• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KAPALA PROGRAM

N/A
N/A
Timur Wedaring Wacana

Academic year: 2025

Membagikan "LAPORAN KAPALA PROGRAM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEPALA PROGRAM DESAIN PRODUKSI BUSANA

SMK AL-AZHAR 2024-2025

NAMA : TIMUR WEDARING WACANA, S.Pd.

KEPALA PROGRAM : DESAIN & PRODUKSI BUSANA

SEKOLAH : SMKS AL-AZHAR SEMPU

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadlirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan kepala program DPB tahun pelajaran 2024/2025 SMKS AL-AZHAR SEMPU. Laporan kepala program ini merupakan salah satu bagian dari tanggung jawab kepala program sebagai pendidik dan pembimbing siswa di sekolah.

Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban guru selaku kepala program kepada pimpinan dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dan bimbingan siswa jurusan DPB semester ganjil tahun ajaran 2024/2025 . Kepala Program sebagai orang tua siswa di sekolah yang diberi tugas untuk mengawasi, membimbing,

memotivasi dan mengarahkan dan menyelesaikan masalah siswa agar selalu memiliki tanggung jawab untuk belajar.

Laporan ini dapat tersusun berkat bantuan dan semangat dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepala SMKS Al-Azhar Sempu, 2. Wakil Kepala SMKS Al-Azhar Sempu 3. Guru-guru dan staf tata usaha ;

4. Siswa dan siswi jurusan DPB tahun pelajaran 2023/2024 5. Bapak dan Ibu Komite jurusan DPB tahun pelajaran 2023/2024

Penulis berharap masukan berupa kritik maupun saran yang bersifat membangun mengenai laporan ini. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk meningkatkan kulitas guru dalam membina dan membinbing siswa di bidang akademik maupun non-akademik serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang berujung pada kemajuan hasil belajar siswa.

Banyuwangi, 30 November 2024

Kepala Program DPB

Timur Wedaring Wacana, S.Pd.

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses belajar mengajar, peranan kepala program yang juga seorang guru selalu menuntut bagaimana bahan pelajaran yang disampaikannya dapat diterima dan dicerna oleh siswa dengan baik dan penuh semangat, sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan mampu menguasai pelajaran secara tuntas. Setiap siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi maka akan menghasilkan siswa yang rajin belajar, disiplin dan bertanggung jawab. Siswa yang rajin belajar akan pintar dan cerdas sehingga menjadi siswa yang berkualitas.

Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala program hendaknya mampu mengakses segala informasi terkait siswa binaannya agar mampu memberikan layanan/solusi bila terjadi hambatan atau gangguan bagi siswa binaannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Akses informasi siswa tidak terlepas dari data-data yang sudah diberikan oleh sekolah maupun guru BK sehingga sinergi antara sekolah, wali kelas dan guru BK sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pendidikan di Sekolah.

Laporan tahunan ini disusun untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai perkembangan dan pencapaian Program Jurusan Desain dan Produksi Busana di SMK selama satu tahun ajaran. Sebagai bagian dari pendidikan vokasi, jurusan ini memiliki peran yang sangat penting dalam menyiapkan siswa untuk dapat bersaing di dunia industri kreatif, khususnya di bidang fashion. Di tengah perubahan tren mode yang begitu dinamis, jurusan ini bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi siswa agar mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja yang semakin kompetitif.

Selama setahun terakhir, jurusan Desain dan Produksi Busana di SMK telah berusaha untuk memberikan pendidikan yang mengutamakan penguasaan keterampilan teknis dan kreativitas, dengan tujuan agar para lulusan dapat langsung terjun ke dunia industri dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Selain itu, jurusan ini juga terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tuntutan industri fashion yang kian kompleks, melalui pengembangan kurikulum yang berbasis pada praktik, serta peningkatan fasilitas dan sarana prasarana yang mendukung proses pembelajaran.

Laporan ini juga bertujuan untuk mengevaluasi berbagai program yang telah dijalankan, baik dalam hal pengajaran, kegiatan ekstrakurikuler, maupun kemitraan dengan industri. Evaluasi ini akan menjadi dasar untuk merencanakan langkah-langkah strategis di tahun ajaran berikutnya, sehingga jurusan ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan sumber daya manusia di sektor industri kreatif, khususnya fashion.

Dengan penyusunan laporan ini, diharapkan dapat tercipta transparansi dalam pengelolaan program studi, serta identifikasi terhadap tantangan yang ada dan solusi yang perlu diimplementasikan agar kualitas pendidikan di jurusan Desain dan Produksi

(4)

Busana semakin baik dan relevan dengan kebutuhan industri.

(5)

B. Tujuan

Tujuan disusunnya laporan kepala program keahlian semester ganjil tahun pelajaran 2024/2025 adalah sebagai berikut:

1.Untuk menyelenggarakan administrasi jurusan yang menjadi perwaliannya.

2.Untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan selama menjadi kepala program sehingga dapat menemukan solusi dikemudian hari.

3.Mengkomunikasikan tugas-tugas yang dilakukan kepala program selama semester ganjil tahun pelajaran 2024/2025.

C. Manfaat

1.Sebagai bukti fisik administrasi jurusan

2.Dapat menunjukan kredibilitas guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala program.

3.Memberikan informasi terkait perkembangan belajar siswa kepada orang tua selama kegiatan belajar di semester genap tahun ajaran 2023/2024.

4.Sebagai dokumentasi dan sarana publikasi terhadap perkembangan dan kemajuan belajar siswa.

D. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab wali kelas dalam membina dan membimbing siswa adalah siswa kelas X,XI,XII Desain & Produksi Busana tahun pelajaran 2024/2025

(6)

BAB II

PENGORGANISASIAN

A. KEADAAN SISWA

secara umum, jumlah keadaan siswa dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:

KELAS X:

URAIAN Laki-

Laki

Perempuan Jumlah Keadaan awal

semester

0 31 31

Mutasi masuk - - -

Mutasi keluar - - -

Keadaan akhir semester

0 31 31

KELAS XI:

URAIAN Laki-

Laki

Perempuan Jumlah Keadaan awal

semester

0 20 20

Mutasi masuk - - -

Mutasi keluar - - -

Keadaan akhir semester

0 20 20

KELAS XII:

URAIAN Laki-

Laki

Perempuan Jumlah Keadaan awal

semester

1 21 22

Mutasi masuk - - -

Mutasi keluar - - -

Keadaan akhir semester

1 21 22

B. SUSUNAN ORGANISASI

Dalam upaya untuk mencapau tujuan yang direncanakan dalam laporan kerja wali kelas maka perlu dibentuk kepengurusan organisasi kelas yang saling keterkaitan antara pembina dan pembimbing. Adapun pengurus

(7)

organisasi kelas sebagai berikut:

Kepala sekolah : Sugeng Hari Wibowo, S.Kom.

Wakasek Kesiswaan : Moh. Nasir Jazuli, S.Pd.

Pembina Osis : Yulia Nur Rismawati, M.Pd.

Kepala Program : Timur Wedaring Wacana, S.Pd.

Wali Kelas X : Laily Arisma, S.Pd.

Wali kelas XI : Iwan Setiawan, S.pd

Wali Kelas XII : Yulia Nur Rismawati, M.Pd

(8)

BAB II

KARAKTERISTIK PROGRAM KEAHLIAN DAN KONSENTRASI KEAHLIAN

2.1.Karakteristik Program Keahlian Desain & Produksi Busana

2.1.1. Program Keahlian Desain & Produksi Busana dirancang untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk bekerja di bidang busana.

Karakteristik utama dari program keahlian ini:

1. Fokus Pada Pengetahuan Teori Busana

a) Profil Technopreneur : Peserta didik akan belajar memahami prinsip technopreneur dan peluang usaha di bidang fesyen

b) Dunia Industri dan Perkembangan : Peserta didik akan mempelajari mengenai industri mode dan perkembangan fesyen serta style

c) Perkembangan Fesyen : Peserta didik akan mempelajari perkembangan mode dan cara menyikapi tren yang sedang berlangsung

2. Pengembangan Keterampilan Praktis

a) Gambar Mode : Peserta didik akan difokuskan untuk membuat desain busana secara manual dan digital

b) Pembuatan Pola : Peserta didik akan mempelajari cara membuat pola busana dengan berbagai sistem dan desain

c) Teknik Menjahit : Peserta didik akan mempelajari bagaimana mengoperasikan mesin jahit dan memprosuksi busana.

d) Eksperimen Tekstil dan Hiasan Busana : Peserta didik akan mempelajari bagaimana mengolah kain dan menjadikan produk bati/tenun/motif printing dan membuat hiasan busana (tas, headpiece, kalung, sepatu, dll)

e) Penyusunan Koleksi Busana : peserta didik akan mempelajari cara merencanakan projek koleksi busana dari moodboard hingga menjadi produk

3. Penanaman Sikap Profesional

a) Integritas: Peserta didik dididik untuk menjunjung tinggi integritas dan etika dalam bekerja.

b) Ketelitian: Pekerjaan busana membutuhkan ketelitian yang tinggi, sehingga peserta didik dilatih untuk bekerja secara teliti dan cermat.

c) Kerjasama: Peserta didik dilatih untuk bekerja sama dalam tim, terutama dalam menyelesaikan proyek-proyek busana.

(9)

d) Tanggung Jawab: Peserta didik diajarkan untuk bertanggung jawab atas tugas dan pekerjaan yang diberikan.

4. Persiapan untuk Dunia Kerja

a) Keterampilan Komunikasi: Peserta didik dilatih untuk berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis.

b) Problem Solving: Peserta didik dibekali kemampuan untuk menganalisis masalah dan mencari solusi yang tepat.

c) Adaptasi Teknologi: Peserta didik harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat.

5. Jenjang Karir

Lulusan program keahlian akuntansi memiliki peluang karir yang luas, antara lain:

a) Tren Analys : Seseorang yang menganalisa tren dulu, sekarang, dan masa depan

b) Fashion Stylist: profesi yang membutuhkan seseorang dengan selera fashion tinggi sehingga dapan memadu-padankan bagian-bagian busana sehingga menjadi 1 looks yang indah

c) Merchandiser: Profesi yang bertanggungjawab memastikan produk fesyen selalu tersedia di toko dengan jumlah dan harga yang tepat

d) Garment technologist: Pekerjaan yang inovatif karena bertanggung jawab dalam pengembangan bahan melalui pengujian kombinasi dari benang, tekstil, dan serat.

e) Marker Reseaarcher: Tugas utama dari market researcher mempelajari pasar mode dan mencari tahu jenis pakaian, sepatu, atau aksesori yang diinginkan konsumen f) Wirausaha: Membuka usaha sendiri di bidang busana (berupa butik, konveksi,

memproduksi aksesoris fesyen, dll)

g) Pekerja: Bekerja di garmen maupun konveksi dengan memanfaatkan ilmu busana yang telah dipelajari

2.1.2. Rasional Konsentrasi Keahlian Desain & Produksi Busana

Konsentrasi keahlian Desain & Produksi Busana memiliki peran yang sangat penting dalam dunia Fesyeb. Berikut adalah beberapa rasional yang mendasari pentingnya program keahlian ini:

1. Pengembangan Keterampilan Spesifik:

a) Konsentrasi keahlian tata busana memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan teknis yang spesifik di bidang fashion dan desain busana. Ini

(10)

termasuk keterampilan dalam menjahit, pola, desain, dan manajemen produksi yang sangat penting untuk industri fashion.

2. Peningkatan Peluang Kerja:

a. Dengan keahlian yang terfokus, lulusan SMK yang mempelajari tata busana memiliki peluang kerja yang lebih baik di industri fashion. Mereka bisa bekerja sebagai desainer, pengrajin busana, manajer produksi, atau dalam berbagai posisi di industri terkait.

3. Pemenuhan Kebutuhan Industri:

a. Industri fashion adalah sektor yang dinamis dan terus berkembang, dengan permintaan yang tinggi untuk tenaga kerja terampil. Pendidikan yang berfokus pada tata busana membantu memenuhi kebutuhan industri ini dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan siap pakai.

4. Pengembangan Kreativitas dan Inovasi:

a. Konsentrasi tata busana mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam merancang busana. Ini membantu mereka untuk menciptakan karya- karya yang unik dan berpotensi berkontribusi pada tren fashion terbaru.

5. Peningkatan Kualitas Pendidikan:

a. Dengan fokus pada tata busana, kurikulum SMK dapat lebih mendalam dan relevan dengan kebutuhan industri. Hal ini meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan siswa pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan standar industri.

6. Penguatan Identitas Budaya:

a. Tata busana juga seringkali mencerminkan budaya dan identitas lokal. Dengan mempelajari tata busana, siswa dapat belajar untuk mengintegrasikan elemen budaya lokal dalam desain mereka, yang dapat membantu melestarikan dan mempromosikan budaya lokal melalui fashion.

7. Pendidikan Berbasis Keterampilan Praktis:

a. SMK dengan konsentrasi tata busana menyediakan pendidikan yang lebih berbasis keterampilan praktis dibandingkan dengan teori semata. Ini membantu siswa untuk langsung siap menghadapi dunia kerja dan mengurangi gap antara pendidikan dan kebutuhan industri.

8. Entrepreneurship dan Kewirausahaan:

a. Pendidikan tata busana dapat mendorong siswa untuk memulai usaha sendiri di bidang fashion, seperti membuka butik atau lini busana pribadi. Keterampilan

(11)

kewirausahaan yang diajarkan dalam kurikulum dapat memperluas peluang karir mereka dan membantu mereka menciptakan lapangan kerja baru.

Secara keseluruhan, konsentrasi keahlian tata busana di SMK memainkan peran penting dalam mempersiapkan siswa untuk memasuki industri fashion yang kompetitif dan dinamis, serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ekonomi dan budaya lokal.

2.1.3. Rencana Pengembangan Sesuai Perkembangan Industri 2.1.3.1.Analisis Kebutuhan Industri

a) Identifikasi Tren: Lakukan riset mendalam untuk mengidentifikasi tren terbaru dalam industri fesyen, seperti penggunaan desain secara digital dan pembuatan pola secara digital, serta mesin-mesin yang digunakan di garment yang sudah canggih.

b) Keterampilan yang Dibutuhkan: Identifikasi keterampilan spesifik yang paling dicari oleh industri, seperti kemampuan desain, membuat pola, menjahit, dan membuat pelengkap busana

c) Kesenjangan Keterampilan: Bandingkan keterampilan yang dimiliki lulusan saat ini dengan kebutuhan industri. Identifikasi kesenjangan yang ada dan buat rencana untuk menutupinya.

2.1.3.2.Revisi Kurikulum

a) Integrasi Teknologi: Perbarui kurikulum dengan mengintegrasikan penggunaan aplikasi pembuatan desain secara digital, pembuatan pola digital, serta pengetahuan mengenai mesin-mesin terbaru yang digunakan di industri fesyen b) Proyek Berbasis Industri: Libatkan siswa dalam proyek-proyek yang relevan

dengan industri, seperti projek membuat seragam sekolah, projek simulasi konveksi, projek simulasi pembuatan busana custom, dll.

c) Kemitraan dengan Industri: Jalin kerjasama dengan perusahaan Fesyen dan butik atau bisnis lain untuk memberikan kesempatan magang dan proyek kolaboratif.

2.1.3.3.Pengembangan Kompetensi Guru

a) Pelatihan Berkelanjutan: Adakan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang Fesyen, teknologi, dan pedagogi.

(12)

b) Program Sertifikasi: Dorong guru untuk mengikuti program sertifikasi profesional untuk meningkatkan kredibilitas mereka.

c) Kunjungan Industri: Ajak guru untuk mengunjungi perusahaan fesyen dan/atau butik untuk melihat langsung penerapan ilmu busana di dunia kerja.

2.1.3.4.Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur

a) Laboratorium Busana: Lengkapi laboratorium dengan masin jahit yang memadai, meja kerja, setrika, dan peralatan produksi busana lainnya. Serta sediakan alat yang memadai untuk peserta didik melakukan eksperimen tekstil

b) Laboratorium Komputer : Lengkapi laboratorium komputer dengan softwear yang relevan untuk pembuatan pola secara digital, pembuatan desain digital, serta mengembangkan brand fesyen.

c) Perpustakaan: Lengkapi perpustakaan dengan buku-buku teks, jurnal, dan sumber belajar online yang relevan.

d) Ruang Kelas yang Interaktif: Ciptakan ruang kelas yang mendukung pembelajaran aktif, seperti ruang kelas yang dilengkapi dengan proyektor, papan tulis interaktif, dan fasilitas untuk diskusi kelompok.

2.1.3.5.Program Pengembangan Karir

a) Bimbingan Karir: Berikan bimbingan karir kepada siswa untuk membantu mereka memilih jalur karier yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.

b) Jaringan Alumni: Bangun jaringan alumni yang kuat untuk memberikan mentoring dan peluang kerja kepada lulusan.

c) Kerjasama dengan Perusahaan: Jalin kerjasama dengan perusahaan untuk mengadakan job fair dan program magang.

2.2. Karakteristik Konsentrasi Keahlian 2.2.1. Bidang Kerja

1. Desainer Busana:

1.1. Mengembangkan konsep dan desain busana, baik untuk koleksi pribadi maupun untuk produksi massal.

2. Penjahit dan Pembuat Pola:

2.1. Mengimplementasikan desain ke dalam produk jadi dengan menjahit dan membuat pola busana.

3. Manajer Produksi:

3.1. Mengawasi proses produksi busana, mengelola lini produksi, dan memastikan kualitas serta efisiensi.

(13)

4. Pengelola Butik atau Toko Fashion:

4.1. Mengelola operasional toko busana, termasuk pemilihan produk, pemasaran, dan pelayanan pelanggan.

5. Pakar Material dan Tekstil:

5.1. Menyediakan saran mengenai pemilihan bahan dan tekstil, serta memahami karakteristik dan perawatan bahan.

6. Stylist atau Perancang Busana:

6.1. Menyusun penampilan dan gaya busana untuk klien, termasuk selebriti, model, atau individu yang memerlukan layanan styling.

7. Konsultan Mode:

7.1. Memberikan nasihat tentang tren fashion, branding, dan strategi pemasaran kepada klien atau perusahaan.

8. Pekerja di Industri Fashion Internasional:

8.1. Terlibat dalam berbagai aspek fashion global, seperti marketing, pembelian, atau perancangan koleksi internasional.

9. Pendidikan dan Pelatihan:

9.1. Mengajar dan melatih generasi berikutnya dari desainer busana di lembaga pendidikan atau workshop.

Keahlian tata busana membuka banyak peluang dalam industri fashion dan memungkinkan individu untuk mengejar berbagai karir yang memanfaatkan kreativitas, keterampilan teknis, dan pengetahuan pasar mereka.

2.2.2 Kompetensi Keahlian Akuntansi (okupasi) yang Tersedia

Kompetensi keahlian tata busana di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) biasanya dirancang untuk mempersiapkan siswa agar siap bekerja di berbagai sektor industri fashion. Kompetensi ini mencakup sejumlah keahlian teknis dan praktis yang mendukung berbagai profesi dalam bidang tata busana. Berikut adalah beberapa kompetensi utama yang umumnya tersedia dalam keahlian tata busana:

1. Desain Busana

Mendesain Busana: Mampu membuat desain busana yang sesuai dengan tren dan kebutuhan pasar.

Penggunaan Software Desain: Menguasai perangkat lunak desain seperti Adobe Illustrator atau CorelDRAW untuk membuat sketsa dan ilustrasi busana.

2. Pembuatan Pola dan Konstruksi Busana

Membuat Pola: Mampu membuat pola busana yang sesuai dengan desain, baik pola dasar maupun pola modifikasi.

Teknik Jahit: Menguasai berbagai teknik menjahit, termasuk jahitan tangan dan mesin jahit.

(14)

Pembuatan Sample: Membuat sample atau prototipe busana untuk pengujian desain dan fungsi.

3. Teknik Finishing dan Perawatan

Finishing: Menyelesaikan proses produksi busana dengan teknik finishing yang sesuai, seperti pemotongan benang dan penyetrikaan.

Perawatan Busana: Memahami teknik perawatan dan perbaikan busana untuk menjaga kualitas produk.

4. Manajemen Produksi

Perencanaan Produksi: Mengatur dan merencanakan produksi busana dari awal hingga akhir, termasuk jadwal dan anggaran.

Pengendalian Kualitas: Memastikan bahwa produk akhir memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

5. Pengetahuan Tekstil dan Bahan

Identifikasi Bahan: Mengenal berbagai jenis kain dan bahan serta karakteristiknya.

Pemilihan Bahan: Mampu memilih bahan yang tepat untuk desain busana dan memahami cara perawatannya.

6. Fashion Styling dan Konsultasi

Styling: Mengatur dan menciptakan penampilan yang sesuai untuk klien atau pemotretan.

Konsultasi Fashion: Memberikan saran tentang tren mode, pemilihan busana, dan gaya kepada klien.

7. Manajemen Bisnis Fashion

Pemasaran dan Penjualan: Memahami strategi pemasaran busana dan teknik penjualan untuk mempromosikan produk.

Manajemen Toko: Mengelola operasional butik atau toko fashion, termasuk inventaris dan layanan pelanggan.

8. Kewirausahaan dan Pengembangan Usaha

Pengembangan Usaha: Mampu merencanakan dan memulai bisnis fashion, termasuk perencanaan bisnis dan strategi pemasaran.

Inovasi Produk: Menciptakan produk baru dan unik untuk memenuhi kebutuhan pasar.

9. Etika dan Kewajiban Sosial dalam Fashion

(15)

Sustainability: Memahami prinsip keberlanjutan dalam industri fashion, seperti penggunaan bahan ramah lingkungan dan praktik produksi etis.

Kepatuhan Industri: Mengetahui standar industri dan regulasi terkait busana.

10. Penelitian dan Pengembangan

Riset Pasar: Melakukan penelitian tentang tren mode, preferensi konsumen, dan inovasi industri.

Pengembangan Produk: Berkontribusi pada pengembangan produk baru melalui riset dan eksperimen.

Okupasi yang Tersedia untuk Lulusan Akuntansi

1. Desainer Busana: Menciptakan dan merancang koleksi busana.

2. Penjahit Profesional: Memproduksi busana berdasarkan desain yang telah dibuat.

3. Manajer Produksi: Mengawasi proses produksi di pabrik atau atelier.

4. Stylist: Menciptakan dan menyusun penampilan busana untuk klien atau sesi pemotretan.

5. Pengelola Toko Fashion: Mengelola dan menjalankan operasional butik atau toko fashion.

6. Konsultan Fashion: Memberikan nasihat tentang tren dan pemilihan busana.

7. Pakar Tekstil: Mengidentifikasi dan memilih bahan serta memberikan saran tentang penggunaannya.

2.2.3 Bentuk Kerjasama Konsentrasi Keahlian Desain & Produksi Busana 2.2.3.1 Magang

Magang merupakan bentuk kerjasama yang paling umum. Peserta didik tata busana dapat belajar langsung di perusahaan mitra dengan mengerjakan tugas-tugas yang relevan dengan bidang studi mereka. Melalui magang, ada banyak manfaat yang diterima oleh peserta didik, diantaranya adalah memperoleh pengalaman praktis serta IDUKA mendapatkan tenaga kerja tambahan dan potensi calon karyawan.

2.2.3.2 Guru Tamu

Akademisi dari dunia industri dapat diundang untuk menjadi guru tamu di SMK.

Praktisi dapat berbagi pengalaman praktis dan tren terkini di industri. Manfaat dari adanya guru tamu adalah peserta didik mendapatkan wawasan langsung dari praktisi serta kurikulum menjadi lebih relevan dengan kebutuhan industri.

2.2.3.3 Rekrutmen

(16)

Melalui rekrutmen, perusahaan dapat merekrut langsung lulusan baru dari program studi tata busana.

2.2.3.4 Seminar dan Workshop

SMK Al-Azhar Sempu juga mengadakan seminar atau workshop bersama untuk membahas topik-topik yang relevan dengan industri tata busana.

2.2.3.5 Kunjungan Industri

Peserta Didik diajak untuk mengunjungi perusahaan mitra untuk melihat langsung proses kerja dan operasional. Adapun manfaat dilaksanakannya kunjungan industri pada konsentrasi keahlian tata busana, yaitu:

1. Bagi peserta didik, melalui kunjungan industri, mereka mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang dunia kerja.

2. Bagi perusahaan dapat memperkenalkan budaya perusahaan kepada calon karyawan potensial.

2.2.4 Analisis Pemetaan Kompetensi Keahlian (Okupasi) yang Tersedia Di Industri Mitra

Analisis pemetaan kompetensi keahlian tata busana terhadap okupasi yang tersedia di industri mitra penting dilakukan untuk memastikan bahwa program pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan industri. Pemetaan ini bertujuan untuk mencocokkan keterampilan yang diajarkan dengan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja. Berikut adalah analisis pemetaan kompetensi keahlian tata busana terhadap okupasi yang tersedia di industri mitra:

1. Desainer Busana

Kompetensi yang Diperlukan:

Desain Kreatif dan Teknologi: Kemampuan untuk membuat desain busana yang inovatif dengan menggunakan perangkat lunak desain.

Pengetahuan Tren dan Pasar: Kemampuan untuk mengikuti tren mode dan mengaplikasikannya dalam desain.

Keterampilan Presentasi: Mampu menyampaikan ide desain kepada klien atau tim.

Pemetaan:

(17)

SMK perlu mengajarkan keterampilan desain busana, penggunaan perangkat lunak desain, dan riset tren mode. Program harus mencakup proyek nyata untuk memberikan pengalaman praktis dalam menciptakan dan mempresentasikan desain.

2. Penjahit dan Pembuat Pola Kompetensi yang Diperlukan:

Teknik Jahit dan Konstruksi: Keahlian dalam teknik menjahit dan pembuatan pola.

Detail dan Finishing: Kemampuan untuk menyelesaikan busana dengan kualitas tinggi.

Pemetaan:

Kurikulum SMK harus mencakup pelatihan intensif dalam teknik jahit, pembuatan pola, dan teknik finishing. Pengalaman praktis di workshop atau dengan menggunakan alat industri akan sangat bermanfaat.

3. Manajer Produksi

Kompetensi yang Diperlukan:

Manajemen Proyek dan Tim: Kemampuan untuk mengelola jadwal produksi, anggaran, dan tim kerja.

Pengendalian Kualitas: Memastikan produk akhir memenuhi standar kualitas.

Pemetaan:

Program pendidikan harus mencakup manajemen proyek dan pengendalian kualitas dalam produksi busana. Simulasi manajemen produksi atau magang di perusahaan fashion dapat memberikan pengalaman yang relevan.

4. Pengelola Butik atau Toko Fashion Kompetensi yang Diperlukan:

Pemasaran dan Penjualan: Keahlian dalam mempromosikan dan menjual produk fashion.

Manajemen Operasional: Kemampuan untuk mengelola inventaris, pelayanan pelanggan, dan administrasi toko.

Pemetaan:

SMK harus menawarkan kursus dalam pemasaran fashion, penjualan, dan manajemen toko. Pengalaman kerja langsung atau proyek pengelolaan toko fashion dapat menambah pemahaman siswa.

5. Stylist atau Perancang Busana

(18)

Kompetensi yang Diperlukan:

Styling dan Pengaturan: Keahlian dalam menciptakan penampilan dan menata busana.

Konsultasi Klien: Kemampuan untuk memberikan saran mode yang sesuai dengan kebutuhan klien.

Pemetaan:

Kurikulum SMK harus mencakup pelatihan dalam styling busana dan keterampilan konsultasi. Pengalaman melalui magang atau proyek dengan klien nyata akan bermanfaat.

6. Pakar Material dan Tekstil

Kompetensi yang Diperlukan:

Pengetahuan Tekstil: Memahami berbagai jenis kain dan bahan serta aplikasinya.

Pemilihan Bahan: Kemampuan untuk memilih bahan yang sesuai dengan desain dan fungsinya.

Pemetaan:

SMK harus memberikan pendidikan tentang berbagai jenis bahan dan teknologinya. Lab tekstil atau kunjungan ke pabrik dapat memberikan wawasan praktis.

7. Konsultan Fashion

Kompetensi yang Diperlukan:

Analisis Tren: Kemampuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi tren mode terbaru.

Strategi Branding: Pengetahuan tentang branding dan strategi pemasaran.

Pemetaan:

Kurikulum harus melibatkan pelatihan dalam analisis tren mode dan strategi branding. Proyek studi kasus atau simulasi konsultasi dapat memberikan pengalaman praktis.

8. Kewirausahaan dan Pengembangan Usaha Kompetensi yang Diperlukan:

Perencanaan Bisnis: Kemampuan untuk menyusun rencana bisnis dan strategi pemasaran.

Inovasi Produk: Menciptakan produk baru dan unik.

Pemetaan:

(19)

Program SMK harus mencakup kursus kewirausahaan dan inovasi produk.

Proyek bisnis atau magang di startup fashion dapat memberikan pengalaman praktis dalam pengembangan usaha.

9. Etika dan Keberlanjutan dalam Fashion Kompetensi yang Diperlukan:

Praktik Berkelanjutan: Memahami prinsip keberlanjutan dan etika dalam produksi busana.

Kepatuhan Regulasi: Mengetahui standar industri dan regulasi terkait.

Pemetaan:

SMK perlu memasukkan pelajaran tentang keberlanjutan dan etika dalam fashion. Diskusi tentang standar industri dan praktik berkelanjutan dapat meningkatkan kesadaran siswa.

Kesimpulan:

Pemetaan kompetensi keahlian tata busana terhadap okupasi yang tersedia di industri mitra memerlukan pendekatan yang holistik, memastikan bahwa kurikulum SMK mencakup keterampilan teknis, kreatif, dan manajerial yang relevan dengan tuntutan industri. Dengan mengadaptasi kurikulum untuk mencakup area-area kunci ini dan menawarkan pengalaman praktis melalui magang atau proyek nyata, SMK dapat mempersiapkan siswa untuk sukses di berbagai profesi dalam industri fashion.

(20)

BAB IV PENUTUP

Laporan ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban guru menjadi kepala progeam keahlian DPB terhadap pimpinan dan instansi penyelenggara pendidikan yang memberi kepercayaan berupa tugas menjadi wali kelas.

Meskipun telah dapat dikatakan sebagai laporan kepala program yang memadai terhadap kegiatan pelaksanaan pembinaan dan pembimbingan selama semester ganjil di SMKS AL-AZHAR SEMPU tahun pelajaran 2024/2025, namun laporan ini masih terlalu sederhana dan perlu dijabarkan lebih lanjut.

Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk meningkatkan kualitas pembinaan dan kegiatan bimbingan siswa yang menjadi perwalian dan membantu proses belajar siswa agar berjalan seoptimal mungkin serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang berujung pada meningkatnya perkembangan dan menajuan hasik belajar para siswa.

Referensi

Dokumen terkait

JOKO NARIMO : Hubungan Stres Kerja Dan Tingkat Pendapatan dengan Kinerja Guru SMK Swasta Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan se-Kabupaten Klaten. Yogyakarta : Program

SMK Negeri 3 Yogyakarta memiliki delapan program studi keahlian yang terbagi menjadi beberapa kompetensi keahlian: kompetensi keahlian teknik konstruksi kayu,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) manajemen kurikulum Program Keahlian Tata Boga SMK Negeri 1 Kalasan; (2) manajemen peserta didik Program Keahlian Tata Boga

Laporan Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 menyajikan gambaran atau memberikan informasi mengenai berbagai capaian kinerja sesuai dengan sasaran

Silabus SMK Program Keahlian Agribisnis Ternak Tahun 2018 Silabus SMK Program Keahlian Agribisnis Ternak Tahun 2018 Silabus SMK Program Keahlian Teknik Elektronika Tahun 2018

PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK BAGI GURU SMA/SMK (KEAHLIAN GANDA)..

LAPORAN Audit Mutu Internal AMI Program Studi Jenjang : S-1 Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik Geologi Ketua Program Studi : Dr.rer.nat.. Thomas Triadi Putranto

Laporan akhir tentang pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di SMK As-Saabiq