LAPORAN PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
ACARA KUALITAS AIR TANAH
Disusun Oleh : Kinasya Aprillia Nurislami
21100121140072
LABORATORIUM GEOLOGI TATA LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG OKTOBER 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Hidrogeologi acara Kualitas Air Tanah yang disusun oleh praktikan Kinasya Aprillia Nurislami telah diperiksa dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Hidrogeologi.
Semarang, 08 Oktober 2023
Asisten Acara, Praktikan,
M. Azhar Fadhlurrohman Kinasya Aprillia N.
NIM : 21100120140103 NIM : 21100121140072
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
a. Mengetahui bagaimana menentukan nama airtanah menggunakan tabel kurlov dan diagram stiff
b. Mengetahui bagaimana menentukan fasies airtanah menggunakan diagram piper c. Mengetahui bagaimana perhitungan kualitas airtanah untuk mengetahui nilai
WQI (water quality index) 1.2 Tujuan
a. Mampu mengetahui bagaimana menentukan nama airtanah menggunakan tabel kurlov dan diagram stiff
b. Mampu mengetahui bagaimana menentukan fasies airtanah menggunakan diagram piper
c. Mampu mengetahui bagaimana perhitungan kualitas airtanah untuk mengetahui nilai WQI (water quality index)
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum dan Pengerjaan Haslab dilaksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 19 dan 26 September 2023 Waktu : 14.40 WIB - selesai
Tempat : Ruang 202, Gedung Pertamina Sukowati
BAB II DASAR TEORI
Kualitas airtanah merupakan faktor yang penting disamping faktor kuantitas.
Permasalahan kualitas airtanah tidak saja penting untuk keperluan penyediaan air sehari-hari seperti air minum tetapi juga untuk keperluan yang lain, misalnya penyediaan air irigasi, industri dan lain sebagainya. Sesuai dengan keperluan pemakai air tersebut diperlukan persyaratan tertentu sebagai standart kualitasnya.
Nilai kualitas airtanah dipengaruhi oleh 2 faktor utama menurut Sudadi, 2003:
• faktor alami yang dipengaruhi interaksi antara airtanah yang bersifat pelarut unsur kimia yang ada dalam batuan penyimpan airtanah (akuifer) (alami). Kandungan unsur kimia bergantung pada lamanya interaksi, bentuk dan ukuran butir dari akuifer (alami).
• Faktor non alami adalah masuk nya unsur kimia tertentu ke dalam airtanah disebabkan karena oleh kegiatan manusia, baik itu pupuk, pestisida, limbah industri dsb (non-alami).
2.1 Sifat Biologi, Fisik, dan Kimia Airtanah a. Sifat Fisik, menurut Hadipurwo (2006) :
- Warna : Air tanah dipengaruhi zat yang terkandung di dalamnya baik suspensi maupun terlarut. Untuk menentukan warna tersebut digunakan skala Pt- Co
- Bau & Rasa : Air tanah memiliki bau atau rasa tergantung dari zat atau gas yang dimilikinya. Rasa ditentukan oleh adanya garam atau zatlain baik yang tersuspensi ataupun yang terlarut.
- Kekentalan : Air tanah dipengaruhi banyaknya partikel di dalamnya.
Semakin dalam maka semakin kental. Disamping itu apabila suhunya semakin tinggi maka kekentalannya akan semakin berkurang (encer).
- Kekeruhan : Kekeruhan air tanah dipengaruhi keberadaan zat terlarut dalam air seperti lempung, lanau atau mikroorganisme. Alat untuk mengukur kekeruhan adalah turbidimeter.
- Suhu : Suhu air tanah ini dipengaruhi oleh kondisi lingkunganya.
Pengukurannya adalah dengan thermometer.
b. Sifat Kimia - Kesadahan
Kesadahan atau kekerasan (total hardness), ialah kandungan mineral tertentu dalam air yang umumnya merupakan Ca2+ dan Mg+. Untuk memperoleh nilai kesadahan, dapat dilakukan perhitungan ion Ca dan Mg dengan rumus sebagai berikut:
Kesadahan (CaCO3) mg/L = (2,497) Ca + (4,115) Mg
Tabel 2.1. Klasifikasi Air berdasarkan Tingkat Kesadahan (Hem, 1959; Sawyer & Mc. Carty, 1994)
- TDS
Untuk mengetahui nilai TDS, dapat dilakukan berbagai cara, yang paling umum adalah dengan cara menguapkan atau mengeringkan volume air yang diketahui dan kemudian menimbang sisa penguapan. Nilai TDS juga dapat diketahui dengan menjumlahkan nilai anion dan kation yang terdapat dalam airtanah. Zat padat terlarut adalah konsentrasi unsur mineral terlarut dalam air, terdiri dari karbonat, bikarbonat, klorida, sulfat, fospat, nitrat, magnesium, natrium, kalsium, kalium dan beberapa unsur dalam jumlah kecil (McKee dan Wolfe, 1963).
- DHL
Daya Hantar Listrik adalah sifat menghantarkan listrik dari air. Air yang banyak mengandung garam akan mempunyai DHL tinggi. Pengukurannya dengan
Kesadahan (mg L-1 CaCo3)
Kelas Air Hem
(1959)
Sawyer dan Mc. Carty
(1994)
0-60 0-75 Lunak
61-120 75-150 Menengah
121-180 150-300 Keras
> 180 > 300 Sangat keras
alat Electrical Conductivity Meter (EC Meter), yang satuannya adalah mikromhos cm-1 atau μmhos cm-1atau μsiemens cm-1sering ditulis μS cm-1.
Tabel 2.2 Klasifikasi Air berdasarkan nilai DHL (Hadipurwo, 2006)
DHL (mmhos cm-1 pada 25°C) Macam Air
0,055 Air murni
0,5-5,0 Air suling
5-30 Air hujan
30-2000 Airtanah
35.000-45.000 Air laut
- Keasaman
Harga pH dalam air menunjukkan tingkat keasaman air, yang dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen. Secara umum air sungai dan airtanah memiliki pH berkisar dari 6 sampai 8,5. Sedangkan air tercemar oleh limbah tambang, industri, dan mata air panas dapat menyebabkan air bertambah asam dengan pH lebih kecil dari 5. Pengukuran pH air di lapangan dilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus (Hadipurwo, 2006).
- Kandungan ion Kation Airtanah :
• Magnesium (Mg2+)
Diperoleh dari batuan endapan laut yang kaya akan mineral kalsit, dolomit, aragonit, anhidrit, gipsum; batuan beku, berasal dari mineral-mineral feromagnesium berwarna gelap; batuan alterasi, terdapat pada klorit, montmorilonit dan serpentin.
• Kalsium (Ca2+)
Umumnya kalsium diperoleh dari batuan sedimen karbonat yang hadir dalam gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4, dan florit (CaF2).
• Natrium (Na+)
Diperoleh dari pelapukan mineral plagioklas, mineral lempung, nefelin,
sodalit, natrolit, glaukopan.
• Kalium (K)
Diperoleh dari pelapukan mineral ortoktas, mikroklin, biotit, lausit, silvit dan niter.
Anion Airtanah :
• Sulfat (SO42-)
Mineral gipsum (CaSO4. 2H2O) dan mineral anhidrit (CaSO4) yang akan mudah terlarut oleh air menjadi Ca2+ dan SO42-.
• Nitrat (NO3-)
Tingginya konsentrasi nitrat (NO3-) dalam airtanah dapat disebabkan karena adanya aktivitas mikroba nitrat. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/l menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik.
• Klorida (Cl-)
Klorida digunakan untuk mengetahui berapa besar kadar Sodium klorida (NaCl) yang terlarut dalam air. Pelapukan batuan melepaskan klorida ke perairan.
• Karbonat (HCO3-)
Tingginya alkalinitas dalam air disebabkan oleh ionisasi asam karbonat, terutama pada air yang banyak mengandung karbondioksida. Karbondioksida dalam air bereaksi dengan basa yang terdapat pada batuan dan tanah membentuk bikarbonat.
c. Sifat Biologis
Kandungan biologis didalam air terutama adalah bakteriologis. Untuk menghitung besarnya kandungan bateri Coli dengan cara pendekatan dengan menggunakan daftar MPN dari Hoskins. Carunyayaitu dengan l5 tabung yang setiap 5 tabung di isi l0 ml, I ml dan 0,1 ml. Pada masing-masing tabung ditambahkan beberapa tetes lauryl tryptose toft kemudian di inkubasikan selama 48 jam pada suhu 3-5°C. Dicatat tabung-tabung mana yang mengeluarkan gas atau disebut positif. Dengan menggunakan daftar MPN dapat diketahui jumlah bakteri colinya dalam 100 ml air.
2.2 Metode Analisis Kualitas Airtanah a. Tabel Kurlov
Semua kandungan kualitas air dalam mg/l diubah dalam meq/L atau epj (equivalent per million)
Konsentrasi meq/L = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖𝑚𝑔𝐿 ∗𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑁𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
b. Diagram Stiff
Merupakan diagram yang dibentuk oleh pasangan ion-kation utama air dengan memploting nilai persentase Meq/L data sumur. Diagram ini digunakan untuk mendeteksi anomali yang terjadi di suatu wilayah.
Gambar 2.3 (a) Diagram Stiff
c. Diagram Piper
Diagram ini mengasumsikan bahwa bahwa semua air di alam mempunyai total konsentrasi yang mendekati jumlah anion dan kation unsur mayor (asumsi=100%).
Gambar 2.3 (b) Diagram Piper
2.3 Standar Kualitas Airtanah
• Untuk di konsumsi
Peraturan Terkait :
Indonesia : Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 Internasional : World Health Organization
• Untuk irigasi
Tabel 3. Klasifikasi Air berdasarkan nilai DHL & SAR
SAR (Sodium absorption ratio)
Merupakan ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air.
Richard (1954):
*Konsenterasi ion dalam meq/l
2.4 Kualitas Airtanah di Beberapa Macam Batuan
Kualitas airtanah merupakan suatu sistem dengan komponen-komponen sistem yang saling berinteraksi sehingga sangat dimungkinkan perbedaan-perbedaan kualitas airtanah di setiap tempat. Walaupun demikian secara umum bahwa kualitas airtanah mempunyai sifat-sifat yang khas di setiap jenis atau macam batuan.
a. Kualitas Airtanah Pada Batuan Ubahan dan Batuan Beku Dalam
Kualitas airtanah pada kedua batuan ubahan ini pada umunya baik, kecuali yang terdapat didaerah kering sehingga garam-garam akan terkonsentrasi akibat penguapan, juga dimana pada tempat-tempat air fosil atau penyusupan air
laut lewat retakan batuan. Menurut Le Grand (Davis & De Tiest, 1966) menyatakan bahwa di North Carolina, air yang berasal dari granit, genis, sekis mika, riolit cenderung bersifat asam dan jumlah garam terlarutnya mencapai 7l meq/L dengan kesadahan 23 meq/L. Berbeda dengan air yang berasal dari gabro, diorit, geneis homblende, mempunyai jumlah garam terlarutnya sebesar 233 meq/L dengan kesadahan l45 meq/L.
b. Kualitas Airtanah Pada Batuan Vulkanik
Pada umumnya airtanah yang berasal dari batuan vulkanik mempunyai kualitas yang baik dan cenderung sebagai air kalsium magnesium-bikarbonat.
Kualitas air yang jelek dijumpai pada sumber air hangat atau fumarole dimana kadar natrium dan kloridanya tinggi dengan pH rendah. Disamping itu juga di daerah pantai yang terjadi penyusupan air laut, didaerah gurun yang penguapannya sangat tinggi.
c. Kualitas Airtanah Pada Batuan Sedimen
Airtanah disini mcmpunyai kualitas yang beragam mulai dari air yang asin sampai dengan air yang kandungan jumlah garam terlarutnya kurang dari 100 meq/L. Airtanah yang letaknya jauh dibarvah permukaan bumi mempunyai kadar yang semakin jelek.
d. Kualitas Airtanah Pada Batuan Endapan
Kualitas airtanah pada lembah sungai pada umumnya baik kecuali di daerah gurun dan daerah yang tclah berkembang dengan pesat. Kualitas airtanah disini sangat dipengaruhi oleh air yang masuk kedalam akuifer, tumbuh tumbuhan kultur dan tipe batuan ditepi sungai dan dasar lembah. Kualitas airtanah pada endapan yang berasal dari batuan cndapan akan banyak mengandung Ca, Mg, CO3, SO4, sedangkan ion Cl nya tergantung dari pencuciannya (leaching).
BAB III DIAGRAM ALIR
3.1 Metode KurlovGambar 3.1 Diagram Alir Tabel Kurlov
3.2 Metode Stiff
Gambar 3.2 Diagram Alir Diagram Stiff
3.3 Metode Piper
Gambar 3.3 Diagram Alir Diagram Piper
3.4 Perhitungan Sodium Absorption Ratio (SAR)
Gambar 3.4 Diagram Alir SAR
3.5 Perhitungan Water Quality Index (WQI) (PERMENKES & WHO)
Gambar 3.5 Diagram Alir WQI
BAB IV PEMBAHASAN
Telah dilaksanakan praktikum Hidrogeologi Acara Kualitas Air Tanah secara luring di Gedung Pertamina Sukowati Ruang 202 pada hari Selasa, 19 September pukul 14.40 WIB - selesai. Kegiatan praktikum dilakukan dengan pembekalan kepada praktikan berupa pemberian materi mengenai pengertian kualitas airtanah dan faktor yang mempengaruhinya, lalu bagaimana sifat fisik, kimia dan biologi airtanah serta bagaimana metode analisis kualitas airtanah dan standar kualitas airtanah.
Setelah pembekalan materi diberikan, praktikan melakukan latihan pada hari Selasa, 26 September pukul 14.40 WIB - selesai dengan menganalisis kualitas air tanah menggunakan perhitungan tabel kurlov, WQI dan SAR lalu membuat diagram stiff dan piper menggunakan hasil dari tabel kurlov.
Hal tersebut dilakukan pada laporan praktikum kali ini. Dengan menganalisis kualitas air tanah 10 sampel berdasarkan metode kurlov, piper dan stiff serta perhitungan WQI dan sar dengan data sebagai berikut.
Tabel 1. Data kandungan 10 sampel dengan 3 NIM terakhir 072
4.1 Geo-1
• Hasil Perhitungan Kurlov
Tabel 4.2.1. Tabel Hasil Perhitungan Kurlov Geo-1
Metode kurlov dilakukan untuk mengetahui nama airtanah dari sampel yang diuji berdasarkan persentase meq/L dari setiap unsur baik anion ataupun kation dengan persentase yang lebih besar dari 25%. Berdasarkan hasil perhitungan pada sampel Geo-1 didapatkan hasil persentase Ca dan HCO3 lah yang memiliki nilai lebih dari 25% yaitu 56,599% dan 84,651%. Oleh karena itu nama airtanah dari sampel Geo-1 adalah Kalsium Bikarbonat, dimana ion kalsium umumnya diperoleh dari batuan endapan laut yang kaya mineral kalsit, dolomit, dan lainnya dan bikarbonat biasanya diperoleh dari pelarutan batuan karbonat yang biasanya berisi mineral endapan laut yang berarti selaras dengan ion kation yang memiliki persentase lebih dari 25%. Jika didasarkan pada nama airtanah ini dapat diinterpretasikan bahwa kualiats airtanah ini berada pada batuan sedimen dengan nilai kalsium yang tinggi memiliki pH lebih besar dari 7 atau basa yang sesuai dengan nilai air sungai atau airtanah pada umumnya.
• Hasil Diagram Stiff
Gambar 4.3.2. Hasil Diagram Stiff Geo-1
Selanjutnya, dilakukan analisis metode diagram stiff dilakukan untuk menyajikan data ion mayor secara visual. Kadar masing-masing ion ini digambarkan dalam bentuk diagram aquachem. Pengunaan diagram stiff ini untuk mengetahui keseragaman dari sofat hidrokimia airtanah sampel agar dapat
melakukan korelasi untuk menghubungkan atau mengkorekasikan airtanah secraa tegak pada satu sumur mulai dari airtanah teratas sampai yang terbawah atau secara mendatar pada akuifer yang sama (Suharyadi, 1984). Dari pengolahan diagram stiff pada sampel Geo-1 ini didapatkan visualisasi hidrokimia airtanah seperti pada (gambar 4.1.2) dengan skala 1:1. Sehingga dapat diinterpretasikan dominansi ion pada sampel ini adalah HCO3 yang merupakan ion anion dan Ca yang merupakan ion kation. Hal ini selaras dengan perhitungan tabel kurlov yang juga digunakan untuk mengeplot diagram stiff ini.
• Hasil Diagram Piper
Gambar 4.4.3 Hasil Diagram Piper Geo-1
Lalu, dilakukannya juga analisis dengan metode diagram piper, dimana diagram ini digunakan untuk studi genetic airtanah dari sampel mengenai sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problema- problema geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang terletak dibawah kanan dari kiri masing-masing segitiga untuk pengeplotan kation di sebelah kiri dan anion di sebelah kanan dan satu layang-layang ditengah untuk mengetahui fasies airtanah sampel tersebut. Ini dilakukan dengan menarik garis sesuai dengan jumlah konsentrasi unsur pada masing-masing ion kation dan anion dari sampel dimana pada unsur Na+K dan HCO3 ditarik ke atas hingga pada bentuk layang-layang sampai ditemukan titik potong antara kedua garis tersebut untuk diinterpretasikan fasies alkali tanah nya. Dimana pada sampel Geo-1
didapatkan titik potong pada fasies kelompok Alkaline earth water with predominantly hydrogencarbonate atau alkali tanah dengan dominan hydrogen karbonat. Tipe ini menunjukkan bahwa fasies airtanah ini kaya akan bikarbonat.
Yang sesuai dengan dominan nilai HCO3 pada perhitungan tabel kurlov. Pada fasies ini juga diinterpretasikan berasa dari air hujan yang melewati batuan beku kaya Mg namun minim SO4.
• Hasil Perhitungan SAR
Tabel 4.5.4 Hasil Perhitungan SAR Geo-1
Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard (1954).
Perhitungannya menggunakan rumus dan didapatkan hasilnya seperti pada gambar 4.1.4. pada sampel Geo-1 nilai SAR yang didapatkan sebesar 4,5 yang menurut klasifikasi Todd, 1980 termasuk dalam klasifikasi Excellent, dimana jika pada air untuk irigasi menggunakan air dengan nilai excellent ini sangat baik dan tidak merusak tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
• Hasil Perhitungan WQI
Tabel 4.6.5 Hasil Perhitungan WQI Geo-1
Pada perhitungan WQI (Water Quality Index), dilakukan pembobotan dan penjumlahan dari setiap parameter seperti TDS, NH4, Fe, Cl, Kesadahan, dan SO4 yang kemudian dilakukan pencocokan dengan nilai parameter yang setiap parameter memiliki pembobotan yang berbeda tergantung seberapa besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas air dari Permenkes dan WHO dengan hasil seperti pada gambar 4.1.5 pada sampel Geo-2. Didapatkan hasil untuk permenkes dengan nilai 59,5 dengan klasifikasi baik (pada kotak hijau) dan untuk hasil WHO dengan nilai 45,4 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak biru).
Sehingga menurut interpretasi air pada sampel Geo-1 ini baik untuk dikonsumsi menurut permenkes dan sangat baik untuk dikonsumsi menurut WHO.
• Kualitas Airtanah
Kualitas airtanah pada sampel Geo-1 ini memiliki kualitas air yang baik- sangat baik menurut permenkes dan WHO untuk dikonsumsi dan untuk kebutuhan sehari-hari dan sangat baik menurut Todd, 1980 untuk irigasi pada kebutuhan perkebunan dan pertanian. Berdasarkan nilai kesadahan sampel Geo-1 ini yang memiliki nilai 281,83 yang menurut Peavy et al, 1985 termasuk ke dalam sadah, dimana menurut Permenkes no.907 Tahun 2002 tentang standar kualitas air bersih dan air minum nilai maksimal kesadahan yang diijinkan 500mg/L yang berarti sampel Geo-1 termasuk masih air bersih dan air minum. Berdasarkan nilai TDS (Total Dissolve Solid) nya sampel Geo-1 ini memiliki nilai 396 yang termasuk baik untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang maksimum diperbolehkannya adalah 500 mg/L dan berdasarkan pH yang diperkirakan lebih dari 7 berdasarkan keberadaan asal airtanah nya masih layak untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang memiliki batas maksimum 6,5-8,5.
4.2 Geo-2
• Hasil Perhitungan Kurlov
Tabel 4.2.1. Tabel Hasil Perhitungan Kurlov Geo-2
Metode kurlov dilakukan untuk mengetahui nama airtanah dari sampel yang diuji berdasarkan persentase meq/L dari setiap unsur baik anion ataupun kation dengan persentase yang lebih besar dari 25%. Berdasarkan hasil perhitungan pada sampel Geo-2 didapatkan hasil persentase Ca dan HCO3 lah yang memiliki nilai lebih dari 25% yaitu 47,340% dan 93,512%. Oleh karena itu nama airtanah dari sampel Geo-2 adalah Kalsium Bikarbonat, dimana ion kalsium umumnya diperoleh dari batuan endapan laut yang kaya mineral kalsit, dolomit, dan lainnya dan bikarbonat biasanya diperoleh dari pelarutan batuan karbonat yang biasanya berisi mineral endapan laut yang berarti selaras dengan ion kation yang memiliki persentase lebih dari 25%. Jika didasarkan pada nama airtanah ini dapat diinterpretasikan bahwa kualiats airtanah ini berada pada batuan sedimen dengan nilai kalsium yang tinggi memiliki pH lebih besar dari 7 atau basa yang sesuai dengan nilai air sungai atau airtanah pada umumnya.
• Hasil Diagram Stiff
Gambar 4.2.2. Hasil Diagram Stiff Geo-2
Selanjutnya, dilakukan analisis metode diagram stiff dilakukan untuk menyajikan data ion mayor secara visual. Kadar masing-masing ion ini digambarkan dalam bentuk diagram aquachem. Pengunaan diagram stiff ini untuk
mengetahui keseragaman dari sofat hidrokimia airtanah sampel agar dapat melakukan korelasi untuk menghubungkan atau mengkorekasikan airtanah secraa tegak pada satu sumur mulai dari airtanah teratas sampai yang terbawah atau secara mendatar pada akuifer yang sama (Suharyadi, 1984). Dari pengolahan diagram stiff pada sampel Geo-2 ini didapatkan visualisasi hidrokimia airtanah seperti pada (gambar 4.2.2) dengan skala 1:1. Sehingga dapat diinterpretasikan dominansi ion pada sampel ini adalah HCO3 yang merupakan ion anion dan Ca yang merupakan ion kation. Hal ini selaras dengan perhitungan tabel kurlov yang juga digunakan untuk mengeplot diagram stiff ini.
• Hasil Diagram Piper
Gambar 4.2.3 Hasil Diagram Piper Geo-2
Lalu, dilakukannya juga analisis dengan metode diagram piper, dimana diagram ini digunakan untuk studi genetic airtanah dari sampel mengenai sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problema- problema geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang terletak dibawah kanan dari kiri masing-masing segitiga untuk pengeplotan kation di sebelah kiri dan anion di sebelah kanan dan satu layang-layang ditengah untuk mengetahui fasies airtanah sampel tersebut. Ini dilakukan dengan menarik garis sesuai dengan jumlah konsentrasi unsur pada masing-masing ion kation dan anion dari sampel dimana pada unsur Na+K dan HCO3 ditarik ke atas hingga pada bentuk layang-layang sampai ditemukan titik potong antara kedua garis tersebut
untuk diinterpretasikan fasies alkali tanah nya. Dimana pada sampel Geo-2 didapatkan titik potong pada fasies kelompok Alkaline earth water with predominantly hydrogencarbonate atau alkali tanah dengan dominan hydrogen karbonat. Tipe ini menunjukkan bahwa fasies airtanah ini kaya akan bikarbonat.
Yang sesuai dengan dominan nilai HCO3 pada perhitungan tabel kurlov. Pada fasies ini juga diinterpretasikan berasa dari air hujan yang melewati batuan beku kaya Mg namun minim SO4.
• Hasil Perhitungan SAR
Tabel 4.2.4 Hasil Perhitungan SAR Geo-2
Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard (1954).
Perhitungannya menggunakan rumus dan didapatkan hasilnya seperti pada gambar 4.2.4. pada sampel Geo-2 nilai SAR yang didapatkan sebesar 1,06 yang menurut klasifikasi Todd, 1980 termasuk dalam klasifikasi Excellent, dimana jika pada air untuk irigasi menggunakan air dengan nilai excellent ini sangat baik dan tidak merusak tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
• Hasil Perhitungan WQI
Tabel 4.2.5 Hasil Perhitungan WQI Geo-2
Pada perhitungan WQI (Water Quality Index), dilakukan pembobotan dan penjumlahan dari setiap parameter seperti TDS, NH4, Fe, Cl, Kesadahan, dan SO4 yang kemudian dilakukan pencocokan dengan nilai parameter yang setiap parameter memiliki pembobotan yang berbeda tergantung seberapa besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas air dari Permenkes dan WHO dengan hasil seperti pada gambar 4.2.5 pada sampel Geo-2. Didapatkan hasil untuk permenkes dengan nilai 165,2 dengan klasifikasi buruk (pada kotak hijau) dan untuk hasil WHO dengan nilai 155,3 dengan klasifikasi buruk (pada kotak biru).
Sehingga menurut interpretasi air pada sampel Geo-2 ini buruk untuk dikonsumsi menurut permenkes dan buruk untuk dikonsumsi menurut WHO.
• Kualitas Airtanah
Kualitas airtanah pada sampel Geo-2 ini memiliki kualitas air yang buruk menurut permenkes dan WHO untuk dikonsumsi dan untuk kebutuhan sehari-hari dan sangat baik menurut Todd, 1980 untuk irigasi pada kebutuhan perkebunan dan pertanian. Berdasarkan nilai kesadahan sampel Geo-2 ini yang memiliki nilai 290,52 yang menurut Peavy et al, 1985 termasuk ke dalam sadah, dimana menurut Permenkes no.907 Tahun 2002 tentang standar kualitas air bersih dan air minum nilai maksimal kesadahan yang diijinkan 500mg/L yang berarti sampel Geo-2 termasuk masih air bersih dan air minum. Berdasarkan nilai TDS (Total Dissolve Solid) nya sampel Geo-2 ini memiliki nilai 160 yang termasuk baik untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang maksimum diperbolehkannya adalah 500 mg/L dan berdasarkan pH yang diperkirakan lebih dari 7 berdasarkan keberadaan asal airtanah nya masih layak untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang memiliki batas maksimum 6,5-8,5.
4.3 Geo-3
• Hasil Perhitungan Kurlov
Tabel 4.3.1. Tabel Hasil Perhitungan Kurlov Geo-3
Metode kurlov dilakukan untuk mengetahui nama airtanah dari sampel yang diuji berdasarkan persentase meq/L dari setiap unsur baik anion ataupun kation dengan persentase yang lebih besar dari 25%. Berdasarkan hasil perhitungan pada sampel Geo-3 didapatkan hasil persentase Na dan Cl lah yang memiliki nilai lebih dari 25% yaitu 62,185% dan 61,848%. Oleh karena itu nama airtanah dari sampel Geo-3 adalah Natrium Klorida, dimana ion natrium umumnya diperoleh dari pelapukan mineral plagioklas, mineral lempung dan lainnya dan klorida biasanya berasal dari air laut purba yang terjebak pada waktu pengendapan terbentuk. Jika didasarkan pada nama airtanah ini dapat diinterpretasikan bahwa kualitas airtanah ini berada pada batuan vulkanik dengan interpretasi bahwa ketika kadar natrium dan klorida yang tinggi kualitasnya buruk karena memiliki pH rendah (<6) atau asam yang dinilai buruk untuk nilai air sungai atau airtanah pada umumnya.
• Hasil Diagram Stiff
Gambar 4.3.2. Hasil Diagram Stiff Geo-3
Selanjutnya, dilakukan analisis metode diagram stiff dilakukan untuk menyajikan data ion mayor secara visual. Kadar masing-masing ion ini
digambarkan dalam bentuk diagram aquachem. Pengunaan diagram stiff ini untuk mengetahui keseragaman dari sifat hidrokimia airtanah sampel agar dapat melakukan korelasi untuk menghubungkan atau mengkorekasikan airtanah secraa tegak pada satu sumur mulai dari airtanah teratas sampai yang terbawah atau secara mendatar pada akuifer yang sama (Suharyadi, 1984). Dari pengolahan diagram stiff pada sampel Geo-3 ini didapatkan visualisasi hidrokimia airtanah seperti pada (gambar 4.3.2) dengan skala 1:1. Sehingga dapat diinterpretasikan dominansi ion pada sampel ini adalah Cl yang merupakan ion anion dan Na+K yang merupakan ion kation. Hal ini selaras dengan perhitungan tabel kurlov yang juga digunakan untuk mengeplot diagram stiff ini.
• Hasil Diagram Piper
Gambar 4.3.3 Hasil Diagram Piper Geo-3
Lalu, dilakukannya juga analisis dengan metode diagram piper, dimana diagram ini digunakan untuk studi genetic airtanah dari sampel mengenai sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problema- problema geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang terletak dibawah kanan dari kiri masing-masing segitiga untuk pengeplotan kation di sebelah kiri dan anion di sebelah kanan dan satu layang-layang ditengah untuk mengetahui fasies airtanah sampel tersebut. Ini dilakukan dengan menarik garis sesuai dengan jumlah konsentrasi unsur pada masing-masing ion kation dan anion dari sampel dimana pada unsur Na+K dan HCO3 ditarik ke atas hingga pada
bentuk layang-layang sampai ditemukan titik potong antara kedua garis tersebut untuk diinterpretasikan fasies alkali tanah nya. Dimana pada sampel Geo-3 didapatkan titik potong pada fasies kelompok Alkaline water with predominantly sulphate-chloride dan predominantly chloride atau alkali dominan sulfat klorida/klorida. Tipe ini menunjukkan bahwa fasies fasies tipe ini menunjukan airtanah berasal dari air sulfat (aktifitas vulkanisme) ataupun air yang kaya garam klorida (air laut). Air tersebut tersimpan dalam batuan yang kaya mineral lempung, sehingga kandungan kation berupa natrium dan kalium cukup dominan.
• Hasil Perhitungan SAR
Tabel 4.3.4 Hasil Perhitungan SAR Geo-3
Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard (1954).
Perhitungannya menggunakan rumus dan didapatkan hasilnya seperti pada gambar 4.3.4. pada sampel Geo-3 nilai SAR yang didapatkan sebesar 8,84 yang menurut klasifikasi Todd, 1980 termasuk dalam klasifikasi Excellent, dimana jika pada air untuk irigasi menggunakan air dengan nilai excellent ini sangat baik dan tidak merusak tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
• Hasil Perhitungan WQI
Tabel 4.3.5 Hasil Perhitungan WQI Geo-3
Pada perhitungan WQI (Water Quality Index), dilakukan pembobotan dan penjumlahan dari setiap parameter seperti TDS, NH4, Fe, Cl, Kesadahan, dan SO4 yang kemudian dilakukan pencocokan dengan nilai parameter yang setiap parameter memiliki pembobotan yang berbeda tergantung seberapa besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas air dari Permenkes dan WHO dengan hasil seperti pada gambar 4.3.5 pada sampel Geo-3. Didapatkan hasil untuk permenkes dengan nilai 13,2 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak hijau) dan untuk hasil WHO dengan nilai 10,2 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak biru). Sehingga menurut interpretasi air pada sampel Geo-3 ini buruk untuk dikonsumsi menurut permenkes dan buruk untuk dikonsumsi menurut WHO.
• Kualitas Airtanah
Kualitas airtanah pada sampel Geo-3 ini memiliki kualitas air yang sangat baik menurut permenkes dan WHO untuk dikonsumsi dan untuk kebutuhan sehari-hari dan sangat baik menurut Todd, 1980 untuk irigasi pada kebutuhan perkebunan dan pertanian. Berdasarkan nilai kesadahan sampel Geo-3 ini yang memiliki nilai 20,28 yang menurut Peavy et al, 1985 termasuk ke dalam rendah, dimana menurut Permenkes no.907 Tahun 2002 tentang standar kualitas air bersih dan air minum nilai maksimal kesadahan yang diijinkan 500mg/L yang berarti sampel Geo-3 termasuk masih air bersih dan air minum. Berdasarkan
nilai TDS (Total Dissolve Solid) nya sampel Geo-3 ini memiliki nilai 68,72 yang termasuk baik untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang maksimum diperbolehkannya adalah 500 mg/L dan berdasarkan pH yang diperkirakan lebih kecil dari 6 berdasarkan keberadaan asal airtanah nya tidak layak untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang memiliki batas maksimum 6,5-8,5.
4.4 Geo-4
• Hasil Perhitungan Kurlov
Tabel 4.4.1. Tabel Hasil Perhitungan Kurlov Geo-4
Metode kurlov dilakukan untuk mengetahui nama airtanah dari sampel yang diuji berdasarkan persentase meq/L dari setiap unsur baik anion ataupun kation dengan persentase yang lebih besar dari 25%. Berdasarkan hasil perhitungan pada sampel Geo-4 didapatkan hasil persentase Ca dan Cl lah yang memiliki nilai lebih dari 25% yaitu 68,440% dan 63,408%. Oleh karena itu nama airtanah dari sampel Geo-4 adalah Kalsium Klorida, dimana ion kalsium umumnya diperoleh dari batuan endapan laut yang kaya dengan mineral kalsit dan lainnya dan klorida biasanya berasal dari air laut purba yang terjebak pada waktu pengendapan terbentuk, mineral hasil evaporasi, penyusupan airlaut.
• Hasil Diagram Stiff
Gambar 4.4.2. Hasil Diagram Stiff Geo-4
Selanjutnya, dilakukan analisis metode diagram stiff dilakukan untuk menyajikan data ion mayor secara visual. Kadar masing-masing ion ini digambarkan dalam bentuk diagram aquachem. Pengunaan diagram stiff ini untuk mengetahui keseragaman dari sifat hidrokimia airtanah sampel agar dapat melakukan korelasi untuk menghubungkan atau mengkorekasikan airtanah secraa tegak pada satu sumur mulai dari airtanah teratas sampai yang terbawah atau secara mendatar pada akuifer yang sama (Suharyadi, 1984). Dari pengolahan diagram stiff pada sampel Geo-4 ini didapatkan visualisasi hidrokimia airtanah seperti pada (gambar 4.4.2) dengan skala 1:1. Sehingga dapat diinterpretasikan dominansi ion pada sampel ini adalah Cl yang merupakan ion anion dan Ca yang merupakan ion kation. Hal ini selaras dengan perhitungan tabel kurlov yang juga digunakan untuk mengeplot diagram stiff ini.
• Hasil Diagram Piper
Gambar 4.4.3 Hasil Diagram Piper Geo-4
Lalu, dilakukannya juga analisis dengan metode diagram piper, dimana diagram ini digunakan untuk studi genetic airtanah dari sampel mengenai sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problema- problema geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang terletak dibawah kanan dari kiri masing-masing segitiga untuk pengeplotan kation di sebelah kiri dan anion di sebelah kanan dan satu layang-layang ditengah untuk mengetahui fasies airtanah sampel tersebut. Ini dilakukan dengan menarik garis
sesuai dengan jumlah konsentrasi unsur pada masing-masing ion kation dan anion dari sampel dimana pada unsur Na+K dan HCO3 ditarik ke atas hingga pada bentuk layang-layang sampai ditemukan titik potong antara kedua garis tersebut untuk diinterpretasikan fasies alkali tanah nya. Dimana pada sampel Geo-4 didapatkan titik potong pada fasies kelompok Alkaline earth water with higher alkaline content predominantly sulphate dan predominantly chloride atau campuran dengan dominan sulfat atau klorida. Tipe ini menunjukkan bahwa fasies Fasies campuran dengan dominan sulfat muncul ketika asal airtanah adalah air sulfat yang berasal dari aktivitas geothermal, sedangkan fasies campuran dengan dominan klorida muncul ketika kandungan garam natrium klorida dalam konsentrasi banyak dimana menunjukan asal airnya adalah air laut.
• Hasil Perhitungan SAR
Tabel 4.4.4 Hasil Perhitungan SAR Geo-4
Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard (1954).
Perhitungannya menggunakan rumus dan didapatkan hasilnya seperti pada gambar 4.4.4. pada sampel Geo-4 nilai SAR yang didapatkan sebesar 6,97 yang menurut klasifikasi Todd, 1980 termasuk dalam klasifikasi Excellent, dimana jika pada air untuk irigasi menggunakan air dengan nilai excellent ini sangat baik dan tidak merusak tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
• Hasil Perhitungan WQI
Tabel 4.4.5 Hasil Perhitungan WQI Geo-4
Pada perhitungan WQI (Water Quality Index), dilakukan pembobotan dan penjumlahan dari setiap parameter seperti TDS, NH4, Fe, Cl, Kesadahan, dan SO4 yang kemudian dilakukan pencocokan dengan nilai parameter yang setiap parameter memiliki pembobotan yang berbeda tergantung seberapa besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas air dari Permenkes dan WHO dengan hasil seperti pada gambar 4.4.5 pada sampel Geo-4. Didapatkan hasil untuk permenkes dengan nilai 26,3 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak hijau) dan untuk hasil WHO dengan nilai 21 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak biru). Sehingga menurut interpretasi air pada sampel Geo-4 ini sangat baik untuk dikonsumsi menurut permenkes dan sangat baik untuk dikonsumsi menurut WHO.
• Kualitas Airtanah
Kualitas airtanah pada sampel Geo-4 ini memiliki kualitas air yang sangat baik menurut permenkes dan WHO untuk dikonsumsi dan untuk kebutuhan sehari-hari dan sangat baik menurut Todd, 1980 untuk irigasi pada kebutuhan perkebunan dan pertanian. Berdasarkan nilai kesadahan sampel Geo-4 ini yang memiliki nilai 30,86 yang menurut Peavy et al, 1985 termasuk ke dalam rendah, dimana menurut Permenkes no.907 Tahun 2002 tentang standar kualitas air bersih dan air minum nilai maksimal kesadahan yang diijinkan 500mg/L yang
berarti sampel Geo-4 termasuk masih air bersih dan air minum. Berdasarkan nilai TDS (Total Dissolve Solid) nya sampel Geo-4 ini memiliki nilai 172,87 yang termasuk baik untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang maksimum diperbolehkannya adalah 500 mg/L.
4.5 Geo-5
• Hasil Perhitungan Kurlov
Tabel 4.5.1. Tabel Hasil Perhitungan Kurlov Geo-5
Metode kurlov dilakukan untuk mengetahui nama airtanah dari sampel yang diuji berdasarkan persentase meq/L dari setiap unsur baik anion ataupun kation dengan persentase yang lebih besar dari 25%. Berdasarkan hasil perhitungan pada sampel Geo-5 didapatkan hasil persentase Ca dan HCO3 lah yang memiliki nilai lebih dari 25% yaitu 64,144% dan 88,587%. Oleh karena itu nama airtanah dari sampel Geo-5 adalah Kalsium Bikarbonat, dimana ion kalsium umumnya diperoleh dari batuan endapan laut yang kaya mineral kalsit, dolomit, dan lainnya dan bikarbonat biasanya diperoleh dari pelarutan batuan karbonat yang biasanya berisi mineral endapan laut yang berarti selaras dengan ion kation yang memiliki persentase lebih dari 25%. Jika didasarkan pada nama airtanah ini dapat diinterpretasikan bahwa kualiats airtanah ini berada pada batuan sedimen dengan nilai kalsium yang tinggi memiliki pH lebih besar dari 7 atau basa yang sesuai dengan nilai air sungai atau airtanah pada umumnya.
• Hasil Diagram Stiff
Gambar 4.5.2. Hasil Diagram Stiff Geo-5
Selanjutnya, dilakukan analisis metode diagram stiff dilakukan untuk menyajikan data ion mayor secara visual. Kadar masing-masing ion ini digambarkan dalam bentuk diagram aquachem. Pengunaan diagram stiff ini untuk mengetahui keseragaman dari sofat hidrokimia airtanah sampel agar dapat melakukan korelasi untuk menghubungkan atau mengkorekasikan airtanah secraa tegak pada satu sumur mulai dari airtanah teratas sampai yang terbawah atau secara mendatar pada akuifer yang sama (Suharyadi, 1984). Dari pengolahan diagram stiff pada sampel Geo-5 ini didapatkan visualisasi hidrokimia airtanah seperti pada (gambar 4.5.2) dengan skala 1:1. Sehingga dapat diinterpretasikan dominansi ion pada sampel ini adalah HCO3 yang merupakan ion anion dan Ca yang merupakan ion kation. Hal ini selaras dengan perhitungan tabel kurlov yang juga digunakan untuk mengeplot diagram stiff ini.
• Hasil Diagram Piper
Gambar 4.5.3 Hasil Diagram Piper Geo-5
Lalu, dilakukannya juga analisis dengan metode diagram piper, dimana diagram ini digunakan untuk studi genetic airtanah dari sampel mengenai sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air
yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problema- problema geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang terletak dibawah kanan dari kiri masing-masing segitiga untuk pengeplotan kation di sebelah kiri dan anion di sebelah kanan dan satu layang-layang ditengah untuk mengetahui fasies airtanah sampel tersebut. Ini dilakukan dengan menarik garis sesuai dengan jumlah konsentrasi unsur pada masing-masing ion kation dan anion dari sampel dimana pada unsur Na+K dan HCO3 ditarik ke atas hingga pada bentuk layang-layang sampai ditemukan titik potong antara kedua garis tersebut untuk diinterpretasikan fasies alkali tanah nya. Dimana pada sampel Geo-5 didapatkan titik potong pada fasies kelompok Alkaline earth water with higher alkaline content predominantly hydrogencarbonate atau campuran dengan dominan hidrogen karbonat. Tipe ini menunjukkan bahwa keberadaan hidrogen karbonat menunjukan asal airtanah fasies ini yaitu air hujan dengan kation campuran antara Mg, Ca, namun dominan dengan Na dan K.
• Hasil Perhitungan SAR
Tabel 4.5.4 Hasil Perhitungan SAR Geo-5
Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard (1954).
Perhitungannya menggunakan rumus dan didapatkan hasilnya seperti pada gambar 4.5.4. pada sampel Geo-5 nilai SAR yang didapatkan sebesar 4,13 yang menurut klasifikasi Todd, 1980 termasuk dalam klasifikasi Excellent, dimana jika pada air untuk irigasi menggunakan air dengan nilai excellent ini sangat baik dan tidak merusak tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
• Hasil Perhitungan WQI
Tabel 4.5.5 Hasil Perhitungan WQI Geo-5
Pada perhitungan WQI (Water Quality Index), dilakukan pembobotan dan penjumlahan dari setiap parameter seperti TDS, NH4, Fe, Cl, Kesadahan, dan SO4 yang kemudian dilakukan pencocokan dengan nilai parameter yang setiap parameter memiliki pembobotan yang berbeda tergantung seberapa besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas air dari Permenkes dan WHO dengan hasil seperti pada gambar 4.5.5 pada sampel Geo-5. Didapatkan hasil untuk permenkes dengan nilai 23,6 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak hijau) dan untuk hasil WHO dengan nilai 19,6 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak biru). Sehingga menurut interpretasi air pada sampel Geo-5 ini sangat baik untuk dikonsumsi menurut permenkes dan sangat baik untuk dikonsumsi menurut WHO.
• Kualitas Airtanah
Kualitas airtanah pada sampel Geo-5 ini memiliki kualitas air yang sangat baik menurut permenkes dan WHO untuk dikonsumsi dan untuk kebutuhan sehari-hari dan sangat baik menurut Todd, 1980 untuk irigasi pada kebutuhan perkebunan dan pertanian. Berdasarkan nilai kesadahan sampel Geo-5 ini yang memiliki nilai 180,15 yang menurut Peavy et al, 1985 termasuk ke dalam sadah, dimana menurut Permenkes no.907 Tahun 2002 tentang standar kualitas
air bersih dan air minum nilai maksimal kesadahan yang diijinkan 500mg/L yang berarti sampel Geo-5 termasuk masih air bersih dan air minum. Berdasarkan nilai TDS (Total Dissolve Solid) nya sampel Geo-5 ini memiliki nilai 72 yang termasuk baik untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang maksimum diperbolehkannya adalah 500 mg/L dan berdasarkan pH yang diperkirakan lebih dari 7 berdasarkan keberadaan asal airtanah nya masih layak untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang memiliki batas maksimum 6,5-8,5.
4.6 Geo-6
• Hasil Perhitungan Kurlov
Tabel 4.6.1. Tabel Hasil Perhitungan Kurlov Geo-6
Metode kurlov dilakukan untuk mengetahui nama airtanah dari sampel yang diuji berdasarkan persentase meq/L dari setiap unsur baik anion ataupun kation dengan persentase yang lebih besar dari 25%. Berdasarkan hasil perhitungan pada sampel Geo-6 didapatkan hasil persentase Ca dan HCO3 lah yang memiliki nilai lebih dari 25% yaitu 57,365% dan 86,956%. Oleh karena itu nama airtanah dari sampel Geo-6 adalah Kalsium Bikarbonat, dimana ion kalsium umumnya diperoleh dari batuan endapan laut yang kaya mineral kalsit, dolomit, dan lainnya dan bikarbonat biasanya diperoleh dari pelarutan batuan karbonat yang biasanya berisi mineral endapan laut yang berarti selaras dengan ion kation yang memiliki persentase lebih dari 25%. Jika didasarkan pada nama airtanah ini dapat diinterpretasikan bahwa kualitas airtanah ini berada pada batuan sedimen dengan nilai kalsium yang tinggi memiliki pH lebih besar dari 7 atau basa yang sesuai dengan nilai air sungai atau airtanah pada umumnya.
• Hasil Diagram Stiff
Gambar 4.6.2. Hasil Diagram Stiff Geo-6
Selanjutnya, dilakukan analisis metode diagram stiff dilakukan untuk menyajikan data ion mayor secara visual. Kadar masing-masing ion ini digambarkan dalam bentuk diagram aquachem. Pengunaan diagram stiff ini untuk mengetahui keseragaman dari sofat hidrokimia airtanah sampel agar dapat melakukan korelasi untuk menghubungkan atau mengkorekasikan airtanah secraa tegak pada satu sumur mulai dari airtanah teratas sampai yang terbawah atau secara mendatar pada akuifer yang sama (Suharyadi, 1984). Dari pengolahan diagram stiff pada sampel Geo-6 ini didapatkan visualisasi hidrokimia airtanah seperti pada (gambar 4.6.2) dengan skala 1:1. Sehingga dapat diinterpretasikan dominansi ion pada sampel ini adalah HCO3 yang merupakan ion anion dan Ca yang merupakan ion kation. Hal ini selaras dengan perhitungan tabel kurlov yang juga digunakan untuk mengeplot diagram stiff ini.
• Hasil Diagram Piper
Gambar 4.6.3 Hasil Diagram Piper Geo-6
Lalu, dilakukannya juga analisis dengan metode diagram piper, dimana diagram ini digunakan untuk studi genetic airtanah dari sampel mengenai sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air
yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problema- problema geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang terletak dibawah kanan dari kiri masing-masing segitiga untuk pengeplotan kation di sebelah kiri dan anion di sebelah kanan dan satu layang-layang ditengah untuk mengetahui fasies airtanah sampel tersebut. Ini dilakukan dengan menarik garis sesuai dengan jumlah konsentrasi unsur pada masing-masing ion kation dan anion dari sampel dimana pada unsur Na+K dan HCO3 ditarik ke atas hingga pada bentuk layang-layang sampai ditemukan titik potong antara kedua garis tersebut untuk diinterpretasikan fasies alkali tanah nya. Dimana pada sampel Geo-6 didapatkan titik potong pada fasies kelompok Alkaline earth water with predominantly hydrogencarbonate atau alkali tanah dengan dominan hydrogen karbonat. Tipe ini menunjukkan bahwa fasies airtanah ini kaya akan bikarbonat.
Yang sesuai dengan dominan nilai HCO3 pada perhitungan tabel kurlov. Pada fasies ini juga diinterpretasikan berasa dari air hujan yang melewati batuan beku kaya Mg namun minim SO4.
• Hasil Perhitungan SAR
Tabel 4.6.4 Hasil Perhitungan SAR Geo-6
Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard (1954).
Perhitungannya menggunakan rumus dan didapatkan hasilnya seperti pada gambar 4.6.4. pada sampel Geo-6 nilai SAR yang didapatkan sebesar 3,88 yang menurut klasifikasi Todd, 1980 termasuk dalam klasifikasi Excellent, dimana jika pada air untuk irigasi menggunakan air dengan nilai excellent ini sangat baik dan tidak merusak tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
• Hasil Perhitungan WQI
Tabel 4.6.5 Hasil Perhitungan WQI Geo-6
Pada perhitungan WQI (Water Quality Index), dilakukan pembobotan dan penjumlahan dari setiap parameter seperti TDS, NH4, Fe, Cl, Kesadahan, dan SO4 yang kemudian dilakukan pencocokan dengan nilai parameter yang setiap parameter memiliki pembobotan yang berbeda tergantung seberapa besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas air dari Permenkes dan WHO dengan hasil seperti pada gambar 4.6.5 pada sampel Geo-6. Didapatkan hasil untuk permenkes dengan nilai 40,6 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak hijau) dan untuk hasil WHO dengan nilai 32,6 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak biru). Sehingga menurut interpretasi air pada sampel Geo-6 ini sangat baik untuk dikonsumsi menurut permenkes dan sangat baik untuk dikonsumsi menurut WHO.
• Kualitas Airtanah
Kualitas airtanah pada sampel Geo-6 ini memiliki kualitas air yang sangat baik menurut permenkes dan WHO untuk dikonsumsi dan untuk kebutuhan sehari-hari dan sangat baik menurut Todd, 1980 untuk irigasi pada kebutuhan perkebunan dan pertanian. Berdasarkan nilai kesadahan sampel Geo-6 ini yang memiliki nilai 324,39 yang menurut Peavy et al, 1985 termasuk ke dalam sangat sadah, dimana menurut Permenkes no.907 Tahun 2002 tentang standar
kualitas air bersih dan air minum nilai maksimal kesadahan yang diijinkan 500mg/L yang berarti sampel Geo-6 termasuk masih air bersih dan air minum.
Berdasarkan nilai TDS (Total Dissolve Solid) nya sampel Geo-1 ini memiliki nilai 272 yang termasuk baik untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang maksimum diperbolehkannya adalah 500 mg/L dan berdasarkan pH yang diperkirakan lebih dari 7 berdasarkan keberadaan asal airtanah nya masih layak untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang memiliki batas maksimum 6,5- 8,5.
4.7 Geo-7
• Hasil Perhitungan Kurlov
Tabel 4.7.1. Tabel Hasil Perhitungan Kurlov Geo-7
Metode kurlov dilakukan untuk mengetahui nama airtanah dari sampel yang diuji berdasarkan persentase meq/L dari setiap unsur baik anion ataupun kation dengan persentase yang lebih besar dari 25%. Berdasarkan hasil perhitungan pada sampel Geo-7 didapatkan hasil persentase Ca dan HCO3 lah yang memiliki nilai lebih dari 25% yaitu 57,609% dan 88,587%. Oleh karena itu nama airtanah dari sampel Geo-7 adalah Kalsium Bikarbonat, dimana ion kalsium umumnya diperoleh dari batuan endapan laut yang kaya mineral kalsit, dolomit, dan lainnya dan bikarbonat biasanya diperoleh dari pelarutan batuan karbonat yang biasanya berisi mineral endapan laut yang berarti selaras dengan ion kation yang memiliki persentase lebih dari 25%. Jika didasarkan pada nama airtanah ini dapat diinterpretasikan bahwa kualitas airtanah ini berada pada batuan sedimen dengan nilai kalsium yang tinggi memiliki pH lebih besar dari 7 atau basa yang sesuai dengan nilai air sungai atau airtanah pada umumnya.
• Hasil Diagram Stiff
Gambar 4.7.2. Hasil Diagram Stiff Geo-7
Selanjutnya, dilakukan analisis metode diagram stiff dilakukan untuk menyajikan data ion mayor secara visual. Kadar masing-masing ion ini digambarkan dalam bentuk diagram aquachem. Pengunaan diagram stiff ini untuk mengetahui keseragaman dari sifat hidrokimia airtanah sampel agar dapat melakukan korelasi untuk menghubungkan atau mengkorekasikan airtanah secraa tegak pada satu sumur mulai dari airtanah teratas sampai yang terbawah atau secara mendatar pada akuifer yang sama (Suharyadi, 1984). Dari pengolahan diagram stiff pada sampel Geo-7 ini didapatkan visualisasi hidrokimia airtanah seperti pada (gambar 4.7.2) dengan skala 1:1. Sehingga dapat diinterpretasikan dominansi ion pada sampel ini adalah HCO3 yang merupakan ion anion dan Ca yang merupakan ion kation. Hal ini selaras dengan perhitungan tabel kurlov yang juga digunakan untuk mengeplot diagram stiff ini.
• Hasil Diagram Piper
Gambar 4.7.3 Hasil Diagram Piper Geo-7
Lalu, dilakukannya juga analisis dengan metode diagram piper, dimana diagram ini digunakan untuk studi genetic airtanah dari sampel mengenai sumber
unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problema- problema geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang terletak dibawah kanan dari kiri masing-masing segitiga untuk pengeplotan kation di sebelah kiri dan anion di sebelah kanan dan satu layang-layang ditengah untuk mengetahui fasies airtanah sampel tersebut. Ini dilakukan dengan menarik garis sesuai dengan jumlah konsentrasi unsur pada masing-masing ion kation dan anion dari sampel dimana pada unsur Na+K dan HCO3 ditarik ke atas hingga pada bentuk layang-layang sampai ditemukan titik potong antara kedua garis tersebut untuk diinterpretasikan fasies alkali tanah nya. Dimana pada sampel Geo-7 didapatkan titik potong pada fasies kelompok Alkaline earth water with higher alkaline content predominantly hydrogencarbonate atau campuran dengan dominan hidrogen karbonat. Tipe ini menunjukkan bahwa keberadaan hidrogen karbonat menunjukan asal airtanah fasies ini yaitu air hujan dengan kation campuran antara Mg, Ca, namun dominan dengan Na dan K.
• Hasil Perhitungan SAR
Tabel 4.7.4 Hasil Perhitungan SAR Geo-7
Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard (1954).
Perhitungannya menggunakan rumus dan didapatkan hasilnya seperti pada gambar 4.7.4. pada sampel Geo-7 nilai SAR yang didapatkan sebesar 4,14 yang menurut klasifikasi Todd, 1980 termasuk dalam klasifikasi Excellent, dimana jika pada air untuk irigasi menggunakan air dengan nilai excellent ini sangat baik dan tidak merusak tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
• Hasil Perhitungan WQI
Tabel 4.7.5 Hasil Perhitungan WQI Geo-7
Pada perhitungan WQI (Water Quality Index), dilakukan pembobotan dan penjumlahan dari setiap parameter seperti TDS, NH4, Fe, Cl, Kesadahan, dan SO4 yang kemudian dilakukan pencocokan dengan nilai parameter yang setiap parameter memiliki pembobotan yang berbeda tergantung seberapa besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas air dari Permenkes dan WHO dengan hasil seperti pada gambar 4.7.5 pada sampel Geo-7. Didapatkan hasil untuk permenkes dengan nilai 29,2 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak hijau) dan untuk hasil WHO dengan nilai 22,4 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak biru). Sehingga menurut interpretasi air pada sampel Geo-7 ini sangat baik untuk dikonsumsi menurut permenkes dan sangat baik untuk dikonsumsi menurut WHO.
• Kualitas Airtanah
Kualitas airtanah pada sampel Geo-7 ini memiliki kualitas air yang sangat baik menurut permenkes dan WHO untuk dikonsumsi dan untuk kebutuhan sehari-hari dan sangat baik menurut Todd, 1980 untuk irigasi pada kebutuhan perkebunan dan pertanian. Berdasarkan nilai kesadahan sampel Geo-7 ini yang memiliki nilai 180,06 yang menurut Peavy et al, 1985 termasuk ke dalam sadah, dimana menurut Permenkes no.907 Tahun 2002 tentang standar kualitas
air bersih dan air minum nilai maksimal kesadahan yang diijinkan 500mg/L yang berarti sampel Geo-7 termasuk masih air bersih dan air minum. Berdasarkan nilai TDS (Total Dissolve Solid) nya sampel Geo-7 ini memiliki nilai 232 yang termasuk baik untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang maksimum diperbolehkannya adalah 500 mg/L dan berdasarkan pH yang diperkirakan lebih dari 7 berdasarkan keberadaan asal airtanah nya masih layak untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang memiliki batas maksimum 6,5-8,5.
4.8 Geo-8
• Hasil Perhitungan Kurlov
Tabel 4.8.1. Tabel Hasil Perhitungan Kurlov Geo-8
Metode kurlov dilakukan untuk mengetahui nama airtanah dari sampel yang diuji berdasarkan persentase meq/L dari setiap unsur baik anion ataupun kation dengan persentase yang lebih besar dari 25%. Berdasarkan hasil perhitungan pada sampel Geo-8 didapatkan hasil persentase Ca dan HCO3 lah yang memiliki nilai lebih dari 25% yaitu 76,725% dan 92,417%. Oleh karena itu nama airtanah dari sampel Geo-8 adalah Kalsium Bikarbonat, dimana ion kalsium umumnya diperoleh dari batuan endapan laut yang kaya mineral kalsit, dolomit, dan lainnya dan bikarbonat biasanya diperoleh dari pelarutan batuan karbonat yang biasanya berisi mineral endapan laut yang berarti selaras dengan ion kation yang memiliki persentase lebih dari 25%. Jika didasarkan pada nama airtanah ini dapat diinterpretasikan bahwa kualitas airtanah ini berada pada batuan sedimen dengan nilai kalsium yang tinggi memiliki pH lebih besar dari 7 atau basa yang sesuai dengan nilai air sungai atau airtanah pada umumnya.
• Hasil Diagram Stiff
Gambar 4.8.2. Hasil Diagram Stiff Geo-8
Selanjutnya, dilakukan analisis metode diagram stiff dilakukan untuk menyajikan data ion mayor secara visual. Kadar masing-masing ion ini digambarkan dalam bentuk diagram aquachem. Pengunaan diagram stiff ini untuk mengetahui keseragaman dari sifat hidrokimia airtanah sampel agar dapat melakukan korelasi untuk menghubungkan atau mengkorekasikan airtanah secraa tegak pada satu sumur mulai dari airtanah teratas sampai yang terbawah atau secara mendatar pada akuifer yang sama (Suharyadi, 1984). Dari pengolahan diagram stiff pada sampel Geo-8 ini didapatkan visualisasi hidrokimia airtanah seperti pada (gambar 4.8.2) dengan skala 1:1. Sehingga dapat diinterpretasikan dominansi ion pada sampel ini adalah HCO3 yang merupakan ion anion dan Ca yang merupakan ion kation. Hal ini selaras dengan perhitungan tabel kurlov yang juga digunakan untuk mengeplot diagram stiff ini.
• Hasil Diagram Piper
Gambar 4.8.3 Hasil Diagram Piper Geo-8
Lalu, dilakukannya juga analisis dengan metode diagram piper, dimana diagram ini digunakan untuk studi genetic airtanah dari sampel mengenai sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air
yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problema- problema geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang terletak dibawah kanan dari kiri masing-masing segitiga untuk pengeplotan kation di sebelah kiri dan anion di sebelah kanan dan satu layang-layang ditengah untuk mengetahui fasies airtanah sampel tersebut. Ini dilakukan dengan menarik garis sesuai dengan jumlah konsentrasi unsur pada masing-masing ion kation dan anion dari sampel dimana pada unsur Na+K dan HCO3 ditarik ke atas hingga pada bentuk layang-layang sampai ditemukan titik potong antara kedua garis tersebut untuk diinterpretasikan fasies alkali tanah nya. Dimana pada sampel Geo-8 didapatkan titik potong pada fasies kelompok Alkaline earth water with predominantly hydrogencarbonate atau alkali tanah dengan dominan hydrogen karbonat. Tipe ini menunjukkan bahwa fasies airtanah ini kaya akan bikarbonat.
Yang sesuai dengan dominan nilai HCO3 pada perhitungan tabel kurlov. Pada fasies ini juga diinterpretasikan berasa dari air hujan yang melewati batuan beku kaya Mg namun minim SO4.
• Hasil Perhitungan SAR
Tabel 4.8.4 Hasil Perhitungan SAR Geo-8
Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard (1954).
Perhitungannya menggunakan rumus dan didapatkan hasilnya seperti pada gambar 4.8.4. pada sampel Geo-8 nilai SAR yang didapatkan sebesar 2,87 yang menurut klasifikasi Todd, 1980 termasuk dalam klasifikasi Excellent, dimana jika pada air untuk irigasi menggunakan air dengan nilai excellent ini sangat baik dan tidak merusak tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
• Hasil Perhitungan WQI
Tabel 4.8.5 Hasil Perhitungan WQI Geo-8
Pada perhitungan WQI (Water Quality Index), dilakukan pembobotan dan penjumlahan dari setiap parameter seperti TDS, NH4, Fe, Cl, Kesadahan, dan SO4 yang kemudian dilakukan pencocokan dengan nilai parameter yang setiap parameter memiliki pembobotan yang berbeda tergantung seberapa besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas air dari Permenkes dan WHO dengan hasil seperti pada gambar 4.8.5 pada sampel Geo-8. Didapatkan hasil untuk permenkes dengan nilai 57,3 dengan klasifikasi baik (pada kotak hijau) dan untuk hasil WHO dengan nilai 43 dengan klasifikasi sangat baik (pada kotak biru).
Sehingga menurut interpretasi air pada sampel Geo-8 ini baik untuk dikonsumsi menurut permenkes dan sangat baik untuk dikonsumsi menurut WHO.
• Kualitas Airtanah
Kualitas airtanah pada sampel Geo-8 ini memiliki kualitas air yang baik- sangat baik menurut permenkes dan WHO untuk dikonsumsi dan untuk kebutuhan sehari-hari dan sangat baik menurut Todd, 1980 untuk irigasi pada kebutuhan perkebunan dan pertanian. Berdasarkan nilai kesadahan sampel Geo-8 ini yang memiliki nilai 282,35 yang menurut Peavy et al, 1985 termasuk ke dalam sadah, dimana menurut Permenkes no.907 Tahun 2002 tentang standar kualitas air bersih dan air minum nilai maksimal kesadahan yang diijinkan 500mg/L yang
berarti sampel Geo-8 termasuk masih air bersih dan air minum. Berdasarkan nilai TDS (Total Dissolve Solid) nya sampel Geo-8 ini memiliki nilai 412 yang termasuk baik untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang maksimum diperbolehkannya adalah 500 mg/L dan berdasarkan pH yang diperkirakan lebih dari 7 berdasarkan keberadaan asal airtanah nya masih layak untuk diminum menurut Permenkes no.492 yang memiliki batas maksimum 6,5-8,5.
4.9 Geo-9
• Hasil Perhitungan Kurlov
Tabel 4.9.1. Tabel Hasil Perhitungan Kurlov Geo-9
Metode kurlov dilakukan untuk mengetahui nama airtanah dari sampel yang diuji berdasarkan persentase meq/L dari setiap unsur baik anion ataupun kation dengan persentase yang lebih besar dari 25%. Berdasarkan hasil perhitungan pada sampel Geo-9 didapatkan hasil persentase Na dan HCO3 lah yang memiliki nilai lebih dari 25% yaitu 65,838% dan 85,090%. Oleh karena itu nama airtanah dari sampel Geo-9 adalah Natrium Bikarbonat, dimana ion natrium umumnya diperoleh dari pelapukan mineral plagioklas, mineral lempung, dan lainnya dan bikarbonat biasanya diperoleh dari pelarutan batuan karbonat yang biasanya berisi mineral endapan laut yang berarti selaras dengan ion kation yang memiliki persentase lebih dari 25%. Jika didasarkan pada nama airtanah ini dapat diinterpretasikan bahwa kualitas airtanah ini berada pada batuan vulkanik dengan nilai SiO2 yang tinggi memiliki pH kurang dari 6 atau asam.
• Hasil Diagram Stiff
Gambar 4.9.2. Hasil Diagram Stiff Geo-9
Selanjutnya, dilakukan analisis metode diagram stiff dilakukan untuk menyajikan data ion mayor secara visual. Kadar masing-masing ion ini digambarkan dalam bentuk diagram aquachem. Pengunaan diagram stiff ini untuk mengetahui keseragaman dari sifat hidrokimia airtanah sampel agar dapat melakukan korelasi untuk menghubungkan atau mengkorekasikan airtanah secraa tegak pada satu sumur mulai dari airtanah teratas sampai yang terbawah atau secara mendatar pada akuifer yang sama (Suharyadi, 1984). Dari pengolahan diagram stiff pada sampel Geo-9 ini didapatkan visualisasi hidrokimia airtanah seperti pada (gambar 4.9.2) dengan skala 1:1. Sehingga dapat diinterpretasikan dominansi ion pada sampel ini adalah HCO3 yang merupakan ion anion dan Na yang merupakan ion kation. Hal ini selaras dengan perhitungan tabel kurlov yang juga digunakan untuk mengeplot diagram stiff ini.
• Hasil Diagram Piper
Gambar 4.9.3 Hasil Diagram Piper Geo-9
Lalu, dilakukannya juga analisis dengan metode diagram piper, dimana diagram ini digunakan untuk studi genetic airtanah dari sampel mengenai sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air
yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problema- problema geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang terletak dibawah kanan dari kiri masing-masing segitiga untuk pengeplotan kation di sebelah kiri dan anion di sebelah kanan dan satu layang-layang ditengah untuk mengetahui fasies airtanah sampel tersebut. Ini dilakukan dengan menarik garis sesuai dengan jumlah konsentrasi unsur pada masing-masing ion kation dan anion dari sampel dimana pada unsur Na+K dan HCO3 ditarik ke atas hingga pada bentuk layang-layang sampai ditemukan titik potong antara kedua garis tersebut untuk diinterpretasikan fasies alkali tanah nya. Dimana pada sampel Geo-9 didapatkan titik potong pada fasies kelompok Alkaline water with predominantly (hydrogen)-carbonate atau alkali dominan (hidrogen) karbonat.
Tipe ini menunjukkan bahwa fasies tipe ini menunjukan airtanah berasal dari air hujan / air meteorik yang masuk kedalam batuan kaya mineral lempung sehingga kationnya didominasi oleh natrium dan kalium.
• Hasil Perhitungan SAR
Tabel 4.9.4 Hasil Perhitungan SAR Geo-9
Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard (1954).
Perhitungannya menggunakan rumus dan didapatkan hasilnya seperti pada gambar 4.9.4. pada sampel Geo-9 nilai SAR yang didapatkan sebesar 16,26 yang menurut klasifikasi Todd, 1980 termasuk dalam klasifikasi Excellent, dimana jika pada air untuk irigasi menggunakan air dengan nilai excellent ini sangat baik dan tidak merusak tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
• Hasil Perhitungan WQI