• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan DDST Poltekes Kemenkes Malang

N/A
N/A
ria amelia

Academic year: 2025

Membagikan "laporan DDST Poltekes Kemenkes Malang"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DI PUSKESMAS PATRANG

Disusun Oleh:

RIA AMELIA NIM P17331235048

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JEMBER

TAHUN 2023/2024

(2)

DI PUSKESMAS PATRANG

Telah di setujui dan disahkan pada tanggal :   

  Mahasiswa

Ria Amelia NIM P17331235048

Pembimbing Akademik

(I.G.A Karnasih M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat) NIP.196811051994032002

Pembimbing Praktik

(Bd. Naisy’atul Kameilia, S.Keb) NIP.199305212022032003

ii

(3)

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kesempatan yang telah diberikan, sehingga Laporan Komprehensif “Asuhan Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah (DDST)”

dapat diselesaikan dengan baik. Laporan komprehensif ini disusun dalam rangka pemenuhan target asuhan kebidanan program studi sarjana terapan kebidanan jember.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menghadapi banyak hambatan dan rintangan, namun atas bantuan dari banyak pihak laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:

1. Bapak Bapak Dr. Moh. Wildan, A.Per.Pen, M.Pd selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

2. Ibu Rita Yulifah, S.Kp., M.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

3. Ibu Susilawati, SST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Jember.

4. Ibu dr. Sri Isna Amelia A, selaku kepala UPTD Puskesmas Patrang.

5. Ibu I.G.A Karnasih M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat selaku pembimbing akademik yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing Praktik Klinik.

6. Ibu Bd. Naisy’atul Kameilia, S.Keb selaku pembimbing praktik yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan Praktik Klinik di UPTD Puskesmas Patrang.

7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan selama penyusunan laporan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang diberikan. Penulis menyadari laporan komprehensif ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang diharapkan untuk perbaikan laporan.

.

Jember, 11 September 2024

Penyusun

iii

(4)

Daftar Isi... iv

BAB I Pendahuluan... 5

1.1 Latar Belakang... 5

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan ... 6

1.4 Manfaat ... 7

BAB 2 Tinjauan Pustaka ... 9

2.1Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan ... 9

2.1.1 Pengertian Pertumbuhan & Perkembangan... 9

2.1.2 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak... 9

2.1.3 Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak... 11

2.1.4 Aspek-Aspek Pertumbuhan & Perkembangan yg di pantau.... 15

2.1.5 Periode Tumbuh Kembang Anak... 17

3.1 DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST (DDST) ... 21

3.1.1 Pengertian DDST... 21

3.1.2 Tujuan DDST... 22

3.1.3 Manfaat DDST... 22

3.1.4 Sektor yang diukur ... 22

3.1.5 Alat Pemeriksaan DDST ... 22

3.1.6 Prinsip dalam melakukan DDST ... 23

3.1.7 Prosedur DDST ... 23

BAB 3 Manajemen Teori Asuhan Kebidanan ... 27

BAB 4 Tinjauan Kasus ... 34

BAB 5 Pembahasan... 41

BAB 6 Penutup... 42 Daftar Pustaka

iv

(5)

1.1 Latar Belakang

Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan fisik, motorik dan kemampuan bahasa.

Masing-masing aspek memiliki tahapan yang akan dilalui anak. Pada masa usia dini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa baik fisik motorik, kognitif, emosi, psikososial dan bahasa (Hidayat, 2012).

Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak.

Berdasarkan periode tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dapat dibedakan menjadi faktor prenatal, natal dan postnatal sedangkan secara garis besar faktor yang mempengaruhi perkembangan anak terdiri dari faktor internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan).

Tumbuh kembang anak dapat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya seperti stimulasi orang tua, nutrisi, serta jenis kelamin. Nutrisi dan stimulasi orang tua merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan proses tumbuh kembang anak. Anak yang mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup dan stimulasi yang terarah dari orang tua akan memiliki tumbuh kembang yang optimal (Soetjiningsih, 2012).

Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyuluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak, guru dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi dll) dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial) akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatkan status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal. Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun perbagai instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang

5

(6)

untuk anak umur tiga bulan sampai dengan 72 bulan yaitu dengan dengan menggunakan Denver Developmental Screening Test (DDST) (Kemenkes,2012).

DDST digunakan untuk mendeteksi adanya masalah dalam perkembangan anak usia 0-6 tahun, sehingga tes ini dapat mengidentifikasi anak yang memerlukan evaluasi lebih lanjut. Terdapat 4 aspek dalam perkembangan anak diantaranya perkembangan gerak kasar, perkembangan gerak halus, perkembangan bicara atau bahasa, dan perkembangan percaya diri atau perilaku sosial. Sehingga secara keseluruhan tes DDST akan menghasilkan klasifikasi dalam kategori normal, abnormal, questionable atau untestable.

Meskipun belum ada angka resmi, namun angka gangguan keterlambatan pada perkembangan anak di Indonesia cukup tinggi. Hal ini menjadi suatu kekhawatiran bagi setiap orangtua dalam mengawasi tumbuh kembang anak agar tidak mengalami gangguan keterlambatan pertumbuhan. Tahapan yang dilakukan dalam mengawasi perkembangan anak tentu tidak hanya sebatas deteksi dini melalui DDST, melainkan bagaimana cara melatih anak kategori normal lebih diasah kecerdasannya melalui permainan dan anak kategori abnormal atau gangguan perilaku dapat segera diatasi dengan terapi (Kemenkes, 2012).

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan Anak, Balita dan Apras di Puskesmas Sukorambi Kabupaten Jember Tahun 2024

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik perumusan masalah dalam Laporan Pendahuluan ini adalah “Bagaimana penatalaksanaan asuhan Bayi, Balita dan Apras di Puskesma Sukorambi Kabupaten Jember Tahun 2024?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

(7)

Melaksanakan pemantauan tumbuh kembang pada balita dengan menggunakan DDST sesuai usianya

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan skrinning perkembangan motorik kasar pada balita usia 10 bulan 17 hari dengan DDST

b. Melakukan skrinning perkembangan kategori bahasa pada balita usia 10 bulan 17 hari dengan DDST

c. Melakukan skrinning perkembangan kategori motorik halus pada balita usia 10 bulan 17 hari dengan DDST

d. Melakukan skrinning perkembangan kategori personal sosial pada balita usia 10 bulan 17 hari dengan DDST

1.4 Manfaat

1.4.1. Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan sebagai sarana menambah wawasan yang bermanfaat bagi mahasiswa dalam pelaksanaan asuhan kebidanan serta sebagai bahan referensi dan studi pustaka laporan pendahuluan yang berhubungan dengan Bayi, Balita dan Apras.

1.4.2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa

Dapat mengaplikasikan teori yang didapat secara langsung di lapangan dalam memberikan memberikan asuhan Bayi, Balita dan Apras pada Anak di Puskesmas Sukorambi Kabupaten Jember Tahun 2024

b. Bagi Lahan Praktik

Dapat dijadikan acuan guna mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan memberikan asuhan Bayi, Balita dan Apras pada Anak di Puskesmas Sukorambi Kabupaten Jember Tahun 2024.

c. Bagi Institusi

(8)

Sebagai bahan referensi terkait dengan memberikan asuhan Bayi, Balita dan Apras pada Anak di Puskesmas Sukorambi Kabupaten Jember Tahun 2024.

(9)

2.1. Konsep Perumbuhan dan Perkembangan 2.1.1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.

Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.

2.1.2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh kembang Anak

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan menimbulkan perubahan.

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.

Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa

9

(10)

berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbedabeda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

d. Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan.

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:

1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).

2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

(11)

2.1.3. Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip- prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.

Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.

b. Pola perkembangan dapat diramalkan

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak.

Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.

Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik dan terjadi secara berkesinambungan.

c. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak Pada umumnya, anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor- faktor tersebut antara lain:

1) Faktor Internal

Beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:

a) Ras, etnik, atau bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras atau bangsa Indonesia atau sebaliknya.

b) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk, atau kurus.

c) Umur

(12)

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan masa remaja.

d) Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

e) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

2) Faktor Eksternal

Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:

a) Faktor pra persalinan (1) Gizi

Pemenuhan gizi ibu bahkan dari sebelum hamil akan sangat mempengaruhi pertumbuhan janin.

(2) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.

(3) Toksin atau zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti aminopterin atau thalidomide dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

(4) Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, dan hiperplasia adrenal.

(5) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida,

(13)

disabilitas intelektual, deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, serta kelainan jantung.

(6) Infeksi

lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalovirus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin berupa katarak, bisu, tuli, mikrosefali, disabilitas intelektual, dan kelainan jantung kongenital.

(7) Kelainan imunologi

Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibusehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kernik terus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

(8) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.

(9) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah, atau kekerasan mental pada ibu hamil, dan lain-lain.

3) Faktor selama persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala atau asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

4) Faktor pasca persalinan a) Gizi

Diperlukan asupan gizi berupa zat gizi makro dan mikro yang adekuat yang sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi untuk mendukung tumbuh kembang secara optimal.

(14)

b) Penyakit kronis atau kelainan kongenital, tuberkulosis, anemia, atau kelainan jantung bawaan mengakibatkan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan.

c) Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan sering disebut milleu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (timbal (Pb), merkuri (Hg), rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

d) Psikologi

Hubungan anak dengan orang sekitarnya berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya.Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam tumbuh kembangnya.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosio-ekonomi

Kemiskinan yang berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang tidak baik, serta ketidaktahuan orang tua akan menghambat pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

h) Stimulas

Stimulasi perkembangan merupakan bentuk pemberian rangsangan pada anak yang bertujuan untuk mendukung perkembangan anak. Pemberian stimulasi diutamakan oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya di rumah yang merawat anak. Bentuk stimulasi yang dapat diberikan adalah

(15)

pemberian aktivitas bermain dan interaksi sosial dengan anak yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian anak. Jenis stimulasi yang diberikan disesuaikan dengan umur perkembangan anak.

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

2.1.4. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan yang di Pantau Beberapa aspek pertumbuhan pada anak yang perlu dipantau adalah sebagai berikut:

a. Penilaian tren pertumbuhan

Dilakukan dengan cara: Membandingkan pertambahan berat badan dengan standar kenaikan berat badan dengan menggunakan grafik berat badan menurut umur (BB/U) dan tabel kenaikan berat badan (weight increment)

b. Membandingkan pertambahan panjang badan atau tinggi badan dengan standar pertambahan panjang badan atau tinggi badan dengan menggunakan grafik panjang atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U) dan tabel pertambahan panjang badan atau tinggi badan (height atau length increment.

c. Lingkar kepala

Pemantauan lingkar kepala merupakan penilaian pertumbuhan anak yang mencerminkan ukuran dan pertumbuhan otak. Hasil pengukuran diplotkan pada grafik lingkar kepala WHO 2006 untuk mendeteksi adanya gangguan perkembangan otak dengan melihat kecenderungan ukuran yang ada.

d. Indeks berat badan menurut umur (BB/U)

Digunakan untuk menilai anak dengan berat badan kurang (underweight), sangat kurang (severely underweight), tetapi

(16)

tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat gemuk.

e. Indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)

Digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted), sangat pendek (severely stunted), atau tinggi.

f. Indeks berat badan menurut panjang atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)

Digunakan untuk menentukan status gizi pada anak umur 0 sampai dengan 59 bulan, yaitu apakah gizi buruk, gizi kurang (wasted), gizi baik (normal), berisiko gizi lebih (possible risk of overweight), gizi lebih (overweight), dan obesitas (obese).

g. Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)

IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih dan obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U >+1 SD berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya gizi lebih dan obesitas

Beberapa aspek perkembangan pada anak yang perlu dipantau adalah sebagai berikut:

a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya

c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

(17)

d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain}, berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya

2.1.5. Periode Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:

a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).

Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

1) Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.

2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu

3) Ovum yang telah dlbuahi dengan cepat akan menjadl suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.

b. Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:

1) Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester kedua kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.

2) Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.

Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer lmunoglobin G (lg G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi aasam lemak

(18)

esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachldonlc Acid) pada otak dan retina.

Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.

Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka selama masa intra uterin, seorang ibu diharapkan:

a) Menjaga kesehatannya dengan baik.

b) Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.

c) Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.

d) Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.

e) Memberi stimulasi dini terhadap janin.

f) Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.

g) Menghindari stres baik fisik maupun psikis.

h) Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.

c. Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan.

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ.

Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:

1) Masa neonatal dini, umur 0 - 7 hari.

(19)

2) Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.

3) Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah:

a) Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan yang memadai.

b) Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat pergi kesarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.

c) Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan perasaan ibu.

d) Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur. Lingkunganyang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.

e) Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.

d. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya.

Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI normalnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

e. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).

Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak

(20)

halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan- hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.

Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelalnan/penyimpangan sekecll apapun apablla tidak dideteksl apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.

f. Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan).

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir.Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.

(21)

Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly environment).

Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.

Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain.

Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dllakukan intervensl dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.

3.1. DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST (DDST) 3.1.1. Pengertian DDST

DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang Baik.

Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama kehidupan anak, dengan penekanan pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15- 20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.

Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai berumur 6 tahun.

3.1.2. Tujuan DDST

a. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya b. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat

c. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala, kemungkinan adanya kelainan perkembangan

d. Menentukan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan e. Memantau anak yang beresiko mengalami perkembangan

(22)

3.1.3. Manfaat DDST

Manfaat pengkajian perkembangan dengan menggunakan DDST bergantung pada usia anak. Pada bayi baru lahir, tes ini dapat mendeteksi berbagai masalah neurologis, salah satunya serebral palsi. Pada bayi, tes ini sering kali memberikan jaminan kepada orang tua atau bermanfaat dalam mengidentifikasi berbagai problema diri yang mengancam mereka. Pada anak tes ini dapat membantu meringankan permasalahan akademik dan social.

3.1.4. Sektor Yang Diukur

a. Sector Personal-Sosial (Personal Social)

Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan.

b. Sector Motoric Halus Adaptif (Fine Motor Adaptive)

Koordinasi mata-tangan, menggunakan benda-benda kecil, serta pemecahan masalah.

c. Sector Bahasa (Language)

Mendengar, mengerti dan menggunakan Bahasa d. Sector Motoric Kasar (Gross Motor)

Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar lainnya.

3.1.5. Alat Untuk DDST.

a. Benang sulaman merah b. Kismis/permen

c. Kerincingan dengan pegangan d. Kubus kayu berwarna 8-10 buah e. Lonceng kecil

f. Botol kaca bening g. Boneka dan dot kecil h. Cangkir plastic i. Pensil warna

(23)

j. Kertas, dan lain-lain

3.1.6. Prinsip Dalam Melakukan DDST II a. Bertahap dan berkelanjutan

b. Dimulai dari tahapan perkembangan yang telah dicapai anak c. Alat bantu stimulasi sederhana

d. Suasana nyaman bervariasi

e. Perhatikan gerakan spontan oleh anak

f. Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan, tidak menghukum

3.1.7. Prosedur Pengisian DDST a. Prosedur DDST

Dalam pemeriksaan DDST ada beberapa syarat yang harus digunakan yaitu alat dan prosedur pelaksanaan. Alat yang digunakan: benang wol merah, kismis/manic-manik, kubus warna merah, kuning, hijau, biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil, lembar formulir DDST dan buku petunjuk sebagai referansi. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap:

1) Tahap pertama dilakukan secara periodik pada semua anak yang berusia: 3- 6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun.

2) Tahap ke dua dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap 1 kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

b. Teknik pemeriksaan

1) Tentukan umur anak dengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun

2) Bila hasil perhitungan umur kurang dari 15 hari maka dibulatkan ke bawah, bila sama dengan atau lebih dari 15 hari di bulatkan ke atas

(24)

Contoh: Nina lahir pada tanggal 1 januari 2011 dari kehamilan cukup bulan dan tes dilakukan pada tanggal 9 November 2015, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

2015 – 11 – 9 (saat tes dilakukan) 2011 – 01 – 1 (tanggal lahir Nina)

4 – 10 – 8, jadi umur Nina 4 tahun 10 bulan 8 hari. Karena 8 hari lebih kecil dari 15 hari, maka dibulatkan ke bawah sehingga umur Nina adalah 4 tahun 10 bulan. Lakukan perhitungan penyesuaian usia bila tanggal lahir anak lebih cepat minimal 15 hari dari taksiran persalinan atau hari perkiraan persalinan (HPL).

Contoh: Ali lahir tanggal 21 September 2010. Saat dilakukan tes DDST tanggal 19 Juli 2013 menurut ibunya berdasarkan keterangan petugas kesehatan saat pemeriksaan kehamilan, Ali seharusnya lahir tanggal 2 September 2010. Maka usia penyesuaian Ali untuk pemeriksaan DDST adalah:

Tanggal pemeriksaan : 2013 – 07 – 19 (tanggal lahir Ali) : 2010 – 09 – 21 -

02 – 09 – 18 Lama premature : 17

Usia penyesuaian : 02 – 09 – 01

Jadi yang di buat garis umur adalah 2 tahun 9 bulan, bukan 2 tahun 10 bulan

3) Setelah diketahui umur anak, selanjutnya dengan menggunakan penggaris tarik garis secara vertikal dari atas ke bawah berdasarkan umur kronologis yang tertera di bagian atas formulir sehingga memotong kotak tugas perkembangan pada formulir DDST

4) Lakukan penilaian pada tiap sektor, apakah LULUS (PASSED = P = beri tanda √), GAGAL (FAIL = F = tanda 0), MENOLAK (REFUSAL = R = tanda M) atau anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (NO OPPORTUNITY = NO)

(25)

5) Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa item yang mendapat P dan F, selanjutnya hasil tes diklasifikasikan dalam: NORMAL, ABNORMAL, MERAGUKAN (QUESTION-ABLE) DAN TIDAK DAPAT DITES (UNTESTABLE).

c. Hasil Penilaian (Interpretasi Hasil DDST) 1) Abnormal

a) Bila didapatkan 2 atau > delay, pada 2 sektor atau lebih b) Bila dalam 1 sektor atau > didapatkan 2 atau > delay + 1

sektor atau > dengan 1 delay dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia

2) Meragukan/Suspect

a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan/lebih

b) Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia

c) Bila didapatkan minimal 2 caution atau minimal 1 delay (pada satu sektor)

d) Lakukan uji ulang dalam satu sampai 2

minggu untuk menghilangkan faktor sesaat (rasa takut, keadaan sakit, kelelahan)

3) Tidak Dapat Dites (Untestable)

a) Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan

b) Bila ada skor menolak 1 atau lebih item sebelah kiri garis umur

c) Menolak > 1 item area 75%-90% (warna hijau) 4) Normal

a) Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas b) Bila tidak ada keterlambatan/delay

c) Maksimal 1 caution

(26)

d) Lakukan ulangan pemeriksaan pada kontrak kesehatan berikutnya.

(27)

Hari/Tanggal : Untuk mengetahui tanggal dilakukan pemeriksaan Tempat : Untuk mengetahui tempat dilakukan pemeriksaan Pengkaji : Untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian

A. Data Subyektif 1. Biodata

a. Nama : nama anak ditanyakan untuk mengenali dan memanggil anak agar tidak keliru dengan anak lain.

b. Umur : untuk mengetahui usia anak saat ini. Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena pada masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak.

c. Jenis kelamin : dikarenakan anak laki - laki sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian.

d. Nama orang tua : nama ayah, ibu atau wali pasien sering harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang Iain, mengingat banyak sekali nama yang sama, bila ada title yang bersangkutan harus disertakan.

e. Umur orang tua : sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan pendekatan.

f. Agama orang tua : sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas, disamping itu perlu seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan agama. Kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku hidup sehat.

g. Pendidikan orang tua : selain sebagai tambahan identitas informasi tentang orang tua baik ayah maupun ibu dapat menggambarkan keakuratan data yang akan diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan selanjutnya, misalnya dalam anamnesis. Tingkat pendidikan orang tua juga berperan dalam

27

(28)

h. pendekatan selanjutnya misalnya dalam pemeriksaan penunjang dan tata Laksana pasien.

i. Pekerjaan orang tua : untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi pasien agar nasehat yang diberikan sesuai.

j. Alamat : tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap, kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu- waktu dapat dihubungi, misalnya bila pasien sangat gawat atau setelah pasien pulang diperlukan kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal pasien juga mempunyai arti epidemologi.

2. Alasan datang : alasan yang mendasari ibu untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan.

3. Riwayat kesehatan sekarang : keadaan anak pada saat akan diperiksa, anak sehat atau menderita suatu penyakit tertentu akan menghambat proses pemeriksaan tumbuh kembang.

4. Riwayat keschatan dahulu : pada riwayat perjalanan penyakit ini disusun cerita yang kronologis. Terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan anak sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat.

Pengobatan yang diterima anak saat sakit ditanyakan kapan berobat, kepada siapa serta obat apa saja yang telah diberikan dan bagaimana hasil pengobatan tersebut.

5. Riwayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC,hepatitis B, serta penyakit menurun seperti asma, hipertensi, penyakit jantung koroner dan kencing manis.

6. Riwayat imunisasi : pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit - penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi-imunisasi apa saja yang telah diterima oleh anak dan bagaimana reaksinya apa saat lahir langsung diimunisasi.

7. Pola kebiasaan sehari- hari :

a. Pola nutrisi : nutrisi memegang peran yang penting dalam tumbuh

(29)

kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retradasi pertumbuhan anak. Makanan yang berlebihan juga tidak baik karena menyebabkan obesitas.

b. Pola istirabat : istirahat sangat dibutuhkan setelah seharian melakukan aktivitas yang didapat.

c. Pola kebiasaan : kebersihan baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan.

d. Pola eliminasi : pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan t erjangkit kuman karena aktivitas di luar rumah. Untuk BAK juga sangat penting untuk mengetahui akan kebutuhan cairan sudah cukup belum.

B. Data Obyektif

a. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : baik/cukup/lemah

b. Kesadaran : composmentis /letargis/somnolen/apatis/koma c. TTV

1) Tekanan darah

Usia Sistolik Diastolic

Neonatus 80 mmHg 45 mmHg

6-12 bulan 90 mmHg 60 mmHg

1-5 tahun 95 mmHg 65 mmHg

2) Nadi

Umur Denyut nadi/menit

Istirahat/bangun Istirahat/tidur Aktif/demam

(30)

Bayi lahir 100-180 x/menit

80-160 x/menit

Sampai 220

l minggu-3 bulan

100-220 x/menit

80-

200x/menit

Sampai 220

3 bulan - 2 Tahun

80-150 x/menit

70-

120x/menit

Sampai 220

2-10 tahun 75-110 x/menit

60-90 x/menit

Sampai 220

3) Pernapasan

Umur Rentang Rata-rata waktu tidur Neonatus 30-60 x/menit 35 x/menit

1 bulan - 1 tahun 30-60 x/menit 30 x/menit 1-2 tahun 25-50 x/menit 25 x/menit 3-4 tahun 20-30 x/menit 22 x/menit 5-9 tahun 15-30 x/menit 18 x/menit 4) Suhu Tubuh

Umur Suhu

3 bulan 37,5 C 1 tahun 37,7 C 3 tahun 37,2 C 5 tahun 37 C

b. Pemeriksaan Antropometri

a. Berat badan normal Usia 1-6 tahun = 2n+8 b. Tinggi badan normal

Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, dapat diperkirakan sebagai berikut :

1 tahun : 1.5 x TB lahir = 1,5 x 50 = 75 cm 4 tahun : 2 x TB lahir = 2 x 50 = 100 cm 6 tahun : 1.5 x TB setahun = 1,5 x 75 = 112,5 cm

(31)

c. Lingkar kepala

Lingkar kepala saat lahir normal 34-35 cm, bertambah 0,5 cm/bulan.

Pada 6 bulan pertama menjadi 44 cm. umur 1 tahun 47 cm. 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.

d. LILA

Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm selanjutnya ukuran tersebut idak banyak berubah sampai usia 3 tahun.

c. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) 1) Kepala : ada/ tidak benjolan abnormal.

2) Mata : selera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak.

3) Mulut : lembab/tidak, ada tidak labioskisis/labiopalatoskisis, gigi susu tumbuh/belum.

4) Telinga : ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak.

5) Dada : tammpak/ tidak tarikan dinding dada, ada/tidak benjolan abnormal, ronchi +/-, wheezing +/-, Pernafasan teratur/tidak.

6) Perut : ada/tidak benjolan abnormal, teraba/tidak pembesaran hepar, ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak.

7) Integument : turgor kulit baik bila kembali 2 detik.

d. Penilaian perkembangan menggunakan format DDST 1) Sapa orang tua/ pengasuh dan anak dengan ramah

2) Jelaskan tujuan dilakukan tes perkembangan, jelaskan bahwa tes ini bukan untuk mengetahui IQ anak

3) Buat komunikasi yang baik dengan anak

4) Tarik garis umur dari garis atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur

5) Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak di sebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur

6) Beri skor penilaian

(32)

7) Memberikan Kesimpulan C. Analisa

Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisi dan intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Di dalam analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan (Kemenkes RI, 2017:135).

Diagnosa An.”…..” usia … dengan perkembangan ….. (normal/suspect) Penilaian perkembangan norma/ tidak berdasarkan

1. Normal

Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.

2. Suspect/ Suspek

Bila didapatkan > 2 caution dan/atau > 1 keterlambatan  lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti takut, sakit, atau kelelahan.

3. Untestable/ Tidak dapat diuji

Bila ada skor menolak pada > 1 uji coba terletak disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75- 90% lakukan uji ulang dalam 1 -2 minggu

Masalah: …… (Berdasarkan keluhan dari pasien yang tidak dapat diatasi sendiri).

D. Plan

(33)

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya (Kemenkes RI, 2017).

(34)

TUMBUH KEMBANG DENGAN DDST Tanggal Pemeriksaan : 10 September 2024

Waktu Pemeriksaan : 10.14 WIB

Tempat Pemeriksaan : Puskesmas Patrang

Pemeriksa : Ria Amelia

A. Data subyektif 1. Identitas

Nama pasien : An “A”

Tanggal Lahir : 24-11 - 2023 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Nama Ibu : Ny “S” Nama Ayah : Tn “M”

Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Jl. Merpati 3/1 Kel. Patrang 2. Keluhan utama

Ibu mengatakan datang ke posyandu, ingin memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

3. Masalah tumbuh kembang

Ibu mengatakan anaknya tidak pernah mengalami masalah.

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

34

(35)

Ibu mengatakan bahwa kondisi anak sehat tidak sedang menderita penyakit tertentu

b. Riwayat kesehatan dahulu

Ibu mengatakan anaknya tidak pernah mengalami batuk lama, tidak sering diare, dan jarang demam, selama ini anak tidak pernah dirawat di puskesmas atau rumah sakit.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan di keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun (DM, Hipertensi, Asma), menahun (Jantung, Paru-paru, Ginjal), menular (Epilepsi, TB, Hepatitis).

5. Riwayat imunisasi

Ibu mengatakan bayinya sudah diberikan imunisasi HB-0, BCG, Polio tetes 1, DPT-HB-Hib 1, Polio tetes 2, DPT-HB-Hib 2, Polio tetes 3, DPT- HB-HIB 3, Polio tetes 4, IPV, Rota Virus 1, Rota Virus 2, dan Rota Virus 3.

6. Pola Kebiasaan Sehari-Hari a. Pola Nutrisi Makan Minum

Ibu mengatakan anak sehari makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur, dan lauk pauk. anak minum 4 gelas per hari.

b. Pola Eliminasi

Ibu mengatakan anak BAB frekuensi 1x sehari, BAK 6-8 x sehari, c. Pola Istirahat

Ibu mengatakan anak saat siang tidur selama 1 -2 jam , saat malam nak tidur selama 9-11 jam setiap hari.

d. Personal Hygiene

Ibu mengatakan anak mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas setiap 2 hari sekali, Popok sering diganti.

7. Data Perkembangan Tengkurap : 4 Bulan Duduk : 6 Bulan

(36)

B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Fisik

Kepala : simetris, tidak benjolan abnormal.

Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda

Mulut : lembab, tidak labioskisis/labiopalatoskisis, gigi susu belum tumbuh

Telinga : simetris, tidak ada serumen

Dada : tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, pernafasan teratur.

Perut : tidak ada benjolan abnormal, tidak teraba pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan, tidak kembung.

Integument : turgor kulit baik kembali 2 detik.

2. Pemeriksaan Antopometri Berat badan : 8 Kg Tinggi badan : 69 cm Lingkar kepala : 44 cm

LILA : 13 cm

3. Menghitung Umur Anak

Tanggal pemeriksaan : 2024 – 09- 10 Tanggal lahir anak : 2023 – 11 – 24 _

0 - 9 - 16 Jadi usia anak saat ini adalah 9 bulan 16 hari 4. Pemeriksaan Perkembangan Menggunakan DDST

Aspek gerak kasar : Anak dapat melakukannya Aspek gerak halus : Anak dapat melakukannya

Aspek sosialisasi dan kemandirian : Anak dapat melakukanya Aspek bicara dan bahasa : Anak dapat melakukannya

(37)

C. Assesment

An.A usia 9 bulan 16 hari dengan DDST Normal

D. Plan

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

2. Beri pujian pada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik 3. Anjurkan ibu meneruskan pola asuhnya sesuai dengan tahap

perkembangan anak

4. Anjurkan ibu untuk memberi stimulasi perkembanagan anak setiap saat, sesering mungkin sesuai dengan umur anak dan kesiapan anak

5. Anjurkan ibu untuk menimbang berat badan dan mengukur panjang badan anak setiap bualan diposyandu terdekat

6. Anjurkan ibu memeriksakan kembali perkembangan anaknya 3 bulan lagi.

7. Beritahu ibu tugas perkembangan selanjutnya.

E. Lembar Implementasi Tanggal/

Jam Tindakan Paraf

10/09/24 10.19

WIB

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pertumbuhan dan perkembanagan anaknya yang meliputi, berat badan anak 8 kg, tinggi badan anak 70 cm, lingkar kepala 45 cm, hasil pemeriksaan perkembangan dengan lembar DDST didapatkan anak “A” sudah bisa melakukan semua aspek pemeriksaan sesuai usianya.

2. Memberikan pujian selamat pada ibu telah merawat anaknya dengan baik sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak normal sesuai usia.

3. Menganjurkan ibu untuk meneruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembanagan anak, agar proses pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan dengan baik dan normal.

4. Menganjurkan ibu untuk meneruskan pola asuh anak selanjutnya sesuai pada DDST usia 11 bulan

(38)

agar proses pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan dengan baik dan normal. Contohnya seperti melatih :

a. Gerak Kasar

Berdiri 2 detik, berdiri sendiri dan membungkuk lalu berdiri

b. Gerak Halus

Memegang dengan ibu jari dan jari, membenturkan 2 kubus dan menaruh kubus di cangkir

c. Bicara dan Bahasa

Mengoceh, perumpamaan spesifik dan 1 kata d. Sosialisasi dan Kemandirian

Tepuk tangan, menyatakan keinginan, drag- drag dengan tangan, main bola dengan pemeriksa, menirukan kegiatan dan minum dengan cangkir.

5. Menganjurkan ibu untuk menimbang berat badan anak setiap bulan diposyandu terdekat agar ibu juga dapat memonitor tumbuh kembang anak berjalan dengan baik

6. Mendiskusikan jadwal kunjungan ulang untuk pemeriksaan perkembangan anaknya 3 bulan lagi yaitu tanggal 10 Desember 2024.

7. Memberitahu ibu untuk melakukan tugas perkembangan selanjutnya dengan melihat dan membaca tugas perkembangan di buku KIA.

F. Evaluasi

1). Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anaknya dalam keadaan normal, dan sesuai dengan usia anaknya saat ini.

2). Ibu merasa senang atas pujian yang diberikan

3). Ibu bersedia untuk meneruskan pola asuhnya sesuai dengan tahap perkembangan anak.

4). Ibu bersedia untuk memberi stimulasi perkembanagan anak setiap saat, sesering mungkin sesuai dengan umur anak dan kesiapan anak.

5). Ibu bersedia untuk menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan anak setiap bualan diposyandu terdekat.

6). Ibu bersedia memeriksakan kembali perkembangan anaknya pada 3 bulan

(39)

selanjutnya.

7). Ibu sudah mengetahui tugas yang perlu dilakukan selanjutnya sesuai usia anak.

(40)

Pada tanggal 10 September 2024, An. A, seorang bayi laki-laki berusia 9 bulan 16 hari, datang bersama ibunya ke Puskesmas Patrang untuk pemeriksaan tumbuh kembang. Pemeriksaan dilakukan oleh bidan Ria Amelia. Dalam kunjungannya, ibu menyampaikan tujuan kedatangan mereka untuk memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anaknya di posyandu. Berdasarkan keterangan ibu, An. A tidak memiliki riwayat masalah kesehatan yang berarti, baik dari segi kesehatan sekarang maupun sebelumnya. Tidak ada riwayat penyakit menurun, penyakit kronis, atau penyakit menular dalam keluarga, dan An. A telah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai usianya.

Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa kondisi fisik An. A berada dalam keadaan normal. Kepala terlihat simetris tanpa benjolan abnormal, sklera mata berwarna putih dan konjungtiva merah muda, mulut lembab tanpa kelainan, dan telinga dalam kondisi baik serta bersih. Pada area dada, tidak ada kelainan seperti tarikan dinding dada, benjolan, atau gangguan pernapasan. Perut anak pun tidak menunjukkan tanda-tanda pembesaran organ atau nyeri tekan. Kulit An. A memiliki turgor yang baik.

Pemeriksaan antropometri menunjukkan berat badan 8 kg, tinggi badan 69 cm, lingkar kepala 44 cm, dan lingkar lengan atas (LILA) 13 cm. Nilai-nilai ini berada dalam batas normal untuk anak seusianya, menunjukkan pertumbuhan fisik yang optimal.

Untuk menilai perkembangan anak, bidan menggunakan Denver Development Screening Test (DDST), yang meliputi empat aspek: gerak kasar, gerak halus, sosialisasi dan kemandirian, serta bicara dan bahasa. Hasilnya menunjukkan bahwa An.

A mampu melakukan semua tugas pada setiap aspek perkembangan yang sesuai dengan usianya, sehingga dinyatakan memiliki perkembangan normal.

Bidan memberikan beberapa saran kepada ibu terkait hasil pemeriksaan ini.

Pertama, ia menjelaskan bahwa perkembangan anaknya sudah sesuai dengan usia, dan memberikan apresiasi kepada ibu atas pengasuhan yang baik, yang telah mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Bidan juga menganjurkan agar ibu terus

40

(41)

kasar seperti berdiri sendiri, gerak halus seperti memegang benda dengan ibu jari dan jari lainnya, serta melatih kemampuan bicara dengan cara mengajak anak berkomunikasi. Bidan juga memberikan arahan mengenai tahap perkembangan selanjutnya yang dapat dirujuk dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Selain itu, ibu dianjurkan untuk membawa anaknya ke posyandu setiap bulan untuk memantau berat badan dan tinggi badan. Bidan juga menjadwalkan kunjungan lanjutan tiga bulan ke depan, yaitu pada tanggal 10 Desember 2024, untuk memantau perkembangan berikutnya.

Dalam evaluasi, ibu tampak memahami hasil pemeriksaan perkembangan anaknya yang berada dalam kondisi normal sesuai usianya. Ibu merasa senang atas apresiasi yang diberikan oleh bidan dan berkomitmen untuk meneruskan pola asuh serta memberikan stimulasi perkembangan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Ibu juga bersedia mengikuti saran untuk rutin memantau pertumbuhan di posyandu serta kembali untuk pemeriksaan lanjutan tiga bulan mendatang. Dengan keterlibatan aktif orang tua dalam stimulasi dan pemantauan tumbuh kembang, diharapkan An. A dapat terus berkembang optimal sesuai tahap usianya.

41

(42)

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan tumbuh kembang dengan Denver Development Screening Test (DDST) pada An. A usia 9 bulan 16 hari, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak berada dalam kategori normal. An. A mampu melakukan berbagai keterampilan sesuai dengan tahap perkembangan usianya, baik pada aspek gerak kasar, gerak halus, sosialisasi dan kemandirian, maupun aspek bicara dan bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan An. A berjalan dengan baik, didukung oleh pola asuh yang optimal dari pihak keluarga. Kondisi kesehatan fisik serta nilai antropometri anak berada dalam batas normal, menandakan pertumbuhan fisik yang sehat dan seimbang.

6.2. Saran 1. Bagi Ibu

Untuk ibu agar selalu meningkatkan stimulasi pada anak, dan diharapkan ibu bersedia mengantarkan anaknya pada petugas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang

2. Bagi Mahasiswa

Untuk mahasiswa agar selalu meningkatkan pengetahuannya dan ketrampilannya dalam melakukan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan lembar DDST.

42

(43)

Askar M. 2018. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Bantaeng. Unit Penelitian Politeknik Kesehatam Makassar.

Azwaldi, Hanna, Imelda E. 2021. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini Model Denver Developmental Screening Test (DDST) II. Kediri. Lembaga Chakra Brahmanda Lentera

Sulfianti, Cahyaning Setyo, Hasnidar Rizky, Muzayyaroh, Dyah Noviawati, Syamsuriyati, Niken Bayu, Reni Tri Lestari. 2022. Gawat Darurat Maternal Neonatal. Yayasan Kita menulis.

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.

43

(44)

LAMPIRAN

44

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu upaya pembinaan tumbuh kembang anak yang sudah dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan R.I. adalah kegiatan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita di

Hubungan antara faktor-faktor determinan pelaksanaan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang yang meliputi karakteristik, pengetahuan, sikap, fasilitas dan

Salah satu upaya pembinaan tumbuh kembang anak yang sudah dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan R.I. adalah kegiatan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita di

Menurut Kemenkes RI (2013), deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/ pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada

Berdasarkan tabel 10 bahwa 47 orang (52,2%) dari ibu yang bekerja sudah melaksanakan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak balita sesuai

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.ada 3 jenis

Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas Tempe.. Terselenggaranya intervensi dini pada semua

Pada karya ilmiah ini sumber primer adalah jurnal penelitian mengenai pedoman deteksi dini tumbuh kembang balita, stimulasi tumbuh kembang anak, stimulasi perkembangan anak usia 4-5