• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MMERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA PROSEDUR DAN TATA CARA SERTFIKASI BENIH BINA TANAMAN PANGAN

N/A
N/A
Mutiara Chairunnissa

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN MMERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA PROSEDUR DAN TATA CARA SERTFIKASI BENIH BINA TANAMAN PANGAN "

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

MMERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA PROSEDUR DAN TATA CARA SERTFIKASI BENIH

BINA TANAMAN PANGAN DI DESA ARAS KECAMATAN AIR PUTIH KABUPATEN BATUBARA PROVINSI SUMATERA UTARA

DISUSUN OLEH : MUTIARA CHAIRUNNISSA

01.01.20.156

JURUSAN PERTANIAN

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rah mat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis menyelesaikan Lapor an Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang berjudul “Prosedur dan Tata Cara Sert fikasi Benih Bina Tanaman Pangan di Kecamatan Air Putih ”. Pelaksanaan merde ka belajar ini merupakan program wajib yang dilaksanakan mahasiswa Program D iploma IV Politeknik Pembangunan Pertanian Medan pada semester VI.

Penyusunan laporan ini tentu tidak hanya karena kerja keras penulis sendir i, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapk an terimakasih kepada dan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan lap oran ini, diantaranya :

1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si. selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Medan.

2. Tience Elizabeth Pakpahan, SP, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pertanian beserta jajarannya.

3. Dr. Gusti Setiavani, STP. MP selaku Dosen Pengampu mata kuliah Penjaminan Mutu.

4. Mukhlis Yahya,SP, MP selaku dosen Pembimbing Internal.

5. Junita Sitompul, selaku Pembimbing Eksternal .

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan lapo ran ini dan penulis selanjutnya berharap semoga laporan ini dapat menjadi tuntuna n untuk pelaksanaan kegiatan merdeka belajar kampus merdeka ini.

Batu Bara, Agustus 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR TABEL...iii

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR LAMPIRAN...v

I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Tujuan...2

C. Manfaat...2

II. TINJAUAN PUSTAKA...3

A. Penjaminan Mutu...3

B. Sertifikasi Benih...3

C. Tujuan Sertifikasi Benih...4

D. Komponen dalam Sertifikasi Benih...5

E. Tahapan dalam Proses Sertifikasi Benih Tanaman...5

III. METODE PELAKSANAAN...10

A. Waktu dan Tempat...10

B. Alat dan Bahan...10

C. Prosedur Pelaksanaan...10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...12

A. Gambaran Umum Lokasi Magang...12

B. Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan...15

C. Sertfikasi Benih Bina Tanaman Pangan Melalui Prosedur Baku...16

D. Pemeriksaan Kebenaran Benih Sumber, Lapangan dan Pertanaman, Isolasi Tanaman dan Alat Panen...16

E. Isolasi...19

F. Prosedur Kerja Pengajuan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan...19

V. KESIMPULAN DAN SARAN...23

A. Kesimpulan...23

B. Saran...24

DAFTAR PUSTAKA...25

LAMPIRAN...27

Dokumentasi Kegiatan...27

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1. Data Curah Hujan Kecamatan Air Putih 2021...12

(5)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Benih merupakan salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman yang me megang peranan yang sangat penting, baik dalam memperbanyak tanaman maupu n dalam mendapatkan produk hasil pertanian. Benih bermutu dengan kualitas yan g tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karena itu, benih harus selalu dijaga k ualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan hingga sampai di tan gan petani untuk proses penanaman. Untuk menjaga kualitas benih tersebut, maka peranan pengujian kemurnian benih menjadi sangat penting dan harus dilakukan t erhadap benih baik ditingkat produsen benih, pedagang benih maupun pada tingka t petani. Mutu benih sangat penting diperhatikan karena benih bukan merupakan b enda mati yang dijual di pasaran kemudian dipakai atau dikonsumsi hingga habis kegunaannya. Benih yang hendak digunakan oleh para konsumen (konsumen dala m hal ini adalah petani) adalah benih yang memiliki kriteria sesuai dengan permin taan atau selera masyarakat.

Kemurnian benih sangat penting untuk keperluan sertifikasi benih. Kemurni an benih menunjukkan bahwa benih tersebut memiliki mutu dan kualitas yang bai k. Benih yang bermutu dan berkualitas adalah benih yang diminati oleh setiap peta ni. Karena dari benih bermutu inilah tanaman yang dibudidayakan petani dapat m enghasilkan produksi tinggi. Kemurnian benih adalah persentase berdasarkan bera t benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. Pengujian kemurnian benih yang juga merupakan deskripsi mutu benih yang pada umumnya dicantumkan pad a kemasan oleh pihak produsen merupakan pengujian yang bertujuan untuk memp eroleh persentase kemurnian suatu lot benih. Prinsip dari pengujian ini yaitu deng an memisahkan benih ke dalam tiga komponen, yaitu benih murni (benih yang di maksud oleh pihak produsen), benih tanaman lain (benih komoditas lain atau varie tas lain yang masih satu komoditas), dan kotoran benih.

Didalam Undang Undang No. 12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tan aman dinyatakan bahwa benih dari varietas unggul yang telah dilepas oleh pemeri ntah disebut benih bina. Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan un tuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman (biji, akar, batang, dau

(6)

n, bagian yang lainya). Benih bina yang akan diedarkan harus melalui proses sertif ikasi dan telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Benih Bina berasal dari hasil-hasil Penelitian, Unggul Lokal, Introduksi. Mo tto Benih yaitu benih itu kecil dan indah, benih awal kehidupan, benih janji masa depan. Klasifikasi benih yaitu Benih Penjenis (Label Kuning), Benih Dasar (Label Putih); Benih Pokok (Label Ungu); Benih Sebar (Label Biru).

B. Tujuan

TujuanpelaksanaanPraktikum Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagimahasiswa adalah:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami standar dan prosedur proses se rtifikasi benih tanaman.

2. Mahasiswa mampu melakukan verifikasi form-Form isian permohonan sertifik asi benih bina tanaman.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dari proses sertifikasi benih tanaman.

4. Mahasiswa mampu menetapkan standar kualitas benih tanaman

5. Mahasiswa menjelaskan peran dan tanggung jawab pihak terkait dalam proses sertifikasi benih tanaman.

C. Manfaat

ManfaatPraktikum Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka(MBKM)ad alahsebagaiberikut:

1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangandan sekaligusmelaku kanserangkaianketerampilanyangsesuaidenganbidangkeahliannya.

2. Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk memantapkan keterampilan danpen getahuannyasehinggakepercayaandankematangandirinyaakansemakinmeningka t.

3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnyadenga n cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakandalambentuk laporankegiatanyang sudahdibukukan.

4. Memberikan informasi pentingnya sertifikasi benih tanaman kepada petani . II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penjaminan Mutu

(7)

Penjaminan mutu adalah proses atau upaya yang dilakukan untuk memastik an produk atau layanan memenuhi standar atau kriteria tertentu yang telah ditetap kan. Tujuan dari penjaminan mutu adalah untuk memastikan bahwa produk atau l ayanan tersebut konsisten dalam kualitas, aman, dan sesuai dengan kebutuhan ata u harapan pengguna.

Proses penjaminan mutu melibatkan sejumlah langkah dan kegiatan yang be rtujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi masalah atau cacat yang mungkin terjadi selama produksi atau penyediaan produk atau layanan. Beberapa komponen utama dari penjaminan mutu meliputi:

1. Penerapan prosedur dan teknik untuk memantau dan mengendalikan kualitas pr oduk atau layanan selama proses produksi atau penyediaan.

2. Standar kualitas yang telah ditetapkan. Standar kualitas mencakup kriteria tekni s, fisik, dan fungsional yang harus dipenuhi oleh produk atau layanan.

Mata kuliah penjaminan mutu adalah suatu program akademik yang membe rikan pemahaman tentang konsep, prinsip, dan teknik yang terlibat dalam memasti kan kualitas produk atau layanan dalam berbagai bidang.

B. Sertifikasi Benih

Sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah m elalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan dimana hasilnya memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan/dipasarkan untuk usaha tani. Jaminan mutu benih yan g dipasarkan tercermin dalam sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi b enih. Dalam sertifikat tersebut dicantumkan hasil pengujian rutin yang menggamb arkan kualitas benih. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi petani pengguna beni h dan menjamin kepastian hukum bagi produsen benih untuk memasarkan hasil pr oduksinya.

Dengan demikian penangkar benih yang ingin memproduksi suatu varietas d engan kelas benih tertentu harus mematuhi semua peraturan yang telah ditetapkan pemerintah agar benih yang diproduksi dapat memperoleh sertifikat sebelum dipa sarkan. Dipihak lain lembaga pemberi sertifikat, yang dalam hal ini BPSB, harus mempunyai tolok ukur dan metode pengawasan pengujian standar untuk setiap be nih tanaman. Hasil pengujian dicocokkan dengan batas maksimal dan minimal ya ng telah ditetapkan pemerintah untuk setiap varietas dan kelas benih tertentu.

(8)

Di Indonesia, program sertifikasi benih dilakukan oleh Lembaga pemerintah, sedangkan di luar negeri program ini selain dilakukan oleh Lembaga pemerintah j uga dilakukan oleh badan swasta. Benih yang perlu memiliki sertifikat adalah sem ua benih yang akan diperdagangkan, meliputi benih: Serealia, Hortikultura, Buah- buahan, Tanaman hias dan Rumput-rumputan.

Di Indonesia untuk sementara ini benih yang harus memiliki sertifikat sebel um diperdagangkan antara lain adalah: padi (oryza sativa), palawija jagung (zea mays), kedelai (glycine max), kacang tanah (arachis hypogea), kacang hijau (phae olus radiatus), sorghum (sorghum vulgare), sayuran: kubis (brassica oleracea), sa wi (brassica chinensis), wortel (daucus carota), cabe (capsicum sp.). Benih yang dimaksudkan dalam sertifikasi benih ini adalah benih sejati (true seed) yaitu benih yang dibentuk dari proses seksual pada tanaman.

C. Tujuan Sertifikasi Benih

Tujuan sertifikasi benih adalah memelihara kemurnian mutu benih dari varie tas unggul serta menyediakannya secara kontinyu kepada petani. Sertifikasi merup akan satu-satunya metode pemeliharaan identitas varietas benih di pasaran bebas.

Oleh karena itu sertifikasi menjadi sangat penting bagi tanaman lapangan yang se bagian besar varietasnya dilepaskan secara umum dan benihnya dijual di pasaran bebas. Pemberian sertifikat pada benih memberi berbagai arti, antara lain (Istianto, E., & Sumekar, W. 2016) :

A. Bagi Produsen / Penangkar Benih

a. Sertifikat merupakan kepastian hukum, artinya benih yang bersertifikat terse but telah memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku sesuai dengan s tandar yang ditetapkan pemerintah, berdasarkan hasil analisis yang dilakuka n oleh lembaga sertifikasi benih.

b. Sertifikat juga merupakan promosi karena dalam sertifikat tersebut terdapat gambaran kualitas benih sehingga petani pengguna benih dapat mengetahui apa yang akan diperoleh sebelum menentukan pilihannya.

B. Bagi Penguasa

a. Pemberian sertifikat merupakan kontrol terhadap benih yang akan dipasarka n sehingga kepentingan petani pengguna benih dapat terlindungi.

b. Pemberian sertifikat juga dapat dipakai untuk menentukan standar bagi beni

(9)

h yang diproduksi agar sesuai dengan ketentuan pemerintah sehingga hanya benih yang memenuhi standar saja yang boleh diperdagangkan.

C. Bagi Konsumen Benih

a. Sertifikat merupakan jaminan mutu benih sehingga jika terjadi penyimpanga n yang merugikan dan tidak sesuai dengan keterangan dalam label sertifikat maka konsumen dapat menuntut produsennya.

b. Sertifikat juga sebagai sumber informasi bagi petani pengguna benih, karena dalam label sertifikat tersebut tertulis kondisi benihnya.

D. Komponen dalam Sertifikasi Benih

Secara teknis produksi benih bersertifikat melibatkan dua komponen perben ihan, yaitu produsen benih dan pengawas benih (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih, BPSB).

Produsen benih adalah pihak yang melaksanakan kegiatan produksi benih sa mpai benih siap disalurkan kepada yang memerlukan untuk bahan pertanaman. Bil a tidak memiliki fasilitas pengolahan benih, produsen benih dapat memanfaatkan j asa Unit Pengolah Benih atau yang setara untuk mengolah calon benihnya sehingg a siap salur. Walaupun demikian tanggung jawab pengolahan benih tetap pada pro dusen. Jadi dapatlah dikatakan bahwa kegiatan produksi benih bersertifikat mema ng melibatkan dua pihak utama, yaitu produsen dan pengawas benih.

E. Tahapan dalam Proses Sertifikasi Benih Tanaman

Ada beberapa tahapan untuk mendapatkan sertfikat ,diantaranya (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan . 2012) :

1. Permohonan Sertifikasi Benih

a. Pengajuan permohonan sertifikasi kepada BPSB setempat yang dilakukan p aling lambat satu bulan sebelum tebar (tanam) dengan mengisi formulir. For mulir isian mencakup tentang nama dan alamat pemohon (penangkar), letak areal, asal benih sumber, rencana penanaman, sejarah lapangan, dan isolasi (jarak/waktu) yang dilakukan. Setelah diisi, formulir diserahkan dengan ila mpirkan label benih (kelas dan benih sumber) yang akan digunakan dan den ah situasi lapangan.

b. Verifikasi dokumen untuk mendapatkan kepastian kebenaran nama, alamat produsen, kebenaran benih sumber, kesesuaian jumlah benih dan luas areal

(10)

yang diajukan.

c. Pemberian nomor induk sebagai berikut : a.b.c/d.e.f. ( a: kode komoditas, b:

kode varietas, c: kode kelas benih/ d: kode wilayah, e: kode kabupaten, f: no mor urut permohonan sertifikasi benih ).

d. Pemohon wajib membayar biaya pemeriksaan lapangan sertifikasi benih set elah lulus verifikasi berkas permohonan sertifikasi.

2. Permohonan pemeriksaan lapang pendahuluan

Penangkar menyampaikan pemberitahuan siap untuk diperiksa lapang penda huluan kepada BPSB setempat paling lambat 10 hari sebelum tanam atau semingg u sebelum pemeriksaan lapang. Dalam pemeriksaan ini, pengawas BPSB akan me nguji kebenaran data lapangan yang diajukan penangkar seperti dalam surat perm ohonan sertifikasi. Jika data lapangan menunjukkan kesesuaian maka lahan penan gkaran tersebut telah sah dinyatakan sebagai lahan produksi benih bersertifikat.

3. Permohonan pemeriksaan fase vegetatif

Pemeriksaan lapangan pertama dilakukan saat tanaman dalam fase pertumbu han vegetatif atau sekitar 30 hari setelah tanam. Pengajuan permohonan pemeriksa an diajukan kepada BPSB paling lambat 7 hari sebelum pemeriksaan. Pemeriksaa n akan dilakukan terhadap keberadaan campuran varietas lain (CVL). Nilai standa r CVL berbeda untuk setiap jenis tanaman dan kelas benih yang diproduksi.

Semakin tinggi kelas benih, semakin ketat standarnya. Sebelum pengawas BPSB memeriksa, penangkar benih sebaiknya melakukan roguing agar standar lap ang benih bersertifikat terpenuhi. Jika hasil pemeriksaan oleh pengawas BPSB me nyatakan lulus, lahan tersebut dapat diteruskan untuk proses sertifikasi selanjutnya.

Jika lahan dinyatakan tidak lulus maka penangkar diwajibkan melakukan ro guing ulang, dan selanjutnya mengajukan pemeriksaan ulang. Pemeriksaan ulang hanya dapat dilakukan satu kali. Jika hasil pemeriksaan ulang lahan dinyatakan tid ak lulus, maka lahan tersebut gagal untuk dijadikan areal produksi benih karena ke murniannya tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan hanya diperbolehkan untuk produksi non benih.

D. Permohonan pemeriksaan lapang fase generatif

Pemeriksaan lapangan fase generatif hanya dilakukan bila telah lulus pada ta hapan pemeriksaan sebelumnya. Pengajuan permohonan pemeriksaan lapang fase

(11)

generatif (saat berbunga) dilakukan satu minggu sebelum pemeriksaan dilakukan.

Dalam pemeriksaan ini juga diamati keberadaan dari CVL dengan pengamatan pa da organ reproduktif, seperti warna dan bentuk bunga, serta saat berbunga.

Seperti pada pengawasan lapangan fase vegetatif, penangkar benih diberi ke sempatan untuk melakukan pengawasan ulang jika hasil pemeriksaan dinyatakan t idak lulus. Pemeriksaan ulangpun hanya diberikan satu kali.

E. Permohonan pemeriksaan alat-alat panen dan pengolahan benih

Alat-alat panen dan pengolahan benih pun dilakukan pemeriksaan . Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan dalam panen dan pengolahan benih tidak membawa sumber kontaminan, seperti varietas lain. Pengajuan pemeriksaan alat-alat panen dan pengolahan benih dilakukan palin g lambat satu minggu sebelum panen atau bersamaan dengan pemeriksaan lapang an fase menjelang panen.

Hal yang dilakukan pengawas BPSB dalam pemeriksaan ini adalah menjala nkan semua alat pengolahan benih sehingga sisa-sisa kotoran dan benih dari prose s pengolahan benih sebelumnya dapat keluar dan alat dapat dibersihkan.

F. Pengawasan pengolahan benih

Pengawasan pengolahan benih tidak diajukan oleh penangkar benih, tetapi merupakan pengawasan langsung oleh petugas BPSB secara periodik selama masa pengolahan benih dengan waktu yang tidak diberitahu kepada penangkar.

Tujuan dari pengawasan ini adalah memastikan bahwa selama dalam pengol ahan benih tidak terjadi kecurangan yang dilakukan penangkar, misalnya mencam purkan benih yang lulus lapangan dengan benih kadaluarsa atau benih tidak lulus l apangan. Jika didapatkan penangkar yang melakukan kecurangan maka proses ser tifikasi dapat dihentikan.

G. Permohonan pengambilan contoh benih

Tahapan selanjutnya adalah permohonan pengambilan contoh benih guna pe ngujian di laboratorium analisis mutu benih BPSB. Pengambilan contoh benih ole h pengawas BPSB dilakukan setelah pengolahan benih. Permohonan oleh penang kar dilakukan 1 minggu sebelum pengawasan dilakukan.

Sebelum dilakukan pengambilan contoh benih, penangkar diwajibkan telah menempatkan dan mengemas benih secara tepat. Benih telah dikemas dengan kem

(12)

asan curah (belum dikemas dengan kemasan pemasaran) dan dikelompokkan berd asarkan lot yang tepat, misalnya berdasarkan tanggal panen yang sama dari varieta s yang sama. Lot benih ditempatkan sedemikian rupa sehingga setiap wadah benih berpeluang sama untuk diambil contoh benihnya. Pengawas dapat membatalkan pengambilan contoh benih jika diindikasikan adanya lot kelompok benih yang me ncurigakan atau susunan penempatan benih tidak memungkinkan semua wadah di ambil contoh benihnya.

H. Pengujian labolatorium

Contoh benih dari pengawas benih tanaman diterima resepsionis diteruskan ke fungsional sertifikasi benih. Contoh benih dikirim ke laboratorium untuk dilak ukan pengujian benih.

I. Penerbitan Sertifikat Benih

Setelah lulus di laboratorium diterbitkan sertifikat benih. Sertifikat benih an tara lain berisikan nama dan alamat produsen benih, data kelompok benih, data ke murnian varietas dan mutu benih, tanggal selesai pengujian dan masa edar. Sertifi kat benih ditanda tangani oleh Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (B PSB).

J. Pelabelan

a. Produsen benih mengajukan permohonan nomor seri label benih bersertifika t dan atau segel kepada Balai Pengawasan dan SertifikasiBenih (BPSB).

b. Label harus dipasang pada tiap-tiap wadah benihy ang mudah terlihat.

c. Produsen mengajukan permohonan supervise pemasangan label kepada Bala i Pengawasandan Sertifikasi Benih (BPSB).

d. Pengawas Benih Tanaman melakukan supervisi pada pemasangan label.

e. Pengawas Benih Tanaman membuat laporan hasil supervise pemasangan lab el

f. benih siap disalurkan Badan Karantina Pertanian. (2019) K. Permohonan pengawasan pemasangan label sertifikat

Tahapan akhir dari proses pembuatan benih bersertifikat adalah pengawasan pemasangan label sertifikasi. Jika dalam pengujian laboratorium, benih penangkar an dinyatakan lulus maka selanjutnya penangkar mengajukan pengawasan pemasa

(13)

ngan label sertifikat pada benih-benih yang akan dikemas dengan ukuran tertentu (sesuai kebutuhan pasar) Badan Karantina Pertanian. (2019)

Dalam pengajuan ini, penangkar memohon nomor seri label serifikasi denga n mencantumkan jumlah segel (seal) dan label sertifikasi yang diperlukan, nomor pengujian, nomor kelompok benih yang bersangkutan, jenis, varietas, jumlah wad ah, berat bersih tiap wadah, nama dan alamat produsen.

Adapun isi label meliputi hasil-hasil pengujian laboratorium yang terdiri dar i nilai kadar air benih, kemurnian, daya tumbuh benih, serta kandungan kotoran da n campuran varietas lain, selain identitas lain sesuai yang diajukan penangkar beni h.

L. Permohonan pelabelan ulang

Benih bersertifikat yang telah mendekati atau habis masa edarnya dan akan diedarkan kembali harus dilakukan pengujian dan pelabelan ulang. Produsen beni h bersertifikat wajib mengajukan pengambilan contoh benih,

Mengujikanya dan kemudian memasang label ulangan pada kemasan benihn ya. Prosedur dan pelaksanaan dari pelabelan ulang sama seperti pada prosedur pe ngambilan contoh dan pengawasan pemasangan label sebelumnya. Pengajuan pela belan ulang dilakukan satu bulan sebelum masa edar benih bersertifikat berakhir.

Pada kemasan benih, dicantumkan data analisis mutu benih terbaru dan dicantumk an pula kose LU yang berarti Label Ulang.

III. METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat

Waktu dan pelaksanaan proses praktikum pengajuan sertfikasi benih tanama n ini dilaksanakan di BPP Air Putih , Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara dan pelaksanaan pengajuan sertifikasi benih tanaman ini dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2023 .

B. Alat dan Bahan a. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam pengajuan sertfikasi benih tanaman, yaitu :

1. Peralatan tulis

(14)

2. Laptop b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam pengajuan sertifikasi benih tanaman, yaitu :

1. Peraturan Menteri Pertanian RI No. 08 / Permentan / SR.120 / 3 /2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menter Pertanian NOmor 02 / Permentan / SR . 120 / 1 / 2014 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina.

2. Formulir permohonan sertifikasi bina benih tanaman . 3. Formulir kebenaran dokumen .

4. Laporan pemeriksaan lapangan . C. Prosedur Pelaksanaan

1. Mempelajari prosedur sertifikasi benih tanaman sebagai mana tertuang pada Pe raturan Menteri Pertanian No. 08 / Permentan / SR . 120 / 3 /2015 tentang Peru bahan atas Peraturan Menter Pertanian NOmor 02 / Permentan / SR . 120 / 1 / 2 014 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina.

2. Memainkan peran sebagai tenaga Pengawas Benih Tanaman (PBT) . Melakuk an kunjungan ke petani/kelompok tani penangkar benih padi sawah yang akan mengajukan sertfikasi benih. Jika seandainya tidak ada pilih satu petani/kelomp ok tani padi sawah yang akan dijadikan responden pada pelaksanaan praktikum ini.

3. Meminta petani/kelompok tani mengisi formulir 1 permohonan sertifikasi beni h tanaman bina tanaman pangan sebagaimana tercantum pada lampiran petunju k praktikum ini.

4. Lakukan verifikasi terhadap formulir permohonan yang diajukan oleh petani te rsebut. Catat hasi verifikasi tersebut.

5. Melakukan pemeriksaan pendahuluan ke lahan petani/kelompok tani penangka r benih atau petani/kelompotani budidaya padi sawah. Pemeriksaan mencakup:

a. Kebenaran dokumen sebelum tanam sampai dengan tanam, yaitu untuk men dapatkan kepastian bahwa data yang diberikan atau dicantumkan dalam per mohonan sertifikasi, termasuk label dan jumlah benih sumber, benar-benar s esuai dengan keadaan yang ada di lapangan.

(15)

b. Kebenaran varietas, benih sumber dan kelas benih yang akan ditanam serta kelas benih yang akan dihasilkan.

c. Rencana penanaman (varietas, tanggal tebar, tanggal tanam, kelas benih, lua s areal).

d. Kondisi lahan (isolasi dan sejarah lapangan), yang akan dipergunakan sebag ai areal sertifikasi

e. Kebenaran batas-batas areal yang akan digunakan untuk areal sertifikasi. Da ta tersebut dicocokkan dengan peta lapangan yang telah dilampirkan pada pe rmohonan. Pada pemeriksaan ini sekaligus dapat diketahui keadaan isolasi a real tersebut.

6. Catat hasil pemeriksaan pendahuluan kedalam fomulir 2 sebagaimana terlampir.

7. Membuat laporan praktikum dari kegiatan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Magang

Desa Sukaraja merupakan salah satu desa dari Sembilan belas desa yang ada di Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara Propinsi Sumatera Utara. Desa memiliki luas areal (sawah/perkebunan) seluas 213,4 ha

Adapun posisi Desa Sukaraja dilihat dari perbatasan dengan daerah lain sebagai berikut :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aras

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun 3) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kampung Kelapa 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanah Tinggi

Secara Demografi Jumlah Penduduk di Desa Sukaraja sebanyak 3355 jiwa.

Kemudian secara sosial kultur Budaya didominasi suku yang dominan yaitu suku

(16)

Melayu, Jawa dan Batak. Dilihat dari segi mata pencaharian penduduknya, secara umum di Desa Sukaraja adalah sebagai petani dengan komoditas utama padi dan p erkebunan.

Tabel 1. Data Curah Hujan Kecamatan Air Putih 2021

Bulan Curah Hujan

(mm)

Jumlah Hari Hujan (hari)

Januari 46 6

Februari 74 6

Maret 19 5

April 73 8

Mei 127 15

Juni 234 11

Juli 189 13

Agustus 95 10

September 408 17

Oktober 186 15

November 357 20

Desember 206 17

Sumber : Dinas Pertanian dan Pangan Batubara.

B. Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan

Sertifikasi benih adalah serangkaian prosedur pemeriksaan teknis perbanyak an dan pengujian mutu di laboratorium terhadap calon benih dalam rangka penerbi tan sertifikat benih yang berfungsi sebagai jaminan bahwa telah memenuhi standa r mutu dan layak untuk diedarkan. Kegiatan sertifikasi benih dimulai sejak pertana man sampai dengan pengujian mutu di labolatorium dengan tujuan untuk menjami n kemurnian benih, mutu fisik dan mutu fisiologis benih sehingga memenuhi stan dar mutu yang ditetapkan dan layak untuk disebar luaskan.

Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap benih ya ng dilakukan oleh lembaga sertifikasi melalui pemeriksaan lapangan, pengujian la boratorium dan pengawasan serta memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan (Perorangan, Badan Hukum, Instansi pemerintah). Syarat sertifikasi yaitu mengua sai (lahan, sarana pengolahan benih, sarana penunjang, tenaga yang menguasai bid ang perbenihan) . Didalam Undang Undang No. 12 Tahun 1992, tentang Sistem B udidaya Tanaman dinyatakan bahwa benih dari varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah disebut benih bina. Benih bina yang akan diedarkan harus melalu

(17)

i proses sertifikasi dan telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh pe merintah.

Benih Bina berasal dari hasil-hasil Penelitian, Unggul Lokal, Introduksi. Mo tto Benih yaitu benih itu kecil dan indah, benih awal kehidupan, benih janji masa depan. Klasifikasi benih yaitu Benih Penjenis (Label Kuning), Benih Dasar (Label Putih); Benih Pokok (Label Ungu); Benih Sebar (Label Biru).

C. Sertfikasi Benih Bina Tanaman Pangan Melalui Prosedur Baku

Prosedur Sertifikasi benih bina tanaman pangan diselenggarakan oleh Satua n Kerja Perangkat Daerah atas permohonan yang diajukan oleh produsen benih ya ng telah terdaftar atau memperoleh rekomendasi sebagai Produsen Benih Bina dan belum menerapkan sistem manajemen mutu, atau diselenggarakan oleh produsen benih bina tanaman pangan yang sudah mendapat sertifikat sistem manajemen mu tu dari Lembaga Sertifikasi Sitem Mutu (LSSM) yang terakreditasi oleh lembaga akreditasi sesuai ruang lingkup di bidang perbenihan.

Yang berwenang melaksanakan sertifikasi adalah Balai Pengawasan dan Ser tifikasi Benih (BPSB) dan juga Lembaga sertifikasi mandiri serta Lembaga Sertifi kasi Standar Mutu. Sertifikasi benih bina tanaman pangan melalui SKPD dilakuka n melalui prosedur baku, antara lain :

1. Permohonan sertifikasi benih tanaman pangan diajukan kepada SKPD paling la mbat sebelum tanam, dengan melampirkan sejumlah label benih sumber sesuai dengan jumlah benih sumber yang akan ditanam dan peta lapangan, dengan me nggunakan formulir permohonan sertifikasi benih bina tanaman pangan . 2. Luasan satu unit sertifikasi benih bina tanaman pangan maksimal 10 ha.

3. Untuk sertifikasi benih yang dilakukan pada pertanaman tumpangsari, dapat dilaksanakan apabila luas areal pertanaman yang disertifikasi lebih dari 50 % d ari luas pertanaman.

4. Satu unit areal sertifikasi benih bina tanaman pangan merupakan hamparan yan g mempunyai batas yang jelas, dapat terdiri dari beberapa petak atau areal yang terpisah dengan jarak tidak lebih dari 10 meter dan tidak dipisahkan oleh variet as lain . Dan diajukan untuk satu varietas dan satu kelas benih, dengan batas wa ktu tanam maksimal 5 hari untuk seluruh areal pertanaman yang akan disertifik asi.

(18)

D. Pemeriksaan Kebenaran Benih Sumber, Lapangan dan Pertanaman, Isola si Tanaman dan Alat Panen

1. Pemeriksaan Lapangan Pendahuluan melalui :

a. Kebenaran dokumen sebelum tanam sampai dengan tanam (data, label,jumla h benih sumber).

b. Kondisi lahan (isolasi dan sejarah lapangan).

c. Kebenaran batas-batas areal (sesuai peta).

d. Kebenaran varietas, benih sumber dan kelas benih.

e. Rencana penanaman (varietas, tanggal tebar, tanggal tanam, kelas benih, lua s areal).

f. Hasil pemeriksaan lapangan dilaporkan menggunakan formulir laporan pem erikasaan lapangan pendahuluan .

2. Pemeriksaan Pertanaman

a. Produsen benih tanaman pangan harus menyampaikan permintaan pemeriks aan pertanaman paling lambat satu minggu sebelum pelaksanaan pemeriksaa n pertanaman kepada BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih) b. Pemeriksaan pertanaman dapat dilakukan pada fase vegetatif, fase berbunga,

fase masak/menjelang panen.

c. Pelaksanaan pemeriksaan pertanaman :

 Memeriksa dokumen sebelumnya.

 Memeriksa letak, luas dan tanggal areal pertanaman.

 Mengetahui isolasi jarak dan waktu (khusus tanaman menyerbuk silang).

 Apabila pada pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan mutu, dapat dilak ukan pemeriksaan ulang sebanyak 1 kali berdasarkan permintaan produse n benih.

 Laporan pemeriksaan pertanaman dibuat Pengawas Benih Tanaman dan disampaikan kepada produsen paling lambat 5 hari kerja setelah pemeriks aan.

 Produsen harus mencantumkan identitas kelompok benih : nomor induk, nomor kelompok benih, varietas, kelas benih, tanggal panen, jumlah wad ah, volume benih.

(19)

 Kelompok Benih yang identitasnya meragukan proses sertifikasinya tidak dilanjutkan.

3. Pengambilan Contoh dan Pengujian/Analisis Mutu Benih di Laboratorium.

a. Produsen Benih tanaman pangan mengajukan permohonan pengujian/analisi s mutu benih kepada BPSB.

b. Contoh benih untuk pengujian/analisis mutu benih di laboratorium diambil d ari kelompok benih yang sejarah pembentukan kelompoknya jelas dan serag am mutunya.

c. Volume satu kelompok benih untuk masing-masing jenis tanaman tidak lebi h dari ketentuan yang berlaku.

d. Pengujian/analisis mutu benih meliputi penetapan kadar air, analisis kemurn ian dan pengujian daya berkecambah.

4. Penerbitan Sertifikat Benih Tanaman Pangan

a. Benih tanaman pangan yang memenuhi persyaratan sertifikasi dan dinyatak an lulus, diterbitkan sertifikat Benih Tanaman Pangan.

b. Sertifikat diterbitkan oleh Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih(B PSB).

c. Sertifikat benih tanaman pangan antara lain berisikan nama dan alamat prod usen benih, data kelompok benih, data kemurnian varietas dan mutu benih, t anggal selesai pengujian/analisis, dan masa edar.

5. Pelabelan

a. Pengawasan pemasangan label untuk mengetahui kebenaran pemasangan la bel oleh produsen benih tanaman pangan.

b. Produsen benih mengajukan permintaan nomor seri label benih bersertifikat atau segel kepada penyelenggara

c. Label dan atau segel harus dipasang pada tiap-tiap wadah benih yang mudah dilihat.

d. Pengisian data label berdasarkan sertifikat Benih Tanaman Pangan Label be nih berbentuk biji atau umbi berisi : Nama dan alamat produsen benih, nom or seri label, jenis/varietas, kelas benih, nomor lot, cvl, benih murni, benih t anaman lain, biji gulma, kotoran benih, daya berkecambah, kadar air, isi ke masan...kg, tanggal akhir masa edar benih.

(20)

e. Pada label harus mencantumkan benih bina bersertifikat dan kelas benih.

f. Benih yang mengandung pestisida/bahan kimia lainnya diberi keterangan ba han-bahan yang digunakan dan tanda jangan dimakan atau diberikan pada te rnak.

Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi persyaratan penangkaran, akan di berikan :

1. Dapat dilakukan pemeriksaan ulang sebanyak 1 (satu) kali berdasarkan permint aan dari produsen benih.

2. Berdasarkan permintaan dari produsen benih, apabila pada pemeriksaan pertan aman tidak memenuhi persyaratan mutu untuk kelas benih yang dimaksud, ma ka pertanaman tersebut dapat dinyatakan lulus untuk kelas benih yang lebih ren dah, sepanjang masih memenuhi standar yang berlaku untuk kelas benih terseb ut.

E. Isolasi

Isolasi adalah salah satu cara pengaturan tanam untuk memisahkan pertana man dengan varietas lainnya agar tidak terjadi penyerbukan silang, pencampura n varietas atau penularan penyakit tanaman, dapat menggunakan pengaturan jarak dan waktu.

Isolasi jarak adalah jarak minimal yang harus dipenuhi antara suatu unit pe nangkaran benih dengan pertanaman sejenis di sekelilingnya. Isolasi Waktu adala h perbedaan waktu tanam minimal yang harus dipenuhi dari suatu unit penangkara n benih dengan pertanaman sejenis di sekelilingnya sehingga waktu berbunga tida k bersamaan.

Isolasi penghalang (barrier) adalah tanaman atau benda penghalang (plastik, fiberglass, dll) yang berfungsi sebagai penghalang penyebaran tepung sari dari per tanaman padi yang lain di sekitar areal penangkaran.

F. Prosedur Kerja Pengajuan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan

1. Melakukan pengajuan permohonan sertifikasi benih tanaman pangan kepada S KPD paling lambat sebelum tanam, dengan melampirkan sejumlah label benih sumber sesuai dengan jumlah benih sumber yang akan ditanam dan peta lapang an, dengan menggunakan formulir pertama (formulir permhononan sertifikasi b enih bina tanaman pangan).

(21)

Melakukan pemeriksaan pendahuluan ,dokumen permohonan pendahuluan diverifikasi sesuai ketentuan pada formulir kedua (formulir pemeriksaan lapang an pendahuluan).

2. Kesesuaian benih sumber dan calon lokasi diperiksa.

3. Melaksanakan pemeriksaan kebenaran varietas, benih sumber dan kelas benih yang akan ditanam serta kelas benih yang akan dihasilkan.

4. Rencana penanaman (varietas, tanggal tebar, tanggal tanam, kelas benih, luas a real).

5. Pada pemeriksaan ini sekaligus dapat diketahui keadaan isolasi areal tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari kegiatan pengajuan sertifikasi benih bina tanaman pangan yang dilaksanakan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sertifikasi benih adalah serangkaian prosedur pemeriksaan teknis perbanyakan dan pengujian mutu di laboratorium terhadap calon benih dalam rangka penerbi tan sertifikat benih yang berfungsi sebagai jaminan bahwa telah memenuhi stan dar mutu dan layak untuk diedarkan.

2. Kegiatan sertifikasi benih dimulai sejak pertanaman sampai dengan pengujian mutu di labolatorium dengan tujuan untuk menjamin kemurnian benih, mutu fi sik dan mutu fisiologis benih sehingga memenuhi standar mutu yang ditetapka n dan layak untuk disebar luaskan.

3. Yang berwenang melaksanakan sertifikasi adalah Balai Pengawasan dan Sertifi kasi Benih (BPSB) dan juga Lembaga sertifikasi mandiri serta Lembaga Sertifi kasi Standar Mutu.

4. Sertfikasi benih melalui prosedur baku mencakup pada proses pengujian dan pe nilaian kualitas benih yang dilakukan berdasarkan standar yang telah ditetapka n secara resmi. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa benih yang akan beredar di pasaran atau digunakan oleh petani memenuhi kriteria kualitas terten tu sesuai dengan regulasi yang berlaku.

(22)

5. Hasil pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan penangkaran:

a. Dapat dilakukan pemeriksaan ulang sebanyak 1 (satu) kali berdasarkan per mintaan dari produsen benih.

b. Berdasarkan permintaan dari produsen benih, apabila pada pemeriksaan pert anaman tidak memenuhi persyaratan mutu untuk kelas benih yang dimaksud, maka pertanaman tersebut dapat dinyatakan lulus untuk kelas benih yang le bih rendah, sepanjang masih memenuhi standar yang berlaku untuk kelas be nih tersebut.

6. Isolasi bisa dengan waktu tanam dan jarak:

a. Apabila jarak minimal harus dipenuhi antara suatu unit penangkaran benih d engan pertanaman sejenis di sekelilingnya.

b. Apabila perbedaan waktu tanam minimal yang harus dipenuhi dari suatu uni t penangkaran benih dengan pertanaman sejenis di sekelilingnya sehingga w aktu berbunga tidak bersamaan.

B. Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan yaitu :

1. Tekankan pentingnya menggunakan benih bina yang telah disertifikasi dalam u saha pertanian. Benih yang telah melalui proses sertifikasi memiliki jaminan ku alitas yang lebih baik dan dapat meningkatkan hasil panen.

2. Menganjurkan kepada petani untuk melakukan pemantauan terhadap pertumbu han tanaman dari benih yang telah disertifikasi. Pemantauan ini akan membant u dalam mendeteksi dini potensi masalah atau gangguan pertumbuhan.

3. Berikan penekanan pada pentingnya sertifikasi benih dalam pemasaran produk pertanian. Benih yang disertifikasi dapat meningkatkan nilai jual produk akhir.

4. Menjelaskan bahwa melalui sertifikasi benih, petani turut berkontribusi pada pe ningkatan keamanan pangan masyarakat. Benih yang bermutu akan menghasilk an hasil pertanian yang lebih sehat dan aman dikonsumsi.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Wartapa dan Asih Farmia, 2018. Buku Ajar Perbanyakan Benih Hibrida. Pu sat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Per tanian Kementerian Pertanian. Jakarta.

Agus Wartapa dan Asih Farmia, 2018. Buku Petunjuk Praktikum Perbanyakan Be nih Hibrida. Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengemb anganSDM Pertanian Kementerian Pertanian. Jakarta.

Ahmad. Manajemen Mutu Terpadu; Penerbit Nas Media Pustaka: Makassar, 2020;

ISBN 9786236714102

Badan Karantina Pertanian. (2019). Peraturan Karantina Pertanian Nomor 3 Tah un 2019 tentang Sertifikasi Benih Tanaman.

Balai Benih Barongan, 2016. Hasil Praktek Mahasiswa STPP Jurluhtan Yogyakar ta.UPTD Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. (2012). Pedoman Umum Sertifikasi Benih Tanaman Pangan. Departemen Pertanian.

Istianto, E., & Sumekar, W. (2016). Penerapan Sertifikasi Benih dalam Menduku ng Ketahanan Pangan. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Kepmentan RI, Nomor : 1238/HK.150/C/12/2017. Tanggal : 5 Desember 2017. P

edoman Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia 2013, No mor 44 Tahun 2013. Tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi

(24)

Kerja. Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Pertanian Golongan Pokok P roduksi Bibit Tanaman Sub Golongan Pengawasan Benih Tanaman Menja di Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Modul Diklat Dasar Terampil, 2010. Pengawas Benih Tanaman Mata Diklat Serti fikasi Benih. STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta.

Muhandri, T., dan Kadarisman, D. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan; IPB Pr ess: Bogor, 2012; ISBN 9789794933688

LAMPIRAN Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Formulir Permohonan Serti

fikasi Benih Tanaman Pangan Gambar 2. Formulir Laporan Pemeriks aan Lapangan Pendahuluan

Gambar 3. Pemohon Melakukan Pengi

sisian Formulir Sertifikasi Gambar 4. Melakukan Survei Lapang

Gambar

Tabel 1. Data Curah Hujan Kecamatan Air Putih 2021
Gambar 1. Formulir Permohonan Serti
Gambar 3. Pemohon Melakukan Pengi

Referensi

Dokumen terkait

UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Benih (BPSMB) terbentuk pada bulan Juni 2008 yang merupakan unit kerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi