• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum Magno liophyta 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan praktikum Magno liophyta 3"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAGNOLIOPHYTA SUBCLASS ROSIDAE I. Tujuan

1. Menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Rosidae.

2. Membedakan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada family – family yang ada dalam Subclassis Rosidae.

II. Dasar teori

Magnoliophyta atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak (Calyx) dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina berupa putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel) tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di dalam ovarium. Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida mempunyai 64 ordo, 318 familia, dan kurang lebih 165.000 species sedangkan liliopsida mempunyai 19 ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000 species. (Sudarsono, 2005: 20).

1. Subclassis Rosidae

(2)

Salah satu family yang terdapat dalam subclass Rosidae adalah : a. Familia Euphorbiaceae

Tumbuhan berupa herba, semak, pohon, seringkali bergetah. Daun umumnya tunggal, letaknya berseling. Bunga biasanya kecil, bersimetri banyak, uniseksual, seringkali monoecius, yang tersusun sebagai bunga majemuk. Periantium kelipatan 5 dalam satu atau dua seri, atau dapat juga mereduksi. Stamen satu sampai banyak. Ovarium berlokuli 3, ovula satu atau dua dalam tiap lokulus, dengan posisi menggantung (pendulus) dan menunduk (anatropus), milkropil biasanya tertutup oleh karunkula, stilus berjumlah 3 masing-masing terdiri dari dua lobi. Buah bervariasi ummumnya menjadi desihen atau sizokarp (terdiri dari 3 loksi) dengan 3 atau 6 biji yang memiliki endosperma. Contoh: Ricinus communis (Jarak).

b. Familia Rosaceae

Tumbuhan berupa semak jarang berupa herba. Daun tunggal, majemuk, berseling dan stipula. Bunga seringkali biseksual, bersimetri banyak dan periginius. Kalliks berbentuk tabung berlobi 5, petal 5 buah dan petal tampak menonjol dan berukuran besar. Benang sari banyak melengkung ke dalam pada waktu kuncup. Ovarium berkarpel satu atau banyak, ovula bebas, konatus atau adnatus pada dasar bunga, ovula umumnya dua pada tiap ovarium, satu stilus atau lebih. Buah berupa drupa, pome, atau aksene. Biji dengan eendosperma sedikit atu tanpa endosperma. Contohnya : Rosa hybrida (Ros)

c. Familia Rutaceae

Berupa pohon atau semak, pada daunnya bersisik dan transparan yang berisi minyak.. bunga dan daun beraroma keras. Daun berhadapan atau berseling, seringkali majemuk. Bunga biasabya biseksual, bersimetri banyak,. Sepal dan tepal masing masing berjumlah 4 buah dan 5 buah, bebas dan konatus, dengan dua sampai banyak ovula, stilus bebes atau konatus. Buah berupa beri kapsul atau Sizokarp. Biji dapat mengandung endosperma. Contoh: Citrus aurantifolia (jeruk nipis)

d. Familia Fabaceae

(3)

e. Familia Myrtaceae

Tumbuhan yang memiliki ciri-ciri habitus perdu, pohon, kulit batang mudah terkelupas. Daunnya tunggal, tampa stipula, tersebar, berhadapan atau bergantian. Bunganya kebannyakn tunggal, sepal 4-5, bersatu, tabung sepal meliputi ovarium, petal 5, lepas, cepat jatuh, imbrikatus, stamen banyak, filamen sering berwarna, pistil 1, beruang 1-banyak, ovarium inferum, plasenta aksilar atau sentralis. Buah tunggal, bacca, drupa atau nux. Contohnya : Psidium guajava (jambu batu)

f. Familia Anacardiaceae

Tumbuhan yang memiliki ciri-ciri habitus perdu, pohon. Daun tunggal atau mejemuk, tersebar. Bunga mejemuk, biseksual atau uniseksual, pentamer, stamen 5-10, sering terdapat staminodium, terdapat diskus bentuk cincin dekat stamen, ovarium superum atau semiinferum dengan 1-5 karpel, ruang sejumlah karpel, 1-2 ovul tiap ruang. Buah tunggal, drupa. Contoh : Manggifera indica (mangga)

g. Familia Caesalpinaceae

Tumbuhan yang memiliki ciri-ciri habitus perdu, pohon. Caesalpinia berbatang simpodium dengan daun umumnya majemuk menyirip (majemuk pinnatus), atau menyirip ganda (majemuk bipinnatus), jarang sekali ditemukan tunggal atau beranak daun satu. Bunga nya majemuk tak terbatas (Racemosa), dengan bunga tersusun dalam tandan. Memiliki 5 daun kelopak (sepal), dengan 5 daun mahkota (petal) yang bebas yang artinya tidak ada yang berlekatan (dapat pula ditemukan jumlah daun mahkota (petal) kurang dari 5). Benang sari (stamen) kurang lebih berjumlah 10, bisanya bebas atau berlekatan, putik (pistillum) dengan satu daun buah (carpel). Buahnya berupa buah polong yang jika masak akan kering kemudian pecah. Buahnya juga dapat berdaging dan tidak membuka, sering kali bersayap. Biji dengan endoperm yang tipis atau tanpa adanya endosperm, lembaga besar. Contoh: Caesal pulcherima (kembang merak)

h. Familia mimmosaceae

(4)

III. Alat dan bahan A. Alat

1. Alat tulis

2. Lembar kerja hasil pengamtan 3. Cutter

B. Bahan

1. Family Fabaceae: kacang tanah (Arachis hipogea). 2. Family Caesalpiniaceae: flamboyan (Delonix regia).

3. Family Myrtaceae: jambu biji (Psidium guajava), jambu air (Syzigium aqueum).

4. Family Euphorbiaceae: jarak pagar (Jatropa curcas L.), euphorbia (Euphorbia milii).

5. Family Rosaceae: bunga mawar (Rosa hybrida). 6. Family Anacardiaceae: mangga (Mangifera indica). 7. Family Rutaceae: jeruk nipis (Citrus aurantifolia). 8. Famili Punicaceae: delima (Punica granatum L.)

9. Famili Oxalidaceae: belimbing (Averrhoa carambola L.)

IV. Langkah kerja

1. diamati habitus, pola percabangan, dan bentuk segi penampang melintang pada spesiemen tumbuhan Rosa hybrida (Ros), Arachis hipogaea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu batu), Citrus aurantifolia (jeruk nipis), Mimmosa pudica (putri malu), Manggifera indica (mangga), Delonix regia ( flamboyan).

2. Diamati filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk, dan tepi daun pada masing-masing spesies.

3. Diamati bunga dan dibandingkan pada komposisi, jenis karangan bunga, dan simetri bunga pada masing-masing spesiesnya.

4. Diamati perhiasan dan alat kelamin bunga pada Corolla, Calyx, perigonium, stamen, dan pistilumnya yang terdapat pada bunga. 5. Digambarkan bagian-bagaian tumbuhan yang telah diamati pada

(5)

V. Hasil pengamatan

VI. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada beberapa spesies dari subclass Rosidae. Divisi magnoliophyta merupakan devisi yang terbesar dari organisme fotosintetik dikarenakan divisi magnoliophyta memiliki ribuan jenis. devisi magnoliophyta mempunyai ukuran tubuh yang sangat bervariasi sampai pada tumbuhan air, beberapa jenis divisi magnoliophyta merupakan tanamn pemanjat yang dapat mencapai ketinggian kanopi hutan tropis dan ada juga yang epipit, subkelas magnoliophyta tersebut akan dibahas dalam praktikum ini adalah Subclassis Rosidae, spesies yang akan diamati pada subkelas ini adalah Rosa hybrida (Ros), Arachis hipogaea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu batu), Manggifera indica (mangga), Mimmosa pudica (putri malu), Citrus aurantifolia (jeruk nipis), Delonix regia ( flamboyan), jeruk manis, delima, dan jambu air.

Pengamatan pertama dilakukan pada spesies Psidium guajava (jambu batu)) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brazil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C. Jambu dapat diperbanyak dengan biji. (Zundah. 2009). Kandungan buah jambu biji (100 gr), Kalori 49 kal, Vitamin A 25 SI, Vitamin B1 0,02 mg, Vitamin C 87 mg, Kalsium 14 mg, Hidrat Arang 12,2 gram, Fosfor 28 mg, Besi 1,1 mg, Protein 0,9 mg, Lemak 0,3 gram, Air 86 gram.

Psidium guajava memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidum

Spesies : Psidum guava

(6)

Daunnya pinnatus, tanpa stipula, letak daun berhadapan atau bergantian (opposite), bentuk daunnya bulat telur lonjong (ovate), ujungnya runcing (accutus), dengan pangkal daunnya membundar (rounded), bagian tepi daun bergelombang (undulatus) dan memiliki pertulangan menyirip, Bunganya tunggal, buah tunggal bacca. Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare. Jus jambu biji "bangkok" juga dianggap berkasiat untuk membantu penyembuhan penderita demam berdarah dengue. (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191)

Pengamatan kedua dilakukan pada spesies Mimmosa pudica (putri malu) adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu" dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula. (Haris. 2009)

Mimmosa pudica memiliki klasifikasi sebagai berikut: regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subclass : Rosidae Ordo : Fabales Famili : Mimmoceae Genus : Mimmosa

Spesies : Mimmosa pudica

(7)

Bunga Mimosa pudica melekat pada bongkol. Pada bunga ini terdapat benang sari yang terletak di terminal, berwarna ungu dengan jumlahnya banyak, sementara kepala putiknya di bawah. Adapun distribusi seks pada tumbuhan ini yaitu dengan anemogami, penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri khusus yang dimiliki oleh putri malu adalah mengatupkan daunnya jika terkena rangsangan. Putri malu memiliki potensi sebagai alternatif dalam kemoterapi terhadap kanker. (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191)

Pengamatan ketiga dilakukan pada spesies Manggifera indica (mangga) adalah Mangga adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica, mangga yang kita makan sehari-hari (mangkyu. 2013)

Manggifera indica memiliki klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subclass : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Manggifera

Spesies : Manggifera indica

Manggifera indica (mangga) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Sapindales family Anacardiaceae. Spesies ini memiliki habitus pohon pola percabangan simpodial, bentuk penampangnya bulat, kulit batangnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun, macam daun majemuk, duduk daun tersebar (alternatus), bentuk daun lanset (lanceolate), ujung daun runcing (accutus), pangkal daunnya tumpul (obtuse), pertulangan mennyirip (pinnatus), tepi daun bergelombang (undulatus), bunga majemuk.

(8)

panjang, lebih kurang 20-35 mikron, merupakan tumbuhan Berumah satu (monoecious).

Daun mangga mengandung senyawa organik tarakserol-3beta dan ekstrak etil asetat yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4, dan menstimulasi sintesis glikogen, sehingga dapat menurunkan gejala hiperglisemia (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191)

Pengamatan keempat dilakukan pada spesies Rosa hybrida (Bunga Ros) merupakan salah satu tumbuhan berbunga tumbuhan saka, tergolong dalam kumpulan Angiosperm. Bunga mawar mempunyai bau harum,biasanya mawar kampung (damask rose)mempunyai bau yang paling kuat. (Aida. 2013)

Rosa hybrida (Bunga Ros) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Rosales family Rosaceae. Spesies ini memiliki habitus berupa perdu, dengan percabangan simpodial, dan bentuk segi penampangnya bulat berduri, daun dengan jenis daun majemuk (folium compositum), dengan filotaksis berhadapan (opposite) memiliki daun dengan bentuk daun bulat telur lonjong (ovatus), dengan pertulangan daun menyirip (pinnatus) Tepi daun bergerigi (serrate) yaitu torehan tajam sedangkan tonjolan tumpul, dengan pangkal daun jantung (cordatus). Ujung daun bunga ini adalah meruncing (accuminatus), memiliki satu bunga yang terletak terminalis atau terletak pada ujung batang.

Rosa hybrida memiliki klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subclass : Rosidae Ordo : Rosales Famili : Rosaceae Genus : Rosa

Spesies : Rosa hybrida

(9)

dioesius atau berumah dua. Yang menjadi bagian tambahan pada tumbuhan ini adalah adanya imergen (duri). (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191)

Pengamatan kelima dilakukan pada spesies Arachis hypogaea (kacang tanah) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Fabales family Fabaceae. Habitus dari tanaman ini yaitu semak, dengan pola percaangan simpodial, bentuk segi penampangnya bulat dan mempunyai batang ukat serta mampunyai bulu-bulu halus dibagian batangnya. (Dasuki, U. A. 1992.)

Macam daunnya yaitu daun majemuk, dengan filotaksisnya berhadapan (opposite), bentuk daunnya jorong atau oblong, dengan pertulangan menyirip (pinnate), tepi daunnya rata (entire), memiliki ujung daun membundar (rounded), pangkal daunnya tumpul (obtuse). Bunganya tunggal, simetri bunga zygomorf, sering ada braktea. Buahnya legumen (polongan). Ciri khas dari tanaman ini yaitu terdapat buah dibagian akarnya yang bisa dikonsumsi oleh manusia. (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191).

Arachis hypogaea memiliki klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogaea

Rachis hypogaea (kacang tanah) merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi dan mengeluarkan daun-daun kecil, tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor Voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu. (Haris. 2009)

(10)

Manfaat kacang tanah yaitu membantu meningkatkan kesuburan, membantu dalam peraturan gula darah, membantu mencegah batu empedu, membantu fight depresi, memori meningkatkan power, membantu tingkat kolesterol rendah, menurunkan resiko penyakit jantung, melindungi terhadap umur terkait penurunan kognitif, kanker perlindungan, resiko menurunkan berat badan.

pengamatan keenam dilakukan pada spesies Citrus aurantifolia (jeruk nipis) adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah dengan nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam dan agak pahit,agak serupa rasanya dengan lemon.Jeruk nipis, yang sering dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya untuk memasamkan makanan, seperti pada soto. (Zundah. 2009)

Citrus aurantifolia (jeruk nipis) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Sapindales family Rutaceae. Habitus dari tanaman ini yaitu semak, dengan pola percaangan simpodial, bentuk segi penampangnya bulat (teres), berduri (spina) pendek, kaku dan juga tajamdan mempunyai batang ukat serta mampunyai bulu-bulu halus dibagian batangnya. Macam daunnya yaitu daun majemuk, dengan filotaksisnya tersebar, bentuk daunnya lanset, dengan pertulangan menyirip (pinnate), tepi daunnya rata (entire), memiliki ujung daun runcing (accutus), pangkal daunnya tumpul (obtuse).

Citrus aurantifolia memiliki klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae Genus : Citrus

Spesies : Citrus aurantifolia

(11)

letaknya superus dengan banyak ruang, aroma bunga harum sehingga menarik lebah (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191).

Pengamatan ketujuh dilakukan pada spesies (Delonix regia). Flamboyan merupakan salah satu spesies dari Family Caesalpiniaceae. Adapun klasifikasi ilmiah flamboyan yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Caesalpiniaceae

Genus : Delonix

Spesies : Delonix regia

Anggota suku caesalpiniaceae ini berbeda dengan warga papilionaceae terutama karena warga suku ini hampir semua berupa perdu atau pohon, boleh dikatakan tidak ada yang berupa terna, daun hampir selalu majemuk menyirip atau menyirip ganda, jarang sekali tunggal atau beranak daun 1. Selanjutnya terdapat perbedaan mengenai bunganya, ialah bahwa pada suku ini bunga memang sering masih mempunyai mahkota yang nyata berbentuk seperti kupu-kupu pula, tetapi ke 5 daun mahkota bebas, tidak ada yang berlekatan atau dapat pula jumlah daun mahkota kurang dari 5, bahkan sampai tidak ada. Benang sari 10, jarang lebih. Biasanya bebas atau berlekatan dengan macam-macam cara. Buahnya polong yang jika masak menjadi kering kemudian pecah, atau berdaging dan tidak membuka, sering kali bersayap. Biji dengan endosperm tipis atau tanpa endosperm, lembaga besar (Tjitrosoepomo, Gembong.2010:208-210).

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, flamboyan memiliki habitus berupa perdu dengan percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang batang bulat. Daun merupakan majemuk bipinatus dengan letak filotaksis berhadapan, bentuk daun bulat telur terbalik melebar, memiliki pertulangan (nervatio atau venatio) daun menyirip, tepi daun (margo folii) rata, ujung daun (apex folii) berbentuk retusus, pangkal daun (bassis folii) berbentuk rotundatus.

(12)

berwarna orange, kelopak (calyx) berjumlah 5 yang berwarna orange, tidak memiliki tenda bunga (perigonium). Alat kelamin bunga bunga flamboyan berupa benang sari dan putik. Benang sari (stamen) tipe epipetal, Putik (pistillum) merupakan tipe sinkarpus dengan arah membukanya antera yaitu ekstrorse dalam satu bunga terdapat banyak putik dengan panjang >7cm yang berada ditengah. Distribusi seks yaitu dengan monoesius. Memiliki ovarium berjenis suferus (ovarium bebas dari semua bagian bunga, kecuali pada bagian yang sangat bawah. Terdapat pada semua bunga hipoginus, dan bisa terdapat pada bunga periginus dan epiginus).

Di sejumlah negara, flamboyan sudah menjadi komoditas penting sebagai tanaman hias yang diperdagangkan. Di Indonesia sebenarnya tanaman ini juga sudah cukup banyak dikenal dan dibudidayakan di berbagai tempat. Namun, umumnya masyarakat kita menanam flamboyan lebih karena alasan fungsinya sebagai peneduh yang cepat tumbuh. Di beberapa kompleks perumahan atau trotoar jalan, pohon flamboyan mudah dijumpai. Sedangkan menjadikan flamboyan sebagai tanaman hias demi terciptanya keindahan, harus diakui masih sangat kurang.

Pengamatan kedelapan dilakukan pada spesies jambu air (Syzigium aqueum). Jambu biji termasuk salah satu spesies dari Family Myrtaceae. Adapun klasifikasi ilmiah jambu air yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Syzigium

Spesies : Syzigium aqueum

(13)

Bunga pada jambu air merupakan bunga majemuk terletak diterminal, dengan karangan bunga berbentuk simosa dikhasium, simetri bunga aktinomorf perhiasan bunga berbentuk corong. Perhiasan bunga terdiri atas mahkota/tajuk bunga (corolla) berjumlah 5 yang berwarna putih, tidak memiliki kelopak (calyx) dan tenda bunga (perigonium). Alat kelamin bunga jambu air berupa benang sari dan putik. Benang sari (stamen) tipe tetradinamus benang sari banyak, Putik (pistillum) merupakan tipe monokarp. Distribusi seks yaitu dengan monoesius.

Buah pada tumbuhan Jambu air termasuk buah sejati tunggal berdaging (cornosus) bertipe buah buni yaitu uah yang berdinding tipis dan memiliki lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair, dan bagian ini yang biasa di makan. Buah berbentuk lonceng dengan pangkal kecil dan ujung yang sangat melebar, jika masih muda berwarna hijau kekuningan dan memerah setelah tua, setelah dewasa biasanya mengandung banyak air, daging buah berwarna putih dengan kulit buah merah. Pada buah dewasa kadang–kadang masih berlekat tangkai sarinya yang sudah mati dan berwarna coklat. (Dalimartha, Setiawan. 2001)

Biji pada tumbuhan jambu biji berbentuk ginjal, diameter ± 1,5 cm, berwarna putih kecoklatan, dengan selaput putih sebagai kulit bijinya. Terdapat sekat sekat yang memisahkan biji satu denga yang lainnya, merupakan derivate dari endokarpium yang berserabut. Termasuk ke dalam kelompok dikotil karena bijinya berkeping dua.

Jambu air yang biasanya hanya buahnya yang dimanfaatkan yaitu dengan mengonsumsinya, ternyata selain itu, kayunya yang keras dan berwarna kemerahan cukup baik sebagai bahan bangunan, asalkan tidak kena tanah. Hanya biasanya ukurannya terlalu kecil. Baik pula digunakan sebagai kayu bakar. Di daerah Kuningan, daun jambu air biasa digunakan sebagai pembungkus tape ketan.

(14)

Pengamatan kesembilan dilakukan pada spesies delima (Punica granatum L). Delima merupakan salah satu species dari Famili Punicaceae. Adapun klasifikasi ilmiah delima yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Punicaceae

Genus : Punica

Spesies : Punica granatum L.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut delima memiliki pola habitus perdu, tinggi 2-5 m. Percabangan simpodial dengan bentuk/segi penampang bulat. Batang berduri, masih muda coklat setelah tua hijau kotor. Daun merupakan tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 1-8 cm, lebar 5-15 mm, pertulangan menyirip, permukaan mengkilat, hijau.

Bunga merupakan tunggal, terletak di ujung cabang, tangkai pendek, kelopak berlekatan, merah atau kuning pucat, mahkota membulat, tangkai sari melengkung. kuning, putik putih, merah atau kuning. Buah berbentuk buni, bulat, diameter 5-12 cm, hijau kekuningan. Bentuk buah delima bulat dan terkadang bundar. Lazimnya, buah delima bergelantungan pada tandan. Saat masih muda, buahnya berwarna hijau sampai hijau kemerah-merahan. Setelah tua, warnanya berubah, bergantung jenisnya. Biji berbentuk bulat, keras, kecil, merah. Akar berbentuk tunggang, kuning kecoklatan. Distribusi seks yaitu dengan monoesius.

(15)

Selain yang sudah disebutkan tadi, khasiat buah delima bagi kesehatan antara lain dapat untuk penyakit-penyakit seperti: gangguan perut, gangguan jantung, kanker, perawatan gigi, rematik, kurang darah dan diabetes.

Pengamatan terakhir, dilakukan pada spesies Belimbing (Averrhoa carambola L). Belimbing merupakan salah satu species dari Famili Punicaceae. Adapun klasifikasi ilmiah delima yaitu sebagai berikut:

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Geraniales

Famili : Oxalidaceae

Genus : Averrhoa

Spesies : Averrhoa carambola L

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut belimbing memiliki pola habitus pohon, tinggi 2-5 m. Percabangan simpodial dengan bentuk/segi penampang bulat. Daun merupakan tunggal, bentuk bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, permukaan mengkilat, hijau. Mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Dari samping ibu tangkai (petiolus communis) keluar tangkai anak daun / tulang cabang ( petiololus) mirip sirip ikan.

Bunga merupakan majemuk, terletak di aksilar batang yang tua, bunga mekar mulai dari sumbu pokok dari tengah ke pinggir. Malai (panicula) bunga terkumpul rapat Bagian bunga: Tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), kelopak (calyx), mahkota (corolla), daun mahkota berlekatan (gamopetalus). Kelamin bunga: Berkelamin ganda (hermaphroditus). Didalamnya terdapat benang sari dan putik. Susunan sebagian tangkai putik panjang tangkai benang sari pendek, sebagian lagi tangkai putik pendek tangkai benang sari panjang. Penyerbukan dengan perantara binatang (zoidiophyly, zoidiogamy). Spesifikasi penyerbukan dengan perantara serangga entomophyly, entomogamy). Distribusi seks yaitu dengan dioesius.( Sudarsono, Ratnawati, dan Budiwati. 2005.)

(16)

Buah belimbing yang manis selain menyembuhkan batuk, demam, kencing manis dan kolesterol tinggi, juga cocok untuk meredakan sakit tenggorokan. (Zidni.2013)

VII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan tersebut yang telah dipaparkan, sehingga dengan ini dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Rosidae mempunyai karakteristik stamaen tersusun sentripetal jarang sentrifugal, bunga jarang dengan plasenta parietal; ovarium majemuk, tetapi sering dengan 2 atau beberapa lokus yang hanya memiliki 1 atau 2 ovul; bunga polypetal atau sering apetal, jarang sympetal.

2. kacang tanah habitus perdu, simpodial, bentuk/segi penampang bulat. Daun majemuk, filotaksis berhadapan, bulat telur terbalik, memiliki pertulangan daun menyirip, tepi daun rata, ujung daun akutus, pangkal daun obtusus. Bunga tunggal, rosemorsa, aktinomorf. Distribusi seks monoesius. ovarium inferus.

3. Anggota suku caesalpiniaceae ini berbeda dengan warga papilionaceae terutama karena warga suku ini hampir semua berupa perdu atau pohon, boleh dikatakan tidak ada yang berupa terna, daun hampir selalu majemuk menyirip atau menyirip ganda, jarang sekali tunggal atau beranak daun 1.

4. Familia Rutacea Berupa pohon atau semak, pada daunnya bersisik dan transparan yang berisi minyak. bunga dan daun beraroma keras. Daun berhadapan atau berseling, seringkali majemuk. Bunga biasabya biseksual, bersimetri banyak,. Sepal dan tepal masing masing berjumlah 4 buah dan 5 buah, bebas dan konatus, dengan dua sampai banyak ovula, stilus bebes atau konatus.

(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

Asep, Mulyani. 2014. Panduan Praktikum Botani Phanerogamae. Cirebon: Syariah Nurjati Press.

Cantino, P.D., J. A. Doyle, S.W. Graham, W.S. Judd, R.G. Olmstead, D.E. Soltis, P.S. Soltis and M.J. Donoghue. 2007. Towards a phylogenetic nomenclature of Tracheophyta. Taxon 56:822-846.

Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press.

Dalimartha, Setiawan. 2001. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2. Jakarta: Penebar Swadaya

Dasuki, U. A. 1992. Fitografi Tumbuhan. Bandung: Puasat Ilmu Hayati ITB. Steenis, C.G.G.J. 1978. Flora. Jakarta: P.T Pradnya Paramita

Sudarsono, Ratnawati, dan Budiwati. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Reiza.2013.tentangbiologi.http:// http://reizacullen777.blogspot.com diakses pada tanggal 2 Mei 2015

Zundah.2013.magnoliophyta subclass Rosidae. http://tumbuhan_tingkat.tinggi.blogspot.com di akses pada tanggal 2 Mei 2015

(19)

Pertanyaan

1. Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada subclassis Rosidae?

2. Jelaskan kekhasan tumbuhan yang termasuk ke dalam fabaceae, mimmosaceae dan caesalpinaceae?

3. Jelaskan kekhasan dari Sauropus androginus dlihat dari daun dan bunganya?

4. Tuliskan salah satu species dari subclassis Rosidae yang berperan penting dalam pembuatan biodiesel?

5. Jelaskan salah satu family dari subclassis Rosidae yang mempunyai peranan penting dalam hubungannya dengan pertanian.

Jawaban

1. Rosidae mempunyai karakteristik stamaen tersusun sentripetal jarang sentrifugal, bunga jarang dengan plasenta parietal; ovarium majemuk, tetapi sering dengan 2 atau beberapa lokus yang hanya memiliki 1 atau 2 ovul; bunga polypetal atau sering apetal, jarang sympetal.

(20)

3. Sauropus androgynus memiliki daun majemuk pinatus paripinatus, jadi daun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai. Sauropus androgynus memiliki percabangan simpodial, yaitu kuncup terminal pada beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan, yang sudah tentu setelah berbungan akan mati, dan memiliki segi penampang bulat atau silindris.

4. pohon jarak (Jatropha curcas L.) dimanfaatkan sebagai biosolar, biodiesel

Referensi

Dokumen terkait

Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan melalui bijinya yang bulat, kecil dan hitam.Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon batang, tepatnya di pangkal tangkai

Bunga majemuk dalam bonggol, kecii- kecil, warnanya kuning muda, tersusun dalam rangkaian berbentuk malai yang tumbuh merunduk, keluar dari ketiak daun dan ujung

Pada setiap spesies terdapat sedikit variasi telur karakter telur seperti ukuran, jumlah dan ukuran gelembung-gelembung minyak, permukaan korion, kuning

kelopak bunga mawar merah, mawar merah muda, bougenvil, kamboja kuning, anggrek ungu, evorbia, soka, bakung, bawang merah, kunyit, kapulaga, jahe, daun sirih,

$aun merupakan organ tumbuhan tempat terjadinya fotosintesis, fotosintesis tersebut terjadi pada sel!sel yang mengandung kloroplas, untuk terjadi fotosintesis daun

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Sifat umum batang :  Biasanya berbentuk panjang dan bulat silinder atau bentuk lainnya  Terdiri dari ruas-ruas yang dibatasi oleh buku-buku dan pada buku ini terdapat daun 