Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko teknis yang dominan terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan dan mengetahui penggunaan manajemen risiko pada proyek konstruksi. Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi risiko, analisis risiko dan respon risiko pada pembangunan proyek konstruksi khususnya gedung bertingkat di kota semarang. Beberapa proyek konstruksi di Indonesia khususnya gedung bertingkat banyak berlangsung di kota-kota besar, salah satunya adalah kota Semarang.
Proyek konstruksi merupakan bidang yang dinamis dan mengandung risiko, terutama pada proyek konstruksi bertingkat tinggi. Gedung bertingkat adalah gedung bertingkat yang mempunyai lebih dari lima lantai secara vertikal. Manajemen risiko pada proyek konstruksi bertingkat tinggi sudah mulai dilakukan, meskipun secara umum masih sangat terbatas hanya pada aspek ekonomi dan keuangan saja.
Analisis manajemen risiko dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi khususnya gedung bertingkat di Semarang.” Artikel ini bertujuan untuk mengulas pentingnya mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang mungkin terjadi pada saat pelaksanaan proyek konstruksi bertingkat di Semarang, sehingga Anda dapat mengetahui cara mengelola risiko tersebut dengan baik.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Batasan Penelitian
Maksud dan Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
STUDI PUSTAKA
Proyek Konstruksi
Manajemen Proyek
Sasaran Proyek
Bangunan Tinggi
Pengertian Risiko
Manajemen Risiko
Prosedur Manajemen Risiko
METODOLOGI PENELITIAN
Prosedur Langkah Kerja
Jenis Penelitian
Jenis Data
Sampel dan Responden
Dalam penelitian ini jumlah responden sebanyak 30 orang, dan jumlah sampel yang diperoleh minimal 30 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Rangkuman faktor risiko dan tindakan untuk mengatasi faktor risiko pada pelaksanaan proyek pembangunan gedung bertingkat diperoleh sebagai berikut: Urutan ketiga dengan skor 3,29 adalah Konstruksi, dimana variabel faktor risiko mempengaruhi realisasi proyek. pembangunan gedung-gedung tinggi. Urutan kelima dengan skor 3,21 adalah Puna dimana variabel faktor risiko berpengaruh terhadap realisasi proyek pembangunan gedung bertingkat.
Peringkat ketujuh dengan skor 3,16 adalah Material, dimana variabel faktor risiko berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek konstruksi gedung bertingkat. Peringkat ketiga dengan skor 3,33 adalah variabel faktor risiko Desain dan Teknologi, dimana tindakan yang sering dilakukan untuk mengatasi faktor risiko dalam pelaksanaan pembangunan proyek. Penjelasan berdasarkan urutan poin tindakan mengatasi faktor risiko yang sering terjadi diambil masing-masing 5 (lima) poin tertinggi.
Faktor risiko yang paling mempengaruhi pelaksanaan proyek pembangunan gedung bertingkat di kota semarang adalah sebagai berikut. ANALISIS DATA PELAKSANAAN TINDAKAN PENURUNAN FAKTOR RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG TINGGI.
Metode Analisis Data
Menentukan Penyimpangan Data
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Data Penelitian
Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner dan wawancara yang dilakukan terhadap responden penelitian, yang dalam hal ini akan dijelaskan pada subbab 4.2 Gambaran umum responden. Data yang diperoleh dalam wawancara adalah data terkait profil responden, profil tempat kerja, risiko-risiko yang relevan pada proyek pembangunan gedung bertingkat di kota semarang dan tindakan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut.
Gambaran Umum Responden
Peringkat kedua dengan skor 3,31 adalah Kontraktual dimana variabel faktor risiko berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan proyek bertingkat. Pada urutan keenam dengan skor 3,19 adalah Peralatan, dimana variabel faktor risiko berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan proyek bertingkat. Tindakan untuk mengatasi faktor risiko tersebut adalah dengan melakukan pemantauan berkala terhadap kegiatan pengisian untuk memastikan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Data Hasil Kuesioner
- Rekapitulasi Kuesioner
Analisis Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko
Urutan keempat dengan skor 3,23 adalah Manajemen dimana variabel faktor risiko berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek pembangunan gedung bertingkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, penelitian tentang Manajemen Risiko Dalam Pelaksanaan Pembangunan Proyek Konstruksi Khususnya Gedung Bertingkat Tinggi di Kota Semarang, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Mutu beton yang kurang memenuhi spesifikasi, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pengawasan yang ketat sebelum dilakukan penuangan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kesalahan desain, tindakan untuk mengatasinya sebaiknya meninjau ulang gambar kerja dan berkoordinasi dengan pemilik agar pekerjaan yang sedang berjalan tidak terganggu.
Cara pelaksanaannya salah, tindakan untuk mengatasinya memerlukan cara pelaksanaan yang lebih canggih dan baru sesuai kondisi di lapangan. Keterlambatan pengiriman material dari supplier, tindakan untuk mengatasi keterlambatan pengiriman material adalah dengan menghubungi supplier untuk mempercepat proses pengiriman material sehingga ketepatan waktu dan kualitas pekerjaan tetap terjaga. Kinerja kontraktor yang buruk, tindakan untuk mengatasinya adalah dengan mengadakan dan mengadakan pertemuan rutin antara pemilik dan kontraktor agar kinerja kontraktor dapat ditingkatkan dan kualitas pelaksanaan pekerjaan tetap terjaga.
Kesalahan penyetrikaan (dimensi setrika, jarak setrika dan kualitas setrika), tindakan untuk mengatasinya adalah dengan mengontrol dan mengawasi secara ketat kegiatan penyetrikaan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan agar tidak terjadi kerugian baik dari segi waktu maupun biaya. Kurangnya disiplin penggunaan alat pelindung diri di kalangan karyawan. Topi ini umum digunakan pada proyek konstruksi yang dapat membahayakan keselamatan pekerja. Untuk itu diperlukan tindakan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan mengadakan sosialisasi dan mewajibkan karyawan menggunakan alat pelindung diri sebelum melaksanakan pekerjaan.
Menganalisis kendala yang terjadi di lapangan, kemudian menelusuri keterlambatan kemajuan yang terjadi dengan cepat dan akurat c. Mengevaluasi rencana proyek dan mengidentifikasi jalur kritis yang mempunyai dampak dominan terhadap pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
Saran
2 6.5 Menolak mutu beton yang tidak memenuhi spesifikasi Selalu dilaksanakan 3 4.1 Melakukan sosialisasi dan mewajibkan pegawai untuk menggunakannya. 12 2.3 Menghubungi supplier untuk mempercepat pengiriman material Biasa digunakan 13 8.5 Menjadwalkan dan mensosialisasikan seluruh kegiatan yang Biasa digunakan. 19 3.3 Memperkuat kehadiran operator dengan kehadiran rutin. Sering dilaksanakan 20 3.4 Carilah peralatan persewaan konstruksi yang memberikan panduan yang tepat.
25 4.3 Menambah jumlah pekerja agar pekerjaan selesai tepat waktu Diterapkan secara rutin 26 6.1 Mengatur lalu lintas di sekitar lokasi Diterapkan secara berkala 27 6.2 Pengiriman bahan dan peralatan pada malam hari Diterapkan secara teratur 28 3.2 Mencari tenaga khusus yang menguasai peralatan tertentu Diterapkan secara teratur 29 5.3 Dilakukannya mediasi antara kedua pihak secara musyawarah. 33 9.1 Mempercik tempat kerja dengan air ringan dari waktu ke waktu Dilakukan secara teratur 34 1.3 Melanjutkan pekerjaan ke hari berikutnya tanpa menguranginya.