• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DISTRIBUSI DAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK - Copy

N/A
N/A
rama satria handika

Academic year: 2025

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DISTRIBUSI DAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK - Copy"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

TRANSMISI DAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah perawatan dan perbaikan peralatan listrik

Pada Jurusan Teknik Elektro / Program Studi Teknik Listrik

DISUSUN OLEH :

DIMAS ARYA ADITYA 062230310528

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

2025

(2)

I. Tujuan Praktikum

1. Memahami prinsip dasar sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik.

2. Menganalisis karakteristik dan performa jaringan tenaga listrik.

3. Melatih kemampuan praktis dalam pengujian dan pengukuran sistem tenaga listrik.

II. Langkah Kerja

1. Pastikan seluruh perangkat dan modul dalam kondisi mati (OFF).

2. Sambungkan power supply AC tiga fasa ke modul transmisi distribusi jalur L1, L2, L3, dan N

3. Hubungkan kabel sesuai dengan gambar rangkaian yang ada pada softwere 4. Nyalakan sumber tegangan dari power supply.

5. Atur knob potensio secara bertahap untuk menaikkan tegangan dari 0 hingga mendekati tegangan nominal (380 V).

6. Pastikan indikator sistem menyala dan panel PAC3200 aktif menampilkan data tegangan dan arus.

7. Ukur dan catat tegangan, Tegangan fasa ke netral (L1–N, L2–N, L3–N) danTegangan antar fasa (L1–L2, L2–L3, L3–L1).

8. Lakukan pengamatan pada kondisi, Awal pengujian (Att Line Start) dan Akhir pengujian (Att Line End)

9. Gunakan multimeter untuk memverifikasi tegangan pada terminal output, Amati arus masing-masing fasa di PAC3200 dan panel analog — harus mendekati nol karena sistem tidak dibebani.

10. Amati nilai daya aktif (W) dan daya reaktif (VAR)

11. Catat tegangan pada dua titik lokasi berbeda (misalnya awal dan akhir saluran transmisi).

12. Bandingkan untuk mengidentifikasi jatuh tegangan, meskipun kecil karena tidak ada arus signifikan.

13. Setelah semua pengukuran dilakukan, turunkan tegangan kembali ke 0 V.

14. Matikan sistem, lepas sambungan kabel, dan kembalikan alat ke posisi semula.

(3)

III. Alat dan Bahan 1. Kabel

2. Module

3. Multimeter Digital 4. Jumper U

5. Power Supply IV. Landasan Teori

Transmisi dan distribusi tenaga listrik merupakan dua tahap penting dalam sistem penyediaan energi listrik dari pembangkit hingga sampai ke konsumen akhir.

Sistem transmisi berfungsi menyalurkan energi listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit ke pusat beban melalui saluran tegangan tinggi. Sementara itu, sistem distribusi bertugas menyalurkan energi listrik dari gardu induk ke konsumen dengan tegangan yang telah diturunkan.

Dalam proses transmisi, digunakan saluran udara tegangan tinggi atau kabel bawah tanah, serta transformator daya untuk menaikkan dan menurunkan tegangan guna mengurangi rugi-rugi daya selama penyaluran. Sedangkan pada sistem distribusi, digunakan jaringan tegangan menengah dan rendah yang dirancang untuk melayani beban listrik rumah tangga, industri, dan komersial.

Beberapa konsep penting yang menjadi dasar praktikum ini antara lain:

1. Transformasi Tegangan, Menggunakan transformator untuk menaikkan atau menurunkan tegangan sesuai kebutuhan sistem.

2. Rugi Daya dan Jatuh Tegangan, Energi listrik akan mengalami kerugian saat ditransmisikan, yang dipengaruhi oleh panjang saluran dan hambatan penghantar.

3. Topologi Jaringan, Sistem distribusi bisa berbentuk radial, loop, atau jaringan (mesh), masing-masing memiliki karakteristik keandalan dan efisiensi yang berbeda.

4. Pengukuran Parameter Listrik, Melibatkan pengukuran arus, tegangan, daya, dan faktor daya untuk menganalisis kinerja sistem tenaga listrik secara menyeluruh.

(4)

V. Hasil Praktikum

Potensio Position : Selector 1 = L3 Selector 2 = L1+L2

Line Status Value

Voltage L1 – N Att Line Start 201 V

Voltage L2 – N Att Line Start 219 V

Voltage L3 – N Att Line Start 219 V

Voltage L1 – L2 Att Line Start 363 V

Voltage L1 – N Att Line End 220 V

Voltage L2 – N Att Line End 223 V

Voltage L3 – N Att Line End 232 V

Voltage L1 – L2 Att Line End 352 V

Current L1 Att Line Start 0.14 V

Current L2 Att Line Start 0.14 V

Current L3 Att Line Start 0.14 V

Active Power Att Line Start 0 W

Reactive Power Att Line Start - 90 VAR

Multimeter

Status Value

L1 – N 231 V

L2 – N 230 V

L3 - N 232 V

VI. Analisa Hasil Praktikum 1. Tegangan (Voltage)

Tegangan L1–N, L2–N, dan L3–N di line start (potensio Selector 1 = L3) menunjukkan nilai yang lebih rendah (201 V, 219 V, 219 V) dibandingkan dengan nilai di line end (220 V, 223 V, 232 V).

Perbedaan ini bisa disebabkan oleh penyesuaian pada potensio atau adanya drop tegangan akibat resistansi penghantar, namun dalam hal ini tegangan di akhir justru lebih tinggi. Kemungkinan juga terjadi pengaruh posisi selektor dan pengaturan beban minimal di awal.

Tegangan antar fasa (L1–L2) adalah:

Start: 363 V End: 352 V

Terdapat sedikit jatuh tegangan antar fasa sebesar 11 V, yang masih dalam batas wajar untuk sistem distribusi tiga fasa. Ini menunjukkan adanya rugi tegangan saat daya ditransmisikan.

(5)

2. Arus (Current)

Arus pada ketiga fasa (L1, L2, L3) adalah sebesar 0.14 A pada line start.

Arus ini sangat kecil, menunjukkan bahwa sistem sedang tidak dibebani secara signifikan atau hanya terdapat beban ringan. Cocok dengan data daya aktif yang 0 W.

3. Daya (Power)

Daya aktif (Active Power) = 0 W

Daya reaktif (Reactive Power) = - 90 VAR

Daya aktif 0 W menunjukkan tidak ada konsumsi energi nyata, yang menandakan tidak ada beban resistif (seperti pemanas atau lampu) yang bekerja.

Daya reaktif negatif menunjukkan adanya beban kapasitif, yang menyumbang VAR negatif. Ini umum terjadi bila sistem menggunakan kapasitor atau memiliki faktor daya leading.

4. Pengukuran dengan Multimeter

Tegangan antar fasa ke netral dari multimeter (L1–N, L2–N, L3–N) berada di kisaran 230–232 V, menunjukkan tegangan nominal sistem distribusi 3 fasa standar, dan relatif stabil.

VII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran praktikum, dapat disimpulkan bahwa sistem distribusi berada dalam kondisi stabil dengan tegangan mendekati nominal (sekitar 230 V). Meskipun terdapat sedikit jatuh tegangan antar fasa, nilainya masih berada dalam batas normal. Arus yang tercatat sangat kecil yaitu sebesar 0.14 A pada tiap fasa, mengindikasikan bahwa sistem tidak sedang dibebani secara signifikan.

Hal ini juga didukung oleh data daya aktif yang bernilai nol, menandakan tidak adanya konsumsi daya nyata oleh beban. Sementara itu, daya reaktif yang bernilai negatif (-90 VAR) menunjukkan keberadaan beban kapasitif dalam sistem.

Secara keseluruhan, sistem berada dalam kondisi simulasi ringan yang cocok untuk studi awal mengenai karakteristik distribusi tenaga listrik.

(6)

LAMPIRAN 1. Papan Rangkaian Percobaan

2. Rangkaian Percobaan

(7)

3. Skema Rangkaian Percobaan

Referensi

Dokumen terkait

Tekan enter, maka selanjutnya direktori aktif adalah c: /latihanku.. Sukra Zainuddin : Studi Menentukan Distribusi Tegangan Pada Isolator Rantai Di Sistem Transmisi Tenaga Listrik

Output dari inverter satu fasa dihubungkan ke transformator multi belitan dengan jumlah belitan pada sisi sekunder sesuai dengan level tegangan output multilevel inverter

Nilai tegangan phasa ke netral lebih besar dari tegangan pemunculan korona yakni 3,94 kV, sehingga menyebabkan munculnya korona pada kubikel T-241 arah GI

Pada suatu kondisi di mana sistem distribusi 3 fasa 4 kawat melayani beban nonlinear satu fasa yang tidak seimbang, arus yang mengalir pada penghantar netral terdiri dari

Adapun untuk buku Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 2 memuat 3 bab, yaitu Saluran Udara Tegangan Tinggi; Gardu Induk; Sistem Pentanahan Titik Netral; serta Konstruksi

fasa pada bagian pengirim yang disambungkan dengan kabel transmisi dan beban pada bagian penerima, seperti pada gambar 2. Pengukuran dilakukan dengan mengukur

Jika hasil analisis aliran daya diperoleh rating VAR = -100 dan Tegangan = 17,5 kV dari sistem distribusi radial maka perlu injeksi daya reaktif sebesar 100 VAR, dan

Mengoperasikan tegangan yang lebih rendah, seperti 11 kV hingga 33 kV, karena jarak distribusi yang lebih pendek dan untuk keamanan pengguna akhir.. Pemeliharaan Memerlukan pemeliharaan