• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN SMARTPHONE IPHONE DI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ABSTRAK ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN SMARTPHONE IPHONE DI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN SMARTPHONE IPHONE DI BANDAR LAMPUNG

Oleh ASRUL FAUZI

Munculnya fenomena peningkatan pembelian produk smartphone, membuat

setiap perusahaan harus menyadari akan suatu kebutuhan untuk memaksimalkan

aset-aset perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan, khususnya untuk

perusahaan yang menghasilkan produk handphone. Saat ini persaingan

perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut

fungsional produk saja misalnya seperti kegunaan produk, melainkan sudah

dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi

penggunanya. Produk menjelaskan sebagai suatu komoditas yang dipertukarkan,

sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya.

Iphone merupakan salah satu produk smartphone yang telah diterima di

masyarakat sebagai produk smartphone dengan image yang baik. Di Indonesia

khususnya di Bandar Lampung citra merek Iphone melekat kuat dalam benak

konsumen pengguna smartphone. Pelanggan memiliki kesadaran yang baik

terhadap produk Iphone tersebut. Namun apakah kesadaran merek yang

merupakan salah satu indikator dalam ekuitas merek dari produk Iphone ini,

(2)

Iphone di Bandar Lampung.

Jenis Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian pustaka, yaitu dengan mempelajari literatur-literatur yang mempunyai kaitan erat dengan penelitian ini.

Penelitian Lapangan, yaitu dengan cara mengambil data secara langsung dengan

penyebaran kuesioner. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel

penelitian ini adalah accidental sampling. Accidental sampling dilakukan dengan

memberikan kuisioner untuk diisi kepada para responden yang telah memiliki

produk Iphone. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebanyak 100

orang, yang merupakan bagian dari populasi sebagai responden. Penelian akan

diolah dengan menggunakan Regresi berganda (Multiple Regression), jumlah

sampel minimum 50 responden.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terbukti bahwa ekuitas merek (Brand

Equity) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil perhitungan

R2, diperoleh hasil bahwa pengaruh ekuitas merek (Brand Equity) terhadap

loyalitas pelanggan, pelanggan sebesar 0,566. Hal ini berarti ekuitas merek (Brand

Equity) berperan mempengaruhi loyalitas pelanggan sebesar 56,6% uji simultan

mengenai pengaruh ekuitas merek (Brand Equity) produk Iphone terhadap

loyalitas pelanggan menunjukkan bahwa nilai F-hitung adalah 30,977 dan F-tabel

sebesar 2,470. Setelah dibandingkan antara nilai F-hitung dan F-tabel, maka dapat

(3)

mengakibatkan pelanggan membuat pilihan apakah dia akan beralih atau tetap

setia kepada produk tersebut. Dengan demikian berusaha menanamkan keyakinan

pada masyarakat bahwa produk Iphone lebih unggul dari produk smartphone

lainnya ini dapat dilkukan dengan meningkatkan citra produk melalui berbagai

(4)

The emergence of the phenomenon of increased purchases of smartphones,

making each company should be aware of a need to maximize the assets of the

company for the survival of the company, especially for companies that produce

mobile products. Currently the competition companies to compete for consumers

are no longer limited to the functional attributes of a product just for example like

product usability, but has been associated with a brand that is able to provide a

special image for its users. Describes the product as a commodity that is

exchanged, while the brand describes the specifications of its customers.

Iphone is one of the smartphones that have been accepted in the community as a

smartphone with a good image. In Indonesia, especially in Bandar Lampung

Iphone inherent strong brand image in the minds of consumer smartphone users.

Customer has a good awareness of the products Iphone. But if brand awareness is

one indicator of the brand equity of these Iphone products, has a positive effect on

customer loyalty itself.

The study aims to examine and analyze the effect of Brand Awareness, Perceived

Quality, Brand Assotiation, Brand Loyalty terhadaployalitas Iphone customers in

Bandar Lampung.

(5)

technique used in this study sample was accidental sampling. Accidental sampling

is done by giving questionnaires to be filled to the respondents who have had an

Iphone products. In this study the number of samples taken as many as 100

people, which is a part of the population as respondents. Penelian will be

processed using multiple regression (Multiple Regression), a minimum sample

size of 50 respondents.

Based on the results of research conducted proved that the brand equity (brand

equity) effect on customer loyalty. Based on the results of the calculation of R2,

the results showed that the effect of brand equity (brand equity) on customer

loyalty, customer amounted to 0,566. This means brand equity (brand equity) acts

affecting customer loyalty by 56.6% simultaneous test on the effect of brand

equity (brand equity) Iphone products to customer loyalty shows that the value of

the F-count is 30,977 and 2,470 for the F-table. A comparison between the

calculated value of F and F-table, it can be concluded that the F-count> F-table

(30,977> 2,470), which means that the influence of brand equity (brand equity) on

customer loyalty. This suggests that brand equity (brand equity) on a product may

result in the customer make a choice whether he will switch to or remain loyal to

the product. Thus trying to instill confidence in the public that the product is

superior to the Iphone other smartphone products can dilkukan to improve the

(6)

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN SMARTPHONE

DI BANDAR LAMPUNG

(SKRIPSI)

Oleh

ASRUL FAUZI

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)
(8)
(9)
(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Asrul Fauzi dilahirkan di T.Karang pada tanggal 07 Februari 9

merupakan anak kelima dari Lima bersaudara, lahir dari pasangan Alfian Yasin

(alm) dan Ibu Hapsahaida.

Pendidikan Sekolah Dasar penulis di SD N 5 Rajabasa hingga lulus tahun 2001.

Sekolah Menengah Pertama di SMP AlKautsar B.Lampung, diselesaikan pada

tahun 2004. Kemudian melanjut ke Sekolah Menengah Atas di SMA AlKautsar

Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi

Jurusan Manajemen Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

PTN (SNMPTN). Dalam proses perkuliahan di kampus, penulis telah berhasil

menulis satu buah buku motivasi mahasiswa yang berjudul : Terlanjur Jadi

(11)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada keluargaku tercinta orang-orang terkasih

dalam hatiku orang-orang yang paling berjasa dalam hidupku: Papah yang begitu

luar biasa yang selalu berjuang untuk keluarganya, Hapsahaida sosok ibu paling

hebat di hatiku, Kakak-kakak ku:Andi yang selalu menghidupkan harapan di

hatiku, Azmi bagiku dia anugerah keluargaku, Adek ku Faqih, Opan dan Daffa

simbol kebahagiaan keluargaku, dan seluruh keluarga besarku baik yang jauh

maupun dekat untuk semua kasih sayang, harapan, motivasi dan do’a. Terima

kasih sudah membangkitkan keyakinanku di saat aku merasa tidak mampu. Kalian

adalah orang-orang yang selalu menjadi bagian semangat dan inspirasi perjuangan

(12)
(13)

MOTTO

“ Maka Nikmat Tuhan Kamu Manakah Yang Kamu Dustakan ? ”

(QS. Ar - Rahman : 13)

Lupakan Masa Lalu Dengan Keikhlasan

Jalani Hari ini Dengan Kesungguhan

Hadapi Masa Depan Dengan Keberanian

“ Sesungguhnya Orang-Orang Yang Berkata, “Tuhan Kami Adalah Allah”

Kemudian Mereka Meneguhkan Pendirian Mereka, Maka Malaikat-Malaikat

Akan Turun Kepada Mereka dan Berkata “Janganlah Kamu Merasa Takut dan

Janganlah Kamu Bersedih Hati dan Bergembiralah Kamu Dengan Surga Yang

Telah Dijanjikan Kepadamu. “

(14)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas limpahan Cinta-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Ekuitas Merek “IPHONE” terhadap Loyalitas

Pelanggan Smartphone di Bandarlampung ”.

Adapun maksud dalam penulisan skripsi ini adalah guna melengkapi dan

memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Ekonomi, pada Fakultas

Ekonomi Universitas Lampung. Penulis telah banyak memperoleh bimbingan,

bantuan serta dorongan dari semua pihak dan penulis juga menyampaikan rasa

hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangswan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Lampung.

2. Bapak Mudji Rachmat Ramelan, S.E., M.B.A. selaku Pembimbing Kedua atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, kritik dan perhatiannya

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Pembimbing pertama atas kesediaannya

untuk memberikan bimbingan, saran, kritik dan perhatiannya dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Lampung yang telah banyak membantu

(15)

6. Sahabat-sahabat ku tercinta yang selalu menemani hari-hari indah ku dan akan

selalu ada di hatiku, Azwar Anas. Terima Kasih atas Kebersamaan dan

Kebahagiaan yang selama ini ku rasakan bersama kalian.

7. Teman- teman Jurusan Manajemen. Angkatan 2007: Adhi Pratomo, Haryono

Tomi, Bayu, Anggriawan dan semua teman-teman Jurusan Manajemen

Angkatan 2007 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi

semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 21 Agustus 2014

Penulis

(16)

DAFTAR ISI

1.2 Rumusan Masalah12

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan12

1.4 Kerangka Pemikiran13

1.5 Hipotesis14

II. LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Pemasaran15

2.2 Konsep Merek dan Pentingnya Ekuitas Merek16

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data29

3.2 penentuan Populasi dan Sampel30

3.3 Variabel Operasional31

3.4 Validitas dan Reliabilitas33

3. 5 Teknik Analisis Data35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner35

4.2. Analisis Kualitatif37

4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden39

4.5 Analisis Kuantitatif50

4.4. Pengujian Hipotesis51

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan56

5.2 Saran57

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Grafik Peningkatan Minat Beli... 8

2. Penjualan Smartphone di Indonesia... 9

3. Piramida Brand Awareness ... 18

4. Diagram Asosiasi Merek... 20

5. Diagram Nilai dan Kesan Kualitas... 24

6. Diagram Piramida Loyalitas Merek………. 26

(18)
(19)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Era globalisasi memengaruhi perkembangan di berbagai bidang dan membuat

tuntutan lebih bagi setiap orang untuk berpikir kreatif dan inovatif menghadapi

persaingan di bidang perekonomian. Munculnya produk-produk komunikasi

khususnya mobile, yang kemudian berkembang menjadi banyak dan tersebar

diberbagai tempat, merupakan hasil inovasi di bidang tekhnologi dan ekonomi.

Kreatifitas dan inovasi produk handphone tersebut, saat ini memiliki pangsa

pasar yang sangat baik.

Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk, di sisi lain keadaan tersebut

menimbulkan persaingan yang semakin tajam, dengan kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi yang semakin canggih (Sitinjak, 2005: 170). Kesadaran

produsen akan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat dijadikan

peluang bisnis yang potensial bagi perusahaan. Teknologi telekomunikasi

merupakan salah satu peluang bisnis potensial yang dimanfaatkan oleh produsen

dalam persaingan. Meningkatnya kebutuhan akan penggunaan teknologi

telekomunikasi dalam kehidupan saat ini disebabkan karena penggunaan

(20)

Salah satu produk teknologi telekomunikasi yang saat ini diperebutkan oleh

banyak produsen adalah handphone .

Fenomena peningkatan pembelian produk smartphone, antara perusahaan

membuat setiap perusahaan harus menyadari akan suatu kebutuhan untuk

memaksimalkan aset-aset perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan,

khususnya untuk perusahaan yang menghasilkan produk handphone . Saat ini

persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada

atribut fungsional produk saja misalnya seperti kegunaan produk, melainkan

sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi

penggunanya. Produk menjelaskan sebagai suatu komoditas yang dipertukarkan,

sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya.

Merek bukanlah sebuah nama, simbol, gambar atau tanda yang tidak berarti.

Merek merupakan identitas sebuah produk yang dapat disajikan sebagai alat ukur

apakah produk itu baik dan berkualitas. Dalam menghadapi persaingan yang ketat,

merek yang kuat merupakan pembeda yang jelas, bernilai dan berkesinambungan,

sehingga menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu

strategi perusahaan (Kusno,dkk, 2007). Merek yang memiliki persepsi baik

umumnya akan lebih menarik calon konsumen untuk melakukan pembelian ulang

karena konsumen yakin bahwa merek tersebut memiliki kualitas yang baik dan

dapat dipercaya. Jika perusahaan mampu membangun merek yang kuat di pikiran

atau ingatan pelanggan melalui strategi pemasaran yang tepat, perusahaan akan

(21)

produk dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggannya yang di nyatakan

sebagai merek yang memiliki ekuitas merek (Astuti dan Cahyadi, 2007).

Ekuitas merek (Brand Equity) adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang

dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang

memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan dan keunggulan

yang dapat membedakan dengan merek pesaing. Jika pelanggan tidak tertarik

pada suatu merek dan membeli karena karateristik produk, harga, kenyamanan,

dan dengan hanya sedikit memperdulikan merek, kemungkinan ekuitas mereknya

rendah (Astuti dan Cahyadi, 2007).

Sedangkan jika para pelanggan cenderung membeli suatu merek walaupun

dihadapkan pada para pesaing yang menawarkan produk yang lebih unggul,

misalnya dalam hal harga dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai

ekuitas yang tinggi (Astuti dan Cahyadi, 2007). Suatu merek perlu dikelola

dengan cermat agar ekuitas merek tidak mengalami penyusutan (Astuti dan

Cahyadi, 2007).

Ekuitas merek (Brand Equity) dapat dikelompokkan kedalam empat kategori

dasar, yaitu kesadaran merek (Brand Awareness), asosiasi merek (Brand

Associations), persepsi kualitas (Perceived Quality) dan loyalitas merek (Brand

Loyalty). Dengan membangun keempat kategori ekuitas merek tersebut dapat

memberikan pengaruh positif terhadap calon konsumen (Durianto dkk, 2004).

(22)

dengan pengenalan merek, karena pengenalan merek merupakan tingkat minimal

dari kesadaran merek.

Menurut Aaker dalam Humdiana (2005: 42), kesadaran merek adalah

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali

bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kategori ini

menggambarkan keberadaan sebuah merek handphone di dalam pikiran

konsumen yang telah terpengaruh oleh berbagai aktivitas promosi yang

terintergrasi sehingga berhasil dalam penjualan unit produk dan memperluas

pasarnya.

Asosiasi merek (Brand Association) juga merupakan hal yang sangat penting bagi

perusahaan telekomunikasi. Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul

dibenak seseorang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Suatu

merek yang telah mapan akan mempunyai posisi yang menonjol dalam suatu

kompetisi karena didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat (Humdiana, 2005).

Persepsi kualitas (Perceived Quality) merupakan persepsi pelanggan terhadap

keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan

dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Persepsi kualitas mempunyai

peranan yang penting dalam membangun suatu merek karena dapat dijadikan

sebagai alasan yang penting dalam melakukan pembelian serta menjadi bahan

pertimbangan pelanggan terhadap merek mana yang akan dipilih yang pada

ahirnya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek mana yang

(23)

kualitas sebuah produk handphone , apabila perusahaan tersebut berhasil

mempertahankan konsumennya agar tidak berpindah pada produk pesaing. Usaha

yang dijalankan yaitu dengan cara menciptakan loyalitas merek yang didukung

oleh berbagai asosisasi yang kuat (Humdiana, 2005).

Menurut Assel dalam Astuti dan Cahyadi (2007: 142), loyalitas merek didasarkan

atas perilaku konsisten dari pelanggan untuk membeli sebuah merek sebagai

bentuk proses pembelajaran pelanggan atas kemampuan merek dalam memenuhi

kebutuhannya. Selain sebagai bentuk perilaku pembelian yang konsisten, loyalitas

merek juga merupakan bentuk sikap positif pelanggan dan komitmen pelanggan

terhadap sebuah merek lainnya (Astuti dan Cahyadi, 2007). Ukuran ini mampu

memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke

merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan,

baik menyangkut harga ataupun atribut lain.

Perkembangan merek-merek handphone di Indonesia relatif cukup baik dan

dinamis baik untuk produk lokal maupun internasional. Selain itu, tingkat

persaingan di berbagai katagori produk berdasarkan kemajuan telekomunikasi

khususnya produk handphone telah menyebabkan timbulnya beberapa fenomena

yang cukup menarik. Salah satu fenomena yang menarik perhatian dunia adalah

pertumbuhan telekomunikasi yang lebih canggih yaitu dengan munculnya produk

(24)

Smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi

dan mempunyai fungsi yang mirip dengan komputer. Belum ada standar pabrik

yang mendefinisikan smartphone, namun sebagian orang menganggap

smartphone merupakan telepon yang mempunyai fitur canggih dan bekerja

menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan

hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi (tabloidpulsa.co.id:

2013).

Tahun 2010 Steve Jobs memperkenalkan IPhone 4. Dari segi design, fitur, dan

spesifikasi, IPhone 4 mengalami perubahan yang sangat signifikan dari seri

sebelumnya. Menurut data, pada tahun 2010, sebuah penelitian bahkan

mengungkapkan satu dari tujuh orang yang memiliki smartphone menggunakan

IPhone . IPhone 4 memecahkan rekor penjualan IPhone dengan terjual

sebanyak 1,2 juta unit di minggu perdana perilisannya (tabloidpulsa.co.id: 2013).

Alasan mengapa smartphone IPhone menjadi fenomenal di seluruh dunia

terutama di Indonesia karena adanya diferensiasi produk yang berbeda dengan

merek pesaing, yaitu system IOS yang tidak dimiliki pesaing beratnya dalam hal

ini smartphone berbasis android (tabloidpulsa.co.id: 2013).

Survei yang dilakukan oleh perusahaan riset IDC (International Data Corporation)

sebuah lembaga yang kredibel dalam mensurvei perusahaan-perusahaan berskala

international yang dimuat di dalam majalah SWA bulan November 2012.

(25)

hati' untuk menggunakan smartphone merek lain, di luar merek yang sekarang

digunakan. Namun begitu sekitar 59 persen pengguna Apple IPhone ternyata

lebih memilih untuk kembali membeli produk keluaran terbaru milik perusahaan

Steve Jobs itu. Intinya, pengguna sebagian besar pengguna IPhone memutuskan

untuk tetap membeli produk dari Apple (Majalah SWA: 2013)

Kemunculan teknologi ponsel pintar membuat berbagai vendor berlomba untuk

menciptakan produk smartphone unggulan, sehingga semakin banyak pilihan dari

berbagai merek dan semakin ketat pula persaingannya. Banyaknya pilihan

tersebut membuat permintaan atas smartphone semakin meningkat. Hal tersebut

ditunjukkan oleh hasil survey dari International Data Corporation (IDC), sebuah

lembaga peneliti dan penganalisis pangsa pasar terkemuka dibidang teknologi

informasi (TI), bahwa sepanjang tahun 2013, penjualan smartphone menyentuh

angka 958,8 juta unit di seluruh dunia, yang artinya angka tersebut mengalami

peningkatan sebesar 32,7% dari tahun 2012 yang hanya mencapai 722,5 juta unit.

Smartphone menguasai sekitar 52,2% dari seluruh ponsel, dan 64,8% dari seluruh

pengapalan smartphone ditujukan ke negara-negara berkembang, seperti

Indonesia (Mahardy, 2013).

Survey IDC juga menunjukkan bahwa pada kuartal pertama tahun 2013, 51,6%

dari 418,6 juta unit ponsel yang dikapalkan merupakan smartphone, yaitu

sebanyak 216,2 juta unit, yang berarti jumlah tersebut meningkat sebanyak 41,6%

(26)

Gambar 1.1). Peningkatan tersebut sangat menjelaskan minat masyarakat yang

semakin tinggi terhadap smartphone (Heriyanto, 2013).

Gambar 1. Grafik Peningkatan Minat Beli Smartphone di Indonesia, tahun

2013 Kuartal Pertama.

Sumber: International Data Corporation (IDC), 2014

Salah satu smartphone unggulan yang sangat diminati adalah IPhone , buatan

vendor Apple yang menggunakan sistem operasi iOS pada perangkatnya. iOS

(sebelumnya IPhone OS) adalah sistem operasi perangkat bergerak yang

dikembangkan dan didistribusikan oleh perusahaan Apple Inc. Sistem operasi iOS

pertama kali diluncurkan pada tahun 2007 untuk digunakan pada produk IPhone

dan iPod Touch, namun sekarang iOS sudah dikembangkan untuk mendukung

perangkat keluaran Apple lainnya seperti iPad dan Apple TV. Berbeda dengan

sistem operasi lain seperti Windows Phone (Windows CE) dari Microsoft dan

Android dari Google, Apple tidak melisensikan iOS untuk diinstal di perangkat

(27)

dilakukan oleh Apple untuk menghasilkan smartphone terbaik dengan fitur

terlengkap, hingga pada tahun 2012 dirilis IPhone 5 dengan iOS 6, yang

kemudian sangat diminati oleh masyarakat dunia (en.wikipedia.org). Berdasarkan

StatCounter Global Stats, tercatat bahwa penjualan produk smartphone dari Apple

mengalami peningkatan di pertengahan tahun 2012 lalu, kemudian mengalami

fluktuasi penjualan hingga mengalami peningkatan kembali di awal tahun 2013

yaitu bulan Januari dan Februari. Namun kemudian mengalami penurunan,

dengan diiringi peningkatan dari vendor pesaingnya, yaitu Samsung, yang

berbasis android.

Gambar 2. Penjualan Smartphone di Indonesia 2012 dan 2013.

(28)

Penelitian oleh Data Perusahaan International (IDC) menunjukkan bahwa Android

kini mengklaim pangsa pasar 53 persen dari pasar sistem operasi Indonesia pada

kuartal kedua 2012. Apple IPhone , yang harganya mulai dari Rp 4,5 juta ($269)

untuk versi yang lebih baru, akan mencapai 500.000 unit.

(Sumber: MarkPlus Insight, 2013).

Tabel 1. Lima Vendor Smartphone Teratas, Kenaikan Penjualan dan Persentase Kenaikan Penjualan di Indonesia, kuartal 1 dan 2 th 2013.

Sumber: Survey Gartner (www.tabloidpulsa.co.id), 2014

Kenaikan yang tidak sebanding dengan para kompetitor tersebut tentunya

menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Apple. Dari kasus sebelumnya,

kesuksesan IPhone 4 dan 4S yang terjual jutaan unit pada minggu pertamanya

menyebabkan analis berestimasi bahwa penjualan IPhone 5 akan mencapai 10 juta

unit pada minggu pertamanya. Namun faktanya penjualan IPhone 5 pada minggu

pertama hanya mencapai 5 juta unit. Angka penjualan tersebut bukanlah angka

yang kecil untuk penjualan smartphone, tetapi ekspektasi konsumen dan investor

yang terlanjur terbentuk membuat kekecewaan yang terwujud dalam penurunan

(29)

Suatu produk dengan brand equity dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.

Loyalitas yang dilakukan pelanggan melibatkan keyakinan pelanggan pada suatu

merek sehingga timbul rasa percaya diri atas kebenaran tindakan yang diambil.

Rasa percaya diri pelanggan atas loyalitas terhadap produk mempresentasikan

sejauh mana pelanggan memiliki keyakinan diri atas loyalitasnya memilih suatu

merek. Perusahaan perlu mengidentifikasi elemen ekuitas merek (Brand Equity)

yang mampu mempengaruhi kepercayaan diri pelanggan tersebut dalam loyalitas

nya terhadap suatu produk (Astuti dan Cahyadi, 2007).

Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan keempat elemen ekuitas

merek (Brand Equity) tersebut yang berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Dalam penelitian ini akan difokuskan pada elemen-elemen ekuitas merek, yaitu

kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek.

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penelitian ini berjudul

“ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS

(30)

1.2 Rumusan Masalah

Ekuitas merek menjadi unsur yang penting untuk memberikan kepuasan

pelanggan sehingga menciptakan keloyalan pelanggan terhadap perusahaan.

Elemen-elemen ekuitas merek tersebut yang digunakan dalam penelitian kali kini

terdiri dari kesadaran merek (Brand Awareness), persepsi kualitas (Perceived

Quality), asosiasi merek (Brand Associations), dan loyalitas merek (Brand

Loyalty), karena salah satu tujuan dari penelitian ini adalah melihat konsep ekuitas

merek dari perspektif pelanggan. Maka, rumusan masalah dalam penelitian disini

adalah: Apakah ekuitas merek (Brand Equity) berpengaruh terhadap loyalitas

pelanggan Smartphone IPhone?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan menganalisis sebagai berikut: Untuk

menganalisis pengaruh ekuitas merek (Brand Equity) terhadap loyalitas pelanggan

smartphone IPhone .

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembacanya yang

terurai sebagai berikut:

1. Kegunaan Praktisi, sebagai panduan atau rekomendasi bagi praktisi

manajemen yang menjalankan bisnisnya, terutama yang berhubungan dengan

(31)

Awareness), persepsi kualitas (Perceived Quality), asosiasi merek (Brand

Association) dan loyalitas merek (Brand Loyalty) terhadap loyalitas pelanggan.

2. Kegunaan Teoritis, sebagai bahan informasi dan pengayaan bagi

pengembangan khasanah ilmu pengetahuan khususnya manajemen pemasaran.

1.4 Kerangka Pemikiran

Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti (Kotler,

2006). Variabel dependen yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah loyalitas pelanggan

(Y).

Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik

yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Kotler, 2006).

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Kesadaran merek (X1)

b. Persepsi kualitas (X2)

c. Asosiasi merek (X3)

d. Loyalitas merek (X4)

Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu kerangka pemikiran yang dapat menjadi

landasan dalam penulisan ini, yang pada akhirnya akan dapat diketahui variabel

mana yang paling berpengaruh dominan dalam loyalitas konsumen. Kerangka

(32)

Tabel 2. Kerangka Pemikiran

(Kotler, 2006)

1.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan kerangka pemikiran yang telah

diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa : Ekuitas Merek

(Brand Equity) memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan produk

Smartphone IPhone .

BRAND EQUITY

1. Brand Awareness (X1) 2. Perceived Quality (X2)

3. Brand Association (X3) 4. Brand Loyalty (X4)

(33)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Pemasaran

Menurut Philip Kotler (2006)

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Konsep pemasaran merupakan orientasi manajemen yang beranggapan bahwa

tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan penilaian pasar yang

menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

perusahaan dapat memenuhi kepuasan dan keinginan pasarnya dari

pesaing-pesaingnya. Konsep pemasaran terdiri dari empat pilar yaitu fokus pasar,

kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba.

1. Fokus Pasar

Tidak ada perusahaan yang dapat beroperasi dengan baik di semua pasar

dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pengonsumsi. Perusahaan-

perusahaan akan berhasil secara gemilang bila mereka secara cermat

memilih pasar sasarannya dan mempersiapkan program-program

pemasaran yang dirancang untuk pasar tersebut.

2. Kebutuhan Pelangan

Sebuah perusahaan harus secara cermat dapat menggali dan mengetahui

(34)

sudut pandang perusahaan. Dengan tujuan agar dapat memberikan

kepuasan pada pelanggan.

3. Pemasaran Terpadu

Pemasaran terpadu berarti semua unsur yang ada dalam perusahaan

meliputi fungsi pemasaran (tenaga penjual, periklanan, pelayanan

pelanggan, manajemen produk, riset pemasaran, dan departemen-

departemen) bekerjasama yang terkoordinir secara baik untuk

memberikan kepuasan kepada pelanggan yang dapat menunjang

tercapainya tujuan perusahaan.

4. Kemampuan Laba

Kegunaan konsep pemasaran adalah membantu organisasi atau perusahaan

dalam mencapai tujuan usahanya. Perusahaan akan menghasilkan

keuntungan bila dapat memuaskan kebutuhan pelanggannya lebih baik

dibandingkan pesaingnya.

Pemasaran sangat penting bagi perusahaan sehingga tidak ada perusahaan yang

mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila tidak mampu mengelola

bidang pemasaran secara keseluruhan. Kegiatan pemasaran bukanlah sekedar

kegiatan menjual barang atau jasa tapi lebih dari itu.

2.2 Konsep Merek dan Pentingnya Ekuitas Merek

Menurut Kotler (2006:460)

(35)

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, jika suatu perusahaan

tersebut tidak melihat tujuan merek hanya sebagai nama, perusahaan tersebut

tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek

adalah mengembangkan suatu kumpulan makna yang mendalam untuk merek

tersebut.

Menyeleksi nama merek yang baik bukan merupakan tugas yang mudah. Sebuah

merek yang baik harus memiliki karakteristik-karakteristik di bawah ini sebanyak

mungkin, meskipun dalam kenyataannya sukar sekali untuk memiliki semuanya.

Menurut Rangkuti (2002:37) sebuah merek harus:

1. Nama merek harus menunjukkan manfaat dan mutu produk tersebut.

2. Nama merek harus mudah diucapkan, dikenal, dan diingat. Nama yang

singkat sangat membantu.

3. Nama merek harus mudah terbedakan, artinya harus spesifik dan khas.

4. Nama merek harus mudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing.

5. Nama merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat

perlindungan hukum.

Perusahaan harus melakukan tambahan nilai-nilai personality pada

masing-masing merek guna membedakan produk dengan produk pesaing. Para pemasar

harus mampu menciptakan personality untuk merek yang dimilikinya dan

terus-menerus memperbaiki kesan personalitas merek agar tidak ketinggalan jaman.

Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang tidak dimilikinya di pasar.

Pada suatu sisi terdapat merek yang tidak dikenal oleh sebagian besar pembeli di

(36)

Top of Mind

Brand Recall

Brand Recognition

Unware of Brand

Akhirnya ada merek yang memiliki tingkat kesetiaan merek (Brand Loyality)

yang tinggi. Suatu nama merek perlu dikelola dengan cermat agar ekuitas merek

tidak mengalami penyusutan. Hal ini membutuhkan pemeliharaan atau

peningkatan kesadaran merek dan asosiasi merek yang positif.

Menurut Aaker, yang dikutip oleh Rangkuti (2002:39)

Kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa upaya meraih kualitas

kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun pengingatan kembali,

melibatkan dua kegiatan, yaitu berusaha membangun identitas merek (Brand

Identity) dan berusaha membentuk citra merek (Brand Image Building) dalam

benak pengonsumsi.

Gambar 2. Piramida Brand Awareness

Sumber : Rangkuti (2002 : 40)

Menurut Philip Kotler (2006 : 84)

(37)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua

unsur yaitu brand name yang terdiri dari huruf-huruf dan kata-kata yang dapat

terbaca, serta brand mark yang berbentuk simbol, desain atau warna tertentu yang

spesifik. Kedua unsur dari sebuah merek berguna untuk mempermudah

pengonsumsi untuk mengenali dan mengidentifikasi barang dan jasa yang hendak

dibeli. Memiliki brand position dan identitas yang konsisten (Consistency Over

Time) juga merupakan kekuatan untuk tetap memiliki merek yang kuat.

Menurut Aaker yang dikutip Rangkuti (2002:43)

Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, keterkaitan pada suatu

merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau cara untuk

mengkomunikasikannya, hal itu dapat membentuk citra merek atau brand image

dalam benak pengonsumsi. Loyalitas merek (Brand Loyalty) adalah ukuran dari

kesetiaan pengonsumsi terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti

dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini

(38)

Gambar 3. Diagram Nilai Asosiasi Merek

Sumber : Rangkuti (2002 : 42)

Terdapat lima keuntungan assosiasi :

1. Membantu proses penyusunan informasi

Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek dapat mengikhtisarkan

sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dikenal dengan mudah oleh

pelanggan.

2. Diferensiasi (posisi)

Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi usaha

pembedaan.

3. Alasan untuk mebeli

Pada umumnya asosiasi merek dapat membantu pengonsumsi untuk

membeli produk tersebut atau tidak.

4. Menciptakan sikap atau perasaan positif

Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada gilirannya

akan berdampak positif terhadap produk yang bersangkutan. Asosiasi

Brand

Membantu proses/penyusunan informasi

Diferensiasi/posisi

Alasan untuk membeli

Menciptakan sikap/perasaan positip

(39)

5. Basis perluasan

Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan merek,

yaitu dengan menciptakan kesesuaian antara suatu merek dengan sebuah

produk baru.

Merek mempunyai arti penting bagi pemasaran, karena merek sangat efektif

sebagai alat untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan. Hal ini dapat

diharapkan apabila pengonsumsi memperoleh kepuasan dari suatu produk

tertentu, sehingga dengan pemberian merek, pengonsumsi dapat mencari dan

membeli produk yang diinginkan tersebut, karena selalu diingat oleh

pengonsumsi.

Apabila merek telah dikenal oleh pengonsumsi, maka diharapkan pengonsumsi

preferensi atas merek produk tersebut. Perusahaan menggunakan merek untuk

meyakinkan para pengonsumsi bahwa suatu merek tertentu memiliki standar mutu

dan kualitas tertentu, sehingga diharapkan dapat diperoleh jumlah penjualan

penguasaan pasar yang stabil akan lebih besar. Selain itu pengonsumsi yang ingin

membeli suatu produk akan selalu mencoba mengenali ciri-ciri dari produk

tersebut, sehingga hal ini menunjukkan bahwa merek pada dasarnya memiliki dua

fungsi, yaitu :

1. Memberikan identifikasi terhadap suatu produk sehingga para

pengonsumsi mengenali merek yang berbeda dengan produk lain.

2. Untuk menarik calon pembeli.

Agar sebuah produk berbeda dengan pesaing-pesaingnya dan mampu menguasai

(40)

kuat . Oleh karena itu sebagai sebuah strategi merek yang dimiliki oleh sebuah

perusahaan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya menjembatani harapan

pengonsumsi pada saat kita menjanjikan sesuatu pada pengonsumsi. Dengan

demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara

pengonsumsi dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing dapat

saja menawarkan produk yang mirip tetapi merek tidak mungkin menawarkan

janji emosional yang sama. Karena merek dapat memberikan suatu janji

emosional yang merupakan aspek yang tidak kasat mata yaitu nilai dan hubungan

emosional yang membungkus produk tersebut untuk membuatnya menjadi sesuatu

yang sangat khusus. Hal ini yang menjadikan perusahaan yang ingin mempunyai

citra yang baik memerlukan perhatian yang serius melalui berbagai evaluasi dan

perhatian terhadap merek tertentu. Di mana, ketika seorang pengonsumsi berpikir

tentang suatu produk, mereka biasanya memikirkan sifat-sifat dan keistimewaan

serta manfaat praktis yang diberikan oleh suatu produk pada pengonsumsi, untuk

itu perlu diperhatikannya elemen–elemen ekuitas merek merupakan sesuatu yang

harus dilakukan perusahaan.

Ekuitas merek umumnya akan dapat menambah atau mengurangi nilai bagi

pengonsumsi. Ekuitas merek dapat membantu pengonsumsi menafsirkan, proses

dan menyimpan informasi dalam jumlah besar mengenai produk dan merek.

Ekuitas merek dapat juga mempengaruhi rasa percaya diri pengonsumsi dalam

kesetiaan terkait pembelian, baik itu karena pengalaman masa lalu dalam

(41)

lebih penting akhirnya adalah kenyataan bahwa kesan kualitas dan asosiasi merek

dapat menguatkan kepuasan pengonsumsi dengan pengalaman menggunakannya.

Suatu merek yang telah mapan akan memiliki potensi menonjol dalam persaingan

jika didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang

saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut dengan

Brand Image. Semakin banyak asosiasi yang berhubungan, semakin kuat Brand

Image yang dimiliki merek tersebut.

Alasan pembelian, asosiasi merek membangkitkan berbagai atribut produk atau

manfaat bagi pengonsumsi yang dapat memberikan alasan spesifik bagi

pengonsumsi untuk membeli dan menggunakan merek tersebut. Menciptakan

sikap atau perasaan positif, beberapa asosiasi mampu merangsang perasaan positif

yang pada akhirnya merambat ke merek yang bersangkutan. Asosiasi-asosiasi

tersebut dapat menciptakan perasaan positif atas dasar pengalaman mereka

sebelumnya serta pengubahan pengalaman tersebut menjadi sesuatu yang lain dari

yang lain. Landasan perluasan, suatu asosiasi dapat menghasilkan landasan bagi

suatu perluasan, dengan menciptakan rasa kesesuaian antara merek dan suatu

produk baru atau menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.

Salah satu bentuk keunggulan suatu merek adalah mendapatkan kesan berkualitas

tinggi, yang merupakan bentuk kepuasan pengonsumsi dalam mengonsumsi suatu

produk. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kualitas

(42)

mengkomunikasikan kesan kualitas secara meyakinkan. Ekuitas merek

ditunjukkan dalam rangka terciptanya loyalitas dari kelompok pelanggan

pengonsumsi yang puas akan suatu merek akan senantiasa menyukai dan setia

terhadap merek tersebut.

Gambar 4. Diagram Nilai dari Kesan Kualitas

Sumber : Rangkuti (2002 : 41)

Terdapat lima keuntungan kesan kualitas, diantaranya :

1. Alasan untuk membeli

Kesan kualitas suatu merek memberikan alasan yang penting untuk

membeli. Hal ini mempengaruhi merek-merek mana yang harus

dipertimbangkan, dan selanjutnya mempengaruhi merek apa yang dipilih.

2. Diferensiasi (posisi)

Artinya suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam

dimensi kesan kualitas.

3. Harga optimum

Hal ini memberikan pilihan-pilihan dalam menetapkan harga optimum

(Premium Price).

Kesan Kualitas

Alasan untuk membeli

Diferensiasi/posisi

Harga optimum

Minat saluran distribusi

(43)

4. Minat saluran distribusi

Dengan adanya nilai dari kesan kualitas dapat memiliki arti penting bagi

distributor, pengecer, serta berbagai saluran distribusi lainnya.

5. Perluasan merek

Kesan kualitas dapat dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai

perluasan merek tertentu untuk masuk ke dalam ketegori produk baru.

Rumusan penting menurut Kotler (2006 : 460) :

1. Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, bahkan

kombinasi dari atribut-atribut tersebut, yang dimaksudkan untuk

menyebutkan barang-barang atau jasa dari seorang atau sekelompok

penjual agar terbedakan dari para pesaingnya.

2. Nama merek adalah bagian dari sebuah merek yang bisa diucapkan atau

dilafalkan.

3. Logo merupakan bagian merek yang bisa dikenal tapi tak terucapkan,

misalnya : simbol, rancangan, atau warna dan huruf yang berbeda dari

lainnya. Contoh : kelinci playboy, dan singa metro.

4. Merek dagang adalah merek atau bagian merek yang mendapat

perlindungan hukum. Memiliki hak eksklusif penjual untuk menggunakan

nama merek atau logo.

5. Hak cipta adalah hak eksklusif untuk meniru, menerbitkan, dan menjual

(44)

Gambar 5. Diagram Piramida Loyalitas Merek

Sumber : Rangkuti (2002 : 63)

Menurut Rangkuti (2002:139) : Manfaat pemberian merek adalah :

1. Manfaat merek bagi perusahaan

- Merek merupakan sesuatu yang bisa diiklankan dan akan dikenali

pengonsumsi bila sedang diragakan di etalase toko.

- Merek mengurangi perbandingan harga karena pengonsumsi akan

sukar membandingkan harga dari dua macam barang dengan merek

yang berbeda.

- Merek dapat menambah ukuran prestise untuk dibedakan dari

komoditi biasa lainnya.

- Nama merek dan tanda dagang akan secara hukum melindungi

penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk, karena bila tidak, setiap

pesaing akan meniru produk yang telah berhasil di pasar.

- Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya nama yang baik.

2. Manfaat merek bagi distributor

- Memudahkan penanganan produk.

Loyalitas Merek

Pengurangan biaya pemasaran

Waktu merespon Menciptakan customer baru: a. Menciptakan kesadaran brand

(45)

- Mengidentifikasi distribusi produk.

- Meminta produksi agar berada pada standar mutu tertentu.

3. Manfaat merek bagi pengonsumsi

- Mempermudah mengidentifikasi produk atau jasa.

- Meyakinkan mereka bahwa mereka akan memperoleh kualitas

barang yang sama jika mereka membeli ulang.

- Dengan adanya merek tertentu, pengonsumsi dapat mengaitkan

status dan prestisenya.

Ada lima pilihan dalam penentuan strategi merek (Rangkuti 2002:36) yaitu :

1. Perluasan lini (Line Extension)

Perluasan lini terjadi apabila perusahaan memperkenalkan unit produk

tambahan dalam kategori produk yang sama dengan merek yang sama,

biasanya dengan tampilan baru, seperti bentuk, rasa, warna, kemasan, dan

sebagainya.

2. Perluasan merek (Brand Extension)

Perluasan merek dapat terjadi apabila perusahaan memutuskan untuk

menggunakan merek yang ada pada produknya dalam satu kategori baru.

Strategi ini memberikan sejumlah keuntungan, karena merek tersebut pada

umumnya lebih cepat dihargai (karena sudah dikenal sebelumnya),

sehingga kehadirannya dapat cepat diterima pengonsumsi.

3. Multi brand

Terjadi apabila perusahaan memperkenalkan berbagai merek tambahan

(46)

membentuk kesan, kenampakan (Feature), serta daya tarik lain kepada

pengonsumsi sehingga lebih banyak pilihan.

4. Merek baru (New Brand)

Sebuah perusahaan dapat menciptakan sebuah nama merek baru ketika

memasuki sebuah kategori produk baru. Strategi ini dapat dilakukan

karena tidak ada nama merek yang sesuai.

5. Merek bersama (cobrand)

Cobranding terjadi apabila dua merek terkenal atau lebih digabung dalam

satu penawaran. Tujuannya adalah agar merek yang satu dapat

(47)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian Pustaka, yaitu dengan mempelajari literatur-literatur yang

mempunyai kaitan erat dengan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan, yaitu dengan cara mengambil data secara langsung

dengan penyebaran kuesioner.

3.1.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik,

yaitu :

1. Penyebaran kuesioner kepada perespon. Perespon yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah orang-orang yang menggunakan produk

smartphone via media social seperti facebook dan twitter dan marketplace

online seperti tokobagus dan berniaga.com.

2. Wawanacara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan tanya jawab langsung kepada responden (Sugiyono, 2011:

329-330).

3. Dokumentasi yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

(48)

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti

(Marzuki, 2001). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pria

dan wanita, berumur 15-65 tahun. Namun demikian dalam penelitian ini tidak

semua unit sampel yangmenjadi polpulasi akan diteliti akan tetapi hanya diambil

beberapa unit sampel yang dipilih secara random atau acak.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Penentuan unit sampel (perespon) yang dipilh

didasarkan pada faktor kesengajaan, mengingat populasi tidak terbatas. Untuk itu,

digunakan cara non random sampling dengan teknik purposive sampling. Dengan

pengertian bahwa sampel ditarik secara sengaja, dengan catatan bahwa sampel

tersebut representatif (mewakili) populasi yang ada. (Marzuki, 2001 : 65).

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sambel penelitian ini adalah

accidental sampling. Accidental sampling dilakukan dengan memberikan

kuisioner untuk diisi kepada para responden yang mengetahui merek Iphone.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 orang, yang

merupakan bagian dari populasi sebagai responden. Sampel sebesar 100

responden sesuai dengan saran Hair (2006) bahwa untuk penelian yang akan

diolah dengan menggunakan Regresi berganda (multiple regression), jumlah

(49)

3.3 Variabel Operasional

Definisi operasional variabel dapat didasarkan pada satu atau lebih referensi yang

disertai dengan alasan penggunaan definisi tersebut. Variabel penelitian harus

dapat diukur menurut skala ukuran yang lazim digunakan. Oleh karena itu, untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas tentang variabel penelitian, maka

disajikan tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala pengukuran Kesadaran

Skala interval yaitu dengan membuat 2. Reliability/kehandalan

(persepsi pelanggan 5. Kualitas produk yang

diharapkan konsumen

(50)

Asosiasi

Skala interval yaitu dengan membuat

1. Komitmen pelanggan 2. Rekomendasi

Skala interval yaitu dengan membuat 3. Masuk daftar prioritas

dalam pembelian berikutnya

4. Setia terhadap varian merek produk

5. Rekomendasi ke pihak lain

Skala interval yaitu dengan membuat

Perceived Quality (X2)

Brand Association (X3)

Brand Loyalty (X4)

Variabel Dependen

(51)

3.4 Uji Kevalidan dan Kerealiabelan Alat Ukur

3.4.1 Uji Kevalidan

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Sugiyono, 2005). Suatu instrumen dianggap valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Validitas dapat diketahui dengan

menggunakan rumus Product MomentCo-efficient of Correlation sebagai berikut:

r

xy = 2 2 2 2

.

Xi

Xi

n

Yi

Yi

n

Yi

Xi

Yi

Xi

n

Sumber : J.Supranto, 2000 : 153

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi antara Xi dan Yi

Xi = Skor dari masing-masing variabel (faktor yang mempengaruhi)

Yi = Skor dari seluruh variabel (skor total)

n = Banyaknya variabel sampel yang dianalisis

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Jika r hitung > r tabel, maka kuisioner valid

(52)

3.4.2 Uji Kerealiabelan

Realibilitas merupakan tingkat keandalan alat ukur (kuisioner). Kuisioner yang

realibel adalah kuisioner yang apabila dicobakan berulang-ulang pada kelompok

yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005). Cara

mengukurnya dengan menggunakan rumus Alpha Croanbach.

Rumus Alpha Croanbach:

r

ii = 2

2

1

1

t

b

k

k

Keterangan :

rii = Realibilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal

b2 = Varians butir pertanyaan

t2 = Varians Total

Dengan keputusan sebagai berikut :

1. Jika r hitung ≥ r tabel, maka dinyatakan realibel.

(53)

3. 5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Kuantitatif

Pengolahan data yang ada dilakukan dengan analisis kuantitatif yang berdasarkan

pada data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner terhadap orang yang

mengetahui dan mengenal merek Iphone. Analisis pengaruh kesadaran merek

(X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan loyalitas merek (X4)

terhadap keputusan pembelian (Y) dilakukan menggunakan analisis regresi linier

berganda dengan rumus:

Y=a+b1 X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +

ϵ

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian (Variabel terikat)

X1 = Kesadaran Merek (Variabel bebas)

X2 = Persepsi Kualitas (Variable bebas)

X3 = Asosiasi Merek (Variabel bebas)

X4 = Loyalitas Merek (Variable bebas)

b1,b2,b3,b4 = Koefisien Regresi

(54)

Berikut merupakan kriteria hasil perhitungan dengan cara membandingkan ttable

pada tingkat kepercayaan 95% atau alpha 5% dengan ketentuan:

Ho ditolak jika thitung > ttable, dengan derajat kebebasan dan tingkat

kepercayaan sebesar 95%.

Ho diterima jika jika thitung < ttable, dengan derajat kebebasan dan tingkat

(55)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian mengenai pengaruh ekuitas merek (Brand

Equity) produk Iphone terhadap loyalitas pelanggan, maka didapat kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terbukti bahwa ekuitas merek

(Brand Equity) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

2. Berdasarkan hasil perhitungan R2, diperoleh hasil bahwa pengaruh ekuitas

merek (Brand Equity) terhadap loyalitas pelanggan, pelanggan sebesar 0,566.

Hal ini berarti ekuitas merek (Brand Equity) berperan mempengaruhi loyalitas

pelanggan sebesar 56,6%.

3. Uji F atau uji simultan mengenai pengaruh ekuitas merek (Brand Equity)

produk Iphone terhadap loyalitas pelanggan menunjukkan bahwa nilai

F-hitung adalah 30,977 dan F-tabel sebesar 2,470. Setelah dibandingkan antara

nilai F-hitung dan F-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa F-hitung > F-tabel

(30,977 > 2,470) yang berarti bahwa adanya pengaruh ekuitas merek (Brand

Equity) terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa ekuitas

(56)

membuat pilihan apakah dia akan beralih atau tetap setia kepada produk

tersebut.

4. Uji t atau uji parsial mengenai pengaruh ekuitas merek (Brand Equity)

terhadap loyalitas pelanggan, menunjukkan bahwa dengan tingkat

kepercayaan 95% dan derajat kebebasan sebesar 95, maka terlihat bahwa dari

keempat variabel X yang teliti semua variabel berpengaruh terhadap loyalitas

pelanggan. Variabel yang berpengaruh adalah kesadaran merek (X1) dengan

bahwa t-hitung < t-tabel -2,108 < 1,986) dan nilai sig. (significance) < 0,05

yaitu 0,038 < 0,05, persepsi kualitas (X2) dengan t-hitung > t-tabel (2,170 >

1,986) dan nilai sig. (significance) < 0,05 yaitu 0,033 < 0,05, asosiasi merek

(X3) dengan t-hitung > t-tabel (7,607 > 1,986) dan nilai sig. (significance) <

0,05 yaitu 0,000 < 0,05, dan loyalitas merek (X4) dengan t-hitung > t-tabel

(2,689 > 1,986) dan nilai sig. (significance) < 0,05 yaitu 0,008 < 0,05.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian mengenai pengaruh ekuitas

merek (Brand Equity) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan Apple Inc. harus berupaya mepertahankan loyalitas pelanggan

terhadap produk – produknya dengan terus meningkatkan kualitas produk.

2. Perusahaan Apple Inc. harus berusaha lebih keras mengenalkan varian-varian

(57)

3. Perusahaan Apple Inc. harus berusaha menanamkan keyakinan pada

masyarakat bahwa produk Iphone lebih unggul dari produk smartphone

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David. A.Kumar V dan Day George S., 2004, Marketing Research, Eighth Edition, John Wiley & Sons, Inc, New York – USA.

Astuti dan I Gede Cahyadi, 2007, Pengaruh Elemen Ekuitas Merek Terhadap Percaya Diri Pelanggan Di Surabaya Atas Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda, Majalah Ekonomi. Tahun XVII No.2. Hal: 142. Agustus, Universitas Airlangga: Surabaya.

Durianto, Darmadi. 2010, Brand Monitoring,Majalah Marketing edisi 11/X/2010, http://www.marketing.co.id/2010/11/09/brand-monitoring/.

Durianto, Darmadi, Sugiarto dkk, 2004, Brand Equity Tren Strategy Memimpin Pasar, PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Humdiana, 2005, “Analisis Elemen-Elemen Ekuitas Merek Produk Rokok Merek

Djarum Black”.Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.12 No.1. 42-49.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid I. PT. Indeks Gramedia, Jakarta.

Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran, Alat Perencanaan, Implementasi,

dan Kontrol. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid I dan II. Prenhalindo, Jakarta.

Kusno, Fera. (2007). ”Analisa Hubungan Brand Strategy yang Dilakukan Goota Japanese Charcoal Grill And Cafe dan Brand Equity yang Sudah Diterima

Konsumen”. JurnalManajemen, Vol.3, hal. 43-56.

Marzuki. 2001. Metode Riset. BPFE-UII, Yogyakarta.

Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Rangkuti, Freddy. 2002. The Power Of Brands. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sitinjak, 2005. “Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku

Merek”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 170.

(59)

Survey Gartner,Agustus 2013, “Penjualan Smartphone di Seluruh Dunia berdasarkan Vendor pada Kuartal Kedua 2013”,

http://www.tabloidpulsa.co.id

Website:

http://www.marketing.com diakses 9 Februari 2014

http://www.id.wikipedia.org/brand-iphone diakses 2 Februari 2014

http://www.id.wikipedia.org/home-about-IDC diakses 2 Februari 2014

http://www.okezone.com/techno diakses tanggal 4 Februari 2014

http://www.emarketer.com/Article/Indonesia-New-Digital-Class-Emerges diakses

tanggal 17 Maret 2014

http://www.indotelko.com/Pasar-Indonesia-Berkontribusi-30-Bagi-Penjualan-Smartphone-di-Asia-Tenggara diakses tanggal 17 Maret 2014

(60)

PENGARUH PERUBAHAN MEREK (REBRANDING) PRODUK

LARUTAN PENYEGAR CAP KAKI TIGA MENJADI CAP BADAK

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Perubahan Merek

(Rebranding) Produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga menjadi Cap Badak

Terhadap Loyalitas Pelanggan, saya mohon anda bersedia meluangkan waktu

untuk mengisi kuesioner ini. Jawaban serta idenditas Anda merupakan rahasia dan

hasilnya akan dipergunakan untuk keperluan skripsi ini.

Daftar pertanyaan ini dibuat untuk membantu Anda menyampaikan pendapat

dengan cepat dan mudah. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang saya

inginkan adalah pendapat yang jujur dan mohon Anda menjawab seluruh

pertanyaan yang ada.

Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan dan waktu yang

anda berikan. Semoga apa yang Anda berikan dapat bermanfaat.

Hormat Saya

(61)

Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang sesuai dengan identitas diri anda.

CONTOH :

Apakah kriteria pasangan idaman anda?

( √ ) Baik ( ) Cakep

4. Apakah anda mengetahui perubahan merek (rebranding) produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak?

( ) Ya ( ) Tidak

Jika “Tidak” anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuesioner.

5. Jika “Ya”, darimanakah Anda mengetahui perubahan merek (rebranding)

produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak?

( ) Koran ( ) Radio

Jika “Tidak” anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuesioner.

7. Pengeluaran rutin per bulan :

(62)

Sebelum Perubahan Merek (rebranding)

Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga

Sesudah Perubahan Merek (rebranding)

Larutan Penyegar Larutan Penyegar Cap Badak Cap Kaki Tiga

Petunjuk penggunaan : Contoh :

PERNYATAAN

STS TS N S SS

1 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81-100

Saya sangat tampan 99

Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

(63)

PERNYATAAN

STS TS N S SS

1 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81-100

Memilih ulang sebuah merek (X1)

1. Merek cap badak mengingatkan anda pada larutan penyegar

2. Merek cap badak memiliki perbedaan dengan merek cap kaki tiga

3. Merek cap badak mudah diucapkan

Membuat Ulang Kesadaran Merek (X2)

1. Merek cap badak mudah dikenal

2. Merek cap badak mudah diingat

3. Logo badak mudah dikenal

Memposisikan ulang merek (X3)

1. Atribut produk

(64)

larutan penyegar cap badak berkualitas

2. Larutan penyegar cap badak memberikan manfaat untuk kesehatan konsumen

3. Kesan yang baik terhadap produk

Membuat ulang kepercayaan (X5)

1. Larutan penyegar cap badak lebih baik dibandingkan produk lain

2. Larutan penyegar cap badak lebih berkhasiat daripada produk lain

3. Larutan penyegar cap badak lebih berkualitas daripada produk lain

Loyalitas Konsumen (Y)

1. Sering membeli larutan penyegar cap badak

(65)

1 85 85 100 85 85 440 99 100 100 99 100 498 70 78 70 70 78 366 99 99 100 99 99 496 56 56 58 58 58 286

2 90 90 100 90 95 465 100 80 98 98 98 474 76 76 66 66 66 350 80 80 100 80 80 420 80 80 80 80 80 400

3 85 90 100 90 95 460 80 89 100 89 89 447 72 63 63 60 60 318 90 81 81 83 83 418 72 70 72 70 72 356

4 85 85 90 90 90 440 82 81 92 92 82 429 72 72 75 75 75 369 60 80 80 80 80 380 54 54 60 63 60 291

5 80 80 80 80 80 400 100 98 99 98 99 494 63 61 60 61 60 305 80 79 80 80 80 399 63 60 79 72 79 353

6 90 90 99 90 99 468 100 80 98 98 98 474 79 79 79 79 70 386 80 83 80 80 80 403 74 74 80 80 80 388

7 70 70 70 70 70 350 95 90 90 90 90 455 60 80 83 80 60 363 96 95 80 80 85 436 92 93 95 93 95 468

8 70 70 70 70 70 350 80 70 70 70 70 360 80 70 80 80 80 390 80 70 70 70 70 360 80 70 70 70 70 360

9 75 75 75 75 75 375 55 65 80 65 80 345 75 70 60 70 70 345 65 75 65 65 65 335 75 70 75 75 70 365

10 70 75 75 75 75 370 75 70 80 80 80 385 70 70 70 70 70 350 70 75 70 75 75 365 60 60 55 60 60 295

11 60 60 65 65 65 315 60 60 70 70 70 330 70 60 60 60 60 310 75 70 75 75 75 370 65 65 65 65 65 325

12 70 80 61 80 75 366 61 65 80 80 80 366 69 70 70 70 69 348 70 80 80 80 80 390 75 75 80 80 75 385

13 80 80 80 70 60 370 80 80 80 80 80 400 60 60 60 60 60 300 60 100 100 60 60 380 60 60 60 60 60 300

14 75 75 85 75 75 385 95 90 85 90 85 445 80 80 85 80 85 410 85 75 85 85 85 415 80 80 80 80 80 400

15 70 70 80 70 70 360 90 90 90 90 90 450 75 80 75 80 75 385 75 90 80 80 80 405 80 80 80 80 80 400

16 77 77 72 72 77 375 62 63 62 63 62 312 60 73 60 60 60 313 71 74 71 73 73 362 75 75 75 75 75 375

17 70 80 75 75 80 380 70 75 75 75 75 370 60 60 40 40 60 260 70 80 70 70 70 360 60 60 60 60 60 300

18 80 80 86 86 86 418 68 86 86 86 86 412 66 75 66 75 66 348 80 70 70 70 70 360 70 60 70 70 70 340

19 75 70 75 75 70 365 80 80 80 80 80 400 80 80 80 80 80 400 80 80 75 75 75 385 75 75 75 75 75 375

20 70 70 75 70 70 355 80 80 85 80 85 410 75 75 70 70 75 365 75 75 80 75 75 380 80 80 80 80 80 400

21 85 75 85 85 85 415 75 85 75 75 75 385 75 85 75 75 75 385 75 85 85 85 85 415 85 75 75 75 75 385

22 75 70 70 70 75 360 85 85 80 80 85 415 60 70 60 60 60 310 60 80 80 80 80 380 70 75 75 70 70 360

23 85 90 85 85 85 430 80 75 80 90 90 415 60 60 60 60 60 300 75 85 75 75 75 385 75 70 75 70 75 365

(66)

28 80 80 80 90 90 420 70 70 70 80 80 370 59 50 50 60 60 279 50 55 63 63 63 294 62 61 60 61 60 304

29 82 63 63 73 63 344 63 60 85 80 85 373 55 65 55 65 65 305 65 70 85 85 85 390 70 70 70 70 70 350

30 75 75 80 80 75 385 60 60 60 60 60 300 75 75 60 60 60 330 80 80 80 80 80 400 60 60 80 80 70 350

31 75 75 100 85 85 420 81 81 81 99 100 442 70 78 56 60 56 320 79 99 100 99 99 476 70 76 78 78 78 380

32 75 75 75 90 95 410 80 80 80 98 98 436 60 80 85 66 66 357 80 70 70 80 80 380 65 65 65 80 80 355

33 75 75 75 90 95 410 50 50 70 89 89 348 75 75 75 60 60 345 90 90 80 83 83 426 75 75 75 70 72 367

34 53 53 55 60 60 281 60 55 60 53 53 281 22 80 21 75 75 273 50 21 50 80 80 281 70 25 50 63 60 268

35 70 72 75 80 80 377 60 60 80 98 99 397 81 85 60 61 60 347 60 70 61 80 80 351 60 60 60 72 79 331

36 70 75 70 90 90 395 70 70 75 98 98 411 75 75 60 79 70 359 80 75 60 80 80 375 75 60 80 80 80 375

37 80 83 60 70 70 363 80 80 80 80 80 400 78 73 60 80 80 371 84 88 55 85 85 397 70 76 72 93 95 406

38 70 50 100 70 70 360 92 90 85 70 70 407 80 62 80 80 80 382 70 80 80 70 70 370 82 80 80 70 70 382

39 75 40 90 75 75 355 80 80 90 65 80 395 80 85 75 70 70 380 75 80 80 75 75 385 80 85 80 75 70 390

40 80 40 90 75 75 360 80 80 70 80 80 390 80 80 60 70 70 360 80 80 80 75 75 390 80 90 95 60 60 385

41 85 80 85 85 85 420 85 80 85 75 75 400 80 80 80 80 80 400 99 99 99 75 75 447 90 90 90 75 75 420

42 70 60 75 80 75 360 70 77 73 70 70 360 60 60 60 70 80 330 70 70 60 80 80 360 65 60 65 80 75 345

43 70 40 85 60 70 325 61 61 60 80 80 342 75 93 80 40 40 328 78 80 80 60 60 358 77 85 80 60 60 362

44 50 61 61 75 75 322 70 65 61 61 65 322 50 50 50 80 85 315 68 50 68 68 68 322 50 50 50 80 80 310

45 75 95 95 75 75 415 92 80 75 90 90 427 80 90 75 80 75 400 80 95 80 80 80 415 75 86 80 80 80 401

46 75 40 90 72 77 354 75 80 85 63 62 365 80 95 75 60 60 370 70 75 75 73 73 366 80 85 80 75 75 395

47 75 50 80 75 80 360 80 80 90 75 75 400 90 60 75 40 60 325 75 75 80 70 70 370 80 95 95 60 60 390

48 80 60 90 86 86 402 85 85 60 86 86 402 80 70 90 75 75 390 80 75 80 70 70 375 75 85 95 70 70 395

49 70 50 80 75 70 345 70 70 70 80 80 370 80 60 75 80 80 375 80 60 75 75 75 365 85 70 70 75 75 375

Gambar

Gambar 1. Grafik Peningkatan Minat Beli Smartphone di Indonesia, tahun
Gambar 2. Penjualan Smartphone di Indonesia 2012 dan 2013.
Tabel 1. Lima Vendor Smartphone Teratas, Kenaikan Penjualan dan
Tabel 2. Kerangka Pemikiran
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada pernyataan ketiga, dari 97 responden, sebanyak 70,1% responden menyatakan sangat setuju bahwa Harga produk pasta gigi Pepsodent sesuai dengan kepuasan yang saya dapatkan,

yang menjawab setuju tentang pernyataan saya dapat mengenal Indomaret secara. umum menjawab setuju sebanyak 81 responden dengan presentase

(Muller, The Business Of Brand ,2004 dikutip dari Ajie Bayu Anggoro,2013) menyatakan alasan dan motivasi perusahaan melakukan perubahan merek adalah untuk merekturisasi,

Pilihlah jawaban dari kelima alternatif tanggapan yang benar-benar sesuai dengan keadaan Anda, seperti: SS artinya sangat setuju, apabila pernyataan tersebut sangat

Pengaruh Faktor Sosial, Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Kepercayaan Merek Serta Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan Telepon Selular (Studi Kasus Pada Pengguna

menunjukkan bahwa distribusi frekuensi jawaban responden didominasi oleh. pernyataan sangat setuju (34,3%) dan

Untuk pernyataan keempat, sebanyak 33% memberikan jawaban sangat setuju, 20% memberikan jawaban setuju, 20% memberikan jawaban ragu-ragu, 20% memberikan jawaban

15 Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk No Alternatif Jawaban F % 1 Sangat Tidak Setuju 0 0% 2 Tidak Setuju 1 1% 3 Netral 16 16% 4 Setuju 47 47% 5 Sangat