Analisis proksimat merupakan suatu metode yang umumnya digunakan untuk menilai kualitas atau komposisi nutrisi pakan ternak atau bahan baku pangan. Analisis proksimal memberikan gambaran umum mengenai nilai gizi suatu bahan pangan (Muza'ki et al., 2022). Menurut (Janna et al., 2022), analisis proksimat adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi komposisi nutrisi bahan pakan atau makanan.
Salah satu keunggulan utama analisis langsung adalah tersedianya teknologi yang terjangkau dan kemampuan menghitung nilai total komponen nutrisi dalam bahan pakan atau pangan dalam bentuk persentase. Analisis protein pada pangan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran kadar air dalam pangan dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu: metode pengeringan (termogravime), metode distilasi (termovolumetri), metode fisika, dan metode kimia (metode Karl Fischer).
Secara umum penentuan kadar air bahan pangan dilakukan dengan cara mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105-1100C selama 5 jam atau hingga diperoleh berat konstan (Daud et al., 2020). Tekstur kecap yang kental menandakan bahwa kandungan air yang terkandung dalam makanan tersebut tergolong tinggi. Pada umumnya penentuan kadar air pada bahan pangan dilakukan dengan cara mengeringkan bahan dalam oven dengan suhu sekitar 105-110°C selama 5 jam atau hingga berat mencapai nilai konstan (Daud et al., 2019).
Analisa protein pada pangan dapat diolah dengan menggunakan dua metode yaitu metode kuantitatif dan kualitatif.
Analisis Kadar Air
Panaskan kembali selama 1 jam dan ulangi lagi hingga perubahan berat antara 1 jam mempunyai selang waktu ≤ 2 mg (W2).
Analisis Kadar Abu
Timbang sampel yang telah dihancurkan sebanyak 1-2 gram (W) ke dalam selongsong kertas yang dilapisi kapas.
Analisis Kadar Protein
Panaskan labu kjeldahl dalam lemari asam selama 60-90 menit dan aduk sesekali hingga warna cairan menjadi hijau toska cerah.Dinginkan labu kjeldahl selama 10-20 menit, tambahkan akuades. Bejana destilat yang diperoleh pada Erlenmeyer berisi larutan asam borat (H₃BO₃) yang telah mendapat indikator BCG-MR.
Analisis Kadar Karbohidrat
Tabel Nilai Proksimat Produk Parameter Sampel (%)
PEMBAHASAN
- Aden Pahla Hudaya
- Hanifah Sakha
- Putri Salsabilla
- Rafly Pamungkas
- Refira Dwi Atmala
- Riza Maulana Muhamad
Suhu yang digunakan pada pengujian kadar air kali ini adalah 105o C menggunakan oven dengan metode pengeringan. Begitu pula dengan sampel steak dan pai nanas: rata-rata kadar air pada steak adalah 3,14, lebih kecil dibandingkan rata-rata kadar air pada pai nanas yang memiliki rata-rata kadar air 12,88. Tabel di atas menunjukkan sampel kecap memiliki rata-rata kadar air 22,75, keripik kentang rata-rata kadar air 1,81, pai nanas rata-rata kadar air 12,88, steak sayur rata-rata kadar air 3,14, untuk sampel tersebut memiliki kadar air tertinggi yaitu kecap asin sebesar 22,75 dan terendah yaitu keripik sebesar 1,81. Pada sampel dengan kadar air yang tinggi, hal ini dapat mengakibatkan cepatnya tumbuhnya mikroorganisme berbahaya yang dapat merusak bahan makanan. seperti jamur dan bakteri lainnya.
Tabel diatas menunjukkan bahwa sampel kecap memiliki rata-rata kandungan protein sebesar 0,62 dan keripik kentang memiliki rata-rata kandungan protein sebesar . Penentuan kadar air suatu bahan pangan sangat penting untuk menjamin proses pengolahan dan distribusi yang tepat. Kesalahan dalam penanganan dan penentuan kadar air dapat menyebabkan kerusakan pangan yang dapat membahayakan kesehatan.
Oleh karena itu, mengukur kadar air dalam makanan menjadi penting (Prasetyo et al., 2019). Hal ini penting karena kadar air dapat mempengaruhi umur simpan, kualitas dan tekstur produk pangan. Cara yang umum digunakan untuk mengukur kadar air adalah dengan mengeringkan sampel dalam oven pada suhu 105℃ hingga beratnya tidak berubah (berat konstan). dalam sampel tidak dapat dihitung dengan jelas.
Berdasarkan tabel 4.1 persentase kadar air tertinggi pada sampel kecap terdapat karena kecap memiliki tekstur cair, sehingga kecap memiliki kadar air paling tinggi yaitu 22,75%. Hal ini dibenarkan oleh (Nurhidayah dkk., 2019) bahwa semakin tinggi kadar air pada bahan pangan maka tekstur bahan pangan akan semakin lunak, sedangkan jika kadar air pada bahan pangan semakin rendah maka tekstur bahan pangan akan menjadi lebih keras. Kadar air banyak digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknik dan dinyatakan dalam bentuk rasio, mulai dari 0 (kekeringan total) hingga nilai saturasi air dimana seluruh pori-pori terisi air.
Pada dasarnya kadar air adalah persentase jumlah air dalam suatu bahan pangan dibandingkan dengan berat total bahan tersebut. Tabel tersebut menunjukkan bahwa kecap memiliki kadar air tertinggi dengan rata-rata kadar air sebesar 22,75%, sedangkan kadar air terkecil terdapat pada keripik kentang dengan rata-rata kadar air sebesar 1,81%. Misalnya, makanan dengan kadar air tinggi cenderung lebih mudah membusuk atau berjamur, sedangkan makanan dengan kadar air rendah memiliki umur simpan lebih lama.
Kadar air yang tinggi dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme berbahaya seperti bakteri dan jamur. Hasil pengujian yang dilakukan adalah keripik kentang memiliki kandungan karbohidrat lebih rendah yaitu 43,66%, sedangkan kecap memiliki kandungan karbohidrat tinggi yaitu 64,31%.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Analisis kandungan nitrogen pada pupuk urea dan granul menggunakan metode Kjeldahl di PT Pupuk Iskandar Muda. Analisis kadar air dan abu pada teh hitam yang tersedia secara komersial menggunakan metode gravimetri. Jurnal Kimia dan Teknik Analisis Kadar Abu Tepung Terigu Menggunakan Metode Gravimetri Analisis Kadar Abu Tepung Terigu dengan Metode Gravimetri.
Analisis Kandungan Karbohidrat Tepung Biji Sukun (Artocarpus heterophyllus) Sebagai Makanan Tambahan. Analisis Kandungan Karbohidrat Tepung Biji Sukun (Artocarpus heterophyllus) Sebagai Bahan Aditif. Penentuan kandungan protein pada nanas segar dan keripik nanas dengan metode spektrofotometri UV-Vis dan Kjehdahl.