• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK PENENTUAN KADAR AIR LEGUM CENTROSEMA(5)

N/A
N/A
Yusup Ginanjar

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK PENENTUAN KADAR AIR LEGUM CENTROSEMA(5)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK PENENTUAN KADAR AIR (LEGUMINOSA CENTROSEMA PUBESCENS

BENTH)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Nutrisi Ternak Dosen Pengampu Ibu Dr.Maryati Puspitasari,S.Pi,M.P

Disusun Oleh Kelompok 5:

Yusup Ginanjar(24032123005)(1,2,3) Agis Sugian(240321230 Pahrul Pahad Sapari(24032123018)

Diksa Mohamad Hafifi(240321230

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GARUT GARUT

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga laporan praktikum ini bisa tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang sudah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman kami.Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan laporan ini, karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Garut,24 0ktober 2024

Kelompok 5

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hijauan merupakan pakan ternak yang berasal dari tanaman yaitu rumput dan legume dalam keadaan segar. Hijauan sendiri berperan sebagai pakan utama pada ternak yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok maupun untuk bereproduksinya. Hijaun mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak seperti protein kasar, serat kasar, BETN atau bahan esktrak tanpa nitrogen serta mineral. Di daerah tropis, pakan hijauan untuk ternak biasanya ditanam di pekarangan rumah dan disekitar kendang ternak sehingga dapat menghemat waktu pengangkutan. Sebagian besar hijauan yang digunakan untuk pakan ternak berasal dari rumput atau legum lokal maupun berasal dari budidaya (ditanam).

Pakan ternak dibagi menjadi dua yakni pakan serat dan pakan penguat.

Pakan berserat merupakan hijauan yakni legume dan rumput sedangkan pakan penguat adalah konsentrat. Indonesia Sebagian besar terdiri dari wilayah yang berpotensi bagi pengembangan Peternakan dan Pertanian strategis. Sebagian petani dan peternak memilih hijauan yang berasal dari naungan sekitar kebun ataupun lahan pertanian berupa rumput lapang atau gulma meskipun Sebagian peternak atau petani telah memiliki lahan hijauan untuk pakan yang ditanam rumput potong sedangkan leguminosa juga sering didapatkan diperkebunan ataupun lahan pertanain. Hijauan pakan ternak tropis biasanya memiliki serat kasar yang tinggi, protein dan phosphor cepat mengalami penurunan dan kadar antinutrisi yang cukup beragam..(Patriani,&Apsari,2021).

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana cara menentukan analisis kadar air rumput sentrosema?

2. Berapa hasil kadar air pada rumput sentrosema?

(4)

1.3 Tujuan

1. Mengetahui cara mementukan analisis kadar air rumput sentrosema.

2. Mengetahui hasil kadar air pada rumput sentrosema

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Proksimat

Analisa proksimat merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kandungan gizi pada bahan pakan atau pangan. Analisis proksimat mengelompokkan komponen pada pakan berdasarkan kandungan kimia serta fungsinya. Metode yang digunakan dalam analisa proksimat adalah metode Kjeldhal untuk uji protein, metode soxhlet untuk uji lemak, metode oven pada uji kadar air serta metode pengabuan kering untuk uji kadar abu. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh analisa proksimat antara lain teknologi yang dibutuhkan dalam analisa proksimat tergolong masih bisa dijangkau atau mudah didapatkan dan dapat menghitung nilai total dari kandungan gizi pada pakan atau pangan dengan nilai menggunakan satuan persen. Terlepas dari kelebihan yang dimiliki analisa proksimat tentu memiliki kekurangan yang diantaranya tidak bisa menjelaskan daya cerna tekstur dari pakan maupun pangan.( Janna, M., & Pasau, NS.2022).

2.2 Kadar Air

Kadar air merupakan jumlah air yang terkandung dalam suatu produk pangan atau bahan pangan. Kadar air merupakan salah satu parameter yang penting untuk menentukan kualitas suatu bahan pangan. Kadar air sendiri juga menentukan kualitas masa simpan bahan pangan, termasuk salah satunya pada tepung. Pada penelitian kali ini metode yang dilakukan menggunakan metode AOAC. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan sejumlah sampel dalam oven pada suhu 105-110° C selama 3 jam atau hingga didapat berat yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan.Penentuan kadar air untuk berbagai bahan berbeda-beda metodenya tergantung pada sifat bahan (Hutomo,Dkk.2015).

Kadar air dalam suatu bahan seperti rumput,kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, dan susu termasuk juga tepung-tepungan. Metode yang digunakan adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau

(6)

menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya.

Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskanpada suhu 105 selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air (Hawa,2024).

Bahan yang telah dikeringan, biasanya memiliki sifat higroskopis lebhi tinggi daripada bahan asalnya. Sehingga pendinginan bahan setelah pengeringan sebelum penimbangan perlu dilakukan yaitu pendinginan di desikator yang telah diberi zat penyerap air seperti kapur aktif, asam sulfat, silica gel, alumunium oksida, kalium klorida, kalium hidroksida, kalium sulfat atau barium oksida. Adapun metode penentuan kadar air dengan pengeringan menurut AOAC (1995) yaitu : Sampel sebanyak 3-5 gr ditimbang dan dimasukan kedalam cawan yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kemudian sampel dan cawan dikeringkan dalam oven suhu 105 selama 6 jam. Cawan didinginkan dan ditimbang, kemudian dikeringkan kembali sampai diperoleh bobot konstan (Akbar&Arini, 2019). Kadar air dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Kadar air (%)¿B2−B1

B ×100 % Dimana:

B=berat sampel (gram)

B2= berat (sampel+cawan alumunium) sebelum dikeringkan B1=berat (sampel+cawan alumunium) sesudah dikeringkan 2.3 Leguminosa centrosema pubescens benth

Tanaman leguminosa Centrosema pubescens Benth berasal dari Amerika Selatan. Introduksi pertama kali kedaerah Asia Selatan dan telah ditanam dengan hasil baik didaerah tropik dan sub-tropik. Tanaman ini merupakan tanaman berumur panjang (perennial), yang tumbuh kuat dengan cara merambat dan memanjat yang tumbuh menyebar sehingga cepat menutupi tanah dengan tinggi

(7)

antara 40 – 45 cm dalam waktu 4 – 8 bulan setelah ditanam. Tanamn ini berdaun banyak, batangnya agak berbulu dan batangnya tidak berkayu sampai umur 18 bulan. Bentuk daun trifoliate, dengan helai daun berwarna hijau gelap berbentuk elips. Helai daun agak berbulu khususnya dibawah permukaan daun. Stipules (tangkai daun) panjang dan kuat. Panjang daun 1.5 – 7 cm dan lebar daun 0.6 – 4.5 cm. Bunganya besar yang tersusun dalam tandan yang pendek. Warna bunga violet keputihan. Panjang calyx (kelopak bunga) 6 – 10 mm. Polongnya berbentuk linear dengan panjang 4 – 17 cm dan lebar 6 – 7 mm. Polong terdiri dari 20 biji. Apabila matang polong akan merekah dan bijinya akan terlontar. Warna biji coklat kemerahan terdapat ornamen berwarna keputihan. Panjang biji 4 – 5 mm dan lebar biji 3 mm serta ketebalannya 2 mm. Tanaman ini terdapat dua kultivar yaitu Belalto dan Common.Tanaman ini beradaptasi daerah basah di daerah tropika atau sub- tropika dengan curah hujan tahunan kira-kira 1 5000 mm akan tetapi lebih disukai curah hujan 1200 – 1500 mm per tahun.

Tanaman ini merupakan tanaman yang tahan kekeringan karena system perakaran yang dalam. Pada saat kekeringan akan kehilangan daunnya akan tetapi tanaman ini masih dapat hidup, apabila pada musim kering dilakukan pengairan akan menghasilkan produksi yang baik. Temperatur yang diperlukan 25.6 ºC, dalam musim dingin akan rusak, membutuhkan proteksi pada bagian bawah batang.

Tanaman ini dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai 915 meter di atas permukaan air laut. Tanaman ini tidak begitu tahan genangan yaitu tidak lebih dari 2 bulan, akan tetapi masih lebih baik dibandingkan siratro dan lebih baik pada Pueraria. Tanaman ini akan dapat tumbuh pada tanah yang cikup luas dari tanah berpasir sampai tanah liat. Tumbuh baik pada tanah alluvial dan tanah pegunungan di Fiji. Tanaman ini akan tumbuh nodul dengan kisran pH 4.9 – 5.5. Untuk mencegah keracunan Mn maka dilakukan pengapuran dan menghasilkan peningkatan 65 % dari jumlah Nitrogen yang difiksasi. Tanaman yang baru tumbuh pertumbuhannya lambat dibawah kondisi yang ternaungi akan tetapi tanaman yang telah dewasa tahan naungan. Cocok ditanaman dengan rumput Panicum maximum, Hyparrhenia rufa, Paspalum dilatatum, kadang-kadang ditanam bersama- samalegum Calopogonium mucunoides dan Pueraria phaseoloides. Apabila

(8)

ditanaman bersama-sama dengan rumput maka rumput tersebut dipertahankan tingginya 37.5 – 45 cm. Tanaman ini mampu menpfiksasi 100 kg N per ha pada lapisan tanah setebal 15 cm. Tanaman ini tahan penggembalaan, akan tetapi tanaman tersebut jangan digembalakan sebelum berumur 1 tahun. Tanaman ini tahan api bila sudah tumbuh dengan baik, dan akan tumbuh kembali setelah dibakar melalui biji. Respon terhadap pemupukan posfor yaitu 100 – 200kg P205 per ha.

System penyerbukannya sendiri dengan jumlah kromosom 2 n = 20 (Rakhasenna &

Mashudi,2021)

(9)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat

1. Oven listrik

2. Timbangan analitik 3. Cawan alumunium 4. Eksikator/desikator 5. Tang penjepit 3.2 Bahan

1. Rumput sentrosema 3.3 Prosedur

1. Cawan alumunium dikeringkan dalam oven selama 15 menit,kemudian dinginkan dalam desikator selama 30 menit,kemudian timbang cawan.

2. Menimbang sampel yang telah menjadi serbuk sebanyak 5 gram dalam cawan yang telah diketahui beratnya.

3. Setiap memindahkan cawan alumunium gunakan tang penjepit.

4. Cawan alumunium beserta sampelnya dikeringkan dalam ovel dengan suhu 105-110 selama 3-4 jam,kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit,kemudian timbang.

5. Cawan alumunium beserta isinya dikeringkan kembali sampai diproleh berat konstan(selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg)

(10)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

(11)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, C. I., & Arini, F. A.2019. Teh rambut jagung dengan penambahan daun stevia sebagai alternatif minuman fungsional bagi penderita diabetes melitus tipe 2. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 8(2).

Hawa, I. L. C. (2024). Teknik Pengeringan. Media Nusa Creative (MNC Publishing).

Hutomo, H. D., Swastawati, F., & Rianingsih, L. 2015. Pengaruh konsentrasi asap cair terhadap kualitas dan kadar kolesterol belut (Monopterus albus) asap.

Jurnal pengolahan dan bioteknologi hasil perikanan, 4(1), 7-14.

Janna, M., & Pasau, NS.2022. Analisis pakan ikan proksimat di Balai Budidaya Air Payau Takalar. Filologi: Jurnal Mahasiswa Biologi, 2(3), 86-90.

Patriani,P.Apsari,LN.2021.HIjauan pakan ternak tropis.Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia(PRCI).

Rakhasenna, A., & Mashudi, I.2021. Pengaruh Penanaman Campuran Rumput Pennisetum Purpureum Bersama Legum Centrosema Pubescens Dengan Dosis Pupuk Fosfor Berbeda Terhadap Produksi Hijauan (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).

(13)

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Yusrini, H., 2005, Teknik Analisis Kandungan Aflatoksin B1 Secara ELISA pada pakan ternak dan Bahan Dasarnya, Buletin Teknik

Kadar abu ini bertujuan untuk mengetahui baik atau tidaknya pengelolaan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, penentuan parameter nilai gizi suatu makanan dan