• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL OBSERVASI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

N/A
N/A
vindy

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN HASIL OBSERVASI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK "

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Tugas Mata Kuliah

Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya Dosen Pengampu: Dr. Teguh Sulistyo, M.Pd.

Disusun oleh:

Rika Vindy Arinda Amalya (226101140494)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG

2022

▸ Baca selengkapnya: laporan perkembangan peserta didik tk

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan observasi ini dapat berlangsung dengan lancar. Penulis menyelesaikan laporan observasi ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dan Pembelajarannya. Semoga laporan ini memenuhi syarat seperti yang diharapkan:

Dengan demikian penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Teguh Sulityo, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya.

2. Ibu Sudi Hastuti, S.Pd. selaku guru pamong mata pelajaran Bahasa Inggris di SMAN 5 Malang.

3. SMAN 5 Kota Malang sebagai sekolah yang penulis jadikan sebagai tempat melakukan observasi.

4. Siswa-Siswi X-H SMAN 5 Malang yang dijadikan subjek dari observasi.

5. Rekan-rekan sejawat mahasiswa PPG PRAJABATAN 2022 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Kanjuruhan Malang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan laporan observasi ini di masa mendatang.

Malang, 25 November 2022

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Identitas Peserta Didik...1

1.2 Perencanaan Observasi (Panduan Observasi)...2

BAB II...4

HASIL ANALISA DATA...4

2.1 Hasil Analisis Data Perkembangan Fisiologis Peserta Didik...4

2.2 Hasil Analisis Data Perkembangan Kognitif Peserta Didik...5

2.3 Hasil Analisis Data Perkembangan Emosi Peserta Didik...6

2.4 Hasil Analisis Data Perkembangan Psikososial dan Moral Peserta Didik...6

2.5 Hasil Analisis Data Perkembangan Motivasi Peserta Didik...7

2.6 Hasil Analisis Data Perkembangan Kultur Peserta Didik...8

BAB III...9

PENUTUP...9

3.1 Kesimpulan...9

3.2 Saran...9

DAFTAR PUSTAKA...10

LAMPIRAN...11 Lampiran 1. Rubrik Observasi

Lampiran 2 Contoh Pengisian Observasi Peserta Didik Lampiran 3 Hasil Observasi

Lampiran 4 Hasil Data SPSS

(4)
(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Identitas Peserta Didik

Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa di mana karakteristik sekunder muncul, terjadi pembuahan, dan terjadi perubahan psikologis dan kognitif. Masa remaja atau pubertas merupakan tahap pematangan fisik, alat seksual, dan pencapaian kemampuan reproduksi Perubahan fisik dan perubahan fungsi fisiologis menjadi ciri masa remaja atau pubertas. Perubahan fisik pada remaja putri meliputi perubahan penampilan fisik, bentuk tubuh, dan proporsi tubuh, sedangkan perubahan fisiologis remaja pada masa pubertas meliputi pematangan organ seksual [ CITATION Pri16 \l 1033 ].

Perubahan fisik yang dialami remaja putri adalah perubahan pematangan organ reproduksi yang ditandai dengan terjadinya peristiwa menstruasi. Menstruasi adalah periode perdarahan uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Menstruasi terjadi ketika sel telur tidak dibuahi oleh sperma, menyebabkan lapisan rahim yang menebal luruh (Susanti dkk., 2017).

Fase remaja itu usia 11 atau 12 tahun hingga 18 tahun, yang mana pada usia ini, kemampuan remaja untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya saat perkembangan otak mencapai penyelesaian. Sistem saraf, yang memproses informasi, berkembang dengan cepat. Selanjutnya pada masa remaja, lingkaran saraf lobus frontal mengalami reorganisasi (belahan otak depan menjadi belahan otak tengah atau fisura).

Fungsi lobus ini bertanggung jawab atas aktivitas kognitif tingkat tinggi seperti perencanaan strategis dan pengambilan keputusan [ CITATION Sar12 \l 1033 ]. Remaja juga memiliki tingkat perkembangan emosi yang tinggi dan emosionalitas puncak. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, dengan emosi negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih dan murung). Remaja yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang baik memiliki kematangan emosi yang kurang, yang mengarah pada perilaku negatif seperti agresi dan lari dari kenyataan.

Hal ini berkaitan dengan masa remaja yang dianggap sebagai masa yang penuh gejolak dan stres (Storm and Stress). Hal ini karena mereka memiliki kemampuan untuk memilih keinginannya sendiri, dan jika diarahkan dengan baik, mereka akan berkembang menjadi individu yang memiliki rasa tanggung jawab [ CITATION Pro09 \l 1033 ]Menurut Indriani dan Asmuji (2014), perkembangan psikologis dibagi menjadi tiga kategori: 1)

(6)

perkembangan psikososial, 2) perkembangan kognitif, dan 3) perkembangan emosi. Pada perkembangan psikososial dimulai dengan kemampuan, yang seringkali diwujudkan sebagai kemauan yang kuat yang tidak dapat dikompromikan, meskipun bertentangan dengan keinginan orang lain. Kemudian perkembangan emosi adalah perasaan mendalam yang biasanya mengarah pada tindakan atau perilaku. Emosi hanya digunakan untuk keadaan psikologis, sedangkan perasaan dapat bersifat fisik dan psikologis. Masa remaja meningkatkan kepekaan emosional ke titik di mana bahkan rangsangan kecil dapat menyebabkan ledakan emosi yang besar. Perkembangan kecerdasan berlanjut pada masa remaja hingga usia 21 tahun. Remaja lebih suka mempelajari sesuatu dengan logika yang menjelaskan hubungan antara satu hal dengan hal lainnya. Imajinasi remaja juga telah meningkat secara signifikan dalam hal prestasi mereka.

Dengan demikian penulisan ini akan melakukan observasi pada peserta didik yang putri di SMA Negeri 5 Malang, khususnya kelas X- H untuk mengetahui perkembangan dari segi aspek kognitif hingga aspek kultur. Peserta didik yang digunakan sebagai sampel observasi ini adalah sejumlah 10 peserta didik.

1.2 Perencanaan Observasi (Panduan Observasi)

Berikut ini adalah perencanaan observasi yang akan penulis implementasi kan untuk memperoleh data mengenai perkembangan fisiologis, psikologis (kognitif, emosi, psikososial, dan moral), serta motivasi belajar siswa di kelas X-H SMAN 1 Malang:

a. Tahap Perencanaan

1. Penulis melaksanakan observasi secara langsung ke dalam kelas pada tahap awal pelaksanaan PPL.

2. Penulis menentukan tujuan dari PPL.

3. Penulis menyusun daftar pernyataan yang akan digunakan dengan mengaplikasikan skala likert dan pertanyaan terbuka dengan menyiapkan Google Form (Lampiran 1).

4. Menentukan jadwal keberangkatan.

5. Penulis telah memilih responden yang akan diwawancara.

b. Tahap Pelaksanaan

1. Penulis melakukan observasi dengan lembar checklist yang sudah disusun

(7)

2. Peserta didik melakukan pengecekan ulang terkait pertanyaan yang didapat dari responden.

c. Tahap Akhir Pelaksanana

1. Pengolahan data hasil observasi dengan spss 2. Penyusunan laporan yang sudah ada.

3. Presentasi hasil.

(8)

BAB II

HASIL ANALISA DATA

2.1 Hasil Analisis Data Perkembangan Fisiologis Peserta Didik

Usia di mana pubertas dimulai dan tingkat di mana perubahan terjadi sangat bervariasi. Percepatan pertumbuhan, yang meliputi pertumbuhan tulang yang cepat, biasanya dimulai antara usia 10 dan 12 tahun untuk anak perempuan dan 12 hingga 14 tahun untuk anak laki-laki. Seiring dengan perubahan fisik yang dramatis, waktu pubertas memiliki dampak yang signifikan pada penyesuaian psikologis. Beberapa penelitian menemukan bahwa anak laki-laki dewasa awal dianggap santai, mandiri, percaya diri, dan menarik secara fisik baik oleh orang dewasa maupun teman sebaya. Mereka populer di kalangan teman sebayanya karena mereka adalah pemimpin di sekolah, misalnya OSIS atau MPK. Anak perempuan di awal masa remaja mereka tidak populer, menarik diri, kurang percaya diri, dan cemas. Tren ini sebagian besar dijelaskan oleh dua faktor: (1) seberapa dekat tubuh remaja cocok dengan cita-cita budaya daya tarik fisik di sekitarnya, dan (2) seberapa baik remaja cocok secara fisik dengan teman sebaya mereka (Brooks-Gunn, & Warren, 2006).

Berdasarkan hasil observasi, peserta didik yang usianya 15 tahun berjumlah lima orang dan yang berusia 16 tahun juga berjumlah lima orang. Berikut ini adalah data subjek yang digunakan dalam observasi ini:

Tabel 1. Data Informasi Peserta Didik

Data Informasi Peserta Didik

No Nama Usia:

1 Vicky Erniputri 15 tahun

2 Anisa Aprilia Putri 16 tahun

3 Cahya Nabila Ramadhani 15 tahun

4 Bilkis Asa Izzanni 16 tahun

5 Alvi dwi laura 16 tahun

6 Alkhansa Fathimah A 16 tahun

7 Fauziyah Wardah Nandini 15 tahun

8 Yusandra Alvionita 15 tahun

9 Nur Azizah 16 tahun

10 Keysha Az-Zahra 15 tahun

(9)

Sedangkan untuk perkembangan berat badan mereka, sebanyak 80 persen mengalami perubahan berat badan. Hal ini ditandai dengan perbedaan yang signifikan pada foto pada pertemuan pertama dengan yang saat ini. Sementara tinggi badan peserta didik juga mengalami penambahan tinggi badan dengan Baik, hal ini ditandai dengan pendapat mereka terkait perbedaan tinggi badan ketika masih berada di sekolah menengah pertama dengan yang saat ini. Sementara itu untuk penglihatan, peserta didik yang dikategorikan memiliki penglihatan Sangat Baik sebanyak 20 persen. Hal ini ditandai dengan mereka yang duduk di tempat paling belakang namun tidak menggunakan kacamata. Apabila mereka yang berkacamata hanya digunakan ketika guru menggunakan projektor ataupun ketika guru mencatat di papan tulis.

2.2 Hasil Analisis Data Perkembangan Kognitif Peserta Didik

Fase remaja merupakan fase kritis perkembangan individu yang diawali dengan pematangan sikap yang bergantung pada orang tua. Ini dipandang sebagai masa frustrasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan perasaan terkucil dari kehidupan sosial budaya orang dewasa. Sulit membayangkan seorang siswa berpikir tanpa terlebih dahulu melalui ranah kognitif [ CITATION Nur161 \l 1033 ]. Perkembangan kognitif mengacu pada tahapan-tahapan perkembangan kognitif manusia yang berkisar dari masa kanak-kanak hingga dewasa, dimulai dengan proses berpikir konkrit atau melibatkan konsep- konsep konkrit dan berlanjut ke yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep abstrak dan logis.

Dalam teori kognitifnya, Jean Piaget mendefinisikan perkembangan kognitif sebagai suatu proses yang dibentuk oleh interaksi terus-menerus antara individu dan lingkungannya. Pada tahapan perkembangan kognitif yang operasional-formal, di mana usianya sudah lebih dari 11 tahun, seorang individu akan dapat berpikir secara proporsional, menyeluruh, idealisme yang kuat, dan mampu membuat hipotesis.

Berdasarkan hasil observasi, peserta didik yang memasuki tahapan operasional-formal sudah dapat melaksanakan kegiatan eksplorasi ditandai dengan 80 persen peserta didik akan menggunakan gadget mereka untuk menambah informasi. Kemudian peserta didik 100 persen dapat melakukan elaborasi dengan Baik bersama teman sebaya dalam menyelesaikan suatu kasus yang diberikan oleh guru. Pada kegiatan tersebut, peserta didik dapat membuat hipotesis mengenai masalah yang diberikan. Setelah itu, peserta didik dapat mendemonstrasikan tugas di depan kelas dengan Sangat Baik. Akan tetapi, peserta didik sebanyak 80 persen masih dalam kategori Baik dalam memberikan contoh berdasarkan pengalaman sendiri. Peserta didik juga dinilai mampu melakukan kegiatan refleksi untuk

(10)

mengetahui output mereka setelah pelajaran selesai dan menarik kesimpulan dalam kategori Baik.

2.3 Hasil Analisis Data Perkembangan Emosi Peserta Didik

Masalah emosional remaja berupa gejala perasaan tertekan, frustasi, atau konflik internal atau konflik eksternal dalam diri individu. Konflik internal maupun konflik eksternal ini telah ditemukan dan menimpa individu yang masih dalam proses pembangunan. Daniel Goleman [ CITATION Asr04 \l 1033 ], mengidentifikasi sejumlah kelompok emosional, di antaranya:

1. Kemarahan; itu termasuk kekerasan, amukan, kebencian, kemarahan, tersinggung, kejengkelan, kejengkelan, dan kepahitan

2. kekerasan, dan kebencian patologis

3. Rasa sakit, sedih, muram, muram, melankolis, mengasihani diri sendiri, kesepian, penolakan, keputusasaan, dan depresi adalah contoh kesedihan.

4. Kecemasan, ketakutan, kegugupan, kekhawatiran, was-was, perasaan takut yang ekstrem, kesedihan, kewaspadaan, kegelisahan, kengerian, kecut, panik, dan fobia adalah contoh ketakutan.

5. Kebahagiaan, kegembiraan, ringan, kepuasan, kegembiraan, kegembiraan, geli, bangga, kesenangan sensual, takjub, terpesona, kepuasan, rasa pemenuhan, kegembiraan, kegembiraan, dan mania adalah semua contoh kesenangan.

Berdasarkan hasil analisis, peserta didik mampu berinteraksi dalam pembelajaran kelompok yang ditandai dengan kategori Baik. Kemudian salah satu peserta didik merasa cemas yang ditandai tidak dapat menunjukkan rasa percaya diri dalam pembelajaran bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan menurutnya bahasa Inggris bukan bahasa nasional, sehingga dia kesulitan dalam menyampaikan pendapat. Akan tetapi, peserta didik dapat mengendalikan amarahnya dengan Baik hal ini dikarenakan apabila kelas sudah tidak kondusif mereka akan memulai mengingatkannya.

2.4 Hasil Analisis Data Perkembangan Psikososial dan Moral Peserta Didik

Perkembangan moral berkaitan dengan aturan dan konvensi yang mengatur apa yang harus dilakukan manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak dilahirkan tanpa moral, tetapi mereka memiliki potensi moral yang menunggu untuk dikembangkan. Menurut teori ini, perilaku moral adalah reaksi terhadap suatu stimulus, dan proses penguatan,

(11)

hukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku moral anak. Pada hakekatnya seorang anak akan melakukan perbuatan baik jika diberi stimulus positif, seperti hadiah, dan akan berbuat maksiat jika dihukum. Hubungan yang berkembang antara anak dan teman sebayanya dari tahun ke tahun meletakkan dasar bagi sosialisasi pada anak. Anak-anak tidak hanya lebih banyak bermain dengan anak-anak lain, tetapi mereka juga lebih banyak berbicara. Jika anak menikmati hubungan dengan orang lain, meskipun hanya sesekali, sikap terhadap kontak sosial lebih baik daripada hubungan sosial yang sering, tetapi sifat hubungan tersebut kurang menguntungkan [ CITATION Mur17 \l 1033 ].

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, presentase peserta didik yang mampu menyelesaikan tugas kelompok yang sudah diberikan oleh guru dengan baik adalah 80 persen dalam kategori Baik. Hal ini dikarenakan guru memberikan instruksi yang cukup jelas dan adanya interaksi dalam menyelesaikan tugas dan partisipasi aktif antar sesama anggota.Sebanyak 80 persen peserta didik dapat mengikuti aturan sekolah dengan baik, misalnya ketika bel sudah berbunyi, peserta didik sudah berada di kelas. Sehubungan dengan hal itu, guru di kelas sudah menerapkan kontrak belajar untuk mencegah siswa yang terlambat dan menumbuhkan karakter positif, apabila ada yang melanggar peserta didik telah menyepakati untuk diberikan hukuman. Kelas X H termasuk kelas yang cukup ramai, namun 80 persen peserta didik tidak saling mengganggu teman selama proses pembelajaran dan mereka cenderung berdiskusi dengan antar teman untuk menemukan jawaban yang tepat atau merasa kurang mampu dalam memahami materi. Kelas X-H juga tergolong rapi dan bersih karena setelah pembelajaran, peserta didik melaksanakan piket. Di samping itu, untuk menumbuhkan moral yang positif dan dapat berinteraksi dengan temannya, guru berupaya mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran.

2.5 Hasil Analisis Data Perkembangan Motivasi Peserta Didik

Motivasi adalah keadaan kebutuhan, keinginan, dan keinginan yang mengarahkan perilaku seseorang untuk secara aktif bertindak guna mencapai suatu tujuan. Dapat dikatakan juga motivasi ini untuk mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Kekuatan, tekanan, semangat, atau kekuatan psikologis semuanya dapat digunakan untuk memotivasi dirinya melakukan sesuatu [ CITATION Sud02 \l 1033 ]. Di samping itu, peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Peserta didik tekun mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik bersemangat mengikuti proses pembelajaran, tekun dalam mengerjakan tugas; 2) Peserta didik tidak cepat putus asa dan tidak mudah mengeluh; 3) Peserta didik lebih senang bekerja

(12)

secara mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. 4) Motivasi yang muncul adalah motivasi instrinsik; 5) Teguh pendirian dan dapat mempertahankan pendapatnya [ CITATION Sad96 \l 1033 ].

Berdasarkan hasil observasi, peserta didik aktif dalam memperhatikan penjelasan guru dalam kegiatan pembelajaran ditunjukkan dengan Peserta didik aktif bertanya kepada guru atau teman mengenai materi yang belum dipahami, hal ini terdapat sebanyak 80 persen peserta didik. Selain itu, peserta didik semangat dalam mengikuti proses pembelajaran termasuk dalam kategori Baik, yang mana ditunjukkan dengan respon peserta didik dalam menyelesaikan tugas secara tepat waktu. Kemudian, peserta didik mencatat apa yang disampaikan guru termasuk kategori Baik. Peserta didik akan bertanya apabila tulisan guru tidak dapat dibaca dengan jelas. Penulis juga seringkali menemukan peserta didik yang merasa bosan dengan pembelajaran karena mereka membuka hp selama pembelajaran.

Sehingga, guru perlu memberikan teguran pada peserta didik yang belum bisa fokus dengan pembelajaran.

2.6 Hasil Analisis Data Perkembangan Kultur Peserta Didik

Penerapan dari aspek kultural dalam proses pembelajaran ini guru dapat mengaplikasikan dengan pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural menurut Choirul (2016: 187) memiliki ciri-ciri: 1) Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan menciptakan manusia berbudaya (berperadaban). 2). Materinya mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai kelompok etnis (kultural). 3) Metodenya demokratis, dengan mempertimbangkan perbedaan budaya serta keragaman bangsa dan suku.

4). Evaluasi didasarkan pada penilaian perilaku siswa, yang meliputi persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lain.

Berdasarkan hasil observasi di kelas X-H SMA Negeri 5 Malang, peserta didik didominasi dengan kepercayaan Islam. Maka dalam penerapannya, setiap hari melaksanakan IMTAQ bersama sebelum memulai pembelajaran dan sholat dzuhur bersama di masjid sekolah. Sementara untuk kesenian, peserta didik mengenali kesenian lukis dan tari, gamelan, jaranan, dan topeng. Kesenian yang disebutkan itu adalah khas dari Malang. Kultur dari penerapan nilai lur kemanusiaan itu diaplikasikan dengan mengucapkan terimakasih ketika ditolong dan selalu memberi salam dan ijin pada guru. Di samping itu, tindakan budaya lainnya diwujudkan dengan tidak saling menjaili atau mengganggu temannya yang sedang belajar. Mereka lebih memilikih untuk menyemangati dan belajar bersama.

(13)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan observasi, hasilnya ditemukan bahwa peserta didik mengalami perkembangan fisiologis dengan baik ditandai dengan bertambahnya berat badan dan perubahan fisik lainnya. Peserta didik juga mengalami perkembangan kognitif, emosi, psikologis dan moral yang tergolong baik. Hal ini dikarenakan peserta didik bertindak positif dan dapat berpikir secara logis dalam pelajaran. Selain itu, peserta didik juga memiliki motivasi yang baik dan menerapkan kultur yang dapat memberikan mereka pengalaman hidup yang bermakna.

3.2 Saran

Sebagai pendidik, peserta didik perlu diperhatikan bakat dan minat sebab hal ini dapat mempengaruhi motivasi mereka belajar. Selain itu, pendidik perlu menciptakan ekosistem pembelajaran yang aman dan nyaman karena peseta didik perlu meningkatkan kepercayaan diri mereka dan relaks selama proses pembelajaran.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Asrori. (2004). Perkembangan Peserta Didik. Malang: Wineka Media.

Murni. (2017). PERKEMBANGAN FISIK, KOGNITIF, DAN PSIKOSOSIAL PADA MASA KANAK-KANAK AWAL 2-6 TAHUN. Jurnal Psikologi, 3(1), 19-33.

Nuraini, A. (2016). ANALISIS PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA DALAM MELATIH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KEGIATAN TAKRAR (Studi Kasus Di Kelas III Putri Madrasah Miftahul Huda Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo). Ponorogo: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo.

Priyanti, S., & Syalfina, A. D. (2016). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Proverawati, A., & Misaroh, S. (2009). Menarche: Menstruasi Pertama Penuh Makna.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Sadirman, A. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sarwono, S. W. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudarwan. (2002). Motivasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

(15)

LAMPIRAN

(16)

Lampiran 1. Rubrik Observasi

RUBRIK LEMBAR OBSERVASI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Nama Peserta Didik: Kelas: X-H Usia:

Jenis Kelamin: P/L Petunjuk Pengisian:

1. Tulislah identitas lengkap peserta didik yang Bapak/Ibu amati

2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi yang anda dapatkan dengan tanda (✓) sesuai dengan kriteria penilaian

Keterangan:

1 = Tidak Baik (TB) 2 = Kurang Baik 3 = Baik (B)

4 = Sangat Baik (SB) N

o

Indikator yang Amati 1 2 3 4 Keterangan

A Aspek Fisiologis

1 Peserta didik mengalami penambahan berat badan 2 Peserta didik mengalami

perubahan tinggi badan

3 Peserta didik memiliki penglihatan yang jelas

B Aspek Kognitif

4 Peserta didik mampu

melaksanakan kegiatan eksplorasi.

5 Peserta didik mampu

melaksanakan kegiatan elaborasi.

6 Peserta didik mampu

mendemonstrasikan tugas di depan kelas.

7 Peserta didik mampu memberi contoh sesuai dengan pengalaman sendiri.

8 Peserta didik mampu

melaksanakan kegiatan refleksi atau konfirmasi hasil.

9 Peserta didik mampu melakukan penarikan kesimpulan pada materi

(17)

yang sudah dipelajari.

C Aspek Emosi

10 Peserta didik mampu berinteraksi dalam pembelajaran kelompok.

11 Peserta didik mempunyai keberanian dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan pendapat.

12 Peserta didik mampu

menunjukkan rasa percaya diri.

13 Peserta didik mampu

mengendalikan amarahnya apabila suasana kelas sedang tidak

kondusif.

14 Peserta didik selalu merasa percaya diri dalam menyampaikan perspektif nya di depan kelas.

D Aspek Psikososial dan Moral

15 Peserta didik mampu

menyelesaikan tugas kelompok yang sudah diberikan oleh guru dengan baik.

16 Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam kelompok.

17 Peserta didik dapat

mengemukakan pendapat dengan baik.

18 Peserta didik dapat mengikuti aturan sekolah dengan baik, misalnya ketika bel sudah berbunyi, peserta didik sudah berada di kelas.

19 Peserta didik tidak mengganggu teman selama proses

pembelajaran.

20 Peserta didik menjalankan piket sesuai dengan jadwal piket yang sudah disusun.

21 Peserta didik tidak makan selama proses pembelajaran.

22 Peserta didik mampu membantu teman yang sedang kesulitan dalam memahami pelajaran.

23 Peserta didik memberikan kesempatan pada temannya agar dapat aktif di kelas.

24 Peserta didik tidak membedakan teman-temannya.

(18)

E Aspek Motivasi 25 Peserta didik aktif dalam

memperhatikan penjelasan guru dalam kegiatan pembelajaran.

26 Peserta didik aktif bertanya kepada guru atau teman mengenai materi yang belum dipahami.

27 Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu.

28 Peserta didik semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

29 Peserta didik merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.

30 Peserta didik bertanya kepada teman mengenai materi yang belum dipahami.

31 Peserta didik mencatat penjelasan guru jika ada hal yang menurutnya penting.

F Aspek Kultural

32 Kesenian apa saja yang ada di lingkungan peserta didik?

33 Agama apa yang dianut oleh peserta didik?

34 Apakah peserta didik tidak menganggu temannya selama proses pembelajaran berlangsung?

35 Apakah peserta didik mencontek jawaban teman dalam

mengerjakan tugas atau ujian?

36 Apakah peserta didik ijin terlebih dahulu apabila akan keluar?

37 Apakah peserta didik

mengucapkan terima kasih setelah menerima pertolongan?

38 Apakah peserta memberikan salam?

(19)

Lampiran 2 Contoh Pengisian Observasi Peserta Didik

RUBRIK LEMBAR OBSERVASI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Nama Peserta Didik: Vicky Erniputri Kelas: X-H Usia: 15 tahun Petunjuk Pengisian:

1. Tulislah identitas lengkap peserta didik yang Bapak/Ibu amati

2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi yang anda dapatkan dengan tanda (✓) sesuai dengan kriteria penilaian

Keterangan:

1 = Tidak Baik (TB) 2 = Kurang Baik 3 = Baik (B)

4 = Sangat Baik (SB) N

o

Indikator yang Amati 1 2 3 4 Keterangan

A Aspek Fisiologis

1 Peserta didik mengalami penambahan berat badan

✓ 2 Peserta didik mengalami

perubahan tinggi badan ✓

3 Peserta didik memiliki penglihatan

yang jelas ✓

B Aspek Kognitif

4 Peserta didik mampu

melaksanakan kegiatan eksplorasi.

✓ 5 Peserta didik mampu

melaksanakan kegiatan elaborasi.

✓ 6 Peserta didik mampu

mendemonstrasikan tugas di depan kelas.

7 Peserta didik mampu memberi contoh sesuai dengan pengalaman sendiri.

8 Peserta didik mampu

melaksanakan kegiatan refleksi atau konfirmasi hasil.

9 Peserta didik mampu melakukan penarikan kesimpulan pada materi yang sudah dipelajari.

C Aspek Emosi

(20)

10 Peserta didik mampu berinteraksi

dalam pembelajaran kelompok. ✓

11 Peserta didik mempunyai keberanian dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan pendapat.

12 Peserta didik mampu

menunjukkan rasa percaya diri. ✓ 13 Peserta didik mampu

mengendalikan amarahnya apabila suasana kelas sedang tidak

kondusif.

14 Peserta didik selalu merasa percaya diri dalam menyampaikan perspektif nya di depan kelas.

✓ Peserta didik masih merasa malu dalam menyatakan pendapat karena suaranya masih terdengar kecil.

D Aspek Psikososial dan Moral

15 Peserta didik mampu

menyelesaikan tugas kelompok yang sudah diberikan oleh guru dengan baik.

16 Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam kelompok.

17 Peserta didik dapat

mengemukakan pendapat dengan baik.

18 Peserta didik dapat mengikuti aturan sekolah dengan baik, misalnya ketika bel sudah berbunyi, peserta didik sudah berada di kelas.

19 Peserta didik tidak mengganggu teman selama proses

pembelajaran.

20 Peserta didik menjalankan piket sesuai dengan jadwal piket yang sudah disusun.

21 Peserta didik tidak makan selama proses pembelajaran.

✓ 22 Peserta didik mampu membantu

teman yang sedang kesulitan dalam memahami pelajaran.

23 Peserta didik memberikan kesempatan pada temannya agar dapat aktif di kelas.

24 Peserta didik tidak membedakan teman-temannya.

E Aspek Motivasi

(21)

25 Peserta didik aktif dalam memperhatikan penjelasan guru dalam kegiatan pembelajaran.

26 Peserta didik aktif bertanya kepada guru atau teman mengenai materi yang belum dipahami.

27 Peserta didik mengerjakan tugas

yang diberikan tepat waktu. ✓

28 Peserta didik semangat dalam

mengikuti proses pembelajaran. ✓ 29 Peserta didik merasa bosan dalam

mengikuti pembelajaran. ✓

30 Peserta didik bertanya kepada teman mengenai materi yang belum dipahami.

31 Peserta didik mencatat penjelasan guru jika ada hal yang menurutnya penting.

F Aspek Kultural

32 Kesenian apa saja yang ada di lingkungan peserta didik?

✓ Seni musik, seni tari, seni rupa

33 Agama apa yang dianut oleh peserta didik?

✓ Islam

34 Apakah peserta didik tidak menganggu temannya selama proses pembelajaran berlangsung?

✓ Tidak, karena peserta didik memuji temannya yang telah belajar.

35 Apakah peserta didik mencontek jawaban teman dalam

mengerjakan tugas atau ujian?

✓ Tidak, karena peserta didik memilih untuk belajar dengan giat

36 Apakah peserta didik ijin terlebih dahulu apabila akan keluar?

✓ Peserta didik akan ijin terlebih dahulu jika ada keperluan

37 Apakah peserta didik

mengucapkan terima kasih setelah menerima pertolongan?

✓ Peserta didik selalu berterima kasih apabila ditolong

38 Apakah peserta memberikan

salam? ✓ Peserta didik akan pamit

terlebih dahulu serta memberi salam

(22)

Lampiran 3 Hasil Observasi

No Fisiologis Kognitif Emosi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3

3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3

4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3

5 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3

6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3

7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

10 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 c

No Psikososial dan Moral Motivasi

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

6 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

9 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

N

o Kultur

32 33 34 35 36 37 38

1 3 3 3 1 3 3 3

2 3 3 3 2 3 3 3

3 3 3 3 2 3 3 3

4 3 3 3 2 3 3 3

5 3 3 3 2 3 3 3

6 3 3 3 1 3 3 3

7 3 3 3 1 3 3 3

8 3 3 3 2 3 3 3

9 3 3 3 2 3 3 3

10 3 3 3 2 3 3 3

Lampiran 4 Hasil Data SPSS

(23)

Frequencies

Notes

Output Created 25-NOV-2022 04:39:56

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

10

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

(24)

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=VAR000 01 VAR00002

VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009

VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020

VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031

VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,10

Frequency Table

F1 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 2 20.0 20.0 20.0

3 8 80.0 80.0 100.0

(25)

Total 10 100.0 100.0

F2 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 3 30.0 30.0 30.0

3 7 70.0 70.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

F3 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 4 40.0 40.0 40.0

3 4 40.0 40.0 80.0

4 2 20.0 20.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

K1 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 2 20.0 20.0 20.0

3 8 80.0 80.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

(26)

K2 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

K3 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

K4 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 2 20.0 20.0 20.0

3 8 80.0 80.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

K5 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

K6

(27)

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

E1 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

E2 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

E3 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 30.0 30.0 30.0

2 4 40.0 40.0 70.0

3 3 30.0 30.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

E4

(28)

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 7 70.0 70.0 70.0

4 3 30.0 30.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

E5 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

PM1 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

PM2 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

PM3 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

(29)

Valid 2 3 30.0 30.0 30.0

3 7 70.0 70.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

PM4 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4 10 100.0 100.0 100.0

PM5 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

PM6 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 6 60.0 60.0 60.0

4 4 40.0 40.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

PM7 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

(30)

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

PM8 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

PM9 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

PM10 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

M1 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

M2

(31)

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

M3 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

M4 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

M5 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

M6 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

(32)

M7 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

KU1 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

KU2 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

KU3 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

KU4 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

(33)

Valid 1 3 30.0 30.0 30.0

2 7 70.0 70.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

KU5 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

KU6 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

KU7 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 100.0 100.0 100.0

Gambar

Tabel 1. Data Informasi Peserta Didik

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menghasilkan : (1) profil perencanaan karier peserta didik kelas X SMK Profita Bandung, yang secara umum berada kategori cukup matang; (3) twitter

Jadi, pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengetahui persen peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Manokwari pada

(Pengolahan Data) Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku tentang strategi promosi yang akan dilakukan untuk memasarkan

• Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang bukan mata

Profil interaksi sosial peserta didik dalam proses pembelajaran dengan kelompok belajar di kelas X SMA Negeri 4 Padang secara umum berada pada kategori cukup baik, dilihat dari aspek

Apakah menurut anda jumlah tempat sampah cukup memadai untuk menampung sampah yang dihasilkan oleh peserta didik selama di sekolah.. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kelompok : Kelas :

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK Sekolah : SDN 3 Gandangbatu Sillanan Kelas : VI Enam Hari / Tanggal : Pertemuan / Siklus : Petunjuk Berilah tanda centang √ pada

Laporan ini berisi tentang hasil observasi yang telah dilakukan di SDN 01