• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Psikotik: Skizofrenia Paranoid pada Tn. R

N/A
N/A
Nagai Hina

Academic year: 2024

Membagikan "Kasus Psikotik: Skizofrenia Paranoid pada Tn. R"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN PSIKIATRI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

KASUS PSIKOTIK I I

Senin,6 November 2017

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0) SCHIZOPHRENIA (295.90)

Dibawakan oleh : dr. Herwina ( C106 216205) Moderator:

dr. Nurindah Kadir, M.Kes, Sp.KJ

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

(2)

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. R

No. RM : 13 98 42

Umur : 26 tahun (31 Desember 1990)

Agama : Islam

Suku : Makassar

Status Pernikahan : menikah Pendidikan Terakhir : SMA (Tamat) Pekerjaan : Buruh Bangunan

Alamat : Bentenga kel. Bulusibatang kec. Bontoramba jeneponto

Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal 15 Oktober 2017, pukul 21:15 WITA, diantar oleh ibu kandung dan sepupu pasien.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis dari:

1. Nama : Ny. F

Umur : 63 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SD (tidak tamat)

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Bangkala Kab. Jeneponto

Hubungan dengan pasien : Ibu kandung pasien

2. Nama : Tn. S

Umur : 35 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMA (tamat)

Pekerjaan : Wiraswasta

(3)

Alamat : Minasa Upa, Makassar Hubungan dengan pasien : Sepupu pasien

A. Keluhan Utama Gelisah

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien gelisah sejak 1 bulan yang lalu memberat 1 minggu sebelum masuk UGD Jiwa RSKD. Pasien menceramahi warga di pasar Minasa Upa dan hal tersebut mengganggu warga sekitar. Pasien mengatakan akan menjadi bupati, gubernur dan presiden . Pasien juga mengatakan dirinya menyatu dengan tuhan. Pasien meyakini hal ini karena mendengar bisikan-bisikan. Pasien juga mulai tidak melaksanakan sholat, mulai memakai jeans, membuat kalung dari tali dan suka menulis tentang pahlawan dan malaikat. Pasien juga susah tidur, pasien akan mondar-mandir di dalam rumah sambil berbicara dan ketawa sendiri. Pasien juga sering marah-marah dan cepat tersinggung.

Pasien bahkan sampai memukul mertuanya saat ditegur.

Perubahan perilaku ini dialami sejak pasien mengikuti jamaah tabligh di Mesjid Hertasning. Pasien berhenti mengikuti acara tersebut karena bertengkar dengan sesama jamaah tabligh. Pasien suka marah apabila saat dia berbicara tidak didengarkan atau dibantah oleh lawan bicaranya. Setelah berhenti dari jamaah tabligh di Hertasning, pasien ikut jemaah tabligh di Mesjid Minasa Upa. Pasien kembali berhenti mengikuti jemaah tabligh disitu karena berselisih paham dengan sesama jemaah sehingga pasien kembali dikeluarkan dari jamaah tersebut.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi, trauma kapitis, dan kejang yang mempengaruhi fungsi otak.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien merokok 1 bungkus per hari sejak pasien mulai sakit. Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

(4)

3. Riwayat Gangguan Psikiatrik Sebelumnya

Pasien pertama kali mengalami perubahan perilaku di tahun 2011, setelah pasien berpisah dengan dengan istri pertama, pasien menjadi lebih banyak diam, menyendiri, kurang bersemangat dalam bekerja, dan jika melihat perempuan pasien berkeinginan ingin menjalin hubungan dengan perempuan tersebut. Keluarga pasien tidak membawa berobat krn menganggap itu adalah faktor stress dari perceraian.

Pada tahun 2013, pasien mengikuti kegiatan jamaah tablig Kahar Muzakkar di Kendari yang mewajibkan tinggal bersama guru tablig. Pasien mendalami empat ilmu tabligh yaitu syariat, tarekat, hakikat dan makrifat. Setelah satu bulan mendalami keempat ilmu tersebut, pasien merasa ilmunya lebih tinggi dari jamaah yang lain. Pasien menjadi mudah stress, mudah marah dan kadang mengamuk.

Pada tahun 2014, pasien kemudian dirawat di Rumah Sakit Jiwa Kendari karena pasien mulai suka berceramah di mesjid-mesjid dan akan marah apabila tidak ada yang mau mendengarkan. Pasien dirawat selama 10 hari kemudian membaik dan diizinkan pulang. Pada saat pasien pulang pasien tidak menebus obat yang diberikan pihak rumah sakit karna keterbatasan biaya . Pasien merasa dirinya sudah sembuh sehingga tidak mau melanjutkan pengobatan. Pasien mampu bekerja kembali sebagai buruh bangunan dan mengajar mengaji anak-anak di kampungnya.

Pada April 2015, pasien pertama kali dirawat di RSKD Prov. Sulsel karena mengamuk. Pasien marah hingga memukul orang-orang di sekitarnya yang tidak mau mendengarkan ceramah pasien. Pasien kembali mendapat obat Haloperidol 1,5 mg yang diminum tiga kali sehari, Chlorpromazin 100 mg yang diminum satu kali sehari malam hari dan Trihexifenidil 2 mg yang diminum dua kali sehari. Pasien hanya dirawat selama empat hari dan pulang atas permintaan keluarga. Pasien kembali melanjutkan pengobatan di RS Lanto Dg. Pasewang Jeneponto. Namun pasien kembali minum obat tidak teratur.

Pada Oktober 2016, pasien masuk kedua kali di RSKD Prov. Sulsel karena suka berkeluyuran keluar kampung dan tidak ingat pulang jika pasien tidak dicari sama keluarganya. Pasien hanya dirawat selama satu hari dan pulang atas permintaan

(5)

keluarga. Pasien disaat itu mendapatkan obat haloperidol 5 mg, chlorpromazine 100 mg dan trihexyfenidil 2 mg.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir normal, di rumah orang tua pasien, ditolong oleh dukun, pada tanggal 31 Desember 1990. Berat badan lahir tidak diketahui menurut ibunya, pasien memiliki berat badan yang sama dengan berat badan bayi baru lahir pada umumnya. Ibu pasien tidak memiliki masalah selama kehamilan. Selama mengandung pasien, ibu pasien dalam keadaan sehat dan tidak pernah mengkomsumsi obat-obatan.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 0-3 tahun)

Ayah dan ibu pasien sangat memanjakan pasien demikian juga dengan kakak-kakak pasien. Pasien mendapatkan ASI hingga umur 2 tahun. Pasien diberikan makanan pendamping ASI sejak umur 5 bulan. Saat itu, pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien tidak pernah sakit yang sampai harus dirawat di Rumah Sakit. Di bawah asuhan orang tuanya, pasien selalu mendapat perhatian lebih. Semua keinginan pasien dituruti, pasien tidak pernah dibiarkan menangis oleh orang tuanya, jika pasien menginginkan sesuatu dengan segera dipenuhi oleh orang tuanya. Latihan buang air pada usia 2 tahun dan tidak ada perlakuan yang tidak menyenangkan pasien pada saat pasien latihan buang air. Interaksi Ibu dengan pasien selama pemberian makanan berlangsung dengan baik. Hubungan dengan saudara kandung baik. Pasien bermain dengan anak-anak seusianya disekitar lingkungan rumahnya.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 3-11 tahun)

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, mendapat perhatian dan kasih sayang dari ayah, ibu, dan kakak-kakaknya. Segala keinginan pasien dituruti, ibu pasien tidak pernah membiarkan pasien menangis. jika pasien menginginkan sesuatu tidak langsung dipenuhi namun diberi penjelasann bahwa harus bersabar dan berusaha.

Sikap Orang tua kepada pasien permisif terutama ibu pasien dan tidak menerapkan disiplin dan hukuman jika pasien melakukan kesalahan. Pada usia ini pasien lebih

(6)

dekat dengan ibunya dibanding ayahnya. Pasien bermain dengan kakak-kakaknya serta anak-anak disekitar lingkungan rumahnya.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan remaja (Usia 11-18 tahun)

Pada usia delapan tahun pasien baru masuk Sekolah Dasar Negeri 19 Boyong kab.

Jeneponto. Pasien terlambat masuk sekolah karena keterbatasan biaya, pasien membantu ayahnya menjadi buruh bangunan. Prestasi pasien disekolah baik , pasien sering mendapatkan peringkat pertama di sekolah. Pelajaran yang disukai pasien adalah pendidikan agama islam. Di sekolah, pasien dapat bergaul dengan baik dengan teman-temannya, dimana pasien sering mengajarkan teman-temannya jika temanya tidak mengetahui tentang pelajaran di sekolah. Pasien lebih senang bermain didalam rumah dengan kakaknya. Hubungan dengan kakak dan adiknya baik. Jika pasien diberi uang untuk berbelanja di sekolah, pasien tidak menggunakan uang tersebut. Pasien memiliki prestasi yang sangat baik, dengan nilai rata-rata delapan.

Jarak rumah dengan sekolah pasien cukup dekat dari rumah pasien sekitar 500 meter.

Setelah tamat SD pasien melanjutkan pendidikan di MTSN Model makassar yang jaraknya sekitar kurang lebih 3 km dari rumah pasien, untuk mencapai sekolah pasien menggunakan angkutan umum setiap hari. Prestasi pasien sangat baik menurut ibunya pasien sering mendapat peringkat dua atau tiga selama sekolah, pasien tidak pernah tinggal kelas. Karna prestasi pasien cukup baik sehingga kepala sekolah menyuruh pasien tinggal di wisma sekolah sekaligus membantu membersihkan wisma dan gedung pertemuan sekolah. Pasien tinggal bersama dua orang temannya. Pasien dapat bergaul dengan baik dengan teman-temannya baik disekolah maupun di lingkungan rumahnya. Beberapa orang temannya sering datang ke wisma untuk belajar bersama. Pasien tidak memiliki teman dekat selama sekolah.

Pasien tamat SMP pada usia 18 tahun dan melanjutkan pendidikan di MAN 2 model Makassar. Prestasi pasien masih tetap sama sewaktu pasien sekolah di SD dan SMP.

5. Riwayat Masa Dewasa A. Riwayat Pendidikan

(7)

Pasien selama berpendidikan SD sampai SMA, pasien sangat rajin pergi ke sekolah dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien memiliki prestasi yang sangat baik, dengan nilai rata-rata delapan. Tahun 2008 , setelah tamat SMA pasien melanjutkan pendidikan ke Fakultas Dakwah jurusan kesejahteraan sosial UIN Makasssar. Selama kuliah pasien aktif di organisasi dakwah kampus.

Selama kuliah pasien pernah cuti selama satu setengah tahun karna kekurangan biaya kuliah sehingga pasien kembali bekerja sebagai buruh bangunan. Tahun 2010, pasien kembali melanjutkan pendidikan selama satu semester. Pasien ikut berdakwah bersama paman dan sepupu dengan tujuan mengajak warga agar rajin shalat ke mesjid. Tahun 2011, tiba tiba pasien kehilangan ijazah SD, SMP dan SMA, sehingga pasien berfikir bahwa tidak perlu lagi melanjutkan kuliahnya.

B. Riwayat Pekerjaan

Sejak berumur delapan tahun pasien mulai ikut bekerja membantu ayahnya sebagai buruh bangunan. Hubungan pasien dengan teman-teman kerja baik.

Penghasilan yang didapatkan pasien di berikan kepada ibunya untuk dikumpulkan sebagai biaya pendidikan. Setelah pasien tidak melanjutkan kuliah pasien bekerja sebagai tukang bangunan.

C. Riwayat Pernikahan

Pasien menikah pertama kali ditahun 2011, pasien dijodohkan dengan sepupu satu kalinya. Hubungan pasien dan istri hanya 3 bulan harmonis. Setelah itu pasien sering terlibat konflik rumah tangga. Konflik yang terjadi membuat pasien tidak lagi melanjutkan kuliah dan hanya bekerja sebagai buruh bangunan.

Sedangkan harapan istri adalah pasien akan menjadi guru pegawai negeri sipil yang mengajar di sekolah. Jika pasien pulang bekerja pasien tidak menyambut baik pasien. Dua bulan setelah istri pasien melahirkan anak pertama pasien bercerai.

Selama satu tahun, pasien lebih banyak diam, menyendiri dan kurang semangat dalam bekerja. Pada saat itu, jika melihat perempuan pasien berkeinginan ingin menjalin hubungan dengan wanita.

(8)

Tahun 2015 pasien menikah kedua kalinya, pasien menikah lewat perkenalan ta’arufan dengan perempuan yang dikenal di jamaah tabligh. Pasien berkenalan hanya satu minggu saja kemudian pasien menikah. Hubungan pasien dan istri cukup harmonis. Pasien tinggal bersama mertua dan saudara istrinya. Setelah menikah istri dan keluarga baru mengetahui bahwa pasien sementara berobat jiwa. Pasien memiliki satu anak perempuan dari istri kedua.

D. Riwayat Agama

Pasien dilahirkan di lingkungan mesjid keluarga yang memeluk agama islam yang cukup taat. Pasien memeluk agama Islam sejak lahir mengikuti agama yang dianut oleh orang tua pasien. Sebelum sakit, pasien menjalankan kewajiban agama seperti rajin shalat 5 waktu, membantu anak-anak di dekat rumahnya belajar mengaji .

E. Riwayat Militer

Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.

F. Riwayat Psikoseksual

Pasien memasuki pubertas di usia 13 tahun. Pasien mulai menyukai wanita pada saat di SMA, namun pasien tidak berpacaran karena tidak sesuai dengan ajaran agama islam.

G. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.

H. Aktivitas Sosial

Pasien mulai mengikuti aktivitas sosial pada saat pasien kuliah di Fakultas dakwah Jurusan Kesejahteraan sosial di UIN. Pasien aktif dalam kegiatan jamaah tabligh.

6. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak ke-5 dari 6 bersaudara kandung (♀,♂,♂,♂,♂,). Kedua orang tua pasien hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SD. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang pendiam, sabar dan penyayang. Ibu pasien pandai membagi bagi penghasilan suaminya agar kebutuhan rumah tangga dapat terpenuhi

(9)

Ayah pasien bekerja sebagai buruh bangunan.. Ayahnya adalah orang yang baik dan sabar. Pasien patuh dengan perkataan ayahnya sehingga pasien tidak pernah terlibat konflik.

Oleh kakak-kakaknya pasien diperlakukan dengan cukup baik. Kakak ke-1 pasien meninggal di usia dua bulan, pada saat itu kakak pasien demam tinggi tidak sempat dirawat di rumah sakit, kakak pasien meninggal.

Kakak ke-2 pasien, saat ini tinggal di Maros. Bekerja sebagai buruh bangunan.

Kakak pasien hanya mengenyam pendidikan sampai SMP . Hubungan pasien dengannya sangat baik.Sewaktu kecil, kakaknya ini yang selalu melindungi pasien jika pasien berbuat kesalahan. Kakaknya ini menjadi tumpuan keluarga karena sudah dapat hidup mandiri dari orang tuanya. Kakak pasien sudah memiliki rumah yang dibangun sendiri.

Kakak ke-3 bekerja sebagai buruh bangunan. Kakak pasien hanya mengenyam pendidikan sampai SD. Kakaknya tinggal di Kendari bersama istrinya. Anak dari kakak kedua pasien dititipkan ke orang tua pasien di Jeneponto. Kakaknya ini keras dan selalu menegur pasien jika pasien bertingkah semaunya saja. seperti sewaktu pasien bekerja bersama kakaknya, pasien mau bekerja jika pasien ditegur oleh kakaknya.

Kakak ke-4 meninggal, hanya berusia 2 hari, penyebab kematian tidak diketahui keluarga.

Adik pasien tinggal bersama orang tua pasien. Adik pasien pendidikan sampai SMP.

Hubungan pasien dengannya adik dan iparnya cukup baik. Adik pasien sangat dekat dengan pasien karena hanya satu saudara perempuan pasien.

Riwayat penyakit yang sama dengan keluarga yaitu paman pasien. Paman pasien tiba-tiba mengamuk, menurut keluarga paman pasien dikirimkan ilmu hitam dari keluarga. Paman pasien sembuh tanpa pengobatan.

(10)

GENOGRAM

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan

: Menderita gangguan jiwa

: Meninggal

: Pasien : Bercerai 7. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal dirumah mertua pasien. Pasien tinggal dirumah yang terbuat dari kayu seluas 8 x 11 meter2, memiliki 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dapur dan 1 kamar mandi. Pasien tinggal bersama orang tua, adik dan istri pasien. Di dalam rumah tersebut ada 3 kepala rumah tangga. Saat ini ayahnya mengalami kesulitan dalam hal keuangan karena usia ayahnya sudah tua sehingga tidak mampu lagi bekerja sebagai buruh bangunan

(11)

8. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya

Secara umum, pasien merasa dirinya tidak mengalami sakit jiwa. Tetapi pasien mau minum obat teratur. pasien menginginkan istri dan anak pasien tinggal bersama orang tua dan saudara pasien di Jeneponto setelah pasien diizinkan pulang dari RSKD Prov Sulsel. Pasien ingin segera mendapatkan pekerjaan agar bisa berkumpul kembali dengan istri dan anaknya.

III. PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS (Tanggal 16 Oktober 2017) A. Status Internus

Keadaan umum tidak tampak sakit, gizi cukup, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, frekuensi pernafasan 20 kali/menit, suhu tubuh 36,5°C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus. Jantung, paru-paru, dan abdomen kesan dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

B. Status Neurologis

Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (Tanggal 16 Oktober 2017) A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (20-an tahun), perawakan tubuh sedang, kulit kuning langsat, berambut pendek, memakai baju kaos warna biru, celana panjang warna putih, sarung motif kotak-kotak warna biru, perawatan diri kesan baik.

2. Kesadaran Berubah

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Tenang

4. Pembicaraan

Pasien memjawab pertanyaan dengan spontan, lancar, intonasi biasa

(12)

5. Sikap terhadap pemeriksa Cukup kooperatif, terus terang B. Keadaan Afektif

1. Mood : Eutimia

2. Afek : Inappropriate 3. Keserasian : Tidak Serasi

4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf Pendidikan

Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya yakni tamat SMA.

2. Orientasi

a. Waktu : baik b. Tempat : baik c. Orang : baik 3. Daya Ingat

a. Jangka Panjang : baik b. Jangka Sedang : baik c. Jangka Pendek : baik d. Jangka Segera : baik 4. Konsentrasi dan Perhatian

Terganggu 5. Pikiran Abstrak

Terganggu 6. Bakat Kreatif

Tidak ada

7. Kemampuan Menolong diri sendiri Cukup baik

D. Gangguan Persepsi dan Pengalaman Diri

(13)

Halusinasi Auditorik (+) :

 Pasien mendengar suara bisikan yang dipersepsikan suara tuhan yang memerintahkan pasien berceramah, dan menasehati anggota keluarga.

 Pasien mendengar suara bahwa pasien akan dijadikan pimpinan seperti bupati, gubernur dan presiden.

Ilusi :

Tidak ada

2. Depersonalisasi : Tidak ada

3. Derealisasi :

Tidak ada

E. Proses Berpikir 1. Arus Pikir :

a. Produktivitas : cukup

b. Kontinuitas : cukup relevan c. Hendaya Berbahasa : tidak ada 2. Isi pikiran :

a. Preokupasi : Tidak ada b. Gangguan Pikiran :

Terdapat gangguan isi pikiran berupa :

 Ideas of reference : Pasien menyakini bahwa tetangga pasien menceritakan pasien jika mereka sedang berkumpul didepan rumahnya.

 Delution of control : pasien menyakini bahwa segala perbuatan dikendalikan atau digerakkan oleh tuhan.

 Waham Bizzare :

Pasien meyakini bahwa dirinya adalah Tuhan.

 Waham kebesaran :

Pasien menyakini bahwa akan dijadikan pemimpin seperti bupati, gubernur dan presiden.

(14)

Pasien memiliki ilmu yang tinggi sehingga mengalahkan ulama-ulama di dunia.

Paien mengusai ilmu pemerintahan, politik, alam dan geografi di dunia.

F. Pengendalian Impuls

Terganggu, pasien duduk sering kali mengangkat kakinya di atas kursi.

G. Daya Nilai dan Tilikan

1. Norma Sosial : Terganggu 2. Uji daya nilai : Terganggu 3. Penilaian Realitas : Terganggu

4. Tilikan : Pasien menyangkal dirinya sakit (tilikan 1)

H. Taraf Dapat Dipercaya Dapat dipercaya

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien gelisah sejak 1 bulan yang lalu memberat 1 minggu sebelum masuk UGD Jiwa RSKD. Pasien gelisah dengan menceramahi warga di pasar Minasa Upa. Pasien mengatakan akan menjadi bupati, presiden dan raja dan juga mengatakan dirinya menyatu dengan tuhan.

Pasien meyakini hal ini karena mendengar bisikan-bisikan. Pasien juga mulai tidak melaksanakan sholat, mulai memakai jeans, membuat kalung dari tali dan suka menulis tentang pahlawan dan malaikat. Pasien juga susah tidur, pasien akan mondar-mandir di dalam rumah sambil berbicara dan ketawa sendiri. Pasien juga sering marah-marah dan cepat tersinggung. Pasien bahkan sampai memukul mertuanya saat ditegur.

Perubahan perilaku nampak sejak tahun 2011, setelah pasien berpisah dengan dengan istri pertama, pasien menjadi lebih banyak diam, menyendiri, kurang bersemangat dalam bekerja. Pasien pertama kali dirawat inap tahun 2014, dan riwayat pengobatan tidak pernah teratur. Pasien sudah tiga kali dirawat inap dengan keluhan gelisah.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (26 tahun), perawakan tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut pendek,

(15)

memakai baju kaos warana merah hitam, celana pendek warna biru dan sarung kotak kotak warna biru dan abu-abu. perawatan diri kesan baik .Kesadaran berubah, psikomotor cukup tenang, pembicaraan spontan, lancar, intonasi biasa, sikap terhadap pemeriksa cukup kooperatif. Mood eutimia, afek Inappropriate, keserasian tidak serasi, empati tidak dapat dirabarasakan. Taraf pendidikan sesuai, orientasi waktu, tempat, dan orang baik, daya ingat jangka panjang, sedang, pendek, dan segera cukup baik. Konsentrasi dan perhatian agak terganggu, pikiran abstrak baik, kemampuan menolong diri sendiri kurang.

Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan halusinasi visual. Pada proses berpikir produktivitas cukup, kontinuitas cukup relevan. Terdapat gangguan isi pikir berupa waham bizzare, ideas of refreance, delution of control dan waham kebesaran.

Pengendalian impuls terganggu, uji daya nilai, norma sosial dan penilaian realitas terganggu. Pasien merasa dirinya tidak sakit, dan secara umum yang diutarakan oleh pasien dapat dipercaya.

VI. EVALUASI MULTI AKSIAL Aksis I

Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu perilaku mengamuk. Pasien gelisah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien gelisah dengan menceramahi warga di pasar Minasa Upa dan mondar-mandir di dalam rumah sambil berbicara dan ketawa sendiri . Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien, keluarga, dan masyarakat sekitar serta terdapat hendaya (dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan Jiwa.

Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita dimana pasien merasa dirinya tidak sakit, adanya hendaya berat dalam fungsi mental berupa halusinasi auditorik, delution of control, waham bizzare dan waham kebesaran serta adanya hendaya berat dalam fungsi sosial berupa ketidakmampuan membina relasi dengan orang lain yang menyebabkan pasien tidak mampu lagi bekerja sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik.

(16)

Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan berdasarkan PPDGJ- III didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.

Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya halusinasi auditorik, delution of control, ideas of refereance, waham bizzare dan waham kebesaran dengan perlangsungan gejala lebih dari 1 bulan, sehingga memenuhi diagnosis Skizofrenia (F20)dan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Five Edition (DSM V) diagnosis diarahkan pada Schizophrenia (295.90). Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi dan waham yang menonjol yang mengarah pada Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Pasien didiagnosis banding dengan:

- Gangguan Skizoafektif Tipe mania (F25.2), karena secara subjektif terkadang pasien mengatakan merasa bersemangat dan senang jika berceramah, tetapi perlu diobservasi lebih lanjut untuk dapat menegakkan diagnosis ini.

Aksis II

Dari informasi yang didapatkan, ciri kepribadian pasien sebelum sakit mengarah pada ciri kepribadian Skizoid. Mekanisme defense yang sering digunakan oleh pasien sebelum sakit adalah represi dan denial.

Aksis III Tidak ada.

Aksis IV

Stressor psikososial faktor “primary support group” : bercerai dengan istri, dan ekonomi Aksis V

GAF Scale saat ini : 50-41 (gejala berat, disabilitas berat).

VII.DAFTAR MASALAH 1. Organobiologik

Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.

(17)

2. Psikologik

Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa adanya halusianasi auditorik, waham bizzare dan delusion of reference yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

3. Sosiologik

Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

VIII. PROGNOSIS

Ad Vitam : dubia ad malam Ad functionam : dubia ad malam Ad sanationam : dubia ad malam

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

Usia pasien pertama kali terkena saat dewasa

Pasien tidak merasa dirinya sakit Stressor yang jelas Keluarga tidak mendukung

Riwayat melakukan tindakan penyerangan

Gejala negatif

Tanpa remisi dalam 3 tahun Riwayat sosial yang buruk

Skor PANSS

Gejala Positif : 32 , Gejala Negatif : 31 , Psikopatologi Umum: 39 Skor Total: 97

Interpretasi : sakit berat

IX. RENCANA TERAPI A. Psikofarmakoterapi

- Haloperidol 5 mg/8 jam/oral

(18)

- Chlorpromazine 100 mg / 24 jam / oral (malam) - Trihexyphenidil 2 mg /24 jam/ oral ( bila EPS) B. Psikoterapi

- Suportif

Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau minum obat secara teratur.

- Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga bisa menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan.

X. FOLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta menilai efektivitas terapi dan kemungkinan efek samping yang terjadi.

Tanggal 24 Oktober 2017 1. Pemeriksaan Status Mental

Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (20-an tahun), perawakan tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut panjang pendek, memakai baju kaos warna orange dan celana panjang warna biru, perawatan diri kesan baik.

- Kontak mata ada, verbal ada

- Psikomotor : Tenang

- Verbalisasi : Spontan, lancar, banyak bicara, intonasi kadang meninggi

- Afek : Iritabel

- Gangguan Persepsi : Halusinasi Auditorik (+) :

 Pasien mendengar suara bisikan yang dipersepsikan suara tuhan yang memerintahkan pasien berceramah, dan menasehati anggota keluarga.

(19)

 Pasien mendengar suara bahwa pasien akan dijadikan pimpinan seperti bupati, gubernur dan presiden.

- Arus Pikir

o Produktivitas : ide yang sangat berlebihan.

o Kontinuitas : cukup Relevan - Gangguan isi pikir :

Terdapat gangguan isi pikiran berupa :

 Ideas of reference : Pasien menyakini bahwa tetangga pasien menceritakan pasien jika mereka sedang berkumpul didepan rumahnya.

 Delution of control : pasien menyakini bahwa segala perbuatan dikendalikan atau digerakkan oleh tuhan.

 Waham Bizzare :

Pasien meyakini bahwa dirinya adalah Tuhan.

 Waham kebesaran :

Pasien menyakini bahwa akan dijadikan pemimpin seperti bupati, gubernur dan presiden.

Pasien memiliki ilmu yang tinggi sehingga mengalahkan ulama-ulama di dunia.

Paien mengusai ilmu pemerintahan, politik, alam dan geografi dunia.

2. Efektifitas Terapi dan Efek Samping - Pasien sudah dapat tidur malam hari - Hipersalivasi (-)

3. Terapi

- Haloperidol 5 mg/8 jam/oral

- Chlorpromazine 100 mg / 24 jam / oral (malam) - Trihexyphenidil 2 mg / 8 jam / oral (bila EPS) Skor PANSS

(20)

- Gejala Positif : 22, Gejala Negatif : 20 , Psikopatologi Umum: 26 - Skor Total : 68

- Interpretasi : sakit sedang

Tgl. 1 November 2017

2. Pemeriksaan Status Mental

Seorang Laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (20-an tahun), perawakan tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut pendek, memakai baju kaos warna abu-abu dan celana panjang warna biru, perawatan diri kesan baik.

- Kontak mata ada, verbal ada

- Psikomotor : Tenang

- Verbalisasi : Spontan, lancar, banyak bicara, intonasi biasa

- Afek : terbatas

- Gangguan Persepsi : Halusinasi Auditorik (+) :

 Pasien mendengar suara bisikan yang dipersepsikan suara tuhan yang memerintahkan pasien berceramah, dan menasehati anggota keluarga.

 Pasien mendengar suara bahwa pasien akan dijadikan pimpinan seperti bupati, gubernur dan presiden.

Halusinasi Visual : diakui tidak ada - Arus Pikir

o Produktivitas : ide yang sangat berlebihan.

o Kontinuitas : cukup Relevan - Gangguan isi pikir :

 Ideas of reference : Pasien menyakini bahwa tetangga pasien menceritakan pasien jika mereka sedang berkumpul didepan rumahnya.

 Delution of control : pasien menyakini bahwa segala perbuatan dikendalikan atau digerakkan oleh tuhan.

 Waham Bizzare :

(21)

 Waham kebesaran :

Pasien menyakini bahwa akan dijadikan pemimpin seperti bupati, gubernur dan presiden.

Pasien memiliki ilmu yang tinggi sehingga mengalahkan ulama-ulama di dunia.

Paien mengusai ilmu pemerintahan, politik, alam dan geografi dunia.

3. Efektifitas Terapi dan Efek Samping a. Pasien sudah dapat tidur malam hari b. Hipersalivasi (-)

4. Terapi

- Haloperidol 5 mg/8 jam/oral

- Chlorpromazine 100 mg / 24 jam / oral (malam) - Trihexyphenidil 2 mg / 8 jam / oral (bila EPS) Skor PANSS

- Gejala Positif : 17, Gejala Negatif : 16 , Psikopatologi Umum: 20 - Skor Total : 53

- Interpretasi : sakit ringan

XI. DISKUSI

Skizofrenia merupakan suatu gambaran sindrom klinis dengan berbagai macam penyebab dan perjalanan yang banyak dan beragam, dimana terjadi keretakan jiwa atau ketidakharmonisan dan ketidaksesuaian antara proses pikir, perasaan dan perbuatan serta hilang timbul dengan manisfestasi klinis yang beragam. Gangguan skizofrenia umumnya ditandai oleh adanya penyimpangan dari pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan adanya afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tidak terganggu, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.1,2

(22)

Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III), skizofrenia dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria:3

 Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini (dan biasanya 2 gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

- Thought echo, thought insertion or withdrawal, thought broadcasting

- Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion of perception.

- Halusinasi auditorik : suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku pasien, mendiskusikan perihal pasien di antara mereka, jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

- Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.

 Atau paling sedikit 2 gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas:

- Halusinasi yang menetap dari pancaindra apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun setengah terbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau terjadi setiap hari selama berminggu- minggu atau berbulan-bulan terus-menerus.

- Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

- Perilaku katatonik

- Gejala-gejala “negatif”: seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

 Adanya gejala tersebut di atas berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).

 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan.

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V (DSM - V) diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan dengan Kriteria A yaitu ditemukan dua atau lebih gejala karakteristik berupa waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku yang sangat kacau atau katatonik, serta gejala negatif, yang masing-masing terjadi dalam porsi waktu yang signifikan

(23)

Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III), skizofrenia paranoid dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria halusinasi dan/ atau waham harus menonjol, suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing), Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol, Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau “passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas. Gangguan afektif, dorongan kehendak, dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.5

Pada model diathesis stress, skizofrenia dapat timbul karena adanya integrasi antara faktor biologis, faktor psikososial dan lingkungan. Seseorang yang rentan (diatesis) jika dikenai stesor akan lebih mudah untuk menjadi skizofrenia.6

Dalam kasus ini, stressor yang diperkirakan menjadi pencetus timbulnya gangguan jiwa pada pasienadalah pada saat suami pasien menikah lagi dengan wanita lain. Pasien merasa sangat terpukul karena merasa selama suaminya menjalankan usaha selalu dibantu dari hasil menjual perhiasan emas pasien. Akan tetapi setelah berhasil, suami pasien menikah lagi dengan wanita lain dan menguasai seluruh keuangan keluarga.

Faktor genetik mempunyai peranan dalam terjadinya skizofrenia. 5 pada kasus ini ditemukan ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Lingkungan emosional yang tidak stabil mempunyai risiko yang besar pada perkembangan skizofrenia. Stresor sosial juga mempengaruhi perkembangan suatu skizofrenia. 6

Pada kasus ini, pihak keluarga menyadari perubahan perilaku sejak 5 tahun terakhir tetapi menggangap pasien tidak mengalami gangguan jiwa sehingga pasien tidak pernah mendapatkan pengobatan.

Medikasi antipsikotik adalah inti dari pengobatan skizofrenia, tetapi intervensi psikososial dapat memperkuat perbaikan klinis. Penatalaksanaan terapi somatik tergantung dari keadaan pasien ketika datang dalam fase apa, jika dalam fase akut perlu penanganan yang segera.

Penanganan pada fase akut lebih difokuskan untuk menurunkan symptom psikotik yang berat,

(24)

umumnya setelah dilakukan pengobatan selama 4-8 minggu dengan menggunakan obat antipsikotik pasien dapat masuk dalam fase stabilisasi. 1,2,6

Pada pasien ini diberikan antipsikotik tipikal yaitu Haloperidol dan Chlorpromazine.

Antipsikotik tipikal mempunyai peranan yang cepat dalam menurunkan simptom positif seperti halusinasi dan waham. Antipsikotik tipikal bekerja dengan cara memblokade dopamine di reseptor D2 pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya mesolimbik dopamine pathways sehingga menyebabkan simptom positif menurun .Chlorpromazine memiliki efek samping sedasi yang kuat, sehingga dapat digunakan terhadap sindrom psikosis dengan gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif, susah tidur, kekacauan pikiran, perasaan dan perilaku.

Sedangkan Haloperidol memiliki efek samping sedasi yang lemah dan digunakan untuk sindrom psikosis dengan gejala dominan halusinasi, waham, perasaan tumpul, apatis, menarik diri, hipoaktif, dan lain-lain.7

Antipsikotik tipikal memiliki beberapa kerugian seperti mudah terjadinya efek samping ekstrapiramidal dan tardive dyskinesia, memperburuk simptom negatif dan kognitif, peningkatan kadar prolaktin dan sering menyebabkan kekambuhan. Pada kasus ini, pengobatan direncanakan diganti menjadi antipsikotik atipikal pada saat gejala positif mulai berkurang. Hal ini dikarenakan pada antipsikotik atipikal mempunyai mekanisme kerja melalui interaksi antara serotonin dan dopamin pada keempat jalur dopamin di otak. Hal ini yang menyebabkan efek samping eksttrapiramidal lebih rendah dan sangat efektif untuk mengatasi simptom negatif.6 Pada kasus ini, setelah gejala positif berkurang terapi akan disubstitusi ke Risperidon.

Risperidon lebih disarankan pada skizofrenia pada pasien yang dengan usia dewasa tua karena kemungkinan terjadinya efek ekstrapiramidal lebih kecil, dan efek deteriorasi kognitif lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan antipsikotik tipikal.8

Penatalaksanaan psikososial umumnya lebih efektif pada saat pasien berada dalam fase perbaikan dibanding fase akut. Pada kasus ini, terapi keluarga lebih ditekankan karena bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai skizofrenia. Materi yang diberikan berupa pengenalan tanda-tanda kekambuhan secara dini, peranan dari pengobatan, antisipasi dari efek samping pengobatan dan peran keluarga terhadap penderita skizofrenia. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang baik agar dapat mendukung proses pemulihan pasien.1,2

Prognosis pasien ini adalah dubia, dinilai dengan melihat faktor-faktor pendukung dan

(25)

Faktor pendukung berupa :

- Gambaran klinis adalah gejala positif - Pasien pertama kali berobat

- Usia pasien terkena saat dewasa

- Dukungan keluarga cukup baik dari saudara pasien Faktor penghambat berupa :

- Pasien merasa dirinya tidak sakit - Faktor ekonomi

- Tidak ada dukungan dari istri - Perlangsungan sudah lama

(26)

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III). Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 2003.

2. Kaplan HI, Saddock BJ, Greb JA. Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences / Clinical Psychiatry. 11th ed. USA : Lippincott Williams & Wilkins. 2015.

3. Maslim R. Paduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Jakarta : PT Nuh Jaya.

1996.

4. Birnkrant J, Carlsen A. Crash course Psychiatry: The Psychotic Disorders and The Mood disorders. In: Horton-Szar D, editor. U.K ed. China: Mosby Elsevier Inc.2007.

5. Albers J L, Hahn RK, Reist C. Handbook of Psychiatric Drugs. 2005 edition. Current Clinical Strategies Publishing.

6. First, M.B, et al, SchizoaffectiveDisorder Bipolar Type in Diagnostic Criteria From DSM V, American Psychiatric Association, USA,2013.

7. Kaplan HI, BJ Sadock, JA Grebb, Skizoafektif dalam Sinopsis Psikiatri, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta, 2010.

8. Willy F. Maramis, Albert A. Maramis, Skizofrenia dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2, Airlangga University Press, 2009.

9. Arana G.W, Rosenbaurg, Antipsychotic Drugs in Handbook of Psychiatric Drug Therapy, Lippincot Williams &Wilkins, Philadelphia, USA, 2005.

(27)

LAMPIRAN

AUTOANAMNESA I (Tanggal 16 Oktober 2017) Pukul : 09.00 WITA, Pasien berada di bangsal sawit

Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (20-an tahun), perawakan tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut cepak, memakai baju kaos warna abu-abu, celana panjang jeans warna biru, perawatan diri kesan kurang

Dokter : Assalamu Alaikum, Selamat pagi pak ? Pasien : Waalaikum salam dokter.

Dokter : Perkenalkan saya dr. wiwin. Siapa namanya pak ? Pasien : Saya R. dokter

Dokter : Bapak tinggal dimana ? Pasien : Jeneponto dok

Dokter : Sudah berapa hari bapak dirawat ?

Pasien : Kemarin saya masuk di UGD, malam saya dipindahkan kesinimi dok.

Dokter : Bisa cerita lagi pak bagaimana bapak bisa dibawa ke sini ?

Pasien : Kemarin saya marah karena mertua saya melarang saya gendong anakku, padahal saya bapaknya dokter.

Dokter : Apa bapak melukai mertua bapak ?

Pasien : Karena saya marah saya tidak sadar pukul mertuaku, trus saya dilihat sama ipar dan mertua laki-lakiku jadi saya dipukulmi. Mertua saya berkata kalo saya malas bekerja.

Dokter : Apa pekerjaan bapak ?

Pasien : Semenjak saya putus obat selama dua bulan, saya hanya menjual parfum, tasbih di mesjid. Karena saya tidak bisa bekerja keras dokter. Dulu saya bekerja buruh bangunan.

Dokter : Menurut keluarga bapak berkeliling menceramahi orang ?

Pasien : Iya dokter…saya menceramahi orang karena saya pulang dari jamaah tabligh di hertasning. Disana saya dapat bisikan suara suara kalo suruh amalkan ajaran

(28)

jamaah tabligh. Saya suruh perempuan dipasar memakai jilbab dan saya dilihat sama keluarganya jadi saya dipukulmi sama warga disana sampai mata saya hitam begini dokter.

Dokter : Apa yang bapak lakukan sampai bapak dipukuli ?

Pasien : Saya ceramahi saja dok.itu suara suruh saya ceramah dan suara bisikan itu saya dengar sepanjang hari dan kalo saya tidak lakukan dok saya merasa berdosa.

Ini karna saya mengikuti ilmu tarekat bersama kakak saya. Saya dikasi gambaran sama kahar muzakkar bahwa seluruh Indonesia adalah kekuasaanku nanti, saya akan dijadikan bupati, gubernur, dan presiden.

Dokter : Bagaimana maksud bapak bertemu dengan kahar muzakkar ?

Pasien : Saya bertemu pertama di kendari. kahar muzakkar akan mati dan yang akan menggantikan adalah saya.

Dokter : Kahar muzakkar sudah lama meninggal pak ? bagaimana bapak bisa bertemu ? Pasien : Iya…sudah mati terus dia bangkit lagi dan yang masuki itu kahar muzakkar

adalah Nabi Haidir sedangkan Nabi Haidir adalah Allah SWT. Allah itu menyatu dengan saya, setiap saya bergerak dan berbicara itu adalah Allah ta’ala..berdirinya saya krn Allah ta’ala, hidup, berjalan, dan penglihatannya saya adalah Allah ta’ alla

Dokter : Apa yang bapak rasakan jika menyatu dengan Allah pak ?

Pasien : Saya merasakan Allah masuk diotak saya dan berdialog dengan saya.

Dokter : Apa kepala bapak berubah menjadi besar atau kecil ?

Pasien : Biasa saja dok tidak berubah. Ini karena saya memiliki ilmu yang tinggi mengalahkan ulama ulama yang ada di dunia, saya juga mengusai ilmu pemerintahan, politik, alam dan geografi yang ada di dunia.

Dokter : Bisa kita ceritakan bagaimana bapak mengusai banyak ilmu ?

Pasien : Saya kan kuliah di UIN sampai semester 7 jadi ilmu saya banyak.karena ilmu saya banyak sehingga tetanggaku itu serita ceritai saya.

Dokter : Tetangga yang mana yang tidak senang sama kita pak ?

Pasien : Kalo itu tetangga kumpul-kumpul pasti dia ceritaika. Buktinya pernah saya dengar namaku mereka sebut-sebut dokter.

(29)

Dokter : Bapak R bisa ulangi apa yang saya sebut? 5…4….2…

Pasien : 5…4…2…

Ddokter : Bapak R bisa hitung berapa 2+2?

Pasien : 4

Dokter : Kalau 4+4?

Pasien : 8

Dokter : Bapak R coba dikurangi 100-5 berapa?

Pasien : 95 Dokter : 95-2?

Pasien : 93

Dokter : Bapak jika menemukan dompet di jalan apa yang bapak R lakukan?

Pasien : Saya kasi kembali ke yang punya Dokter : Bapak R tidak ingin mengambilnya?

Pasien : Tidak boleh toh….pernah saya juga dapat uang 50 ribu sama anakku tapi saya tidak ambil.

Dokter : Bapak R maaf bapak tau persamaan apel dengan jeruk?

Pasien : Sama-sama buah Dokter : Kalau perbedaannya?

Pasien : Satu manis satu kecut.

Dokter : Maaf bapak R…apakah bapak merokok?

Pasien : Iye. Apalagi kalo lagi dating pusingku dokter. Semakin seringka merokok.

Dokter : Kalau boleh tahu berapa batang sehari?

Pasien : Biasa 1 sampai 2 bungkus rokok dalam sehari

(30)

Dokter : Kalau Alkohol?

Pasien : Tidak

Dokter : bapak R pernah konsumsi obat-obatan terlarang?

Pasien : Tidak

Dokter : Apa yang paling sering bapak R lakukan di rumah seminggu terakhir ini?

Pasien : Menjual parfum, tasbih di mesjid

Dokter : Apakah bapak R punya bakat kesenian, seperti main alat musik membuat hal yang bernilai dan dapat dijual?

Pasien : Tidak ada. Berceramah saja dokter

Dokter : Baik ibu H, terimakasih atas kerjasamanya. Untuk sementara bapak R istirahat dulu disini ya..nanti kalau bapak sudah merasa baikan baru boleh dijemput pulang oleh keluarga. Obatnya diminum teratur ya bapak …..terima kasih….selamat Siang!

Pasien : Iye’

AUTOANAMNESA II (24 oktober 2017)

Pukul : 09.00 WITA, Pasien berada di bangsal kenari

Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (20-an tahun), perawakan tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut cepak, memakai baju kaos warna jingga, celana panjang jeans warna biru, perawatan diri kesan cukup

Dokter (D) : Assalamu alaikum pak ? Pasien (P) : Waalaikum salam dokter.

D : Bagaimana kabar bapak R ini hari ? P : Sudah tenangma dokter.

(31)

P : Baik dokter.

D : Kalau nafsu makan bapak bagaimana ?

P : Baik

D : Bagaimana perasaan bapak R akhir akhir ini ?

P : Baik dokter. Saya maumi pulang dokter, tidak suka saya disini, gatal gatalka dokter. Tolong telephon keluargaku dokter supaya saya dijemput,

D : Nanti saya telphonkan yah pak. Bapak R bisa ceritakan apa yang menyebabkan bapak masuk disini ?

P : Kemari itu saya putus obat selama dua bulan, saya lagi pergi menceramahi orang yang ada dipasar supaya perempuannya pake jilbab, tetapi keluarganya marah jadi saya dipukulmi. Saya ceramahi itu karna ada suara bisikan yang suruh saya berjalan untuk berdakwah sama suara mau jadikan saya pemimpin, bupati, gubernur, dan presiden. Tinggimi ilmuku dokter.

D : Ilmu apa yang bapak R punya ?

P : Saya mengusai ilmu jamaah tabligh yaitu syariat, tarekat, hakekak dan makrifat. Syariat itu tentang hukum dan aturan agama seperti shalat, puasa sedangkan Tarekat itu mengenal tuhan, setiap manusia itu ada tuhan, seandainya tidak ada tuhan tidak ada didalam manusia maka manusia itu akan mati. Jadi Allah ta’ ala itu menyatu dengan saya karna manusia itu dari titik.

Kita tau itu titik dokter ?

D : Tidak pak. Bisa kita jelaskan pak R ?

P : Manusia itu dari titik segumpal sperma, kalo kita berhubungan ada keluar sperma, yang mengandung bom atom, molekul dan unsur. Allah ada di langit, air, tanah dan di api. ( sesekali pasien senyum- senyum). Bisikannya kahar muzakkar sama saya kahar muzakkar itu guruku, wali dia bilang saya akan dijadikan pemimpin.

(32)

D : Menurut sepengetahuan saya pak kahar muzakkar sudah meninggal.

Bagaimana bapak bertemu ?

P : Saya bertemu di kendari. sudah meninggal tapi hidup lagi karena dia makrifatullah. kahar muzakkar perintah saya akan menjadi pemerintah, bupati, gubernur dan presiden karna ilmunya dipindahkan ke saya.

D : Bisikan kahar muzakkar kapan saja ada pak ?

P : Setiap hari ada dokter. Ini karna ilmu saya sudah tinggi mengalahkan ulama ulama yang ada di dunia dan saya kuasai ilmu pemerintahan, biologi, alam semesta, geografi tentang bumi, sejarah islam, pahlawan bahkan pemerintahan di negara yang lain. Saya liat wajah pemerintah saya bisa baca ilmunya.

D : Apa bapak bisa membaca pikiran orang ?

P : Tidak bisa. Saya hanya bisa melihat wajah orang dan mengetahui ilmu orang tersebut.

D : Menurut bapak R, apa bapak sakit sekarang ?

P : Saya tidak sakit tapi saya bingung kenapa saya harus minum obat teratur.

dokter apa saya sudah bisa pulang karna tenangmi pikiranku.

D : Sudah berapa kali bapak masuk rumah sakit ?

P : Sudah tiga kali dengan ini dokter. dulu juga pernah saya dirawat selama sepuluh hari di kendari. Tapi kalo saya dirawat disini saya tidak pernah lama..

pertama hanya empat hari trus yang kedua satu hari saja dokter.

D : Baiklah bapak R. Terima kasih informasinya hari ini. Obatnya terus diminum biar bapak bisa segera pulang dan berkumpul kembali bersama keluarga.

Selamat beristirahat bapak R….. terima kasih pak

P : Sama-sama dokter.

(33)

XII.IKHTISAR PERJALANAN PENYAKIT

Tahun Situasi Kehidupan Gejala Riwayat berobat

Respon pengobatan 2011 Pasien bercerai

dengan istri

Pasien lebih banyak diam

Suka menyendiri di dalam kamar

Jika melihat perempuan, pasien merasa tertari dengan wanita tersebut

Tidak diobati

2013 Pasien mengikuti Jemaah Tabligh di kendari

Setelah mendalami ilmu tarekat, Pasien sering marah-marah tanpa sebab.

Terkadang berbicara sendiri

Tidak diobati

2014 Setelah mengikuti Jemaah tabligh

Pasien berceramah di mesjid –mesjid Pasien marah jika ceramahnya tidak didengarkan Berbicara sendiri

Dirawat inap di Rumah sakit Jiwa kendari selama 10 hari

Pasien sudah tenang

Oktober 2015

Setelah mengikuti Jemaah tabligh

Pasien marah hingga memukul orang-orang di sekitarnya yang tidak mau

mendengarkan ceramah pasien

Dirawat di RSKD Prov.

Sul-Sel selama 4 hari

Pasien tenag tapi tidak berobat rutin karna merasa sudah sehat

(34)

Tahun Situasi Kehidupan Gejala Riwayat berobat

Respon pengobatan Pasien sulit tidur, jika

tidur hanya 3 jam dalam sehari April

2016

Pasien sering berjalan keluar kampong untuk berdakwah

Pasien menceramahi warga terutama laki- laki tentang ajaran islam

Berbicara sendiri

Dirawat di RSKD Prov.

Sul-Sel selama 1 hari

Pasien tenang tapi tidak berobat rutin karna merasa dirinya sudah sehat

Oktober 2017

Pasien menceramahi wanita di pasar

Berbicara sendiri Pasien sulit tidur Marah jika ceramah pasien tidak

didengarkan dan dibantah.

Dirawat di RSKD Prov.

Sul-Sel selama 11 hari

Pasien sementara minum obat.

Skor PANSS

NO PANSS 16-10-

2017

24-10- 2017

1-10-2017

1. P1 = Waham-Waham 6 6 5

2. P2 = Kekacauan Konsep/Proses Pikir 5 3 2

3. P3 = Perilaku Halusinatorik 6 5 4

4. P4 = Gaduh Gelisah 2 1 1

5. P5 = Perasaan Kebesaran 5 3 3

6. P6 = Perilaku Pencuriga / Kejaran 4 2 1

7. P7 = Hostilitas 4 2 1

Jumlah 32 22 17

1. N1= Afek Menumpul 3 3 2

2. N2 = Menarik diri secara emosional 6 5 5

3. N3 = Hubungan Interaktif yang buruk 5 3 3

(35)

4. N4 = Asosial / Menarik Diri Secara Sosial 6 5 3

5. N5 = Gangguan Berpikir Abstrak 4 2 2

6. N6 = Kurangnya spontanitas dan aliran pembicaraan

1 1 1

7. N7 = Pikiran Stereotipik 1 1 1

Jumlah 26 20 16

1. G1 = Somatisasi 1 1 1

2. G2 = Kecemasan 1 1 1

3. G3 = Rasa Bersalah 1 1 1

4. G4 = Ketegangan Motorik 1 1 1

5. G5 = Mannerisme dan Posturing 1 1 1

6. G6 = Depresi 1 1 1

7. G7 = Retardasi Motorik 1 1 1

8. G8 = Ketidakkoperatifan 2 1 1

9. G9 = Isi Pikiran Yang Tidak Lazim 6 4 4

10. G10 = Disorientasi 3 1 1

11. G11 = Gangguan Perhatian / Atensi 5 1 1

12. G12 = Kurangnya Daya Nilai dan Tilikan 5 4 2

13. G13 = Gangguan Berkehendak / Avolisi 1 1 1

14. G14 = Gangguan Pengendalian Impuls 3 1 1

15. G15 = Preokupasi 1 1 1

16. G16 = Penghindaran Terhadap Aktivitas Sosial

6 5 3

Jumlah 39 26 20

TOTAL 97 68 53

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan dapat menghasilkan informasi mengenai gangguan jiwa skizofrenia , cara mendiagnosa gangguan jiwa, serta cara pengobatan yang

Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan dapat menghasilkan informasi mengenai gangguan jiwa skizofrenia , cara mendiagnosa gangguan jiwa, serta cara pengobatan yang

Pertimbangan Hakim Terhadap Penyalahgunaan Media Informasi Elektronik Dan Dokumen Elektronik Yang Berisi Ancaman Pembunuhan Melalui SMS Dalam Kasus Putusan No

Dokumen ini berisi informasi tentang kasus suspicions campak yang ada di sebuah