LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI PERSALINAN UPTD PUSKESMAS KAPUAN
Untuk Memenuhi Persyaratan Target Praktik Semester II Stage Kolaborasi Kasus Patologi Kebidanan
Oleh : APRILIANA P1337424820238
Pembimbing Institusi : Rizky Amelia, SST.,M.Kes
PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Kolaborasi Persalinan telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 2021
Semarang, Oktober 2021
Pembimbing Klinik Praktikan
Siti Fatimah Amd. Keb Aprilianan
NIP. 19690206 199103 2 007 NIM. P1337424820238
Mengetahui Pembimbing Institusi
Rizky Amelia SST, M.Kes NIP. 19810520 200212 2 00
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI PERSALINAN
NY. W USIA 22 TAHUN G1P0A0 UK 39 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN KPD 15 JAM
DI UPTD PUSKESMAS KAPUAN
A. Pengkajian
Tanggal : 09 Oktober 2021 Jam : 14.00 WIB B. Identitas Pasien
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : suami 1
.
Nama : Ny. W 1. Nama : Tn. T
2 .
Umur : 22 tahun 2. Umur : 32 tahun
3 .
Agama : Islam 3. Agama : Islam
4 .
Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMP
5 .
Pekerjaan : MRT 5. Pekerjaan : Swasta
6 .
Suku Bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa 7
.
Alamat : Desa Kapuan RT 01/ RW 01 Cepu C. Data Subyektif
1. Alasan Datang
Ibu datang merasa mengeluarkan cairan dari jalan lahir sejak kemarin 2. Keluhan Utama
Perut kenceng-kenceng sejak pukul 20.00, ketuban rembes sejak tanggal 08-10-2021 pukul 23.00. setelah melakukan hubungan seksual.
3. Riwayat Kesehatan
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menurun seperti hipertensi atau diabetes, tidak menderita penyakit menular (batuk, pilek, demam, TBC), tidak sedang menderita penyakit kronis, dan penyakit serius lainnya.
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menurun yaitu hipertensi atau diabetes, tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, penyakit menular seksual), maupun penyakit menahun (asma, jantung).
4. Riwayat Obstetri a. Riwayat Haid
1) Menarche : 15 tahun 2) Siklus : belum teratur 3) Warna darah: merah
4) Banyaknya : sehari ganti pembalut 2 kali 5) Lama : 5 hari
6) Nyeri haid : tidak
7) Leukhorea : kadang-kadang, berwarna putih, tidak bau, tidak gatal b. Riwayat kehamilan sekarang
1) Hamil ke 1, usia kehamilan 39 minggu
2) HPHT : 09-01-2021
3) HPL : 16-10-2021
4) Gerak janin : Ibu mengatakan gerakan janin aktif 5) Tanda bahaya : tidak ada
6) Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah imunisasi Td 2x
7) ANC : ibu memeriksakan kehamilan secara teratur, ANC 8 kali di Puskesmas, USG 2 kali
c. Riwayat persalinan
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama 5. Riwayat KB
Ibu mengatakan dirinya belum pernah menggunakan KB sebelumnya.
Ibu berencana menggunakan kontrasepsi Implan setelah melahirkan.
6. Pola Pemenuhan Kebutuhan a. Nutrisi
Ibu terakhir makan tadi pagi kurang lebih 1 porsi sedang, dengan nasi, sayur sop, dan lauk tahu bakso.
b. Eliminasi
Ibu terakhir BAB kemarin sore, terakhir BAK hari ini pukul 12.00 c. Personal hygiene
Ibu terakhir mandi tadi pagi d. Istirahat/ tidur
Ibu tidak dapat tidur dengan nyenyak karna perutnya kencang kencang dan ada ketuban yang keluar
e. Aktivitas fisik dan olah raga
Ibu mengatakan karna ketubannya rembes ibu hanya rebahan sejak semalam f. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
Ibu tidak minum jamu, tidak merokok, dan tidak meminum obat-obatan selain yang diberikan oleh bidan
7. Riwayat Psikososial – Spiritual
a. Riwayat perkawinan : sudah menikah, usia pernikahan 2 tahun. Ibu menikah umur 22 tahun
b. Hubungan dengan keluarga: ibu tinggal serumah dengan suami, mertua dan adik laki-laki suami
c. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu dan suami dan keluarga
d. Respon dan dukungan keluarga terhadap kehamilan ini: saat ini suami mendukung ibu, dan mengantarkan ibu untuk memeriksakan dirinya.
e. Kekhawatiran: ibu mersa cemas dengan kondisinya sekarang, serta khawatir jika air ketubannya telah habis
D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : compos mentis
3) TD : 118/85 mmHg
4) HR : 80x/menit
5) Suhu : 36,0C
6) RR : 20x/menit
7) BB : 50 Kg
8) TB : 154 cm
b. Status present:
Kepala : mesochepal, simetris, tidak benjolan, kulit kepala bersih Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak terdapat sekret, tidak terdapat kelainan Mulut : simetris, bibir tidak kering, tidak ada karies gigi, tidak ada perdarahan gusi
Telinga : simetris, tidak ada sekret, tidak ada kelainan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembesaran vena jugularis
Ketiak : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe Dada : simetris, tidak ada retraksi dada
Perut : tidak terdapat luka bekas operasi
Lipat paha : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : tidak terdapat oedem, turgor kulit cepat Refleks patella : + / +
Punggung : tidak terdapat kelainan tulang punggung Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Status obstetri
Dada : puting menonjol, tidak ada benjolan abnormal, ada pengeluaran kolostrum
Perut : TFU 31 cm Janin: tunggal Letak: Bujur
DJJ : 145x/menit
His : 1x/ 10’15’’ tidak adekuat
Leopold I: teraba bagian bulat besar lunak (bokong) Leopold II: punggung kiri
Leopold III: teraba bulat kecil, keras (kepala) Leopold IV: kelapa sudah masuk PAP
PPV : ada pengeluaran lendir campur darah dan ketuban
VT : portio tebal, pembukaan 1 cm, selaput ketuban negatif, penurunan kepala H-1.
2. Pemeriksaan Penunjang Tes Lakmus (Tes Nitrazin)
Lakmus : Berwarna ungu/ biru Rapid Antigen : Non Reaktif
E. Analisa
Ny. W Usia 22 Tahun G1P0A0 UK 39 minggu janin tunggal hidup intrauteri Inpartu Kala I fase laten dengan KPD 1 hari
Diagnosa Potensial : Gawat janin dan infeksi maternal
Kebutuhan Segera : kolaborasi dokter SpOG dengan merujuk pasien ke RS F. Pelaksanaan
Tanggal 09 Oktober 2021 Jam: 14.00
1. Menyapaikan kepada ibu hasil pemeriksaan, ibu dalam persalinan buka 1 cm dengan ketuban pecah dini
Hasil: ibu mengetahui keadaan dirinya dan merasa cemas
2. Menyampaikan kepada ibu untuk tidak mengejan dulu karena pembukaan belum lengkap, mengatur nafas jika ibu merasakan kontraksi
Hasil: ibu dapat melakukan teknik relaksasi pernafasan
3. Menyampaikan kepada ibu bahwa ibu untuk tidak turun dari tempat tidur dan berjalan-jalan agar air ketuban tidak terlalu banyak yang keluar.
Hasil: ibu mengerti dan mengatakan akan berbaring di bed
4. Memotivasi ibu dan keluarkan untuk rujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap untuk dilakukan pemeriksaan dan melakukan persalinan dengan ditolong oleh dokter karna dilkhawatirkan air ketuban ibu tidak cukup dan akan membahayakan janinnya.
Hasil: ibu dan keluarga mengerti dan mengatakan bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit
5. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan yaitu merujuk ibu ke RS dan meminta persetujuan ibu/keluarga (informed concent)
Hasil : Ibu bersedia menandatangani lembar persetujuan tindakan (informed concent)
6. Melakukan kolaborasi rujukan dengan telpon RS untuk konfirmasi ruangan dan memberitahu kondisi pasien
Hasil : RS siap menerima rujukan dari bidan
7. Memasangkan infuse set dengan RL 20 tpm dan menganjurkan minum obat amoxicillin 500mg
Hasil : sudah dipasang infuse set pada tangan kiri dan ibu sudah minum obat
8. Melakukan rujukan dengan mendampingi pasien sampai ke IGD
Hasil : Pasien telah dilakukan serah terima dengan bidan di PONEK RS 9. Melakukan dokumentasi atas semua tindakan dan terapi yang telah diberikan
Hasil : semua terapi dan tindakan sudah terdokumentasi dalam RM pasien
CATATAN PERKEMBANGAN Uptd Puskesmas Kapuan NO.RM
Nama Pasien: Ny. W CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal dan
Jam CATATAN PERKEMBANGAN
(SOAP) Nama
dan Paraf 13 – 10 –
2021 11.15 WIB
Data Subjektif :
Ibu mengatakan luka bekas operasi masih terasa sakit, Ibu belum bisa menyusui dengan benar.
Ibu mengatakan setelah dirujuk kerumah sakit, ibu langsung bersiap siap untuk SC (09.10.2021 pukul 19.00), bayi lahir menangis.
Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis TTV
RR : 20x / menit
HR : 76x / menit
Suhu : 36,4 ℃ , akral hangat
TD : 110/70 mmHg
Konjungtiva : tidak anemis Pemeriksaan fisik:
Ketiak: tidak ada pembesaran kelenjar
Payudara: besarnya simetris, tidak mengkilat kemerahan, tidak ada benjolan abnormal, ada pengeluaran ASI, puting tidak lecet.
Perut: ada luka bekas oprasi melintang, tertutup verban anti air, bersih tidak nampak ada rembesan cairan.
Ekstremitas: tidak ada oedem
Vagina: ada pengeluaran lochea rubra ANALISA
Ny. W usia 22 tahun P1A0 nifas post SC hari ke 4 fisiologis
PENATALAKSANAAN
1. Menyampaikan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik
Hasil: ibu mengetahui keadaan dirinya
2. Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi pernafasan untuk mengurangi nyeri pada bekas luka operasi
Hasil: ibu dapat melakukan teknik relaksasi dan mengatakan nyerinya sedikit berkurang.
3. Mengajarkan kepada ibu teknik menyusui dan pelekatan mulut bayi yang benar
Hasil: ibu dapat menyusui dengan teknik dan pelekatan mulut bayi yang benar
4. Menyampaikan kepada ibu untuk mengkonsumi putih telur minimal 3 putih telur per hari untuk mempercepat proses penyembuhan luka operasi Hasil: ibu mengatakan akan makan putih telur 5. Menyampaikan kepada ibu bahwa luka bekas
operasi ibu belum boleh terkena air dan harus dijaga kebersihannya
Hasil: ibu mengerti dan akan menjaga kebersihan luka bekas opersi
6. Menyampaikan kepada ibu tanda bahaya masa nifas dan mengatakan untuk segera periksa ke bidan terdekat atau datang ke pelayanan kesehatan apabila merasakan tanda bahaya pada masa nifas.
Hasil: ibu mengetahui tanda bahaya masa nifsa dan menngatakan akan memeriksakan dirinya segera apabila mengalami tanda bahaya pada masa nifas.
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan pada Ny. W dalam persalinan dengan KPD di UPTD Puskesmas Kapuan. Penulis telah melakukan asuhan kebidanan kehamilan holistik pada tanggal 09 Oktober 2021, didapatkan hasil: Pengkajian dilakukan oleh penulis dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum, sehingga kebutuhan penulis akan data ibu lengkap sehingga mendukung penetapan diagnosa.
A. Pengkajian
Ny. W memeriksakan dirinya ke Puskesamas Kapuan 09 Oktober 2021 pukul 14.00 WIB, mengeluh perutnya mulas tidak teratur sejak pukul 20.00, ketuban rembes sejak tanggal 08-10-2021 pukul 23.00 sudah 15 jam KPD ada riwayat trauma fisik karena koitus. dari hasil anamnesa didapatkan hasil ini merupakan kehamilan ibu yang pertama, selama kehamilan ibu rutin melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 8 kali di Puskesmas, USG dokter 2 kali, menurut hasil USG HPL ibu 16.10.2021, saat ini usia kehamilan ibu 39 minggu, saat datang ibu merasa cemas akan kehamilannya karena cairan ketuban sudah rembes.
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil TD: 118/85 mmHg, S:36oC N:
80x/mnt S: 22x/mnt. Pemeriksaan leopold didapatkan hasil janin tunggal, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk panggul TFU 31 cm, DJJ 145x/mnt kontraksi 1x10’15”. Ektremitas tidak ada oedem pada tangan dan kaki, tidak anemis, hasil periksa dalam, ada pengeluaran ketuban dari jalan lahir, portio tebal, pembukaan 1 cm, kulit ketuban negatif, kepala turun di hodge I.
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum bersalin (Prawirohardjo,2018). Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan/ sebelum infartu, pada pembukaan < 4 cm (Mansjoer, 2011). Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum jadi infartu. (Manuaba, 2012). Dalam kasus Ny P ibu merasa kencang-kencang pada tanggal 19 Juni 2021 pukul 12.00, sedang ketuban ibu mulai rembes sejak tanggal 18 Juni 2021 pukul 18.00 WIB, yang berarti ketuban ibu sudah mulai rembes sejak sebelum adanya tanda-tanda persalinan.
Penyebab KPD belum dikatehui secara pasti, namun kemungkinan yang menjadi faktor predisposisi adalah infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban ataupun asenderen dari vagina atau serviks. Selain itu fisiologi selaput ketuban yang abnormal, serviks inkompetensia, kelainan letak janin, usia wanita kurang dari 20 tahun
dan diatas 35 tahun, faktor golongan darah, faktor multigraviditas/paritas, merokok, keadaan sosial ekonomi, perdarahan antepartum, riwayat abortus dan persalinan preterm sebelumnya, riwayat KPD sebelumnya, defisiensi gizi yaitu tembaga atau asam askorbat, ketegangan rahim yang berlebihan, kesempitan panggul, kelelahan dalam ibu bekerja, serta trauma yang didapat misalnya dalam hubungan seksual, pemeriksaan dalam dan amniosintesis (Prawiroharjo, 2018). Pada kasus Ny. W sehari sebelum ketuban rembes ibu dan suami melakukan aktivitas seksual sehingga menurut penulis hal tersebut merupakan salah satu faktor penyebab ibu mengalami KPD. Ibu hamil yang memasuki usia kehamilan trimester III tentunya perut semakin membesar yang akan mempengaruhi posisi kenyamanan untuk melakukan hubungan intim. Posisi yang baik dalam berhubungan pada saat kehamilan trimester III yaitu tidak menekan perut. Jika hubungan tidak tepat posisi akan menyebabkan ibu hamil merasa tidak nyaman dan tidak rileks terlebih melakukan gerakan dengan terlalu kencang yang menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya. Menurut penelitian Handayani, L & Rizqy, A (2017) pola seksual yang tidak tepat akan berisiko 10 kali lebih besar mengalami ketuban pecah dini (KPD) dibandingkan dengan pola seksual yang tepat.
B. Analisa
Dalam menegakkan suatu diagnosa kebidanan, didukung dan ditunjang oleh beberapa data, dan dilakukan identifikasi yang benar tehadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah dan diagnosis keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan, seperti diagnosis, tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengarahan.
Pada kasus Ny W berdasarkan data subyektif ibu mengatakan air ketuban rembes sejak tanggal 18-06-2021 pukul 18.00 WIB di dapatkan vulva dan vagina normal, portio tebal, pembukaan 1 cm, ketuban pecah, presentasi uuk kanan lintang penurunan hodge 1 molase tidak ada, penumbungan tidak ada, kesan panggul normal, pelepasan lendir, darah dan air ketuban. Tidak dilakukan pemeriksaan menggunakan kertas lakmus.
Diagnosa penunjang dari penegakan diagnosa ibu KPD yang dapat dilakukan oleh Bidan salah satunya adalah dengan menggunakan Tes lakmus (Tes Nitrazin) : lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru. Jika berubah warna itu menunjukkan
adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7-7,5. Namun pemeriksaan dengan tes lakmus tidak dilakukan, maka disimpulkan bahwa ada kesenjangan antara kasus dengan teori.
Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasikan diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasikan (Esty, 2011).
Pada tinjauan pustaka, masalah potensial yang dapat terjadi yaitu infeksi intrapartal/ dalam persalinan, infeksi puerperalis/ masa nifas, dry labour/ partus lama, perdarahan post partum, meningkatnya tindakan operatif obstetric (khususnya SC), morbiditas dan mortalitas maternal. Sedangkan pada janin yaitu prematuritas (respiratory distress syndrome, hypothermia, neonatal feeding problem, retinopathy of premturit, intraventricular hemorrhage, necroticing enterecolitis, brain disorder (and risk of cerebral palsy, hyperbilirubinemia, anemia, sepsis), prolaps funiculli/ penurunan tali pusat, hipoksia dan asfiksia sekunder (kompresi tali pusat, prolaps uteri, dry labour/partus lama, APGAR score rendah, ensefalopaty, cerebral palsy, perdarahan intracranial, renal failure, respiratory distress), dan oligohidromnion (sindrom deformitas janin, hipoplasia paru, deformitas ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat), morbiditas dan mortalitas perinatal (Marmi dkk, 2016).
Pada kasus ini, penulis tidak menemukan tanda-tanda infeksi atau komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu maupun janin.
C. Penatalaksanaan
Beberapa data yang memberikan indikasi adanya tindakan segera yang harus dilakukan guna untuk menyelamatkan klien. Tindakan tersebut berupa kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih professional (dokter obgyn). Pada tinjauan pustaka, tindakan segera/kolaborasi pada KPD adalah mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemasangan infus, pemberian uterotonika dan pemberian antibiotik.
Pada kasus Ny W Bidan memberikan terapi antibiotik dan stabilisasi karena atas advice dokter SpOG saat konfirmasi ke RS sebelum dilakukan rujukan. Tindakan segera yang diberikan adalah melakukan perujukan ke RS untuk berkolaborasi dengan dokter SpOG. Hal ini telah sesuai dengan teori dan kewenangan bidan.
Menurut Nugroho (2012) dalam menghadapi ketuban pecah dini harus diperimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
Pada fase laten:
1. Lamanya waktu ketuban pecah sampai dengan proses persalinan
2. Semakin panjang fase laten semakin besar kemungkinan terjadinya infeksi 3. Mata ranatai infeksi merupakan insidens infeksi, antara lain:
a. Kariomnionitis
b. Abdomen terasa tegang
c. Pemeriksaan laboratorium terjadi leukosiosis d. Kuitur cairan amnion positif
e. Desiduitis yang terjadi pada lapisan desidua
Menurut Ratna (2012) langkah-langkah asuhan kebidanan pada ketuban pecah dini:
1. Obervasi tanda-tanda vital, djj, his, kemajuan persalinan, deteksi dini adanya komplikasi dan TTV
2. Lakukan kolaborasi dengan dokter
3. Lakukan inform consent atas tindakan yang akan diberikan 4. Hadirkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan moral 5. Anjurkan ibu untuk berkemih jika kandung kemih terasa penuh 6. Observasi pengeluaran pervaginam
7. Jelaskan kepada ibu tentang keadaan dirinya dan janinnya
8. Ajari ibu untuk menarik nafas panjang saat ada his minta ibu untuk tidak mengeran sebelum pembukaan lengkap
9. Berikan dukungan moral pada ibu supaya tenang dalam menghadapi persalinan 10. Berikan makanan dan minuman yang cukup
11. Bantu ibu memilih posisi yang nyaman
Pada kasus Ny W bidan merencanakan tindakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan masalah potensial yang akan terjadi. Maka rencana tindakan yang diberikan kepada Ny W adalah melakukan rujukan ke Rumah sakit untuk berkolaborasi dengan dokter SpOG. Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan dilahan
DAFTAR PUSTAKA
Anik Maryunani. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal . Jakarta; Trans Info Medika
Depkes RI.2018. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR. Jakarta
Handayani, L & Rizqy, A. (2017). Hubungan Pola Seksual Ibu Hamil Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini (Kpd) Di Rsud Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Manuaba, I. B. G. 2012. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC.
Manuaba.IBG.2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC
Marmi, dkk.2016. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 28 Tahun 2017 Tentang Ijin Dan Penelenggaraan Praktik Bidan
Prawihardjo, S. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.
Prawirohardjo, S. 2012. Ilmu Kebidanan Jakarta : Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo.
Syaifuddin, AB. 2014. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : EGC
Yulianti, 2010. Asuhan Kebidanan IV ( Patologi kebidanan ). Jakarta : Trans infa media