• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM 7 PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL, DIREK, INDIREK

N/A
N/A
Aghatya candra

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM 7 PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL, DIREK, INDIREK "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM 7

PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL, DIREK, INDIREK

AGHATYA CANDRA HARDIVA NIM. P07134122020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III 2024

(2)

I. Hari, tanggal : Senin, 19 Februari 2024 II. No. Praktikum : 6

III. Judul Praktikum : Pemeriksaan Protein Total, Albumin dan Globulin.

IV. Tujuan : Agar mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan pemeriksaan Protein Total, Albumin dan Globulin.

V. Metode : Jendrassik-Grof / Kolorimetri VI. Dasar Teori :

Pada saat bilirubin. terikat pada plasma beredar dalam tubuh dan melewati lobulus hati, hepatosit melepas bilirubin dari albumin dan meyebabkan larut air dengan mengikat bilirubin ke asam glukuronat (bilirubin terkonjugasi, direk) (Sacher dan MePherson, 2014). Setelah bilirubin masuk ke dalam usus, bakteri kolon merubah bilirubin menjadi urobilinogen (suatu istilah kolektif untuk beberapa senyawa tidak berwarna yang kemudian mengalami oksidasi menjadi pigmen coklat urobilin). Urobilin disekresikna ke dalam feses, tetapi sebagian urobilinogen direabsorpsi melalui usus dan melalui sirkulasi portal diserap oleh hati dan direekskresikan dalam empedu.

Karena larut air, urobilinogen juga dapat keluar melalui urine apabila mencapai ginjal.

Macam dan Sifat Bilirubin 1. Bilirubin terkonjugasi/direct

Bilirubin terkonjugasi/direct adalah bilirubin bebas yang bersifat larut dalam air sehingga dalam pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk ke saluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen (Riswanto, 2019).

Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk azobilirubin. Peningkatan kadar bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi dapat disebabkan oleh gangguan ekskresi bilirubin intrahepatik antara lain Sindroma Dubin Johson dan Rotor, Recurrent (benign) intrahepatic cholestasis, Nekrosis hepatoseluler, Obstruksi saluran empedu. Diagnosis tersebut diperkuat dengan

(3)

pemeriksaan urobilin dalam tinja dan urin dengan hasil negatif (Riswanto, 2019).

2. Bilirubin tidak terkonjugasi/indirect

Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) merupakan bilirubin bebas yang terikat albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga untuk memudahkan bereaksi dalam pemeriksaan harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum. dapat bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek. Peningkatan kadar bilirubin indirek mempunyai arti dalam diagnosis penyakit bilirubinemia karena lemah jantung akibat gangguan dari pengantaran bilirubin ke dalam peredaran darah. Pada keadaan ini disertai dengan tanda-tanda lemah jantung, setelah lemah jantung diatasi maka kadar bilirubin akan normal kembali dan harus dibedakan dengan chardiac chirrhosis yang tidak selalu disertai bilirubinemia. Peningkatan yang lain terjadi pada bilirubinemia akibat hemolisis atau eritropoesis yang tidak sempurna, biasanya ditandai dari anemi hemolitik yaitu gambaran apusan darah tepi yang abnormal, umur eritrosit yang pendek (Riswanto, 2019).

VII. Alat dan bahan : A. Alat:

1. Kuvet

2. Tabung reaksi 3. Spektrofotometri

4. Mikropipet 1000, 200 & 50µl 5. Yellow & blue tip

6. Tissue 7. Label B. Bahan:

1. Serum

2. Reagen 1 bilirubin total (asam sulfanilat) 3. Reagen 2 bilirubin total (sodium nitrit)

(4)

4. Reagen 3 bilirubin total (kafein) 5. Reagen 4

6. Standar

7. Reagen 1 bilirubin direk 8. Reagen 2 bilirubin direk 9. Standar

10. NaCl 0,8%

VIII. Prosedur Kerja

A. Pemeriksaan Bilirubin total

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Buat blanko dengan menambahkan ke dalam tabung reaksi 200 µl reagen 1 + 1000 µl reagen 3 + serum 200 µl

3. Buat sampel pemeriksaan dengan menambahkan ke dalam tabung reaksi 200 µl reagen 1 + 50 µl reagen 2 + 1000 µl reagen 3 + serum 200 µl

4. Campur larutan yang berada pada kedua tabung reaksi 5. Inkubasi kedua larutan selama 10 menit pada suhu 20-25°C 6. Tambahkan kedua tabung reagen 4 sebanyak 1000 µl masing-

masing tabung

7. Campur larutan pada kedua tabung reaksi tersebut 8. Inkubasi selama 5 menit kedua

9. Tuang kedua larutan masing-masing ke dalam kuvet

10. Lalu baca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 578 nm 11. Catat hasil absorban.

B. Pemeriksaan Bilirubin direk

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Buat blanko dengan menambahkan ke dalam tabung reaksi 200 µl reagen 1 + 2000 µl NaCl 0,8% + serum 200 µl

3. Buat sampel pemeriksaan dengan menambahkan ke dalam tabung reaksi 200 µl reagen 1 + 50 µl reagen 2 + 2000 µl NaCl 0,8% +

(5)

serum 200 µl

4. Campur larutan yang berada pada kedua tabung reaksi 5. Inkubasi selama 5 menit kedua larutan

6. Tuang kedua larutan masing-masing ke dalam kuvet

7. Lalu baca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm 8. Catat hasil absorban.

IX. Hasil

A. Pemeriksaan Bilirubin Total 1. Blanko : 0

2. Sampel : 0,023

= Absorban × 10,5 mg/dl

= 0,023 × 10,5 mg/dl

= 0,2415 mg/dl

B. Pemeriksaan Bilirubin Direk 1. Blanko : 0

2. Sampel : 0,006

= Absorban × 14,0 mg/dl

= 0,006 × 14,0 mg/dl

= 0,084 mg/dl

C. Pemeriksaan Bilirubin indirek 1. Bilirubin total : 0,2415 mg/dl 2. Bilirubin direk : 0,084 mg/dl 3. Bilirubin indirek :

= bilirubin total – bilirubin direk

= 0,2415 mg/dl – 0,084 mg/dl

= 0,1575 mg/dl

X. Nilai Rujukan

(6)

A. Bilirubin total : 0,1-1,2 mg/dl B. Bilirubin direk : ≤ 0,2 mg/dl

XI. Pembahasan

Ikterik adalah tanda utama dari semua macam gangguan hepatoselular yang merupakan akibat dari gangguan metabolisme bilirubin, yaitu terjadinya kelebihan bilirubin darah. Kulit dan selaput lendir nampak kekuning- kuningan. Hepar tidak mampu mengubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi bilirubin terkonjugasi sehingga dapat larut dalam air dan dapat dikeluarkan melalui ginjal dan gastrointestinal. Peningkatan bilirubin akan membuat kulit sangat gatal (Baradero dkk., 2018).

Menurut penyebabnya ikterik dibagi atas tiga macam, yaitu:

1. Ikterik Obstruktif

a. Kolestasis intrahepati, penyebab obat fenotiazin (penenang). Pada obstruksi intrahepatik ada stagnasi atau statis empedu dalam kanakuli.

Keadaan ini disebut kolestasis. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan bilirubin direk dan alkalin fosfatase.

b. Obstruksi ekstrahepatik. Ada penyumbatan pada saluran empedu.

Penyebabnya dapat berupa batu, pancreatitis, karsinoma pada pancreas. Ada peningkatan bilirubin direk dan alkalin fosfatase.

Saluran bilier dapat membesar karean obstruksi yang tampak pada pemeriksaan CTscan dan ultrasonografi.

2. Ikterus hepatoseluler

Pada ikterik hepatoselular, sel-sel hepar tidak mampu mengubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi bilirubin terkonjugasi sehingga bilirubin tidak dapat diekskresikan di ginjal dan gastrointestinal. Pada ikterik hepatoselular, terjdi kerusakan kerusakan pada sel- sel hepar yang dapat disebabkan oleh toksin (hepato toksin): virus (hepatitis virus): atau karena sirosis hepatis. Karena adanya kerusakan pada sel-sel hepar, ALT dan AST meningkat, sedangkan massa protrombin memanjang

3. Ikterik Hemolitik

(7)

Terdapat banyak kerusakan pada eritrosit (hemolisisi) sehingga terlalu banyak bilirubin yang masuk ke dalam darah. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan bilirubin indrek (bilirubin tak terkonjugasi) (Baraderoet. al., 2018).

Selain itu juga terdapat ketentuan dalam pemeriksaan bilirubin diantaranya serum yang diperiksa merupakan serum yang masih baru atau baru dibuat, segar, tidak terjadi hemolisa pada serum dan serum segera diperiksa atau langsung diperiksa. Serum yang sudah lama disimpan atau tidak segera diperiksa hasil laboratoium yang muncul akan menjadi lebih kecil.

XII. Kesimpulan

Berdasarhan hasil yang didapat pada praktikum pemeriksaan bilirubin total 0,2 mg/dl dinyatakan tidak normal karena melebihi batas normal yaitu 0,1-1,2 mg/dl kemudian bilirubin direk 0,08 mg/dl dinyatakan normal karena masih dalam batas normal yaitu ≤ 0,2 mg/dl dan bilirubin indirek 0,1 mg/dl.

Hasil yang didapatkan tidak bisa dipastikan karena serum yang diperiksa tidak hanya milik 1 orang dan serum yang diperiksa merupakan serum yang sudah lama disimpan lebbih dari 2 minggu.

Referensi

Dokumen terkait

Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh op maka hasil pemeriksaan adalah Schwabach normal.... BAB 5

Diagram Alir Level 0 1 Pendataan a Admin LabKomp 1&2 c Jurusan D5 Master Asisten D12 Calon Praktikum 3 Pendaftaran D1 Master Mahasiswa D3 Master MtPrak D6 Jadwal Praktikum

Hasil pengukuran VFA pada praktikum yaitu -505 hal ini berbeda jauh dari kadar VFA normal seperti yang dinyatakan oleh Sutardi (1980), bahwa kadar VFA yang dibutuhkan untuk

Oleh karena itu, pemeriksaan glukosa sangat penting dilakukan untuk mengetahui berapa batas atau nilai normal kadar glukosa darah dan kadar glukosa darah yang tinggi..

Bila ikterus terlihat pada hari ke 2-3 dengan kadar bilirubin indirek 5-6 mg/dl dan untuk selanjutnya menurun hari ke 5-7 kehidupan maka disebut ikterus

Hanya untuk Keperluan Kantor Saja Nama Jembatan 110.399214 -6.961474 Tanggal Pemeriksaan NIP 33.74.13.034.0.1 Koordinat MADUKORO 2 0+540 dari Semarang km Nama Pemeriksa Jl

Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total responden berdasarkan lama merokok menunjukkan bahwa responden yang memiliki kadar kolesterol total melebihi batas normal lebih banyak terjadi

LAPORAN PRAKTIKUM PEMROGRAMAN WEB 2 MODUL 7 Dosen Pengampu : Ibu Yati Nurhayati, S.Kom, M.Kom... edit_kategori.php Source code