• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH MASA SIDANG III TAHUN SIDANG TANGGAL FEBRUARI 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH MASA SIDANG III TAHUN SIDANG TANGGAL FEBRUARI 2021"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI

KE PROVINSI JAWA TENGAH

MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2020 – 2021

TANGGAL 14-18 FEBRUARI 2021

JAKARTA 19 FEBRUARI 2021

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Umum

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR-RI dalam kunjungan Kerja Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 telah membentuk 3 Tim yakni ke Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten dan Provinsi JAWA TENGAH. Kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi pengasawan sebagaimana dimandatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20 ayat (1) menyatakan, bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.*) kemudian Pasal 20A ayat (1) menyatakan, bahwa ”Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.**) Untuk menjalankan fungsi tersebut dibentuk alat kelengkapan Dewan, antara lain Alat Kelengkapan Dewan, yaitu Komisi VIII yang bermitra kerja dengan Kementerian Agama R.I, Kementerian Sosial R.I, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Atas dasar landasan konstitusional di atas, Komisi VIII DPR-RI melaksanakan tugas-tugasnya dalam fungsi: Fungsi legislasi, pada tgl 20 Mei 2020 telah menetapkan RUU tentang Penanggulangan Bencana menjadi Usul Inisiatif DPR RI dan disampaikan kepada Presiden untuk selanjutnya dibahas bersama. Selain itu juga menyusun RUU Inisiatif, yang menjadi prioritas tahun 2020, yaitu RUU tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Sedangkan aspek Fungsi anggaran. Evaluasi APBN tahun 2019, kinerja pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2020, membahas pagu indikatif RKA K/L Kementerian Agama RI, Kementerian Sosial RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021.

B. Dasar Kunjungan Kerja

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A, 21 dan 23 tentang tugas DPR-RI di bidang Legislasi, Anggaran dan Pengawasan.

2. Undang undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MD3 sebagaimana telah diubah dalam Undang undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang undang Nomor

(3)

17 tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Keputusan DPR RI Nomor 01 tahun 2014 tentang Tata Tertib: a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI;

b. Pasal 58 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di bidang Pengawasan;

c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi DPR RI pada masa reses.

4. Keputusan rapat Internal Komisi VIII DPR RI

C. Maksud Dan Tujuan

1. Maksud kunjungan kerja adalah:

a. Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII DPR RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah dan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan di bidang Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Amil Zakat serta Pengelolaan Wakaf

b. Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksaakan untuk pembiayaan program pembangunan di daerah.

c. Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah Daerah maupun masyarakat.

2. Tujuan Kunjungan Kerja adalah:

Mendapatkan masukan berupa data faktual tentang pelaksanaan program pembangunan secara umum dan khusus bidang agama, sosial, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak serta pelaksanaan penanggulangan bencana di daerah.

(4)

BAB II

HASIL KUNJUNGAN KERJA A. Pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah

Komisi VIII DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Diah Pitaloka didampingi Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Sunarti melaksanakan Kunjungan Kerja ke Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 15 - 16 Februari 2021. Kunjungan kerja tersebut dalam rangka mendukung fungsi pengawasan, Komisi VIII DPR RI yang didampingi oleh mitra kerja Komisi. Kunjungan kerja bertujuan, agar Komisi VIII DPR RI bisa melihat secara langsung kondisi masyarakat dan berbagai masalah yang terkait dengan bidang kerja komisi di daerah. Selain itu, lanjutnya kehadiran para mitra kerja dalam kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI juga diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat respon dan pemberian solusi terhadap masalah-masalah kesejahteraan Sosial yang ditemukan di lapangan.

(5)

Dalam pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah dipaparkan terkait kerukunan Umat Beragama, Provinsi Jawa Tengah telah mengeluarkan Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam hal Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama; Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama; Pendirian Rumah Ibadat. Program Prioritas Pelayanan Kesos diaraakan dalam rangka mendorong dan berkontribusi prioritas Pembangunan

Jateng tahun 2021, meliputi: Percepatan Pengurangan Kemiskinan Dan

Pengangguran Yang Difokuskan Pada Pengurangan Kemiskinan, Penanganan PMKS dalam Panti sesuai SPM; Pemberian jaminan sosial bagi masyarakat miskin non produktif; Fasilitasi perbaikan DTKS menuju Jateng yang lebih Valid; Pendampingandesamiskin; dan Peningkatan sumber pembiayaan alternat imelalui TJSLP dan BAZNAS serta sumber lainnya.

Sedangkan potensi Tanah Wakaf Total Jumlah Tanah Wakaf di Jawa Tengah 1. Jumlah Tanah Wakaf : 102.060Lokasi

2. Luas Tanah Wakaf : 5.223,06Ha

3. Yang sudah bersetifikat : 73. 964 Lokasi 4. Yang belum bersertifikat : 28.096Lokasi 5. Luas yang sudah bersertifikat : 3.705,09Ha 6. Luas yang Belum bersertifikat : 1.517,97Ha

Selanjutnya hasil kinerja Baznas Provinsi Jawa tengah dicatat ZAKAT Rp. 54.426.873.091,- INFAK DAN SEDEKAH Rp. 559.082.750,- JUMLAH Rp. 54.985.955.841,-. Pendayagunaan Mustahik Ekonomi Produktif BAZNAS Provinsi Jateng: Rp. 2.649.145.000,- Sedangkan BAZNAZ MICROFINANCE Pendistribusian Sebesar: Rp. 4.642.400.000,- dengan 1.277 Penerima Manfaat.

Terkait dengan bencana banjir, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan penyebab bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayahnya bukan hanya disebabkan karena faktor curah hujan yang tinggi belakangan ini. Namun, ada sejumlah faktor lain yang dinilai cukup mengkhawatirkan jika tidak ditangani dengan baik. adi ini ada faktor kerusakan hutan dan alih fungsi lahan di gunung dan penurunan tanah (land subsidience) di pesisir pantai. Dan daerah Pantura Jawa Tengah ini termasuk yang penurunan tanahnya cukup mengkhawatirkan.

(6)

Peningkatan Kualitas Hidup Dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Jateng Menuju SDM Jateng Yang Berdaya Saing melalui Peningkatan akses, perlindungan, pemberdayaan serta pelayanan bagi kelompok disabilitas dan lansia non produktif.

Usai melakukan pertemuan dengan dengan Gubernur Jateng, Kadinsos, Kanwil Agama, Kepala BPBD, dan Kadin PPPA Provinsi Jawa Tengah. Setelah pertemuan di Kantor Gubernur rombongan Komisi VIII DPR RI melakukan pendalaman materi di kantor Dinas Sosial dan selanjutnya ke Kantor Kanwil Agama.

B. Pertemuan dengan Kepala Dinas Sosial

Komisi VIII DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua, Diah Pitaloka setelah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah, juga melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dan para Kepala Dinasi Sosial Kabupaten/Kota. Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah, namun pada pertemuan ini akan fokus pada berbagaii masalah pemutakhiran data kemiskinan. Kebutuhan akan tersedianya data kemiskinan yang lengkap dan akurat semakin mendesak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, terlebih pada masa pandemi Covid-19 seperti yang terjadi saat ini. Bantuan sosial dari Pemerintah yang digelontorkan kepada masyarakat terdampak Covid-19 tidak mungkin berhasil tanpa data kemiskinan yang terverifikasi dan tervalidasi.

Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI, Diah Pitaloka dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini data kemiskinan yang menjadi rujukan bagi program bantuan sosial Pemerintah harus senantiasa diverifikasi dan divalidasi. Pasalnya masih ditemukan inclusion error atau exclusion error pada data kemiskinan yang digunakan saat ini. Inclusion error adalah kesalahan pendataan dengan memasukkan orang yang tidak memenuhi kriteria miskin ke dalam data kemiskinan, sedangkan exclusion error adalah kesalahan dengan tidak memasukkan orang yang memenuhi kriteria miskin ke dalam data kemiskinan., katanya.

Bukti bahwa data kemiskinan yang digunakan saat ini belum sepenuhnya terverifikasi dan tervalidasi dapat diungkap dari berbagai kejanggalan saat bantuan Pemerintah mulai didistribusikan kepada masyarakat terdampak Covid-19 pada awal April 2020 lalu. Berbagai keluhan, pengaduan dan protes atas bantuan sosial yang tidak sampai semakin ramai disuarakan. Bahkan terjadi pula kontak fisik yang

(7)

merembet pada pembakaran kantor Kepala Desa akibat ketidakpuasan masyarakat atas bantuan sosial yang tidak mereka terima. Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin memberikan amanat agar Pemerintah melalui Kementerian Sosial RI melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan secara berkala. Data kemiskinan yang telah diverifikasi dan divalidasi dijadikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan merupakan acuan bagi semua kementerian dan lembaga dalam merencanakan dan melaksanakan program bantuan sosial, tegas, Diah Pitaloka.

Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah ini dimaksudkan untuk memastikan proses verifikasi dan validasi data kemiskinan menghasilkan data yang akurat, cepat dan seketika (real time), serta mutakhir (up to date). Yang diharpkan dari pertemuan ini kita dapat mengidentifikasi permasalahan proses verifikasi dan validasi data kemiskinan, baik yang terkait dengan kebijakan, sistem, maupun teknis pelaksanaan. Selanjutnya merumuskan rekomendasi kebijakan untuk memperbaiki proses verifikasi dan validasi data kemiskinan agar bantuan sosial yang didistribusikan bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 dapat dilakukan secara tepat sasaran, tepat nilai dan tepat guna.

Dalam pertemuan tersebut para kepala Dinas Sosial menyamapikan bahwa data kemiskinan terus dilakukan sinkronisasi Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, dilakukan perubahan terkait dengan kebijakan pengelolaan DTKS dan kriteria kemiskinan. Selain itu Pemda Provinsi Jawa Tengah juga terus menyempurnakan aplikasi SIKS NG sebagai aplikasi yang mudah diakses oleh para tenaga pengelola data kemiskinan di daerah sehingga DTKS yang ditampilkan dalam aplikasi SIKS NG benar-benar data yang dapat diakses secara seketika (real time) dan mutakhir (up to date)., kata Kepala Dinas Sosial.

C. Pertemuan dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah

Komisi VIII DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua, Diah Pitaloka setelah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah, juga melakukan pertemuan dengan Kepala Kantor Wulayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.. Dalam

(8)

sambutannya, Ketua Tim Kunjungan Kerja, Diah Pitaloka, S,Sos, M.Si menegaskan bahwa pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah, yang fokus pada berbagaii masalah pendidikan Madrasah dan Pesantren yaitu: Pertama, Pendidikan Madrasah dan Pesantren merupakan bagian dari satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan di Madrasah selain mendidik kecerdasan, dirinya juga membina moral dan akhlak siswanya, sehingga hal tersebut menjadi nilai plus madrasah dibandingkan sekolah umum yang menekankan pembinaan kecerdasan intelek (aspek kognitif). Kedua, Pesantren dalam konteks fungsi pendidikan dalam penyelenggaraan berdasarkan kekhasannya sebagai bagian dari penyelenggaran pendidikan nasional dengan segala kekhasannya, menjadi landasan hukum afirmasi atas jaminan kesetingkatan mutu lulusan, kesetaraan akses pendidikan bagi lulusan, dan kesetaraan dalam kesempatan kerja. Ketiga, yang mendesak menjadi perhatian kita adalah Madrasah dan Pesantren sebagai bagian dari sistem persekolahan kita yang telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat, namun dengan berlakunya Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang RI No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah, persoalan keagamaan di bawah Kementerian Agama merupakan urusan yang tidak didesentralisasi ke daerah. Salah satu implikasinya, madrasah dan pendidikan agama di sekolah umum urusannya dikelola secara sentralistik dari pusat. Daerah kemudian merasa tidak perlu berurusan dengan madrasah, karena beranggapan semuanya sudah diatur oleh Kementerian Agama pusat.

Selain itu. Dalam Sambutannya disampaikan bahwa dalam realitasnya Madrasah dan Pesantren memberikan Kontribusi Terhadap Pendidikan Nasional baikk dalam aspek Institusi madrasah dan pesantren merupakan faktor penting dalam perkembangan Islam di Indonesia yang moderat, toleran, inklusif dan mampu berperan mensukseskan Wajardikdas 9 Tahun Beberapa permasalahan pokok lain yang terkait dengan arah pendidikan Islam yang belum optimal umumnya dipengaruhi oleh dukungan anggaran. Alokasi Anggaran fungsi pendidikan di lingkungan Kementerian Agama hampir mencapai 73,15% untuk gaji guru, sehingga sisanya yang digunakan untuk kegiatan pokok pendidikan. Padahal anggaran pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(9)

sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD di luar gaji guru dan biaya lembaga pendidikan kedinasan. Disamping pentingnya grand design tata kelola dan anggaran Pendidikan Islam, penting juga penataan kelembagaan. Sedangkan dari aspek Sumber Daya Manusia perlu peningkatan tenaga pendidik di lembaga-lembaga pendidikan Islam, baik dari tingkat dasar, menengah maupun di perguruan tinggi Islam. Kata Diah Pitaloka.

Dalam penjelasannya, Kakanwil kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah memberikan penjelasan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar dan Kegiatan Pondok Pesantren menyesuaikan dengan kebijakan Pemerintah Daerah setempat. Jumlah pondok pesantren di Jawa Tengah sebanyak 3.722 lembaga. Pondok pesantren yang tidak memulangkan santri pada awal pandemi Covid-19 sebanyak 400 pesantren dan pondok pesantren yang memulangkan santrinya sebanyak 3.322 pesantren.Sedangkan program priottas tahun 2021 antara lain Penguatan moderasi

beragama. Disini, mengarah pada penguatan cara pandang, sikap dan praktik

beragama jalan tengah (wasyatiyah) dalam membangun harmoni dan kerukunan

umat beragama. “Penyelarasan relasi agama dan budaya untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kehidupan beragama demi pengembangan ekonomi umat dan

sumberdaya keagamaan.

Pada akhir pertemuan, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menyampaikan rencana pembangunan embarkasi haji Semarang, dan tim kunjungan kerja memberikan apresiasi rencana tersebut dan perlu dilakukan proses pembahasan lebih lanjut dengan Komisi VIII DPR RI

D. Peninjauan Lokasi Bencana Banjir

Dalam kunungan kerja hari kedua Komisi VIII DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua, Diah Pitaloka setelah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah, juga melakukan peninjauan lokasi banjir di wilayah Kota Semarang, dan Kab Demak. Bersama Wakil Walikota Semarang dan Bupati Demak. Dasar pertimbangan Tim Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan kerja Provinsi Jawa Tengah, saat ini di

(10)

beberapa daerah sedang terdampak banjir dan longsor yang berdampak menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga sampai menimbulkan korban jiwa manusia kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Ketua Tim Kunjungan Kerja, Diah Piatloka menegakan bahwa seluruh masyarakat Indonesia termasuk masyarakat di wilayah Jawa tengah hidup di daerah rawan bencana yang ada dapat dikategorikan menjadi 3 bagian antara lain, bencana alam, berupa banjir, kekeringan, angin topan dan kebakaran. Bencana non alam berupa bencana yang diakibatkan oleh kegagalan teknologi, gagal modernisasi, epidemic dan wabah penyakit yang saat ini sedang terjadi pandemi Covid-19.

Dalam Kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI yang bermitra kerja dengan BNPB , memberikan perhatian akibat dampak bencana yang disebabkan hidrometeorologi selain menyebabkan banyak rumah yang terdampak banjir juga berdanpak pada jalur transportasi antar Provinsi. Pada saat peninjuan, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Diah Pitaloka, menyatakan siap membantu Pemerintah Wilayah Kota Semarang untuk menanggulangi banjir.

Berbagai bantuan terutama pompa air yang keberadaannya cukup vital. Selain itu Komisi VIII DPR RI juga mendorong dan mendukung kebijakan pemerintah dalam dalam mengedukasi masyarakat yang tangguh bencana, agar syarakat mampu mengantisipasi dan meminimalisir kekuatan yang merusak, melalui adaptasi. Masyarakat juga terus diberikan pengetahuan dan kemampuan mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana. Dan jika terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak dapat dengan cepat memulihkan diri secara mandiri.

Selain itu, tim kunjungan kerja juga menyerahkan bantuan kepada warga di sekitar Tambak Lorok, Semarang Utara yang rumahnya tersapu Gelombang Pasang. Kondisi rumah warga yang terletak dekat tepi pantai, membuat sebagian rumah warga hancur tersapu ombak. Untuk itu, Komisi VIII DPR RI memberi bantuan berupa bahan makanan dan peralatan rumah tangga bagi warga yang terdampak. Dalam kunjungan peninjauan lapangan Diah Pitaloka juga menegaskan pentingnya penguatan program pencegahan bencana sehingga mampu memberikan kontribusi yang signikan dalam pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko dan mitigasi bencana. Selain itu Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI juga mendukung peningkatan

(11)

program penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang mampu mengurangi kerentanan dan mengembangkan kapasitas/kemampuan warga masyarakat dan aparat pemerintah di berbagai tingkat dan bagaimana program berhasil memobilisasikan sumber daya setempat untuk upaya-upaya pengurangan risiko bencana.

E. Pertemuan dengan Bupati Kudus

Pada hari kedua, rombongan Komisi VIII didampingi Pejabat Kemensos, Dinsos, serta BNPB, BPBD yang disambut Wakil Walikota, Camat Semarang Utara untuk meninjau Posko bencana Banjir di Semarang Utara, rombongan turun langsung menemui warga korban sekaligus menyerahkan berbagai bantuan korban bencana banjir di wilayah Kota Semarang. Selanjutnya siang rombongan ke Kudus untuk menyerahkan bantuan korban bencana yang disambut Bupati Kudus, Demak, dan Pati.

Setidaknya Kemensos telah menyalurkan berbagai bantuan untuk korban bencana di wilayah Jawa Tengah senilai Rp.2.309.933.960. Bantuan tersebut berupa berbagai logistik dan santunan duka bagi ahli waris yang anggota keluarganya meninggal akibat bencana.

Selanjutnya Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI memberikan bantuan dana bagi pemkab untuk penanganan korban bencana alam senilai Rp 126 juta. Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan di pendopo Kabupaten Kudus dalam acara kunjungan kerja dan ramah tamah dengan pimpinan daerah dari Kudus, Demak dan Pati.

(12)

F. Permasalahan Yang Ditemukan

1. Terkait dengan DTKS, ada beberapa permasalahan, antara lain a. NIK tidak padan dengan Dukcapil

b. Keterbatasan SDM aplikator (kualitas & Kuntitas) & Sarpras di daerah c. Intervensi Program dan Kegiatan melalui DTKS kurang maksimal

(13)

2. Program Prioritas Kerukunan Umat Beragama belum dapat terlaksana secara optimal sesuai perencanaan dikarenakan adanya penghematan anggaran 3. Regulasi terkait FKUB belum mengakomodir AD/ART untuk mendukung

jalannya forum, sehingga penyikapan oleh masing- masing FKUB berbeda-beda (contoh periodesasi kepengurusan FKUB meski mayoritas 5 tahunan namun ada juga yang satu tahun, sehingga menjadi kendala kinerja FKUB) 4. Regulasi terkait pendirian rumah ibadah masih sarat polemik, indikatornya

permasalahanpermasalahan keagamaan menduduki rangking pertama adalah masalah pendirian rumah ibadah.

(14)

BAB III REKOMENDASI

Beberapa rekomendasi yang mendesak dilakukan dalam rangka mengatasi permasalahan yang ditemukan dalam kunjungan kerja, antara lain:

1. Terkait DTKS, segera mengoptimalkan fungsi koordinasi dan memperkuat TKPK Provinsi; Melaksanakan bintek verval secara berjenjang dan fasilitasi sinkronisasi data; Pembuatan aplikasi CARI BDT dan SIKS-DJ guna mempercepat layanan kepada masyarakat dan memudahkan intervensi program dan kegiatan.

2. Memperkuat Program Prioritas Kerukunan Umat Beragama belum dapat terlaksana secara optimal sesuai perencanaan dikarenakan adanya penghematan anggaran 3. Perubahan Regulasi terkait FKUB belum mengakomodir AD/ART untuk mendukung

jalannya forum, sehingga penyikapan oleh masing- masing FKUB berbeda-beda (contoh periodesasi kepengurusan FKUB meski mayoritas 5 tahunan namun ada juga yang satu tahun, sehingga menjadi kendala kinerja FKUB)

4. Perbaikan Regulasi terkait pendirian rumah ibadah masih sarat polemik, indikatornya permasalahanpermasalahan keagamaan menduduki rangking pertama adalah masalah pendirian rumah ibadah.

5. Mendesak menjadi perhatian adalah madrasah dan pesantren sebagai bagian dari sistem persekolahan yang telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat. Tapi dengan berlakunya Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah, persoalan keagamaan di bawah Kementerian Agama merupakan urusan yang tidak didesentralisasi ke daerah

6. Percepatan upaya mengatasi banjir Kota Semarang-Demak dengan membuat tanggul laut yang juga akan menjadi Tol Semarang-Demak, dan jangka panjang dengan memperbaiki tata kota serta reboisasi lahan di pegunungan,

7. Mendorong dan mendukung kebijakan pemerintah dalam mengedukasi masyarakat yang tangguh bencana, agar masyarakat mampu mengantisipasi dan meminimalisir kekuatan yang merusak, melalui adaptasi.

8. Segera dilakukan upaya peningkatan program penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang mampu mengurangi kerentanan dan mengembangkan kapasitas/kemampuan warga masyarakat dan aparat pemerintah di berbagai tingkat

(15)

dan bagaimana program berhasil memobilisasikan sumber daya setempat untuk upaya-upaya pengurangan risiko bencana

PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI KETUA TIM

(16)

DAFTAR NAMA

KUNKER RESES KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2020 - 2021

TANGGAL 14 S.D. 18 FEBRUARI 2021 NOMOR N A M A JABA TAN FRAK SI DAPIL URU T ANG G 1.

166 DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si. WAKIL KETU A PDI P JABAR III 2. 186 PARYONO, S.H., M.H Anggot a PDI P JATENG IV

3. 211 UMAR BASHOR Anggot

a PDI P

JATIM IV

4. 218 INA AMMANIA Anggot

a PDI P

JATIM VII

5. 236 H. RACHMAT HIDAYAT,SH. Anggot

a PDI P

NTB II

6. 304 Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Ag., SH., MH

Anggot

a P G

JATENG IV 7. 323 MUHAMMAD ALI RIDHA Anggot

a P G

JATIM XI

8. 62 M. HUSNI, SE Anggot

a G E R

SUMUT I

9. 98 ABDUL WACHID Anggot

a G E R

JATENG II 10. 371 Hj. SRI WULAN, S.E. Anggot

a

NASD EM

(17)

11. 34 Dra. Hj. ANISAH SYAKUR, M.Ag Anggot

a P K B

JATIM II

12. 13 H. DEDI WAHIDI, S.Pd. Anggot

a P K B

JABAR VIII 13. 559 H. HASANI BIN ZUBER, S.IP. Anggot

a P D

JATIM XI

14. 564 Ir. H. NANANG SAMODRA, KA., M.Sc.

Anggot

a P D

N T B II

15. 413 H. ISKAN QOLBA LUBIS, M.A. Anggot

a P K S

SUMUT II

16. 440 KH. BUKHORI YUSUF, Lc, MA. Anggot

a P K S

JATENG I 17. 468 K.H. MUSLICH ZAINAL ABIDIN Anggot

a P P P

JATENG VI 18. AGUS WIDIJATMOKO, SH SEKRETARIAT KOMISI

VIII

19. HERU PRIBADI SEKRETARIAT KOMISI

VIII

20. INAH ROFIKHOH SEKRETARIAT KOMISI

VIII

21.

SURATMAN TENAGA AHLI

SEKRETARIAT KOMISI VIII

22. BAHRIAWAN REKSA IMAN PPNPNS BAGIAN TV PARLEMEN

Catatan :

SETKOMISI VIII ` : 021-5715863/5715399, Fax 021-5715512 Agus Widijatmoko, S.H. : 081298845088

Heru Pribadi : 0813-1450-2283 ---

Referensi

Dokumen terkait

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI mengenai Sosialisasi Perpres Nomor 82 Tahun 2021 Tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren Dan

Untuk dana penanggulangan bencana, BNPB memiliki dana siap pakai (DSP) atau dana yang bisa digunakan kapan saja pada saat terjadi bencana. Tahun 2021 anggaran BNPB mencapai lebih

Bupati Aceh Besar Provinsi Aceh mengapresiasi kedatang tim kunsfik Komisi VIII DPR-RI dalam rangka meningkatkan sinergitas dan koordinasi yang terkait dengan penangan

Objek kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI adalah Kementerian Investasi/Kepala BKPM, Badan Standarisasi Nasional (BSN), PT Telkom Indonesia (Persero), Tbk, PT Bank

BAB II PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA Pelaksanaan kunjungan kerja reses Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur Masa Persidangan II Tahun Sidang 2021 – 2022 dilaksanakan

goods and honours to each according to his place in the community, adalah keadilan yang secara proposional ditetapkan dalam lapangan hukum publik secara umum,

Kurban Tebusan berlaku bukan hanya bagi mereka yang hidup, tetapi juga bagi yang telah meninggal, sehingga semua orang yang pernah hidup dalam semua zaman, yang masih hidup

Metode ini digunakan oleh penulis untuk mengamati kegiatan-kegiatan yang ada di perpustakaan meliputi pengamatan faktor penyebab kerusakan bahan pustaka, upaya