LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) PT. PLN INDONESIA POWER SEMARANG
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah KKL
Disusun Oleh : Reza Dwi Ardiyanto
C2A223007
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Semarang, 29 Februari 2024 Pemohon,
Reza Dwi Ardiyanto NIM. C2A223007
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan KKL
Muh Amin, S.T., M.T. M. Edi Pujianto, S.T., M.T.
NIK. 28.6.1026.169 NIK. 28.6.1026.486
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer Ketua Prodi Teknik Mesin
Dr. Ir. RM.Bagus Irawan W , S.T., M.Si., IPM Muhammad Subri, S.T ., M . T .
NIK. 28.6.1026.073 NIK. 28.6.1026.356
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang dilaksanakan di Semarang pada 07 Februari 2024 dengan baik dan sesuai dengan rencana.
Laporan ini ditujukan sebagai pertanggungjawaban atas perjalanan KKL yang telah penulis laksanakan. Dalam laporan ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai profil perusahaan yang dikunjungi selama masa KKL dan memaparkan materi yang diberikan oleh perusahaan. Serta di akhir pembahasan, penulis mencantumkan saran yang dapat digunakan sebagai perbaikan dalam pelakasanaan KKL berikutnya.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini.
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan sebuah implementasi dari Tri Dharma perguruan Tinggi, yaitu Dharma Pendidikan dan Pengajaran yang telah dilaksanakan pada kegiatan praktek. Hal tersebut merupakan mata kuliah program studi S1 Teknik Mesin, yang diterapkan oleh pihak akademik.
Penulis sadar bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karenanya, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang seyogyanya dapat membuat laporan ini menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat baik kepada penulis sendiri dan kepada para pembaca secara umumnya.
Semarang, 29 Februari 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR GAMBAR... v
DAFTAR TABEL...vi
BAB IPENDAHULUAN... 7
1.1Latar Belakang... 7
1.2Tujuan Kuliah Kerja Lapangan...8
1.3Manfaat Kuliah Kerja Lapangan...8
BAB IITINJAUAN UMUM...10
2.1 Sejarah PT. Indonesia Power...10
2.2Visi, Misi dan Motto PT. Indonesia Power...11
2.3Makna dan Bentuk Logo PT. Indonesia Power...11
2.4Nilai Perusahaan... 12
2.5Ruang Lingkup Usaha PT. Indonesia Power...13
2.5.1 Power Generatiom Unit (PGU)...13
2.5.2 Power Generation O&M Servce Unit (POMU)...15
2.5.3 Operation and Maintenance Service Unit (OMU)...15
2.5.4 Maintenance Service Unit (MSU)...16
2.5.5 Project Unit (PRU)...17
2.6 Semarang Power Generation Unit (PGU)...17
2.7 Kapasitas Daya PT. Indonesia Power Semarang PGU...18
2.8 Lokasi PT. Indonesia Power Semarang PGU...19
BAB IIITINJAUAN KHUSUS...20
3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)...20
3.2 Komponen Pada PLTGU...21
3.2.1 Komponen Utama Pada Gas Turbine Generator (GTG)...21
3.2.2 Komponen Pada Heat Recovery Steam Generator (HRSG)...22
3.2.3 Komponen Pada Steam Turbine Generator (STG)...24
3.3 Prinsip Kerja PLTGU...26
BAB IVPENUTUP...30
4.1 Kesimpulan...30
4.2 Saran... 30
DAFTAR PUSTAKA...31
LAMPIRAN...32
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Logo Indonesia Power
Gambar 2. 2 Nilai Akhlak PT. Indonesia Power Gambar 2. 3 Unit Pembangkit Semarang PGU
Gambar 2. 4 Lokasi PT. Indonesia Power Semarang PGU Gambar 3. 1 Siklus Kerja PLTGU Tambak Lorok Gambar 3. 2 Gas Turbine Generator
Gambar 3. 3 Heat Recovery Steam Generator Gambar 3. 4 Steam Turbine Generator
Gambar 3. 5 Diagram Blok Sederhana Combined Cycle
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Unit PGU PT. Indonesia Power Tabel 2. 2 O&M Service Unit (POMU)
Tabel 2. 3 Operation and Maintenance Unit (OMU) Tabel 2. 4 Rincian Daya Terpasang Semarang PGU
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk terjun langsung dalam sebuah industri dan dunia kerja yang mungkin tidak ditemukan dikampus, sekaligus sebagai proses pembelajaran mahasiswa yang sedang membangun dan mengetahui keberhasilan dan permasalahan yang di hadapi. KKL dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan Misi dan Bobot pendidikan bagi mahasiswa dan untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi.
Mendapatkan pekerjaan adalah sesuatu yang sangat sulit. Persaingan yang ketat, lapangan pekerjaan yang sempit, dan masih banyak hal lainnya yang jadi penyebab sulitnya mendapatkan pekerjaan. Dengan adanya kuliah kerja lapangan, mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman dalam mengenal dunia kerja, dan memahami lingkungan kerja yang baik. Hal ini tentunya membantu mahasiwa untuk mendapatkan gambaran mengenai cara kerja yang baik dan disiplin, sehingga kelak mahasiswa dapat menjadi pekerja yang handal dalam bidangnya, dan mampu untuk menembus ketatnya persaingan di dunia kerja.
Bagi mahasiswa kegiatan KKL harus dirasakan sebagai pengalaman belajar yang baru yang tidak akan diperoleh dibangku perkuliahan, sehingga dengan selesainya KKL nanti Mahasiwa khususnya Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhmmadiyah Semarang diharapkan akan memiliki wawasan serta pengetahuan guna bekal hidup dalam menjawab tantangan penyediaan energi masa depan di kemudian hari.
Sebagaimana ketentuan yang telah diterapkan oleh Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Semarang, bahwa untuk seluruh mahasiswa semester V diharuskan menyusun laporan KKL untuk memberi nilai tambah dan menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melangkah ke jenjang Pendidikan selanjutnya. Selain dari itu penyusunan laporan KKL ini sebagai bukti bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah melaksanakan KKL.
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Lapangan Adapun tujuan KKL ini ialah :
1. Memenuhi syarat yang harus di penuhi untuk dapat melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya di program studi Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. Menambah pengetahuan, pengalaman serta wawasan mahasiswa dalam bidang Teknik Mesin guna menjawab tantangan pemyediaan energi dan listrik masa depan.
3. Memberikan kesempatan untuk mahasiswa agar lebih mengenal dan mengetahui dunia kerja.
4. Memberikan bekal nyata bagi mahasiswa agar menghayati masalah yang sangat komplek di dalam dunia kerja dan bagaimana cara menanggulanginya.
5. Meningkatkan kerja sama antara Perguruan Tinggi dengan instansi- instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta.
1.3 Manfaat Kuliah Kerja Lapangan a. Bagi Mahasiswa
1. Menambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajari di bangku perkuliahan pada berbagai aspek dunia kerja.
2. Memahami dunia kerja sesuai dengan bidang ilmu Teknik Mesin.
3. Mahasiswa dapat memahami seluk beluk profesi yang berkaitan dengan energi maupun pemesinan.
4. Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk informasi atau sebagai referensi bagi pembaca, sekaligus sebagai acuan untuk pembelajaran kedepan.
b. Bagi Dosen
1. Kegiatan KKL merupakan mediasi Dosen untuk menjelaskan materi tentang Teknik Mesin.
2. Dosen dapat memberikan suatu bentuk perkuliahan yang representatif ditempat obyek yang dijadikan KKL.
c. Bagi Fakultas
1. Bahan pertimbangan / masukan dalam memajukan fakultas baik baik itu peningkatan mutu dalam bidang akademis maupun non-akademis.
2. Untuk menambah wawasan dalam pengelolaan kelembagaan fakultas, terutama dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada mahasiswa dan penigkatan kualitas proses belajar mengajar.
d. Bagi Universitas
Dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dapat meningkatkan kerja sama yang baik antara pihak Universitas dan Instansi yang dijadikan obyek KKL.
BAB II
TINJAUAN UMUM 2.1 Sejarah PT. Indonesia Power
Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan merupakan bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali dengan dikeluarkannya Keppres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit–pembangkit listrik swasta, serta disusunnya kerangka dasar dan pedoman jangka panjang bagi restrukturisasi sektor ketenagalistrikan oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1993.
Tahun 1994 PLN dirubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Tanggal 3 Oktober 1995 PT PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang salah satunya adalah PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I) menjalankan usaha komersial bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha lainnya. Pada tanggal 8 Oktober 2000, PT PJB I berganti nama menjadi Indonesia Power sebagai penegasan atas tujuan Perusahaan untuk menjadi Perusahaan pembangkit tenaga listrik independen yang berorientasi bisnis murni. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an, INDONESIA POWER mewarisi berbagai sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya, dengan menggunakan beragam energi primer seperti air, batu bara, panas bumi, dan sebagainya. Namun demikian dari pembangkit-pembangkit tersebut, terdapat pula beberapa pembangkit paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubruk, PLTA Ketenger, dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini, dapat dipandang bahwa secara kesejarahan pada dasarnya usia PT INDONESIA POWER sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.
Saat ini, PT. Indonesia Power merupakan perusahaan terbesar dibidang pembangkitan tenaga listrik di Indonesia, Indonesia Power mengoperasi pembangkitan tenaga lsitrik melalui 4 Power Generation Unit (PGU), 5 Power Generation and Maintenance Unit (POMU), 12 Operation and Maintenance Unit (OMU), Unit Jasa Pembangkitan (UJP), 1 Maintenance Services Unit (MSU) dan 1 Project Unit sebagai penyedia fungsi perencanaan dan pengendalian proyek pembangkit.
2.2 Visi, Misi dan Motto PT. Indonesia Power a. Visi
Menjadi Perusahaan Energi Terbaik yang Tumbuh Berkelanjutan b. Misi
Menyediakan Solusi Energi yang Ramah Lingkungan, Inovatif dan Andal Melampaui Harapan Pelanggan
c. Motto
Motto PT. Indonesia Power adalah “#Energy of Things”.
2.3 Makna dan Bentuk Logo PT. Indonesia Power
Gambar 2. 1 Logo Indonesia Power
Makna dari bentuk logo PT Indonesa Power merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya. Nama yang kuat, dengan menggunakan kata INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan jenis huruf yang tegas dan kuat (futura book regular dan futura bold). Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “Tenaga Listrik” yang merupakan lingkup usaha utama. Red Dot (bulatan merah) di ujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah digunakan saat Bernama PT PLN PJB I. titik inimerupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan, dengan s imbol yang kecil ini, di harapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
Dari gambar logo PT Indonesia Power pada gambar 2.1 makna warna MERAH menunjukan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri. Kemudian makna dari warna BIRU diaplikasikan pada kata POWER, pada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER, makna warn aini menunjukan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri berteknologi tinggi, efisien, aman dan ramah lingkungan.
2.4 Nilai Perusahaan
Menteri BUMN mencanangkan tagline baru, yaitu “BUMN untuk Indonesia“
seperti pada gambar 2.2. Melalui tagline ini, diharapkan BUMN bukan hanya berjaya di negeri sendiri, namun juga bisa go global dan berhasil menancapkan mendera merah putih di luar negeri.
Menteri BUMN juga menyampaikan standar baru untuk semua jajarannya, sebagai panduan professional dan moral para pegawai BUMN seluruh Indonesia.
Poin utama kebijakan Menteri BUMN pada tahun 2020 adalah bekerja profesional dengan cara; (1) Transparan, (2) Kinerja jelas , dan (3) Kecepatan kerja. Selain standar kerja tersebut, landasan moral dan etis pegawai BUMN juga ditetapkan.
Kebijakan mengenai ini sebagai penyelarasan surat edaran BUMN No. 35 tahun
2019 tentang pengelolaan BUMN bebas korupsi, serta surat Menteri BUMN No.
35 tahun 2020 pelaksanaan Perpres No.54 tahun 2018 tentang strategi nasional pencegahan korupsi. Semua BUMN diharuskan menerapkan sistem manajemen anti penyuapan (SMAP) dengan memperoleh sertifikasi SNI ISO 37001 tahun 2016.
Gambar 2. 2 Nilai Akhlak PT. Indonesia Power
Untuk memudahkan dalam implementasinya, landasan moral pegawai BUMN ditetapkan dalam enam karakter utama yang disingkat AKHLAK, yaitu :
A: Amanah K: kompetensi H: Harmonis L: Loyalitas A: Adaptif K: Kolaborasi
Mengambil salah satu karakter AKHLAK, yaitu Adaptif dan Kolaborasi, maka PLN dan anak-anak perusahaannya berupaya untuk menyesuaikan diri dengan berbagai dinamika saat ini, baik yang terjadi di tingkat nasional maupun global.
Adaptif adalah bagian dari dynamic capability dalam strategic management (wang & ahmed, 2007) dan kolaborasi adalah strategi bisnis di era disrupsi dari pengembangan resources base view sehingga deperlukan pemimpin yang memiliki kemampuan strategic change leadership. Pemimpin di BUMN dituntut menjadi leading change.
2.5 Ruang Lingkup Usaha PT. Indonesia Power
pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Saat ini, Indonesia Power memasok lebih dari separuh atau sekitar 54% kebutuhan pangsa pasar tenaga listrik system Jawa-Bali.
Kemampuan tersebut didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia Power merupakan pembangkit yang memiliki sejumlah pembangkit yang terdiri dari Power Generation Unit (PGU), Operation and Maintenance Service Unit (OMU), Power Generation and O&M Service Unit, Maintenance and Services Unit (MSU), Project Unit (PRU) dengan kapasitas terpasang total sebesar 14.114.3 MW. Ini merupakan kapasitas terbesar yang dimiliki perusahaan di Indonesia.
2.5.1 Power Generatiom Unit (PGU)
Power Generation Unit merupakan bisnis utama PT Indonesia Power yang berperan dalam pembangkitan tenaga listrik melalui 4 Power Generation Unit (PGU) dengan total kapasitas terpasang sebesar 5.505,3 Mega Watt dari 4 PGU seperti pada tabel 2.1, berikut:
Tabel 2. 1 Unit PGU PT. Indonesia Power
Unit Pembangkit Kapasitas (MW) Unit Lokasi
Suralaya PGU 3.400 PLTU Cilegon
Mrica PGU 310 PLTA Banjarnegara
Semarang PGU 1.238,3 PLTU, PLTG, PLTGU, PLTD
Semarang
Bali PGU 557 PLTG, PLTD Bali
Total Kapasitas 5.505,3 MW
1. Suralaya Power Generation Unit
Suralaya Power Generation Unit merupakan unit pembangkit PT. Indonesia Power yang memiliki kapasitas 3.400 Mega Watt, yang dibangkitakan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berlokasi di cilegon.
2. Mrica Power Generation Unit
Mrica Power Generation Unit merupakan unit bisnis pembangkit PT.
Indonesia Power yang memiliki kapasitas 310 Megawat, listrik yang dibangkitkan melalui proses Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTU), yang
berlokasi di Banjarnegara, Jawa Tengah.
3. Semarang Power Generation Unit
Merupakan unit pembangkit yang memiliki kapasitas 1.238,3 Mega Watt, yang dibangkitkan dari berbagai macam pembangkit tenaga listrik yaitu, PLTU, PLTG, PLTGU, dan PLTG. Semarang PGU berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah.
4. Bali Power Generation Unit
Unit pembangkit Bali memiliki kapasitas sebesar 557 Mega Watt yang dihasilkan dari proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Diesel. Unit pembangkit ini berlokasi di Bali
2.5.2 Power Generation O&M Servce Unit (POMU)
Indonesia Power memiliki 5 (lima) Power Generation and O&M Service Unit (POMU) dengan total Kapasitas terpasang sebesar 5.707 MW seperti pada tabel 2.2:
Tabel 2. 2 O&M Service Unit (POMU) Unit Existing
Kapasitas [MW]
Unit Lokasi
Grati POMU 864 PLTGU Pasuruan
Saguling POMU 797 PLTA Bandung
Priok POMU 1248 PLTU,PLTGU,
PLTD, PLTG
Cilegon
Kamojang POMU 375 PLTP Garut
Houltecamp POMU 2 x 10 PLTU Jayapura
Total Kapasitas 3.304 MW
2.5.3 Operation and Maintenance Service Unit (OMU)
Indonesia Power mengoperasikan dan memelihara pembangkit dengan total kapasitas terpasang sebesar 5.281 MW melalui 13 Operation and
Tabel 2. 3 Operation and Maintenance Unit (OMU) Unit Existing Kapasitas
[MW] Unit Lokasi
Banten Suralaya OMU 625 PLTU Cilegon
Labuan OMU 2 x 300 PLTU Pandeglang
Lontar OMU 3x 315 PLTU Tangerang
Barru OMU 2 x 50 PLTU Sulawesi Selatan
Sanggau V OMU 2 x 7 PLTU Kalimantan Barat
Jeranjang OMU 3 x 25 PLTU NTB
Kalbar 1 OMU 2 x 100 PLTU Kalimantan Barat
Pelabuhan Ratu OMU 3 x 350 PLTU Sukabumi
Adipala OMU 660 PLTU Cilacap
Pangkalan Susu OMU 2 x 200 PLTU Langkat
Cilegon OMU 740 PLTGU Serang
Sintang OMU 3 x 7 PLTU Kalimantan Barat
Berau OMU 2 x 9 PLTU Berau
Total Kapasitas 5.265 MW
2.5.4 Maintenance Service Unit (MSU)
PT Indonesia Power memiliki Maintenance Service Unit (MSU) yang berfungsi sebagai talent pool dalam rangka memelihara unit pembangkit listrik yang dimiliki oleh PT Indonesia Power. Dalam pertumbuhan pasar ketenagalistrikan yang cepat, MSU telah mengembangkan produk-produk jasa pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan telah eksis menjadi pengelola pemeliharaan pembangkit kelas dunia yang tetap berusaha menjalin hubungan kerja multinasional di bidang pembangkitan dengan mengaplikasikan teknologi baru yang bersahabat dengan lingkungan.
Beberapa produk jasa pemeliharaan yang dapat dilakukan UJH adalah:
1. Overhaul berbagai macam pembangkit (PLTU, PLTG, PLTGU, PLTA, PLTP, PLTD/PLTDG)
2. Remaining Life Assesment peralatan pembangkit (Boiler/HRSG, Turbin, Generator, Trafo)
3. Test & Diagnostic peralatan pembangkit
4. Analisa dan troubleshooting permasalahan vibrasi/rotating equipment.
5. Root Case Failure Analysis peralatan pembangkit 6. Low speed balancing
7. Commissioning atau pendampingan unit pembangkit 8. Supervisi EPC pembangit listrik
9. Relokasi peralatan pembangkit 10. Rewinding rotor dan stator generator 11. Retrofit control system
12. Rehabilitasi/recovery gangguan unit pembangkit 13. Setup manajemen pemeliharaan pembangkit
14. Setup percepatan pelatihan pemeliharaan overhaul unit pembangkit 2.5.5 Project Unit (PRU)
Demi memenuhi kebutuhan pasar ketenagalistrikan khususnya di Indonesia, PT Indonesia Power dengan puluhan tahun pengalaman, telah berhasil menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya dalam memasok kebutuhan tenaga/daya listrik ke seluruh Indonesia. Dan saat ini kami siap melangkah maju untuk berbagi pengalaman (experience), keahlian (expertise) dan keunggulan (e xcellence) untuk membangun dan menyediakan sumber daya manusia terbaik, u nggul, dan mumpuni bagi perusahan Anda.
Solusi komprehensif kami tawarkan melalui program ‘’Beyond kWh”, yang meliputi seluruh aspek pembangkit antara lain:
- Operation & Maintenance Services
- Maintenance, Repair & Overhoul Solutions - Operation Development Program
- Enterprise Asset Management
- Primary Energy & Port Management 2.6 Semarang Power Generation Unit (PGU)
Unit Pembangkitan Semarang seperti pada gambar 2.3 dibangun pada bulan September 1973 dan selesai pada tahun 1978 oeh PLN Proyek Induk Pembangkitan Thermis (PIKITTERM) yang menghasilkan PLTU Unit 1 dan 2 siap untuk dioperasikan. Sesuai dengan keputusan Kepala Wilayah XIII No.
003/PW/XII/81, pada tanggal 1 Juli 1981 diresmikan PLTU Sektor Semarang Unit 1 dan 2 berkapasitas 100 MW.
Gambar 2. 3 Unit Pembangkit Semarang PGU
Sebagai salah satu Unit Pembangkit Listrik yang dimiliki PT INDONESIA POWER SEMARANG POWER GENERATION UNIT (PGU) terdiri dari 4 jenis pembangkit, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan sebagai Sub Unit yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).Unit Pembangkitan Semarang memegang peranan penting dalam menjaga kehandalan dan mutu sistem kelistrikan Jawa – Bali, Serta memberikan kontribusi Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan pembangkit jenis combined cycle. Pembangkit jenis ini memanfaatkan gas panas pembuangan dari pembangkit tenaga gas untuk memanasi air dalam pipa-pipa HRSG menjadi uap untuk menggerakkan turbin uap. Penggunaan teknologi combined cycle menjadikan operasi pembangkit lebih efisien sebab cara ini memanfaatkan gas panas pembuangan pembangkit listrik primer menjadi tenaga listrik pada tahap sekunder. Selain itu, pembangkit tenaga gas merupakan pembangkit yang akrab dengan lingkungan karena tingkat pembakarannya yang hampir sempurna
menghasilkan emisi karbon dioksida dan limbah lain yang sangat rendah. Jadi, selain efisien, jenis pembangkit ini merupakan bukti kepedulian terhadap lingkungan. Sedangkan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan jenis pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak.
2.7 Kapasitas Daya PT. Indonesia Power Semarang PGU
Kapasitas daya yang dimiliki oleh Semarang Power Generation Unit Memiliki kapasitas daya terpasang sebesar 1.238,3 MW yang dihasilkan dari 4 jenis pembangkit. Rincian daya terpasang pada pembangkit Semarang Power Generation Unit terlihat pada tabel 2.4 berikut :
Tabel 2. 4 Rincian Daya Terpasang Semarang PGU
MESIN
Daya Terpasang
(MW)
Merek Mesin Tahun Operasi
TAMBAK LOROK 01 0 GE 1978
TAMBAK LOROK 02 0 GE 1978
TAMBAK LOROK 03 200 Mitsubishi 1983
TAMBAK LOROK GT 1.1 109.65 GE 1993
TAMBAK LOROK GT 1.2 109.65 GE 1993
TAMBAK LOROK GT 1.3 109.65 GE 1993
TAMBAK LOROK ST 1.0 188 GE 1997
TAMBAK LOROK GT 2.1 109.65 GE 1996
TAMBAK LOROK GT 2.2 109.65 GE 1996
TAMBAK LOROK GT 2.3 109.65 GE 1997
TAMBAK LOROK ST 2.0 188 GE 1997
CILACAP 01 0 Westing House 1996
CILACAP 02 0 Westing House 1996
SUNYARAGI 0 Alsthom 1976
PLTD KARIMUNJAWA 4.4 Wartsila 2017
TOTAL DAYA 1.238,3 MW
2.8 Lokasi PT. Indonesia Power Semarang PGU
Gambar 2. 4 Lokasi PT. Indonesia Power Semarang PGU
Sepertti pada gambar 2.4 PT. Indonesia Power Semarang PGU berlokasi di area seluas 40 hektar di teluk Tanjung Mas, Semarang. PT. Indonesia Power Semarang PGU memiliki kapasitas terpasang sebesar 1.238,3 MW terdiri dari 3 pembangkit yaitu :
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) - Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) - Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
- Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebagai sub unit
BAB III
TINJAUAN KHUSUS 3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap dan yang juga biasa disebut Combine Cycle Power Plant. Merupakan terobosan dalam pembangkit energi listrik dimana pembangkit ini menggantikan pembangkit listrik yang kurang efisien dan memiliki polisi udara yang sangat tinggi dikarenakan menggunakan minyak dan batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik konvensional. (Alyah, 2015)
Gambar 3. 1 Siklus Kerja PLTGU Tambak Lorok Combine Cycle Power Plant seperti pada gambar 3.1 memiliki berbagai keuntungan yaitu :
a. Memiliki modal biaya yang rendah dibandingkan dengan pembangkit tenaga listrik konvensional
b. Memiliki konstuksi yang ringkas, di desain saling terhubung antara (GTG) Gas Turbie Generator HRSG (Heat Recovery Steam Generator), dan STG (Steam Turbine Generator).
c. Membutuhkan bahan bakar yang berbiaya rendah dibandingkan bahan bakar fosil.
d. Memiliki emisi yang lebih sedikit dibandingkan pembangkit tenaga listrik yang berbahan bakar fosil.
e. Memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu sekitar 50-62%. Dalam pemanfaatan gas buang dari GTG.
3.2 Komponen Pada PLTGU
Dalam proses kerja PLTGU terbagi atas 3 proses system kerja yaitu proses pada GTG (Gas Turbine Generator), HRSG (Heat Recovery Steam Generator), dan STG (Steam Turbine Generator).
3.2.1 Komponen Utama Pada Gas Turbine Generator (GTG)
Gambar 3. 2 Gas Turbine Generator
Menurut gambar 3.2 komponen pada Gas Turbine Generator (GTG) terdiri dari :
a. Motor Cranking, adalah motor yang digunakan untuk penggerak mula pada poros turbin pada saat starting GTG. Sebelum turbin memiliki tenaga dari proses pembakaran, turbin akan di putar menggunakan bantuan Motor Cranking.
b. Combustion Chamber, merupakan system ruang bakar atau tempat untuk melakukan proses pembakaran bahan bakar, dimana setelah udara bertegangan tinggi dari compressor bertemu dengan bahan bakar proses pembakaran diawali dengan oemantikan api melalui igniter yang merupakan pemantik bahan bakar di ruang pembakaran.
c. Kompresor Kompresor berfungsi untuk menghisap udara dari luar dan memampatkanya sehingga menjadi udara bertekanan tinggi kemudian digunakan untuk proses pembakaran dan pendingin turbin.
d. Turbin Gas, merupakan komponen yang berputar oleh gas bahan bakar yang bertekanan panas yang di hasilkan oleh Combustin Chamber.
Turbin ini terdiri dari sudu yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat bergerak apabila di aliri gas panas bertegangan tinggi.
e. Air Filter, merupakan komponen yang berfungsi sebagai penyaring udara yang akan digunakan dalam proses pembakaran dan pendingin turbin agar lebih bersih dan memenuhi syarat.
f. System Pelumasan (Lube Oil System), komponen yang berfungsi untuk melumasi komponen yang bergerak pada GTG dan bearing, disamping itu komponen ini juga menyuplai minyak untuk system Hydraulic Oil Pump.
g. System Hidrolik (Hydraulic System), komponen ini digunakan untuk menggerakan main stop valve, dimana dalam mekanisme operasinya untuk membuka dan menurut main stop valve diperlukan hidrolik diambil dari Piping System pelumas turbin gas kemudian dipompa dengan Hydraulic Oil Pump.
h. Control Compartment, merupakan ruangan control kerja generator.
Didalam control compartment atau Panel Control Generator, terdapat relay pengaman untuk generator.
3.2.2 Komponen Pada Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
Energi panas yang terkandung dalam gas buang/saluran keluaran turbin gas yang temperaturnya masih cukup tinggi dialirkan masuk ke dalam HRSG untuk memanaskan air di dalam pipa–pipa pemanas (evaporator), selanjutnya keluar melalui cerobong pembuangan (stack). Air di dalam pipa–pipa pemanas yang berasal dari drum mendapat pemanasan dari gas panas tersebut, sebagian besar akan berubah menjadi uap dan yang lain masih berbentuk air. Campuran air dan uap selanjutnya masuk kembali ke dalam drum. Di dalam drum, uap dipisahkan dari air dengan menggunakan pemisah uap yang disebut Separator. Uap yang sudah terpisah dari air selanjutnya dipanaskan lebih lanjut, sehingga kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan turbin uap, sedangkan air yang tidak menjadi uap disirkulasikan kembali ke pipa–pipa pemanas, bersama–sama dengan
air pengisi yang baru. Demikian proses ini berlangsung terus menerus selama unit beroperasi.
Heat Recovery Steam Generator terdiri dari beberapa bagian elemen yaitu pemanas awal kondensat (kondensat preheater), ekonomiser, evaporator, dan superheater yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Pada sub bab ini akan membahas fungsi masing-masing elemen pada Heat Recovery Steam Generator seperti pada gambar 3.3.
Gambar 3. 3 Heat Recovery Steam Generator
a. Condensate preheater Merupakan tempat pemanasan awal air umpan dari HPH2 sebelum masuk ke FWT HRSG agar air umpan yang akan didihkan mengalami kenaikan suhu. Umumnya condensate preheater menempati posisi bagian atas sekali daripada posisi pipa-pipa pemanas yang ada dan diikuti oleh pipa-pipa lainnya.
b. Ekonomiser Adalah alat penukar kalor yang menaikkan suhu air yang keluar dari FWT HRSG yang tekanannya paling tinggi sampai ke suhu jenuh. Disini pemanasan dilakukan oleh gas yang keluar dari pemanas lanjut dan pipa penguap. Ekonomiser ini ada yang menggunakan pipa biasa dan pipa yang bersirip.
c. Evaporator Air dari tangki melalui ekonomiser ke evaporator. Pada
evaporator dengan adanya pipa penguap akan terjadi pembentukan uap, dimana media pemanasan dilakukan oleh gas yang keluar dari pemanas lanjut (superheater). Adapun jenis evaporator yang umum digunakan, seperti : evaporator bersirkulasi bebas (alami) dan evaporator sirkulasi paksa.
d. Superheater Alat penukar kalor ini digunakan untuk mengubah uap jenuh pada evaporator menjadi uap kering. Gas dari buangan turbin gas mula-mula dilewatkan pada superheater untuk memanaskan uap pada pipa-pipa superheater. Selanjutnya uap dari superheater ini akan langsung diteruskan ke turbin uap. Selain komponen-komponen utama diatas.
3.2.3 Komponen Pada Steam Turbine Generator
(
STG)Gambar 3. 4 Steam Turbine Generator
Menurut gambar 3.4 komponen pada Steam Turbine Generator (STG) terdiri dari :
a. Turbin Uap (Steam Turbine), berfungsi untuk mengekspansi uap Super Heat hingga menghasilkan energi mekanis untuk menggerakan generator.
b. Generator, berfungsi untuk mengasilkan energi listrik di mana dlamnya terjadi proses energi mekanis menjadi energi listrik.
c. Kondensor (Condenser), berfungsi sebagai penampungan air condensate sekaligus sebagai tempat pendinginan uap bekas hasil ekspansi turbin uap dimana media air laut digunakan sebagai media pendinginya.
d. System minyak pelumas turbin uap digunakan untuk melumasi bearing turbin uap dan bearing generator, dimana pada system ini terdapat peralatan Main Lube Oil Pump, Lube Oil Pump, Emergency Oil Pump, dan Lube Oil
Cooler.
e. System pendingin Minyak, pelumas digunakan untuk mendinginkan temperature minyak pelumas yang tinggi setelah digunakan untuk melumasi bearing-bearing turbin uap dan generator yang kemudian masuk kedalam Lube Oil Cooler, dimana media pendingin digunakan adalah air.
Peralatan pendukung PLTGU adalah sebagai berikut : - Sistem minyak pelumas turbin uap
Digunakan untuk melumasi bearing turbin uap dan bearing generator, dimana pada sistem ini terdapat peralatan Main Lube Oil Pump (MOP), Lube Oil Pump (LOP), Emergency Oil Pump (EOP) dan Lube Oil Cooler. Mula–mula pada kondisi dimana turbin uap masih dalam putaran turning gear, maka sistem pelumasan akan didistribusikan dan disirkulasi minyak, dengan Auxiliary lube oil pump. Selanjutnya setelah turbin uap berputar dan sampai kondisi berbeban, maka seluruh sistem pelumasan akan didistribusikan dan disirkulasikan minyak pelumas ini dengan menggunakan main lube oil pump (MOP).
- Sistem Hidrolik
Hydraulic power unit (HPU) digunakan untuk membuka maupun menutup pada valve-valve di GTG serta IPC dan APC pada turbin uap. Di mana yang digunakan untuk sistem hidrolik ini merupakan minyak hidrolik yang tertampung di dalam tangki dan disuplai dengan menggunakan pompa minyak hidrolik (hydraulic oil pump).
- Sistem Pendingin Siklus Tertutup
Terdiri dari Closed Cycle Cooling Water Heat Exchanger (CCCW), Closed Cycle Cooling Water Pump (CCCWP). Sirkulasi air pendingin ini digunakan untuk mendinginkan turbin uap Lube Oil Cooler (LOC), turbin uap Generator Hydrogen Cooler (GHC) dan Hydraulic Oil Cooler serta bearing – bearing pompa di HRSG. Air dari sisi outlet CCCW yang bertemperatur lebih rendah setelah didinginkan dengan air laut yang diambil dari sisi discharge CWP akan digunakan sebagai media pendingin di dalam LOC dan GHC selanjutnya dari sisi outlet peralatan ini, air yang bertemperatur lebih tinggi dipompa
menggunakan CCCWP masuk ke dalam CCCW, demikian siklus air ini berlangsung secara tertutup.
- Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
Rotor generator pada GTG dan STG PLTGU Blok 2 di couple dengan turbin sehingga rotor ikut berputar. Perputaran ini menghasilkan energi listrik dengan bantuan penguat atau exciter mencapai 18 kV yang kemudian oleh Generator Transformer di naikkan (Step Up) menjadi 150 kV. Energi yang di hasilkan kemudian di salurkan GIS (gas insulated switchgear) menuju gardu induk melalui transmisi tegangan tinggi dan akhirnya energi listrik tersebut di salurkan ke konsumen.
3.3 Prinsip Kerja PLTGU
Prinsip kerja PLTGU, khususnya di PLTGU Tambak Lorok PT. Indonesia Power Semarang PGU memiliki 2 Blok dengan konfigurasi seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Konfigurasi PLTGU Tambak Lorok
PLTGU BLOK 1 PLTGU BLOK 2
GTG 1.1 GTG 2.1
GTG 1.2 GTG 2.2
GTG 1.3 GTG 2.3
HRSG 1.1 HRSG 2.1
HRSG 1.2 HRSG 2.2
HRSG 1.3 HRSG 2.3
STG 1.0 STG 2.0
Pada PLTGU Tambak Lorok Setiap GTG (Gas Turbine Generator) dapat menghasilkan daya 109,65 MW, sedangkan setiap unit STG (Steam Turbine Generator) dapat menghasilkan daya sebesar 188 MW.
PLTGU Tambak Lorok memiliki siklus Combined cycle, dimana gas panas hasil proses GTG yang bersuhu 560c dari system open cycle dari PLTG yang keluar dari turbin dimanfaatkan untuk membuat uap yang bertekanan tinggi . Gas buang tersebut terlebih dahulu diatur oleh selector valve atau diverter dumper yang juga mengarahkan gas panas menuju HRSG (Heat Recovery Steam
Panas/kalor di pindahkan dari gas buang tersebut seluruhnya berpindah dengan cara konveksi ke air yang berada dalam pipa. Air sengaja dialirkan berlawanan arah dengan gas panas agar lebih cepat mendapatkan uap.
Gambar 3. 5 Diagram Blok Sederhana Combined Cycle
Dengan adanya konversi energi gas panas bertemu dengan air yang keluar dari kondensor seperti pada gambar 3.5 maka akan menghasilkan uap. Uap nantinya akan terbagi dua bagian yaitu Low Pressure dan High Pressure.
A. Low Pressure System
1. Air yang keluar dari kondensor utama akan dimasukan ke Low Pressure Economizer untuk dipanaskan sampai suhu tertentu , agar mempermudah proses penguapan.
2. Air yang sudah keluar dari Economizer selanjutnya akan masuk ke Daerator untuk dihilangkan non consendanle gas dalam air.
3. Setelah air masuk Low Pressure Drum yang mempunyai fungsi memisahkan uap dan air, kemudian air tersebut akan dimasukan ke dalam Low Pressure Evaporator guna dipanaskan sampai uap namun masih bercampur air.
4. Setelah uap masuk ke Low Pressure Drum untuk di pisahkan uao dan air, kemudian yang masih dalam keadaan air maka akan di proses lagi ke
Evaporator, lalu yang menjadi uap akan dimasukan kedalam Low Pressur Superheater.
5. Low Pressure Superheater akan memproses uap tadi menjadi lebih kering dan bertekananm, Setelah itu Uap disalurkan ke LP Steam Header.
6. Ketika uap Low Pressure dimasukan kedalam turbin akan melewati dua katup yaitu MSC (Main Stop Valve) untuk menjaga agar benda asing tidak masuk ke turbin dan MCV (Main Control Valve) untuk mengatur jumlah tekanan uap yang akan masuk ke turbin, lalu uap akan memasuki turbin Low Pressure.
B. High Pressure System
1. Air yang keluar dari kondensor utama akan dimasukan ke High Pressure Economizer untuk dipanaskan sampai suhu tertentu, agar mempermudah proses penguapan.
2. Air yang sudah keluar dari Economizer selanjutnya akan masuk ke Daerator untuk dihilangkan non consendable gas dari air.
3. Setelah itu air akan masuk ke High Pressure Drum yang mempunyai fungsi untuk memisahkan uap dan air, lalu air tersebut dimasukan ke dalam Low Pressure Evaporator untuk dipanaskan sampai menjadi uap namun masih tercampur dengan air.
4. Setelah itu uap masuk ke dalam High Pressure Drum untuk dipisahkan uap dan airm bagi yang menjadi uao akan dimasukan ke High Pressure Superheater.
5. Low Pressure Superheater akan membuat uap tadi menjadi lebih kering dan bertekanan tinggi, setelah itu uap dimasukan lagi ke High Pressure Superheater supaya uap lebih kering kemudian disalurkan ke High Pressure Steam Drum Header.
6. Saat uap Low Pressure akan dimasukan ke turbin akan melewati dua katup yaitu MSV untuk menjaga benda asing masuk dan MCV agar jumlah tekanan yang masuk ke turbin dapat diatur tekanan uapnya, setelah itu uap akan dimasukkan ke High Pressure Steam Turbine.
Generator yang terkopel oleh kedua turbin tersebut akan berputar dan
menghasilkan tegangan 11,5 KV dan daya 109,65 MW dengan kecepatan putar turbin 3000 rpm. Uap bekas dari turbin tadi di embunkan lagi di condenser kemudian air kondensat di pompa oleh condensate pump, kemudian dimasukan lagi ke dalam daereator dan oleh feed water pump dipompa lagi ke dalam drum untuk kembali diuapkan.
Daya listrik yang dihasilkan pada proses Open Cycle menghasilkan daya lebih kecil dibandingkan dengan daya listrik yang dihasilkan pada proses produksi listrik Combine Cycle. Pada praktiknya siklus tersebut disesuaikan dengan kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya hanya diinginkan Open Cycle karena pasokan daya dari Open Cycle sudah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Sehingga stack holder yang membatasi antara cerobong GTG dan HRSG dibuat cl ose, dengan demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong Exhaust, apabila dengan Open Cycle kebutuhan masyarakat belum tercukupi maka diambil langkah untuk menerapkan Combine Cycle atau Close Cycle. Namun demikian dalam system mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih baik pada kondisi Continous Running. Apabila mesin berhenti akan banyak mengakibatkan korosi, perubahan setting, mur atau baut yang mulai kendur dan sebagainya . se;ain itu dengan continuous running lebih mengefektifkan daya, sehingga daya yang akan dihasilkan lebih besar.
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti Kegiatan Kuliah Kerja Lapanagn secara langsung yang telah dilaksanakan pada 07 Februari 2024 oleh Program Studi S1 Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Muhamadiyah Semarang dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya Kegiatan ini yaitu untuk menambah ilmu serta wawasan bagi mahasiwa mengenai dunia kerja serta memberikan sedikit gambaran bagi mahasiswa mengenai dunia kerja sebelum nantinya akan terjun ke dalam dunia kerja itu sendiri.
Kuliah kerja lapangan di PLTGU Tambak Lorok memberikan manfaat yang signifikan bagi mahasiswa dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kerja. Kegiatan ini membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sistem operasi dan kontrol PLTGU, meningkatkan pengetahuan teknis, dan memperoleh softskill yang diperlukan di dunia kerja.
PLTGU Tambak Lorok, salah satu pembangkit listrik terbesar di Indonesia yang menggunakan teknologi gas uap, menggunakan teknologi yang canggih dan efisien. PLTGU Tambak Lorok memainkan peran penting dalam menyediakan energi listrik kepada masyarakat di Jawa Tengah.
4.2 Saran
Berdasarkan kegiatan kuliah kerja lapangan yang telah dilaksanakan, sebaiknya Fakultas harus memberikan pedoman yang jelas kepada mahasiswa tentang bagaimana dan apa yang harus dimasukkan dalam laporan KKL. Fakultas juga harus menyediakan narasumber yang kompeten untuk membantu mahasiswa membuat laporan tersebut. Fakultas juga dapat bekerja sama dengan PLTGU untuk menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Alyah, M. (2015). Combined Cycle Power Plants Working Group Members.
91 (September).
Arafat, M. (2019). LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN-converted (2).
Scribd. https://www.scribd.com/document/532330355/LAPORAN- KULIAH-KERJA-LAPANGAN-converted-2
Hanif, A. (2019). Laporan Kerja Praktek Agus. Scribd.
https://www.scribd.com/document/357608587/Laporan-Kerja-Praktek- Agus
HARIO. (2019). LAPORAN PKL A. Muhammad Hario Mattuppuang. Scribd.
https://www.scribd.com/document/534206292/LAPORAN-PKL-A- Muhammad-Hario-Mattuppuang
Kota, P. (2024). Corporate Social Responsibility (CSR) & Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Kota Semarang | Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Semarang. Semarangkota.go.id.
https://csr.semarangkota.go.id/perusahaan/detail_perusahaan/35 Sekilas Indonesia Power. (2019). Plnindonesiapower.co.id.
https://www.plnindonesiapower.co.id/id/profil/Pages/Sekilas-Indonesia- Power.aspx
Suryady, S., & Susanto, T. (n.d.). Sistem Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap ( PLTGU).
Rasul, A. (2019). Analisa efisiensi turbin uap. Scribd.
https://www.scribd.com/document/444970073/Analisa-efisiensi-turbin-uap
LAMPIRAN Lampiran 1. Pemaparan Materi Oleh Perusahaan
Lampiran 2. Pemberian Plakat Kunjungan Industri
Lampiran 3. Foto Bersama