ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN SMARTPHONE IPHONE DI BANDAR LAMPUNG
Oleh ASRUL FAUZI
Munculnya fenomena peningkatan pembelian produk smartphone, membuat
setiap perusahaan harus menyadari akan suatu kebutuhan untuk memaksimalkan
aset-aset perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan, khususnya untuk
perusahaan yang menghasilkan produk handphone. Saat ini persaingan
perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut
fungsional produk saja misalnya seperti kegunaan produk, melainkan sudah
dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi
penggunanya. Produk menjelaskan sebagai suatu komoditas yang dipertukarkan,
sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya.
Iphone merupakan salah satu produk smartphone yang telah diterima di
masyarakat sebagai produk smartphone dengan image yang baik. Di Indonesia
khususnya di Bandar Lampung citra merek Iphone melekat kuat dalam benak
konsumen pengguna smartphone. Pelanggan memiliki kesadaran yang baik
terhadap produk Iphone tersebut. Namun apakah kesadaran merek yang
merupakan salah satu indikator dalam ekuitas merek dari produk Iphone ini,
Iphone di Bandar Lampung.
Jenis Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian pustaka, yaitu dengan mempelajari literatur-literatur yang mempunyai kaitan erat dengan penelitian ini.
Penelitian Lapangan, yaitu dengan cara mengambil data secara langsung dengan
penyebaran kuesioner. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel
penelitian ini adalah accidental sampling. Accidental sampling dilakukan dengan
memberikan kuisioner untuk diisi kepada para responden yang telah memiliki
produk Iphone. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebanyak 100
orang, yang merupakan bagian dari populasi sebagai responden. Penelian akan
diolah dengan menggunakan Regresi berganda (Multiple Regression), jumlah
sampel minimum 50 responden.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terbukti bahwa ekuitas merek (Brand
Equity) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil perhitungan
R2, diperoleh hasil bahwa pengaruh ekuitas merek (Brand Equity) terhadap
loyalitas pelanggan, pelanggan sebesar 0,566. Hal ini berarti ekuitas merek (Brand
Equity) berperan mempengaruhi loyalitas pelanggan sebesar 56,6% uji simultan
mengenai pengaruh ekuitas merek (Brand Equity) produk Iphone terhadap
loyalitas pelanggan menunjukkan bahwa nilai F-hitung adalah 30,977 dan F-tabel
sebesar 2,470. Setelah dibandingkan antara nilai F-hitung dan F-tabel, maka dapat
mengakibatkan pelanggan membuat pilihan apakah dia akan beralih atau tetap
setia kepada produk tersebut. Dengan demikian berusaha menanamkan keyakinan
pada masyarakat bahwa produk Iphone lebih unggul dari produk smartphone
lainnya ini dapat dilkukan dengan meningkatkan citra produk melalui berbagai
The emergence of the phenomenon of increased purchases of smartphones,
making each company should be aware of a need to maximize the assets of the
company for the survival of the company, especially for companies that produce
mobile products. Currently the competition companies to compete for consumers
are no longer limited to the functional attributes of a product just for example like
product usability, but has been associated with a brand that is able to provide a
special image for its users. Describes the product as a commodity that is
exchanged, while the brand describes the specifications of its customers.
Iphone is one of the smartphones that have been accepted in the community as a
smartphone with a good image. In Indonesia, especially in Bandar Lampung
Iphone inherent strong brand image in the minds of consumer smartphone users.
Customer has a good awareness of the products Iphone. But if brand awareness is
one indicator of the brand equity of these Iphone products, has a positive effect on
customer loyalty itself.
The study aims to examine and analyze the effect of Brand Awareness, Perceived
Quality, Brand Assotiation, Brand Loyalty terhadaployalitas Iphone customers in
Bandar Lampung.
technique used in this study sample was accidental sampling. Accidental sampling
is done by giving questionnaires to be filled to the respondents who have had an
Iphone products. In this study the number of samples taken as many as 100
people, which is a part of the population as respondents. Penelian will be
processed using multiple regression (Multiple Regression), a minimum sample
size of 50 respondents.
Based on the results of research conducted proved that the brand equity (brand
equity) effect on customer loyalty. Based on the results of the calculation of R2,
the results showed that the effect of brand equity (brand equity) on customer
loyalty, customer amounted to 0,566. This means brand equity (brand equity) acts
affecting customer loyalty by 56.6% simultaneous test on the effect of brand
equity (brand equity) Iphone products to customer loyalty shows that the value of
the F-count is 30,977 and 2,470 for the F-table. A comparison between the
calculated value of F and F-table, it can be concluded that the F-count> F-table
(30,977> 2,470), which means that the influence of brand equity (brand equity) on
customer loyalty. This suggests that brand equity (brand equity) on a product may
result in the customer make a choice whether he will switch to or remain loyal to
the product. Thus trying to instill confidence in the public that the product is
superior to the Iphone other smartphone products can dilkukan to improve the
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN SMARTPHONE
DI BANDAR LAMPUNG
(SKRIPSI)
Oleh
ASRUL FAUZI
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Asrul Fauzi dilahirkan di T.Karang pada tanggal 07 Februari 9
merupakan anak kelima dari Lima bersaudara, lahir dari pasangan Alfian Yasin
(alm) dan Ibu Hapsahaida.
Pendidikan Sekolah Dasar penulis di SD N 5 Rajabasa hingga lulus tahun 2001.
Sekolah Menengah Pertama di SMP AlKautsar B.Lampung, diselesaikan pada
tahun 2004. Kemudian melanjut ke Sekolah Menengah Atas di SMA AlKautsar
Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007.
Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
PTN (SNMPTN). Dalam proses perkuliahan di kampus, penulis telah berhasil
menulis satu buah buku motivasi mahasiswa yang berjudul : Terlanjur Jadi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada keluargaku tercinta orang-orang terkasih
dalam hatiku orang-orang yang paling berjasa dalam hidupku: Papah yang begitu
luar biasa yang selalu berjuang untuk keluarganya, Hapsahaida sosok ibu paling
hebat di hatiku, Kakak-kakak ku:Andi yang selalu menghidupkan harapan di
hatiku, Azmi bagiku dia anugerah keluargaku, Adek ku Faqih, Opan dan Daffa
simbol kebahagiaan keluargaku, dan seluruh keluarga besarku baik yang jauh
maupun dekat untuk semua kasih sayang, harapan, motivasi dan do’a. Terima
kasih sudah membangkitkan keyakinanku di saat aku merasa tidak mampu. Kalian
adalah orang-orang yang selalu menjadi bagian semangat dan inspirasi perjuangan
MOTTO
“ Maka Nikmat Tuhan Kamu Manakah Yang Kamu Dustakan ? ”
(QS. Ar - Rahman : 13)
Lupakan Masa Lalu Dengan Keikhlasan
Jalani Hari ini Dengan Kesungguhan
Hadapi Masa Depan Dengan Keberanian
“ Sesungguhnya Orang-Orang Yang Berkata, “Tuhan Kami Adalah Allah”
Kemudian Mereka Meneguhkan Pendirian Mereka, Maka Malaikat-Malaikat
Akan Turun Kepada Mereka dan Berkata “Janganlah Kamu Merasa Takut dan
Janganlah Kamu Bersedih Hati dan Bergembiralah Kamu Dengan Surga Yang
Telah Dijanjikan Kepadamu. “
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas limpahan Cinta-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Ekuitas Merek “IPHONE” terhadap Loyalitas
Pelanggan Smartphone di Bandarlampung ”.
Adapun maksud dalam penulisan skripsi ini adalah guna melengkapi dan
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Ekonomi, pada Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung. Penulis telah banyak memperoleh bimbingan,
bantuan serta dorongan dari semua pihak dan penulis juga menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangswan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung.
2. Bapak Mudji Rachmat Ramelan, S.E., M.B.A. selaku Pembimbing Kedua atas
kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, kritik dan perhatiannya
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Pembimbing pertama atas kesediaannya
untuk memberikan bimbingan, saran, kritik dan perhatiannya dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Lampung yang telah banyak membantu
6. Sahabat-sahabat ku tercinta yang selalu menemani hari-hari indah ku dan akan
selalu ada di hatiku, Azwar Anas. Terima Kasih atas Kebersamaan dan
Kebahagiaan yang selama ini ku rasakan bersama kalian.
7. Teman- teman Jurusan Manajemen. Angkatan 2007: Adhi Pratomo, Haryono
Tomi, Bayu, Anggriawan dan semua teman-teman Jurusan Manajemen
Angkatan 2007 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 21 Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
1.2 Rumusan Masalah12
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan12
1.4 Kerangka Pemikiran13
1.5 Hipotesis14
II. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Pemasaran15
2.2 Konsep Merek dan Pentingnya Ekuitas Merek16
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data29
3.2 penentuan Populasi dan Sampel30
3.3 Variabel Operasional31
3.4 Validitas dan Reliabilitas33
3. 5 Teknik Analisis Data35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner35
4.2. Analisis Kualitatif37
4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden39
4.5 Analisis Kuantitatif50
4.4. Pengujian Hipotesis51
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan56
5.2 Saran57
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
1. Grafik Peningkatan Minat Beli... 8
2. Penjualan Smartphone di Indonesia... 9
3. Piramida Brand Awareness ... 18
4. Diagram Asosiasi Merek... 20
5. Diagram Nilai dan Kesan Kualitas... 24
6. Diagram Piramida Loyalitas Merek………. 26
I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Era globalisasi memengaruhi perkembangan di berbagai bidang dan membuat
tuntutan lebih bagi setiap orang untuk berpikir kreatif dan inovatif menghadapi
persaingan di bidang perekonomian. Munculnya produk-produk komunikasi
khususnya mobile, yang kemudian berkembang menjadi banyak dan tersebar
diberbagai tempat, merupakan hasil inovasi di bidang tekhnologi dan ekonomi.
Kreatifitas dan inovasi produk handphone tersebut, saat ini memiliki pangsa
pasar yang sangat baik.
Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk, di sisi lain keadaan tersebut
menimbulkan persaingan yang semakin tajam, dengan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin canggih (Sitinjak, 2005: 170). Kesadaran
produsen akan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat dijadikan
peluang bisnis yang potensial bagi perusahaan. Teknologi telekomunikasi
merupakan salah satu peluang bisnis potensial yang dimanfaatkan oleh produsen
dalam persaingan. Meningkatnya kebutuhan akan penggunaan teknologi
telekomunikasi dalam kehidupan saat ini disebabkan karena penggunaan
Salah satu produk teknologi telekomunikasi yang saat ini diperebutkan oleh
banyak produsen adalah handphone .
Fenomena peningkatan pembelian produk smartphone, antara perusahaan
membuat setiap perusahaan harus menyadari akan suatu kebutuhan untuk
memaksimalkan aset-aset perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan,
khususnya untuk perusahaan yang menghasilkan produk handphone . Saat ini
persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada
atribut fungsional produk saja misalnya seperti kegunaan produk, melainkan
sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi
penggunanya. Produk menjelaskan sebagai suatu komoditas yang dipertukarkan,
sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya.
Merek bukanlah sebuah nama, simbol, gambar atau tanda yang tidak berarti.
Merek merupakan identitas sebuah produk yang dapat disajikan sebagai alat ukur
apakah produk itu baik dan berkualitas. Dalam menghadapi persaingan yang ketat,
merek yang kuat merupakan pembeda yang jelas, bernilai dan berkesinambungan,
sehingga menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu
strategi perusahaan (Kusno,dkk, 2007). Merek yang memiliki persepsi baik
umumnya akan lebih menarik calon konsumen untuk melakukan pembelian ulang
karena konsumen yakin bahwa merek tersebut memiliki kualitas yang baik dan
dapat dipercaya. Jika perusahaan mampu membangun merek yang kuat di pikiran
atau ingatan pelanggan melalui strategi pemasaran yang tepat, perusahaan akan
produk dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggannya yang di nyatakan
sebagai merek yang memiliki ekuitas merek (Astuti dan Cahyadi, 2007).
Ekuitas merek (Brand Equity) adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang
dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang
memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan dan keunggulan
yang dapat membedakan dengan merek pesaing. Jika pelanggan tidak tertarik
pada suatu merek dan membeli karena karateristik produk, harga, kenyamanan,
dan dengan hanya sedikit memperdulikan merek, kemungkinan ekuitas mereknya
rendah (Astuti dan Cahyadi, 2007).
Sedangkan jika para pelanggan cenderung membeli suatu merek walaupun
dihadapkan pada para pesaing yang menawarkan produk yang lebih unggul,
misalnya dalam hal harga dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai
ekuitas yang tinggi (Astuti dan Cahyadi, 2007). Suatu merek perlu dikelola
dengan cermat agar ekuitas merek tidak mengalami penyusutan (Astuti dan
Cahyadi, 2007).
Ekuitas merek (Brand Equity) dapat dikelompokkan kedalam empat kategori
dasar, yaitu kesadaran merek (Brand Awareness), asosiasi merek (Brand
Associations), persepsi kualitas (Perceived Quality) dan loyalitas merek (Brand
Loyalty). Dengan membangun keempat kategori ekuitas merek tersebut dapat
memberikan pengaruh positif terhadap calon konsumen (Durianto dkk, 2004).
dengan pengenalan merek, karena pengenalan merek merupakan tingkat minimal
dari kesadaran merek.
Menurut Aaker dalam Humdiana (2005: 42), kesadaran merek adalah
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kategori ini
menggambarkan keberadaan sebuah merek handphone di dalam pikiran
konsumen yang telah terpengaruh oleh berbagai aktivitas promosi yang
terintergrasi sehingga berhasil dalam penjualan unit produk dan memperluas
pasarnya.
Asosiasi merek (Brand Association) juga merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan telekomunikasi. Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul
dibenak seseorang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Suatu
merek yang telah mapan akan mempunyai posisi yang menonjol dalam suatu
kompetisi karena didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat (Humdiana, 2005).
Persepsi kualitas (Perceived Quality) merupakan persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan
dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Persepsi kualitas mempunyai
peranan yang penting dalam membangun suatu merek karena dapat dijadikan
sebagai alasan yang penting dalam melakukan pembelian serta menjadi bahan
pertimbangan pelanggan terhadap merek mana yang akan dipilih yang pada
ahirnya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek mana yang
kualitas sebuah produk handphone , apabila perusahaan tersebut berhasil
mempertahankan konsumennya agar tidak berpindah pada produk pesaing. Usaha
yang dijalankan yaitu dengan cara menciptakan loyalitas merek yang didukung
oleh berbagai asosisasi yang kuat (Humdiana, 2005).
Menurut Assel dalam Astuti dan Cahyadi (2007: 142), loyalitas merek didasarkan
atas perilaku konsisten dari pelanggan untuk membeli sebuah merek sebagai
bentuk proses pembelajaran pelanggan atas kemampuan merek dalam memenuhi
kebutuhannya. Selain sebagai bentuk perilaku pembelian yang konsisten, loyalitas
merek juga merupakan bentuk sikap positif pelanggan dan komitmen pelanggan
terhadap sebuah merek lainnya (Astuti dan Cahyadi, 2007). Ukuran ini mampu
memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke
merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan,
baik menyangkut harga ataupun atribut lain.
Perkembangan merek-merek handphone di Indonesia relatif cukup baik dan
dinamis baik untuk produk lokal maupun internasional. Selain itu, tingkat
persaingan di berbagai katagori produk berdasarkan kemajuan telekomunikasi
khususnya produk handphone telah menyebabkan timbulnya beberapa fenomena
yang cukup menarik. Salah satu fenomena yang menarik perhatian dunia adalah
pertumbuhan telekomunikasi yang lebih canggih yaitu dengan munculnya produk
Smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi
dan mempunyai fungsi yang mirip dengan komputer. Belum ada standar pabrik
yang mendefinisikan smartphone, namun sebagian orang menganggap
smartphone merupakan telepon yang mempunyai fitur canggih dan bekerja
menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan
hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi (tabloidpulsa.co.id:
2013).
Tahun 2010 Steve Jobs memperkenalkan IPhone 4. Dari segi design, fitur, dan
spesifikasi, IPhone 4 mengalami perubahan yang sangat signifikan dari seri
sebelumnya. Menurut data, pada tahun 2010, sebuah penelitian bahkan
mengungkapkan satu dari tujuh orang yang memiliki smartphone menggunakan
IPhone . IPhone 4 memecahkan rekor penjualan IPhone dengan terjual
sebanyak 1,2 juta unit di minggu perdana perilisannya (tabloidpulsa.co.id: 2013).
Alasan mengapa smartphone IPhone menjadi fenomenal di seluruh dunia
terutama di Indonesia karena adanya diferensiasi produk yang berbeda dengan
merek pesaing, yaitu system IOS yang tidak dimiliki pesaing beratnya dalam hal
ini smartphone berbasis android (tabloidpulsa.co.id: 2013).
Survei yang dilakukan oleh perusahaan riset IDC (International Data Corporation)
sebuah lembaga yang kredibel dalam mensurvei perusahaan-perusahaan berskala
international yang dimuat di dalam majalah SWA bulan November 2012.
hati' untuk menggunakan smartphone merek lain, di luar merek yang sekarang
digunakan. Namun begitu sekitar 59 persen pengguna Apple IPhone ternyata
lebih memilih untuk kembali membeli produk keluaran terbaru milik perusahaan
Steve Jobs itu. Intinya, pengguna sebagian besar pengguna IPhone memutuskan
untuk tetap membeli produk dari Apple (Majalah SWA: 2013)
Kemunculan teknologi ponsel pintar membuat berbagai vendor berlomba untuk
menciptakan produk smartphone unggulan, sehingga semakin banyak pilihan dari
berbagai merek dan semakin ketat pula persaingannya. Banyaknya pilihan
tersebut membuat permintaan atas smartphone semakin meningkat. Hal tersebut
ditunjukkan oleh hasil survey dari International Data Corporation (IDC), sebuah
lembaga peneliti dan penganalisis pangsa pasar terkemuka dibidang teknologi
informasi (TI), bahwa sepanjang tahun 2013, penjualan smartphone menyentuh
angka 958,8 juta unit di seluruh dunia, yang artinya angka tersebut mengalami
peningkatan sebesar 32,7% dari tahun 2012 yang hanya mencapai 722,5 juta unit.
Smartphone menguasai sekitar 52,2% dari seluruh ponsel, dan 64,8% dari seluruh
pengapalan smartphone ditujukan ke negara-negara berkembang, seperti
Indonesia (Mahardy, 2013).
Survey IDC juga menunjukkan bahwa pada kuartal pertama tahun 2013, 51,6%
dari 418,6 juta unit ponsel yang dikapalkan merupakan smartphone, yaitu
sebanyak 216,2 juta unit, yang berarti jumlah tersebut meningkat sebanyak 41,6%
Gambar 1.1). Peningkatan tersebut sangat menjelaskan minat masyarakat yang
semakin tinggi terhadap smartphone (Heriyanto, 2013).
Gambar 1. Grafik Peningkatan Minat Beli Smartphone di Indonesia, tahun
2013 Kuartal Pertama.
Sumber: International Data Corporation (IDC), 2014
Salah satu smartphone unggulan yang sangat diminati adalah IPhone , buatan
vendor Apple yang menggunakan sistem operasi iOS pada perangkatnya. iOS
(sebelumnya IPhone OS) adalah sistem operasi perangkat bergerak yang
dikembangkan dan didistribusikan oleh perusahaan Apple Inc. Sistem operasi iOS
pertama kali diluncurkan pada tahun 2007 untuk digunakan pada produk IPhone
dan iPod Touch, namun sekarang iOS sudah dikembangkan untuk mendukung
perangkat keluaran Apple lainnya seperti iPad dan Apple TV. Berbeda dengan
sistem operasi lain seperti Windows Phone (Windows CE) dari Microsoft dan
Android dari Google, Apple tidak melisensikan iOS untuk diinstal di perangkat
dilakukan oleh Apple untuk menghasilkan smartphone terbaik dengan fitur
terlengkap, hingga pada tahun 2012 dirilis IPhone 5 dengan iOS 6, yang
kemudian sangat diminati oleh masyarakat dunia (en.wikipedia.org). Berdasarkan
StatCounter Global Stats, tercatat bahwa penjualan produk smartphone dari Apple
mengalami peningkatan di pertengahan tahun 2012 lalu, kemudian mengalami
fluktuasi penjualan hingga mengalami peningkatan kembali di awal tahun 2013
yaitu bulan Januari dan Februari. Namun kemudian mengalami penurunan,
dengan diiringi peningkatan dari vendor pesaingnya, yaitu Samsung, yang
berbasis android.
Gambar 2. Penjualan Smartphone di Indonesia 2012 dan 2013.
Penelitian oleh Data Perusahaan International (IDC) menunjukkan bahwa Android
kini mengklaim pangsa pasar 53 persen dari pasar sistem operasi Indonesia pada
kuartal kedua 2012. Apple IPhone , yang harganya mulai dari Rp 4,5 juta ($269)
untuk versi yang lebih baru, akan mencapai 500.000 unit.
(Sumber: MarkPlus Insight, 2013).
Tabel 1. Lima Vendor Smartphone Teratas, Kenaikan Penjualan dan Persentase Kenaikan Penjualan di Indonesia, kuartal 1 dan 2 th 2013.
Sumber: Survey Gartner (www.tabloidpulsa.co.id), 2014
Kenaikan yang tidak sebanding dengan para kompetitor tersebut tentunya
menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Apple. Dari kasus sebelumnya,
kesuksesan IPhone 4 dan 4S yang terjual jutaan unit pada minggu pertamanya
menyebabkan analis berestimasi bahwa penjualan IPhone 5 akan mencapai 10 juta
unit pada minggu pertamanya. Namun faktanya penjualan IPhone 5 pada minggu
pertama hanya mencapai 5 juta unit. Angka penjualan tersebut bukanlah angka
yang kecil untuk penjualan smartphone, tetapi ekspektasi konsumen dan investor
yang terlanjur terbentuk membuat kekecewaan yang terwujud dalam penurunan
Suatu produk dengan brand equity dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Loyalitas yang dilakukan pelanggan melibatkan keyakinan pelanggan pada suatu
merek sehingga timbul rasa percaya diri atas kebenaran tindakan yang diambil.
Rasa percaya diri pelanggan atas loyalitas terhadap produk mempresentasikan
sejauh mana pelanggan memiliki keyakinan diri atas loyalitasnya memilih suatu
merek. Perusahaan perlu mengidentifikasi elemen ekuitas merek (Brand Equity)
yang mampu mempengaruhi kepercayaan diri pelanggan tersebut dalam loyalitas
nya terhadap suatu produk (Astuti dan Cahyadi, 2007).
Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan keempat elemen ekuitas
merek (Brand Equity) tersebut yang berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
Dalam penelitian ini akan difokuskan pada elemen-elemen ekuitas merek, yaitu
kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka penelitian ini berjudul
“ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS
1.2 Rumusan Masalah
Ekuitas merek menjadi unsur yang penting untuk memberikan kepuasan
pelanggan sehingga menciptakan keloyalan pelanggan terhadap perusahaan.
Elemen-elemen ekuitas merek tersebut yang digunakan dalam penelitian kali kini
terdiri dari kesadaran merek (Brand Awareness), persepsi kualitas (Perceived
Quality), asosiasi merek (Brand Associations), dan loyalitas merek (Brand
Loyalty), karena salah satu tujuan dari penelitian ini adalah melihat konsep ekuitas
merek dari perspektif pelanggan. Maka, rumusan masalah dalam penelitian disini
adalah: Apakah ekuitas merek (Brand Equity) berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan Smartphone IPhone?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan menganalisis sebagai berikut: Untuk
menganalisis pengaruh ekuitas merek (Brand Equity) terhadap loyalitas pelanggan
smartphone IPhone .
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembacanya yang
terurai sebagai berikut:
1. Kegunaan Praktisi, sebagai panduan atau rekomendasi bagi praktisi
manajemen yang menjalankan bisnisnya, terutama yang berhubungan dengan
Awareness), persepsi kualitas (Perceived Quality), asosiasi merek (Brand
Association) dan loyalitas merek (Brand Loyalty) terhadap loyalitas pelanggan.
2. Kegunaan Teoritis, sebagai bahan informasi dan pengayaan bagi
pengembangan khasanah ilmu pengetahuan khususnya manajemen pemasaran.
1.4 Kerangka Pemikiran
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti (Kotler,
2006). Variabel dependen yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah loyalitas pelanggan
(Y).
Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik
yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Kotler, 2006).
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Kesadaran merek (X1)
b. Persepsi kualitas (X2)
c. Asosiasi merek (X3)
d. Loyalitas merek (X4)
Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu kerangka pemikiran yang dapat menjadi
landasan dalam penulisan ini, yang pada akhirnya akan dapat diketahui variabel
mana yang paling berpengaruh dominan dalam loyalitas konsumen. Kerangka
Tabel 2. Kerangka Pemikiran
(Kotler, 2006)
1.5 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan kerangka pemikiran yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa : Ekuitas Merek
(Brand Equity) memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan produk
Smartphone IPhone .
BRAND EQUITY
1. Brand Awareness (X1) 2. Perceived Quality (X2)
3. Brand Association (X3) 4. Brand Loyalty (X4)
II. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Pemasaran
Menurut Philip Kotler (2006)
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Konsep pemasaran merupakan orientasi manajemen yang beranggapan bahwa
tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan penilaian pasar yang
menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga
perusahaan dapat memenuhi kepuasan dan keinginan pasarnya dari
pesaing-pesaingnya. Konsep pemasaran terdiri dari empat pilar yaitu fokus pasar,
kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba.
1. Fokus Pasar
Tidak ada perusahaan yang dapat beroperasi dengan baik di semua pasar
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pengonsumsi. Perusahaan-
perusahaan akan berhasil secara gemilang bila mereka secara cermat
memilih pasar sasarannya dan mempersiapkan program-program
pemasaran yang dirancang untuk pasar tersebut.
2. Kebutuhan Pelangan
Sebuah perusahaan harus secara cermat dapat menggali dan mengetahui
sudut pandang perusahaan. Dengan tujuan agar dapat memberikan
kepuasan pada pelanggan.
3. Pemasaran Terpadu
Pemasaran terpadu berarti semua unsur yang ada dalam perusahaan
meliputi fungsi pemasaran (tenaga penjual, periklanan, pelayanan
pelanggan, manajemen produk, riset pemasaran, dan departemen-
departemen) bekerjasama yang terkoordinir secara baik untuk
memberikan kepuasan kepada pelanggan yang dapat menunjang
tercapainya tujuan perusahaan.
4. Kemampuan Laba
Kegunaan konsep pemasaran adalah membantu organisasi atau perusahaan
dalam mencapai tujuan usahanya. Perusahaan akan menghasilkan
keuntungan bila dapat memuaskan kebutuhan pelanggannya lebih baik
dibandingkan pesaingnya.
Pemasaran sangat penting bagi perusahaan sehingga tidak ada perusahaan yang
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila tidak mampu mengelola
bidang pemasaran secara keseluruhan. Kegiatan pemasaran bukanlah sekedar
kegiatan menjual barang atau jasa tapi lebih dari itu.
2.2 Konsep Merek dan Pentingnya Ekuitas Merek
Menurut Kotler (2006:460)
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, jika suatu perusahaan
tersebut tidak melihat tujuan merek hanya sebagai nama, perusahaan tersebut
tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek
adalah mengembangkan suatu kumpulan makna yang mendalam untuk merek
tersebut.
Menyeleksi nama merek yang baik bukan merupakan tugas yang mudah. Sebuah
merek yang baik harus memiliki karakteristik-karakteristik di bawah ini sebanyak
mungkin, meskipun dalam kenyataannya sukar sekali untuk memiliki semuanya.
Menurut Rangkuti (2002:37) sebuah merek harus:
1. Nama merek harus menunjukkan manfaat dan mutu produk tersebut.
2. Nama merek harus mudah diucapkan, dikenal, dan diingat. Nama yang
singkat sangat membantu.
3. Nama merek harus mudah terbedakan, artinya harus spesifik dan khas.
4. Nama merek harus mudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing.
5. Nama merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat
perlindungan hukum.
Perusahaan harus melakukan tambahan nilai-nilai personality pada
masing-masing merek guna membedakan produk dengan produk pesaing. Para pemasar
harus mampu menciptakan personality untuk merek yang dimilikinya dan
terus-menerus memperbaiki kesan personalitas merek agar tidak ketinggalan jaman.
Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang tidak dimilikinya di pasar.
Pada suatu sisi terdapat merek yang tidak dikenal oleh sebagian besar pembeli di
Top of Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Unware of Brand
Akhirnya ada merek yang memiliki tingkat kesetiaan merek (Brand Loyality)
yang tinggi. Suatu nama merek perlu dikelola dengan cermat agar ekuitas merek
tidak mengalami penyusutan. Hal ini membutuhkan pemeliharaan atau
peningkatan kesadaran merek dan asosiasi merek yang positif.
Menurut Aaker, yang dikutip oleh Rangkuti (2002:39)
Kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa upaya meraih kualitas
kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun pengingatan kembali,
melibatkan dua kegiatan, yaitu berusaha membangun identitas merek (Brand
Identity) dan berusaha membentuk citra merek (Brand Image Building) dalam
benak pengonsumsi.
Gambar 2. Piramida Brand Awareness
Sumber : Rangkuti (2002 : 40)
Menurut Philip Kotler (2006 : 84)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua
unsur yaitu brand name yang terdiri dari huruf-huruf dan kata-kata yang dapat
terbaca, serta brand mark yang berbentuk simbol, desain atau warna tertentu yang
spesifik. Kedua unsur dari sebuah merek berguna untuk mempermudah
pengonsumsi untuk mengenali dan mengidentifikasi barang dan jasa yang hendak
dibeli. Memiliki brand position dan identitas yang konsisten (Consistency Over
Time) juga merupakan kekuatan untuk tetap memiliki merek yang kuat.
Menurut Aaker yang dikutip Rangkuti (2002:43)
Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, keterkaitan pada suatu
merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau cara untuk
mengkomunikasikannya, hal itu dapat membentuk citra merek atau brand image
dalam benak pengonsumsi. Loyalitas merek (Brand Loyalty) adalah ukuran dari
kesetiaan pengonsumsi terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti
dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini
Gambar 3. Diagram Nilai Asosiasi Merek
Sumber : Rangkuti (2002 : 42)
Terdapat lima keuntungan assosiasi :
1. Membantu proses penyusunan informasi
Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek dapat mengikhtisarkan
sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dikenal dengan mudah oleh
pelanggan.
2. Diferensiasi (posisi)
Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi usaha
pembedaan.
3. Alasan untuk mebeli
Pada umumnya asosiasi merek dapat membantu pengonsumsi untuk
membeli produk tersebut atau tidak.
4. Menciptakan sikap atau perasaan positif
Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada gilirannya
akan berdampak positif terhadap produk yang bersangkutan. Asosiasi
Brand
Membantu proses/penyusunan informasi
Diferensiasi/posisi
Alasan untuk membeli
Menciptakan sikap/perasaan positip
5. Basis perluasan
Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan merek,
yaitu dengan menciptakan kesesuaian antara suatu merek dengan sebuah
produk baru.
Merek mempunyai arti penting bagi pemasaran, karena merek sangat efektif
sebagai alat untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan. Hal ini dapat
diharapkan apabila pengonsumsi memperoleh kepuasan dari suatu produk
tertentu, sehingga dengan pemberian merek, pengonsumsi dapat mencari dan
membeli produk yang diinginkan tersebut, karena selalu diingat oleh
pengonsumsi.
Apabila merek telah dikenal oleh pengonsumsi, maka diharapkan pengonsumsi
preferensi atas merek produk tersebut. Perusahaan menggunakan merek untuk
meyakinkan para pengonsumsi bahwa suatu merek tertentu memiliki standar mutu
dan kualitas tertentu, sehingga diharapkan dapat diperoleh jumlah penjualan
penguasaan pasar yang stabil akan lebih besar. Selain itu pengonsumsi yang ingin
membeli suatu produk akan selalu mencoba mengenali ciri-ciri dari produk
tersebut, sehingga hal ini menunjukkan bahwa merek pada dasarnya memiliki dua
fungsi, yaitu :
1. Memberikan identifikasi terhadap suatu produk sehingga para
pengonsumsi mengenali merek yang berbeda dengan produk lain.
2. Untuk menarik calon pembeli.
Agar sebuah produk berbeda dengan pesaing-pesaingnya dan mampu menguasai
kuat . Oleh karena itu sebagai sebuah strategi merek yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya menjembatani harapan
pengonsumsi pada saat kita menjanjikan sesuatu pada pengonsumsi. Dengan
demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara
pengonsumsi dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing dapat
saja menawarkan produk yang mirip tetapi merek tidak mungkin menawarkan
janji emosional yang sama. Karena merek dapat memberikan suatu janji
emosional yang merupakan aspek yang tidak kasat mata yaitu nilai dan hubungan
emosional yang membungkus produk tersebut untuk membuatnya menjadi sesuatu
yang sangat khusus. Hal ini yang menjadikan perusahaan yang ingin mempunyai
citra yang baik memerlukan perhatian yang serius melalui berbagai evaluasi dan
perhatian terhadap merek tertentu. Di mana, ketika seorang pengonsumsi berpikir
tentang suatu produk, mereka biasanya memikirkan sifat-sifat dan keistimewaan
serta manfaat praktis yang diberikan oleh suatu produk pada pengonsumsi, untuk
itu perlu diperhatikannya elemen–elemen ekuitas merek merupakan sesuatu yang
harus dilakukan perusahaan.
Ekuitas merek umumnya akan dapat menambah atau mengurangi nilai bagi
pengonsumsi. Ekuitas merek dapat membantu pengonsumsi menafsirkan, proses
dan menyimpan informasi dalam jumlah besar mengenai produk dan merek.
Ekuitas merek dapat juga mempengaruhi rasa percaya diri pengonsumsi dalam
kesetiaan terkait pembelian, baik itu karena pengalaman masa lalu dalam
lebih penting akhirnya adalah kenyataan bahwa kesan kualitas dan asosiasi merek
dapat menguatkan kepuasan pengonsumsi dengan pengalaman menggunakannya.
Suatu merek yang telah mapan akan memiliki potensi menonjol dalam persaingan
jika didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang
saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut dengan
Brand Image. Semakin banyak asosiasi yang berhubungan, semakin kuat Brand
Image yang dimiliki merek tersebut.
Alasan pembelian, asosiasi merek membangkitkan berbagai atribut produk atau
manfaat bagi pengonsumsi yang dapat memberikan alasan spesifik bagi
pengonsumsi untuk membeli dan menggunakan merek tersebut. Menciptakan
sikap atau perasaan positif, beberapa asosiasi mampu merangsang perasaan positif
yang pada akhirnya merambat ke merek yang bersangkutan. Asosiasi-asosiasi
tersebut dapat menciptakan perasaan positif atas dasar pengalaman mereka
sebelumnya serta pengubahan pengalaman tersebut menjadi sesuatu yang lain dari
yang lain. Landasan perluasan, suatu asosiasi dapat menghasilkan landasan bagi
suatu perluasan, dengan menciptakan rasa kesesuaian antara merek dan suatu
produk baru atau menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.
Salah satu bentuk keunggulan suatu merek adalah mendapatkan kesan berkualitas
tinggi, yang merupakan bentuk kepuasan pengonsumsi dalam mengonsumsi suatu
produk. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kualitas
mengkomunikasikan kesan kualitas secara meyakinkan. Ekuitas merek
ditunjukkan dalam rangka terciptanya loyalitas dari kelompok pelanggan
pengonsumsi yang puas akan suatu merek akan senantiasa menyukai dan setia
terhadap merek tersebut.
Gambar 4. Diagram Nilai dari Kesan Kualitas
Sumber : Rangkuti (2002 : 41)
Terdapat lima keuntungan kesan kualitas, diantaranya :
1. Alasan untuk membeli
Kesan kualitas suatu merek memberikan alasan yang penting untuk
membeli. Hal ini mempengaruhi merek-merek mana yang harus
dipertimbangkan, dan selanjutnya mempengaruhi merek apa yang dipilih.
2. Diferensiasi (posisi)
Artinya suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam
dimensi kesan kualitas.
3. Harga optimum
Hal ini memberikan pilihan-pilihan dalam menetapkan harga optimum
(Premium Price).
Kesan Kualitas
Alasan untuk membeli
Diferensiasi/posisi
Harga optimum
Minat saluran distribusi
4. Minat saluran distribusi
Dengan adanya nilai dari kesan kualitas dapat memiliki arti penting bagi
distributor, pengecer, serta berbagai saluran distribusi lainnya.
5. Perluasan merek
Kesan kualitas dapat dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai
perluasan merek tertentu untuk masuk ke dalam ketegori produk baru.
Rumusan penting menurut Kotler (2006 : 460) :
1. Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, bahkan
kombinasi dari atribut-atribut tersebut, yang dimaksudkan untuk
menyebutkan barang-barang atau jasa dari seorang atau sekelompok
penjual agar terbedakan dari para pesaingnya.
2. Nama merek adalah bagian dari sebuah merek yang bisa diucapkan atau
dilafalkan.
3. Logo merupakan bagian merek yang bisa dikenal tapi tak terucapkan,
misalnya : simbol, rancangan, atau warna dan huruf yang berbeda dari
lainnya. Contoh : kelinci playboy, dan singa metro.
4. Merek dagang adalah merek atau bagian merek yang mendapat
perlindungan hukum. Memiliki hak eksklusif penjual untuk menggunakan
nama merek atau logo.
5. Hak cipta adalah hak eksklusif untuk meniru, menerbitkan, dan menjual
Gambar 5. Diagram Piramida Loyalitas Merek
Sumber : Rangkuti (2002 : 63)
Menurut Rangkuti (2002:139) : Manfaat pemberian merek adalah :
1. Manfaat merek bagi perusahaan
- Merek merupakan sesuatu yang bisa diiklankan dan akan dikenali
pengonsumsi bila sedang diragakan di etalase toko.
- Merek mengurangi perbandingan harga karena pengonsumsi akan
sukar membandingkan harga dari dua macam barang dengan merek
yang berbeda.
- Merek dapat menambah ukuran prestise untuk dibedakan dari
komoditi biasa lainnya.
- Nama merek dan tanda dagang akan secara hukum melindungi
penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk, karena bila tidak, setiap
pesaing akan meniru produk yang telah berhasil di pasar.
- Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya nama yang baik.
2. Manfaat merek bagi distributor
- Memudahkan penanganan produk.
Loyalitas Merek
Pengurangan biaya pemasaran
Waktu merespon Menciptakan customer baru: a. Menciptakan kesadaran brand
- Mengidentifikasi distribusi produk.
- Meminta produksi agar berada pada standar mutu tertentu.
3. Manfaat merek bagi pengonsumsi
- Mempermudah mengidentifikasi produk atau jasa.
- Meyakinkan mereka bahwa mereka akan memperoleh kualitas
barang yang sama jika mereka membeli ulang.
- Dengan adanya merek tertentu, pengonsumsi dapat mengaitkan
status dan prestisenya.
Ada lima pilihan dalam penentuan strategi merek (Rangkuti 2002:36) yaitu :
1. Perluasan lini (Line Extension)
Perluasan lini terjadi apabila perusahaan memperkenalkan unit produk
tambahan dalam kategori produk yang sama dengan merek yang sama,
biasanya dengan tampilan baru, seperti bentuk, rasa, warna, kemasan, dan
sebagainya.
2. Perluasan merek (Brand Extension)
Perluasan merek dapat terjadi apabila perusahaan memutuskan untuk
menggunakan merek yang ada pada produknya dalam satu kategori baru.
Strategi ini memberikan sejumlah keuntungan, karena merek tersebut pada
umumnya lebih cepat dihargai (karena sudah dikenal sebelumnya),
sehingga kehadirannya dapat cepat diterima pengonsumsi.
3. Multi brand
Terjadi apabila perusahaan memperkenalkan berbagai merek tambahan
membentuk kesan, kenampakan (Feature), serta daya tarik lain kepada
pengonsumsi sehingga lebih banyak pilihan.
4. Merek baru (New Brand)
Sebuah perusahaan dapat menciptakan sebuah nama merek baru ketika
memasuki sebuah kategori produk baru. Strategi ini dapat dilakukan
karena tidak ada nama merek yang sesuai.
5. Merek bersama (cobrand)
Cobranding terjadi apabila dua merek terkenal atau lebih digabung dalam
satu penawaran. Tujuannya adalah agar merek yang satu dapat
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian Pustaka, yaitu dengan mempelajari literatur-literatur yang
mempunyai kaitan erat dengan penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan, yaitu dengan cara mengambil data secara langsung
dengan penyebaran kuesioner.
3.1.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik,
yaitu :
1. Penyebaran kuesioner kepada perespon. Perespon yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah orang-orang yang menggunakan produk
smartphone via media social seperti facebook dan twitter dan marketplace
online seperti tokobagus dan berniaga.com.
2. Wawanacara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab langsung kepada responden (Sugiyono, 2011:
329-330).
3. Dokumentasi yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti
(Marzuki, 2001). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pria
dan wanita, berumur 15-65 tahun. Namun demikian dalam penelitian ini tidak
semua unit sampel yangmenjadi polpulasi akan diteliti akan tetapi hanya diambil
beberapa unit sampel yang dipilih secara random atau acak.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Penentuan unit sampel (perespon) yang dipilh
didasarkan pada faktor kesengajaan, mengingat populasi tidak terbatas. Untuk itu,
digunakan cara non random sampling dengan teknik purposive sampling. Dengan
pengertian bahwa sampel ditarik secara sengaja, dengan catatan bahwa sampel
tersebut representatif (mewakili) populasi yang ada. (Marzuki, 2001 : 65).
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sambel penelitian ini adalah
accidental sampling. Accidental sampling dilakukan dengan memberikan
kuisioner untuk diisi kepada para responden yang mengetahui merek Iphone.
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 orang, yang
merupakan bagian dari populasi sebagai responden. Sampel sebesar 100
responden sesuai dengan saran Hair (2006) bahwa untuk penelian yang akan
diolah dengan menggunakan Regresi berganda (multiple regression), jumlah
3.3 Variabel Operasional
Definisi operasional variabel dapat didasarkan pada satu atau lebih referensi yang
disertai dengan alasan penggunaan definisi tersebut. Variabel penelitian harus
dapat diukur menurut skala ukuran yang lazim digunakan. Oleh karena itu, untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang variabel penelitian, maka
disajikan tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala pengukuran Kesadaran
Skala interval yaitu dengan membuat 2. Reliability/kehandalan
(persepsi pelanggan 5. Kualitas produk yang
diharapkan konsumen
Asosiasi
Skala interval yaitu dengan membuat
1. Komitmen pelanggan 2. Rekomendasi
Skala interval yaitu dengan membuat 3. Masuk daftar prioritas
dalam pembelian berikutnya
4. Setia terhadap varian merek produk
5. Rekomendasi ke pihak lain
Skala interval yaitu dengan membuat
Perceived Quality (X2)
Brand Association (X3)
Brand Loyalty (X4)
Variabel Dependen
3.4 Uji Kevalidan dan Kerealiabelan Alat Ukur
3.4.1 Uji Kevalidan
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Sugiyono, 2005). Suatu instrumen dianggap valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Validitas dapat diketahui dengan
menggunakan rumus Product MomentCo-efficient of Correlation sebagai berikut:
r
xy = 2 2 2 2
.
Xi
Xi
n
Yi
Yi
n
Yi
Xi
Yi
Xi
n
Sumber : J.Supranto, 2000 : 153
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi antara Xi dan Yi
Xi = Skor dari masing-masing variabel (faktor yang mempengaruhi)
Yi = Skor dari seluruh variabel (skor total)
n = Banyaknya variabel sampel yang dianalisis
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Jika r hitung > r tabel, maka kuisioner valid
3.4.2 Uji Kerealiabelan
Realibilitas merupakan tingkat keandalan alat ukur (kuisioner). Kuisioner yang
realibel adalah kuisioner yang apabila dicobakan berulang-ulang pada kelompok
yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005). Cara
mengukurnya dengan menggunakan rumus Alpha Croanbach.
Rumus Alpha Croanbach:
r
ii = 2
2
1
1
t
b
k
k
Keterangan :
rii = Realibilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal
b2 = Varians butir pertanyaan
t2 = Varians Total
Dengan keputusan sebagai berikut :
1. Jika r hitung ≥ r tabel, maka dinyatakan realibel.
3. 5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Analisis Kuantitatif
Pengolahan data yang ada dilakukan dengan analisis kuantitatif yang berdasarkan
pada data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner terhadap orang yang
mengetahui dan mengenal merek Iphone. Analisis pengaruh kesadaran merek
(X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan loyalitas merek (X4)
terhadap keputusan pembelian (Y) dilakukan menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan rumus:
Y=a+b1 X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +
ϵ
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian (Variabel terikat)
X1 = Kesadaran Merek (Variabel bebas)
X2 = Persepsi Kualitas (Variable bebas)
X3 = Asosiasi Merek (Variabel bebas)
X4 = Loyalitas Merek (Variable bebas)
b1,b2,b3,b4 = Koefisien Regresi
Berikut merupakan kriteria hasil perhitungan dengan cara membandingkan ttable
pada tingkat kepercayaan 95% atau alpha 5% dengan ketentuan:
Ho ditolak jika thitung > ttable, dengan derajat kebebasan dan tingkat
kepercayaan sebesar 95%.
Ho diterima jika jika thitung < ttable, dengan derajat kebebasan dan tingkat
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pengujian mengenai pengaruh ekuitas merek (Brand
Equity) produk Iphone terhadap loyalitas pelanggan, maka didapat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terbukti bahwa ekuitas merek
(Brand Equity) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
2. Berdasarkan hasil perhitungan R2, diperoleh hasil bahwa pengaruh ekuitas
merek (Brand Equity) terhadap loyalitas pelanggan, pelanggan sebesar 0,566.
Hal ini berarti ekuitas merek (Brand Equity) berperan mempengaruhi loyalitas
pelanggan sebesar 56,6%.
3. Uji F atau uji simultan mengenai pengaruh ekuitas merek (Brand Equity)
produk Iphone terhadap loyalitas pelanggan menunjukkan bahwa nilai
F-hitung adalah 30,977 dan F-tabel sebesar 2,470. Setelah dibandingkan antara
nilai F-hitung dan F-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa F-hitung > F-tabel
(30,977 > 2,470) yang berarti bahwa adanya pengaruh ekuitas merek (Brand
Equity) terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa ekuitas
membuat pilihan apakah dia akan beralih atau tetap setia kepada produk
tersebut.
4. Uji t atau uji parsial mengenai pengaruh ekuitas merek (Brand Equity)
terhadap loyalitas pelanggan, menunjukkan bahwa dengan tingkat
kepercayaan 95% dan derajat kebebasan sebesar 95, maka terlihat bahwa dari
keempat variabel X yang teliti semua variabel berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan. Variabel yang berpengaruh adalah kesadaran merek (X1) dengan
bahwa t-hitung < t-tabel -2,108 < 1,986) dan nilai sig. (significance) < 0,05
yaitu 0,038 < 0,05, persepsi kualitas (X2) dengan t-hitung > t-tabel (2,170 >
1,986) dan nilai sig. (significance) < 0,05 yaitu 0,033 < 0,05, asosiasi merek
(X3) dengan t-hitung > t-tabel (7,607 > 1,986) dan nilai sig. (significance) <
0,05 yaitu 0,000 < 0,05, dan loyalitas merek (X4) dengan t-hitung > t-tabel
(2,689 > 1,986) dan nilai sig. (significance) < 0,05 yaitu 0,008 < 0,05.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian mengenai pengaruh ekuitas
merek (Brand Equity) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan Apple Inc. harus berupaya mepertahankan loyalitas pelanggan
terhadap produk – produknya dengan terus meningkatkan kualitas produk.
2. Perusahaan Apple Inc. harus berusaha lebih keras mengenalkan varian-varian
3. Perusahaan Apple Inc. harus berusaha menanamkan keyakinan pada
masyarakat bahwa produk Iphone lebih unggul dari produk smartphone
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David. A.Kumar V dan Day George S., 2004, Marketing Research, Eighth Edition, John Wiley & Sons, Inc, New York – USA.
Astuti dan I Gede Cahyadi, 2007, Pengaruh Elemen Ekuitas Merek Terhadap Percaya Diri Pelanggan Di Surabaya Atas Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda, Majalah Ekonomi. Tahun XVII No.2. Hal: 142. Agustus, Universitas Airlangga: Surabaya.
Durianto, Darmadi. 2010, Brand Monitoring,Majalah Marketing edisi 11/X/2010, http://www.marketing.co.id/2010/11/09/brand-monitoring/.
Durianto, Darmadi, Sugiarto dkk, 2004, Brand Equity Tren Strategy Memimpin Pasar, PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Humdiana, 2005, “Analisis Elemen-Elemen Ekuitas Merek Produk Rokok Merek
Djarum Black”.Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.12 No.1. 42-49.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid I. PT. Indeks Gramedia, Jakarta.
Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran, Alat Perencanaan, Implementasi,
dan Kontrol. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid I dan II. Prenhalindo, Jakarta.
Kusno, Fera. (2007). ”Analisa Hubungan Brand Strategy yang Dilakukan Goota Japanese Charcoal Grill And Cafe dan Brand Equity yang Sudah Diterima
Konsumen”. JurnalManajemen, Vol.3, hal. 43-56.
Marzuki. 2001. Metode Riset. BPFE-UII, Yogyakarta.
Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Rangkuti, Freddy. 2002. The Power Of Brands. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sitinjak, 2005. “Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku
Merek”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 170.
Survey Gartner,Agustus 2013, “Penjualan Smartphone di Seluruh Dunia berdasarkan Vendor pada Kuartal Kedua 2013”,
http://www.tabloidpulsa.co.id
Website:
http://www.marketing.com diakses 9 Februari 2014
http://www.id.wikipedia.org/brand-iphone diakses 2 Februari 2014
http://www.id.wikipedia.org/home-about-IDC diakses 2 Februari 2014
http://www.okezone.com/techno diakses tanggal 4 Februari 2014
http://www.emarketer.com/Article/Indonesia-New-Digital-Class-Emerges diakses
tanggal 17 Maret 2014
http://www.indotelko.com/Pasar-Indonesia-Berkontribusi-30-Bagi-Penjualan-Smartphone-di-Asia-Tenggara diakses tanggal 17 Maret 2014
PENGARUH PERUBAHAN MEREK (REBRANDING) PRODUK
LARUTAN PENYEGAR CAP KAKI TIGA MENJADI CAP BADAK
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Perubahan Merek
(Rebranding) Produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga menjadi Cap Badak
Terhadap Loyalitas Pelanggan, saya mohon anda bersedia meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner ini. Jawaban serta idenditas Anda merupakan rahasia dan
hasilnya akan dipergunakan untuk keperluan skripsi ini.
Daftar pertanyaan ini dibuat untuk membantu Anda menyampaikan pendapat
dengan cepat dan mudah. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang saya
inginkan adalah pendapat yang jujur dan mohon Anda menjawab seluruh
pertanyaan yang ada.
Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan dan waktu yang
anda berikan. Semoga apa yang Anda berikan dapat bermanfaat.
Hormat Saya
Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang sesuai dengan identitas diri anda.
CONTOH :
Apakah kriteria pasangan idaman anda?
( √ ) Baik ( ) Cakep
4. Apakah anda mengetahui perubahan merek (rebranding) produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak?
( ) Ya ( ) Tidak
Jika “Tidak” anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuesioner.
5. Jika “Ya”, darimanakah Anda mengetahui perubahan merek (rebranding)
produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak?
( ) Koran ( ) Radio
Jika “Tidak” anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuesioner.
7. Pengeluaran rutin per bulan :
Sebelum Perubahan Merek (rebranding)
Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga
Sesudah Perubahan Merek (rebranding)
Larutan Penyegar Larutan Penyegar Cap Badak Cap Kaki Tiga
Petunjuk penggunaan : Contoh :
PERNYATAAN
STS TS N S SS
1 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81-100
Saya sangat tampan 99
Keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
PERNYATAAN
STS TS N S SS
1 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81-100
Memilih ulang sebuah merek (X1)
1. Merek cap badak mengingatkan anda pada larutan penyegar
2. Merek cap badak memiliki perbedaan dengan merek cap kaki tiga
3. Merek cap badak mudah diucapkan
Membuat Ulang Kesadaran Merek (X2)
1. Merek cap badak mudah dikenal
2. Merek cap badak mudah diingat
3. Logo badak mudah dikenal
Memposisikan ulang merek (X3)
1. Atribut produk
larutan penyegar cap badak berkualitas
2. Larutan penyegar cap badak memberikan manfaat untuk kesehatan konsumen
3. Kesan yang baik terhadap produk
Membuat ulang kepercayaan (X5)
1. Larutan penyegar cap badak lebih baik dibandingkan produk lain
2. Larutan penyegar cap badak lebih berkhasiat daripada produk lain
3. Larutan penyegar cap badak lebih berkualitas daripada produk lain
Loyalitas Konsumen (Y)
1. Sering membeli larutan penyegar cap badak
1 85 85 100 85 85 440 99 100 100 99 100 498 70 78 70 70 78 366 99 99 100 99 99 496 56 56 58 58 58 286
2 90 90 100 90 95 465 100 80 98 98 98 474 76 76 66 66 66 350 80 80 100 80 80 420 80 80 80 80 80 400
3 85 90 100 90 95 460 80 89 100 89 89 447 72 63 63 60 60 318 90 81 81 83 83 418 72 70 72 70 72 356
4 85 85 90 90 90 440 82 81 92 92 82 429 72 72 75 75 75 369 60 80 80 80 80 380 54 54 60 63 60 291
5 80 80 80 80 80 400 100 98 99 98 99 494 63 61 60 61 60 305 80 79 80 80 80 399 63 60 79 72 79 353
6 90 90 99 90 99 468 100 80 98 98 98 474 79 79 79 79 70 386 80 83 80 80 80 403 74 74 80 80 80 388
7 70 70 70 70 70 350 95 90 90 90 90 455 60 80 83 80 60 363 96 95 80 80 85 436 92 93 95 93 95 468
8 70 70 70 70 70 350 80 70 70 70 70 360 80 70 80 80 80 390 80 70 70 70 70 360 80 70 70 70 70 360
9 75 75 75 75 75 375 55 65 80 65 80 345 75 70 60 70 70 345 65 75 65 65 65 335 75 70 75 75 70 365
10 70 75 75 75 75 370 75 70 80 80 80 385 70 70 70 70 70 350 70 75 70 75 75 365 60 60 55 60 60 295
11 60 60 65 65 65 315 60 60 70 70 70 330 70 60 60 60 60 310 75 70 75 75 75 370 65 65 65 65 65 325
12 70 80 61 80 75 366 61 65 80 80 80 366 69 70 70 70 69 348 70 80 80 80 80 390 75 75 80 80 75 385
13 80 80 80 70 60 370 80 80 80 80 80 400 60 60 60 60 60 300 60 100 100 60 60 380 60 60 60 60 60 300
14 75 75 85 75 75 385 95 90 85 90 85 445 80 80 85 80 85 410 85 75 85 85 85 415 80 80 80 80 80 400
15 70 70 80 70 70 360 90 90 90 90 90 450 75 80 75 80 75 385 75 90 80 80 80 405 80 80 80 80 80 400
16 77 77 72 72 77 375 62 63 62 63 62 312 60 73 60 60 60 313 71 74 71 73 73 362 75 75 75 75 75 375
17 70 80 75 75 80 380 70 75 75 75 75 370 60 60 40 40 60 260 70 80 70 70 70 360 60 60 60 60 60 300
18 80 80 86 86 86 418 68 86 86 86 86 412 66 75 66 75 66 348 80 70 70 70 70 360 70 60 70 70 70 340
19 75 70 75 75 70 365 80 80 80 80 80 400 80 80 80 80 80 400 80 80 75 75 75 385 75 75 75 75 75 375
20 70 70 75 70 70 355 80 80 85 80 85 410 75 75 70 70 75 365 75 75 80 75 75 380 80 80 80 80 80 400
21 85 75 85 85 85 415 75 85 75 75 75 385 75 85 75 75 75 385 75 85 85 85 85 415 85 75 75 75 75 385
22 75 70 70 70 75 360 85 85 80 80 85 415 60 70 60 60 60 310 60 80 80 80 80 380 70 75 75 70 70 360
23 85 90 85 85 85 430 80 75 80 90 90 415 60 60 60 60 60 300 75 85 75 75 75 385 75 70 75 70 75 365
28 80 80 80 90 90 420 70 70 70 80 80 370 59 50 50 60 60 279 50 55 63 63 63 294 62 61 60 61 60 304
29 82 63 63 73 63 344 63 60 85 80 85 373 55 65 55 65 65 305 65 70 85 85 85 390 70 70 70 70 70 350
30 75 75 80 80 75 385 60 60 60 60 60 300 75 75 60 60 60 330 80 80 80 80 80 400 60 60 80 80 70 350
31 75 75 100 85 85 420 81 81 81 99 100 442 70 78 56 60 56 320 79 99 100 99 99 476 70 76 78 78 78 380
32 75 75 75 90 95 410 80 80 80 98 98 436 60 80 85 66 66 357 80 70 70 80 80 380 65 65 65 80 80 355
33 75 75 75 90 95 410 50 50 70 89 89 348 75 75 75 60 60 345 90 90 80 83 83 426 75 75 75 70 72 367
34 53 53 55 60 60 281 60 55 60 53 53 281 22 80 21 75 75 273 50 21 50 80 80 281 70 25 50 63 60 268
35 70 72 75 80 80 377 60 60 80 98 99 397 81 85 60 61 60 347 60 70 61 80 80 351 60 60 60 72 79 331
36 70 75 70 90 90 395 70 70 75 98 98 411 75 75 60 79 70 359 80 75 60 80 80 375 75 60 80 80 80 375
37 80 83 60 70 70 363 80 80 80 80 80 400 78 73 60 80 80 371 84 88 55 85 85 397 70 76 72 93 95 406
38 70 50 100 70 70 360 92 90 85 70 70 407 80 62 80 80 80 382 70 80 80 70 70 370 82 80 80 70 70 382
39 75 40 90 75 75 355 80 80 90 65 80 395 80 85 75 70 70 380 75 80 80 75 75 385 80 85 80 75 70 390
40 80 40 90 75 75 360 80 80 70 80 80 390 80 80 60 70 70 360 80 80 80 75 75 390 80 90 95 60 60 385
41 85 80 85 85 85 420 85 80 85 75 75 400 80 80 80 80 80 400 99 99 99 75 75 447 90 90 90 75 75 420
42 70 60 75 80 75 360 70 77 73 70 70 360 60 60 60 70 80 330 70 70 60 80 80 360 65 60 65 80 75 345
43 70 40 85 60 70 325 61 61 60 80 80 342 75 93 80 40 40 328 78 80 80 60 60 358 77 85 80 60 60 362
44 50 61 61 75 75 322 70 65 61 61 65 322 50 50 50 80 85 315 68 50 68 68 68 322 50 50 50 80 80 310
45 75 95 95 75 75 415 92 80 75 90 90 427 80 90 75 80 75 400 80 95 80 80 80 415 75 86 80 80 80 401
46 75 40 90 72 77 354 75 80 85 63 62 365 80 95 75 60 60 370 70 75 75 73 73 366 80 85 80 75 75 395
47 75 50 80 75 80 360 80 80 90 75 75 400 90 60 75 40 60 325 75 75 80 70 70 370 80 95 95 60 60 390
48 80 60 90 86 86 402 85 85 60 86 86 402 80 70 90 75 75 390 80 75 80 70 70 375 75 85 95 70 70 395
49 70 50 80 75 70 345 70 70 70 80 80 370 80 60 75 80 80 375 80 60 75 75 75 365 85 70 70 75 75 375