• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KEINSINYURAN PENERAPAN DAN MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH B3 BERBASIS ELEKTROKOAGULASI DENGAN MEDIA NaCl DI PT. TAEWON INDONESIA CABANG TEGA

N/A
N/A
ahmad fauzi

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KEINSINYURAN PENERAPAN DAN MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH B3 BERBASIS ELEKTROKOAGULASI DENGAN MEDIA NaCl DI PT. TAEWON INDONESIA CABANG TEGA "

Copied!
109
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Permasalahan

Tujuan

LANDASAN TEORI DAN KEPUSTAKAAN

Limbah B3

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung B3 (PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3). Sistem pengelolaan limbah B3 melibatkan pengumpulan limbah B3 dan pengangkutannya ke tempat pengolahan atau pembuangan akhir (Yilmaz et al., 2016). Sumber limbah B3 dapat berasal dari industri, pertambangan, transportasi, laboratorium, laboratorium kimia, rumah tangga dan proses alam.

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 terdiri atas limbah B3 yang berasal dari sumber tidak spesifik, limbah B3 kadaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk untuk dibuang, serta kemasan B3 bekas dan. Limbah laboratorium yang mengandung B3 tergolong limbah B3 dari sumber non spesifik, sesuai dengan Lampiran 1 PP 101 Tahun 2014. Limbah dari sumber spesifik meliputi limbah dari sumber umum spesifik dan limbah B3 dari sumber spesifik spesifik.

Limbah dari sumber tertentu umumnya berasal dari industri atau kegiatan sebagai sumber limbah yang menghasilkan berbagai limbah B3. Sedangkan limbah dari sumber tertentu adalah limbah B3 yang mempunyai efek tertunda, mempunyai dampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup, mempunyai sifat toksik non akut dan diproduksi dalam jumlah besar per satuan waktu (PP Nomor 101 Tahun 2014).

Gambar 2.5. Simbol Limbah B3 Reaktif
Gambar 2.5. Simbol Limbah B3 Reaktif

Sistem Pengelolaan Limbah B3

Limbah B3 yang berbentuk padat/lumpur disimpan pada tangki penyimpanan yang bagian bawahnya dilapisi lapisan kedap air. 19 memang merupakan limbah B3 dengan volume terbesar yang disimpan di gudang penyimpanan, sedangkan limbah B3 merupakan limbah sisa pelarut. Limbah B3 yang mempunyai sifat seperti ini sebaiknya dijauhkan dari sinar matahari langsung dan dipisahkan dari limbah B3 yang mempunyai sifat oksidator.

Sebanyak sembilan persen limbah B3 yang dikirim laboratorium penghasil limbah merupakan limbah tanpa informasi atau belum teridentifikasi. Limbah B3 merupakan limbah cair yang berasal dari sektor pertanian dan merupakan limbah sisa penelitian sebelumnya. Merancang struktur dan ukuran tempat penyimpanan sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan atau disimpan.

Pengolahan limbah B3 adalah suatu proses untuk mengubah sifat dan komposisi limbah B3 untuk menghilangkan dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racunnya. jenis dan jumlah limbah B3 yang dikecualikan dari pengelolaan limbah B3 atau limbah B3 yang ditetapkan sebagai hasil samping; Dan.

Gambar 2.9. Alur Pengelolaan Limbah B3
Gambar 2.9. Alur Pengelolaan Limbah B3

Elektrokoagulasi

26 Proses ini menggunakan reaksi reduksi dan oksidasi (Ashari et al., 2015), dimana ion positif (kation) berpindah ke katoda dan menerima elektron tereduksi, dan ion negatif (anion) berpindah ke anoda dan melepaskan elektron teroksidasi (Susetyaningsih et al, 2008). Ketika ini diterapkan, ion logam yang dihasilkan bereaksi dengan hidroksida primer untuk menghasilkan serpihan polihidroksida dan logam polihidroksida (Tian et al., 2016).

Garam (NaCl)

Dengan metode elektrokoagulasi dan penambahan NaCl (natrium klorida) dalam jangka waktu tertentu, kualitas air gambut ditingkatkan dengan metode elektrokoagulasi dengan penambahan garam. Tujuan dari proses ini adalah untuk meningkatkan kualitas air gambut ditinjau dari parameter warna, pH, TDS (total padatan terlarut) dan kandungan besi (Fe).

METODOLOGI PENELITIAN

Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan Analisis

Diagram Alur Laporan Praktik

Data dan Hasil

Laporan Akhir

Tempat dan Pelaksanaan

Permodelan dan Desain

Alat dan Bahan

34 proses sedimentasi dialirkan kembali ke tangki penyimpanan 2 untuk proses pengolahan yang bertujuan memperjelas warna dan mengukur Ph agar tidak mencemari lingkungan. Pelat aluminium digunakan sebagai elektroda pada proses elektrokoagulasi, hal ini kami pilih karena bahan ini merupakan media konduktif yang baik dan cocok untuk sifat pengolahan limbah tinta. Rangkanya terbuat dari pipa PVC yang ringan dan merupakan bahan isolasi, sehingga cocok untuk produksi rangka elektroda berbahan alumunium.

Desain rangka pada Gambar 4.4 disesuaikan dengan volume reservoir dan dirancang efisien dengan penampang lebar berisi 8 elektroda aluminium. Istilah yang umum digunakan adalah SP (tanpa satuan), singkatan dari berat jenis, yaitu perbandingan atau perbandingan antara massa jenis suatu zat dengan massa jenis air (Sumber: http://www.indonesiaprintmedia.com/print-menprint /172-forbrug- tinta-print.html). Jadi karena massa jenis tinta ini adalah 1 kg/liter, maka jika seluruh tinta ditampung dalam wadah yang bervolume 130 liter, maka kapasitas drum plastik ini adalah 130 kg.

Garam digunakan untuk meningkatkan daya hantar listrik larutan, sehingga mempunyai efek meningkatkan aliran arus listrik. Dengan meningkatnya arus listrik maka akan terjadi peningkatan pembentukan senyawa koagulan yang berperan sebagai adsorben pencemar pada air limbah dan mempercepat munculnya flok pada saat proses pengolahan.

Gambar 4.2. Alat inverter mesin las  (Sumber: Dokumentasi kerja)  a.  Spesifikasi:
Gambar 4.2. Alat inverter mesin las (Sumber: Dokumentasi kerja) a. Spesifikasi:

Keselamatan Kerja

Sarung tangan bertujuan untuk melindungi pemakainya dari pengaruh lingkungan sekitar atau melindungi lingkungan sekitar dari tangan pemakainya.

Proses Pengolahan

Bagan Prosedur Operasi (OPC) ini menjelaskan urutan proses pengolahan limbah B3 dari fase cair ke padat dengan total waktu 3.330 menit, atau 55 jam, atau 2,5 (dibulatkan dari 2,3) hari. Limbah tinta cair tinta mesin cuci sebelum diolah dikumpulkan dan ditampung selama 1 minggu, limbah tinta ditampung dalam ember yang berkapasitas 20 kg. Dalam laporan ini, sampah dikumpulkan beserta jenis tinta yang diambil dari mesin cetak yang ingin diubah warna cetakannya.

Periksa apakah elemen elektrokoagulasi dan inverter tersambung dengan benar Periksa elemen untuk memastikan bahwa kabel dan elemen tersambung dengan benar ke inverter seperti ditunjukkan pada gambar. Nyalakan mesin dan aktifkan kunci kontak dengan parameter sebagai berikut: Parameter yang diperlukan untuk memastikan bahwa pemrosesan dilakukan sesuai standar dan pada gambar berikut adalah spesifikasi dan kinerja maksimum dari inverter. Wadah pengolah limbah B3 harus dipastikan kosong dari segala benda, termasuk limbah cair, sebelum menempatkan limbah cair yang akan diolah.

Pastikan limbah cair terisi penuh pada wadah pengolahan limbah B3 sesuai batas atas, proses elektrokoagulasi akan menambah volume limbah dan merupakan tindakan pengamanan agar limbah tidak tumpah ke lantai. Penyiraman garam (NaCl) ini dilakukan sebagai koagulan untuk membantu mempercepat proses elektrokoagulasi.Dosis garam disesuaikan dengan kebutuhan limbah dan dianjurkan dengan standar skala 10:1. Proses pengolahan yang berkesinambungan ditandai dengan munculnya gumpalan (flakes) secara bertahap dan terpisah dari air limbah.

Air limbah B3 akan diolah terlebih dahulu dengan bahan kimia Poly Aluminium Klorida (PAC), Multifloc Anionic dan Klorin. Air yang telah diolah akan digunakan kembali sebagai air cucian saat tinta pada mesin cetak diganti. 50 Air limbah yang telah diolah dengan bahan kimia akan ditampung di tangki penyimpanan Gambar 4.22 menunjukkan bahwa air di tangki penyimpanan tampak bersih.

Tabel 4.2. Jumlah limbah yang dihasilkan  (Sumber: Dokumentasi kerja)  2.  Langkah Pengerjaan Pengolahan Limbah
Tabel 4.2. Jumlah limbah yang dihasilkan (Sumber: Dokumentasi kerja) 2. Langkah Pengerjaan Pengolahan Limbah

Manajemen Limbah B3

Penyimpanan limbah dilakukan di tempat penyimpanan limbah B3 selama 90 hari sebelum proses pengangkutan harus direncanakan. Pemindahan Limbah ke Perusahaan Pengelola/Pemanfaat Limbah B3 Pada tahap ini Limbah B3 diproduksi oleh perusahaan PT. Taewon Indonesia telah melalui proses pengangkutan dan telah diserahkan oleh perusahaan pengolah/pengguna limbah B3 yang mempunyai izin resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu PT.

Kemampuan Pengolahan Limbah Industri, limbah B3 ini kemudian disimpan sementara menunggu hingga selanjutnya dikelola/dimanfaatkan untuk limbah B3. 67 Pada Gambar 4.46 Dokumen tanda tangan elektronik SIRAJA sebagai indikator keberhasilan pelaporan limbah B3 kepada instansi pemerintah daerah kota Tegal. Festronik sendiri merupakan sistem pemantauan online terhadap perpindahan dan pengelolaan limbah B3, khususnya kegiatan pengangkutan limbah B3, untuk mencegah hal tersebut.

Festronik sendiri sudah mempunyai dasar hukum dan dianggap sebagai dokumen Pengelolaan Limbah B3 yang sah, oleh karena itu manifes manual sudah tidak digunakan lagi. Penanggung jawab lingkungan hidup mengevaluasi penyediaan TPS B3 untuk kolam penyimpanan limbah B3. a.) Pengolahan wadah. b.) Wadah penyimpan sampah;. Dokumen Pengangkutan Limbah B3 paling sedikit memuat: .. a.) Jenis dan jumlah alat pengangkut; . b.) Sumber, nama dan karakteristik limbah B3 yang diangkut;

Gambar 4.26. Penyimpanan Limbah B3 dengan wadah karung  (Sumber: Dokumentasi kerja)
Gambar 4.26. Penyimpanan Limbah B3 dengan wadah karung (Sumber: Dokumentasi kerja)

Analisis Jumlah dan Biaya

79 Tempat pembuangan limbah B3 yang harus dijaga dan dikendalikan secara lebih ketat oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup agar terhindar dari permasalahan antara lain kesehatan, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan. Limbah yang dihasilkan menghasilkan pengurangan berat yaitu lebih dari 1.340 kg (dibulatkan menjadi 1.000 kg) dan hal ini berbanding lurus dengan biaya pengelolaan limbah yang dikeluarkan oleh perusahaan agar terjadi pengurangan berat dan biaya yang efisien. Dari gambar 4.51 diatas, hasil grafik perbandingan limbah B3 yang dihasilkan sebelum dan sesudah pengolahan dari fase cair ke fase padat (sludge), terjadi penurunan berat limbah yang telah melalui proses pengolahan dibandingkan sebelum diolah. diamati agar peralatan dapat bekerja dengan baik dan efisien dalam penimbangan sampah, namun setiap triwulan terlihat terjadi peningkatan produksi limbah B3 yang berbanding lurus dengan produksi kardus yang banyak melalui proses pencetakan. .

Penerapan dan mekanisme pengolahan limbah B3 dengan metode elektrokoagulasi jenis tinta adalah mekanisme dimana elemen pelat dialiri listrik dengan inverter dan NaCl sebagai koagulan, sehingga terjadi reaksi elektrolisis pada air limbah dan muncul lumpur dan itu air jernih dipisahkan. Pengolahan ini merupakan solusi teknologi sederhana dan berbiaya rendah dengan menggunakan alat dan bahan inverter, pelat aluminium dan berbagai bahan kimia untuk pengolahan limbah B3 dalam skala kecil hingga menengah. Setelah dilakukan analisa alat pengolah limbah B3, beratnya dapat berkurang lebih dari 1 ton sehingga menghemat biaya pengolahan yang akan dialihkan ke pihak ketiga.

Pengelolaan limbah B3 dilakukan dengan menggunakan sistem pelaporan limbah B3 secara elektronik melalui halaman SIMPEL, SIRAJA, FESTRONIK dengan keluaran tanda tangan elektronik (TTE) dan. 85 dokumen Festronik, kewajiban Anda sebagai pengusaha untuk menaati dan menaati aturan yang berlaku bagi produsen limbah B3. Nurul Putri Utami, 2019, “Kajian Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)”, skripsi, Fakultas Teknik, Dept.

Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013 tentang Simbol B3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemberian Izin dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 dan Pengawasan Menteri Pengolahan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 6 Tahun 2021, Pasal 80 ayat (1) dan ayat (10) tentang “Setiap orang yang menghasilkan limbah B3, pengumpul limbah B3, pengguna limbah B3, pengolah limbah B3, dan pemilik toko limbah B3 yang mempunyai sarana penyimpanan limbah B3 wajib melakukan pengawasan terhadap kegiatan Penyimpanan limbah B3.” “Setiap perusahaan menyampaikan laporan limbah B3 secara elektronik melalui website https://plb3.menlhk.go.id dengan bukti pelaporan berupa tanda terima elektronik (TTE).

Perancangan Laboratorium Pengolahan Limbah Kimia Menggunakan Prinsip Reduction, Recycling dan Reuse (Studi pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 87 Semarang)". Sahat Parsaulian, Fransius, 2020, Pengelolaan Limbah Lumpur Menggunakan Metode Geotube Dewatering System, Laporan Praktek Teknik, Yogyakarta, Universitas Gajah Mada.

Tabel 4.15. Hasil limbah B3 tanpa pengolahan  (Sumber : Dokumentasi kerja)
Tabel 4.15. Hasil limbah B3 tanpa pengolahan (Sumber : Dokumentasi kerja)

PENUTUP

Saran

Pengolahan air limbah laboratorium menggunakan koagulan tawas sulfat dan polialum klorida di laboratorium kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.”

Gambar

Tabel 1.1. Hasil Produksi Karton Boks Berdasarkan Bobot (Kg) Pada  Setiap Bulan
Gambar 2.1. Bangunan Pabrik PT. Taewon Indonesia Cab. Tegal  (Sumber: Dokumentasi kerja)
Gambar 2.9. Alur Pengelolaan Limbah B3
Gambar 2.10. Persentase jenis limbah B3 yang dihasilkan  (Sumber: Tresta Nurina Ciptaningayu, Pengelolaan Limbah Bahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) UNTUK MENGURANGI PAPARAN TERHADAP. TENAGA KERJA DAN LINGKUNGAN DI LABORATORIUM PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY

2. Peraturan Menteri  Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana 

Limbah ini adalah sisa dari usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang sifatnya, konsentrasinya, dan jumlahnya dapat mencemarkan lingkungan hidup serta

32 / 2009 Tentang Perlindungan dan UndangPengelolaan Lingkungan Hidup : - Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan (Pasal 59

Toyota Motor Manufacturing Indonesia menghasilkan limbah yang bersifat berbahaya dan beracun dari kegiatan proses produksi dan dapat berpotensi menjadi pencemar

Jenis limbah yang potensial merusak lingkungan hidup adalah limbah yang termasuk dalam Bahan Beracun Berbahaya (B3) yang di dalamnya terdapat logam-..

Penerapan sanksi administrasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi terhadap pelanggaran pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) rumah sakit belum

Sumber dan Karakteristik Limbah Padat B3 Limbah padat B3 yang dihasilkan oleh industri PT.X terdiri dari empat jenis, yaitu: 1 Oli bekas dari bagian bengkel dan engineering servis; 2