• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI PENGINDRAAN JAUH ACARA: GEE DAN CHIRPS

N/A
N/A
Diki Andika01

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI PENGINDRAAN JAUH ACARA: GEE DAN CHIRPS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI PENGINDRAAN JAUH

ACARA: GEE DAN CHIRPS

Disusun Oleh:

Diki Andika 21100120120025

LABORATORIUM SUMBER DAYA GEODINAMIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG MEI 2023

(2)

BAB II

LANGKAH PENGERJAAN

1) Langkah awal adalah memasukkan file SHP ke dalam GEE, kemudian dilanjutkan dengan membuat dan memasukkan script yang sesuai dengan ketentuan pada modul. Dalam melakukan hal ini, pastikan mengikuti langkah-langkah yang sesuai agar file SHP dapat terbaca dan script dapat dijalankan dengan benar di dalam GEE.’

2) Setelah melakukan beberapa tahap dalam memasukkan script, akan melihat tampilan kavling daerah penelitian yang akan ditampilkan di dalam GEE.

3) Selanjutnya, terlihat perbandingan sebelum dan sesudah kondisi permukaan bumi dari citra satelit yang memperlihatkan perbedaan kebasahan.

4) Langkah selanjutnya adalah melakukan filter dengan cara mengklik area tanah yang mengalami perubahan, berdasarkan perbandingan sebelum dan sesudah kondisi permukaan bumi yang diukur dari tingkat kebasahan.

5) Dengan melakukan filter tersebut, akan diperoleh nilai tresholding yang dapat digunakan untuk proses selanjutnya. Nilai tresholding utama yang diambil adalah -18, yang akan digunakan dalam pengolahan data selanjutnya.

6) Setelah mendapatkan nilai tresholding, selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap luasan area yang terdampak banjir. Dari perhitungan tersebut, didapatkan hasil bahwa luasan area yang terdampak banjir

7) Setelah melakukan perhitungan luasan area yang terdampak banjir, langkah selanjutnya adalah menyimpan data tersebut untuk proses pengolahan lebih lanjut di software GIS seperti ArcGIS. dapat menyimpan data tersebut dalam format yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya dalam format shapefile atau geodatabase. Setelah disimpan, data tersebut siap digunakan untuk analisis dan visualisasi lebih lanjut di ArcGIS.

8) Setelah mendapatkan nilai tresholding dan luasan area yang terdampak banjir, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan citra menggunakan MNDWI (Modified Normalized Difference Water Index). dapat mengikuti script yang telah disediakan dalam modul atau membuat script sendiri yang sesuai dengan kebutuhan . Dalam proses ini, pastikan mengikuti langkah-langkah yang tepat agar pengolahan data dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil yang akurat.

9) . Lalu, akan tertampil kenampakan hasil dari MNDWI

(3)

10) dapat mengakses dataset CHIRPS dengan mengunjungi halaman web https://data.chc.ucsb.edu/products/CHIRPS-2.0/.

11) Setelah masuk ke dalam folder "bils" pada dataset CHIRPS, akan melihat daftar file yang tersedia dengan cakupan wilayah seluruh Indonesia dan rentang waktu bulanan. Pada contoh ini, dapat mengunduh data mulai dari Januari 2021 hingga Desember 2022. Untuk mengunduh file-file tersebut, dapat mengklik pada masing-masing file yang ingin diunduh.

Setelah itu, akan diarahkan ke halaman unduhan dan dapat mengunduh file tersebut dengan mengklik tombol "Download". Pastikan untuk mengunduh file dengan format yang sesuai dengan kebutuhan dan periksa ukuran file sebelum mengunduhnya untuk memastikan bahwa koneksi internet cukup kuat.

12) Agar lebih mudah dalam memproses data, disarankan untuk meletakkan semua file yang telah di-download dan diekstrak dalam satu folder yang sama. Setiap file RAR yang telah diekstrak akan terdiri dari satu file dengan ekstensi .bil dan satu file dengan ekstensi .hdr.

Pastikan bahwa kedua file tersebut ditempatkan dalam folder yang sama dan periksa kembali apakah semua file telah berhasil diunduh dan diekstrak dengan benar sebelum memulai proses selanjutnya. Dengan meletakkan semua file dalam satu folder, dapat memudahkan proses pemanggilan dan pengolahan data pada tahap selanjutnya.

13) Untuk membuka dataset CHIRPS pada ArcMap, perlu memilih opsi Add Data di menu File dan memasukkan semua file dataset CHIRPS dengan ekstensi .bil dan .hdr yang telah di-download dan diekstrak. Kemudian, klik tombol Add untuk menambahkan file-file tersebut ke dalam ArcMap.

(4)

14) Untuk mendapatkan data curah hujan selama 1 tahun, gunakan tool Cell Statistics pada menu Spatial Analyst Tools di ArcToolbox. Isi parameter yang diperlukan, seperti input dan output raster, serta tipe statistik. Setelah itu, klik tombol OK untuk menjalankan proses.

15) Untuk menggunakan menu Cell Statistics pada ArcToolbox, pertama-tama pilih menu Spatial Analyst Tools, lalu pilih Local, kemudian pilih Cell Statistics. Selanjutnya, pada kolom Input Raster, drag semua layer yang ingin digunakan dari Table of Contents ke dalam kolom Input Raster. Tentukan nama dan lokasi penyimpanan untuk file hasil penghitungan pada kolom Output Raster. Pilih opsi SUM pada kolom Overlay Statistics dan centang opsi Ignore NoData. Terakhir, klik OK untuk menjalankan proses penghitungan data curah hujan.

16) Setelah proses Cell Statistics selesai, akan ditampilkan sebuah layer baru yang merupakan hasil dari perhitungan tersebut.

17) Untuk menghilangkan nilai -9999 pada lautan pada dataset CHIRPS yang hanya berisi nilai 18) curah hujan di daratan, dapat dilakukan melalui menu ArcToolbox dan memilih Spatial

Analyst Tools – Map

19) Algebra – Raster Calculator. Atau bisa juga dengan mencari tool Raster Calculator pada menu Search.

20) Untuk menghilangkan nilai -9999 pada lautan pada dataset CHIRPS yang hanya berisi nilai curah hujan di daratan, gunakan menu ArcToolbox, lalu pilih Spatial Analyst Tools – Map Algebra – Raster Calculator. Kemudian gunakan rumus SetNull(namalayer < 0, namalayer) pada kolom Raster Calculator. Untuk mempermudah, bisa memilih SetNull pada bagian Conditional, lalu klik nama layer, ketik < 0 setelah t koma, dan kemudian klik nama layer lagi. Setelah itu, tentukan nama dan lokasi penyimpanan untuk file hasil penghilangan nilai -9999 pada kolom Output Raster dan klik OK.

21) dapat menggunakan tool Raster to Point yang tersedia di menu Search untuk mengubah format data dari raster menjadi titik.

22) Untuk menggunakan tool Raster to Point, pilih data curah hujan terakhir pada kolom Input Raster. Isi kolom Field dengan Value, dan pada kolom Output Point Features, tentukan lokasi penyimpanan untuk file hasil konversi. Setelah itu, klik OK.

23) bisa menggunakan menu ArcToolbox untuk memberikan sistem koordinat pada data curah hujan, dengan memilih Data Management Tools - Projections and Transformations - Project. Atau, dapat mencari tool Project (Data Management) pada menu Search.

24) Untuk memberikan sistem koordinat pada data curah hujan, pilih tool Project (Data Management) pada menu Search atau menu ArcToolbox lalu pilih Data Management Tools

(5)

- Projections and Transformations - Project. Setelah itu, pada kolom Input Dataset, pilih data titik curah hujan. Pada kolom Input Coordinate System, pilih WGS 1984, dan pada kolom Output Dataset, pilih folder untuk menyimpan output. Selanjutnya, pada kolom Output Coordinate System, pilih zona UTM yang sesuai dengan zona kavling yang diinginkan, misalnya zona UTM 50N. Terakhir, klik OK untuk menjalankan proses pengubahan sistem koordinat data curah hujan.

25) Untuk melakukan interpolasi dari titik curah hujan yang tersedia, shp kavling harus dijadikan sebagai layer terlebih dahulu.

26) dapat menggunakan alat Select Features untuk memilih titik-titik curah hujan yang berdekatan dengan kavling dengan menarik kursor dari sudut kiri atas hingga sudut kanan bawah. Setelah dipilih, titik-titik akan berubah warna menjadi biru. Pastikan untuk memilih beberapa titik di luar batas kavling.

27) Pada menu IDW, pilih layer titik curah hujan pada kolom Input Point Features. Pada kolom Z Value Field, pilih grid_code sebagai kolom yang berisi nilai untuk digunakan dalam interpolasi. Kemudian, tentukan nama dan lokasi penyimpanan untuk hasil interpolasi pada kolom Output Raster. Terakhir, klik pada opsi Environments.

28) Untuk menentukan area yang akan diproses pada menu IDW, buka tab Processing Extent pada opsi Environments. Pilih layer kavling pada kolom Extent untuk menentukan area pemotongan. Selanjutnya, pada tab Raster Analysis, pilih layer kavling pada kolom Mask untuk memotong hasil interpolasi agar hanya memunculkan nilai di dalam area kavling.

Terakhir, klik OK pada kedua tab dan klik OK pada menu IDW.

Referensi

Dokumen terkait

Results of questionnaire analysis obtained from 697 high school students of class XII IPA from 48 classes, 17 schools in 5 regencies / cities Lampung Province and

He emphasized the often changing character of religion and the importance of linking various types of inquiry to be fair to the insider's perspective and the goals of the social