LAPORAN KERJA PRAKTEK
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BENGKALIS
PENINGKATAN JALAN KETAMPUTIH- KELEMANTAN
KEC. BENGKALIS
“Proses Pengecoran Rigid Pavement”
DI Susun Oleh:
ZULFANI. S 4204191216
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
2022
ii
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan, dan kesempatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Tujuan utama dari kerja praktek ini adalah untuk menerapkan teori dan praktek yang telah dipelajari di kampus dan dapat diterapkan serta diaplikasikan dilapangan. Dalam penulisan laporan kerja praktek ini ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada:
1. Orang tua dan teman-teman yang senantiasa mendukung penulis baik secara moril maupun materil.
2. Bapak Marhadi Sastra, ST,M.Sc. selaku ketua jurusan Teknik Sipil.
3. Bapak Hendra Saputra, ST,M.Sc. selaku ketua program studi D-IV Perancangan Jalan Jembatan.
4. Bapak Lizar, M.T, selaku dosen pembimbing kerja praktek ini.
5. Bapak Islam Iskandar selaku PPTK selama kerja praktek ini.
6. Bapak Muhammad Rafi, A.Md.T selaku pembimbing selama kerja praktek ini.
7. Para staf karyawan di CV. Dinasti Wan Ilyas proyek peningkatan jalan Ketamputih - Kelemantan kecamatan Bengkalis yang telah membantu dalam kegiatan kerja praktek ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan segala kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan dari laporan kerja praktek ini Demikian penulis menyampaikan segala ucapan terima kasih dan maaf atas segala kekurangan dalam penulisan ini, akhir kata Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bengkalis, 08 September 2022
ZULFANI. S NIM : 4204191216
iv
DAFTAR ISI
COVER ... ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... .. iii
DAFTAR ISI ... .. iv
DAFTAR GAMBAR ... .. vi
DAFTAR TABEL ... .viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Proyek ... 2
1.3 Struktur Organisasi Proyek ... 2
1.3.1 Struktur Organisasi Bina Marga ... 3
1.3.2 Struktur Organisasi Proyek ... 6
1.3.3 Ruang Lingkup Proyek ... 10
BAB II DATA PROYEK ... 12
2.1 Proses Pelelangan Proyek ... 12
2.2 Data Proyek ... 13
2.2.1 Data Umum Proyek ... 13
2.2.2 Data Teknis Proyek ... 14
BAB III DESKRIPSI KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK ... 15
3.1 Lokasi Kerja Praktek ... 15
3.2 Spesifikasi Pekerjaan yang dilaksanakan selama Kerja Praktek ... 15
3.2.1 Pemasangan Bekisting Loen concrete Dan Rigid ... 16
3.2.2 Pekerjaan Pengecoran Beton Lean concrete K175 Mpa ... 17
3.2.3 Pemasangan Plastik Alas ... 19
3.2.4 Pemasangan Besi Wiremesh M-8 ... 19
3.2.5 Pekerjaan Pengecoran Beton Rigid Fc 30 Mpa ... 22
3.2.6 Pekerjaan Curring ... 24
3.2.7 Pekerjaan Penyiraman Air ... 25
v
3.2.8 Pekerjaan Cutting ... 25
3.2.9 Pekerjaan Joint Sealant ... 26
3.2.10 Perawatan selama Proses Pengerasan Beton ... 26
3.2.11 Quality Control (QC) ... 27
3.2.12 . Alat-alat berat yang digunakan pada pekerjaan ... 29
3.3 Target yang diharapkan ... 31
3.4 Perangkat Lunak/Keras yang digunakan ... 32
3.5 Dokumen-dokumen File-file yang dihasilkan ... 33
3.6 Kendala-kendala Selama Kerja Praktek (KP) ... 33
3.7 Hal-hal yang dianggap Perlu ... 33
BAB IV TINJAUAN KHUSUS ... 34
4.1 Pekerjaan Beton Rigid Pavement ... 34
4.1.1 Pengertian Beton Rigid ... 34
4.1.2 Proses Pengecoran ... 34
4.1.3 Alat dan Bahan Yang Digunakan ... 36
4.1.4 Tahapan Pengecoran Beton ... 41
4.1.5 Hasil Pengecoran Rigid ... 46
BAB V PENUTUP ... 48
5.1 Kesimpulan ... 48
5.2 Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Hubungan Antar Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek ... 6
Gambar 2.1 Papan Proyek ... ...14
Gambar 3.1 Pemasangan Bekisting Lean Concrete ... ...16
Gambar 3.2 Pengecoran Beton Lean Concrete ... ...17
Gambar 3.3 Pemasangan Plastik Pelindung Cor Lean Concrete ... ...18
Gambar 3.4 Pemasangan Bekisting Rigid ... ...19
Gambar 3.5 Pemasangan Plastik Alas ... ...19
Gambar 3.6 Pemasangan Wiremesh M-8 ... ...19
Gambar 3.7 Pemasangan Tulangan Penyangga ... ...21
Gambar 3.8 Pemasangan Tie Bars ... ...21
Gambar 3.9 Pengecoran Beton Rigid ... ...22
Gambar 3.10 Pemadatan Beton Rigid ... ...23
Gambar 3.11 Pemerataan Permukaan Beton Rigid ... ...23
Gambar 3.12 Finishing ... ...24
Gambar 3.13 Pembuatan Garis ... ...24
Gambar 3.14 Curring ... ...24
Gambar 3.15 Penyiraman beton... ...25
Gambar 3.16 Cutting ... ...25
Gambar 3.17 Pekerjaan Joint Sealant ... ...26
Gambar 3.18 Pengujian Slump ... ...29
Gambar 3.19 Pengambilan Sampel Slinder ... ...29
Gambar 4.1 Semen Portland ... ...37
Gambar 4.2 Agregat Kasar ... ...37
Gambar 4.3 Agregat Halus ... ...38
Gambar 4.4 Air ... ...40
Gambar 4.5 Pengecoran Beton Rigid ... ...42
Gambar 4.6 Truck Mixer Di lokasi Pengecoran ... ...42
vii
Gambar 4.7 Pengujian Slump ... ...43
Gambar 4.8 Pengambilan Sampel Slinder ... ...43
Gambar 4.9 Penuangan Campuran Beton ... ...44
Gambar 4.10 Pemadatan Beton ... ...44
Gambar 4.11 Pemerataan Permukaan Beton Rigid ... ...45
Gambar 4.12 Finishing ... ...46
Gambar 4.13 Hasil Pengecoran Beton Rigid ... ...46
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nilai Slump Pekerjaan Beton ... ...28
Tabel 3.2 Ketentuan Sifat Campuran ... ...28
Tabel 4.1 Sifat- Sifat Agregat Kasar ... ...38
Tabel 4.2 Sifat-Sifat Agregat Halus ... ...39
Tabel 4.3 Ketentuan Gradasi Agregat ... ...39
Tabel 4.4 Ketentuan Mutu Agregat ... ...40
1
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Bengkalis merupakan Kabupaten di Provinsi Riau, pusat pemerintahan Kabupaten Bengkalis terletak dipulau Bengkalis. Kabupaten Bengkalis terdiri dari delapan kecamatan, yaitu: Kecamatan Bengkalis dan Kecamatan Bantan yang terletak di Pulau Bengkalis, Kecamatan Siak Kecil, Bukit Batu, Mandau dan Pinggir terletak di wilayah Pulau Sumatera dan Kecamatan Rupat dan Rupat Utara terletak di Pulau Rupat. Seiring dengan terbentuknya Kabupaten Bengkalis, dilakukan upaya untuk mempercepat Pembangunan disegala bidang. Salah satunya adalah dengan membentuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Unsur Pelaksana Teknis, antara lain adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bengkalis yang berfungsi menangani persoalan yang berkaitan dengan bidang Infrastruktur, Cipta Karya melalui pendekatan dan pengembangan pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan teknologi yang dituangkan dalam kebijakan, program dan kegiatan.
Wujud infrastruktur Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sendiri yang merupakan bangunan fisik untuk kepentingan umum dan keselamatan umum seperti jalan, drainase, air bersih, dan berbagai bangunan pelengkap merupakan prasyarat agar aktifitas masyarakat dapat berlangsung. Pembangunan infrastruktur harus menjangkau masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah, dengan senantiasa memperhatikan tata ruang dan keterkaitan serta keterpaduan dengan lingkungan sosial lainnya. Di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ini terdapat beberapa bidang yakni Bidang Sumber Daya Air, Bidang Bina Marga, Bidang Cipta Karya, Bidang Tata Ruang, Dan Bidang Peralatan Dan Laboratorium. Dan kami disini di letakkan di Bidang Bina Marga dimana dibagi menjadi beberapa seksi tetapi disini disalah satunya yakni Seksi Pembangunan Jalan Dan Jembatan.
2 Seiring dengan perkembangan yang semakin cepat di Kabupaten
Bengkalis, dilakukan upaya untuk mempercepat pembangunan disegala bidang.
Salah satunya adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten bengkalis (PUPR) Kabupaten Bengkalis) yang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berperan dalam membantu Kepala Daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah, desentralisasi, dekonsentrisasi dan tugas pembentukan di daerah. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sendiri dan berbagai bangunan pelengkap yang merupakan prasyarat agar aktifitas masyarakat dapat berlangsung. Melalui sumber dana APBD Kabupaten Bengkalis tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Bengkalis berinisiatif untuk meningkatkan jalan-jalan yang berada di Kecamatan Bengkalis. CV. DINASTI WAN ILYAS bertanggung jawab atas paket-paket pekerjaan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Salah satu paket yang dijalankan adalah Peningkatan Jalan Ketamputih – Kelemantan, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis yang dilaksanakan oleh sab kontraktor CV. DINASTI WAN ILYAS.
1.2 Tujuan Proyek
Adapun tujuan proyek yang di laksanakan oleh Cv. Dinasti Wan Ilyas berupa Peningkatan Jalan Ketamputih – Kelemantan, tujuan proyek peningkatan jalan ini adalah untuk memperlancar arus distribusi barang dan jasa, serta berperan dalam kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat yang nyaman dan ekonomis sehingga mempermudahkan untuk mencapai suatu lokasi yang akan didatangi.
Berikut jenis pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan Pekerjaan Pembersihan Lahan / Existing 2. Melakukan Pekerjaan Pemasangan Dinding Turap Kayu 3. Melakukan Pekerjaan Pemasangan Kayu Gambangan 4. Melakukan Pekerjaan Pemasangan Geotextile
5. Melakukan Pekerjaan Penimbunan Base B 6. Melakukan Pekerjaan Persiapan Lahan LC 7. Melakukan Pekerjaan Pengecoran LC
8. Melakukan Pekerjaan Pengecoran Beton Rigid
3 1.3 Struktur Organisasi Proyek
Dalam berbagai pekerjaan, struktur organisasi merupakan suatu kelengkapan yang sangat penting. Demikian juga pekerjaan yang berkaitan dengan suatu pembangunan suatu konstruksi dengan mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek. berupa Peningkatan jalan Ketamputih– Kelemantan sebagai berikut.
1.3.1 Struktur Organisasi Bindang Pembangunan Jalan dan Jembatan
Bagian Bina Marga:
1. Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijaksanaan, koordinasi, pembinaan serta pengendalian Bidang Bina Marga.
2. Bina Marga memiliki fungsi yaitu, sebagai berikut :
KABIB PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
KASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
JALAN DAN JEMBATAN
STAFF
KASI PEMBANGUNAN
JEMBATAN
KASI PEMBANGUNAN JALAN
BENDAHARA PENGELUARAN
PEMBANTU
STAFF STAFF
IRJAUZI SYAUKANI, ST., M.IP NIP.197103162000071001
M.INDRA BUDIMAN.ST NIP.197512052008011011
ISLAM ISKANDAR.S.ST NIP.197107261998031003
RAHMAD ZULFAN, ST NIP.19860724201503004
SUKARDI.A.Md NIP.19770612200701005
4 a. Penyiapan bahan rencana teknis, program, pembinaan dan bimbingan
teknis di bidang jalan dan jembatan;
b. Penyiapan bahan pengawasan, pengendalian dan pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan;
c. Penyiapan bahan perizinan dan pengawasan pemanfaatan jalan beserta utilitasnya;
d. Penyiapan bahan penanggulangan jalan dan jembatan akibat bencana alam;
e. Penyiapan pengumpulan data dan pelaporan dibidang jalan dan jembatan;
f. Penyiapan tugas-tugas lain yang diberikan sesuai dengan lingkup tugasnya.
Sedangkan tugas dan fungsi Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan di Bina Marga sebagai berikut:
1. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Perencanaan kegiatan di bidang pembangunan jalan dan jembatan;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pembangunan jalan dan jembatan;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan dibidang pembangunan jalan dan jembatan;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
2. Adapun tugas pokoknya sebagai berikut:
a. Merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;
b. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;
c. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;
d. Melaksanakan pengukuran dan pendataan dalam rangka peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan serta bangunan pelengkapnya;
5 e. Melaksanakan peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan serta
bangunan pelengkapnya;
f. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan serta bangunan pelengkapnya;
g. Menyiapkan administrasi teknik pelaksanaan peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan serta bangunan pelengkapnya;
h. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
i. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
j. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan;
k. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuanyang berlaku;
l. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan;
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
6 1.3.2 Struktur Organisasi Proyek
Dalam pelaksanaan ready mix dijalan ketamputih – kelemantan ini terdapat dua pihak yang terkait pemilik dan pelaksaan proyek dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Bengkalis dan CV. DINASTI WAN ILYAS sebagai pelaksana proyek.
Gambar 1.1 Skema Hubungan Antara Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek dijalan ketamputih - kelemantan
Keterangan: Hubungan Kontrak
Hubungan Koordinasi :
Uraian tugas dan jabatan masing-masing posisi yang terdapat dalam pelaksanaan pekerjaan pembetonan ready mix di Jalan Ketamputih – Kelemantan (Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Bengkalis), sebagai berikut:
1. Manager Proyek / Owner
Pemilik proyek adalah seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannyasesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Dimana owner memberi tugas kepadabidang Bina Marga untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan jalan yang dilaksanakan pada Jalan Ketamputih – Kelemantan dan
Pemilik Proyek/Owner
Konsultan Perencana Konsultan Pengawas
Kontraktor Pelaksana
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
CV. DINASTI WAN ILYAS
PT. ABATA RENCANA KARYANUSA CV. MEGAT 19
CONSULTAN
7 dibawah pengawasan Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan. Dilapangan
terdapat STAFF dari seksi tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya yang telah tertera diatas tadi.
Adapun tugas pemilik proyek adalah:
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
b. Menunjuk penyedia jasa (Konsultan dan Kontraktor).
c. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek.
d. Mengeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) setelah melewati proses pelelangan.
e. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
f. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu badan perorangan atau badan hukum yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksana untuk melakukan perencanaan bangunan secara lengkap terhadap proyek yang akan dilaksanakan.
Adapun tugas konsultan perencana adalah:
a. Membuat desain dan dimensi bangunan secara lengkap dengan spesifikasi teknis, fasilitas dan penempatannya.
b. Membuat Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dan perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang telah ditetapkan sebelumnya.
c. Membuat Rencana Anggaran biaya (RAB) pada proyek yang direncanakan.
d. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas (owner) tentang pelaksanaan proyek.
e. Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi. kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada konsultan pengawas. Konsultan pengawas ini sendiri adalah orang/instansi yang menjadi wakil pemilik proyek di lapangan.
8 3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas merupakan orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan.
Adapun tugas konsultan pengawas adalah:
a. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam selama pelaksanaan proyek.
b. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.
c. Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
d. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
e. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
f. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya.
g. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
h. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
i. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
j. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
k. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya pekerjaan.
9 4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana merupakan orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat yang ditetapkan.
Adapun tugas kontraktor pelaksana adalah:
a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam perjanjian kontrak kerja.
b. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek.
c. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat pendukung lainnya yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas, dan keamanan pekerjaan.
d. Bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan dan metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
e. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual (time schedule) yang telah disepakati.
f. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan juga pekerjaan terhadap kejadian yang tak diinginkan seperti kehilangan dan kerusakan sampai pada tahap penyerahan pekerjaan.
g. Memelihara dan memperbaiki kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material ke tempat pekerjaan dengan biaya sendiri.
h. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
i. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
10 1.3.3 Ruang` Lingkup Proyek
Pada lokasi proyek Peningkatan Jalan Ketamputih – Kelemantan ini ada beberapa pekerjaan yang sudah di jadwalkan selama 150 hari kalender sesuai dengan kontrak.
Pekerjaan Pertama yang dilaksanakan dilokasi proyek ialah pemabersihan lahan/Existing dan pemasangan dinding turap kayu dan pemasangan kayu gambangan yang bertujuan untuk mendapatakan lebar serta panjang badan jalan yang diinginkan. Setelah pekerjaan tersebut selesai lalu pekerjaan geotextile yang meliputi dari pembentangan dan penjahitan dilaksanakan.
Kemudian setelah pekerjaan geotextile selesai dilanjutkan dengan pekerjaan penimbunan base B yang dilaksanakan menggunakan alat yaitu motor grader dan vibrator roller yang mana juga digunakan pada pekerjaan pembersihan lahan/Existing. Setelah itu pekerjaan selanjutnya adalah pengujian untuk base B pengujian tersebut meliputi dari core base dan pengujian sand cone, pekerjaan tersebut dilakukan oleh pihak CV.Dinasti wan ilyas yang bekerjasama dengan pihak PUPR Kab. Bengkalis selaku owner proyek, pekerjaan pengujian ini sendiri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kepadatan pondasi base tersebut apakah sudah layak atau belum sebagai lapis pondasi untuk beton diatasnya. Setelah dilakukan pengujian Base B tersebut dilanjutkan dengan persiapan lahan lean concrete/Lc, Pekerjaan ini untuk mengetahui kemiringan badan jalan apakah sudah sesuai degan ukuran kemiringan yang sudah ditentukan untuk beton yang diatasnya, setelah pekerjaan persiapan lahan lean concrete/ Lc selanjutnya dengan pekerjaan pengecoran beton lean concrete/Lc pekerjaan ini sebagai material penghambat (blocking) masuknya air kebawah perkerasan (tanah dasar) antara lapis pondasi bawah dengan plat beton diatasnya tidak boleh ada ikatan (boding), setelah pekerjaan pengecoran lean concrete/lc selesai ,selanjutnya dengan pekerjaan pengecoran beton Rigid atau beton lapis atas yang akan dilewati kendaraan apakah sudah layak atau belum untuk dilewati.
11 Pada pekerjaan bahu jalan tersebut selesai penulis dan rekan Mahasiswa
KP sudah selesai melaksanakan kegaiatan kerja praktek, proses pekerjaan tersebut dilakukan satu hari pekerjaan tersebut sudah selesai setelah penulis dan rekan Mahasiswa KP pulang dari lokasi kerja praktek.
12
BAB II DATA PROYEK
2.1 Proses Pelelangan Proyek
Proses pelelangan adalah suatu proses kegiatan tawar menawar harga pekerjaan antara pihak owner dan pihak pelaksana sehingga mencapai kesepakatan harga atau nilai proyek yang dapat di pertanggung jawabkan sesuai dengan persyaratan yang dibuat oleh panitia pelelangan dan pembukaan penawaran yang dihadiri oleh peserta pelelangan, kemudian di evaluasi dapat menentukan pemenangnya.
Proses pelelangan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang Kabupaten Bengkalis adalah pelelangan umum. Pelelangan umum merupakan metode pemilihan penyedia barang dan jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media masa dan papan pengumuman resmi sehingga masyarakat luas dan dunia usaha dapat mengikutinya. Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia pelelangan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
1. Menetapkan syarat-syarat pelelangan`
2. Mengadakan pengumuman mengenai pelelangan yang akan diadakan.
3. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara.
4. Menetapkan tata cara penilaian pelelangan.
5. Melaksanakan pelelangan.
6. Mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang; dan
7. Membuat laporan dan mempertanggung jawabkan kepada proyek.
Pelelangan yang diikuti oleh CV. Dinastis Wan Ilyas adalah pelelangan terbuka. Pelelangan terbuka adalah pelelangan yang diikuti semua perusahaan kostruksi yang memiliki fasilitas lengkap dan memenuhi syarat praturan pelelangan.
Namun secara garis besarnya, pelelangan terbagi menjadi 2 macam, yaitu Pelelangan Umum dan Pelelangan Terbatas. Pelelangan ini tergantung dari:
13 a. Besar kecilnya pekerjaan proyek.
b. Rumit tidaknya pekerjaan proyek.
c. Biaya pekerjaan proyek yang tersedia.
d. Jangka waktu pelaksanaan.
2.2 Data Proyek
Data proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan aktivitas yang mempunyai saat permulaan dan menuju saat terakhir dan tujuan tertentu.
2.2.1 Data Umum Proyek
Data-data proyek pembetonan ready mix di Jalan Ketamputih – Kelemanta adalah sebagai berikut:
a. Nama Proyek : Peningkatan Jalan Ketamputih – Kelemantan b. Pemilik Proyek : Pemerintah Kabupaten Bengkalis Dinas
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang c. Lokasi Proyek : Kecamatan Bengkalis
d. Volume : 1 Unit
e. Sumber Dana : (APBD) f. Tahun Anggaran : 2022
g. Konsultan Pengawas : PT. ABATA RENCANA KARYANUSA h. Kontraktor Pelaksana : CV. DINASTIS WAN ILYAS
i. Nilai Kontrak : Rp. 9.440.387.294,02 j. Waktu Pelaksana : 150 Hari Kalender k. Sistem Pelelangan : Pelelangan Umum
14
Gambar 2.1 Papan Proyek (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
2.2.2 Data Teknis Proyek
Pekerjaan utama pada Pembetonan ready mix Jalan Ketamputih – Kelemantan adalah Jalan Beton. Dengan data teknis sebagai berikut:
1. Jenis Pekerjaan : Jalan Raya
2. Fungsi : Prasarana Lalu Lintas
3. Jenis : Struktur Jalan Beton
4. Mutu Beton : K-175 Mpa
5. Kadar Semen Minimum : 660 Kg/m3 6. Ukuran Agregat Maksimum : 19 mm
7. Perbandingan Air Semen Maksimum : 0,42 Kubik/kg 8. Perbandingan Campuran
a. Semen : 660 kg/m3
b. Pasir : 915 kg/m3 c. Agregat Kasar : 2660 kg/m3
9. Wiremesh Type : D-8
10. Tie Bars + Dowel : D-16 Ulir/Dowel – 22 dengan panjang 50 cm
15
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK (KP)
3.1 Lokasi Kerja Praktek (KP)
Kegiatan Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 07 Juli 2022 sampai dengan 09 Agustus 2022 di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten bengkalis. Jenis pekerasan dikerjakan adalah beton pavement.
Kerja Praktek dilakukan turun kelapangan. Proyek yang di laksanakan dilapangan adalah proyek Peningkatan Jalan Ketamputih – Kelemantan Dikecamatan Bengkalis Sebagai Berikut.
3.2 Spesifikasi Pekerjaan yang dilaksanakan selama Kerja Praktek (KP) Dalam pelaksanaan kerja praktek sejak tanggal 07 Juli 2022 sampai dengan 09 Agustus 2022, diisi dengan kegiatan berupa Penyiapan penyisipan, Penghamparan dan Pemadatan Agregat Base B dengan elevasi variasi, Pemasangan Bekisting lean concrete dan pemasangan Bekisting rigid (mal), Pemasangan Plastik Alas, Pemasangan Besi wiremesh, Pekerjaan Pengecoran dan Pekerjaan pembuatan garis pada badan jalan agar air tidak tergenang dijalan, proses pekerjaan cutting. Adapun pekerjaan yang tidak dapat diikuti selama kerja praktek berlangsung sebagai berikut: pembersihan lahan penyiapan badan jalan,pemasangan kayu gambangan, geotekstil penghamparan dan pemadatan base B, dan pekerjaan cutting. Karena faktor waktu proyek yang sudah dimulai sebelum mulainya kerja praktek dan proyek tersebut ditunda beberapa hari lama baru dimulai dan juga waktu magang sangat singkat karena proyek tersebut sangatlah cepat. pekerjaan Berikut ini rangkuman kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek. Sebelum pekerjaan dimulai, lokasi proyek harus dipasang rambu- rambu agar tidak terganggu aktivitas lalu lintas.
16 3.2.1 Pemasangan Bekisting Loen concrete Dan Rigid
Bekisting yang digunakan terbuat dari kayu dengan lebar masing – masing kiri dan kanan, lebar Lc bagian kanan 3 m Dan bagian kiri 4 m, dikarenakan saat pemasangan mal Rigid agar tidak terjadinya kebentrokkan ditengah tengahnya, dengan panjang bentang 106 m dengan tebal Lc 10 cm.
Sebelum dilakukan pemasangan bekisting/mal terlebih dahulu kita memperhatikan bahwa bekisting/mal kayu yang kita gunakan tidak mengalami keropos/lapuk pada kayu/papan mal, harus sesuai dengan tebal dan terikat kuat dan juga tahan terhadap getaran mobil dari luar maupun dalam bekisting. Pemasangan bekisting dilakukan sesuai dengan gambar rencana. Lebar jalan yang direncanakan adalah 7,5 m dan ditambahkan untuk bahu jalan dengan masing-masing kiri dan kanan bahu jalan dengan lebar 50 cm. Jadi dalam perletakkan bekisting Rigid diberi jarak kosong untuk bahu jalan dalam sisi jalan dengan lebar 50 cm.
Bekisting yang digunakan untuk Rigid dari besi dalam bentuk beberapa bagian dengan menggunakan warmess dengan diameter 8 dengan jarak sengkang 15 cm x 15 cm dengan lebar 1,55 m dan panjang 5,38 m. Dan untuk besi ruji menggunakan diameter 16-600 mm (ulir) dengan jumlah 18 batang dengan jarak antar ruji 60 cm, dan panjang besi 70 cm dan untuk didalam 40 cm dan diluar 30 cm , untuk besi penyambungan atau dowel dengan diameter 22-300 mm (polos) dengan panjang dowel 0,25 cm. Sebelum dilakukan pemasangan bekisting terlebih dahulu kita memperhatikan bahwa bekisting yang kita gunakan tidak mengalami deformasi dan bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat dan juga tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
Pemasangan bekisting haruslah dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan design dan standart yang telah ditentukan sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan akan bentuk beton dimana tidak adanya kecacatan pada saat bekisting sudah dibongkar dan dimensi beton yang dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan 3 m perlajur dan tebal 0,25 m. Pemasangan bekisting dilakukan sesuai dengan gambar rencana. Lebar jalan yang direncanakan adalah 6 m dan ditambahkan dengan bahu jalan dengan masing-masing kiri dan kanan bahu jalan dengan lebar
17 50 cm. Jadi dalam perletakan bekisting diberi jarak kosong dari tepi bibir drainase
ke dalam sisi jalan dengan lebar 50 cm..
Adapun hambatan dilapangan saat pemasangan bekisting adalah tentu berdampak dengan arus lalu lintas dijalan tersebut dikarenakan terjadi penyempitan dijalan tersebut sehingga pengendara diharapkan untuk lebih berhati- hati. Agar lalu lintas di jalan tersebut berjalan dengan lancar dilakukan rekayasa lalu lintas dengan kebijakan sistem buka dan tutup agar tidak terjadinya konflik lalu lintas dijalan tersebut yang dilakukan per segmen jalan dengan panjang setiap 106 m dengan sistem antar jarak persgmen agar menjaga kelancaran arus lalu lintas dijalan tersebut.
Gambar 3.1 Pemasangan Bekisting/mal Lc (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
3.2.2 Pekerjaan Pengecoran Beton Lean concrete (LC) K175 Mpa
Sebelum pengecoran dikerjakan terlebih dahulu akan memberi tahu kepada direksi pekerjaan kalau akan dilaksanakannya pekerjaan pengecoran. Beton yang digunakan merupakan beton ready mix yang didatangkan dengan menggunakan truck mixer dari batching plant di Ketamputih yang berjarak sekitar ± 25 km.
Setelah dilakukan pengecoran beton tadi perlu dipadatkan/digetarkan menggunakan concrete vibrator yang dilakukan dari tepi cetakan ke tengah agar beton didalam cetakan mengalami pemadatan yang merata. Baru setelah itu dilakukan dan dilanjutkan finishing dengan menggunakan ruskam dan paralon ½”
18 . Adapun alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran
beton semen sebagai berikut:
Alat :
a. Concrete Vibrator b. Truck Mixer c. Water Tanker
d. Alat Bantu (ruskam, paralon 3/4”, dll) Bahan :
a. Semen b. Pasir
c. Agregat Kasar d. Air
.
Gambar 3.2 Pengecoran Lean Concrete (Lc) (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
Gambar 3.3 Pemasangan Pelastik Pelindung Lean Concrete (Lc) (Sumber: Dokumentasi dilapangan
19
Gambar 3.4 Pemasangan Bekisting/mal Rigid (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
3.2.3 Pemasangan Plastik Alas
Setelah pemasangan bekisting selesai dilanjutkan dengan pemasangan plastik alas. Dan plastik alas akan dipasang sesuai dengan lebar badan jalan yang akan dicor yakni 3,5 m per lajur.
Gambar 3.5 Pemasangan Plastik Alas (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
3.2.4 Pemasangan Besi Wiremesh D-8
Setelah Pemasangan plastik alas selesai maka selanjutnya akan mengerjakan pemasangan besi (penulangan). Untuk penulangan disini akan digunakan besi jenis wiremesh dengan ukuran diameter 8 mm ulir dengan jarak sengkang 15 x 15,dan ukuran panjang 5,4 m dan lebar 1,55 m. Besi wiremesh akan dipesan dari pabrik (agent) yang terdekat dari lokasi pekerjaan. Sebelum
20 melakukan pemasangan besi terlebih dahulu akan dibersihkan dari karat atau
bahan organik yang melengket pada besi dengan cara menggunakan kuas atau menggunakan compressor akan tetapi dilapangan tidak dilakukan, sedangkan untuk pemasangan wiremesh akan disesuaikan dengan gambar kerja yang akan dilakukan oleh pekerja di lapangan.
Pemasangan besi disertai dengan diletakkan tulangan penyangga berdiameter 10 mm polos dibawahnya agar wiremesh tidak menyentuh lantai secara langsung dengan jarak 10 cm yang sesuai dengan gambar rencana.
Dilapangan sudah perletakan tulangan penyangga dan sesuai dengan gambar rencana karena perletakan tersebut tidak dapat dilakukan saat pengecoran berlangsung dengan insting pekerja bagaimana supaya tulangan penyangga bisa menahan tulangan warmesh tidak menyentuh lantai kerja. Dan juga pada pekerjaan ini dilakukan pemasangan tie bars (sambungan memanjang yang harus diletakkan tegak lurus) dengan panjang 70 cm, berdiameter 16-600 mm ulir, dengan jumlah pertikar 18 batang, dengan jarak 60 cm. Dan dilanjutkan dengan pemasangan besi dowel yang berdiameter 22 dan panjang 0,25 cm. Karena sistem pengecoran dilapangan yang dilakukan diluar cetakan bekisting.
Sehingga tidak bisa mengakibatkan robohnya tulangan dudukan untuk tie bars dan juga tidak terjadi pada tulangan dowel yang pastinya Pengecoran diluar bekisting dilakukan karena tidak memungkinkan untuk dilakukan pengecoran didalam bekisting dimana bisa mengakibatkan kerusakan pada wiremesh dan menghambat saat melakukan pengecoran, maka dari itu pada saat pengecoran truck miker tersebut berada diluar dan dimana arus lalu lintas jalan tersebut tidaklah ramai.
21 Gambar 3.6 Pemasangan Wiremesh M-8
(Sumber: Dokumentasi dilapangan)
Gambar 3.7 Pemasangan Tulangan Penyangga
(Sumber: Dokumentasi dilapangan)
Gambar 3.8 Pemasangan Tie Bars dan Dowel (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
22 3.2.5 Pekerjaan Pengecoran Beton Rigid Fc 30 Mpa
Sebelum pengecoran dikerjakan terlebih dahulu akan memberi tahu kepada direksi pekerjaan kalau akan dilaksanakannya pekerjaan pengecoran. Beton yang digunakan merupakan beton ready mix yang didatangkan dengan menggunakan truck mixer dari batching plant di Ketamputih yang berjarak sekitar ± 25 km.
Setelah dilakukan pengecoran beton tadi perlu dipadatkan/digetarkan menggunakan concrete vibrator yang dilakukan dari tepi cetakan ke tengah agar beton didalam cetakan mengalami pemadatan yang merata. Baru setelah itu dilakukan perataan pada permukaan dengan menggunakan alat concrete truss screed dan dilanjutkan finishing dengan menggunakan ruskam dan paralon ½” . Adapun alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaanpengecoran beton semen sebagai berikut:
Alat :
a. Con. Vibrator
b. Concrete Truss Screed c. Truck Mixer
d. Water Tanker
e. Alat Bantu (ruskam, paralon 3/4”, dll) Bahan :
a. Semen b. Pasir
c. Agregat Kasar d. Air
23
Gambar 3.9 Pengecoran Beton Rigid (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
Gambar 3.10 Pemadatan Beton (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
Gambar 3.11 Pemerataan Permukaan Beton Rigid (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
24
Gambar 3.12 Finishing (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
Gambar 3.13 Pekerjaan Pembuatan Garis (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
3.2.6 Pekerjaan Curring
Pekerjaan ini dilakukan saat beton sudah mulai mengeras yang bertujuan agar beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembapan/suhu beton sehingga dapat mencapai mutu beton yang diinginkan.
Penulis hanya menjelaskan secara singkat untuk proses perawatan dan curring pada beton.
25 Gambar 3.14 Pekerjaan Curring
(Sumber: Dokumentasi dilapangan)
3.2.7 Pekerjaan Penyiraman Air
Pekerjaan ini dilakukan saat beton sudah mulai mengeras yang bertujuanagar beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembapan/suhu beton sehingga dapat mencapai mutu beton yang diinginkan.Proses kelembapan beton agar tidak terjadinya retak –retak pada beton.
Gambar 3.15 Pekerjaan Penyiraman (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
3.2.8 Pekerjaan Cutting
Setelah pengecoran selesai dalam waktu 15 jam kedepan dilanjutkan dengan mengcutting beton yang telah menggeras. Dan dicutting dengan sesuai badan jalan atau lebar jalan yang akan dicutting.
26
Gambar 3.16 Pekerjaan Cutting Setelah 15 Jam (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
3.2.9 Pekerjaan Joint Sealant
Setelah dicutting dilanjutkan dengan pengisian aspal panas pada pori - pori bagian beton yg telah dipotong sesuai dengan lebar dan kedalaman yang telah dpotong dan dituang hingga penuh.
Gambar 3.17 Pekerjaan Joint Sealant (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
3.2.10 Perawatan selama Proses Pengerasan Beton
Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah dicor, dengan cara disirami air, atau ditutup dengan Geotekstil atau karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dapat dibenarkan. Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru
27 dicor dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton tersebut. Sama
sekali tidak diizinkan menaburkan semen kering dan pasir dipermukaan beton yang masih basah.
3.2.11 Quality Control (QC)
Quality control pada dasarnya memiliki peran penting di dalam sebuah pekerjaan konstruksi termasuk pada konstruksi pekerjaan jalan. Quality control dilakukan agar dapat mencegah akan terjadinya penyimpangan mutu dalam pelaksaan konstruksi berlangsung, juga bertujuan untuk memeriksa dan menjaga kualitas pekerjaan dari subkontraktor agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang berlaku.
Berikut quality control yang dilakukan pada pelaksaan pekerjaan konstruksi di Jalan Ketamputih - Kelemantan:
1. Slump Test
2. Uji Kuat Tekan dengan Sampel Slinder
Uji slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability nya. Kekuatan dalam suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan dan pengambilan sampel kubus dan slinder dilakukan setelah pengecoran dimulai, pekerja mengambil sedikit material untuk pengambilan uji slump. Setelah pengujian slump,dilakukan dilanjutkan dengan pembuatan sampel slinder dilakukan dilapangan ialah dengan ukuran slinder 300 × 150 cm × 150 mm.
Pengujian slump bertujuan untuk mengetahui kadar air beton/kelecakan beton yang berhubungan dengan mutu beton. Dalam proyek ini nilai slump nya bekisar ±6 cm dan 7 cm sudah masuk didalam spesifikasi pengujian slump yang mensyaratkan 5 cm – 7,5 cm. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan krucut Abrams. Adukan beton dari slump test digunakan untuk pengujian kuat tekan beton. Test uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton, sampai beton
28 mengalami kehancuran), serta dapat menentukan waktu untuk pembongkaran
bekisting balok dan pelat lantai.
Berdasarkan peraturan SNI 03-1974-1990, terdapat beberapa aturan khusus yang wajib diikuti. Aturan tersebut meliputi :
1. Benda uji berbentuk slinder harus memiliki ukuran 30 x 15 x 15 cm. Setiap cetakan slinder dilakukan pengisian adukan sebanyak 3 lapis. Tiap lapisan dilakukan pemadatan dengan cara ditusuk sebanyak 25 kali.
2. Pengecekan kuat tekan beton dapat dilakukan dalam selang waktu 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hasil pemeriksaan dapat dihasilkan dari nilai rata-rata dari ukuran minimum 6 buah benda uji.
3. Apabila benda uji ditujukan untuk perencanaan campuran beton. Proses pengadukan dapat menggunakan tangan atau manual. pengisian bak pengaduk memiliki ukuran maksimum 7 liter. Proses pengadukan tidak boleh dicampuri dengan campuran beton untuk slump.
Tabel 3.1 Nilai Slump Pekerjaan Beton
Uraian Slump
Dinding pelat pondasi dan pondasi telapak
bertulang 5,0 – 12,5
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan
konstruksi bawah tanah 2,5 – 9,0
Pelat, balok, kolom dan dinding 7,5 – 15,0
Pekerasan jalan 5,0 – 7,5
Pembetonan masal 2,5 – 7,5
(Sumber: Pd T-07 2005-B)
Tabel 3.2 Ketentuan sifat campuran
Jenis beton
Mutu Beton Kuat Tekan Minimum (Mpa) Benda Uji
Selinder ᶲ 15 – 30 cm Fc’
(Mpa)
Ϭ bk ‘
(Kg/cm2) 7 hari 28 hari
Mutu Tinggi
50 45 35
K600 K500 K400
32,5 26,0 24,0
50,0 40,0 33,0 Mutu
Sedang
30 25 20
K350 K300 K250
21,0 18,0 15,0
29,0 25,0 21,0 Mutu
Rendah
15 K175 9,5 14,5
10 K125 7,0 10,5
(Sumber : Pd T-07-2005-B)
29
Gambar 3.18 Pengujian slump (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
Gambar 3.19 Pengambilan Sampel slinder (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
3.2.12 Alat-alat berat yang digunakan pada pekerjaan diatas dan fungsinya
NO Nama Alat Gambar Fungsi
1 Truck Mixer Berfungsi sebagai
penggangkut
campuran beton dan penuangan cor beton.
30
2 Truck Tangki Air Berfungsi sebagai
penggangkut air untuk menyiram beton.
3 Mesin Vibrator Berfungsi sebagai
pemadatan adonan
beton yang
dimasukkan kedalam Bekisting
4 Mesin concrete screed
Berfungsi sebagai perata cor beton
31
5 Mesin Bor Tangan Berfungsi sebagai
pembuat lubang untuk meletakkan besi .
6 Ruskam Berfungsi untuk
meratakan acian/
mortar halus di
permukaan beton
7 Floor Emboser/
Alat Garis
Berfungsi untuk
mengalir kan air dibadan jalan agar
tidak adanya
genangan air.
8 Mesin Pemotong
Beton
Sebagai alat pemotong beton atau aspal
3.3 Target yang diharapkan
Adapun target yang diharapkan setelah pelaksanaan kegiatan kerja praktek ini ialah:
32 1. Mahasiswa diharapkan mendapatkan hal/pengetahuan baru dilapangan.
2. Mahasiswa diharapkan dapat menyerap ilmu dari pekerja dilapangan yang tidak di dapat di bangku kuliah.
3. Mahasiswa diharapkan memanfaatkan kesempatan untuk menerapkan langsung ilmu yang dipelajari di bangku kuliah ke lapangan.
4. Melatih mahasiswa menyesuaikan diri dalam dunia pekerjaan.
5. Mahasiswa diharapkan mempunyai pengenalan untuk dunia kerja setelah selesai menyandang nama mahasiswa.
6. Mahasiswa diharapkan mampu memberi masukan apabila ada masalah yang bisa jadi tidak dipahami oleh pihak perusahaan.
3.4 Perangkat Lunak/Keras yang digunakan
Adapun perangkat lunak/keras yang digunakan pada saat kegiatan kerja praktek ini adalah:
1. Satu set Laptop
Laptop digunakan untuk membuat laporan harian serta membuka data- data yang diperlukan saat KP seperti gambar rencana,dll.
2. Smartphone
Smartphone sangat penting pada saat melakukan KP karena Mahasiswa harus selalu berkomunikasi dengan pembimbing dilapangan, dapat juga digunakan sebagai alat untuk dokumentasi pekerjaan.
3. Autocad
Autocad digunakan untuk membuka gambar rencana yang diberikan oleh perusahaan.
4. Microsoft excel
Microsoft excel digunakan untuk membuka file yang diberikan oleh perusahaan.
5. Microsoft word
Microsoft word digunakan untuk membuat laporan selama melaksanakan KP.
33 3.5 Dokumen-dokumen File-file yang dihasilkan
Adapun data yang di peroleh selama kerja praktek di Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang, antara lain:
1. Gambar rencana.
2. Data Sand Cone.
3.6 Kendala-kendala Selama Kerja Praktek (KP)
Adapun kendala-kendala yang ditemukan selama kerja praktek adalah sebagai berikut :
1. Faktor alam yaitu hujan yang mengakibatkan proses pekerjaan terkendala.
2. Peralatan yang sering mogok/rusak pada saat pekerjaan.
3. Kondisi lokasi yang sangat berdebu akibat akses jalan.
3.7 Hal-hal yang dianggap Perlu
Dalam sebuah proyek hal yang paling penting dan sering dilupakan adalah tentang keselamatan pekerja. Sama halnya dengan Proyek Peningkatan Jalan Ketamputih - Kelemantan Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis. Pada proyek ini keselamatan pekerja kurang diperhatikan, tidak melengkapi alat pelindung diri (APD) untuk para pekerja dan pelaksana lapangan. Bahkan alat pelindung kerja (APK) juga tidak terlalu banyak.
34
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS
4.1 Pekerjaan Beton Rigid Pavement 4.1.1 Pengertian Beton Rigid
Beton menjadi salah satu material yang paling sering dipakai saat ini.
Beton menjadi pilihan favorit karena memiliki sejumlah keunggulan. Salah satu keunggulan beton adalah mempunyai kekuatan yang tinggi dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan struktur bangunan. Lantas bagaimana cara mengetahui kekuatan beton agar sesuai dengan kebutuhan struktur bangunan yang direncanakan. Kekuatan beton bisa diketahui dengan melakukan uji kuat tekan beton. Pengujian kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan yang tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Pengujian kuat tekan beton perlu dilakukan untuk mengetahui kekuatan beton apakah sesuai dengan desain job mix. Untuk itu beton yang akan diproduksi untuk pengecoran di lapangan harus ada benda uji percobaan (trial) untuk mengecek apakah kekuatannya sudah seperti yang direncanakan, jika belum sesuai maka harus diperbaiki lagi pada job mix hingga beton mendapat kekuatan yang diinginkan.
4.1.2 Proses Pengecoran
Untuk proses pengecoran pada proyek pembangunan jalan di Jalan Ketamputih –Kelemantan menggunakan beton Ready Mix yang dimana sudah berkoordinasi dengan perusahaan penyedia beton seperti PT. BROBUDUR. Untuk tahap pengecoran dilakukan dengan menggunakan truck mixer. Setelah truck mixer sampai dilokasi dilakukan dengan pengujian slump untuk mengetahui tingkat kekentalan beton, batas slump dilokasi pengecoran 7,5 cm yang toleransinya ± 2 cm. Sebelumnya telah dilakukan pekerjaan Penyiapan badan jalan Penghamparan material base B, Pemasangan Bekisting, Pemasangan plastik alas dan juga pembesian. Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu
35 dilakukan quality control dengan pengujian slump. Pengujian slump bermaksud
untuk mengetahui beton tersebut akan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak). Untuk melaksanakan pengujian slump beton harus diikuti beberapa tahapan.
sebagai berikut :
1. Basahilah cetakan dan pelat dengan minyak.
2. Letakkan cetakan di atas pelat dengan kokoh.
3. Isilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis tiap lapis berisi kira-kira 1/3 isi cetakan; setiap lapis ditusuk dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata; tongkat harus masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan; pada lapisan pertama penusukan bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.
4. Segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus disingkirkan; kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas.
5. Balikkan cetakan dan letakkan perlahan-lahan disamping benda uji, ukurlah benda uji tersebut.
6. slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.
7. Lakukan pengukuran slump. Pengukuran slump harus segera dilakukan dengan cara mengukur tegak lurus antara tepi atas cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji; untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dilakukan dua kali pemeriksaan dengan adukan yang sama dan dilaporkan hasil rata- rata.
Setelah dilakukan pengujian slump didapat nilai slump dilokasi proyek tersebut berkisar 6 cm-7 cm. Kekuatan dalam suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan dan pengambilan sampel slinder dilakukan setelah pengecoran dimulai, pekerja mengambil sedikit material untuk pengambilan uji kedalam cetakan slinder, tahap pertama 1/3 dari tinggi cetakan 2/3
36 slump selanjutnya dimasukkan kedalam cetakan slinder. Sampel yang diuji
adalah untuk 7, 14, 21, dan 28 hari. Beton segar dimasukkan secara bertahap kedua dari tinggi cetakan dan ketiga penuh cetakan, setiap tahap benda uji dipadatkan dengan cara ditusuk 25 kali setiap lapisan. Benda uji harus berada ditempat yang rata dan aman dari gangguan dan cari kemungkinan terkena air hujan, banyaknya sampel tergantung dari banyaknya pengecoran yang dilakukan.
4.1.3 Alat dan Bahan Yang Digunakan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengecoran beton Rigid F30 adalah sebagai berikut :
1. Alat
a. Truck Mixer b. Con. Vibrator
c. Concrete Truss Screed d. Water Tanker
e. Alat bantu (ruskam, paralon ¾”, dll) 2. Bahan
a. Semen
Semen Portland Composite Cement (PCC) yang diproduksi sesuai standard SNI 15 – 7064– 2004 yang tersedia dalam kemasan 40 kg dan 50 kg.
Ordinary Portland Cement (OPC) jenis I yang tersedia dalam kemasan curah sesuai SNI 15 – 2049 – 2004. Baik OPC jenis I maupun PPC dirancang untuk penggunaan konstruksi umum seperti : pekerjaan beton, pasangan bata, selokan, jalan, pagar, dinding, dan pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya. Ready mix concrete, produk beton siap pakai yang diproduksi dalam bermacam variasi mutu yang diperuntukkan untuk beragam variasi aplikasi sesuai dengan permintaan konsumen.
Untuk memenuhi beragam konstruksi umum di Indonesia Semen Merah Putih diproduksi sesuai dengan Standard Nasional Indonesia SNI 15-7064-2004.
Semen Merah Putih merupakan semen berkualitas premium yang memberikan
37 hasil akhir bangunan yang lebih kuat dan tahan lama. Semen Merah Putih
dikembangkan untuk memenuhi persyaratan standar mutu Indonesia SNI 7064:2014.
Gambar 4.1 Semen Portland (Sumber: Dokumentasi google)
b. Agregat Kasar
Gambar 4.2 Agregat Kasar (Sumber: Dokumentasi google)
Agregat kasar merupakan salah satu bahan campuran beton. Sebelum dilakukan pencampuran agregat kasar kasar haruslah memenuhi persyaratan dengan dilakukan pengujian terlebih dahulu seperti yang terdapat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4.
38 Tabel 4.1 Sifat-Sifat Agregat Kasar
Sumber: Spesifikasi Umum Teknis 2018
c. Agregat Halus
Gambar 4.3 Agregat Halus (Sumber: Dokumentasi google)
Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batuan besar menjadi butiran batuan yang berukuran kecil .Agregat halus yang akan digunakan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian – bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5% maka agregat halus harus dicuci.
39 Tabel 4.2 Sifat-Sifat Agregat Halus
Sumber: Spesifikasi Umum Teknis 2018
Pada umumnya agregat kasar dan halus yang akan digunakan haruslah bersih, kuat, keras yang diperoleh dari pemecahan batu atau koral atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4), tetapi atas persetujuan pengawas pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apabila masih memenuhi sifat- sifat campuran yang di syaratkan yang dibuktikan dengan hasil pengujian.
Tabel 4.3 Ketentuan Gradasi Agregat
Sumber: Spesifikasi Umum Teknis 2018
Tabel 4.4 Ketentuan Mutu Agregat
Sumber: Spesifikasi Umum Teknis 2018
40 d. Air
Gambar 4.4 Air (Sumber: Dokumentasi google)
Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul keraguraguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti diatas tidak dapat dilakukan. Makan harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan beton mortar semen dan pasir standar dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air sulingan untuk priode umur yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
4.1.4 Tahapan Pengecoran Beton
Berikut adalah tahap-tahap dalam pengecoran beton di Jalan Ketamputih- Kelemantan Yaitu :
1. Sebelum pengecoran dikerjakan terlebih dahulu akan memberi penyangga kepada direksi pekerjaan kalau akan dilaksanakannya pekerjaan pengecoran.
2. Menyeterilkan kondisi dilapangan bahwa siap dilakukan pengecoran diantaranya telah mengecek kondisi bekisting sudah benar-benar kuat dan kokoh, pemasangan plastik alas dan pembesian sudah siap dikerjakan. Dan
41 tidak lupa juga dilakukan pengecekan elevasi agar tidak terjadi pengurangan
maupun berlebihnya tebal beton yang akan di cor sesuai dengan gambar rencana yakni tebal 0,25 meter dan lebar 3 meter perlajur. Pengecekan elevasi ini dilakukan dengan cara menggunakan waterpass/tali pada bagian paling atas bekisting atau mal yang terpasang disisi kiri dan kanan. Setelah pengecekan elevasi dan kemiringan elevasi sudah benar dilanjutkan dengan proses pengecoran.
3. Setelah kondisi dilapangan sudah siap dilakukan pengecoran, secara bersamaan persiapan beton ready mix dilakukan di batching plant yang telah ditentukan. Dimana pencampuran dilakukan sesuai dengan Job Mix sesuai dengan mutu beton FC 30 Mpa
V (volume) = P (panjang) x L (lebar) x T (tebal) Diket: L = 6 m
P = 106 m ( per segmen ) T = 0.25 m ( kondisi padat )
Menghitung Total Volume beton Rigid
= 106 m x 6 m x 0,25 cm
= 1.590 m3
Gambar 4.5 Pengecoran Beton Rigid (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
4. Beton ready mix didatangkan menggunakan truck mixer.
42
Gambar 4.6 Truck Mixer di Lokasi Pengecoran (Sumber: Dokumentasi lapangan)
Pada saat mendatangkan truck mixer tidak ada kendala pada saat dilapangan karena truck mixer yang digunakan 4 buah. jika terjadinya kendala itu ada kerusakan pada truck mixer, karena banyak digunakan truck mixer pengecoran berjalan dengan lancar tanpa kendala/pemberhentian pengecoran..
Sehingga pada saat pelaksanaan dilapangan tidak ada banyak luang waktu yang kosong akibat truck mixer berjalan dengan lancar.
5. Pada saat truck mixer sampai dilokasi arus lalu lintas disekitar pekerjaan proyek diberhentikan sementara demi mempermudah memasuki area pengecoran dikarenakan untuk menghindar terjadinya konflik antara truck mixer dengan kendaraan lain yang melewati kawasan proyek tersebut.
6. Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu dilakukan pengujian slump untuk menegecek konsisensi/kekakuan beton tersebut. Pengujian slump ini dilakukan disetiap truck mixer yang membawa beton ready mix bertujuan agar beton yang didatangkan sesuai dengan standar dan kekuatan beton yang diinginkan.
43
Gambar 4.7 Pengujian Slump (Sumber: Dokumentasi lapang
7. Jika pengujian slump sudah memenuhi syarat yang ditentukan seperti mana yang telah dijelaskan diatas, dilanjutkan dengan pengambilan sampel slinder dengan ukuran d 300 mm x 150 mm x 150 mm dan slinder yang digunakan sebanyak 6 buah buah per segmen untuk dilakukan pengujian kuat tekan beton di laboratorium pada umur 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.
Gambar 4.8 Pengambilan sampel slinder (Sumber: Dokumentasi dilapangan
8. Lakukan pengecoran dengan memastikan campuran yang dituangkan benar- benar tercampur merata dan menyebar secara keseluruhan, tidak lupa juga pengecoran harus diawasi oleh direksi pengawas lapangan. 1 truck mixer mampu memproduksi ± 2 m3 sehingga mampu melakukan pengecoran sepanjang ± 2 meter untuk 1 truck mixer. Disaat penuangan beton dari truck mixer tinggi jatuh beton tidak boleh dijatuhkan lebih dari 1,5 m. Hal ini akan mengakibatkan segregasi atau pemisahan agregat pada beton.
44
Gambar 4.9 Penuangan campuran beton (Sumber: Dokumentasi dilapangan
9. Beton yang sudah dilakukan pengecoran dilanjutkan dengan pemadatan dengan menggunakan Con. Vibrator. Pemadatan dilakukan dari tepi ke tengah agar mendapat pemadatan yang maksimum.
Gambar 4.10 Proses Pemadatan Beton (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
Pemadatan dilakukan dengan cara memasukkan Con. Vibrator kedalam cor beton maka akan nampak radius getaran. Radius getaran ini harus menyentuh dan atau menyebar seluruh areal permukaan beton yang dicor sehingga masing-masing radius getaran saling menutup menyelimuti seluruh permukaan beton yang dicor.
Kedalaman batang vibrator kira-kira harus menjangkau dasar cor beton, akan tetapi jangan sampai menyentuh permukaan cetakan beton (bekisting). Pada
45 saat pemadatan batang vibrator tidak diperbolehkan menyentuh besi
tulangan beton. Lama durasi pemadatan dilaksanakan dengan 15 detik.
10. Setelah pemadatan selesai dilakukan selanjutnya meratakan permukaan dengan menggunakan Concrete Truss Secreed.
Gambar 4.11 Peroses Pemerataan Permukaan Beton Rigid (Sumber: Dokumentasi dilapangan
11. Permukaan yang sudah diratakan di perhaluskan lagi dengan menggunakan alat jidar panjang yang terbuat dari baja, ruskam ¾”. Pekerjaan ini bertujuan agar seluruh permukaan beton benar-benar rata dan berguna mempermudah pekerjaan lanjutan (Melakukan Finishing).
Gambar 4.12 Proses Finishing (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
46 4.1.5 Hasil Pengecoran Rigid
Gambar 4.13 Hasil Pengecoran Beton Rigid (Sumber: Dokumentasi dilapangan)
Setelah proses pengecoran dilakukan dilanjutkan dengan proses perawatan dimana berguna melindungi beton agar tidak terpapar langsung dengan sinar matahari yang dimana bisa membuat permukaan beton mengalami retak-retak dan hal tersebut tidak ingin terjadi maka dilakukan dengan meletakkan geotekstil atau palastik hitam untuk melindungi permukaan tersebut dan dilanjutkan dengan curring.
Pekerjaan curring ini dilakukan saat beton sudah mulai mengeras yang bertujuan agar beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembapan/suhu beton sehingga dapat mencapai mutu beton yang diinginkan.
Penulis hanya menjelaskan secara singkat untuk proses perawatan dan curring pada beton.
Setelah dilakukan pekerjaan curring dilanjutkan dengan pembuatan garis pada badan jalan di lakukan dengan menggunakan alat Embos. Pekerjaan ini bertujuan agar seluruh permukaan beton benar-benar sudah tergaris dan berguna untuk melancarkan air saat hujan turun dan tidak terjadinya genanggan air pada badan jalan .dan dilanjutan dengan pekerjaan (cutting)
47 Sebelum melakukan pengcuttingan beton harus dibiarkan selama 15 jam,
dan baru dilakukan dengan pengcuttingan menggunakan alat mesin pemotong beton. dilanjutkan dengan proses penuangan aspal panas dicelah atau di pori-pori pada bagian beton Rigid yg telah dipotong sesuai dengan lebar dan kedalaman yang telah dpotong hingga penuh, pekerjaan lanjutan(Pengisian Aspal)
Setelah pengisian aspal pada badan jalan yang dipotong ,kegunaan pengesian aspal pada potongan badan jalan tepat disisi besi dowel dan pada saat beban kendaraan yang melewati badan jalan. Semua sambungan didesain untuk dapat berfungsi menyalurkan beban (load transfer), yang dapat diperoleh dari batang dowel, tie bar, sambungan lidah-alur, interlocking (saling mengunci) antar batuan, atau kombinasi dari pada itu semua. Khusus pada sambungan melintang tanpa dowel,penyaluran beban juga dilakukan melalui tanah dasar yang diperkuat (improved subgrade).
.
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Kerja Praktek (KP) pada Proyek Peningkatan Jalan Ketamputih-Kelemantan Kecamatan Bengkalis selama dua bulan penulis mengetahui pengetahuan dan pengalaman mengenai kegiatan konstruksi jalan, Selain itu Kerja Praktek Juga sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja nyata sekaligus mengenal lingkungan dan kondisi kerja dilapangan yang nantinya akan di hadapi mahasiswa setelah lulus kuliah.
Terdapat beberapa kesimpulan