Laporan Ilmiah Keterampilan Menulis
Dosen Pengampu : Prof. dr Atmazaki, M.pd.
Ummi Kultsum 19016062
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Bahasa Indonesia dan Daerah
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang
2020
Pendahuluan a. Alasan Memilih Topik
Topik yang akan dibahas yaitu mengenai dispepsia. Dispepsia adalah gejala berupa rasa nyeri yang tidak nyaman pada lambung yang disebabkan oleh sejumlah kondisi. Pada dasarnya dispepsia bukanlah penyakit, melainkan gejala penyakit. Pada umumnya, dispepsia disebabkan adanya luka terbuka yang terjadi di lapisan dalam lambung (tukak lambung).
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pencernaan yang sulit. Menurut Hadi, Dispepsia adalah keluhan yang dikatakan sebagai akibat dari kelainan saluran makanan bagian atas yang terjadi mulai dari bagian perut atas, perih, mual, yang terkadang rasa panas di dad dan perut. Mudah merasa kenyang, anoreksia, kembung, regurgitasi, dan lebih banyak gas dari mulut.
Topik ini dibahas dikarenakan banyak dari golongan masyarakat mengidap gejala ini.
Diharapkan dengan membahas topik ini maka pembaca lebih memahami mengenai dispepsia dan dapat menghindari pantangan-pantangan dari gejala penyakit ini. Serta pembahasan ini dapat menjadi sumber ilmu dalam menjaga kesehatan lambung.
b. Masalah yang Dipecahkan
Dispepsia berhubungan dengan gejala pada lambung dan masalah utama dari dispepsia ini nyeri pada lambung. Pembahasan pada laporan ilmiah ini adalah menjelaskan apa yang dimaksud dispepsia, gejala-gejala dipepsia dan bagaimana cara mengatasi agar gejala dispepsia agar tidak semakin kronis.
c. Tujuan Penulisan
Penulisan laporan ilmiah ini ditujukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah keterampilan menulis. Disamping itu, laporan ilmiah ini bertujuan untuk menambah ilmu mengenai gejala pada lambung dan membahas cara mengatasi dispepsia.
Pembahasan a. Masalah
Dispepsia dapat dialami seseorang dikarenakan berbagai penyakit seperti gastritis, ulkus peptikum, penyakit celiac, pankreatitis, dan keganasan lambung.
Dispepsia juga dapat terjadi karena pola hidup seseorang. Seperti perubahan pola makan yang tidak teratur, konsumsi obat-obatan yang tidak jelas, mengonsumsi yang mengandung zat-zat dalam nikotin dan alkohol, keadaan pikiran yang stress, sering mengonsumsi makanan pedas dan berlemak, dan makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat.
Gejala-gejala pada tubuh seseorang yang mengalami dispepsia biasanya berupa rasa cepat kenyang saat makan, merasa kembung dan begah setelah makan, adanya rasa terbakar atau panas pada ulu hati yang dapat menjalar hingga ke tenggorokan, timbulnya rasa tidak nyaman dibagian ulu hati yang dapat disertai perih dan sakit, adanya mual dan kadang-kadang disertai dengan muntah. Jika telah mengalami komplikasi biasanya pengidap dispepsia merasakan tidak nyaman pada lambungnya ditambah tidak ada nafsu makan dan kesulitan dalam menelan makanan semua hal ini terjadi apabila gejala-gejala awalnya tidak ditangan.
Adapun cara menangani dispepsia adalah dengan langkah berikut, pertama membatasi konsumsi makanan-makanan yang dapat menyebabkan dispepsia seperti makanan pedas dan berlemak, kedua makan dalam porsi yang kecil namun dalam intensitas waktu yang sering seperti makan 5 sampai 6 kali dalam sehari, ketiga yaitu membatasi bahkan menghentikan konsumsi terhadap kafein dan alkohol, keempat menghindari penggunaan obat seperti anti nyeri aspirin dan ibuprofen alangkah lebih baiknya menggunakan parasetamol karena lebih aman untuk lambung.
Pada kondisi lain jika dispepsia semakin menimbulkan rasa nyeri yang teramat perih maka dapat berkonsultasi dengan dokter, obat-obatan yang akan diberikan dokter dapat berupa antasida, prokinetik yang dapat membantu pengosongan lambung, H-2 Receptor Antagonist (H2RAs) yang dapat mengurangi produksi asam lambung, Proton Pump Iinhibitors (PPI) yang mana obat ini dapat mengurangi produksi pada asam lambung, selanjutnya antibiotik apabila terdapat infeksi pada lambung, dan anti-depressants yang berguna untuk menghilangkan rasa tidak nyaman pada dispepsia yang dirasakan.
b. Menurut Ahli
Menurut Mansoer (2002) dalam Kapita Selekta Kedokteran dispepsia adalah kumpulan gejala klinis yang terdiri dari rasa sakit dan tidak enak di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas dalam dada.
Menurut Hadi (1995), dispepsia adalah keluhan yang dihubungkan sebagai akibat dari kelainan saluran makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas, perih, mual, yang kadang-kadang disertai rasa panas di dada dan perut, mudah merasa lekas kenyang, anoreksia, kembung, reguirtasi, dan banyak mengeluarkan gas asam dari mulut.
Menurut Uliyayah (2008), dispepsia adalah sekumpulan gejala yang terdiri dari nyeri rasa tidak nyaman di epigastrum, mual, muntah, kembun, rasa penuh atau cepat kenyang dan sering bersendawa. Biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur, makan-makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat- obatan tertentu ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress.
Menurut Guyton (1997) ada beberapa penyakit atau kondisi medis yang dapat menyebabkan keluhan dispepsia :
a. Tukak lambung (stomach ulcers). Tukak lambung adalah adanya ulkus atau luka di lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang dirasakan terus menerus, bersifat kronik (lama) dan semakin lama semakin berat.
b. Dispepsia fungsional (nonuler dyspepsia). Dispepsia fungsional adalah rasa tidak nyaman hingga nyeri di perut bagian atas yang setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh tidak ditemukan penyebabnya secara pasti.
Dispepsia fungsional adalah penyebab maag yang paling sering.
c. Iritiable bowel syndrome d. Pangkreatitis
e. Refluks esophagitis (gastroesphageal reflux disease)
f. Pemakaian obat penghilang nyeri dalam skala waktu terus menerus.
Seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen yang mana obat ini menyebabkan peradangan pada lambung.
g. Penyakit liver
h. Penyakit kandung empedu i. Kanker esfogus
j. Stress fisik, akibat pembedahan besar, luka trauma, luka terbakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis serta pendarahan pada lambung k. Malabsorbsi yaitu gangguan dalam penyerapan makanan.
c. Menurut Pendapat Penulis
Memahami dari pengertian menurut ahli, menurut penulis dispepsia adalah gejala pada lambung yang dicirikan dengan lambung terasa perih dan tidak nyaman dikarenakan kondisi medis tertentu dan pola hidup yang tidak sehat. Adapun penyebab dispepsia yang ada karena konsumsi rutin dari obat-obatan yang menyebabkan radang pada lambung. Selain itu pola hidup seperti sering mengonsumsi alkohol dan nikotin juga memicu terjadinya dispepsia ditambah menonsumsi makanan pedas dan berlemak, dan konsumsi minuman soda yang mengandung banyak gas.
Gejala dari dispepsia ini dapat berupa perih pada lambung, tidak mampu menghabiskan makanan dengan porsi yang wajar atau dalam kata lain mudah merasa kenyang, selain itu gejala lain dapat berupa sendawa dan nafsu makan tidak ada.
Menghindari agar tidak terjadinya dispepsia kita dapat melakukan pola hidup sehat dan tidak bergantung pada obat-obatan yang dapat merusak lambung. Pola hidup yang dimaksud yaitu selalu memperhatikan makanan yang dimakan, tidak memakan makanan pedas dan berlemak secara terus menerus, konsumsi kafein dan alkohol dikurangi dan alangkah baiknya dihentikan, tidak memaksakan aktivitas dan kegiatan yang membuat banyak pikiran sehingga menimbulkan stress. Dengan menjaga pola hidup sehat maka dapat terhindar dari dispepsia dan penyakit lainnya.
Adapun cara menangani dispepsia adalah dengan langkah berikut, pertama membatasi konsumsi makanan-makanan yang dapat menyebabkan dispepsia seperti makanan pedas dan berlemak, kedua makan dalam porsi yang kecil namun dalam intensitas waktu yang sering seperti makan 5 sampai 6 kali dalam sehari, ketiga yaitu membatasi bahkan menghentikan konsumsi terhadap kafein dan alkohol, keempat menghindari penggunaan obat seperti anti nyeri aspirin dan ibuprofen, alangkah lebih baiknya menggunakan parasetamol karena lebih aman untuk lambung.
Simpulan
Berdasarkan hasil dari pendahuluan yang dikaitkan dengan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Dispepsia berhubungan dengan gejala pada lambung dan masalah utama dari dispepsia ini nyeri pada lambung. Pembahasan pada laporan ilmiah ini adalah menjelaskan apa yang dimaksud dispepsia, gejala-gejala dispepsia dan bagaimana cara mengatasi agar gejala dispepsia tidak semakin kronis.
Seorang ahli bernama Mansoer (2002) dalam Kapita Selekta Kedokteran menyatakan dispepsia adalah kumpulan gejala klinis yang terdiri dari rasa sakit dan tidak enak di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas dalam dada.
Dispepsia dapat dialami seseorang dikarenakan berbagai penyakit seperti gastritis, ulkus peptikum, penyakit celiac, pankreatitis, dan keganasan lambung.
Dispepsia juga dapat terjadi karena pola hidup seseorang. Seperti perubahan pola makan yang tidak teratur, konsumsi obat-obatan yang tidak jelas, mengonsumsi yang mengandung zat-zat dalam nikotin dan alkohol, keadaan pikiran yang stress, sering mengonsumsi makanan pedas dan berlemak, dan makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat.
Agar dispepsia tidak semakin kronis maka penderitanya harus memperhatikan pola hidup dan apa yang ia makan. Dengan penjelasan diatas diharapkan pembaca dapat memahami ilmu dari dispepsia dan berguna sebagai penambah ilmu pengetahuan.
Daftar Pustaka
Mansoer, Arif. (2002). Kapita Selekta Kedokteraan Edisi Letiga Jilid 1.
Jakarta: Media Acsulapius.
Hadi, S. (1995). Gastreonterolog i. Edisi 4. Bandung: Alumni.
Uliyayah, musrifatul, dkk. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Simanungkalit, Daniel. (2015). Makalah Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dispepsia. (online). Diunduh pada 16 April 2020.
(https://www.academia.edu/34943982/MAKALAH_ASUHAN_KEPERAWATAN_
PADA_PENYAKIT_DISPEPSIA).