• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN DOSEN"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sedangkan di sisi lain, ketakutan akan COVID-19 akan berdampak besar terhadap kesehatan mental masyarakat (Hardiyati et al., 2020). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tingkat kecemasan pasien suspek COVID-19.

Tujuan Penelitian

Luaran

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi terapeutik

  • Pengertian
  • Tujuan komunikasi terapeutik
  • Kegunaan komunikasi terapeutik
  • Komunikator sebagai elemen terapi
  • Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Terapeutik
  • Penggunaan Diri secara Terapeutik dan Analisis diri Perawat
  • Dasar-dasar komunikasi terapeutik
  • Komunikasi dan hubungan terapeutik dalam keperawatan
  • Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik
  • Hambatan Komunikasi Terapeutik dan Cara Mengatasi

Area ini berisi semua informasi pribadi kita, perilaku, sikap, tindakan, keinginan, motivasi, ide, dll. yang diketahui oleh diri kita sendiri atau orang lain. Area ini berisi hal-hal yang tidak diketahui, baik oleh diri sendiri maupun orang lain.

Kecemasan

  • Teori – teori kecemasan
  • Tingkat kecemasan
  • Faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan
  • Rentang respon kecemasan
  • Alat ukur kecemasan
  • Hal – hal yang dapat mengurangi / menurunkan kecemasan

Perasaan tidak aman tersebut umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan perubahan fisiologis dan psikologis. Menurut Rachmad (2009), kecemasan muncul karena ada sesuatu yang tidak jelas atau tidak diketahui sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman, khawatir atau takut. Sejak kecil, mereka sudah merasa cemas, takut, dan tidak yakin terhadap hal-hal sehari-hari.

Situasi yang bercirikan sesuatu yang baru, ketidakpastian perubahan lingkungan, biasanya menimbulkan peningkatan sekresi adrenalin (epinefrin), yang berkaitan dengan intensitas reaksi subjektif yang disebabkan oleh kondisi yang merangsangnya. Teori ini menyatakan bahwa kecemasan dapat dipandang sebagai sesuatu yang dikondisikan oleh rasa takut terhadap rangsangan lingkungan tertentu. Kecemasan sedang memungkinkan seseorang fokus pada persoalan penting dan mengabaikan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian selektif namun tetap dapat melakukan sesuatu dengan fokus.

Seseorang dengan kecemasan berat cenderung fokus pada sesuatu yang detail dan spesifik, serta tidak mampu memikirkan hal lain. Respon kecemasan yang dapat dikurangi dengan proses komunikasi terapeutik adalah respon yang berhubungan secara psikologis yaitu perasaan tidak berdaya dan perasaan tidak berharga (takut ditolak). Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan seseorang, apakah ringan, sedang, berat, atau sangat berat, digunakan alat ukur Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS – A): Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok, dengan gejala masing-masing kelompok. selanjutnya dirinci berdasarkan gejala – gejala yang lebih spesifik.

Gambar 2.1 Rentang Respon Kecemasan  a.  Respon adaptif
Gambar 2.1 Rentang Respon Kecemasan a. Respon adaptif

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

  • Tanda dan gejala
  • Beresiko terinfeksi Covid-19
  • Transmisi
  • Patogenesis
  • Faktor Risiko
  • Pemeriksaan Penunjang

Kebanyakan pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan gejala pernafasan seperti demam, batuk, bersin dan sesak nafas. Penularan SARS-CoV-2 dari pasien yang bergejala terjadi melalui tetesan yang dikeluarkan saat batuk atau bersin. Selain itu, SARS-CoV-2 telah diamati dapat bertahan dalam aerosol (diproduksi melalui nebulizer) setidaknya selama 3 jam.

Eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 lebih stabil pada plastik dan baja tahan karat (>72 jam) dibandingkan tembaga (4 jam) dan karton (24 jam). Penularan SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak langsung, atau kontak dekat dengan orang yang terinfeksi melalui sekret seperti air liur dan sekret pernafasan atau droplet pernafasan yang keluar pada saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi. Penularan SARS-CoV-2 melalui udara dapat terjadi selama pelaksanaan prosedur medis yang menghasilkan aerosol (“prosedur yang menghasilkan aerosol”).

Glikoprotein yang terdapat pada spike coat virus akan berikatan dengan reseptor seluler berupa ACE2 pada SARS-CoV-2. Diketahui, masuknya SARS-CoV ke dalam sel diawali dengan fusi antara membran virus dan membran plasma sel. Selain fusi membran, terdapat juga endositosis yang bergantung pada clathrin dan tidak bergantung pada clathrin, yang memediasi masuknya SARS-CoV ke dalam sel inang.

Oleh karena itu, hasil negatif tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi SARS-CoV-2, terutama pada pasien dengan indeks kecurigaan yang tinggi (pengumpulan sampel Pakpahan. Induksi dahak juga dapat meningkatkan deteksi virus pada pasien yang negatif SARS-CoV-2 melalui usap nasofaring/orofaring.

METODE PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Tahapan Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data

Belum ada penelitian keperawatan yang berfokus pada dampak komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien suspek Covid-19. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien suspek Covid-19 di RS Cibitung Medika Ranap 4A periode Juni 2022. Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi tingkat kecemasan pasien suspek Covid-19 di RS Cibitung Medika untuk pasien suspek Covid - 19 di RS Cibitung Medika dapat diartikan sebanyak 27 responden (100%), 14 pasien mengalami kecemasan ringan sampai sedang (51,9%), sedangkan 13 pasien mengalami kecemasan berat-sangat berat (48,1%) yaitu pasien yang memiliki kecemasan ringan. lebih moderat dibandingkan pasien yang mengalami kecemasan berat-sangat berat.

Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat RS Cibitung Medika tahun 2022 di ruang suspek Covid-19 pada pasien suspek Covid-19 menunjukkan bahwa dari 27 responden (100%) terdapat 12 pasien yang komunikasinya cukup atau kurang. (44,4%), sedangkan pasien dengan pengalaman komunikasi baik sebanyak 15 orang (55,6%), yakni lebih banyak pasien dengan komunikasi baik dibandingkan pasien dengan komunikasi cukup atau buruk. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik perawat berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien suspek Covid-19 di ruang suspek Covid-19 RS Cibitung Medika pada bulan Agustus 2022. Distribusi frekuensi pasien suspek Covid-19 yang mengalami kecemasan ringan hingga sedang sebanyak 14 orang (51,9%), sedangkan pasien suspek Covid-19 yang mengalami kecemasan berat hingga sangat berat sebanyak 13 orang (48,1%) dari total 27 responden (100%).

Distribusi frekuensi suspek Covid-19 yang mengalami komunikasi cukup atau buruk sebanyak 12 orang (44,4%) sedangkan pasien yang mengalami komunikasi baik sebanyak 15 orang (55,6%) dari total 27 responden (100%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai P = 0,000 (P < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien suspek Covid -19 di RS. ruangan dugaan Covid-19. “Hubungan Komunikasi Terapi Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Suspek Covid-19 Di RS Cibitung Medika Tahun 2022.”

Tabel 3.1 Definisi operasional
Tabel 3.1 Definisi operasional

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

Anggaran Biaya

Justifikasi anggaran biaya ditulis secara rinci dan jelas serta disusun sesuai format tabel 4.1 dengan komponen sebagai berikut.

Jadwal Penelitian

Penelitian ini hanya ditujukan pada pasien suspek Covid-19 di RS Cibitung Medika karena penelitian ini mengamati subjek suspek Covid-19, berdasarkan kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti, maka sampel penelitian pasien suspek Covid-19 yang berusia lebih dari 17 tahun adalah dengan jumlah sampel sebanyak 27 responden. Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai P = 0,000 (P < 0,05) maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat terhadap tingkat kecemasan suspek . Pasien Covid-19 di ruang suspek Covid-19 RS Cibitung Medika pada bulan Agustus 2022 yang berarti semakin baik perawat dalam memberikan komunikasi terapeutik maka tingkat kecemasan pasien akan ringan-sedang sehingga lebih banyak pasien yang mengalami komunikasi yang baik dibandingkan pasien yang mengalami komunikasi sedang-buruk. Ponorogo dengan judul hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien hemodialisis, membuktikan H1 diterima yang berarti ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien hemodialisis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik sebagian besar baik yaitu 13 responden (92,9%), sedangkan komunikasi terapeutik adalah sedang-buruk dengan kecemasan berat-sangat berat sebanyak 11 responden (84,6%), yang terlihat pada pentingnya hubungan komunikasi perawat dengan tingkat kecemasan kecemasan pasien. Hasil data penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah pasien suspek Covid-19 yang mengalami kecemasan ringan hingga sedang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pasien suspek Covid-19 yang mengalami kecemasan berat-sangat berat disertai data komunikasi terapeutik yang baik dibandingkan dengan pasien suspek Covid-19 yang mengalami kecemasan ringan hingga sedang. komunikasi terapeutik yang tepat dari perawat saja tidak cukup. Kami berharap hasil penelitian ini dapat digunakan terutama sebagai bahan ajar dan data untuk penelitian lebih lanjut dengan topik praktik berbasis bukti mengenai komunikasi terapeutik atau kecemasan perawat pada pasien suspek Covid-19.

Kami berharap hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan wawasan bagi pasien suspek Covid-19 dan keluarganya mengenai berbagai cara untuk mengurangi kecemasan pada pasien suspek Covid-19, khususnya melalui komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat dengan informasi intervensi yang berbeda. Kami berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau referensi, dan hasil penelitian ini sebagai data untuk penelitian selanjutnya mengenai komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan bahkan pada pasien suspek Covid-19 perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya keterampilan komunikasi terapeutik untuk memberikan pelayanan yang optimal guna meningkatkan kinerja pengobatan dan mutu kesehatan pasien. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat sesuai dengan keadaan Anda atau sesuai dengan apa yang Anda rasakan selama dirawat di ruangan suspek Covid-19.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Profil RS Cibitung Medika

RS Cibitung Medika Bekasi merupakan unit pelayanan kesehatan yang mempunyai kepedulian sosial terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan melalui sumber daya manusia yang berkualitas, disertai sarana dan prasarana yang memadai berdasarkan empati untuk kemaslahatan masyarakat luas dengan tingkat akreditasi” C".

Pelaksanaan penelitian

Hasil Penelitian

  • Analisa Univariat
  • Analisa Bivariat

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan dari 27 responden bahwa komunikasi terapeutik yang baik terdapat pada sebanyak 13 responden (92,9%) dengan kecemasan ringan sampai sedang, dan komunikasi terapeutik yang cukup baik terdapat pada sebanyak 11 responden (92,9%) dengan kecemasan sedang. kecemasan yang parah hingga sangat parah. responden (84,6%).

Pembahasan hasil penelitian

  • Analisa Uji Univariat
  • Analisa Uji Bivariat

Dari hasil koefisien korelasi juga diperoleh nilai sebesar -0,663 yang menunjukkan korelasi negatif yang berarti hubungan tersebut berlawanan arah, semakin tinggi komunikasi terapeutik dari perawat maka semakin rendah tingkat kecemasan pasien yang menjalani perawatan hemodialisis. . Melaksanakan kebijakan pelaksanaan komunikasi terapeutik sesuai SOP di seluruh ruangan rumah sakit dan sebagai titik awal pada tahap awal melakukan evaluasi secara berkala mengenai komunikasi terapeutik yang diberikan perawat kepada pasien/klien. Sebab dalam pelaksanaannya masih berbagai komponen komunikasi terapeutik keperawatan yang sering terlupakan seperti memperkenalkan diri dan membuat kontrak waktu, menanyakan penyebab kecemasan pasien, menyimpulkan informasi yang telah disampaikan dan menanyakan perasaan pasien. untuk menerima informasi tersebut.

Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Unit Perawatan Intensif Hubungan Komunikasi Terapi dengan Kecemasan Keluarga Pasien Di Unit Perawatan Intensif Kun Ika Nur Rahayu Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri Jl. Lengkapi tabel dibawah ini dengan memberi tanda (X) sesuai dengan penilaian anda terhadap perilaku perawat saat melakukan komunikasi terapeutik dengan anda. Diawal pertemuan dengan Bapak/Ibu, perawat menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan kepada Bapak/Ibu.

Pada awal pertemuan dengan Bapak/Ibu, perawat mengadakan kontrak waktu pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan bersama Bapak/Ibu. Apakah perawat menjelaskan tujuan suatu tindakan kepada anda pada awal pertemuan dengan anda? 6 Apakah perawat memberikan kesempatan kepada anda untuk mendiskusikan penyakit dan tindakan yang harus dilakukan bersama anda?

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Dalam melakukan komunikasi terapeutik, perawat berusaha menciptakan situasi/suasana yang meningkatkan rasa percaya diri. Apakah perawat menanyakan perasaan Anda setelah menerima informasi mengenai penyakit yang Anda alami?

Gambar

Gambar 2.1 Rentang Respon Kecemasan  a.  Respon adaptif
Tabel 3.1 Definisi operasional
Tabel 4.1 Anggaran Biaya Penelitian yang Diajukan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
+2

Referensi

Dokumen terkait

CONCLUSION After the trial was carried out on students of class XI MA Bustanul Mutaalimin, it could be seen that if students were so enthusiastic and able to take part in learning

is door hUI JiltorRlo bowind lOt ltand gobragt 00 do~r on10 conserulÎvoO met DI hunno malE 1 bMI roden : en lIio\ nu wal d.~ 'l'ordr", hod\ uitgowurkll Het IIwn f-rankrijk en Engeland