata-rata nasional 83,2 persen.

Terkait dengan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Gubernur Jabar menyatakan bahwa kebijakan ini cukup berhasil.

Terbukti ketika PPKM diperketat maka kasus penyebaran Covid-19 berkurang.

Sebaliknya ketika PPKM dilonggarkan, seperti pada saat libur Natal dan Tahun Baru 2021, maka kasus penyebaran Covid-19 kembali meningkat.

Untuk meningkatkan efektivitas kerja Satgas Covid-19, Gubernur menegaskan perlunya memperluas upaya penindakan terhadap pelanggar Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19. Upaya ini perlu mendapat dukungan

(9)

yang penuh dari berbagai pihak, seperti aparat TNI/Polri, untuk menciptakan kepatuhan dari masyarakat.

Selain itu, yang tak kalah penting dari upaya penerapan Prokes ini adalah konsistensi dan fokus. Mereka yang ditugaskan untuk melakukan penindakan harus bekerja secara rutin dan tidak dibebani tugas yang lain.

Misalnya aparat TNI/Polri yang ditugaskan untuk mengawal Satgas Covid-19 di ruang-ruang publik untuk dibebaskan tidak diberi tugas harian. Begitu juga dengan tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan di puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.

Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa membutuhkan penanganan Covid-19 yang fokus, terpadu dan tuntas. Oleh sebab itu penerapan Prokes dan juga pelaksanaan tracing, testing dan treatment, membutuhkan keterlibatan dari semua pihak agar upaya penanggulangan Covid-19 dapat berhasil.

Gubernur Jawa Barat selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 di Jawa Barat mengatakan akan menerapkan PPKM secara proporsional. Tujuannya agar PPKM bisa dilonggarkan untuk daerah kabupaten/kota yang tingkat penyebarannya sudah menurun, kecuali daerah Bodetabek. Ini agar ekonomi masyarakat bisa segera pulih kembali.

Gubernur sendiri memiliki program Petani Milenial dalam rangka menggerakkan ekonomi masyarakat, yakni menciptakan petani usia produktif dengan diberi pinjam lahan pertanian, mendapat modal dari Bank Jabar dan hasil panennya dibeli oleh BUMD AgroJabar. Pertimbangannya selama Covid- 19 ini hanya empat sektor yang tidak terimbas oleh pandemi, yakni pangan, kesehatan, pendidikan dan teknologi digital. Dengan asumsi sektor pangan tidak memerlukan keterampilan dan pendidikan khusus, maka Gubernur mencanangkan program Petani Milenial untuk mencetak petani angkatan kerja yang mau hidup di desa, rezeki kota dan bisnis mendunia.

Terkait dengan penyuntikan vaksin Covid-19, Gubernur Jabar mengusulkan agar vaksin bisa diserahkan ke daerah atau didesentralisasi.

Alasannya selama ini vaksin dimonopoli oleh Pemerintah Pusat atau disentralisasi oleh Kementerian Kesehatan RI sehingga Pemerintah Daerah tidak bisa berkreasi untuk melakukan akselerasi dalam program vaksinasi massal.

(10)

Menurut Gubernur Jawa Barat, dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa atau seperlima dari jumlah penduduk Indonesia, tidak mungkin pengadaan vaksin di Jabar disamaratakan dengan 33 provinsi lainnya di Indonesia. Untuk itu, Gubernur meminta diberi kewenangan untuk mengelola pendistribusian dan penyuntikan vaksin agar program vaksinasi massal di Jabar bisa cepat selesai.

Pertemuan di Kantor Gubernur Jawa Barat diakhiri dengan penyerahan secara simbolis bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada Provinsi Jawa Barat berupa ratusan paket makanan siap saji untuk korban bencana senilai Rp512juta, yang disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Acara ditutup dengan penukaran cendera mata.

2. Peninjauan ke Kantor BPBD Jabar

Dalam peninjauan ke Kantor BPBD Jabar, Tim Kunker Komisi VIII DPR RI mendapat sambutan dari Satuan Tugas BPBD Jabar berupa pembangunan tenda darurat raksasa yang dapat didirikan dalam waktu hanya 5 menit. Tenda itu pula yang menjadi tempat pertemuan Tim Kunker Komisi VIII DPR RI dengan Kepala Pelaksana BPBD Jabar dan jajarannya.

Kepala Pelaksana BPBD Jabar Dr. H. Dani Ramdan dalam laporannya menyampaikan bahwa selama ini BPBD Jabar secara struktural berada di bawah Pemerintah Provinsi Jabar sesuai dengan Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD, namun secara teknis BPBD ini berada di bawah BNPB. Kepala BPBD juga dijabat secara ex- officio oleh Sekretaris Daerah sedangkan untuk teknis kerja sehari-hari ditunjuk Kepala Pelaksana (Kalak).

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily yang juga Ketua Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU Penanggulangan Bencana menjelaskan bahwa dalam desain baru kelembagaan BNPB dan BPBD maka secara hierarkis BPBD berada di bawah BNPB. Tujuannya untuk menguatkan kelembagaan BNPB dan BPBD dalam penanggulangan bencana.

Dalam kunjungan ke Kantor BPBD Jabar, Tim Kunker Komisi VIII DPR RI diajak berkeliling melihat dukungan sarana dan prasarana kesiapsiagaan bencana termasuk persiapan atau stok logistik yang berada di dalam gudang.

(11)

Selain itu, Tim Komisi VIII juga diajak meninjau ke ruang Pusat Komando Pengendalian dan Operasi (Puskodalops) BPBD Jabar yang terkoneksi secara online dengan 27 BPBD Kabupaten/Kota se-Jabar.

Dalam sambutannya, Ketua Tim Kunker Komisi VIII DPR RI DR. H. TB.

Ace Hasan Syadzily, M.Si mengakui bahwa sarana dan prasarana kesiapsiagaan bencana di kantor BPBD Jabar sudah cukup memadai karena berbagai peralatan penanggulangan bencana seperti perahu karet, tenda, selimut dan juga sembako sudah tersedia di kantor BPBD Jabar.

Selain itu teknologi yang dipersiapkan untuk memitigasi bencana di Jabar juga cukup baik. Tim di Puskodalops BPBD Jabar dapat berkomunikasi secara real time dengan satuan tugas BPBD Kabupaten/Kota se-Jabar untuk melaporkan jika terjadi bencana.

Namun demikian, Komisi VIII DPR RI juga meminta agar kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki BPBD Jabar dapat dibarengi dengan kemampuan teknis SDM BPBD Jabar dalam merespon setiap bencana mengingat besarnya potensi dan ancaman bencana di Jabar. Peningkatan kapasitas BPBD ini juga harus merata di seluruh BPBD kabupaten/kota se- Jawa Barat.

(12)

BAB III

HASIL KUNJUNGAN KERJA

Dalam pertemuan di kantor Gubernur Jawa Barat dibahas berbagai hal yang berkaitan dengan masalah-masalah di bidang agama, sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta penanggulangan bencana. Hasil pertemuan itu dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Di Bidang Agama

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, sebagaimana Instruksi Menteri Agama RI Nomor 1 Tahun 2021 mengenai Peningkatan Disiplin Penerapan Protokol Kesehatan di lingkungan Kementerian Agama, telah memperketat pemberlakuan Protokol Kesehatan (Prokes) di lingkungan Kanwil Kemenag Jabar.

Meskipun demikian, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Barat Dr. H. Adib, M.Ag. mengakui bahwa sebagian pesantren telah melaksanakan proses pembelajaran tatap muka dengan memenuhi Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19. Hal ini sesuai dengan SKB 4 Menteri (Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Mendagri) tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.326-Hukham/2020 tentang Perubahan Atas Kepgub Jawa Barat Nomor: 443/Kep.321- Hukham/2020 tentang Protokoler Kesehatan Untuk Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di lingkungan Pondok Pesantren.

Kanwil Kemenag Jabar memberikan diskresi kepada para kiai atau pengelola satuan pendidikan keagamaan untuk memutuskan mengenai kesiapan sekaligus juga menghadirkan dukungan dari wali murid/santri dalam melaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di era pandemi. Sebaliknya Kanwil Kemenag Jabar juga mempersilakan para pengelola pendidikan keagamaan untuk tetap memilih melanjutkan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam pelaksanaan pembelajaran formalnya.

(13)

Untuk mengetahui kesiapan pembelajaran tatap muka di lingkungan Kanwil Kemenag Jabar, satuan pendidikan diwajibkan mengisi dan mengupdate Daftar Periksa Kesiapan Satuan Pendidikan (secara berkala) melalui aplikasi EMIS Tanggap Covid-19 dengan alamat URL http://emisdep.kemenag.go.id/e-tc19/ yang sampai tanggal 13 Februari 2021 datanya sebagai berikut:

JENJANG

JUMLAH SATUAN PENDIDIKAN

MENGISI KESIAPAN

BELUM MENGISI KESIAPAN JUMLAH

SP

% SUMLAH

SP

%

RA 7.088 3.824 (53,9%) 3.264 46,1%

MI 4.077 2.421 (60 %) 1.656 (40 %)

MTs 2.998 2.113 (70,48%) 885 (29,52%)

MA 1.292 904 (69,9%) 388 (30,1 %)

JUMLAH 15.455 9.262 (60 %) 6.193 (40 %) Terkait dengan bantuan dan dukungan bagi pelaksanaan pendidikan keagamaan, Kanwil Kemenag Jawa Barat telah melakukan refocusing anggaran di madrasah-madrasah negeri untuk penanggulangan penyebaran Covid-19 seperti pembelian hand sanitizer, masker, thermo gun dan lain-lain.

Sedangkan di madrasah-madrasah swasta telah dilakukan pemanfaatan anggaran BOS untuk mendukung pembelajaran daring seperti peralatan Prokes dan fasilitasi bantuan kuota dari Kemenag RI. Selain itu BOS juga disalurkan untuk pesantren, insentif guru pesantren dan penyuluhan kesehatan.

Kepala Kanwil Kemenag Jabar juga menyampaikan mengenai pembangunan masjid di lingkungan Asrama Haji di Indramayu, yang didisain dan dibangun oleh Pemprov Jabar. Masjid ini akan menjadi kebanggaan Tower Al-Zam-zam, nama yang diberikan Kanwil Kemenag Jabar untuk Asrama Haji di Indramayu.

Selain itu, Kepala Kanwil juga menyampaikan mengenai perlunya menata dan memperbaiki Kantor Urusan Agama (KUA) di wilayah Jabar.

Selama ini KUA banyak berdiri di atas tanah Pemkab/Pemkot, Pemdes atau tanah wakaf sehingga tidak bisa dibangun oleh Kementerian Agama RI. Oleh sebab itu perlu terbosan untuk melegalisasi tanah KUA agar dapat dibangun oleh Kementerian Agama RI mengingat KUA merupakan ujung tombak pelayanan keagamaan di lingkungan Kementerian Agama RI.

(14)

2. Di Bidang Sosial

Kepala Dinas Sosial Jawa Barat Dr. H. Dodo Suhendra, MM menegaskan bahwa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang menerima Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 diutamakan adalah keluarga miskin yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Namun karena dampak pandemi Covid-19 sangat luas, maka penerima Bansos juga diperluas kepada KPM di luar DTKS atau data Non-DTKS.

Data KPM Non-DTKS didata oleh Satuan Lingkungan Setempat (SLS) mulai dari RW/Desa/Kelurahan/Kecamatan secara berjenjang dan terkoordinasi dengan Pemkab/Pemkot Cq Dinas Sosial Kabupaten/Kota.

Selanjutkan data KPM DTKS dan Non-DTKS diusulkan ke unit kerja Kementerian/Lembaga (Pemerintah Pusat), Pemerintah Provinsi Jabar dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang mengelola sumber bantuan sosial Covid-19.

Khusus di Jawa Barat, pada setiap penetapan Keputusan Gubernur tentang Daftar Penerima Banprov Jabar selalu dilakukan verifikasi, validasi dan pemadanan Data Penerima Bansos Provinsi Jawa Barat dengan data penerima Bansos Covid-19 dari sumber bantuan yang lain, melalui pelaksanakan koordinasi dan kolaborasi dengan unit-unit pengelola Bansos tingkat Pusat (Kemensos RI), tingkat Daerah Provinsi (Dinsos, DPMD, Disnakertrans, Disperindag, PT POS Regional 5 Jabar Banten) dan tingkat Daerah Kabupaten/Kota (Dinsos, DPMD, Diskominfo), sehingga data yang ditetapkan adalah data yang ber-NIK valid, beralamat lengkap, tidak penerima bantuan ganda dan memenuhi kriteria penerima bantuan.

Sepanjang tahun 2020, Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat telah menyalurkan bantuan sosial senilai Rp33.524.539.415.000,- (Tiga Puluh Tiga Triliun Lima Ratus Dua Puluh Empat Miliar Lima Ratus Tiga Puluh Sembila Juta Empat Ratus Lima Belas Ribu Rupiah) untuk 13.703.318 KPM meliputi bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) Reguler dan Perluasan;

BPNT/Sembako Reguler dan Perluasan; Bantuan Sosial Tunai; Banpres Sembako; BST 500Ribu (KPM Sembako Non-PKH); Bansos Beras KPM PKH;

BLT Dana Desa; Bansos Pemkab dan Pemkot; Banprov Non-DTKS; Bantuan Subsidi Upah; serta Bantuan Pelaku Usaha Mikro. Selengkapnya tercatat dalam tabel berikut ini:

(15)

Jumlah KPM di Jabar Selama Tahun 2020

NO JENIS SUMBER BANTUAN JUMLAH KPM

PENERIMA

1 PKH Reguler dan Perluasan 1.751.842 KPM

2 BPNT / Sembako Reguler dan Perluasan 3.322.058 KPM

3 Bantuan Sosial Tunai 1.767.703 KPM

4 Banpres Sembako 398.301 KPM

5 BST 500 RIBU (KPM SEMBAKO NON PKH) 1.801.804 KPM

6 Bansos Beras KPM PKH 1.737.884 KPM

7 BLT Dana Desa 2.925.317 KPM

8 Bansos Pemkab dan Pemkot 1.727.650 KPM

9 Banprov NON DTKS 1.810.447 KPM

10 Bantuan Subsidi Upah 2.122.143 TK 11 Bantuan Pelaku Usaha Mikro 1.975.791 UMKM

TOTAL 13.703.318 KPM

Realisasi Penyaluran Bansos di Jabar Tahun 2020 NO JENIS SUMBER BANTUAN JUMLAH PAKET

BANTUAN

JUMLAH ANGGARAN YANG DISALURKAN

1 PKH Reguler dan Perluasan 15.442.762 Paket 6.175.797.755.000,- 2 BPNT/Sembako Reg/Perluasan 37.524.832 Paket 7.265.411.700.000,- 3 Bantuan Sosial Tunai 13.247.343 Paket 5.180.633.700.000,- 4 Banpres Sembako 3.584.709 Paket 1.433.883.600.000,- 5 BST 500 RIBU (NON PKH) 1.801.804 Paket 900.902.000.000,- 6 Bansos Beras KPM PKH 5.213.652 Paket 742.945.410.000,- 7 BLT Dana Desa 2.925.317 Paket 1.670.587.000.000,- 8 Bansos Pemkab dan Pemko 1.727.650 Paket 431.912.500.000,- 9 Banprov DTKS dan NON DTKS 6.886.293 Paket 2.433.995.750.000,- 10 Bantuan Subsidi Upah 2.122.143 Paket 2.546.571.600.000,- 11 Bantuan Pelaku Usaha Mikro 1.975.791 Paket 4.741.898.400.000,- TOTAL 92.452.296 Paket Rp.33.524.539.415.000,-

Mengenai adanya ketidaksinkronan data antara Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dengan fakta di lapangan, Kepala Dinas Sosial Jawa Barat menyatakan pihaknya telah melakukan verifikasi dan validasi dengan data penerima bansos di 27 kabupaten/kota se-Jabar. Namun tidak semua kabupaten/kota proaktif dalam melakukan verifikasi dan validasi data penerima bansos. Hanya dua kota/kabupaten yang masuk ke dalam 50 besar

(16)

kabupaten/kota di Indonesia yang aktif dalam melakukan verifikasi dan validasi, sebagaimana tabel berikut ini:

Ranking Verikasi dan Validasi secara Nasional

Dari data di atas diketahui bahwa hanya Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Pangandaran saja yang masuk ke dalam 50 besar kabupaten/kota teraktif di Indonesia untuk melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan.

Kabupaten/kota lainnya berada di atas kisaran angka 100 bahkan Kabupaten Bogor adalah peringkat 455 dari 514 Kabupaten/Kota di Indonesia.

3. Di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Dalam pemaparannya, Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat dr.

Siska Gerfianti, MH.Kes, Sp.DLP mengakui bahwa angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Barat meningkat pada masa pandemi Covid-19.

Peningkatan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak ini terpantau dari data pra pandemi hingga pada masa pandemi.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni), jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jabar pada pra pandemi tahun 2019 sebanyak 811 kasus namun meningkat menjadi 1.211 kasus pada masa pandemi tahun 2020.

Bahkan jika direkap berdasarkan jumlah pengaduan, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jabar ini naik dari 95 kasus pengaduan pada masa pra pandemi menjadi 389 kasus pengaduan pada masa pandemi. Itu

(17)

berarti terjadi kenaikan angka pengaduan atas kekerasan terhadap perempuan dan anak hingga 300 persen, sebagaimana tabel di bawah ini:

Grafik Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Jabar

Jumlah Pengaduan ke DP3AKB Jabar

Dari data di atas dapat diketahui bahwa terjadi angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Barat pada masa pandemi Covid-19.

Peningkatan angka kekerasan itu melonjak dari 98 kasus pada pra pandemi

(18)

(tenggat waktu Januari-Februari 2020) menjadi 321 kasus pada masa pandemi (rentang waktu Maret-Oktober 2020).

Menurut Plt. Kepala DP3AKB Jawa Barat, jumlah penduduk Jabar sebanyak 49.316.712 yang terdiri dari 24,9juta perempuan dan 24,3juta laki- laki dengan proporsi jumlah anak mencapai 34 persen atau sekitar 17juta. Itulah sebabnya DP3AKB memiliki tantangan besar dalam menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jabar.

Sejumlah program yang telah diluncurkan DP3AKB dalam rangka menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak itu, antara lain dengan memperluas jangkauan layanan pengaduan, melakukan upaya pencegahan dan juga merespon sekaligus menuntaskan kasus-kasus kekerasan, diskriminasi serta eksploitasi perempuan dan anak.

4. Di Bidang Penanggulangan Bencana

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dr. H. Dani Ramdan mengakui bahwa bencana alam yang terjadi pada bulan Januari-Februari 2021 di wilayah Jawa Barat sangat tinggi, terdiri dari 225 bencana meliputi 137 tanah longsor, 25 banjir, 51 angin puting beliung, 9 kebakaran dan 3 peristiwa gelombang pasang yang mengakibatkan 40 orang meninggal dan 28.059 orang terdampak, sebagaimana infografis berikut ini:

(19)

Jika diklasifikasikan, jenis bencana yang menonjol di wilayah Jawa Barat adalah bencana hidrometeorologi atau bencana yang bersumber dari air, seperti banjir dan longsor. Berbagai jenis bencana hidrometeorologi ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Dalam menyikapi hal ini, Gubernur Jawa Barat telah mengambil langkah- langkah sebagai berikut:

1) Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.723- BPBD/2020 mengenai Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi per 1 November 2020 s/d 31 Maret 2021 disebutkan bahwa upaya semua stakeholder terkait dalam penganggulangan bencana, seperti:

a. Segera mempersiapkan langkah-langkah guna menghadapi kemungkinan terjadinya bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gelombang tinggi;

b. Segera menginventarisir kesiapan dan pengerahan sumber daya manusia, peralatan dan logistik yang ada serta yang diperlukan untuk penanganan apabila terjadi bencana.

c. Segera melaksanakan pengurangan risiko (mitigasi) bencana serta menghimbau dan mengaktifkan peran serta masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana.

2) Langkah konkret yang dilakukan oleh BPBD Provinsi Jawa Barat adalah:

(20)

a. Rakor kesiapsiagaan menghadapai bencana hidrometeorologi di Jawa Barat tahun 2020/2021.

b. Apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi di Jawa Barat tahun 2020/2021.

c. Pemantauan kejadian bencana selama 24 jam/7 hari.

d. Pengerahan sumber daya personel dan peralatan untuk penanganan bencana.

e. Pemberian bantuan logistik untuk korban terdampak bencana.

f. Pendampingan penanganan kebencanaan kepada BPBD Kabupaten/Kota.

g. Menyediakan dapur umum lapangan di lokasi bencana.

Untuk jangka panjang, BPBD Jawa Barat dalam rangka memitigasi dan mereduksi terjadinya bencana hidrometeorologi sekaligus meminimalisasi jumlah korban jiwa maupun materi sudah tertuang dalam Peraturan Gubernur No 01/2020 mengenai Jawa barat Tangguh Bencana, dengan detail strategi sebagai berikut:

Selain itu, dalam rangka membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana—mengingat potensi bencana di Jawa Barat sangat tinggi—maka dilakukan pelibatan dengan semua unsur kebencanaan dengan model penthaelix, baik pada pra bencana, pada saat bencana maupun pasca

(21)

bencana. Dengan demikian diharapkan terjadi sinergi antara Pemerintah, lembaga usaha, akademisi, media dan masyarakat dalam rangka penanggulangan bencana.

Contoh pelibatan semua unsur dalam kebencanaan dengan model pentahelix dapat digambarkan seperti infografis di bawah ini:

Terhadap peningkatan ancaman bencana hidrometeorologi di Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat H. Ridwan Kamil menilai pembenahannya harus dilakukan sinergis antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dia mencontohkan, untuk melakukan normalisasi Sungai Citarum yang selama ini menjadi penyebab banjir di wilayah Jawa Barat hal itu tidak bisa dilakukan sendirian oleh Pemprov Jabar melainkan harus bekerjasama dengan Pemerintah Pusat Cq. Balai Besar Wilayah Sungai (BWSS) Citarum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.

(22)

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

A. Di Bidang Penanggulangan Covid-19

Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Provinsi Jawa Barat diberlakukan secara proporsional sebab tidak semua kabupaten/kota berada di zona merah seperti Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta.

Untuk kabupaten/kota yang jauh dari Provinsi DKI Jakarta, PPKM bisa dilonggarkan karena tingkat penyebaran Covid-19 relatif menurun dan selanjutnya yang diperlukan adalah menggenjot kembali aktivitas perekonomian masyarakat.

Penindakan terhadap pelanggar Protokol Kesehatan (Prokes) terus dilakukan, meskipun masih perlu dukungan aparat TNI/Polri untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat. Selain itu diperlukan pula penambahan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan untuk meningkatkan tracing dan testing dalam rangka menekan angka penyebaran Covid-19.

Pengadaan dan pendistribusian vaksin ke daerah juga harus disesuaikan dengan jumlah penduduk. Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk terbesar atau seperlima jumlah penduduk Indonesia harus mendapat kuota vaksin terbesar. Selain itu, Pemerintah Daerah juga perlu diberi wewenang untuk mendesain skema dan strategi percepatan vaksinasi agar proses ini dapat segera diselesaikan.

B. Di Bidang Agama

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat memberikan diskresi kepada para kyai dan pengelola lembaga pendidikan keagamaan untuk memutuskan apakah akan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) atau tetap pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada masa pandemi Covid-19 ini.

(23)

Terpenting, pengelola lembaga pendidikan sudah menyiapkan standar Prokes yang memadai untuk pembelajaran tatap muka, termasuk dukungan dari orang tua murid/santri dan juga rekomendasi dari satuan tugas Covid-19 di wilayah masing-masing.

C. Di Bidang Sosial

Selama tahun 2020, Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat telah menyalurkan bantuan sosial kepada 13,7juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui 11 instrumen bansos dengan nilai realisasi anggaran mencapai Rp33,5 Triliun.

Persoalan sinkronisasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang belum akurat dan termutakhirkan, terkendala lemahnya aktivitas verifikasi dan validasi data di 27 kabupaten/kota se-Jabar. Tercatat hanya Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Pangandaran yang masuk 50 besar kabupaten/kota teraktif dalam verifikasi dan validasi DTKS. Bahkan Kabupaten Bogor berada di peringkat 455 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia.

D. Di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Jawa Barat meningkat tajam. Peningkatan angka kekerasan ini melonjak pada masa pandemi Covid-19. Jika sebelum pandemi jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak sebanyak 811 kasus (Tahun 2019) pada masa pandemic melonjak menjadi 1.211 kasus (Tahun 2020).

E. Di Bidang Penanggulangan Bencana

Jumlah bencana hidrometeorologi di Jawa Barat meningkat pada awal tahun 2021 seiring dengan meningkatnya intensitas hujan di kawasan ini. Pada Januari hingga pertengahan Februari 2021 saja, tercatat tidak kurang dari 225 bencana hidrometeorologi terjadi di Jawa Barat, khususnya banjir dan longsor.

(24)

2. Rekomendasi

A. Di Bidang Penanggulangan Covid-19

i. Memperbanyak fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan untuk melakukan tracing dan testing kepada yang suspect Covid-19.

ii. Meningkatkan jumlah kuota vaksin sesuai dengan jumlah penduduk Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia.

iii. Memberikan kewenangan kepada daerah (desentralisasi) untuk melakukan pengadaan, pengelolaan dan percepatan proses vaksinasi agar dapat selesai secepat-cepatnya.

B. Bidang Agama

i. Memastikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di lingkungan Kanwil Kemenag Jawa Barat benar-benar menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19.

ii. Berkoordinasi dengan Satuan Tugas Covid-19 di wilayah masing- masing untuk memastikan bahwa pembelajaran tatap muka benar- benar sudah aman untuk dilaksanakan.

C. Bidang Sosial

i. Memastikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai satu-satunya data rujukan untuk menyalurkan bantuan sosial di Provinsi Jawa Barat.

ii. Memberikan disinsentif kepada kabupaten/kota yang lemah dalam melakukan verifikasi dan validasi DTKS.

D. Di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

i. Meningkatkan sosialisasi, pembinaan dan pengawasan atas meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak pada masa pandemi Covid-19.

ii. Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan setiap kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat ditindaklanjuti agar memberi efek jera.

(25)

E. Di Bidang Penanggulangan Bencana

i. Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kesiapsiagaan bencana dalam menghadapi bencana hidometeorologi yang meningkat pada awal tahun 2021.

ii. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak guna meningkatkan kapasitas BPBD Jawa Barat dalam penanggulangan bencana.

iii. Melakukan penguatan kelembagaan BNPB/BPBD dalam revisi atas UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

(26)

BAB V PENUTUP

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Reses pada Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 ini dibuat sebagai bahan referensi dalam rangka mengawasi kinerja Mitra-mitra Kerja Komisi VIII DPR RI.

PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI WAKIL KETUA,

DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si

(27)

FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si memimpin pertemuan di Gedung Sate bersama Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil.

Pertemuan di Gedung Sate dihadiri unsur dari Mitra-mitra Kerja Komisi VIII DPR RI baik Kemenag RI, Kemensos RI, Kementerian PPPA RI, BNPB, Baznas dan BPKH.

(28)

FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA

Pertemuan di Kantor Gubernur Jawa Barat dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily.

Pertemuan di Kantor Gubernur Jawa Barat dihadiri oleh Mitra-mitra Komisi VIII DPR RI dari unsur Kemenag RI, Kemensos RI, KemenPPPA RI, BNPB, Baznas dan BPKH.

(29)

FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Dr. H. TB Ace Hasan Syadzily secara simbolis menyerahkan bantuan dari BNPB kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Pertemuan antara Komisi VIII DPR RI dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ditutup dengan penukaran cendera mata.

(30)

FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA

Kunjungan ke Kantor Gubernur Jawa Barat diakhiri dengan foto bersama di depan pintu masuk Gedung Sate Bandung.

(31)

FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA

Kunjungan ke Kantor BPBD Jawa Barat disambut dengan pembangunan tenda raksasa yang menjadi tempat pertemuan dengan Komisi VIII DPR RI.

Pertemuan antara BPBD Jawa Barat dengan Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI dipandu oleh Kepala Pelaksana BPBD Jabar Dani Ramdan.

(32)

FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA

Pada kunjungan ke Kantor BPBD Jawa Barat, diserahkan pula bantuan untuk rehabilitasi madrasah yang tertimbun longsor di Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Jabar.

Kepala Pelaksana BPBD Jabar Dani Ramdan memberikan penjelasan di Pusat Pengendali Operasi yang memantau perkembangan bencana di 27 kabupaten/kota se-Jabar.

(33)

FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA

Kunjungan ke Kantor BPBD Jabar diakhiri dengan penukaran cendera mata ditandai dengan Salam Tangguh yang menjadi slogan BNPB.

Kunjungan ke Kantor BPBD Jabar diakhiri dengan penukaran cendera mata ditandai dengan Salam Tangguh yang menjadi slogan BNPB.

Gambar

Grafik Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Jabar

Referensi

Dokumen terkait

a. Kota Tarakan termasuk rawan bencana banjir, dan longsor, pohon tumbang, kecelakaan laut, gempa serta abrasi pantai. Terkait dengan shelter buat para pengungsi juga

Berdasarkan hasil Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, maka dapat

Bantuan Operasional pada Masa Pandemi Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam COVID- 19 Tahun Anggaran 2020 yang selanjutnya disebut BOP Pesantren dan BOP Pendidikan

Padang yang berjumlah 85 orang yang terdiri dari: Kantor Padang 52 orang, ABK Kapal 14 orang, Pos SAR Pasaman 13 orang, Pos SAR Limapuluhkota 6 orang, wilayah

Kunjungan kerja reses masa sidang III Tahun Sidang 2020 – 2021 dalam rangka peninjauan sarana prasarana infrastruktur dan transportasi di Provinsi Sulawesi Selatan untuk

pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Agama secara baik sesuai tuntutan reformasi birokrasi. Hal ini disebabkan Moratorium pembangunan Kantor Kementerian Agama

Adapun Komisi VIII DPR RI meminta kepada penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial (Kemensos) agar mampu melakukan percepatan perbaikan ekonomi

 Komisi VI DPR RI meminta kepada Gubernur Kepulauan Riau beserta BP Batam, Bintan, dan Karimun untuk menyampaikan seluruh permasalahan terkait dengan pembangunan