• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI PRATIKUM I & I

N/A
N/A
anggefa haong

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI PRATIKUM I & I "

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI PRATIKUM I & II

Pengenalan Mikroskop Sel dan Benda-Benda Ergastik Gel

Disusun oleh:

Nama : Melda Anggefa Haong

NIM : 23482011540

Gol/Kelompok : B/1

Nama pebimbing : Risa Supriningrum, S.Si, MM

LABORATORIUM BIOLOGI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

(2)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA 2023

PRATIKUM I

PENGENALAN MIKROSKOP DAN SEL I. Tujuan

Mengetahuai penggunaan mikroskop,mengetahuai berbagai bentuk- bentuk sel dengan menggunakan mikroskop danmengenal bagian- bagian dari mikroskop

II. Dasar Teori

Panca indera manusia mempunyai kemampuan pemisah terbatas, sehingga banyak permasalahan yang berkaitan dengan makhluk hidup yang perlu diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat- alat bantu. Salah satu alat bantu yang digunakan mengamati preparat mikroskopis adalah mikroskop. Mikroskoop (latin;

micro:scopium:penglihatan), berfungsi untuk meningkatkan daya pisah seseorang, sehingga memungkinkan untuk dapat mengatur mengamati obyek yang sangat luas (Tim dosen Pembina, 2017).

Mikroskop merupakan salah satu peralatan yang dibutuhkan di laboratorium. Alat ini biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan pengamatan terhadap benda-benda yang berukuran mikrokopis, baik benda diam maupun mikroorgaisme yang dapat bergerak (Sadina,2013).

Mikroskkop merupakan salah satu alat yang penting pada laboratorium khususnya biologi. Mikroskop memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil (mikrokopis). Hal ini

(3)

membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme berukuran kecil (Abdullah ,2014).

Berdasarkan sumber cahayanya mikroskop, dibedakan menjadi dua jenis yaitu mikroskop cahaya (optik) dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu tergantung pada pengamatan dan kompleksitas yang dilakukan elektron tidak menggunakan cahaya untuk melihat gambarannya, tetapi mengguakan sorotan elektorn untuk bayangan dalam tabung. Transmisi elektron, setelah mengalami penyerapan bagian dari obyek, memfokuskan magnet dari gambar bayangan. Elektron memiliki panjang gelombang jauh lebih pendek dari pada cahaya, perbedaan ini menjadikan mikroskop elektron sebuag tenaga tetap dari pada mikroskop cahaya (Alters, 1999).

Mikroskop memiliki komponen-komponen dari kaca yang mudah rusak, berupa lensa-lensa dan cermin. Menghindari perlakuan yang dapat benturan dengan komponen lain. Jangan menurunkan dengan makrometer pada saat anda meneropong untuk mencegah kemungkinan benturan lensa objektif.

Mikroskop terdiri atas dua bagian yaitu:

a. Bagian mekanik

1. Bagian/papan mikroskop.

Berfungsi untuk menyangga mikroskop.

2. Sekrup Pemutar halus.

Berfungsi untuk menggerakan tabung kearah atas dan bawah secara lambat. Alat ini digunakan jika objek telah terfokus dengan memutar putaran kasar.

3. Sekrup pemutar kasar

Berfungsi untuk menggerakan tabung mikroskop secara cepat dari atas ke bawah

(4)

4. Penjepit preparat

Berfungsi menjepit preparat yang akan diamati agar tidak bergeser.

5. Lengan Mikroskop

Berfungsi sebagai pegangan mikroskop.

6. Revolver

Berfungsi untuk menempatkan lensa objektif.

7. Tabung

Berfungsi menghubungkan lensa objektif dan lensa okuler.

8. Cermin

Berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya menuju kondenser.

9. Sendi Inklinasi

Berfungsi untuk mengatur sudut atau tegak nya mikroskop.

10.Kondesor

Berfungsi untuk mengumplkan cahay dari cermin menuju preparat.

b. Bagian Optik

1. Sumber Cahaya

Berfungsi dalam penyinaran dan membantu pengamatan objek.

2. Diafrgama

Berfungsi mengatur banyak sedikitnya sinar yang datang dari sumber cahaya ke mata.

3. Lensa objektif

Berfungsi untuk memperbesar bayangan objek terletak pada revolver

4. Lensa okuler

Berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, terletak pada bagian atas tabung.

(5)

III. Alat dan bahan

a. Alat : Mikroskop cahaya, objek glass, cover glass b. Bahan : Preparat awetan

IV. Cara Kerja I

a. Persiapan mikroskop

b. Pengenalan bagian-bagian mikroskop c. Pengaturan fokus mikroskop

d. Amati benda yang berada diantar objek glass dan cover glass e. Pemeliharaan dan penanganan mikroskop

Cara Kerja II

a. Siapkan mikroskop

b. Buatlah preparat dengan objek dan cover glass c. Amati preparat pada mikroskop

d. Gambar bentuk-bentuk sel yang diamati dan berilah keterangan

Pembahasan:

Mikroskop adalah alat opttik yang dapat mengamati benda yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop memiliki bagian- bagian yang saling berhubungan satu sama lain untuk menjalankannya dengan baik. Prinsip mikroskop terdiri dari dua lensa cembung: lensa obyektif dan lensa okuler.

Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama.

Lensa ini menetukan struktur dan renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri dari lensa obyektif memperbesar bayanga objek dan mempunya nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menetukan daya pisah spesime,

(6)

sehingga mampu menunjukan struktur renik yang berdekatan sebagai benda yang terpisah.

Lensa okuler merupakan lensa yang terletak di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif.

Pembesaran bayangan yang berbentuk berkisar antar 4 – 25 kali. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulakan dengan suatu cermin datar atau cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.

Sebelum melakukan pengamatan hal pertama yang dilakukan alah menyiapkan preparat yang telah disiapkan pada laboran. Unutk sampel bawang merah, pertama memotong sampel bawang merah yang telah ada, setelah dipotong di ambil selaput bawang merah tersebut menggunakan pinset. Letakan potongan objek yang aka diamati pada kaca preparat, dan diberi sedikit aquades. Pemberian aqudes berfungsi memperjelas bayangan saat dilihat di mikroskop. Lalu setelah ditetesi, tutup dengankaca penutup dengan perlahan agar tidak terdapat gelembung udara. Jika terdapatt kelebihan air maka bersihkan menggunakan tisu kering.

Unutk melakukan pegamatan, yang harus dilakukan adalah mengatur pencahyaan. Hal ini dilakukan dengan mengatur sudut dari cermin pada mikroskop ke sumber cahaya. Lalu atur diafragma, lalu ubah lensa obyektif ke pembesaran paling kecil. Letakan preparat pada meja preparat dan jepit dengan penjepit preparat. Amati objek dengan lensa okuler cari fokus bayangan nya dengan makrometer lalu dengan macrometer. Geser preparat dengan sekrup agar sesuai bidang pandang. Setelah selesai, objek dapat diamati dengan pembesaran yang lebih besar.

V. Kesimpulan

(7)

Pada percobaa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Mikroskop adalah sebuah alatt optik yang memilki fungsi untuk

mengamati benda atau renik yan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang

2. Mikroskop mendapatkan sumber cahaya nya dari sinar matahari, namun pada mikroskop modern telah terdapat lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.

3. Sifat bayangan akhri yang terbentuk adalah maya, berasal dari lensa okuler.

4. Preparat yang diamati dengan pembesara 5x terkadang belum terlihat jelas struktur nya, oleh karena itu dibutuhkan nya lensa dengan pembesaran 10x agar sel dapat terlihat jelas.

VI. Daftar Pustaka

Murphy, D. B. (2001). Fundamentals of Light Microscopy and Electronic Imaging. Wiley-Liss.

Pawley, J. (2016). Handbook of Biological Confocal Microscopy.

Springer.

Pluta, M., & Fitzpatrick, J. M. (2012). Practical Techniques for Light Microscopy. CRC Press.

Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P.

(2014). Molecular Biology of the Cell (6th ed.). Garland Science.

(8)

PRATIKUM II

BENDA- BENDA ERRGASTIK SEL

I. Tujuan

Menjelaskan benda benda ergastik di dalam sel antara lain : amilum, butir-butir aleuron dan kristal-kristal oksalat.

II. Dasar Teori

Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergas (ergastic). Dalam buku lain benda ergas dinamakan “ inclusion of the protoplas” dan buku lainnya sering disebut “non protoplasmic materials

Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin) dan perlindungan, misalnya adanya Kristal Ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali (Priyandoko, 2004).

Benda ergas yang bersifat cair (protoplasmik) meliputi cairan sel, minyak, dan lemak, minyak yang mudah menguap dalam sel tumbuh-tumbuhan yang dikenal dengan minyak eteris dan dammar (harsa). Namun benda padat berbentuk lebih berwujud nyata dari pada yang bersifat cair, karena yang bersifat padat lazim nya berbentuk butiran atau kristal,amilum.

(9)

III. Alat dan Bahan

1. Objek dan cover glass 2. Mikroskop

3. Cutter/silet 4. Pipet

5. Preparat ( amilum solani, amilum oryzae, amilum maydis) IV. Cara Kerja

1. Letak sedikit pati beras, pati jagung, pati kentang, masing-masing pada object glass, tetesi dengan sedikit aquades dan tutup dengan cover glass.

2. Amati dibawah mikroskop dengan pembesar tertentu

3. Buatlah irisan melintang, lalu letakan diatas object glass, tetesi dengan 2 tetes aquades, tutup dengan cover glass dan amati dibawah mikroskop dengan pembesar tertentu.

4. Gambar atau dokumentasikan dengan kamera smarthphone, serta beri keterangan, masing-masing preparat.

V. Table Hasil Pratikum N

o

Nama preparat Gambar mikroskop

masing-masing amilum

Keterangan gambar 1. Pati gandum

Perbesaraan 10x

a. Hilus b. Lamela

Diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 10 kali Bagian yang terlihat inti sel, dinding sel dan sitoplasma

(10)

2. Pati kentang Perbesaraan 10x

a. Hilus b. Lamela

Diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 10 kali Bagian yang terlihat inti sel, dinding sel dan sitoplasma

3. Pati jagung Perbesaraan 10x

a. Hilus

Diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 10 kali Bagian yang terlihat inti sel, dinding sel dan sitoplasma

4. Pati singkong Perbesaraan 10x

a. Hilus

Diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 10 kali Bagian yang terlihat inti sel, dinding sel dan sitoplasma

(11)

Pembahasan :

Kentang memiliki ukuran partikel diameter permukaan yang relatif besar, yang membuatnya cukup besar dibandingkan dengan pati-pati lain. Meskipun ukuran partikelnya besar, sifat pati kentang pada dasarnya opaque, yang memungkinkannya menutupi permukaan kulit dengan baik dan berfungsi sebagai pemblok fisik.

Hasil organoleptis dari serbuk pati gandum termasuk bentuk serbuk halus, berwarna putih, bertekstur halus, dan bau khas pati. Partikel pati kentang memiliki ukuran diameter permukaan yang relatif kecil.

Selanjutnya, pengamatan dilakukan pada pati jagung dan singkong. Hasilnya menunjukkan bahwa pati jagung memiliki banyak butir bersegi dengan ukuran 5 hingga 25 mikrometer dengan hilus kosenteris dengan titik atau rekahan memanjang dan lamella yang tidak terlihat jelas. Pada pati singkong, bentuk silang berwarna hitam terlihat memotong hilus ketika diamati di bawah cahaya terpolarisasi. Patai singkong rata-rata berukuran di atas 17 mikrometer, dan ukurannya berkisar antara 5 dan 35 mikrometer.

VI. Kesimpulan

Dari pratikum ini dapat disimpulkan : 1. Pati gandum (Amilum Tritic)

Menggunakan mikroskop, dapat kita melihat banyak butir bersegi atau bulatan kecil, bentuk cakram besar atau mirip ginjal, atau bentuk bulat telur yang terbelah sepanjang poros utama. Butiran ukuran sedang jarang ditemukan. Lamela dan hilus sulit ditemukan. Di bawah cahaya terpolarisasi, bentuk silang berwarna hitam memotong hilus terlihat.

2. Pati kentang (Amylum Solani)

Dengan melihatnya menggunakan mikroskop, dapat diamati sebagai butiran tunggal, tidak beraturan, bulat, bulat, atau membulat, atau butiran majemuk jarang dengan titik hilus pada ujung yang sempit yang memiliki lamella konsentris yang dapat dilihat dengan jelas.

3. Pati jagung ( Amylum Maydis)

(12)

Pengamatan menggunakan mikroskop menunjukkan bahwa terdapat banyak butir bersegi dengan ukuran antara 5 dan 25 mikrometer dengan hilus kosenteris yang terdiri dari titik atau rekahan memanjang dan lamella yang tidak terlihat jelas.

Apabila diamati di bawah cahaya terpolarisasi, terlihat bentuk silang berwarna hitam yang memotong hilus.

4. Pati singkon ( Amylum Manihot)

Melihatnya dengan mikroskop, terlihat bahwa ada satu butir kecil, agak bulat, dengan hilus yang terdiri dari titik dan lamella di tengahnya, yang sedikit tidak terlihat jelas. Pati singkong rata-rata berukuran di atas 17 mikrometer, dan ukurannya berkisar antara 5 dan 35 mikrometer.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Sutrian, D. Y. (2004). Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan). Jakarta: Rineka Cipta.

Priyandoko. (2004). Sitologi. Yogyakarta: UGM-Press.

Haryadi. (1993). Dasar dan Pemanfaatan Ilmu dan Teknologi Pati. Indonesia:

Universitas Gadjah Mada.

(13)
(14)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI PRAKTIKUM III

JARINGAN TUMBUHAN

Disusun oleh:

Nama : Melda Anggefa Haong

NIM : 23482011540

Gol/Kelompok : B/1

Nama pebimbing :

Risa Supriningrum, S.Si, MM

LABORATORIUM BIOLOGI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA

2023

(15)

PRATIKUM III JARINGAN TUMBUHAN I. Tujuan

Memahami dan menjelaskan mengenai jaringan meristem, jaringan parenkim, jarigan pelindung, jaringan mekanik, jaringan pengangkut dan letak-letaknya.

II. Dasar Teori

Jaringan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu jaringan meristem (embrional) dan jaringan permanen (dewasa). Jaringan meristam tersusun oleh sel-sel muda sehingga selalu membela dan belum terdiferensial.

Sel-sel penyusun jaringan permanen sudah tidal membelah, tetapi telah terdiferensiasi sehingga membentuk berbagai jaringan yang lebih kompleks. Diferensiasi adalah proses perubahan jaringan meristem menjadi jaringan-jaringan lain.

1. Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan a. Sebagai penopang tumbuhan.

b. Membantu membawa nutrisi ke seluruh bagaian tumbuhan.

c. Membantu fotosintesis

d. Tempat penyimpanan makanan dan air e. Melindungi tubuh tubuhan

2. Struktur Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem

1.) Jaringan meristem adalah jaringan muda sekelompok sel-sel tumbuhan aktif membelah. Sel-sel meristem akan menghasilkan sel baru yang sebagian dari hasil pembelahan akan tetap berada didalam meristem, hal ini disebut sebagai sel pemulaan atau inisial. Sedangkan dari sel-sel baru, digantikan kedudukannya oleh sel meristem yang disebut dengan derivatif atau turunan. Pada jaringan ini terjadi pembentukan sel-sel baru (aktif membelah). Jaringan meristem terdapat pada titik tumbuh, misalnya pada ujung akar, ujung batang, maupun kambium. Jaringan yang

(16)

terdapat di ujung akar dan ujung batang disebut meristem ujung yang tedapat diantara xilem dan floem kambium.

2.) Ciri-ciri jaringan meristem

 Ukuran sel yang kecil

 Terdiri dari sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan

 Sel berdinding tipis

 Memilki nukeleus yang relatif besar

 Vakuola berukuran kecil

 Banyak megandung sitoplasma

 Sel nya berbentuk kubus

3.) Jaringan meristem berdasarkan cara terbentuknya :

 Promeristem, masih dalam masa embrio

 Meristem Primer, apabila sel-sel nya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (meristem apikal)

 Meristem sekunder, apabila sel-sel nya berkembang dan jaringa dewasa yang sudah mengalami deverensiasi

4.) Jaringan meristem berdasarkan letaknya :

 Meristem apikal, terdapat di ujung puncak utama dan pucuk lateral serta ujung akar

 Meristem interkaral, terdapar diantar jaringan dewasa

 Meristem lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ ditemukannya b. Jaringan Permanen

Jaringan permanen adalah jaringan yang telah mengalami deferensial, jaringan ini sudah tidak mengalami pembelahan lagi atau tidak aktif.

Ciri-ciri jaringan permanen :

 Tidak aktif membela diri

 Berukuran lebih besar dari pada jaringan meristem

 Mempunyai vakuola yang berukuran besar, sehingga memiliki plasma sel yang sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel.

 Di sela-sela selnya memiliki ruang antar sel

(17)

c. Jaringan Epidermis (Pelindung)

Jaringan epidermis adalah lapisan paling luar setiap organ tumbuhan seperti akar, batang, daun ,buah, bunga, biji. Jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung yang menutupi seluruh organ tumbuhan. Jaringan epidermis berasal dari protoderm.

Ciri-ciri jaringan epidermis:

 Bentuk sel seperti balok.

 Biasanya terdiri dari satu lapisan.

 Terletak pada lapisan terluar.

 Tidak ada klorofil kecuali pada sel penjaga stomata.

 Terbuat dari sel hidup.

 Dinding sel luar yang dibatasi oleh udara mengalami penebalan

 Digunakan untuk melindungi jaringan lain d. Jaringan parenkim

Jaringan parenkim adalah jaringan yang terdapat diseluruh organ tubuh. Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel yang hidup dengan struktur morfologis dan siologis yang beragam

Ciri-ciri jaringan parenkim :

 Terdiri atas sel-sel berukuran besar dan berdinding tipis

 Memili bentuk sel segi enam

 Letak inti sel mendekati dasar sel

 Mempunyai banyak vakuola

 Dapat bersifat embrional

 Mempunyai ruang antar sel

e. Jaringan penyokong (Jaringan Panjang)

Jaringan penyokong adalah jaringan yang memberikan kekuatan bagi tumbuhan sehingga mampu berdiri tegak.

Ciri-ciri jaringan Penyokong :

(18)

 Terbuat dari sel hidup.

 Bentuk sel memanjang.

 Ditemukan pada batang, daun, bunga dan buah tumbuhan

 Memiliki dinding sel yang lembut dan fleksibel serta tidak mengandung lignin.

 Dinding sel menebal secara tidak merata.

 Sebagian besar dinding sel terbuat dari senyawa selulosa f. Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim adalah jaringan meristem yang terdiri dari sel mati.

Sklerenkim memiliki dinding sel yang kuat, tebal dan mengandung lignin.

Sklerenkim terbagi menjadi dua macam berdasarkan betuknya yaitu, serabut dan sklereid (sel batu).

Ciri-ciri jaringan Sklerekim

 Mengalami penebalan pada seluruh bagian dinding sel

 Penebalan yang berupa lignin

 Berupa sel mati

 Pada umumnya ditemukan pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangan

 Terletak pada perisikel, korteks dan diantara xilem dan floem g. Jaringan Pengangkut

jaringan pengangkut adalah jaringan yang bertugas dalam mengangkut zat.

Jaringan ini dibagi menjadi dua antara lain sebagai berikut.

1.) Jaringan Xilem (Pembuluh Kayu)

 Unnsur trakeal, terdiri dari trakea (sel-sel berbentuk tabung) dan trakeid (sel- sel yang panjang dengan lubang pada dinding sel)

Serabut xilem, terdiri dari sel panjang dengan ujung yang meruncing

 Parenkim xilem, berisi zat seperti cadangan makanan tanin dan kristal 2.) Jaringan Floem

 Bulu tapis, berbentuk tabung dengan ujung yag berlubang

(19)

 Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang dekat

 Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal

 Parenkim floem, selnya hidup, memiliki dinding primer denga lubang kecil yang disebut noktah

3.) Jaringan Gabus

jaringan gabus adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel gabus yang berbentuk memanjang. Jaringan gabus berfungsi melindungi jaringan lain yang terdapat dibawahnya agar tidak terlalu banyak kehilangan air.

Ciri-ciri jaringan gabus

 Disusun dari sel-sel parenkim gabus

 Merupakan sel mati dan kosong

 Berbentuk memanjang dan berdinding gabus III. Alat dan Bahan

1. Mikroskop

2. Objek dan cover glass 3. Cutter/sillet

4. Pipet tetes

5. Preparat batang : penampang melintang batang kankung

6. Preparat daun : penampang melintang daun jambu biji, dan daun sirsak IV. Cara Kerja

1. Siapkan mikroskop

2. Buatlah preparat dengan cara menyayat tipis bagian yang akan diamati

3. Letakan bagian tersebut pada objek glass, beri setetes air dan tutuplah dengan cover glass.

4. Amati dibawah mikroskop

5. Gambar/dokumentasikan dengan kamera smartphone dan berilah keterangan.

(20)

V. Tabel hasil pratikum

No Nama preparat Gambar mikroskop Keterangan gambar 1. Bawang Merah

( Allium cepa ) Penglihatan 10X10

a. sitoplasma b.Dinding sel c.nukleus

2 Batang Kankung ( lpomoea spp) penglihatan 10x10

a

a.epidermis b.korteks

c.jaringan pengakut(xilem

& floem) d.endodermis 3 Daun Jambu

Biji (Paidium guajava) Penglihatan 5x10

a.stomata b.epidermis

(21)

Pembahasaan :

Hasil pengamatan karateristik haluan yang diteliti menunjukkan bahwa sitoplasma, dinding sel, dan nukleus telah diamati. Subtansi sel yang mengisi ruang di antara dinding sel dan membran plasma berfungsi sebagai tempat reaksi biokimia dalam sel. Sel tumbuhan, termasuk sel bawang, memiliki dinding sel, yang memberikan dukungan struktural dan melindungi sel dari tekanan osmotik yang tinggi. Nukleus adalah organel yang terdiri dari materi genetik alam bentuk DNA dan bertanggung jawab atas aktivitas sel.

Batang kangkung, berbentuk silidris dan ramping, tumbuh tegak atau merambat tergantung, dan memiliki permukaan halus dan berwarna hijau kecoklatan dengan rambut halus yang memberikan tekstur kasar. Struktur batang kangkung terdiri dari jaringan pembentuk yang terdiri dari berkas pembuluh darah yang membawa udara , nutrisi, dan zat-zat penting ke seluruh tanaman. Untuk memperluas area pertumbuhan dan penyerapan nutrisi, cabang batang kangkung dapat memiliki cabang tubuh dari batang utama .

Daun jambu biji memiliki bentuk bulat atau elips, namun ada juga varietas yang memiliki bentuk daun yang lebih panjang dan lancip.

Ukuran daun biji juga bervariatif tergantung varietas nya, secara umum daun nya memiliki panjang sekitar 5 – 15 cm dan lebar sekitar 3 - 8 cm. Tipe dari tep daun jambu bij biasanya rata atau bergelombang denga tepi begerigi halus. Gerigi ini tidak terlalu tajam dan lebih terasa seperti goresan halus. Daun jambu memiliki struktur daun epidermis atas dan epidermis bawah yang jaringan dalam daun, pada bagian bawah daun terdapat stomata yang berperan dalam pertukaran gas dan transpirasi.

VI. Kesimpulan

(22)

Berdasarkan hasil penelitian mengenai bawang terdiri batang yang berbentuk silindris dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian tertentu. Pada bawang, bagian yang lebih besar dan berdaging dari batang terletak dibawah tanah dan disebut umbi. Umbi bawang yang terletak dibawah tanah dan berfungsi sebagai penyimpana cadangan makanan bagi tanaman.

Batang kangkung terdiri dari jaringan pembentuk batang,yang mengandung berkas pembuluh yang membawa yang membawa air,nutrisi, dan zat zat penting keseluruhan bagian tanaman.

Daun jambu biji memiliki daun yang berbentuk oval atau bulat telur dengan ujung runcing. Daunya bertekstur halus dan memiliki urat daun yang terlihat jelas

VII. Daftar Pustaka

Sutarno, H., & Iskandar, B. S. (2011). Anatomi dan morfologi tumbuhan. PT Penerbit ITB.

Purwanto, Y. (2016). Dasar-dasar histologi tumbuhan. CV. Pustaka Setia Rahayu, S., & Nugroho, L. H. (2018). Anatomi tumbuhan. UB Press.

(23)

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI PRAKTIKUM IV & V MORFOLOGI AKAR DAN BATANG

Disusun oleh:

Nama : Melda Anggefa Haong

NIM : 23482011540

Gol/Kelompok : B/1

Nama pebimbing : Risa Supriningrum, S.Si, MM

LABORATORIUM BIOLOGI PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA

2023

(24)

PRAKTIKUM IV MORFOLOGI AKAR (RADIX) I. Tujuan

Dapat menetukan sistem perakaran, bagian-bagian akar dan fungsi akar bagian-bagian akar.

II. Dasar Teori

Akar merupakan bagian bawah sumbuh tumbuhan dan umumnya tumbuh di dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi dan menjauhi cahaya. Akar tumbuh terus pada ujugnya, bentuknya sering kali meruncing hingga mudah menembus tanah, dan waranya keputiha dan kekunigan. Berikut ini merupakan beberapa karakter atau ciri dari akar :

 Akar umumya tidak berwarna hijau da berada di dalam tanah dan bersifat ; (+) geotropic, (-) phototropic, da (+) hydrptropic.

 Tidak memiliki mata tunas

 Tidak memiliki nodus dan internodus

 Akar memiliki rambut-rambut akar yang bersifat iniselluler Berikut ini fungsi dari akar :

 Menentukan posisi tanaman

 Absosi air dan garam-gam mineral

 Tempat peyimpanan makanan

 Membawa air dari dalam tanah menuju batang

 Pada beberapa tanaman sebagian berfungsi untuk fotosintesis maupun respirasi

(25)

Pada sistem akar saat tumbuh masih kecil yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji, bakal akar sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya, ketika biji mulai berkecambah sampai mejadi tumbuh dewasa, akar lembga dapat memperlihatkan perkembaga yang berbeda, sehingga pada tumbuha dibedakab dua macam perakaran yaitu akar tunggang (tap roots) dan akar serabut (adventitious roots).

Sistem Akar Tunggang

1. Akar tunggang tidak bercabang

Cabang hanya berupa serabut akar yang sangat halus. Dapat dianggap tidak

merupaka cabang karena berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara. Akar tuggang tersebut berfungsi sebagai tempat penimbunan zat cadangan makanan.

Akar tunggang tidak bercabang dibedakan:

 Bentuk tombak (fusiformis) : Pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut- serabut akar sebagai percabangan, biasanya menjadi tempat peimbunan makanaan, misalya pada wortel, lobak,. Berdasarkan bentuknya akar ini disebut pula akar tombak.

 Bentuk gangsing (apiformis) : Pangkal akar besar membulat, caabang-cabang akar hanya pada ujung yang sempit meruncing, misalnya pada bengkuang. Berdasarkann bentuknya-bentuknya akar ini disebut akar gangsing.

 Berbentuk benang, akar tunggang seperti akar serabut, seperti pada kratom.

2. Akar tunggang yang bercabang

Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh kebawah, bercabang-cabang banyak dan cabangnya brcabang lagi, sehingga memperluas daerah perakaran yang dapat menyerap air dan unsur hara.

Sistem Akar Serabut

 Akar serabut kecil-kecil berbentuk benang Contoh : Padi (Oryza sativa)

 Akar serabut agak besar dan kaku

(26)

Contoh : Kelapa (Cocos mucifera)

 Akar serabut agak besar, masing-masing tidak banyak cabang Contoh : Pandan buah merah (Pandanus conoideus)

III. Alat dan Bahan a) Akar tanaman b) Akar tanaman c) Akar tanaman IV. Cara Kerja

a) Siapkan sempel

b) Amati sempel, tentukan sistem perakarannya serta gambar, sebutkan bagian-bagian akar dan fungsi bagian-bagian tersebut.

V. Daftar Pustaka

Sudarsono, S., & Sutiman, N. (2013). Morfologi Tumbuhan: Panduan Belajar dan Mengajar. Penerbit Erlangga.

Soemarwoto, O., & Soemarwoto, I. (2008). Anatomi dan Morfologi Tumbuhan.

Penerbit Bumi Aksara.

Hetiawati, W., & Suryanto, D. E. (2015). Morfologi Tumbuhan: Struktur dan Fungsi Organ Tumbuhan. Penerbit Graha Ilmu.

(27)

PRAKTIKUM V

MORFOLOGI BATANG (CAULIS)

I. Tujuan

Mengenal ciri-ciri batang,mengetahui bentuk susunan,sifat dan arah tumbuh batang dan jenis dari batang.

II. Dasar Teori

Batang merupakan sumbu yang dengan dau yang melekat padanya. Di ujung sumbu titik tumbuhnya, batang antara daun muda dan menjadi terminal tunas. Pada bagian batang yang lebih tua, yang daun nya saling berjauhan. Buku (nodus) tempat daun menempel pada batang dapat berbeda dari ruas (internodus) yakni dua batang antara dua buku yang berurutan. Bagian ketiak daun biasanya terdapat tuna ketiak. Batang dapat

(28)

tumbuh tegak, merambat. Berdasarkan habitatnya, batang dibedakan menjadi batang tumbuhh di bawah (rimpang, umbi lapis, umbi batang), di dalam air atau darat.

Sifat umum batang :

 Biasanya berbentuk panjang dan bulat silinder atau bentuk lainnya

 Terdiri dari ruas-ruas yang dibatasi oleh buku-buku dan pada buku ini terdapat daun

 Biasanya tumbuh ke atas mengikuti arah matahari disebut dengan fototropisme

 Tumbuh bercabang dan tidak rontok bulunya sepanjang hidup

 Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali saat muda dan tanaman yang berumur pendek

Fungsi batang

 Meyangga bagian bagian tanaman yang berada diatas permukaan tanah seperti daun, bunga, buah, biji dan daun.

 Memperluas cakupan asimilasi melaluli percabangan.

 Merupakan tempat pengangkutan air dan unsur hara serta hasil asimilasi.

 Penyimpanan zat makanan.

 Kadang-kadang digunakan sebagai alat reproduksi.

Klasifikasi batang

Berdasarkan strukturnya, batang dibedakan dalam :

 Tumbuhan yang tidak berbatang jelas merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang yang sesunguhnya, karena daun sangat pendek dan seakan daunya keluar dari bagian atas.

Contohnya sawi (Brasica Buncea)

 Tumbuhan yang berbatang jelas tumbuhan yang mempunyai batang sesungguhnya.

(29)

Tumbuhan berbatang dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Batang basah ( Rumputan ), yaitu batang lunak dan berair.

o Contohnya bayam (Amarhantus spinosus)

2. Batang mendong (Calamus) seperti batang rumput, tetapi memiliki ruas-ruas yang lebih panjang.

o Contohnya wlingi (Scripus Grossus)

3. Batang berkayu (Lignosus) batang yang keras dan kuat Contohnya Sidaguri (Sida Rhombifolia)

 Arah tumbuh pada batang 1. Tegak lurus (Erectus)

Jika arahnya lurus ke atas, batang tegak lurus biasanya tidak bercabang, misalnya pepaya (Carica papaya L.) dan

beberapa jenis cemara.

2. Menggantung (Dependes, Pendulus)

Batang ini hanya dimiliki tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di lereng-lereng atau tepi jurang, misalnya jenis Anggrek

(Orchidaceae).

3. Berbaring (Humifusus)

Terletak pada permukaan tanah, hanya ujung nya saja yang sedikit membengkok ke atas misalnnya, Semangka

(Citrilllus)

 Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang yang menutupi seluruh permukaan batang. Berdasarkan permukaan batang dibedakan menjadi:

1. Licin (leaves), misalnya batang bayam (Amaranthus) 2. Berusuk (Costatus), jika dipermukaannya terdapar rigi-rigi

yang berbujur, misalnya lier (Coleus scutellarioides Benth).

3. Beralur (Sulcaltus), jika membujur batang terdapat alur-alur yag jelas, misalnya pada kaktus (Cactaceae).

(30)

4. Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi tetapi pada sudut-sudutnya pelebaran yang tipis, misalnya pada Ubi (Dioscorea alata L.)

III. Alat dan Bahan

a. Batang tanaman pepaya b. Batang tanaman alang-alang c. Batang tanaman brotowali

IV. Cara Kerja

a. Siapkan sampel

b. Amati bentuk batang, permukaan batang dan jenis batang

V. Tabel hasil pratikum N

o

Nama sampel Gambar dan bagian-bagian Akar dan Batang

Keterangan

(31)

1 Akar dan batang kangkung

a. Nodus b. Batang c. Daun d. Pangkal akar e. Cabang akar f. Pakal akar g. serabut

2 Akar dan batang sirih

a. cabang akar b. ujung akar c. rambut akar d. batang daun e. batang daun

3 Akar dan batang brotowali

a. plantakaulis b. batang

c. pangkal batang d. ujung batang e. rambut akar f. cabang akar g. akar tunggang

Pembahasan :

(32)

Pada batang kangkung yang kita teliti berbentuk silidris dan ramping mereka tumbuh tegak atau merambat tergantung, dan permukaan batang kangkung halus dan berwarna hijau kecoklatan pada batang terdapat rambut-rambut halus yang memberikan tekstur kasar pada permukaan nya. Struktu batang kangkung terdiri dari jaringan pembentuk batang, yang mengandung berkas pembuluh yang membawa air, nutrisi, dan zat-zat penting keseluruh bagian tanaman. Cabang batang kangkung dapat memiliki cabang-cabang yang tubuh dari batang utama, cabang-cabang ini membantu tanaman untuk memperluas area pertumbuhan dan penyerapan nutrsi.

Tipe akar kangkung memiliki sistem akar serabut atau fibrosa, yang berarti akarnya terdiri dari akar-akar serabut yang halus dan banyak, tanpa akar tunggang yang dominan.

Akar-akar serabut ini tumbuh dangkal di dalam tanah. Akar kangkung umumnya berbentuk halus, ramping, dan panjang. Mereka memiliki banyak cabang akar yang memperluas area penyerapan nutrisi dan air, Akar ka6ngkung biasanya berwarna putih atau kekuningan.

Warna akar dapat bervariasi tergantung pada tingkat kedewasaan dan kondisi pertumbuhan tanaman. Akar kangkung terdiri dari jaringan akar primer dan akar sekunder yang tercabang.

Jaringan akar ini bertanggung jawab untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah. Akar kangkung umumnya menyebar secara horizontal dangkal di dalam tanah. Mereka membentuk jaringan akar yang rapat untuk membantu tanaman menyerap nutrisi dan air dengan efisien.

Batang sirih umumnya ramping dan silindris. Permukaan batang sirih halus dan berwarna hijau kecoklatan, dan dapat tumbuh tegak atau merambat tergantung pada kondisi pertumbuhan dan dukungan yang tersedia . Batang muda mungkin memiliki rambut halus yang membuat permukaannya kasar. Jaringan pembentuk batang sirih mengandung berkas pembuluh darah yang membawa udara, nutrisi, dan zat penting ke seluruh tanaman , memberikan kekuatan dan dukungan kepada tanaman.Batang sirih mungkin memiliki cabang yang tumbuh dari utamanya . Tanaman memanfaatkan cabang- cabang ini untuk penyerapan nutrisi dan memperluas area pertumbuhan mereka. Daun sirih menempel pada batang melalui tangkai daun yang tumbuh dari bintil yang ada di batang. Helai daunnya berbentuk hati atau lonjong dengan tepi bergigi.

Sirih memiliki sistem akar tunggang atau pivot. Artinya, akar utamanya tumbuh secara vertikal ke dalam tanah, dengan akar-akar cabang yang lebih kecil bercabang dari akar

(33)

utama. Akar sirih umumnya berbentuk silindris dan panjang. Akar tunggangnya dapat tumbuh cukup dalam ke dalam tanah, sementara akar-akar cabangnya dapat meluas secara horizontal. Akar sirih biasanya berwarna putih atau kekuningan. Warna akar dapat bervariasi tergantung pada tingkat kedewasaan dan kondisi pertumbuhan tanaman.Akar sirih terdiri dari akar primer yang berkembang dari biji dan menjadi akar utama. Dari akar utama tersebut, akar sekunder dan akar tersier berkembang menjadi cabang yang lebih kecil. Akar sirih juga memiliki akar-akar serabut yang tumbuh dari akar cabang.Akar sirih umumnya tumbuh dangkal di dalam tanah, tetapi akar tunggangnya dapat meresap lebih dalam. Akar-akar cabangnya menyebar secara horizontal, membantu tanaman menyerap nutrisi dan air dari lingkungan sekitarnya.

Batang brotowali berbentuk silindris dan merambat. Mereka dapat tumbuh panjang dan memanjat di sekitar tumbuhan lain atau merayap di permukaan tanah. Permukaan batang brotowali kasar dengan tekstur yang bergerigi atau berlendir.Batang brotowali memiliki warna kecoklatan hingga kehijauan.Batang brotowali terdiri dari jaringan pembentuk batang dengan berkas pembuluh yang membawa air, nutrisi, dan zat-zat lainnya ke seluruh tanaman.Batang brotowali dapat menghasilkan cabang-cabang pendek dan tumbuh dalam berbagai arah.

Brotowali biasanya berwarna putih atau hitam dan memiliki sistem akar serabut di mana akar-akar kecil dan berbulu menjalar di dalam tanah dari batang. Akar brotowali tumbuh di bawah tanah dan membantu menyerap udara dan nutrisi dari lingkungannya . Akar brotowali terdiri dari akar primer yang berkembang dari biji dan menjadi akar utama, yang membentuk akar serabut yang menyebar di dalam tanah..

VI. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai batang kangkung terdiri dari jaringan pembentuk batang,yang mengandung berkas pembuluh yang membawa yang membawa air,nutrisi, dan zat zat penting keseluruhan bagian tanaman.

(34)

Batang brotowali berbentuk silindris dan merambat. permukaan batang brotowali kasar dengan tekstur yang bergerigi atau berlendir. batang brotowali memiliki warna kecoklatan hingga kehijauan.

Akar sirih memiliki sistem akar tunggang atau pivot, umumnya berbentuk silindris dan panjang Warna akar sirih biasanya berwarna putih atau kekuningan, Struktur akar sirih terd

VII. Daftar Pustaka

Sari, R. K., & Mulyaningsih, T. (2013). Morfologi tumbuhan: Panduan praktikum.

Penerbit Universitas Negeri Yogyakarta.

Supriyanto, A. (2014). Morfologi tumbuhan: Konsep dan penerapannya. Penerbit Andi.

Mulyani, A., & Handayani, T. (2009). Anatomi tumbuhan: Dari mikroskopis hingga makroskopis. Penerbit Andi.

(35)

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI PRAKTIKUM VI & VII MORFOLOGI DAUN DAN BUNGA

Disusun oleh:

Nama : Melda Anggefa Haong

NIM : 23482011540

Gol/Kelompok : B/1

Nama pebimbing : Risa Supriningrum, S.Si, MM

LABORATORIUM BIOLOGI PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA

2023

(36)

PRATIKUM VI

MORFOLOGI DAUN (FOLIUM) I. Tujuan

Mengetahui dan menentukan bentuk daun, mengetahui dan menjelaskan bagian dari daun, susunan daun, dan fungsi daun.

II.Dasar Teori

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang paling beragam. Daun merupakan alat hara bagian tumbuhan yang penting untuk fotosintesis umumnya melekat pada batang dan dahan. Tempat melekat daun di sebut buku atau nodus. Jarak antar nodus disebut ruas atau internodus. Sudut antara batang dan daun ketiak daun/axila. Pada umunya daun pipih dengan beragam bentuk dan sebagian besar berwarna hijau. Walaupun demikian masih banyak karakter, fungsi dan modifikasi daun.

Fungsi daun

o Menyimpan cadangan makanan (Allium cepa) o Pengolahan zat-zat makanan (fotosintesi) o Penguapan (transpirasi)

o Pernapasan (respirasi) o Tempat terjadinya gutasi Bagian-bagian daun (folium) 1. Upih/ pelepah daun (vagina)

Merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk pada batang. Pelepah daun berfungsi

 Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat pada tanaman Tebu (Sacchrum officinarum L)

(37)

 Membungkus batang, sehingga batang tidak nampak, upih sering membungkus tanaman, batang tampak seperti batang dari luar adalah upih-upih tadi. Misalnya pada tanaman pisang (Musa paradisciaca)

2. Tangkai daun (petilous)

Umunya tangkai daun berbentuk selinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya dan bertugas menempatkan helaian daun untuk fotosintesis. Bentuk tangkai duan:

 Bulat dan berongga misalnya

 Pipih dan tepi nya melebar

 Bersegi

 Setengah lingkaran 3. Helaian daun (lamina)

Helain daun berfungsi untuk tempat berlangsungnya fotosintesis. Helain daun juga sangat bervariasi, baik ukuran, bentuk atau warna.

Sifat-sifat pada daun

III. Alat dan Bahan a. Daun pepaya b. Daun kelor

c. Daun belimbing wuluh IV. Cara kerja

a. Siapkan sampel

b. Amati dan tentukan sifat-sifat daun (bentuk, tepi, ujung, pangkal, tulang daun, daging daun, permukaan atas dan permukaan bawah daun).

c. Tentukan jeis daun majemuk pada daun kembang merak d. Gambar dan beri keterangan

(38)

V. Tabel Hasil Pratikum

Pembahasaan : Daun ke

Pembahasan : N o

Nama sampel gambar Keterangan

1. Daun pepaya a. ujung daun

b. urat daun c. helai daun d. pangkal e. tangkai f. tulang

cabang g. ibu tulang h. daun tulang

menjari

2. Daun kelor a. tepi daun

b. tangkai daun c. anak daun d. ibu tangkai

daun e. tulang daun f. ujung daun 3 Daun belimbing

wuluh a. tulang daun

b. daging daun c. ujung daun d. tangkai daun e. pangkal daun

(39)

Bentuk majemuk menyirip daun kelor memiliki sedikit daun anak. Biasanya ada sekitar 9–15 pasang daun anak. Daunnya berbentuk bulat telur atau lonjong dengan ujung meruncing dan tepi yang rata . Namun daun kelor biasanya panjangnya sekitar 1 hingga 2 cm, meskipun ini bervariasi tergantung individu dan kondisi pertumbuhannya . Daun kelor memiliki struktur berseling, yang berarti bahwa setiap daun anak berputar di sepanjang tangkai daun induk. Daun kelor menjari di ujung mengomelnya. Daun kelor berwarna hijau tua atau hijau keabu-abuan. Daun memiliki permukaan yang halus dan berkilau. Dalam kebanyakan kasus, bagian bawah daun kelor lebih gelap daripada bagian atasnya.

Tangkai daun kelor relatif panjang dan ramping. Tangkai daun tersebut terhubung ke batang tanaman dan berfungsi sebagai penghubung antara batang dan daun. Daun belimbing wuluh memiliki bentuk majemuk menyirip dengan jumlah daun anak yang berjumlah ganjil.

Biasanya terdapat sekitar 5 hingga 11 pasang daun anak. Daun anaknya berbentuk lonjong dengan ujung meruncing dan tepi yang rata. Ukuran daun belimbing wuluh bervariasi tergantung pada individu dan kondisi tumbuhnya, namun umumnya memiliki panjang sekitar 5 hingga 15 cm.

Daun belimbing wuluh tersusun secara berselang, artinya daun anak tersebar secara teratur di sepanjang tangkai daun. Daun belimbing wuluh ditempatkan secara menjari di ujung ranting-rantingnya, Daun belimbing wuluh memiliki warna hijau cerah. Permukaan daunnya halus dan mengkilap. Bagian bawah daun belimbing wuluh biasanya lebih pucat daripada bagian atasnya, Tangkai daun belimbing wuluh relatif panjang dan ramping. Tangkai daun tersebut terhubung ke batang tanaman dan berfungsi sebagai penghubung antara batang dan daun.

Daun pepaya memiliki bentuk majemuk menyirip dengan jumlah daun anak yang berjumlah ganjil. Biasanya terdapat sekitar 7 hingga 11 pasang daun anak. Daun anaknya berbentuk lonjong dengan ujung meruncing dan tepi yang rata atau bergigi. Ukuran daun pepaya bervariasi tergantung pada individu dan kondisi tumbuhnya, namun umumnya memiliki panjang sekitar 20 hingga 40 cm, Daun pepaya tersusun secara bergantian, artinya setiap daun anak terletak secara bergantian di sepanjang tangkai daun. Daun pepaya ditempatkan secara menjari di ujung ranting-rantingnya.

(40)

Daun pepaya memiliki warna hijau tua hingga hijau keabu-abuan. Permukaan daunnya halus dan mengkilap. Bagian bawah daun pepaya biasanya lebih pucat daripada bagian atasnya, Tangkai daun pepaya relatif panjang dan ramping. Tangkai daun tersebut terhubung ke batang tanaman dan berfungsi sebagai penghubung antara batang dan daun.

V. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai daun pepaya memiliki bentuk majemuk menyirip.ukuran daun pepaya bervariasi tergantung pada individu dan kondisi tumbuhnya,namun umumnya memiliki panjang sekitar 20 hingga 40cm. daun pepaya tersusun secara bergantian dan di tempatkan secara menjari d ujung ranting rantingnya, memiliki warna hijau tua hingga hijau keabu abuan. tangkai daun pepaya relatif panjang dan ramping. tangkai tersebut berfungsi menghubungan antara batang dan daun.

Daun kelor memiliki bentuk majemuk menyirip dengan jumlah daun anak yang ganjil.

daun anaknya berbentuk oval atau bulat dengan ujung meruncing dan tepi yang rata, daun kelor menjari di ujung ranting rantingnya , daun melor memiliki warna hijau tua hingga hijau keabu abuan. Tangkai daun kelor relatif panjang tangkai daun tersebut terhubung ke batang tanaman berfungsi sebagai penghubung antara batang dan daun, daun belimbing wuluh memiliki bentuk majemuk menyirip dengan jumlah daun anak yang ganjil juga daun anaknya berbentuk Lonjong dengan ujung meruncing dan tepi yang ratadaun belimbing wuluh memiliki warna hijau cerah, permukaan daun nya halus dan mengkilap, tangkai daun belimbing wuluh relatif panjang dan ramping, tangkai daun tersebut terhubung ke batang tanaman berfungsi sebagai penghubung batang dan daun

VI. Daftar Pustaka

Sutisna, M. (2013). Morfologi Tumbuhan: Panduan Lengkap Mengenal Anatomi Tumbuhan. Penerbit Buku Kita.

Setiawati, W., & Suryanto, D. E. (2015). Morfologi Tumbuhan: Struktur dan Fungsi Organ Tumbuhan. Penerbit Graha Ilmu.

(41)
(42)

PRAKTIKUM VII MORFOLOGI BUNGA (FLOS) I. Tujuan

Menentukan bagian-bagian bunga dan letak bunga pada tanaman.

II. Dasar Teori

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.

Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetic dan pada banyak jenis diinduksi oeleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat artikel pembentukan bunga). Bunga hampir selalu bentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu takson.

Alat perkembangbiakan generative itu biasanya berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berkembang biak dengan biji didahului dengan pembentukan bunga. Bedasarkan letak dan susunanannya bunga dibedakan menjadi :

a) Bunga yang susunannya meurut garis spiral (acylis) misalnya pada buga cempaka (Michelia campaka)

b) Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran (cyclis) misalnya bunga terong (Salamun melogena)

c) Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalan lingkaran dan sebagian lagi tersusun secara spiral (hemyciclis) misalnya pada bunga sirsak

(43)

Bagian – Bagian Bunga

Bunga merupakan taruk yang terkondensasi untuk menjadi organ reproduktif.

Bagian-bagian dimana munculnya bunga disebut dengan bract. Bunga memiliki tagkai bunga atau panjang yang disebut dengan pedicel. Bagian pedicel memiliki betuk mengembag (swollen), spherical atau conical yang disebut denga thalamus atau receptacle. Daun-daun yang membentuk bunga ditemukan pada : sepal, petal, stamen, da carpel.

1. Tangkai bunga (pedicellus), bagian yang mendukung bunga

2. Dasar bunga (receptaculum), ujung tangkai bunga yang mendukung bagian- bagian bunga

3. Kelopak bunga (kalyx), tersusun atas daun kelopak (sepala)

4. Mahkota bunga /tajuk bunga (corolla), tersusun atas daun mahkota (petala) 5. Alat kelamin jantan (Androecium), tediri atas sejumlah benang sari (stamen).

Stamen terdiri dari : Anthera (kepala sari), filamen (tangkai sari).

6. Alat kelamin betina (Gynaecium), tediri atas putik (pistillum). Pistillum terdiri dari kepala putik (stigma) , tangkai putik (stylus), bakal buah (ovary) dab bakal biji (ovulum)

III. Bahan

a. Bungan telang b. Bunga

(44)

c. Bunga IV. Cara Kerja

a. Siapkan sampel

b. Amati dan tentukan letak buga pada tumbuhan c. Gambar bagian-bagian bunga tersebut

(45)

Nama sampel Gambar sampel Keterangan

1 Bunga merak a. bakal bunga

b. kepala sari c. tangkai sari d. kelopak bunga e. mahkota bunga f. dasar bunga g. tangkai bunga

2 Bunga sepatu a. kepala putik

b. tangkai putik c. kepala sari d. tangkai sari e. mahkota bunga f. kelopak bunga g. dasar bunga h. tangkai bunga

3 Bunga telanng a. daun pelindung

b. kelopak bunga c. dasar bunga d. mahkota pelindung

V. Tabel Hasil Pratikum

Pembahasan :

Kelopak bunga merak terdiri dari daun-daun kelopak yang besar dan berwarna cerah.

Daun-daun kelopak ini biasanya berbentuk segitiga atau oval dengan ujung yang meruncing.

Warna kelopak bunga merak dapat bervariasi dari merah, oranye, kuning, biru, ungu, hingga hijau. Mahkota bunga merak terdiri dari daun-daun mahkota yang lebih kecil dan lebih lebar dibandingkan kelopak. Daun-daun mahkota ini juga memiliki warna yang cerah dan seringkali memiliki pola atau corak yang menarik. Biasanya, daun-daun mahkota memiliki warna yang kontras dengan kelopak.

(46)

Bunga merak memiliki benang sari yang panjang dan ramping. Benang sari ini terletak di dalam mahkota dan biasanya memiliki warna yang mencolok, seperti kuning atau oranye.

Ujung benang sari ini dilengkapi dengan kepala sari yang mengandung serbuk sari, Putik bunga merak terletak di tengah-tengah benang sari. Putik ini biasanya panjang dan ramping, dengan ujung yang berbentuk seperti kepala tongkat. Putik ini berfungsi sebagai organ reproduksi betina yang menerima serbuk sari dari benang sari.

Bunga merak umumnya tumbuh dalam kelompok yang disebut perbungaan. Perbungaan ini terdiri dari beberapa bunga yang mekar pada waktu yang hampir bersamaan. Perbungaan bunga merak dapat memiliki tangkai pendek atau panjang, tergantung pada spesiesnya.

Kelopak bunga kembang sepatu terdiri dari daun-daun kelopak yang berbentuk seperti jubah atau sepatu. Daun kelopak biasanya berwarna terang, seperti merah, oranye, kuning, atau pink. Bagian ujung kelopak seringkali lebih lebar dan datar, sementara bagian pangkalnya mengecil dan melingkar.

Mahkota bunga kembang sepatu terdiri dari daun-daun mahkota yang lebih kecil dan terletak di dalam kelopak. Daun mahkota ini seringkali berwarna cerah dan memiliki bentuk yang menarik, seperti bulat, oval, atau berlekuk-lekuk. Beberapa spesies kembang sepatu memiliki mahkota yang lebih kecil dan kurang mencolok. Bunga kembang sepatu memiliki benang sari yang panjang dan ramping. Benang sari ini terletak di dalam mahkota dan biasanya berwarna kuning. Ujung benang sari ini dilengkapi dengan kepala sari yang mengandung serbuk sari.

Putik bunga kembang sepatu terletak di tengah-tengah benang sari. Putik ini biasanya panjang dan ramping, dengan ujung yang berbentuk seperti kepala tongkat. Putik ini berfungsi sebagai organ reproduksi betina yang menerima serbuk sari dari benang sari. Bunga kembang sepatu tumbuh dalam kelompok perbungaan yang terdiri dari beberapa bunga.

Perbungaan ini seringkali terletak di ujung tangkai dan dapat memiliki berbagai tingkatan, tergantung pada spesiesnya. Beberapa spesies kembang sepatu menghasilkan perbungaan tunggal, sementara yang lain menghasilkan perbungaan berkelompok.

Kelopak bunga telang terdiri dari daun-daun kelopak yang berjumlah lima. Daun kelopak ini biasanya berwarna biru atau ungu, meskipun ada juga variasi warna lainnya. Daun

(47)

kelopak biasanya saling melekat dan berbentuk seperti corong atau terompet. Mahkota bunga telang terdiri dari daun-daun mahkota yang lebih kecil dan terletak di dalam kelopak. Daun mahkota ini juga berjumlah lima dan seringkali memiliki warna yang sama atau serupa dengan kelopak. Daun mahkota biasanya lebih sempit dan panjang dibandingkan daun kelopak.

Bunga telang memiliki benang sari yang panjang dan ramping. Benang sari ini terletak di dalam mahkota dan biasanya berwarna kuning atau putih. Ujung benang sari ini dilengkapi dengan kepala sari yang mengandung serbuk sari. Putik bunga telang terletak di tengah- tengah benang sari. Putik ini biasanya panjang dan ramping, dengan ujung yang berbentuk seperti kepala tongkat. Putik ini berfungsi sebagai organ reproduksi betina yang menerima serbuk sari dari benang sari. Bunga telang tumbuh dalam kelompok perbungaan yang terdiri dari beberapa bunga. Perbungaan ini seringkali terletak di ujung tangkai dan dapat memiliki berbagai tingkatan, tergantung pada spesiesnya. Kelompok perbungaan tersebut dapat membentuk tandan atau malai.

VI. Kesimpulan :

Kelopak bunga merak terdiri dari daun-daun kelopak yang besar dan berwarna cera Warna kelopak bunga merak terdapat bervariasi atau berwarna-warni. Mahkota bunga merak terdiri dari daun-daun mahkota yang lebih kecil dan lebih lebar dibandingkan kelopak,Bunga merak memiliki benang sari yang panjang dan ujung benang sari dilengkapi dengan kepala Sari dan mengandung, Butik bunga terletak di Perbungaan bunga merak dapat memiliki tangkai pendek atau panjang tergantung pada spesiesnya.

Kelopak bunga telang terdiri dari daun daun kelopak yang berjumlah lima mahkota bunga telang terdiri dari daun daun mahkota yang lebih kecil dan terletak di kelopak. Benang sari ini terletak di dalam mahkota dan berwarna kuning atau putih putik bunga telang terletak di tengah tengah benang sari, putik ini berfungsi sebagai organ reproduksi betina yang menerima serbuk sari dari benang sari.

Kelopak bunga kembang sepatu terdiri dari daun daun kelopak yang berbentuk seperti sepatu. daun kelopak berwarna terang seperti merah Orange kuning dan pink. bagian ujung

(48)

kelopak lebih besar dan datar sementara bagian pangkal nya mengecil dan melingkar.

Mahkota bunga sepatu terdiri dari daun daun mahkota yang lebih kecil. daun mahkota berbentuk oval bulat dan berlekuk lekuk, bunga kembang sepatu memiliki benang sari yang panjang, ramping. Benang sari ini terletak di dalam mahkota berwarna kuning, putik bunga kembang sepatu terletak di tengah tengah benang sari. Putik ini berfungsi sebagai organ reproduksi betina yang menerima serbuk dari benang sari.

VII. Daftar Pustaka

Widyastuti, Y., & Supriatna, J. (2010). Morfologi Bunga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Maryani, R., & Sari, R. K. (2019). Pengantar Morfologi Tumbuhan. Bandung:

Alfabeta.

Kusumawati, A., & Supriatna, J. (2014). Morfologi Bunga: Buku Ajar. Yogyakarta:

Penerbit Ombak.

Suhartanto, M. R. (2016). Morfologi Bunga dan Serbuk Sari. Semarang: UNNES Press.

Gambar

4. Gambar atau dokumentasikan dengan kamera smarthphone, serta beri keterangan, masing-masing preparat.

Referensi

Dokumen terkait

Habit: herba. Batang: panjang 1-0-20 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, hijau kemerahan. Daun: panjang 0,7 cm, lebar 0,4

Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga

Selain sifat diameter ruas batang bawah, tinggi bibit, warna ruas batang bawah dan bentuk lidah daun yang memiliki kemiripan pada 12 genotipe padi lokal Kuantan

Perbandingan panjang dengan lebar pada daun mudanya sedikit lebih panjang.. Bentuk pangkal pada daun mudanya bulat (

Hasil karakterisasi morfologi untuk bentuk pohon durian (Jorong, Bulat, dan Lonjong), Permukaan batang (kasar dan halus), Bentuk daun (lonjong, bulat panjang dan bulat telur) dan

Spesies ini memiliki habitus berupa perdu, dengan percabangan simpodial, dan bentuk segi penampangnya bulat berduri, daun dengan jenis daun majemuk

Batang: Berbentuk bulat dengan diameter batang 30-40 cm pada saat tumbuhan dewasa, panjang ruas 10-30 cm pada saat tumbuhan masih muda, batang berwarna hijau dan berwarna

persamaan tinggi 50-65 cm, warna batang hijau tua, bentuk batang berbuku-buku, bentuk daun melanset, panjang daun 5-8, lebar daun 2-4, tata letak daun berseling, ujung daun