• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN DOSEN"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penelitian Ellen (2016) menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS di kalangan remaja setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Salah satu prioritas kegiatan pencegahan HIV/AIDS adalah perubahan perilaku berisiko tinggi pada kelompok rentan (diduga aktif secara seksual), kelompok berisiko tertular (terinfeksi HIV tanpa gejala AIDS) dan kelompok tertular (terinfeksi HIV dengan gejala AIDS). ).

Tujuan Penelitian

  • Tujuan umum
  • Tujuan khusus

4 Distribusi frekuensi skrining awal HIV/AIDS sebelum pendidikan kesehatan pada WPS di Desa Sungaibuntu. Distribusi frekuensi skrining awal HIV/AIDS setelah penyuluhan kesehatan pada WPS di Desa Sungaibuntu Karawang Tahun 2020.

Rumusan Masalah .......................................................... Error! Bookmark not defined

TINJAUAN PUSTAKA

HIV (Human Immunodeficiency Virus) /AIDS (Acquired Immuno

  • Pengertian HIV/AIDS
  • Konsep Dasar HIV/AIDS
  • Infeksi HIV dan Reaksi Imunologi
  • Dinamika Penularan HIV
  • Media Penularan HIV
  • Efektifitas Penularan HIV
  • Proses HIV Menjadi AIDS
  • Gejala dan Tanda HIV/AIDS
  • Diagnosis HIV/AIDS
  • Tata Laksana HIV/AIDS
  • Dampak HIV/AIDS
  • Pencegahan

Hal ini terkait dengan kelemahan, kelelahan, efek samping obat, demam, malnutrisi, dan penurunan pertukaran gas (sekunder akibat infeksi paru-paru atau keganasan). Defisiensi volume cairan, berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat akibat lesi mulut dan diare.

Wanita Pekerja Seksual (WPS)

  • Pengertian
  • Faktor-Faktor Penyebab Adanya Wanita Pekerja Seksual
  • Persoalan-Persoalan Psikologis
  • Dampak Yang Ditimbulkan Bila Seseorang Bekerja Sebagai Wanita
  • Penanganan Masalah Wanita Pekerja Seksual
  • Aspek Kesehatan Reproduksi

Biasanya penyakit menular seksual ini terutama tertular oleh WPS yang menjual dirinya ke beberapa pasangan kencan tanpa menggunakan alat pelindung diri seperti kondom (Noviana, 2016). Kebutuhan perempuan yang semakin meningkat memaksanya untuk mencari pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan, namun terkadang sebagian dari mereka harus bekerja sebagai WPS untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Noviana, 2016). Kehidupan keluarga yang buruk dapat memaksa seorang remaja untuk melakukan perbuatan buruk di luar rumah dan hal ini dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan mengajaknya bekerja sebagai pekerja seks (Noviana, 2016).

Meningkatnya angka tindakan pelecehan terhadap perempuan bahkan pemerkosaan terhadap anak kecil dapat menjadi faktor seseorang menjadi pekerja seks (Noviana, 2016). Tidak dapat dipungkiri bahwa permasalahan pekerja seks erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi dan permasalahan kesenjangan status sosial perempuan. Mengingat kualitas paramedis Indonesia secara umum, sangat sulit mengharapkan mereka untuk memberikan pendidikan dan konseling mengenai penyakit menular seksual di negara-negara WPS.

Ada yang menarik dari laporan MHR Sianturi yang menemukan bahwa di antara remaja putri berusia 11 hingga 15 tahun yang ditelitinya, ada beberapa yang menderita penyakit menular seksual Trichomonas dan Human Papilloma Virus. Dampak dari perilaku seksual yang tersebar pada usia yang sangat muda akan mempengaruhi kesehatan reproduksi mereka di kemudian hari.

Skrining

  • Pengertian skrining
  • Tujuan dan sasaran skrining
  • Bentuk pelaksanaan skrining
  • Keuntungan pelaksanaan tes skrining
  • Kriteria dalam menyusun program skrining
  • Validitas
  • Reliabilitas
  • Nilai Ramal (Predictive Values)
  • Skrining bertingkat
  • Yied (Derajat Skrining)

Biasanya, tes skrining dilakukan secara massal pada kelompok populasi tertentu yang menjadi target skrining. Pelaksanaan tes skrining ini cukup sederhana dan relatif mudah serta mempunyai cukup fleksibilitas dalam penggunaannya (Noor, 2008). Tes skrining terutama ditujukan untuk penyakit yang mempunyai masa laten yang lama dan dapat diketahui dengan pemeriksaan/tes khusus.

Positif sejati, yaitu mereka yang dinyatakan menderita melalui pemeriksaan skrining dan kemudian didukung dengan diagnosis klinis yang positif. Positif palsu, yaitu mereka yang dinyatakan menderita pada pemeriksaan skrining, namun dinyatakan sehat/negatif dalam diagnosis klinis. Negatif palsu, yaitu mereka yang dinyatakan sehat dalam tes skrining, namun diagnosis klinisnya menunjukkan menderita.

Sedangkan bentuk skrining paralel adalah skrining dengan dua jenis tes untuk satu penyakit tertentu dan bagi mereka yang positif mengidap salah satu penyakit. Screening rate adalah kemampuan untuk menjaring (menemukan) mereka yang benar-benar menderita, namun tanpa gejala, dengan tes skrining, sehingga dapat diberikan diagnosis pasti dan pengobatan dini.

Edukasi Kesehatan

  • Pengertian Edukasi kesehatan

Tujuan pendidikan dan konseling sangat menentukan metode yang akan digunakan, apakah tujuannya mengubah pengetahuan saja, mengubah sikap saja, mengubah perilaku saja, atau gabungan ketiganya. Jika tujuan pendidikan hanya untuk mengubah pengetahuan atau pemahaman, dapat digunakan metode ceramah, seminar, dan presentasi. Apabila tujuan pendidikan adalah untuk mengubah keterampilan maka metode yang dapat dipilih adalah studi kasus, learning by doing dan demonstrasi.

Efektivitas metode ini juga akan tergantung pada besar kecilnya tujuan pendidikan a) Perkuliahan; metode yang cocok untuk sasaran dengan tingkat pendidikan tinggi dan rendah. Kemudian diambil kesimpulan dari masing-masing kelompok dan dicari kesimpulannya. Kesimpulannya. e) Memainkan Peran (Role Play); sebagian anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran untuk menjalankan peran tertentu, misalnya sebagai dokter di puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan lain-lain, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Biasanya dalam bentuk buku, dimana setiap lembar (halaman) berisi gambar demonstrasi dan setelahnya berisi kalimat sebagai pesan/informasi tentang gambar tersebut.

Papan/billboard yang ditempatkan di tempat umum dapat digunakan untuk pesan atau informasi kesehatan. Media papan tulis juga memuat pesan-pesan yang ditulis pada pelat galvanis yang ditempelkan pada angkutan umum (bus/taksi) (Notoatmodjo, 2014).

METODE PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Tahapan Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi Penelitian
    • Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data
    • Analisis Univariat
    • Analisis Bivariat

Distribusi frekuensi pengetahuan HIV/AIDS sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada WPS di Desa Sungaibuntu, Karawang, 2020. Distribusi frekuensi pengetahuan HIV/AIDS setelah diberikan pendidikan kesehatan pada WPS di Desa Sungaibuntu, Karawang, 2018. Distribusi frekuensi skrining awal HIV/AIDS Sebelum diberikan pendidikan tentang kesehatan pada WPS di Desa Sungaibuntu Karawang pada tahun 2018.

Berdasarkan Tabel 5.3 terlihat bahwa dari 12 responden sebelum dilakukan pendidikan kesehatan mayoritas belum pernah melakukan skrining HIV/AIDS, 9 responden (75%) dan 3 responden (25%) belum pernah melakukan skrining HIV/AIDS dilakukan. Skrining HIV/AIDS. 7 Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap skrining awal HIV/AIDS sebelum dan sesudah pekerja seks perempuan. Sedangkan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang skrining awal HIV/AIDS diperoleh nilai mean 1,83 dan standar deviasi 389.

Distribusi frekuensi 12 responden sebelum melakukan penyuluhan kesehatan di Desa Sungaibuntu Karawang kategori yang menjalani skrining HIV/AIDS sebanyak 3 responden (25%). Distribusi frekuensi pendidikan kesehatan di Desa Sungaibuntu Karawang sebanyak 12 responden, kategori yang menjalani skrining HIV/AIDS sebanyak 12 responden (100%).

Tabel 3. 1Definisi operasional
Tabel 3. 1Definisi operasional

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

Anggaran Biaya

Jadwal Penelitian

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas terlihat bahwa pengetahuan responden tentang HIV/AIDS dilakukan sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan, dari 12 responden terdapat 12 responden yang berada pada kategori kurang (100%). Berdasarkan Tabel 5.3 diatas terlihat bahwa pengetahuan responden tentang HIV/AIDS setelah diberikan pendidikan kesehatan dari 12 responden sebagian besar berada pada kategori cukup, sebanyak 10 responden (16,7%) berada pada kategori baik dan tidak ada satupun responden yang tidak. (0%) pada kategori baik mempunyai pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS. Berdasarkan Tabel 5.4 terlihat bahwa dari 12 responden setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, seluruh 12 responden (100%) ingin menjalani skrining HIV/AIDS dan tidak ada responden yang tidak mau menjalani skrining.

Berdasarkan Tabel 5.6, hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji t dependen menunjukkan bahwa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap skrining awal HIV/AIDS sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan jumlah sampel 12 responden mempunyai nilai mean 1,00 dan standar deviasi sebesar 389. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan nilai mean sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan dengan selisih sebesar 0,833. Dampak pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan dan sikap pencegahan HIV/AIDS pada pekerja seks komersial.

Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media video terhadap tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Parigi Kabupaten Pangandaran. Pengaruh pendidikan kesehatan audiovisual tentang HIV/AIDS terhadap pengetahuan dan sikap remaja kelas X di SMK N 1 Bantul.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Profil Puskesmas Sungaibuntu Karawang
  • Visi dan Misi

Puskesmas Sungaibuntu merupakan fasilitas BPJS kesehatan tingkat pertama di Kabupaten Kawarang yang terletak di Jl. Sungaibuntu Pedes Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Puskesmas Sungaibuntu termasuk dalam wilayah Kecamatan Pedes dan terdiri dari wilayah Desa Sungaibuntu, Desa Dongkal, Desa Kendal Jaya dan Desa Puspasari. UPTD Puskesmas Kecamatan Sungaibuntu Pedes yang merupakan Unit Teknis Pelaksana Pelayanan Kabupaten berupaya melaksanakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

UPTD Puskesmas Sungaibuntu Kecamatan Pedes merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kecamatan PEDES, Puskesmas Induk dengan luas 23,01 km2.

Pelaksanaan penelitian

Hasil Penelitian

  • Analisa Univariat

Berdasarkan Tabel 5.5, hasil uji normalitas menggunakan analisis shaper-owl test dengan jumlah sampel 12 responden (n=12) pada taraf signifikansi 95% (α 0,05) sebelum screening mempunyai P-value sebesar 0,65 diperoleh. P-value sebelum dan sesudah pendidikan dengan hasil skrining lebih besar dari nilai alpha yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa uji normalitas sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai skrining dinyatakan berdistribusi normal, sehingga uji t sampel berpasangan dapat dilanjutkan.

Uji T sampel berpasangan dilakukan untuk mengetahui perbedaan skrining awal sebelum dan sesudah pendidikan HIV/ADS. Dapat diartikan terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada hasil analisis menggunakan uji t sampel berpasangan di hasilkan nilai P (0,000), T angka 7416. T tabel (2200) jadi bahwa nilai P (0,000) < alpha (0,05).

Tabel 5. 2 Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Sebelum Dilakukan Edukasi  Kesehatan  Pada WPS di Desa Sungaibuntu
Tabel 5. 2 Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Sebelum Dilakukan Edukasi Kesehatan Pada WPS di Desa Sungaibuntu

Keterbatasan Penelitian

Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya WPS dengan memberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan berbagai jenis media pendidikan kesehatan yang dapat menarik minat masyarakat untuk mengetahui pentingnya skrining HIV/AIDS. Tenaga kesehatan juga diharapkan dapat berkolaborasi dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta dalam menyediakan skrining HIV yang terjangkau bagi individu dengan faktor risiko tinggi tertular HIV, salah satunya adalah WPS. Institusi pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan mahasiswa khususnya Program Studi (S1) Ilmu Keperawatan agar siap terjun ke masyarakat dan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui upaya pendidikan kesehatan masyarakat khususnya WPS melalui berbagai metode pendidikan kesehatan. .

Kami berharap bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pendidikan kesehatan lebih mendalam mengenai skrining HIV dini dengan menggunakan metode pendidikan kesehatan yang berbeda dengan penelitian ini, seperti memberikan pendidikan kesehatan melalui metode diskusi kelompok. Upaya deteksi dini pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga dengan meningkatkan pengetahuan tentang layanan DCT. Pengaruh pendidikan kesehatan peer group terhadap motivasi ibu hamil menjalani skrining HIV/AIDS di Puskesmas Kandeman Kabupaten Batang.

Dampak pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang inisiasi menyusui dini di kota Yogyakarta. Dampak pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku PSK dalam pencegahan PMS di Gajah Gumpul Kabupaten Pati.

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan di bidang pendidikan kesehatan umum yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mengubah sikap dan perilaku masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang diinginkan. HIV/AIDS mencakup penularan, pencegahan dan skrining atau tes yang diperlukan untuk mendeteksi status HIV. Variabel pengetahuan diberi kode 1 untuk kategori “kurang”, kode 2 untuk kategori “cukup”, dan kode 3 untuk kategori “baik”, sedangkan variabel pendidikan kesehatan tidak diberi kode karena merupakan intervensi.

Analisis bivariat pada penelitian ini untuk mengetahui adakah perbedaan kesediaan responden untuk menjalani skrining awal HIV/AIDS sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis uji-t, yaitu perbandingan perbedaan antara dua kelompok atau sampel, terlepas dari apakah berbeda atau tidak. Setelah diperoleh hasil data maka dilakukan penarikan kesimpulan atau kesimpulan dari data tersebut, dimana jika nilai p ≤ 0,05 maka Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian kesehatan. pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Saran

  • Bagi Tenaga Kesehatan
  • Bagi Institusi Pendidikan
  • Bagi Peneliti Selanjutnya

Gambar

Tabel 3. 1Definisi operasional
Tabel 4. 1Anggaran Biaya Penelitian yang Diajukan
Tabel 4. 2Jadwal Kegiatan
Tabel 5. 1Distribusi Frekuensi Karakteristik WPS di Desa Sungaibuntu   Karawang Tahun 2020
+3

Referensi

Dokumen terkait

Percentage of Beneficiaries who rate the training course/s and advisory services as satisfactory or higher in terms 85.00% CCJE CA CBEA CEIT CLAW CLA CoEd Rizal CF CNHS