• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS BESAR: PENERAPAN FUZZY LOGIC DALAM ANALISIS RISIKO PROYEK KONSTRUKSI APLIKASI TEKNOLOGI CERDAS

N/A
N/A
Cahyo Maulana Asrofi

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN TUGAS BESAR: PENERAPAN FUZZY LOGIC DALAM ANALISIS RISIKO PROYEK KONSTRUKSI APLIKASI TEKNOLOGI CERDAS"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEK KONSTRUKSI

APLIKASI TEKNOLOGI CERDAS

Dosen Pengampu :

DWIKY FAJRI SYAHBANA, S.T., M.T.

AAN FAUZI, S.T., M.T.

Disusun Oleh : KELOMPOK 11

CAHYO MAULANA ASROFI ( 2035201086 )

AULIA VITA JANATI ( 2035201090 )

HANINDITO MAHAMERU ( 2035201102 )

MUHAMMAD RIFQI ARWIN. A ( 2035201118 )

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

(2)

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugas besar kami “Penerapan Fuzzy Logic Dalam Analisis Risiko Proyek Konstruksi” ini dengan baik.

Sholawat serta salam tetap kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga kita dapat terlepas dari zaman yang gelap menuju zaman yang terang benderang yakni addinil islam. Semoga kita senantiasa mendapatkan syafaatnya nanti di akhirat kelak.

Laporan ini digunakan untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Aplikasi Teknolog Cerdas. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing selama proses penyusunan laporan ini, terutama kepada :

1. Bapak Dwiky Fajri Syahbana, S.T., M.T. dan Aan Fauzi, S.T., M.T.

selaku dosen pengampu kelas TRPPBS-B

2. Teman-teman kelompok 11 dan mahasiswa Diploma Sipil prodi TRPPBS- B tahun 2020

3. Serta semua pihak yang turut membantu kami yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Dalam penyusunan laporan tugas besar ini, kami berusaha keras untuk bisa mecapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun demikian, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang terdapat pada penulisan laporan ini. Maka dari itu, kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami sebagai bahan evaluasi untuk dapat menjadi lebih baik kedepannya.

Semoga laporan tugas besar yang kami tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami probadi, pembaca, dan umumnya untuk mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS. Demikian hal yang dapat kami sampaikan. Terimakasih.

Surabaya, 13 Juni 2022

KELOMPOK 11

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ……….. 1

KATA PENGANTAR ……… 2

DAFTAR ISI ……….. 3

BAB I PENDAHULUAN ………. 4

1.1 Latar Belakang ………. 4

1.2 Identifikasi Masalah ………. 5

1.3 Metode ………. 5

1.3.1 Rencana Metode yang Digunakan ……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 6

2.1 Peraturan dan Pendapat Para Ahli ………... 6

2.2 Bahaya ………. 6

2.3 Kecelakaan Kerja ………. 7

2.4 Risiko ………... 7

2.4.1 Manajemen Risiko ……… 7

2.4.2 Identifikasi Risiko ………. 7

2.4.3 Penilaian Risiko (Risk Assessment) ……….. 8

2.4.4 Pengendalian Risiko ………. 8

BAB III METODE PERENCANAAN ……… 9

3.1 Perencanaan ………. 9

3.2 Metode Fuzzy Logic ………. 9

3.2.1 Rencana Metode yang Digunakan ……… 9

3.3 Bobot Penilaian Risiko ……… 9

3.4 Diagram Alir Perencanaan ……….. 10

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM ……… 11

4.1 Penerapan Fuzzy Logic ……… 11

4.1.1 Pembentukan Himpunan Fuzzy ……… 11

4.1.2 Input, Output, dan Fuzzy Rule ……….. 11

4.2 Perancangan Membership Functions ………... 14

4.3 Rule Editor ………... 16

BAB V HASIL DAN ANALISIS ………... 19

5.1 Rule Viewer ……….. 19

5.2 Surface Viewer ………. 21

BAB VI KESIMPULAN ………... 22

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat sebagai upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang menimbulkan kecelakaan akibat kerja serta tindakan antisipatif jika terjadi kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 tahun 2018 tentang K3 lingkungan kerja yang mengatur persyaratan higiene dan sanitasi sebagai acuan untuk terwujudnya tempat kerja yang aman, sehat, dan nyaman sehingga tercipta produktivitas kerja yang terus meningkat dan mengurangi jumlah kecelakaan kerja (Tarwaka, 2016).

Menurut International Labor Organization (ILO) tahun 2018, tingkat kecelakaan kerja dan berbagai ancaman K3 di Indonesia masih cukup tinggi. Setiap hari terjadi 6000 kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban fatal, di Indonesia setiap 100.000 tenaga kerja terdapat 20 korban fatal akibat kecelakaan kerja. Kerugian yang harus ditanggung akibat kecelakaan kerja di Indonesia juga termasuk paling tinggi, mencapai 4% dari produk nasional bruto (PNB). Kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun 2018 juga menjelaskan bahwa Indonesia menempati urutan tertinggi yaitu urutan ke-152 dari 153 negara yang telah diteliti.

Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan persyaratan serta peraturan- peraturan untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, pada kenyataannya pelaksana proyek masih sering mengabaikan persyaratan dan peraturan-peraturan dalam K3 tersebut. Keberadaan peraturan akan K3 juga tidak diimbangi oleh upaya hukum yang tegas dan sanksi yang berat, sehingga menyebabkan banyak pelaksana proyek yang sering mengabaikan keselamatan serta kesehatan tenaga kerjanya. Selain secara teknik, sistem pengendalian K3 juga harus membangun aspek moral, karakter, serta sikap pikir pekerja untuk bekerja dengan selamat.

Banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan suatu proyek, diantaranya yang kami rangkum sebagai berikut : penerapan K3 ketika di lapangan, ketepatan teknologi yang digunakan, dan dampak terhadap lingkungan. Kontraktor dan pengawas terkadang kurang tepat dalam menilai dan menganalisis potensi risiko untuk menentukan prioritas dan metode dalam aspek penanganan.

(5)

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas, kami memberikan identifikasi masalah yang akan dijadikan parameter dalam penerapan fuzzy logic dalam analisis risiko proyek konstruksi, diantaranya sebagai berikut :

1. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lapangan yang belum maksimal

2. Penerapan teknologi dan metode pelaksanaan pekerja ketika di lapangan yang belum tepat

3. Dampak yang ditimbulkan berupa potensi risiko kegagalan proyek dari penerapan K3 dan metode pelaksanaan yang belum terpenuhi

1.3 Metode

Metode yang digunakan dalam analisis risiko proyek konstruksi adalah fuzzy logic. Metode fuzzy logic ini merupakan suatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaan (fuzziness) antara benar atau salah. Pada pengaplikasiannya, sistem ini mampu menyesuaikan kondisi proyek kostruksi dengan metode fuzzy logic.

1.3.1 Rencana Metode yang Digunakan

Pembentukan Himpunan Fuzzy

Dalam pembentukan himpunan fuzzy, terdapat 3 variable input dan 1 variable output, diantaranya sebagai berikut :

1) Variable input :

a. Variable Penerapan K3 Ketika di Lapangan b. Variable Dampak Terhadap Lingkungan c. Variable Ketepatan Teknologi yang Digunakan 2) Variable output :

a. Variable Risiko Proyek Konstruksi

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peraturan dan Pendapat Para Ahli

Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Menurut Permen PUPR No.05/PRT/M/2014 tentang SMK3 konstruksi dapat diterapkan secara konsisten untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi; dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja; serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien, untuk mendorong produktifitas. Teori Hameed dan Amjad (2009) Faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas adalah: Kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu.

Penelitian Chind et al. (2012) tingkat kecelakaan, biaya kompensasi, seperti kompensasi biaya dan kerusakan dan lingkungan kerja yang baik. Strategi atau upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dapat dilihat dari 5 (lima) dimensi (Jackson et al., 2011) adalah Pencegahan kecelakan, pencegahan penyakit, manajemen tekanan, program kesehatan, pengukuran dan pengawasan.

2.2 Bahaya

Bahaya merupakan sumber yang berpotensu menciderai manusia, kerusakan properti, dan lingkungan. Menurut OHSAS 18001 bahaya adalah sumber, kondisi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia.

Bahaya adalah semua sumber atau situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cidera (kecelakaan kerja). Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja antara lain :

1. Faktor bahaya biologi 2. Faktor bahaya kimia

3. Faktor bahaya fisik/ mekanik 4. Faktor bahaya biomekanik 5. Faktor bahaya sosial-psikologis

(7)

2.3 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang saling berhubungan dengan suatu pekerjaan demikian juga dengan kecelakaan yang dapat terjadi saat dalam perjalanan menuju tempat kerja dan dari tempat kerja menuju rumah. Kecalakaan jerja sering terjadi saat berada di tempat kerja terutama di proyek konstruksi yang lebih banyak mengalami kecelakaan kerja.

2.4 Risiko

Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung. Risiko diukur berdasarkan nilai probability dan consequences. Konsekuensi atau dampak dapat terjadi apabila terdapat bahaya dan kontak antara manusia dengan peralatan ataupun material yang terlibat dalam suatu interaksi.

2.4.1 Manajemen Risiko

Risiko proyek merupakan suatu kejadian yang tidak pasti atau berpeluang terjadi, dan mempengaruhi pelaksanaan proyek. Ketidakpastian akibat aktivitas manusia/teknologi dapat dikurangi dengan menggali lebih banyak informasi dan menerapkan model yang lebih baik. Manajemen risiko dilakukan pada setiap tahapan proyek (Husen, 2009).

2.4.2 Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko dilakukan untuk mengumpulkan risiko-risiko yang kemungkinan bisa terjadi dalam suatu pelaksanaan pekerjaan. Risiko dapat dikenali berdasarkan sumbernya, kejadian dan akibat yang ditimbulkan. Dalam manajemen risiko, diawali dengan mengadakan identifikasi risiko untuk menguraikan dengan rinci jenis risiko yang mungkin terjadi dari kegiatan yang akan atau sedang dilakukan (Norken, 2015). Tahapan ini juga memberikan informasi dengan detail tentang potensi bahaya dan konsekuensinya.

(8)

2.4.3 Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko berdasarkan PERMEN PU No. 05-PRT-M-2014 nilai kekerapan terjadinya risiko K3 konstruksi yaitu nilai 1 (satu) jarang terjadi dalam kegiatan konstruksi, nilai 2 (dua) kadang-kadang terjadi dalam kegiatan konstruksi, nilai 3 (tiga) sering terjadi dalam kegiatan konstruksi. Nilai keparahan yaitu 1 (ringan), 2 (sedang), 3 (berat).

Hazzard identification and risk assessment adalah metode mengidentifikasi bahaya melalui penilaian dan matrik risiko (Susihono, 2013). Menurut standar AS/NZS 4360 kemungkinan (probability) diberi rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risiko yang dapat terjadi setiap saat. Untuk keparahan (consequence) dikategorikan antara kejadian yang tidak menimbulkan cedera atau hanya kerugian kecil dan yang paling parah jika dapat menimbulkan kejadian fatal (meninggal dunia) atau kerusakan besar terhadap aset organisasi.

2.4.4 Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko dilakukan dengan tujuan menentukan tindakan untuk mengurangi akibat risiko yang telah diidentifikasi. Selain itu, pengendalian dilakukan sampai batas yang dapat diterima, walaupun tidak sepenuhnya dapat dihilangkan.

Identifikasi tindakan pengendalian ini dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko, yaitu eliminasi, substitusi, rekayasa teknik, pengendalian administrasi, dan penggunaan alat pelindung diri.

1. Eliminasi merupakan peniadaan kondisi berbahaya.

2. Substitusi merupakan penggantian kondisi dan tindakan berbahaya, dengan yang lebih aman dan sehat.

3. Rekayasa merupakan penggunakan teknologi dan metode kerja yang dapat meminimalisir risiko.

4. Administratif merupakan penggunaan prosedur ijin kerja yang terkordinasi.

5. APD merupakan penggunaan alat pelindung diri yang baik dan tepat, untuk mengurangi terpaparnya oleh bahaya dan risiko

Selain melalui hirarki pengendalian risiko, pengendalian juga bisa melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta motivasi, evaluasi melalui audit, dan penegakan hukum, safety induction, safety talk, training (Sucita, 2011).

(9)

BAB III

METODE PERENCANAAN

3.1 Perencanaan

Perencanaan ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif berupa identifikasi risiko dan kuantitatif berupa penilaian terhadap risiko yang teridentifikasi.

3.2 Metode Fuzzy Logic

Metode yang digunakan dalam analisis risiko proyek konstruksi adalah fuzzy logic. Metode fuzzy logic ini merupakan suatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaan (fuzziness) antara benar atau salah. Pada pengaplikasiannya, sistem ini mampu menyesuaikan kondisi proyek kostruksi dengan metode fuzzy logic.

3.2.1 Rencana Metode yang Digunakan

Pembentukan Himpunan Fuzzy

Dalam pembentukan himpunan fuzzy, terdapat 3 variable input dan 1 variable output, diantaranya sebagai berikut :

1) Variable input :

a. Variable Penerapan K3 Ketika di Lapangan b. Variable Dampak Terhadap Lingkungan c. Variable Ketepatan Teknologi yang Digunakan 2) Variable output :

d. Variable Risiko Proyek Konstruksi

3.3 Bobot Penilaian Risiko

Menurut standar AS/NZS 4360 bobot penilaian risiko diberi rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risiko yang dapat terjadi setiap saat, seperti berikut :

a. Kemungkinan (Probability) (1) Dapat terjadi setiap saat (2) Kemungkinan terjadi sering

(10)

(4) Kemungkinan jarang terjadi

(5) Hampir tidak pernah atau sangat jarang b. Dampak (Consequence)

(1) Tidak terjadi cedera, kerugian finansial kecil (2) Cedera ringan, kerugian finansial

(3) Cedera sedang, perlu penanganan medis, kerugian finansial besar (4) Cedera berat > 1 orang, kerugian besar, gangguan produksi

(5) Fatak > 1 orang, kerugian sangat besar dan dampak luas yang berdampak Panjang, terhentinya seluruh kegiatan

3.4 Diagram Alir Perencanaan

Mulai

Identifikasi Masalah

Penerapan K3, Dampak Lingkungan, Ketepatan Teknologi

Tinjauan Pustaka

PP Nomor 50 Tahun 2012, Permen PUPR No.05/PRT/M/2014, AS/NZS 4360

Metode Perencanaan

Fuzzy Logic, Hazzard identification and risk assessment

Implementasi Program

Program MATLAB menggunakan metode fuzzy logic dan merencanakan rule editor dengan standar AS/NZS 4360

Hasil Risiko Rendah -Tinggi

Kesimpulan dan Saran

Selesai

(11)

BAB IV

IMPLEMENTASI PROGRAM

4.1 Penerapan Fuzzy Logic

4.1.1 Pembentukan Himpunan Fuzzy

Dalam pembentukan himpunan fuzzy, parameter variable input dan output yang kami rencanakan dalam implementasi program adalah sebagai berikut :

1) Variable input :

a. Variable Penerapan K3 Ketika di Lapangan

Penerapan K3 di Lapangan Ket. Range

KURANG 1 - 18

CUKUP 17 - 33

BAIK 32 - 50

b. Variable Dampak Terhadap Lingkungan

Dampak Terhadap Lapangan Ket. Range

TIDAK BERDAMPAK 1 - 11

BERDAMPAK 10 - 20

SANGAT BERDAMPAK 19 - 30

c. Variable Ketepatan Teknologi yang Digunakan

Teknologi yang Digunakan Ket. Range

TEPAT 1 - 3

TIDAK TEPAT 2 - 5

1) Variable output :

a. Variable Risiko Proyek Konstruksi

Penerapan K3 di Lapangan Ket. Range

RENDAH 1 – 0,6

TINGGI 0,4 - 1

4.1.2 Input, Output, dan Fuzzy Rule

Langkah-langkah dalam menentukan input, output, dan fuzzy rule adalah sebagai berikut :

(12)

1) Memulai FLT

➢ Ketikkan “FuzzyLogicDesigner” pada command window, kemudian tekan enter (karena menggunakan versi R2022a).

➢ Pada prompt MATLAB, maka akan muncul Fuzzy Logic Designer seperti berikut :

(13)

2) Mengatur Input dan Output serta penyimpanan FIS

➢ Dari Fuzzy Logic Designer, pilih Edit → Add Variable → Input

a. Klik gambar input 1, ganti namanya menjadi “Penerapan K3” pada kotak Current Variable, lalu tekan enter.

b. Untuk gambar input 2, ganti namanya menjadi “Dampak Terhadap Lingkungan” pada kotak Current Variable, lalu tekan enter.

c. Untuk gambar input 3, ganti namanya menjadi “Ketepatan Teknologi”

pada kotak Current Variable, lalu tekan enter.

d. Untuk gambar output, ganti namanya menjadi “Risiko”

Hasilnya sebagai berikut :

➢ Untuk menyimpan ke memori, pilih File → Export → To File Simpan dengan nama “Kelompok 11”.

(14)

4.2 Perancangan Membership Functions

1) Dari Fuzzy Logic Designer, klik Edit → Membership Functions

2) Ada 3 Variable FIS di sudut kiri atas yaitu Penerpaan K3, Dampak Terhadap Lingkungan, dan Ketepatan Teknologi

3) Penerapan K3 memiliki 3 terma, yaitu Kurang, Cukup, dan Baik

4) Dampak Terhadap Lingkungan memiliki 3 terma, yaitu Tidak Berdampak, Berdampak, dan Sangat Bedampak

(15)

5) Ketepatan Teknologi memiliki 2 terma, yaitu Tepat dan Tidak Tepat

(16)

6) Risiko memiliki 2 terma, yaitu Rendah dan Tinggi

4.3 Rule Editor

1) Dari FIS Editor, pilih Edit → Rules

2) Menyisipkan kaidah IF-THEN → Add Rules Hasilnya sebagai berikut :

(17)

Terdapat 8 rule editor dari perencanaan program sesuai standar AS/NZS 4360, untuk detail perencanaanya adalah sebagai berikut :

1) Input = Baik - Tidak Berdampak - Tepat Output = Rendah 2) Input = Cukup - Tidak Berdampak - Tepat Output = Rendah 3) Input = Kurang – Tidak Berdampak – Tepat Output = Tinggi 4) Input = Baik – Tidak Berdampak – Tidak Tepat Output = Rendah 5) Input = Cukup – Tidak Berdampak – Tidak Tepat Output = Rendah 6) Input = Kurang – Tidak Berdampak – Tidak Tepat Output = Tinggi 7) Input = Baik – Berdampak – Tepat Output = Rendah 8) Input = Cukup – Berdampak – Tepat Output = RendahIn 9) Input = Kurang – Berdampak – Tepat Output = Tinggi 10) Input = Baik – Berdampak – Tidak Tepat Output = Rendah 11) Input = Cukup – Berdampak – Tidak Tepat Output = Tinggi 12) Input = Kurang – Berdampak – Tidak Tept Output = Tinggi 13) Input = Baik – Sangat Berdampak – Tepat Output = Rendah

(18)

15) Input = Kurang – Sangat Berdampak – Tepat Output = Tinggi 16) Input = Baik – Sangat Berdampak – Tidak Tepat Output = Tinggi 17) Input = Cukup – Sangat Berdampak – Tidak Tepat Output = Tinggi 18) Input = Kurang – Sangat Berdampak – Tidak Tepat Output = Tinggi

➢ Detail Rule Editor

I F

PENERAPAN

K3 BAIK

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

TIDAK BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN

TEKNOLOGI TEPAT THEN RISIKO RENDAH I

F

PENERAPAN

K3 CUKUP

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

TIDAK BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN

TEKNOLOGI TEPAT THEN RISIKO RENDAH I

F

PENERAPAN

K3 KURANG A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

TIDAK BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN

TEKNOLOGI TEPAT THEN RISIKO TINGGI I

F

PENERAPAN

K3 BAIK

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

TIDAK BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN TEKNOLOGI

TIDAK

TEPAT THEN RISIKO RENDAH I

F

PENERAPAN

K3 CUKUP

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

TIDAK BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN TEKNOLOGI

TIDAK

TEPAT THEN RISIKO RENDAH I

F

PENERAPAN

K3 KURANG A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

TIDAK BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN TEKNOLOGI

TIDAK

TEPAT THEN RISIKO TINGGI I

F

PENERAPAN

K3 BAIK

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

BERDAMPAK A N D

KETEPATAN

TEKNOLOGI TEPAT THEN RISIKO RENDAH I

F

PENERAPAN

K3 CUKUP

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

BERDAMPAK A N D

KETEPATAN

TEKNOLOGI TEPAT THEN RISIKO RENDAH I

F

PENERAPAN

K3 KURANG A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

BERDAMPAK A N D

KETEPATAN

TEKNOLOGI TEPAT THEN RISIKO TINGGI I

F

PENERAPAN

K3 BAIK

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

BERDAMPAK A N D

KETEPATAN TEKNOLOGI

TIDAK

TEPAT THEN RISIKO RENDAH I

F

PENERAPAN

K3 CUKUP

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

BERDAMPAK A N D

KETEPATAN TEKNOLOGI

TIDAK

TEPAT THEN RISIKO TINGGI I

F

PENERAPAN

K3 KURANG A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

BERDAMPAK A N D

KETEPATAN TEKNOLOGI

TIDAK

TEPAT THEN RISIKO TINGGI I

F

PENERAPAN

K3 BAIK

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

SANGAT BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN

TEKNOLOGI TEPAT THEN RISIKO RENDAH I

F

PENERAPAN

K3 CUKUP

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

SANGAT BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN

TEKNOLOGI TEPAT THEN RISIKO TINGGI I

F

PENERAPAN

K3 KURANG A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

SANGAT BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN

TEKNOLOGI TEPAT THEN RISIKO TINGGI I

F

PENERAPAN

K3 BAIK

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

SANGAT BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN TEKNOLOGI

TIDAK

TEPAT THEN RISIKO TINGGI I

F

PENERAPAN

K3 CUKUP

A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

SANGAT BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN TEKNOLOGI

TIDAK

TEPAT THEN RISIKO TINGGI I

F

PENERAPAN

K3 KURANG A N D

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

SANGAT BERDAMPAK

A N D

KETEPATAN TEKNOLOGI

TIDAK

TEPAT THEN RISIKO TINGGI

(19)

BAB V

HASIL DAN ANALISIS

5.1 Rule Viewer

Rule viewer menampilkan proses interfensi di dalam FIS. Rule viewer berfungsi untuk menampilkan grafik keanggotaan dari nilai yang dimasukkan di-input sehingga menghasilkan grafik nilai output berdasarkan rule yang telah ditentukan.

Kami melakukan percobaan 3 macam input rule viewer untuk mengetahui perbedaan output yang dihasilkan sebagai berikut.

Percobaan 1

Input =

- Penerapan K3 di Lapangan : 25 - Dampak Terhadap Lingkungan : 15 - Ketepatan Teknologi yang Digunakan : 2,5 Output = 0,5

Maka risiko proyek konstruksi terhadap penerapan K3 di lapangan adalah “rendah”.

(20)

Percobaan 2

Input =

- Penerapan K3 di Lapangan : 42 - Dampak Terhadap Lingkungan : 24 - Ketepatan Teknologi yang Digunakan : 4 Output = 0,764

Maka risiko proyek konstruksi terhadap penerapan K3 di lapangan adalah “tinggi”.

Percobaan 3

(21)

Input =

- Penerapan K3 di Lapangan : 15 - Dampak Terhadap Lingkungan : 20 - Ketepatan Teknologi yang Digunakan : 3 Output = 0,716

Maka risiko proyek konstruksi terhadap penerapan K3 di lapangan adalah “tinggi”.

5.2 Surface Viewer

Surface viewer menampilkan keluaran FIS dalam plot 3D. Surface viewer berfungsi untuk menampilkan grafik input terhadap output secara keseluruhan berdasarkan rule, karena memiliki 3 input, maka dihasilkan grafik 3 dimensi.

Berikut tampilan surface viewer dari hasil percobaan :

(22)

BAB VI KESIMPULAN

Dari hasil analisis dan implementasi program yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Permasalahan menentukan potensi risiko dalam proyek konstruksi berdasarkan data dapat disimpulkan untuk mengambil keputusan dengan baik.

2. Cara mengimplementasikan sistem keputusan potensi risiko dalam proyek konstruksi adalah menggunakan Logika Fuzzy metode Mamdani, terdiri dari 3 kriteria variable, yaitu : Penerapan K3 di Lapangan, Dampak Terhadap Lingkungan, dan Ketepatan Teknologi yang Digunakan.

3. Metode Fuzzy Logic dapat digunakan sebagai sistem pendukung untuk menentukan risiko berupa kegagalan ataupun keberhasilan proyek konstruksi dengan parameter penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lapangan, Ketepatan teknologi yang digunakan, dan Dampak terhadap lingkungan secara terintegrasi menggunakan metode mamdani.

4. Untuk menentukan risiko proyek konstruksi menggunakan metode fuzzy logic tahapannya adalah dengan cara input data penerapan K3 di lapangan, ketepatan teknologi yang digunakan, dan dampak terhadap lingkungan. Setelah itu nilai range yang sudah dikomulatifkan akan dihitung dengan metode fuzzy mamdani. Setalah tahapan tersebut akan mendapatkan output nilai yang menentukan risiko proyek konstruksi.

Referensi

Dokumen terkait

Kendali fuzzy logic yang digunakan untuk menala parameter PID dapat menghasilkan parameter PID yang sesuai dengan error sistem, dimana parameter PID ini dapat

Pada penelitian Siti Maisarah Lubis pada tahun 2017 yang berjudul Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi Gedung (Studi Kasus

Bagaimana pengaruh penerapan lima elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) terhadap pencegahan risiko kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan konstruksi