PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kurangnya pemahaman mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja mengakibatkan kecelakaan kerja terus meningkat setiap tahunnya. Kebisingan di tempat kerja merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja di banyak belahan dunia.
Tujuan Praktikum
Ketika tempat kerja mempunyai perlindungan yang memadai, pekerja harus terus menggunakan pelindung pendengaran saat bekerja. Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dampak kebisingan yang dilakukan pekerja mempunyai risiko bahaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tentang Kebisingan
Kebisingan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan industrialisasi, karena hampir semua proses produksi di lingkungan berbasis listrik menimbulkan kebisingan. Dalam kehidupan sehari-hari, tingkat kebisingan berada pada tingkat yang berbeda-beda, baik di lingkungan kerja, di lingkungan belajar, maupun di lingkungan lainnya, dimana dampak dari kebisingan yang biasa dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan fisiologis yang dapat mempengaruhi peredaran darah, Gangguan tidur, gangguan saraf dan otot yang dapat menimbulkan ketegangan, serta gangguan jiwa yang dapat menimbulkan sifat mudah marah, bosan, kurang konsentrasi dan berkurangnya produktivitas kerja, serta rasa tidak nyaman apabila berada di daerah yang banyak terkena kebisingan (Amri et al. ., 2019). Polusi suara ini merupakan masalah yang sudah berlangsung lama karena kebisingan, yang didefinisikan sebagai "suara yang tidak diinginkan" menyebabkan gangguan sementara pada keseimbangan alam yang menyebabkan beberapa konsekuensi kesehatan.
Paparan kebisingan di tempat kerja berbeda dengan paparan kebisingan di luar pekerjaan dalam hal distribusi frekuensi, durasi paparan, dan kontinuitas paparan intensitas tinggi, namun hipotesis energi yang sama menyatakan bahwa jumlah energi suara yang sama akan menyebabkan jumlah yang sama. tidak peduli bagaimana suara itu menyebar dari waktu ke waktu. Menurut Ahmad dkk (2018), bunyi adalah suatu gangguan fisis dalam suatu medium (gas, cair, padat, dan lain-lain) yang dapat dirasakan oleh telinga manusia. Efisiensi frekuensi bunyi yang mampu menembus telinga manusia berada pada tingkat rata-rata berkisar antara 500 Hz, dibandingkan frekuensi rendah dan tinggi yang berkisar lebih dari 8000 Hz.
Sederhananya, kebisingan sering kali diartikan sebagai suara yang tidak diinginkan dan di lingkungan kerja dapat diukur dengan sound level meter. Dampak dari kebisingan akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi, sulit tidur dan yang lebih parah lagi dapat menimbulkan penyakit telinga yaitu berkurangnya pendengaran atau bahkan ketidakmampuan mendengar (Wiyanti dkk., 2021).
Tinjauan Umum Tentang Jenis-Jenis Kebisingan
Kebisingan terus menerus adalah kebisingan yang dihasilkan secara terus menerus, seperti suara motor penggerak, mesin pabrik, dan sistem pemanas atau ventilasi yang tidak disengaja. Beberapa penyebab kebisingan ini adalah lewatnya kereta api, mesin industri atau pesawat terbang yang terbang di atas rumah yang melintas. Dengan menghitung interval waktu kemudian menghitung nilai rata-ratanya, maka kebisingan yang dapat diperluas dapat dihitung lebih detail.
Contoh kebisingan impulsif adalah kebisingan yang berasal dari suara pukulan palu dan kebisingan yang berasal dari mesin penggerak tiang pancang (Diesel Hammer). Kebisingan terus menerus, yaitu kebisingan yang menampilkan suara dalam jangka waktu lama dan terus menerus. Kebisingan semi kontinyu (intermiten), yaitu kebisingan terus menerus yang hanya berlangsung sesaat, kemudian hilang dan dapat terulang kembali.
Contoh kebisingan semi kontinyu ini adalah suara mobil atau pesawat yang lewat. Kebisingan yang terus menerus dengan spektrum yang luas dan sempit, contoh dari spektrum yang luas tersebut adalah kebisingan yang ditimbulkan oleh motor kipas.
Tinjauan Umum Tentang Sumber Kebisingan
Kebisingan disebabkan oleh getaran yang berasal dari gesekan benturan atau pergerakan bagian-bagian mesin yang tidak seimbang. Kebisingan ini disebabkan oleh pergerakan udara, gas, dan cairan pada proses kerja industri, misalnya pada pipa distribusi LPG, pipa pembuangan, gas buang, pancuran, flare dan lain-lain. Sumber kebisingan rumah tangga adalah sumber kebisingan yang dihasilkan oleh peralatan rumah tangga dan tingkat kebisingan yang dihasilkan tidak berlebihan.
Kebisingan spesifik, yaitu kebisingan yang disebabkan oleh aktivitas tertentu, misalnya kebisingan. pemasangan gerbang tol pada suatu jalan atau gedung. Kebisingan internal adalah kebisingan yang berasal dari manusia, peralatan rumah tangga atau mesin konstruksi, seperti radio, televisi, dan lain-lain. Kebisingan luar, yaitu kebisingan kendaraan darat, laut atau udara, lalu lintas, industri, peralatan mekanik pada gedung, lokasi konstruksi, perbaikan jalan, kegiatan olah raga dan kebisingan lainnya yang terjadi di dalam ruangan atau di dalam gedung.
Perambatan sumber kebisingan ini berbentuk bola konsentris yang berpusat pada sumber kebisingan dan merambat dengan kecepatan suara 360 m/s. Sumber garis tersebut berasal dari sumber kebisingan yang bergerak dan merambat melalui udara berbentuk silinder konsentris dengan kecepatan 360 m/s.
Tinjauan Umum Tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan
Tinjauan Umum Tentang Dampak Kebisingan
Menurut Endrianto (2023), kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, mengganggu pendengaran, dan merusak pekerjaan sampai batas tertentu. Perubahan sementara yang disebut juga kelelahan pendengaran adalah kerusakan yang dapat pulih kembali setelah lama jauh dari kebisingan, semakin lama paparan maka semakin lama pula masa pemulihannya. Paparan kebisingan yang berlebihan dapat merusak telinga bagian dalam sehingga Anda tidak dapat lagi mendengar suara berfrekuensi tinggi.
Nasution (2019) menjelaskan secara rinci berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikis, gangguan komunikasi dan ketulian yang dapat disebabkan oleh kebisingan. Pasalnya, kebisingan dapat memengaruhi reseptor vestibular di telinga bagian dalam sehingga dapat menyebabkan pusing dan vertigo. Suara yang sangat keras dapat memberikan kesan berjalan di angkasa atau melayang sehingga dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa vertigo (vertigo) atau mual.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haris Prasetyo dkk (2022) yang menemukan dampak kesehatan yang timbul akibat paparan kebisingan yang terjadi pada pekerja di area Limestone Crusher PT Semen Padang terdiri dari gangguan komunikasi, gangguan psikis dan pendengaran. masalah. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pengawasan penggunaan APD pada pekerja di area Lime Crusher, memberikan penghargaan kepada pekerja yang telah mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.
Tinjauan Umum Tentang Pengendalian Kebisingan
Aktivitas pengendalian risiko di tempat kerja harus menjelaskan model mana yang akan digunakan untuk mengatasi paparan risiko dan bagaimana hal tersebut akan dipantau dan ditegakkan. Eliminasi adalah suatu proses menghilangkan bahaya dari sumbernya, termasuk mengubah teknik kerja alat-alat yang dapat menimbulkan bahaya. Widiawan (2022) menjelaskan model penanggulangan ini merupakan metode yang paling efisien untuk menghilangkan risiko.
Substitusi adalah upaya penggantian bahan, alat atau cara kerja dengan bahan pengganti lain yang tingkat bahayanya lebih rendah guna mengurangi kemungkinan timbulnya dampak yang serius. Eliminasi dan substitusi merupakan tindakan penanggulangan yang paling efektif untuk mengurangi bahaya, namun hal ini juga cenderung lebih sulit diterapkan dalam proses yang ada. Rekayasa adalah perubahan desain peralatan di tempat kerja agar lebih aman dan mengurangi risiko paparan bahaya.
Fase ini lebih efisien dalam mengendalikan paparan pekerja di tempat kerja dibandingkan dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), namun dalam jangka waktu yang lebih lama, biaya operasional menjadi lebih rendah dan biasanya dapat menghemat biaya di area lain. Penanggulangan administratif adalah pengendalian terhadap orang yang akan melakukan pekerjaan, cara kerja yang akan dilakukan, dan cara kerja yang diharapkan dipatuhi oleh orang atau pekerja agar dapat menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan.
METODE PRAKTIKUM
- Metode Praktikum
- Lokasi dan Waktu Praktikum
- Instrumen Praktikum
- Prinsip Kerja
- Prosedur Kerja
Sound level meter type 4077790 merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan di area parkir Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Hasil intensitas kebisingan dihitung pada setiap titik selama 10 detik, kemudian angka-angka yang ditampilkan pada layar monitor dicatat. Dari hasil pengukuran intensitas kebisingan secara terus menerus diperoleh intensitas kebisingan maksimum pada jarak I titik 8 sebesar 98,6 dBA.
Intensitas kebisingan yang melebihi NAB di tempat kerja dapat menimbulkan beberapa dampak negatif bagi pekerja. Intensitas kebisingan yang tinggi berdampak langsung pada kesehatan seseorang bahkan dapat merusak indra pendengaran secara langsung. Pengukuran intensitas kebisingan di area parkir Sekolah Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin menggunakan Sound Level Meter Type 407790.
Pengukuran intensitas kebisingan di halaman parkir Sekolah Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Berdasarkan pengukuran diperoleh nilai rata-rata intensitas suara sebesar 88,4 dB, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut lebih tinggi dari nilai ambang batas (NAB) yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan nomor 5 tahun 2018 yaitu 85 dB dengan waktu pemaparan. dari 8 jam per hari. Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Tingkat Stres Kerja Pada Pekerja Bengkel Sepeda Motor Dan Dealer Dwijati Motor Denpasar, Jurnal Medika 8.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Praktikum
Kawasan ini sangat strategis untuk dijadikan tempat praktik kebisingan, karena di kawasan ini terdapat alat-alat yang menimbulkan kebisingan dengan intensitas yang cukup tinggi yaitu alat gerinda.
Hasil
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil pengukuran intensitas kebisingan yang berbeda-beda yang dilakukan di 8 titik untuk 3 perlakuan pada jarak 1, 2 dan 3 meter dari sumber kebisingan bagi pekerja di area parkir Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Hasil pengukuran kebisingan tertinggi terdapat pada jarak I titik 8 sebesar 98,6 dBA, dan terendah pada jarak III titik 4 dan 6 sebesar 71,7 dBA.
Pembahasan
Selain itu, berdasarkan observasi kondisi di tempat kerja, tidak ditemukan satu pun pekerja baik pekerja yang memegang atau menggunakan alat maupun pekerja lain yang berada disekitarnya, menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa penutup telinga atau pelindung pendengaran. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari dkk (2021) yang menemukan bahwa sekitar 17 orang (81,0%) pekerja yang intensitas kebisingannya tidak memenuhi syarat (>85dB) mengalami gangguan psikologis. Setelah itu, sebanyak 15 orang (71,4%) pekerja yang intensitas kebisingannya tidak memenuhi syarat mengalami gangguan pendengaran.
Pengaruh Jarak Terhadap Tingkat Kebisingan Yang Bersumber Dari Suara Mesin Kendaraan (Studi Kasus Di Jalan Suprapto Kota Bengkulu). Analisis tingkat kebisingan lalu lintas jalan raya ditinjau dari baku mutu kebisingan yang diperbolehkan. Analisis Hubungan Kebisingan Dengan Keluhan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Bagian Pemintalan, Tenun Dan Pencelupan PT.
Hubungan paparan kebisingan dengan stres pada pekerja bagian tenun di PC GKBI Medari Sleman Yogyakarta. Analisis ergonomis fisik lingkungan kerja berdasarkan suhu, pencahayaan dan tingkat kebisingan mesin Studi kasus PTPN VIII Dayeuhmanggung.
PENUTUP
Kesimpulan
Pertama, ada tombol power yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan perangkat, kaca depan berfungsi untuk menjernihkan suara yang masuk melalui mikrofon. Alat musik ini akan menerima suara melalui microphone yang kemudian energinya akan diubah menjadi energi listrik, dan.
Saran
Penerapan Metode Hirarc untuk Menganalisis Risiko Bahaya dan Upaya Pengendalian Kecelakaan Kerja di Area PT Crusher dan Belt Conveyor. Pengaruh tingkat kebisingan dan senioritas di tempat kerja terhadap Sal, Eli dan persentase indeks gangguan pendengaran dalam diagnosis dan pencegahan gangguan pendengaran pada populasi pekerja. Upaya pengurangan risiko kecelakaan kerja dengan menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment, Risk Control (HIRARC) di PT.
Sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai upaya prediksi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).