• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN KOLABORASI DOSEN ... - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN KOLABORASI DOSEN ... - SIMAKIP"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

Bukti hasil penelitian harus dalam status publikasi sebagaimana dijanjikan dalam Pasal 1 dan harus dilampirkan pada laporan penelitian yang diunggah di seejakip.uhamka.ac.id. Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 akan dilakukan oleh PIHAK KEDUA mulai tanggal 28 Februari 2019 sampai dengan 30 Juli 2019. wilayah kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang Tahun 2019.

Variabel pengetahuan tentang perilaku ibu hamil yang paling dominan pada pelaksanaan kunjungan antenatal care (ANC) dengan OR sebesar 4,940. Lamanya kehamilan hingga aterm adalah 280 hingga 300 hari atau 39-40 minggu, sehingga ibu hamil membutuhkan pengawasan yang tepat selama masa ini. Sedangkan jumlah kunjungan K4 (ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar minimal 4 kali, dengan distribusi pelayanan yang dianjurkan minimal 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III kehamilan. ) sebanyak 39.340 ibu hamil atau 94,80% dari target ibu hamil, cakupan tersebut menurun dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 96,51%.

Dampak kurangnya kunjungan ANC pada ibu hamil untuk deteksi dini kondisi ibu hamil yang masuk dalam kriteria 4 “terlalu banyak” yaitu terlalu tua saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), jarak kelahiran terlalu padat (<2 tahun), yang menyebabkan komplikasi pada ibu hamil yang tidak dapat dicegah atau diobati. Selain itu, ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan juga dapat mengakibatkan lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), sehingga tidak dapat diketahui apakah kehamilan berjalan dengan baik atau menghadapi kondisi resiko tinggi dan komplikasi kebidanan yang dapat membahayakan nyawa ibu dan janin (Saifuddin, 2016). Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang kehamilan resiko tinggi, maka kemungkinan ibu akan berpikir untuk menentukan sikap, perilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi kehamilan resiko tinggi tersebut.

Pengetahuan sangat mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian besar ibu hamil tidak mengetahui tentang kehamilan resiko tinggi dan baru akan memeriksakan kondisinya jika keluhan yang dirasakan semakin parah.

Tujuan

Peran utama Puskesmas adalah memberikan pelayanan yang bermutu kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang maksimal. Salah satu upaya untuk menurunkan AKI adalah akses pelayanan antenatal care yang kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Pentingnya pemeriksaan antenatal melihat jumlah kunjungan ANC/pemeriksaan kehamilan 4 kali (K4) yang masih kurang dari standar acuan nasional (Prawirohardjo, 2002).

Melihat tujuan yang tidak tercapai saat ANC berkunjung. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Layanan Anteal Care oleh Dinas Kesehatan Tahun 2019”.

Urgensi Penelitian

Urgensi Untuk Tempat Penelitian dan Bagi Tenaga Kesehatan

Lembaga Penelitian dan Pengembangan UHAMKA

Kunjungan Antanetal Care

Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB pada hakekatnya mengacu pada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yang meliputi: KB, ANC, persalinan bersih dan aman serta pelayanan kegawatdaruratan kebidanan. Pelayanan/perawatan ANC hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi. Untuk itu diperlukan kebijakan teknis bagi ibu hamil secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi risiko dan komplikasi kehamilan dini.

Berbagai kebijakan teknis pelayanan ANC rutin yang dilaksanakan selama ini untuk meningkatkan cakupan pelayanan antara lain: Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan Program Perencanaan Kelahiran dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di patch KIA dengan melibatkan kader dan aparat desa serta kegiatan kelompok kelas ibu hamil.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan ANC pada Ibu Hamil

Ibu hamil yang berpendidikan memiliki pemahaman yang lebih tinggi terhadap masalah kesehatan, sehingga hal ini mempengaruhi sikap ibu hamil terhadap kehamilannya, serta asupan gizinya selama hamil. Menurut (Gita Nirmala, 2016), ibu hamil primigravida merasa membutuhkan lebih banyak informasi tentang kehamilannya karena merasa tidak berpengalaman ketika kehamilan terjadi. Mereka lebih peduli dibandingkan dengan kehamilan multigravida, sehingga ibu primigravida akan lebih banyak menggunakan pelayanan ANC dibandingkan ibu multigravida.

Sebagai indikasi seseorang melakukan tindakan, pengetahuan merupakan faktor penting yang mempengaruhi motivasi ibu hamil untuk berkunjung ke ANC. Diketahui juga bahwa pengetahuan yang baik akan memperkuat individu atau ibu hamil dalam menentukan perilaku. Semakin jauh fasilitas medis dari tempat tinggal ibu hamil dan semakin sulit akses ke fasilitas medis tersebut maka semakin rendah motivasi ibu hamil untuk berkunjung ke NNC.

Dukungan keluarga dapat berupa bantuan, perhatian, penghargaan atau kepedulian terhadap ibu hamil. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Nur, 2013) menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan penggunaan layanan ANC oleh ibu hamil dengan kekuatan hubungan yang lemah. Menurut (Adawiyah, 2001), mengatakan bahwa ibu hamil yang bekerja merupakan alasan utama yang mempengaruhi frekuensi pemeriksaan kehamilan sehubungan dengan ada tidaknya waktu kunjungan antenatal care.

Menurut (Cein Tamaka, dkk, 2013), ibu hamil yang bekerja akan membuat ibu hamil kurang termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan yang dilakukannya. Semakin baik sikap petugas kesehatan maka semakin sering ibu hamil mengunjungi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya (Salmah, 2012). Distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata di daerah terpencil juga dapat mengurangi akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan.

Media informasi tentang pentingnya pelayanan ANC bagi ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu dalam melakukan kunjungan ANC. Menurut Kassyou dalam Uswatul Hasana (2010) bahwa pemerintah dalam memberikan informasi tentang ANC sangat membantu ibu hamil untuk mendapatkan informasi yang lebih baik. Ibu hamil yang mendapatkan informasi yang cukup dari media informasi memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan ibu hamil yang mengakses media informasi sedikit.

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Desain Penelitian

Instrumen Penelitian

Populasi dan Sampel

Analisis Data

Alur Penelitian Tabel. Alur Penelitian

Biaya Penelitian

Jadwal Penelitian

Hasil analisis berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 334 responden terdapat 264 ibu hamil (79,00%) yang melakukan kunjungan ANC. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p (0,003) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC. 2) Perilaku ibu saat kunjungan ANC lebih banyak pada responden yang berpendidikan tinggi yaitu 241 orang (82,0%) dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah yaitu 23 orang (57,5) Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square mencapai p-value (0,001) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC.

Perilaku ibu saat kunjungan ANC lebih tinggi pada ibu multipara sebanyak 240 (81,4%) dibanding primipara sebanyak 24 responden (61,5%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p (0,004) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC. 3) Perilaku ibu saat kunjungan ANC lebih banyak pada responden yang berstatus sosial ekonomi tinggi sebanyak 251 orang (81,0%) dibandingkan dengan responden yang berstatus sosial ekonomi rendah sebanyak 13 orang (54,2). dengan uji tersebut diperoleh nilai p (0,004) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC 4) Perilaku ibu saat kunjungan ANC lebih banyak pada responden dengan pengetahuan tinggi sebanyak 242 orang (82,6%) dibandingkan responden.

Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p-value (0,000) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC. 5) Perilaku ibu saat kunjungan ANC lebih dekat sebanyak 241 orang (82,3%) dibandingkan dengan responden yang melakukan kunjungan jarak jauh sebanyak 23 orang (56,1%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p-value (0,000) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jarak dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC. 6) Perilaku ibu saat kunjungan ANC lebih banyak pada responden yang memiliki dukungan keluarga tidak mendukung sebanyak 235 orang (81,6%) dibandingkan responden yang memiliki dukungan keluarga tidak mendukung sebanyak 29 orang (63,0). Hasil uji statistik ) dengan uji Chi-square diperoleh p-value (0,007) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC 7) Perilaku ibu saat kunjungan ANC lebih pada responden yang tidak bekerja sebanyak 239 orang (81,3%) dibandingkan dengan responden yang bekerja sebanyak 25 orang (62,5%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p(0,011) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC. 8) Perilaku ibu saat kunjungan ANC lebih banyak pada responden dengan sikap petugas baik sebanyak 238 orang (81,2%) dibandingkan responden dengan sikap petugas kurang baik sebanyak 26 orang (63,4%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p (0,016) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap petugas dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC. 9) Perilaku ibu saat kunjungan ANC lebih banyak pada responden yang memiliki media informasi memperoleh informasi sebanyak 240 orang (81,9%) dibandingkan responden yang memiliki media informasi yang tidak mendapatkan informasi sebanyak 24 orang (58,5% ). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p-value (0,001) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara media informasi dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC.

Berdasarkan hasil akhir analisis di atas diperoleh variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku ibu saat kunjungan ANC yaitu usia, pekerjaan, sosial ekonomi, jarak, pengetahuan, dukungan dan sikap dengan nilai (p < 0,05 ), sedangkan media pendidikan dan informasi terkini sebagai variabel confounding. Hasil pemodelan terakhir memiliki nilai R2 sebesar 0,494 yang berarti 10 variabel independen dapat menjelaskan variasi variabel status perilaku ibu hamil dalam ANC sebesar 4,94%.

Tabel 5.1 Rekapitulasi Analisis Univariat Hubungan Berdasarkan  Perilaku Ibu Hamil dalam Kunjungan ANC Di Wilayah Kerja
Tabel 5.1 Rekapitulasi Analisis Univariat Hubungan Berdasarkan Perilaku Ibu Hamil dalam Kunjungan ANC Di Wilayah Kerja

IDENTITAS JURNAL

Keluaran yang direalisasikan memuat identitas keluaran penelitian yang telah peneliti realisasikan sesuai dengan skema penelitian yang dipilih.

IDENTITAS SEMINAR

IDENTITAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Kementerian Kesehatan RI Buku Kesehatan Ibu dan Anak Jakarta: Kementerian dan JICA (Japan International Cooperation Agency). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Ibu Hamil dengan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Berkala di Puskesmas Weru Kota Manado. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar Tahun 2013.

Gambar

Tabel 5.1 Rekapitulasi Analisis Univariat Hubungan Berdasarkan  Perilaku Ibu Hamil dalam Kunjungan ANC Di Wilayah Kerja
Tabel 5.2 Analisis Bivariat Perilaku Ibu Dalam Kunjungan ANC Di Wilayah Kerja Puskesmas  Periuk Jaya Kota Tangerang Tahun 2019
Tabel 5.3 Hasil Pemodelan Akhir Multivariat Hubungan Perilaku Ibu Dalam Kunjungan  ANC di Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Tidak Langsung Pendidikan Terhadap Kecemasan Anak Melalui Dukungan Keluarga Faktor yang mempengaruhi pengetahuan orangtua tentang dukungan keluarga salah satunya yaitu