• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skrining Tumbuh Kembang Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skrining Tumbuh Kembang Anak"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

REFERAT

REFERAT

Skrinning Tumbuh Kembang

Skrinning Tumbuh Kembang

 Tri Gunadi

 Tri Gunadi

2005730065

2005730065

Dokter Pembimbing:

Dokter Pembimbing:

Dr. Heka Mayasari, SpA

Dr. Heka Mayasari, SpA

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PEDIATRI

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PEDIATRI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2012

2012

BAB I BAB I

(2)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.

1. LLatatar ar BeBelalakkanangg Pem

Pembanbangungunan an kesekesehathatan an sebsebagaagai i bagbagian ian dardari i upaupaya ya memmembanbangun gun manmanusiusia a seuseutuhtuhnynyaa antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat

dan lahir dengan selamat

((intact survival 

intact survival ). Upaya kesehatan yang dilakuakn sejak anak ). Upaya kesehatan yang dilakuakn sejak anak  masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk  masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk  mempe

mempertahankrtahankan an kelankelangsunggsungan an hiduphidupnya nya sekaligsekaligus us meninmeningkatkagkatkan n kualitkualitas as hidup anak hidup anak  agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.

serta memiliki inteligensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Berb

Berbeda eda dendengan gan otaotak k oraorang ng dewdewasa, asa, otaotak k balbalitaita

((

 bawah  bawah lima lima tahun) tahun) lebih lebih plastis.plastis. Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, otak balita Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, otak balita lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balitalebih lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balitalebih  peka

 peka terhadap terhadap lingkungan lingkungan utamanya utamanya lingkungan lingkungan yang yang tidak tidak mendukung mendukung seperti seperti asupanasupan gizi yang

gizi yang tidak adekwat, kurang stimulasi dan tidak adekwat, kurang stimulasi dan tidak mendaptidak mendapat at pelaypelayanankanankesehatan yangesehatan yang memadai. Oleh karena masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat memadai. Oleh karena masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat  peka

 peka terhadap terhadap lingkungan lingkungan dan dan masa masa ini ini berlangsung berlangsung sangat sangat pendek pendek serta serta tidak tidak dapatdapat diu

diulanlang g laglagi, i, makmaka a masmasa a balbalita ita disdisebuebut t sebsebagaagai i “ma“masa sa keekeemasmasan”an”

((

 golden  golden period period ),), “jendela kesempatan”

“jendela kesempatan”

((window of opportunity

window of opportunity) dan “masa kritis”) dan “masa kritis”

((critical period 

critical period ).).

Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari seluruh Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari seluruh  populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas

 populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita ditumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan interv

intervensi ensi dini penyimpdini penyimpangan tumbuh angan tumbuh kembakembang. ng. Selain hal-hal tersebut, Selain hal-hal tersebut, pelbapelbagai gai faktofaktor r  lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga perlu dieliminasi.

lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga perlu dieliminasi. Pe

Pembmbininaaaan n tutumbmbuh uh kekemmbabang ng ananak ak sesecacara ra kokompmprerehehensnsif if dadan n beberkrkuaualilitatas s yyanangg diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tum

tumbuh buh kemkembanbang g balbalita ita dildilakuakukan kan padpada a “ma“masa sa krikritistis” ” tertersebusebut t di di ataatas. s. MelMelakuakukankan sti

stimumulalasi si yayang ng mememamadadai i arartitinynya a memeranrangsgsanang g ototak ak babalilita ta sesehihingngga ga peperkrkemembabangnganan ke

kemamampmpuauan n gegerarak, k, bibicacara ra dadan n babahahasasa, , sososisialalisisasasi i dadan n kekemmanandidiririan an papada da babalilitata  berlangsung

 berlangsung secara secara optimal optimal sesuai sesuai dengan dengan umur umur anak. anak. Melakukan Melakukan deteksi deteksi dinidini  penyimpangan tumbuh

 penyimpangan tumbuh kembang artinya kembang artinya melakukan skrining melakukan skrining atau atau mendeteksi smendeteksi secara ecara dinidini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan ora

orang ng tua tua terterhadhadap ap masmasalah alah tumtumbuh buh kemkembanbang g anaanaknyknya. a. MelMelakuakukan kan intintervervensensi i dindinii  penyimpangan

 penyimpangan tumbuh tumbuh kembang kembang balita balita artinya artinya melakukan melakukan tindakan tindakan koreksi koreksi dengandengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang  pada

 pada seorang seorang anak anak agar agar tumbuh tumbuh kembangnya kembangnya kembali kembali normal normal atau atau penyimpangannyapenyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.

(3)

Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga

(orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat

(kader,

tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional

(kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan

kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal.

Pembinaan tumbuh kembang anak memerlukan perangkat instrumen untuk stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang termasuk format rujukan kasus dan pencatatan-pelaporan kegiatan. pelbagai metoda stimulasi dan deteksi dini telah  banyak dikembangkan oleh para ahli dan lintas sektor terkait. Departemen Kesehatan  bekerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI) telah menyusun pelbagai

instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

Buku ini ditujukan bukan hanya untuk tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya seperti dokter, bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan tenaga kesehatan lainnya yang peduli anak, tetapi juga untuk petugas sektor lain dalam menjalankan tugas melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. Jika ditemukan penyimpangan tumbuh kembang yang ringan maka pada petugas sektor lain yang terlatih dapat melakukan tindakan intervensi dengan mengacu pada buku  pedoman ini. Namun pada keadaan dimana diperlukan kompetensi tertentu, maka tindakan intervensi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih

(dokter, bidan,

 perawat maupun tenaga kesehatan lain) baik di tingkat puskesmas maupun rumah sakit rujukan. Jika petugas sektor lainnya menganggap hasil deteksi dan intervensi dini meragukan, maka anak tersebut perlu dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit untuk  mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

2. Sasaran.

1.) Sasaran langsung:

Sasaran langsung strimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang adalah Semua anak umur 0 sampai dengan 6 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas.

2.) Sasaran tidak langsung:

a. Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan

(dokter, bidan, perawat, ahli gizi,

 penyuluh kesehatan masyarakat, dan sebagainya).

(4)

 b. Tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas Sosial yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak dan

c. Petugas sektor swasta dan profesi lainnya.

3. Tujuan

1) Tujuan umum:

Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan  berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi

nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.

2) Tujuan khusus:

a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak   prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.

 b. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua balita dan anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.

c. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak prasekolah dengan  penyimpangan tumbuh kembang.

d. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas.

4. Kerangka Konsep Pembinaan Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah

5. Indikator Keberhasilan

Tahun 2010, diharapkan 90 persen balita dan anak prasekolah terjangkau oleh kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.

(5)

BAB II

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK 

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak   bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang

sesuai dengan usianya.

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti  bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat

diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan funsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemnadirian.

Pertumbuhan terjadi secara simulan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,  perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang

(6)

dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.

2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

1)  Perkembangan menimbulkan perubahan.

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan  selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia  bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh

lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda,  baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan  pada masing-masing anak.

4)  Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi  peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah

umur, bertambah berat dan tinggibadannya serta bertambah kepandaiannya. 5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:

a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh

(

 pola sefalokaudal).

(7)

b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal

(

gerak kasar) lalu  berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak 

halus

(

 pola proksimodistal).

6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1)  Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar .

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan  potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari

latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber  yang diwariskan dan potensi yang dimilki anak.

2)  Pola perkembangan dapat diramalkan.

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian  perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan

umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak.

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

1)  Faktor dalam ( internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak . a. Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor  herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

 b. Keluarga.

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.

(8)

c. Umur.

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.

d. Jenis kelamin.

Fungsi reprosuksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. e. Genetik.

Genetik 

(

heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

f. Kelainan kromosom.

Kelainan kromosom umunya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

2)  Faktor luar ( eksternal).

 A. Faktor Prenatal 

a. Gizi

 Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi  pertumbuhan janin.

 b. Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot . c. Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d. Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal. e. Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.

(9)

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH

(Toksoplasma, Rubella,

Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak,  bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, kelainan jantung kongenital.

g. Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui  plasenta masuk dalam peredaran janin dan akan menyebabkan hemolisis yang

selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan  Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h. Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan  pertumbuhan terganggu.

i. Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

 B. Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

C. Faktor Pascasalin a. Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.  b. Penyakit kronis/ kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi  pertumbuhan jasmani.

c. Lingkungan fisis dan kimia.

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak ( provider). Sanitasi lingkungan yang kurang  baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu

(Pb,

Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak. d. Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

(10)

e. Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak  mengalami hambatan pertumbuhan.

f. Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.

g. Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

h. Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i. Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yan menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

4. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau.

1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak  melakukan pergerakan dan sikap tubuh melibatkan otot-otot besar seperti duduk berdiri, dan sebagainya.

2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak  melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.

3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan utnuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak 

(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan

(11)

ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

5. Periode Tumbuh Kembang Anak.

Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa  periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah

sebagai berikut:

1)  Masa prenatal atau masa intra uterin ( masa janin dalam kandungan).

Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

o Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.

o Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.

Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh. o Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:

o Masa fetusmdini yaitu sejak umurkehamilan 9 minggu sampai trimester ke 2 kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuha,  pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai  berfungsi.

o Masa fetus lanjtu yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan  berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer 

Imunoglobin G

(

lg G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi aasam lemak  esensial seri Omega 3

(

Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6

(

Arachidonic Acid)  pada otak dan retina.

Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada  periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi

kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat,  bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu

hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5  bulan.

(12)

Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi ana sehat, maka selama masa intra uterin, seorang ibu diharapkan:

o Menjaga kesehatannya dengan baik.

o Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.

o Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.

o Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.

o Memberi stimulasi dini terhadap janin.

o Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.

o Menghindari stres baik fisik maupun psikis.

o Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.

2)  Masa bayi infancy umur 0 sampai 12 bulan. Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :

o Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2  periode :

o Masa neonatal dini, umur 0 – 7 hari.

o Masa neonatal lanjut, umur 8 – 28 hari.

Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak  sehat adalah :

o Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan yang memadai.

o Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat  pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan. o Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan

 perasaan ibu.

o Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang

(13)

o Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.

o Masa post

(

 pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.

Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak.

Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai.

Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

3)  Masa anak dibawah lima tahun ( anak balita, umur 12-59 bulan).

Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam  perkembangan motorik 

(gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode

 penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang  berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menetukan perkembangan anak 

selanjutnya.

Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga  bersosialisasi.

Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan  perkembangan berikutnya.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.

4)  Masa anak prasekolah ( anak umur 60-72 bulan).

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir.

(14)

Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukan keinginannya, seiring dengan  pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan  banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah

dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.

Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang  bersahabat untuk anak 

(child friendly environment 

). Semakin banyak taman kota atau

taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak. Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim reseptor   penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar 

dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara  bermain.

Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.

6. Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur 

Umur 0-3 bulan

o Mengangkat kepala setinggi 45°

o Menggerakkan kepala dari kir/kanan ke tengah. o Melihat dan menatap wajah anda.

o Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh. o Suka tertawa keras.

o Bereaksi terkejut terhadap suara keras.

o Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.

o Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak 

Umur 3-6 bulan o Berbalik dari telungkup ke telentang.

o Mengangkat kepala setinggi 90°.

o Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil. o Menggenggam pensil.

(15)

o Meraih benda yang ada dalam jangkauannya. o Memegang tangannya sendiri.

o Berusaha memperluas pandangan.

o Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.

o Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.

o Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.

Umur 6-9 bulan o Duduk (sikap tripoid – sendiri).

o Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan. o Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.

o Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.

o Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang  bersamaan.

o Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup. o Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata. o Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.

o Bermain tepuk angan/ciluk ba.

o Bergembira dengan melempar benda. o Makan kue sendiri.

Umur 9-12 bulan o Mengangkat badannya ke posisi berdiri.

o Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi. o Dapat berjalan dengan dituntun.

o Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan. o Menggenggam erat pensil.

o Memasukkan benda ke mulut.

o Mengulang menirukan bunyi yang didengar. o Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.

o Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja. o Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.

o Senang diajak bermain “CILI|UK BA”.

o Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.

(16)

o Berdiri sendiri tanpa berpegangan.

o Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali. o Berjalan mundur 5 langkah.

o Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggilibu dengan kata “mama”. o Menumpuk 2 kubus.

o Memasukkan kubus di kotak.

o Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu.

o Memperlihatkan rasa cemburu/ bersaing.

Umur 18-24 bulan o Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.

o Berjalan tanpa terhuyung-huyung. o Bertepuk tangan, melambai-lambai. o Menumpuk 4 buah kubus.

o Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk. o Menggelindingkan bola kearah sasaran.

o Menyebut 3 – 6 kata yang mempunyai arti. o Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.

o Memegang cangkir sendiri, belajar makan – minum sendiri.

Umur 24-36 bulan o Jalan naik tangga sendiri.

o Dapat bermain dan menendang bola kecil. o Mencoret-coret pensil pada kertas.

o Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.

o Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.

o Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih.

o Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta.

o Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah. o Melepas pakaiannya sendiri.

Umur 36-48 bulan o Berdiri 1 kaki 2 detik.

o Melompat kedua kaki diangkat. o Mengayuh sepeda roda tiga. o Menggambar garis lurus.

(17)

o Mengenal 2-4 warna.

o Menyebut nama, umur, tempat.

o Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan. o Mendengarkan cerita.

o Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.

o Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan. o Mengenakan sepatu sendiri.

o Mengenakan celana panjang, kemeja, baju.

Umur 48-60 bulan o Berdiri 1 kaki 6 detik.

o Melompat-lompat 1 kaki. o Menari.

o Menggambar tanda silang. o Menggambar lingkaran.

o Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh. o Mengancing baju atau pakaian boneka. o Menyebut nama lengkap tanpa dibantu. o Senang menyebut kata-kata baru.

o Senang bertanya tentang sesuatu.

o Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar. o Bicaranya mudah dimengerti.

o Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya. o Menyebut angka, menghitung jari.

o Menyebut nama-nama hari.

o Berpakaian sendiri tanpa dibantu. o Menggosok gigi tanpa dibantu.

o Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.

Umur 60-72 bulan o Berjalan lurus.

o Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.

o Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap. o Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.

o Menggambar segi empat. o Mengerti arti lawan kata.

o Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.

o Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya. o Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10.

o Mengenal warna-warni. o Mengungkapkan simpati. o Mengikuti aturan permainan. o Berpakaian sendiri tanpa dibantu.

(18)

7. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan.

1) Gangguan bicara dan bahasa.

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan  berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.

2) Celebral Palsy.

Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.

3) Sindrom Down.

Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor  seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.

4) Perawakan Pendek.

Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi  badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku  pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi,

kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.

5) Gangguan Autisme.

Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

(19)

6) Retardasi Mental.

Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah

(IQ < 70) yang

menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

7) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

(GPPH)

Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

(20)

BAB III

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK 

Seteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan / pemeriksaan untuk menentukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan / masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana tindakan / intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga.

Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu ubtuk mengetahui status gizi yang kurang/buruk dan mikro/malrosefali.

2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan , yaitu untuk mengetahui gangguan  perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.

(21)

3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme, dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

adapun jadwal kegiatan dan jenis skrinning/deteksi dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah oleh petugas tenaga kesehatan adalah sebagai  berikut:

BAB IV

TES PERKEMBANGAN DENVER II

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dariDenver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini  bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

a. Aspek Perkembangan yang dinilai Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

(22)

Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:

1) Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

3) Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan  berbicara spontan

4) Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.  b. Alat yang digunakan

Ø Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).

Ø Lembar formulir DDST II

Ø Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara  penilaiannya.

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia: 3-6 bulan 9-12 bulan 18-24 bulan 3 tahun 4 tahun 5 tahun

2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan  pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap. d. Penilaian

Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

CARA PEMERIKSAAN DDST II

§ Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan  patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.

§ Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

§ Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas  perkembangan pada formulir DDST.

(23)

§ Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.

1) Abnormal 

a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

 b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor  atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .

2) Meragukan

a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

 b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

3) Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

4) Normal 

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun: Contoh perhitungan anak dengan prematur:

An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!

Diketahui:

Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006 Tanggal periksa : 1-4-2008

Prematur : 32 minggu Ditanyakan:

Berapa usia kronologis An. Lula? Jawab:

2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu 2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu

 _________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu 1 – 7 -26

Ø Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1 tahun 8 bulan atau 20 bulan

Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:

Ø 1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari Atau

1 tahun 7 bulan atau 19 bulan Interpretasi dari nilai Denver II

(24)

Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)

Ø OK 

Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara  persentil ke-25 dan ke-75

Ø Caution

Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

Ø Delay

Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;  penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan

untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas ter tentu Interpretasi tes

Ø Normal

Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan Ø Suspect

Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan Ø Untestable

Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90% Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:

Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer 

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Depkes RI. Jakarta. 192 : 6 – 18. 2. Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di

Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta. 2005. 1-14.

3. IDAI. Buku Pelatihan Denver II. Unit Kelompok Kerja Tumbuh Kembang /Pediatri Sosial. Jakarta. 1-11. 4. Markum. A.H. dkk.Ilmu Kesehatan Anak . FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.

5. Mirriamstoppard.Complete Baby and Child Care. 1997.

6. Soetjiningsih.Tumbuh Kembang Anak . EGC. Jakarta. 1998 : 1 – 63.

7. Behrman. Kliegman. Arvin.Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC. Jakarta. 2000 : 37 – 45.

(25)

8. Dhamayanti. Meita.Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan Emotional Spiritual  Quotient (ESQ).FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial Bagian Ilmu Kesehatan  Anak Perjan RSHS Bandung. Bandung. 2005.

(26)

KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat dan hidayah- Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan referat yang berjudul “ Skrinning

Perkembangan “.

Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada Dr. Heka Mayasari, Sp.A. selaku konsulen dibagian anak di RSUD Cianjur dan rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam pembuatan referat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan referat ini masih banyak terdapat kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan dalam pembuatan referat selanjutnya.

Semoga referat ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca.

Cianjur, November 2012

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks yang lebih modern Syekh Mustofa Al-Gholayayni memberikan definisi manusia merdeka adalah manusia yang memperoleh pendidikan yang bagus dan benar, sehinga

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan laboratoris. Penelitian ini bertujuan memberi gambaran terhadap obyek yang akan diteliti melalui

Pertumbuhan mikroorganisme di alam dapat diketahui dengan pengambilan mikroorganisme tersebut di alam yang kemudian ditumbuhkan di dalam suatu medium buatan

Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas mengenai istilah dan definisi dari sebuah kinerja maka dapat kita simpulkan bahwa kinerja merupakan suatu usaha yang maksimal

Variabel Loyalitas Konsumen Berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap pertanyaan tentang loyalitas konsumen (dimensi akan sering membeli Lyly Bakery, merekomendasikan

Dalam tahap ini pembuat karya sebagai reporter bersama produser mengumpulkan ide untuk membuat sebuah program, membuat riset ke masyarakat untuk melihat minat

Penelitian Mulajaya (1995) terhadap pegawai di Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Semarang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja dan

Kendala utama yang menjadi elemen kunci dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani adalah: Kurangnya visi dan misi pengelolaan lingkungan (1), Perbedaan