• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PKM - EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DAN LIMBAH PADAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT.X KOTA CIMAHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PKM - EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DAN LIMBAH PADAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT.X KOTA CIMAHI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

Bagaimana proses pengelolaan limbah cair (IPAL) dan limbah padat bahan berbahaya dan beracun (B3) di PT.X Kota Cimahi. Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan limbah cair dan limbah padat bahan berbahaya dan beracun (B3) serta upaya pengelolaan limbah PT.X Kota Cimahi.

Gambar 1. 1 Alur Kerja Praktik  1. 5. 4.  Metode Evaluasi
Gambar 1. 1 Alur Kerja Praktik 1. 5. 4. Metode Evaluasi

PENDAHULUAN

2021, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, Kesehatan dan Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 6 Tahun 2021 dan seterusnya. Setelah dihitung skor kesesuaiannya, selanjutnya ditentukan kategori sesuai penelitian Dwi (2019) dan Herdawati (2014).

TINJAUAN UMUM TEMPAT KERJA

TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Proses Produksi Pembuatan Base Water-Solvent Base

Tahap pertama dalam pembuatan cat berbahan dasar air dan berbahan dasar pelarut adalah pencampuran, yaitu dengan mencampurkan bahan baku seperti resin, air, pelarut, dan lain-lain. diaduk atau digiling dalam tangki pencampur. Perbedaan antara basa air dan basa pelarut terletak pada pelarutnya. Basis air menggunakan air sedangkan basis pelarut menggunakan pelarut.

Gambar 2. 2 Proses Produksi Water Base-Solvent Base
Gambar 2. 2 Proses Produksi Water Base-Solvent Base

Proses Produksi Pembuatan pigmen

Berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 171 Tahun 2020, contoh industri pengolahan di Indonesia adalah Industri Cat, yaitu industri kreatif yang melahirkan berbagai inovasi, mulai dari variasi estetika, kekuatan, pemecahan masalah hingga isu lingkungan. Kebutuhan cat di Indonesia saat ini bisa mencapai 22 triliun per tahun dan terdapat lebih dari 130 pabrik cat yang beroperasi di Indonesia.

Proses Produksi Cat secara umum

Industri manufaktur merupakan suatu industri pengolahan, suatu usaha yang mengolah atau mengubah bahan menjadi barang jadi atau barang setengah jadi yang mempunyai nilai tambah (BPS, 2022b).

Pengelolaan Limbah Industri Cat

Karakteristik Limbah Industri cat

Jenis sampah berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu sampah padat dan sampah cair: (Isnaini, 2020). Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya dibuang langsung ke badan air sehingga dapat menyebabkan air menjadi keruh.

Pengertian Limbah Cair

Sampah akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan jika tidak diolah dengan baik dan benar. Terjadinya gas-gas beracun seperti Asam Sulfida (H2S), Amoniak (NH3), Metana (CH4), CO2 dan lain sebagainya, gas-gas tersebut akan timbul apabila sampah padat dibuang ke TPA dan membusuk karena mikroorganisme.

Dampak negatif limbah cair

Sumber utama limbah cair berasal dari pencucian, pembilasan dan pembersihan tangki serta peralatan proses produksi cat yaitu air pencucian, limbah proses produksi, peralatan pencucian pengangkutan bahan baku (Hernadewita et al., 2007).

Baku mutu Limbah Cair

Parameter BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam air limbah (Firdaus et al., 2018). Kromium heksavalen (Cr(VI)) pada air limbah industri cat dapat terbentuk akibat penggunaan pigmen kromat pada industri cat.

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Limbah B3 dari sumber non spesifik merupakan limbah B3 yang pada umumnya bukan berasal dari proses utama, melainkan berasal dari kegiatan antara lain pemeliharaan peralatan, pencucian, pencegahan korosi atau penghambat korosi, larutan kapur dan pengemasan. limbah B3 yang sudah kadaluarsa, B3 tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk dibuang dan menggunakan kemasan B3; Dan. Limbah B3 dari sumber spesifik umum (tidak dijelaskan) dan untuk sumber spesifik spesifik yaitu limbah B3 yang mempunyai efek tertunda, berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan, mempunyai sifat toksik non akut dan diproduksi dalam jumlah besar per waktu.

Penentuan karakteristik limbah B3 biasanya mengacu pada material safety data sheet (MSDS) untuk setiap zat kimia yang dominan terdapat pada limbah B3. Limbah beracun B3 mempunyai sifat toksik berdasarkan uji sifat toksik menggunakan TCLP, uji subkronik dan uji toksikologi LD50. Limbah B3 yang mempunyai sifat reaktif mempunyai sifat sebagai berikut: a) Limbah yang tidak stabil dalam keadaan normal dan dapat berubah tanpa terjadi ledakan.

Sistem Pengelolaan Limbah B3

180 (180) hari sejak timbulan limbah B3, untuk limbah B3 yang dihasilkan dibawah 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk limbah B3 kategori 1;. Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan oleh pengangkut Limbah B3 yang mempunyai izin usaha pengangkutan Limbah B3. Kegiatan Pengangkutan Limbah B3 harus memenuhi ketentuan peraturan alat pengangkut Limbah B3, rekomendasi Pengangkutan Limbah B3, dan persyaratan Pengangkutan Limbah B3 (PerMenLHK No.6/2021).

B3 dengan pengumpul limbah B3, pengguna limbah B3, pengolah limbah B3 dan/atau gudang limbah B3 yang mempunyai izin. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 6 Tahun 2021, pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode Landfarming dan Biopile. Ban untuk mengurangi penyebaran limbah B3 dalam bentuk bubuk dan dilengkapi knalpot.

Simbol dan Pelabelan Limbah B3

Pada bagian bawah lambang limbah B3 terdapat balok berbentuk segi lima dengan bagian atas mendatar dan sudut paling lancip berimpit dengan garis sudut bawah jendela bagian dalam. Panjang garis pada sudut paling lancip adalah 1/3 garis vertikal lambang sampah B3 dengan lebar ½ panjang garis mendatar ketupat. Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 yang mudah meledak Warna dasar bahan jingga atau jingga mengandung gambar bahan limbah berwarna hitam.

Simbol Limbah B3 yang berbentuk padatan mudah terbakar hampir sama dengan simbol Limbah B3 yang berbentuk cairan mudah terbakar, perbedaannya hanya pada simbol dasarnya saja. Bentuk dasar label limbah B3 untuk wadah kosong dan/atau kemasan limbah B3 sama dengan bentuk dasar label limbah B3. Stiker limbah B3 ditempelkan pada wadah dan/atau kemasan dengan ukuran minimal 10 cm x 10 cm dan terdapat tulisan di tengahnya.

Gambar 3. 2 Simbol Limbah B3 Mudah Meledak
Gambar 3. 2 Simbol Limbah B3 Mudah Meledak

Sumber limbah cair

Pengelolaan Limbah Cair

Pada proses ini juga ditambahkan senyawa-senyawa kimia sebagai flokulan (polimer) yang berfungsi membentuk koloid yang nantinya mudah terendapkan pada satuan selanjutnya. Proses filtrasi dilakukan secara fisik dengan cara dialirkan melalui bagian atas filter dan air akan melewati media filter. Memastikan pengolahan limbah cair dilakukan secara efektif dengan bantuan makhluk hidup seperti ikan mas.

Pada proses pengeringan lumpur, pengeringan dilakukan secara manual dengan menggunakan sinar matahari yang menyinari unit ini dan udara yang berasal dari sekitar.

Tabel 4. 2 Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah
Tabel 4. 2 Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah

Kualitas Limbah cair

Hasil uji laboratorium memberikan informasi sejauh mana instalasi pengolahan berhasil mengolah air limbah sesuai standar yang ditetapkan. Melihat hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa parameter kualitas efluen telah memenuhi baku mutu yang menunjukkan bahwa instalasi pengolahan berfungsi dengan baik. Namun apabila hasil uji laboratorium menunjukkan terdapat parameter yang melebihi baku mutu, hal ini dapat mengindikasikan adanya masalah pada pengoperasian IPAL.

Tiga parameter yang paling umum digunakan untuk mengukur kualitas air limbah adalah BOD, TSS dan pH. PT. Komponen yang termasuk dalam aspek teknis adalah sumber dan karakteristik limbah padat B3, wadah, penyimpanan, dan pengangkutan.

Tabel 4. 4 Efisiensi pengolahan IPAL
Tabel 4. 4 Efisiensi pengolahan IPAL

Untuk mengurangi limbah B3, PT. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah dijelaskan sebelumnya, limbah B3 harus memenuhi persyaratan pengemasan sebagai berikut. Pengangkutan limbah B3 yang berasal dari TPS limbah B3 selanjutnya diangkut oleh pihak ketiga yaitu PT.

PPLI akan mengangkut jenis limbah B3 sesuai dengan kesepakatan yang telah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Apabila pengangkutan limbah B3 dilakukan oleh pihak ketiga, maka PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI) dan setiap 2 bulan sekali limbah Lumpur B3 dari IPAL diangkut dan diolah oleh pihak ketiga PT.

Tabel 4. 6 Pewadahan dan karakteristik Limbah B3 PT.X
Tabel 4. 6 Pewadahan dan karakteristik Limbah B3 PT.X

Evaluasi Aspek Teknis Limbah Padat B3

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Limbah B3, simbol dan label limbah B3 wajib dicantumkan pada kemasan limbah B3. Simbol Limbah B3 pada wadah Limbah B3 harus disesuaikan dengan karakteristik Limbah B3 tersebut, apabila lebih dari 1 kategori maka karakteristik yang dominan adalah yang ditangani terlebih dahulu (darurat). Simbol dan label pada kemasan limbah kain B3 yang terkontaminasi tidak jelas, tidak terdapat tanda arah tutup wadah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah B3, hasil analisis PT. Penumpukan wadah limbah B3 harus diperhatikan berdasarkan jenis wadah yang digunakan dan harus memperhatikan kestabilan wadah tersebut. Memiliki desain dan ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis limbah, karakteristik dan jumlah limbah B3.

Tabel 4. 7 Perbandingan pewadahan PT.X dengan Peraturan yang berlaku
Tabel 4. 7 Perbandingan pewadahan PT.X dengan Peraturan yang berlaku

Rekapitulasi evaluasi aspek teknis limbah padat B3

Dari tabel 4.11 terlihat rata-rata hasil evaluasi secara keseluruhan sebesar 70,46% dan termasuk dalam kategori cukup. Tabel 4.11 menunjukkan rekomendasi yang perlu dilakukan sebagai perbaikan agar pengelolaan limbah padat B3 menjadi 100% atau dikategorikan baik. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Limbah B3 disebutkan bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib mengelola limbah B3.

PT. Namun ada satu tahapan yang tidak dilakukan oleh PT.

Aspek Nonteknis

Berdasarkan dokumen PT.X, proses produksi di PT. Karena terbatasnya data limbah cair yang dihasilkan dari pencucian, pembilasan, pembersihan tangki dan peralatan proses produksi cat yang akan didistribusikan dan diolah di IPAL berdasarkan wawancara dengan departemen terkait, dan untuk limbah B3 padat berasal dari bengkel, jasa teknik. , departemen produksi, teknologi lingkungan dan kegiatan IPAL. Jenis limbah padat B3 PT.

Dari hasil yang diperoleh kualitas limbah cair setelah diolah PT. Dari hasil analisa laboratorium diketahui bahwa kualitas limbah cair setelah diolah telah memenuhi baku mutu, namun pada kondisi saat ini terdapat 1 unit yang tidak hanya berfungsi sebagai tangki saja. Pengelolaan limbah padat B3 setelah dilakukan evaluasi memperoleh hasil sebesar 70,46% yang dinyatakan cukup, sehingga perlu adanya perbaikan pada parameter yang kurang sesuai yaitu dalam hal containerisasi, pembubuhan simbol dan pengendapan limbah padat B3.

Saran

Tinjauan hukum terhadap peran masyarakat dalam pemanfaatan limbah abu dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Uji kandungan logam berat seng (Zn) pada air irigasi, tanah dan sayuran bayam (Ipomoea reptans poir.) di kawasan industri Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Analisis Pengaruh Filtrasi Terhadap Penurunan BOD dan COD Limbah Rumah Tangga Di Kelurahan Cacaban Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang.

Pengaruh pitch dan diameter tube settlement terhadap pengurangan kekeruhan dan efisiensi penghilangan TSS dalam reaktor sedimentasi persegi panjang. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 171 Tahun 2020 tentang Penetapan Standar Nasional Kualifikasi Tenaga Kerja Indonesia Kategori Industri Pengolahan Industri Kimia Utama dan Barang Berbahan Kimia pada Industri Cat, Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia (2020). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Kawasan Industri (2010).

Gambar

Gambar 1. 1 Alur Kerja Praktik  1. 5. 4.  Metode Evaluasi
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT.X
Gambar 2. 2 Proses Produksi Water Base-Solvent Base
Gambar 2. 3 Proses Produksi Pigment
+7

Referensi

Dokumen terkait

RSU Lavalette menghasilkan tiga jenis limbah dari kegiatan operasionalnya yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Dari ketiga limbah yang dihasilkan

Moersidik: SML Limbah B3 14 Kegiatan Jenis Limbah Sifat Potensi Pencemar Media Tercemar Domestik rumah tangga Padat, cair, Non B3 Pencemaran ringan-sedang Air, tanah, pantai