• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ACARA 2 “GEOREFERENCING, DIGITALISASI, DAN ATTRIBUTING”

N/A
N/A
Aqmal Fariztha

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ACARA 2 “GEOREFERENCING, DIGITALISASI, DAN ATTRIBUTING”"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ACARA 2

“GEOREFERENCING, DIGITALISASI, DAN ATTRIBUTING”

NAMA : M. AQMAL FARIZTHA RAQHIL

NIM : 2109086006 KELOMPOK : 8 (DELAPAN)

ASISTEN : MUHAMMAD AKHMAR

NIM : 1909086003

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2023

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis berasal dari gabungan 3 kata: Sistem, Informasi, dan Geografis. Dari ketiganya, dapat dipahami bahwa Sistem Informasi Geografis adalah penggunaan sistem berisi informasi mengenai kondisi Bumi dalam sudut pandang keruangan. Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) tidak bisa dipisahkan. SIG merupakan sistem khusus untuk mengolah data base yang berisi data referensi geografis dan memiliki informasi spasial. Masukan data SIG banyak diperoleh dari citra penginderaan jauh. Semua informasi itu diproses dengan menggunakan komputer yang kemudian dapat dikombinasikan menjadi informasi yang diinginkan. Jadi singkatnya, SIG merupakan sistem yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, dan menyajikan segala data yang berkaitan dengan kondisi geografis suatu wilayah.

ArcGis merupakan sotware berbasis Geographic Information System (GIS) yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue). Produk utama arcgis terdiri dari tiga komponen utama yaitu : ArcView (Berfungsi sebagai pengelola data komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (berfungsi sebagai editor dari data spasial) dan ArcInfo (Merupakan fitur yang menyediakan fungsi – fungsi yang ada di dalam GIS yaitu meliputi keperluan analisa dari fitur Geoprocessing). ArcGis pertama kali diluncurkan kepada publik sebagai software yang komersial pada tahun 1999 dengan versi (ArcGis 8.0) dengan perkembangan dan tuntutan akan fitur yang dibutuhkan ESRI selalu memberikan pembahuruan pada ArcGis, pada saat ini telah keluar versi yang terbaru update 2016 yaitu (ArcGis 13.0).

Oleh karena itu, kegiatan praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan dengan agar praktikan dapat memahami dan mengerti tentang apa itu SIG dan Arcgis serta proses- proses menggunakan dan mengaplikasikan software-software tersebut.

(3)

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:

a. Untuk mengetahui hasil dari georeferencing.

b. Untuk mengetahui kekurangan dari sistem koordinat geografi.

c. Untuk mengetahui patokan dalam georeferencing.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Saat ini, Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi semacam trend baru. Hampir semua kalangan, baik institusi pemerintah, swasta, industri, organisasi, maupun perorangan, tidak ketinggalan untuk mencicipi kecanggihan teknologi SIG. Jika dahulu SIG hanya dimanfaatkan oleh bidang ilmu yang terkait langsung dengan informasi spasial. Sekarang hampir semua bidang ilmu sudah memanfaatkan teknologi SIG. Bahkan SIG sudah memasuki kehidupan masyarakat luas. Lihat saja, komputer tablet dan gadget komunikasi, hingga kendaraan, sekarang sudah dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS) berikut peta digital di dalamnya. SIG memang sudah menjadi semacam kebutuhan umum. Meskipun tidak semua pengguna SIG tahu bahwa yang digunakannya adalah SIG. Tetapi sejatinya, secara langsung mereka sudah memanfaatkan teknologi SIG tersebut (Syam’ani, 2016).

Salah satu bentuk penyajian informasi spasial yang sudah sangat familiar bagi kita adalah peta. Akan tetapi, SIG tidak identik dengan pemetaan. SIG merupakan suatu sistem terintegrasi yang tidak hanya mengolah dan menyajikan informasi dalam bentuk peta statik, tetapi juga dapat dalam bentuk lain yang lebih informatif dan interaktif seperti animasi, simulasi tiga dimensi, dan perangkat lunak seperti Google Earth. Selain itu, pemetaan pada umumnya tidak merubah data antara input dan output. Sedangkan SIG dapat menghasilkan output informasi spasial baru yang sama sekali berbeda dari data spasial inputnya. Sebagai contoh, inputnya mungkin adalah peta bentuklahan, peta kemiringan lereng, dan peta kerawanan bencana alam. Informasi spasial outputnya dapat berupa peta kesesuaian permukiman (Syam’ani, 2016).

SIG merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang memiliki empat sub sistem berikut untuk menangani informasi geografis:

1. Memasukkan (input) data dan mengubah format data yang ada dalam format eksistingnya menjadi data digital dalam suatu format yang digunakan oleh sistem informasi geografis.

(5)

2. Mengolah (memanajemen) data, yaitu dapat menyimpan data yang sudah dimasukkan ke pengolahan data dan kemudian mengambil data tersebut pada saat yang diperlukan.

3. Memanipulasi dan menganalisis data yang ada sehingga dari sistem informasi geografis ini dapat diperoleh suatu informasi tertentu hasilnya.

4. Mengeluarkan (output) data, sehingga dari sistem informasi geografis dapat diperoleh informasi yang merupakan hasil olahan dalam sistem informasi geografis tersebut.

(Syam’ani, 2016).

ArGIS merupakan software GIS yang dikeluarkan oleh ESRI. Proses instalasi ArcGIS akan menginstall beberapa program seperti ArcMap, ArcCatalog, ArcGlobe dan ArcScene, dimana masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Selain itu juga terdapat beberapa fungsi untuk proses programming dengan Phyto, fungsi licence manager, dan beberapa tools lainnya. ArcMap merupakan program utama dalam ArcGIS yang digunakan untuk proses mulai dari menampilkan data, editing, analisis dan proses layout data spatial. ArcMap bekerja dengan data spatial dengan format vector maupun raster.

ArcCatalog digunakan untuk proses pengaturan data spatial. ArcCatalog digunakan untuk menampilkan direktori data, isi data spatial, proses copy/delete/move, input juga edit meta data. ArcScene adalah viewer tiga dimensi /3D yang cocok untuk menghasilkan pandangan dengan perspektif yang memungkinkan untuk melakukan menavigasi dan berinteraksi dengan fitur 3D dan data raster tersebut. Semua data dimuat ke memori, yang memungkinkan untuk navigasi relatif cepat baik dengan fungsi pan/geser maupun zoom.

ArcGlobe adalah bagian dari ekstensi ArcGIS 3D Analyst. Aplikasi ini umumnya dirancang untuk digunakan dengan data set yang sangat besar dan memungkinkan untuk visualisasi yang tidak terputus untuk data raster dan fitur peta lainnya (Satar, 2015).

Shapefile (.shp) adalah format penyimpanan yang cukup simpel dan mudah digunakan untuk lintas perangkat sehingga sering digunakan. Akan tetapi, untuk memastikan data shapefile tersimpan dan dapat digunakan dengan baik, harus dipastikan ketiga komponen berkas berupa berkas utama, berkas indeks, dan tabel dBse ada. Ketika menyimpan shapefile dari SIG, ketiga file tersebut akan otomatis tersimpan menjadi satu kesatuan

(6)

shapefile secara otomatis. Akan tetapi, ketika memindahkan shapefile ke perangkat lain, kelengkapan ketiga komponen tersebut harus dipastikan terlebih dahulu karena terkadang seringkali tidak ikut terbawa. Jika ada satu komponen saja yang tidak terbawa, berkas shapefile tidak akan bisa terbuka. Untuk memastikan data shapefile tertransfer dengan baik, selain melakukan pengecekan secara manual, pilihan lain untuk memastikan kelengkapan data adalah dengan melakukan kompresi terhadap seluruh berkas tersebut saat hendak dibagikan dan diekstrak kembali ketika hendak digunakan (Prayogo, 2020).

Proses inputing data spatial dari bentuk analog (cetakan) dilakukan dengan menggunakan alat digitasi. Dengan menggunakan hasil scan data tersebut ke format digital, digitasi dapat dilakukan secara langsung dengan screen computer. Tipe data spatial GIS system mencoba menggambarkan fitur dan fenomena yang ada di atas permukaan bumi kedalam bentuk peta dengan menterjemahkan data tersebut kedalam format yang bisa diolah oleh sistem GIS. Konsep dasar mengenai tipe data penting untuk menentukan cara yang paling efektif dan paling sesuai dalam menampilkan data spatial. Cara menamplkan data ini kemudian akan membantu dalam proses analisis dengan GIS (Satar, 2015).

Langkah-langkah untuk menampilkan informasi dengan HTML Popup pada ArcGIS adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan data atau informasi yang ingin ditampilkan pada ArcGIS dengan HTML Popup. Data yang dapat dipersiapkan adalah data koordinat, foto, informasi sejarah, dan sebagainya.

2. Menambahkan data pada lembar kerja ArcGIS.

3. Memasukkan data koordinat (misalnya diperoleh dari google earth) yang telah dirapikan pada Ms.excel, dengan memilih file → add data → add XY data.

4. Selain dengan memasukkan koordinat, dapat dilakukan dengan membuat shapefile baru (misalkan wisata) → menentukan lokasi dari nilai koordinat yang sama pada peta → tandai lokasi tersebut dengan point.

5. Menambahkan kolom/field baru untuk menampilkan nama wisata. Klik kanan pada layer → open attribute tabletable optionadd field , masukkan nama dan type text → hidupkan editor kemudian tuliskan nama objek.

(Prayogo, 2020).

(7)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:

1. Komputer/Laptop 2. Charger Laptop

3.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktium kali ini yaitu:

1. Data administrasi 2. Software ArcGIS 3. Kertas HVS A4

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Pembuatan Peta Administrasi

Adapun tahapan pembuatan peta administrasi yaitu:

1. Buka Program Arc Map dari start menu > Program > ArcGis > ArcMap 10 2. Untuk menampilkan peta yang akan di-Georeferencing, browse data dari

direktorinya melalui icon Add Data. Jika muncul peringatan Create Pyramid, pilih No untuk langsung memulainya.

3. Beri koordinat pada layer dengan cara klik kanan pada layer > Properties >

Coordinate system. Pilih Predefined, lalu sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk modul ini digunakan Geographic Coordinate System karena koordinat peta pada latihan berupa DMS. Jika koordinat memiliki satuan meter, pilih Projected Coordinate System > UTM > WGS 1984 > sesuaikan dengan zona wilayah.

4. Aktifkan Georeferencing tool pada toolbars dari View > Toolbar >

Georeferencing, atau klik kanan pada tools bar, lalu ceck Georeferencing.

(8)

5. Add Control Point pada Georeferencing tool. X (hijau) merupakan source (koordinat gambar) dan X (merah) merupakan destination (koordinat sebenarnya).

6. Zoom pada gambar koordinat yang berpotongan untuk mempermudah pembuatan titik.

7. Klik kiri titik perpotongan > klik kanan > input DMS or Lon and Lat. Jika koordinat berupa Desimal Degree atau UTM, langsung pilih Input X and Y. Buat titik ikat minimal 4 titik ikat yang bersebrangan untuk mempermudah koreksi.

8. Georeferencing -> Rectify. Pilih folder output dan atur nama filenya (format option).

3.2.2 Prosedur Digitalisasi

Adapun tahapan pembuatan digitalisasi yaitu:

1. Buka aplikasi ArcMap 2. Klik Add Data

3. Tambahkan ke ArcMap, peta hasil scanning yang sudah direktifikasi dan Feature Class Danau dari Personal geodatabase.

4. Sehingga di Table Of Content (TOC) muncul dua buah layer 5. Dari toolbar editor klik Editor Start Editing

6. Pastikan pada drop-down Task : Create New Feature dan drop-down Target : Danau

7. Klik tombol Sketch Tool untuk memulai digitasi.

8. Zoom ke salah satu obyek danau hingga cukup elas untuk didigitasi.

9. Klik pada tepi obyek untuk memulai digitasi sehingga seluruh tepi obyek terdigitasi.

10. Dobel-klik atau tekan F2 untuk mengakhiri. Lakukan langkah yang sama untuk obyek di tempat lain yang terpisah.

11. Untuk mengubah bentuk hasil digitasi, pilih Task: Reshape Feature dan digitlah perubahan batas yang ada.

12. Untuk membuat poligon yang berbatasan langsung dengan poligon lain, pilih Task : Auto-Complete Polygon dan aktifkan fungsi snapping dengan mengeklik Editor – Snapping.

(9)

13. Jika telah selesai mendigitasi, simpan hasilnya dengan mengeklik Editor – Save Edits atau Stop Editing.

(10)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Geodatabase

Secara umum, geodatabase ArcGIS adalah kumpulan dataset geografis yang terintegrasi dan menjadi pusat data yang dapat digunakan dalam mengelompokkan data, baik spasial maupun nonspasial, sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi dan analisis dalam analisis spasial. Geodataset yang dimuat dalam geodatabase terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

 File geodatabases: File geodatabase disimpan sebagai beberapa file dalam folder dengan ekstensi .gdb. Setiap dataset terkandung dalam satu file. Secara default, file dapat bertambah hingga 1 TB, tetapi ini dapat diubah menjadi 4 atau 256 TB menggunakan kata kunci konfigurasi.

Mobile geodatabases: Geodatabase seluler disimpan dalam database SQLite yang semuanya terdapat dalam satu file dan memiliki ekstensi .geodatabase.

Enterprise geodatabases: Juga dikenal sebagai geodatabase multipengguna, perusahaan geodatabase disimpan dalam database relasional. Mereka hampir tidak terbatas dalam ukuran dan jumlah pengguna; batasannya berbeda tergantung pada vendor sistem manajemen basis data (DBMS).

Dalam geodatabase, terdapat pula berbagai dataset penting yang dapat dikumpulkan yaitu:

1. Kelas Fitur ( Point, poligon, garis, anotasi, dimensi, multipoints, multipatches) 2. Raster dan Mosaic (Raster adalah sekumpulan sel yang disusun dalam baris dan

kolom dan merupakan kumpulan data yang umum digunakan dalam GIS dan Dataset mosaik adalah model data yang merupakan gabungan dari katalog raster dan dataset raster, yang mewakili tampilan katalog raster saat itu juga).

3. Tabel (Tabel memiliki peran yan cukup krusial dalam ArcGIS, seperti dalam aplikasi database tradisional).

(11)

4.2 Georeferensing

Georeferencing merupakan proses dalam sistem informasi geografis untuk memberikan referensi koordinat pada data raster yang belum memiliki koordinat. Raster yang digunakan berupa citra satelit, foto udara, peta hasil scanning (peta analog), dan peta digital. Data tersebut belum mempunyai referensi spasial, sehingga perlu dilakukan georeferencing. Data raster ini pada umumnya berupa softcopy peta yang sudah di layout dalam format Jpeg, PDF dan Image. Hasil dari georeferencing ini merupakan data raster yang telah memiliki koordinat dalam sistem informasi geografis dengan formatJpeg, TIFF, Img, dan sebagainya.

Pada GIS, ada dua sistem koordinat, yaitu Geographic Coordinate System (Sistem Koordinat Geografi) dan Projected Coordinate System (Sistem Koordinat Proyeksi).

Untuk memudahkan dalam menentukan sistem koordinat yang akan digunakan, bisa ditandai dengan penggunaan degree/derajat pada sistem koordinat geografi dan meter pada sistem koordinat proyeksi.

Kelebihan dari sistem koordinat geografi adalah dapat menganalisis secara mudah, sedangkan kelebihan dari sistem proyeksi adalah lebih detail karena satuannya meter sehingga luasannya bisa dihitung dengan mudah. Kekurangan dari sistem koordinat geografi adalah tidak dapat menghitung luasan atau panjang pada sistem GIS dan jika perhitungan tersebut dilakukan, tingkat error yang dihasilkan pun akan tinggi, sedangkan kekurangan dari sistem proyeksi adalah karena satuan yang digunakan adalah meter sehingga hanya bisa menganalisis satu kawasan saja.

Yang dijadikan sebagai patokan dalam georeferencing adalah titik koordinat yang terekam pada database ArcGIS. Lalu, setiap data yang akan dimasukkan ke dalam peta itu tadi akan disesuaikan lokasinya dengan titik koordinat tersebut. Dalam proses penyesuaian titik tempat berdasarkan sistem koordinat yang tertera di peta, Memberikan titik pada file Batas Administrasi Balangan. jpg yang sesuai koordinat berdasarkan informasi peta. Tujuannya pembuatan titik ini merupakan langkah awal dalam proses Georeferencing. Pemberian titik pada peta tidak sembarangan, sesuai dengan informasi pada peta.

(12)

4.3 Pembahasan peta

Pada peta daerah kecamatan samarinda utara dibuat dengan skala 1 : 150.000 didapatkan tempat-tempat umum seperti rumah saya dan kawan-kawan, sekolah, masjid, tempat wisata, dan bandara. Dimana daerah kecamatan samarinda utara merupakan daerah yang dekat dengan sungai Mahakam dan termasuk pusat kota yang ada di kota samarinda sehingga daerah tersebut cukup banyak meliputi tempat-tempat umum juga aliran sungai di daerah tersebut lumayan panjang pada kecamatan Samarinda Utara. Kecamatan samarinda utara memiliki beberapa sekolah menengah atas dan beberapa fasilitas umum.

Adapun perumahan dan terdapat juga bandara yang dibangun di kecamatan samarinda utara yang terletak pada daerah timur laut kecamatan samarinda utara, serta adapun beberapa sekolah di Samarinda Utara salah satunya yang diambil adalah SMK Medika samarinda yang berada di barat daya kecamatan Samarinda Utara. Adapun tempat wisata terkenal yaitu Naureen mini garden, Rumah ulin arya, dan Wisata sawah betapus. Ada pondok pesantren untuk anak-ank yang ingin fokus mendalami agama islam, dan juga masjid untuk beribadah umat islam, serta ada bukit tanah merah golf yang bisa dikunjungi di waktu santai untuk bermain golf bersama rekan ataupun keluarga.

(13)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum kali ini, dapat disimpulkan:

a. Hasil dari georeferencing ini merupakan data raster yang telah memiliki koordinat dalam sistem informasi geografis dengan format Jpeg, TIFF, Img, dan sebagainya b. Kekurangan dari sistem koordinat geografi adalah tidak dapat menghitung luasan

atau panjang pada sistem GIS dan jika perhitungan tersebut dilakukan, tingkat error yang dihasilkan pun akan tinggi.

c. Yang dijadikan sebagai patokan dalam georeferencing adalah titik koordinat yang terekam pada database ArcGIS. Lalu, setiap data yang akan dimasukkan ke dalam peta itu tadi akan disesuaikan lokasinya dengan titik koordinat tersebut.

5.2 Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya, diberikan lagi video tutorial agar para praktikan memahami cara penggunaan georeferencing pada database ArcGis.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Satar, Musnanda. 2015. Manual Penggunaan ArcGIS Untuk Perencanaan dan Konservasi. Jakarta: UI Press.

Prayogo, Luhur Moekti. 2020. Mahir ArcGIS 10 Untuk Pemula. Yogyakarta: Jendela Sastra Indonesia Press.

Syam’ani. 2016. Membangun Basisdata Spasial Menggunakan ArcGIS 10.3.

Banjarmasin: ULM Press.

Samarinda, 14 Maret 2023 Asisten, Praktikan,

Muhammad Akhmar M. Aqmal Fariztha Raqhil

NIM. 1909086004 NIM. 2109086006

(15)

LAMPIRAN

(16)

Longitut (x) Latitude (y) Fasilitas Umum 117,25757 -0,37074 BANDARA APT PRANOTO

117,20821 -0,37682 PONPES AT-TAUHID

117,2738 -0,46497

MASJID MUHAMMAD ALFATIH

117,1591 -0,4239 SMK MEDIKA

117,17863 -0,4167 WISATA SAWAH BETAPUS

117,1625 -0,38753 RUMAH ULIN ARYA

117,15534 -0,43001 NAUREEN MINI GARDEN 117,166994 -0,449669

ISTANA SEMPAJA (MARKAS 21)

Referensi

Dokumen terkait

Berisi data aset kekayaan negara yang digunakan untuk data tekstual, sistem informasi geografis direktorat jendral kekayaan negara disimpan di dalam database.. Maka,

Aplikasi sistem informasi geografis yang dihasilkan dapat memberikan informasi tentang luas lahan, letak geografis, nama kepala sekolah, npsn, informasi jumlah

Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar

Dalam penelitian ini, yang berjudul “Pembangunan Sistem Informasi Geografis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Di Kabupaten Kudus Berbasis Web “ sistem informasi geografis

Sistem informasi geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara

Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai

Karena data spasial permukaan bumi (citra dijital) banyak didapat dari perekaman data satelit yang berformat raster, maka banyak sistem informasi geografi raster

Kajian ini bertujuan untuk membangun sebuah aplikasi sistem informasi geografis yang berfungsi untuk menentukan letak koordinat suatu obyek wisata di kota Sabang