• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN

N/A
N/A
Permata

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN

OLEH:

KELOMPOK 2 TPB A

PRAKTIKUM ENERGI DAN LITRIK PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2023

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBAKARAN PIROLISIS

LAPORAN

OLEH:

KELOMPOK 2

Faomasi Nduru 200308004

Helpin Zanvanes Wau 200308006

Muhammad Farhan 200308012

Anggi Indri Kokoina Sihombing 200308030

Anis Dwi Silviandari 200308031

Cindy Siburian 200308034

Diaz Ananda Putra Nasution 200308035

Elizabeth Bintang Paulaean 200308036

Galuh Permat Sari 200308038

Iin Yolanda Cibro 200308040

Rakha Jabran Ochisa 200308076

TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM A

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Komponen Penilaian di Mata Kuliah Praktikum Energi dan listrik Pertanian Program Studi Teknik

Pertanian dan Biosistem Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Disetujui Oleh:

Dosen Penanggung Jawab

(Raju S.TP.,M.Si) NIP. 198906112018051001

PRAKTIKUM ENERGI DAN LITRIK PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2023

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkah dan Anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul

“Laporan Praktikum Energi dan Listrik Pertanian Pembakaran Pirolisis” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan praktikum energi dan listrik pertanian di Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Asisten Laboratorium, terima kasih kepada bapak Raju, STP., MP selaku dosen pengampu yang telah banyak membimbing dan membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk melengkapi laporan ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2023

Penulis

(4)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR TABEL ... iii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Pirolisis ... 3

Mekanisme Pada Pirolisis ... 5

Karbonisasi Serbuk Kayu Menjadi Arang ... 5

Hasil Pembakaran Pirolisis ... 5

Asap Cair ... 6

Pengaruh Waktu Pirolisis Terhadap Hasil Asap Cair... 7

METODOLOGI PRAKTIKUM ... 8

Waktu dan Tempat ... 8

Alat dan Bahan ... 8

Prosedur Praktikum ... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 9

KESIMPULAN DAN SARAN ... 133

Kesimpulan ... 133

Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 144

LAMPIRAN ... 176

(5)

iii

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Proses Pirolisis ... 9

2. Parameter Pengukuran ... 10

3. Persentase Parameter yang dihasilkan ... 10

4. Kapasitas Efektif Alat ... 11

(6)

iv

(7)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Biomassa kayu merupakan potensi sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan ketersediaannya berlimpah dengan beragam manfaat kegunaan.

Tercatat ketersediaan produksi tahunan dari biomassa kayu mencapai 1011-1012 ton di seluruh dunia. Biomassa kayu dapat diolah sebagai sumber bahan bakar untuk produksi energi listrik, bahan baku papan partikel, media tanam dan sebagai bahan baku pembuatan asap cair. Selain itu, biomassa kayu memiliki berbagai manfaat dari segi ekonomi, sosial maupun lingkungan. Berbagai macam jenis biomassa dapat diperoleh dari residu kayu, limbah pertanian, kehutanan, limbah kota maupun limbah industri (Varma et al., 2019).

Serbuk gergaji kayu merupakan biomassa dari hasil samping unit pemroresan kayu atau industri yang berbasis furnitur, dari tahapan produksi melalui penggergajian, pengepasan ukuran, perataan tepi, pemangkasan dan perataan kayu atau finishing. Secara umum dalam pemrosesan 100 kg kayu dengan menggunakan mesin gergaji, akan menghasilkan sekitar 12–25 kg serbuk gergaji kayu. Serbuk gergaji biasa diolah sebagai papan partikel untuk memaksimalkan penggunaan sisa bahan baku, namun serbuk gergaji bisa diolah menjadi produk asap cair sehingga menambah nilai ekonomi dan meminimalkan sampah sisa hasil penumpukan serbuk gergaji kayu (Varma et al., 2019).

Pirolisis merupakan salah satu metode konversi yang digunakan dalam memanfaatkan serbuk gergaji kayu untuk menghasilkan produk berupa asap cair dan produk samping berupa briket arang. Di antara berbagai metode termokimia,

(8)

2

pirolisis merupakan teknik yang paling menjanjikan dan ramah lingkungan untuk mendegradasi biomassa menjadi berbagai jenis produk (Gupta et al., 2019).

Proses pirolisis terjadi dengan tanpa adanya suplai oksigen selama proses, terkecuali dalam beberapa kasus tertentu di mana dibutuhkan tambahan oksigen agar terjadi pembakaran sebagian untuk meningkatkan energi termal. Pirolisis adalah dekomposisi termal biomassa menjadi gas, cair, dan padat. Dalam pirolisis, molekul besar hidro karbon biomassa dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil (Rizal et al., 2020). Pirolisis terjadi dalam empat tahap, dimulai dengan penguapan air, pirolisis hemiselulosa pada suhu 180 °C-300 °C, selulosa pada 260

°C-35 °C, dan lignin pada 300 °C-500 °C (Lingbeck et al., 2014).

Asap cair merupakan senyawa hasil pirolisis yang terjadi karena kondensasi dari asap selama proses. Komposisi senyawa asap cair dipengaruhi oleh jenis biomassa, kadar air, dan suhu proses pirolisis serta lama waktu pirolisis (Ridhuan et al., 2019). Beberapa senyawa dari asap cair, dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bahan baku anti bakteri produk pangan, perasa pada daging asap, digunakan sebagai insektiseda organik tanaman, dan salah satu senyawa acetol/

hidroksiaseton pada asap cair mempunyai nilai tambah yang tinggi sebagai bahan sintesis obat (Ishak et al., 2019).

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari proses pirolisis lambat, mengukur persentase cairan, padatan, dan gas yang dihasilkan, menentukan kapasitas efektif alat, menentukan mutu arang yang dihasilkan berdasarkan penampakan fisik arang.

(9)

TINJAUAN PUSTAKA

Pirolisis

Pirolisis adalah proses konversi dari suatu bahan organik pada suhu yang tinggi dan teturai menjadi ikatan molekul yang lebih kecil. Pirolisis sering disebut juga sebagai termolisis secara definisi adalah proses terhadap suatu materi dengan menambahkan aksi suhu tinggi tanpa kehadiran udara (khususnya oksigen).

Secara singkat pirolisis dapat diartikan sebagai pembakaran tanpa oksigen (Yuliarti dan Widya, 2017).

Proses pirolisis zat organik sangat rumit dan terdiri dari reaksi bersama dan terus menerus saat zat organik dipanaskan dalam lingkungan non reaktive. Pada proses ini dekomposisi termal mulai pada temperatur 350℃ – 550 ℃ dan naik hingga 700 -800 oC tanpa adanya oksigen. Rantai panjang senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen pada biomassa pecah menjadi molekul yang lebih kecil dalam bentuk gas, uap yang mampu terkondensasi (tar dan minyak), dan padatan arang dibawah kondisi pirolisis. Laju dan banyaknya komponen tersebut tergantung oleh parameter proses antara lain temperatur reaktor, laju pemanasan, konfigurasi reaktor, dan bahan umpan. Pirolisis merupakan proses pengeringan dengan cara pembakaran tidak sempurna bahan-bahan yang mengandung karbon pada suhu tinggi. Kebanyakan proses pirolisis menggunakan reactor tertutup yang terbuat dari baja, sehingga bahan tidak terjadi kontak langsung dengan oksigen.

Pada umumnya proses pirolisis berlangsung pada suhu diatas 300℃ dalam waktu 4-7 jam (Yuliarti dan Widya., 2017). Namun, keadaan ini sangat bergantung pada bahan baku dan cara pembuatannya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pirolisis adalah sebagai berikut (Basu, 2010) :

(10)

4 1. Temperatur

Temperatur memiliki pengaruh yang besar dalam proses pirolisis. Semakin tinggi temperatur maka semakin banyak gas yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan bahan baku padatan akan menguap dan berubah menjadi gas sehingga berat dari padatan bahan baku akan berkurang. Namun, semakin tinggi temperatur akan membuat produk yang dihasilkan semakin berkurang.

Hal ini dikarenakan temperature yang tinggi dapat merubah hidrokarbon rantai panjang dan sedang menjadi hidrokarbon rantai pendek. Jika rantai hidrokarbon sangat pendek maka diperoleh hasil gas yang tidak dapat dikondensasi. Berdasarkan penelitian (Riyadhi dan Syahrullah, 2016), temperatur reaksi yang digunakan untuk proses pirolisis metode catalytic cracking yaitu pada range 320-370ºC, sebab penggunaan reaktor yang ideal adalah dibawah 350ºC karena jika pemanasan lebih dari itu maka seals ring pada reaktor akan mengalami kerusakan seperti bocor sehingga tidak dapat digunakan kembali.

2.

Waktu reaksi

Waktu memiliki pengaruh pada proses pirolisis. Dalam kondisi vakum, waktu reaksi yang lama akan menyebabkan produk pirolisis menjadi gas karena semakin lama waktunya maka akan membuat hidrokarbon rantai panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek. Produk padatan juga akan semakin berkurang karena menguap jika waktu reaksinya semakin lama. Berdasarkan penelitian (Tambun, 2016), waktu reaksi yang digunakan untuk pirolisis metode catalytic cracking pada range 60-150 menit.

(11)

5 Mekanisme Pada Pirolisis

Selama biomassa dipanaskan, ikatan kimia yang berbeda pada polimer terputus yang menghasilkan zat - zat volatil dan terjadi reaksi rekombinasi dalam kandungan residu. Reaksi ini disebut reaksi primer. Setelah susunan tersebut , beberapa senyawa volatil tidak stabil dan dapat mengalami perubahan tambahan yang disebut reaksi sekunder.

Karbonisasi Serbuk Kayu Menjadi Arang

Proses ini deisebut charring yang didefinisikan sebagai pembakaran tidak sempurna dari bahan organik. Panas akan menghilangkan hidrogen dan oksigen dari bahan organik, sehingga residu utamanya adalah karbon. Bahan organik yang digunakan untuk charring mungkin termasuk polimer sintetik, kayu, atau jaringan biologis. Karbonisasi dipengaruhi oleh suhu; menurut J. Percy, pencoklatan kayu muncul pada suhu 220 °C, dan kemudian berubah menjadi coklat kehitaman pada suhu 280 °C. Mulai dari 300 °C, arang bermutu rendah diperoleh dan berwarna coklat dan lembut dan terkenal pada suhu 380 °C, sementara arang bermutu tinggi, dibuat pada suhu yang lebih tinggi, keras dan rapuh serta tidak mudah tersangkut terkenal hingga 700 °C. Pembakaran arang bermutu tinggi menyebabkan suhu tinggi, hingga 2700 °C (Chisolm., 1910 ; Fahmy., 2018).

Hasil Pembakaran Pirolisis

Pembakaran pirolisis dapat menghasilkan produk utama yang berupa arang (char), asap cair (bio-oil) dan gas. Arang yang dihasilkan merupakan bahan bakar bernilai kalori yang tinggi ataupun digunakan sebagai karbon aktif. Asap cair yang dihasilkan dapat digunakan sebagai zat additive atau bahan pengawet makanan atau produk tertentu. Sedangkan gas yang terbentuk dapat dibakar secara

(12)

6

langsung. Gas dari pirolisis dapat dibedakan menjadi gas yang tidak dapat dikondensasi (CO, CO2, CH4, dll) dan gas yang dapat dikondensasi (tar). Minyak akan terjadi pada proses kondensasi dari gas yang terbentuk, disebut juga asap cair.

Asap Cair

Asap cair merupakan senyawa-senyawa yang menguap secara simultan dari reaktor panas melalui teknik pirolisis (penguraian dengan panas) dan berkondensasi pada sistem pendingin. Proses pembuatan asap cair melalui beberapa tahapan yaitu pirolisis, kondensasi, dan redestilasi. Kayu atau serbuk kayu dipirolisis pada suhu tertentu hingga menghasilkan asap, kemudian asap yang dihasilkan dikondensasikan menjadi bentuk asap cair. Asap cair dikenal dengan banyak istilah lain: cuka kayu, bio-oil, cairan pirolisis, pirolisis minyak, minyak bio-mentah, minyak biofuel, tar pyroligneous, asam pyroligneous, cairan kayu, dan minyak kayu. Saat ini, asap cair sudah banyak digunakan dalam industri makanan. Asap cair dapat digunakan sebagai penyedap rasa, memiliki aroma yang khas, bersifat antimikroba, dan merupakan antioksidan sehingga cocok untuk pengawet. Asap cair telah digunakan secara komersial sebagai antibakteri

Beberapa senyawa dari asap cair, dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bahan baku anti bakteri produk pangan, perasa pada daging asap, digunakan sebagai insektiseda organik tanaman, dan salah satu senyawa acetol / hidroksiaseton pada asap cair mempunyai nilai tambah yang tinggi sebagai bahan sintesis obat(Wang et al., 2010; Fatimah, 2011; Ishak et al., 2019 ; Rizal et al., 2020)

(13)

7

Pengaruh Waktu Pirolisis Terhadap Hasil Asap Cair

Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Handayani dan Sa’diyah. 2022), menyimpulkan bahwa waktu pirolisis berpengaruh terhadap % yield asap cair yang dihasilkan. Semakin lama waktu pirolisis, semakin banyak bahan baku yang terdekomposisi sehingga semakin banyak senyawa yang ikut terurai dan terkonversi menjadi asap cair. Waktu pirolisis juga berpengaruh terhadap pH asap cair yang dihasilkan. Semakin lama waktu pirolisis, nilai pH yang dihasilkan akan semkain menurun. Selain itu, waktu pirolisis berpengaruh terhadap densitas asap cair yang dihasilkan. Semakin lama waktu pirolisis, densitas dari asap cair semakin menurun.

(14)

8

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Adapun praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 7 Maret 2023 pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Biosistem Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kaleng, pipa, kompor, timbangan, gunting, pisau dan pengaduk kayu. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah serbuk kayu sebanyak 1 kg, gas elpiji, es balok sebanyak 10 buah.

Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum adalah sebagai berikut : 1. Dipersiapakan seluruh alat dan bahan yang diperlukan.

2. Diukur serbuk kayu sebanyak 1 kg. Dimasukkan serbuk kayu ke dalam kaleng pembakaran dan pastikan tertutup rapat.

3. Dimasukkan es balok ke dalam kaleng lainnya, sebagai wadah proses kondensasi.

4. Dihidupkan kompor dan mulai pembakaran sampai serbuk kayu berubah menjadi arang.

5. Dilakukan pengolesan es batu pada pipa secara berkala, agar tetap suhu pada pipa tetap dalam keadaan rendah.

6. Ditampung hasil cairan dari uap pembakaran.

7. Dilakukan pengukuran parameter yang dihasilkan.

(15)

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pirolisis adalah proses konversi dari suatu bahan organik pada suhu yang tinggi dan teturai menjadi ikatan molekul yang lebih kecil. Pirolisis sering disebut juga sebagai termolisis secara definisi adalah proses terhadap suatu materi dengan menambahkan aksi suhu tinggi tanpa kehadiran udara (khususnya oksigen).

Tabel 1. Proses Pirolisis

Jenis Bahan Jumlah yang dibutuhkan

Bahan bakar / gas elpiji 1-2 kg

Serbuk kayu 1 kg

Es balok 10 buah

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa dalam melakukan pembakaran dengan metode pirolisis diperlukan bahan bakar berupa gas elpiji sebanyak 1-2 kg untuk memanaskan serbuk kayu sebanyak 1 kg selama 8 jam. Kualitas serbuk kayu ini juga menjadi salah satu faktor pemicu keberhasilan pembakaran pirolisis.

Serbuk kayu yang dianjurkan adalah serbuk kayu yang tidak terlalu kering dan bertekstur kasar. Selain itu, dalam pembakaran pirolisis diperlukan pendingin seperti es balok sebagai bahan untuk kondensor agar asap yang dihasilkan mengalami kondensasi sehingga uap pembakaran berubah menjadi cair.

Dalam praktikum yang telah dilakukan, kondisi pipa sebagai penghubung proses pembakaran dengan proses kondensasi harus tetap dalam keadaan dingin.

Hal ini dikarenakan uap yang dihasilkan akan tetap mencair di dalam proses kondensasi. Pada pipa tersebut juga diharuskan dalam kondisi rapat dan tidak ada celah guna uap yang telah berubah menjadi cairan tidak tumpah. Untuk kondisi kaleng harus dalam keadaan tertutup terutama pada kaleng yang diperuntukkan untuk pembakaran serbuk kayu. Kaleng yang diperuntukkan pembakaran

(16)

10

memiliki tutup yang cembung agar asap yang dihasilkan mengumpul di satu tempat, tidak terpencar dan memudahkan untuk mengalir ke dalam pipa. Untuk kaleng lainnya, dijadikan sebagai wadah es balok sebagai tempat proses kondensasi dan kondisi kaleng harus dalam keadaan dingin atau pada suhu rendah.

Tabel 2. Parameter Pengukuran

Parameter pengukuran Keterangan

Massa total bahan 1000 gram

Volume cairan 50 ml

Massa total cairan 51,225 gram

Massa total arang 560 gram

Waktu pirolisis 8 jam

Berdasarkan data yang telah diperoleh, massa total arang yang didapat berkurang hampir setengah dari massa awal bahan yaitu berawal 1000 gram menjadi 560 gram. Pengurangan massa ini dikarenakan berkurangnya kadar air pada bahan yaitu serbuk kayu selama pembakaran pirolisis. Selama 8 jam massa cairan yang didapat adalah sebanyak 50 ml atau setara dengan 51,225 gram.

Menentukan massa cairan dengan mengalikan volume cairan dengan massa jenis asap cair, dengan massa jenis asap cair diketahui sebesar 1,01245. Massa cairan yang dihasilkan dipengaruhi oleh suhu pada kaleng tempat kondensasi dan pada pipa penghubung antar kaleng pembakaran dengan kaleng kondensasi. Besar suhu yang tetap dalam kondisi rendah akan membuat asap hasil pembakaran berubah menjadi cairan, namun ketika kaleng dan pipa tidak dalam kondisi suhu yang seharusnya, asap yang dihasilkan akan terbuang sia-sia begitu saja.

Tabel 3. Persentase Parameter yang dihasilkan

Parameter pengukuran Keterangan

Persentase padatan 56%

Persentase cairan 5,12 %

Persentase gas 39%

(17)

11

Berdasarkan data yang telah diperoleh, terlihat bahwa hasil praktikum yang dilakukan menghasilkan 3 komponen yaitu padatan, cairan dan gas. Persen padatan yang dihasilkan pada praktikum lebih besar dari persenan lainnya, yaitu sebesar 56%. Kemudian persen gas yang dihasilkan 39% dan persen cairan sebesar 5,12%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa setiap kali proses pirolisis pada bahan serbuk kayu sebanyak 1 kg menghasilkan asap cair sebanyak 5,12%, padatan sebanyak 56% dan gas sebanyak 39%.

Gas yang dihasilkan merupakan gas yang mudah terbakar yaitu berupa bagian fraksi berat pada kandungan asap cair yang tertampung pada komponen tabung penampung. Gas yang mudah terbakar ini dibuktikan dengan menyalakan api pada sisa asap yang tidak terkondensasi setelah melewati proses kondensasi.

api yang dihasilkan bisa dilihat pada lampiran 4. Foto kegiatan praktikum.

Tabel 4. Kapasitas Efektif Alat

Parameter pengukuran Keterangan

Massa awal bahan 1000 gram

Waktu 8 jam

Kapasitas efektif alat 125 gram/jam

Berdasarkan kapasitas efektif alat yang telah diketahui yaitu sebesar 125 gram/ jam, hal ini dimaksudkan dimana setiap 1 jam alat ini mampu membakar bahan sebanyak 125 gram. Kapasitas efektif alat menunjukkan produktifitas alat selama pengoperasian tiap satuan waktu. Dalam hal tersebut kapasitas efektif alat diukur dengan membagi banyaknya bahan yang akan dibakar terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengoperasian. Proses pirolisis serbuk kayu menggunakan alat ini diperlukan waktu selama 8 jam untuk pembakaran sebanyak 1000 gram. Asap yang dihasilkan tidak muncul pada menit pertama, namun pada

(18)

12

menit ke 17 asap mulai banyak dihasilkan dan sedikit mengeluarkan aroma.

Cairan pada proses kondensasi pun mulai sedikit demi sedikit dihasilkan.

(19)

13

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Proses pirolisis umumnya terjadi pada suhu 300°C selama 4-8 jam, hal ini dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan serta cara pembuatannya.

2. Adapun persentase padatan yang dihasilkan dari proses pirolisis yaitu 56%, persentase cairan sebanyak 5,12%, dan persentase gas sebesar 39%.

3. Kapasitas efektifitas alat pada praktikum kali ini dihasilkan sebesar 125 gram/jam.

4. Mutu arang yang dihasilkan yaitu baik terlihat dari penampakan fisik arang yang dihasilkan yaitu berwarna hitam, utuh, dan rapuh atau mudah dipatahkan.

Saran

Pada saat melakukan praktikum bahan baku yang digunakan perlu diperhatikan yaitu harus benar-benar kering agar biomassa dapat terbakar dan ukuran biomassa dapat diperkecil agar pemabakaran dapat berlangsung secara merata.

(20)

14

DAFTAR PUSTAKA

Adoe, Dominggus G.H. 2016. Pirolisis Plastik Polyprophylene (PP) Menjadi Minyak Pirolisis Sebagai Bahan Bakar Primer. Kupang: Jurnal Teknik Mesin Undana. Jurusan Teknik Mesin. Universitas Nusa Cendana. Vol.03.

No.01.

Ayudiarti, D. L., & Sari, R. N. (2010). Asap cair dan aplikasinya pada produk perikanan. Squalen, 5(3), 101-108.

Basu, P. 2010. Biomassa gasification and Pirolysis Practial Design and Theory.

Elsevier. New York.

Fahmy, T. Y. A., Fahmy, Y., Mobarak, F., El-Sakhawy, M., & Abou-Zeid, R. E.

(2018). Biomass pyrolysis: past, present, and future. Environment, Development and Sustainability. doi:10.1007/s10668-018-0200-5 Gaurav, et al. 2014. Conversion Of LDPE Plastic Waste Into Liquid Fuel By

Thermal Degradation. Amerika: Journal of Mechanical And Production Engineering. Vol. 2, No.4:104-107.

Gupta, G. K., P. K Gupta, dan M.K Mondal. 2019. Experimental process parameters optimization and in-depth product characterizations for teak sawdust pyrolysis. Waste Management (87):499–511.

Handayani, I., & Sa’diyah, K. (2022). Pengaruh Waktu Pirolisis Serbuk Gergaji Kayu Terhadap Hasil Asap Cair. Distilat J. Teknol. Separasi, 8(9), 28-35.

Ishak, I., M. Wenny dan W. R Sity. 2019. Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa Sebagai Pestisida Organik. Jambura Journal of Chemistry 1(1):15–20.

Lingbeck, J. M., P. Cordero, C. A. O'Bryan, M. G. Johnson, S. C. Ricke, and P. G Crandall. 2014. Functionality of liquid smoke as an all-natural antimicrobial in food preservation. Meat Science. 97(2):197–206.

Ridhuan, K., D. Irawan, Y. Yanaria, dan F. Firmansyah. 2019. Pengaruh Jenis Biomassa Pada Pembakaran Pirolisis Terhadap Karakteristik Dan Efisiensibioarang - Asap Cair Yang Dihasilkan, Media Mesin: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 20(1):18–27.

Rizal, W. A., K. Nisa', R. Maryana, D. J. Prasetyo, D. Pratiwi, T. H. Jatmiko, D.

Ariani, and A. Suwanto. 2020. Chemical composition of liquid smoke from coconut shell waste produced by SME in Rongkop Gunungkidul’, IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 462(1)012057.

(21)

15

Riyadhi, A. Syahrullah. 2016. Rancang Bangun Mini Reaktor dan Uji Reaktor pada Perengkahan Katalitik Lemak Sapi Menjadi Bahan Bakar Cair Menggunakan Katalis MgO dan Zeolit. Integrated Lab Journal. 4 (2).

Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah.

R, Tambun., HP, Limbong., C, Pinem., E, Manurung. 2016. Pengaruh Ukuran Partikel, Waktu dan Suhu pada Ekstraksi Fenol dari Lengkuas. Jurnal Teknik Kimia. Universitas Sumatera Utara. 5 (4). 53-56.

Varma, A. K., L. S. Thakur, R. Shankar, and P. Mondal. 2019. Pyrolysis of wood sawdust: Effects of process parameters on products yield and characterization of products’, Waste Management (89):224–235.

Yuliarty, R, Widya, A. 2017. Proses Katalitik Pirolisis Untuk Cracking Bitumen dari Assbution dengan Katalis Zeolit. Skripsi.

(22)

16

(23)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan massa total cairan

Lampiran 2. Perhitungan persentase parameter yang dihasilkan

Lampiran 3. Perhitungan kapasitas efektif alat

Lampiran 4. Foto kegiatan praktikum

Pembuatan alat Berat serbuk kayu Proses pembakaran Pirolisis

(24)

Uji nyala api Kegiatan praktikum Serbuk kayu menghitam

Referensi

Dokumen terkait