• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM KOMPETISI KAMPUS MERDEKA 2023 PRAKTOK PENGELOLAAN KELAS INKLUSIF DAN TOLERAN

N/A
N/A
5043@ FIKRIYA KAMILA

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM KOMPETISI KAMPUS MERDEKA 2023 PRAKTOK PENGELOLAAN KELAS INKLUSIF DAN TOLERAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KOMPETISI KAMPUS MERDEKA 2023

PRAKTOK PENGELOLAAN KELAS INKLUSIF DAN TOLERAN

Disusun Oleh : Fikriya Kamila 2100005043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN TAHUN 2023/2024

(2)

2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir yang berjudul “PROGRAM KOMPETISI KAMPUS MERDEKA 2023, PRAKTIK PENGELOLAAN KELAS INKLUSIF DAN TOLERAN”.

Laporan akhir ini disusun guna memenuhi syarat dalam menyelesaikan program praktik pengelolaan kelas inklusif dan toleran pada Universitas Ahmad Dahlan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana penerapan praktik pengelolaan kelas inklusif dan toleran dilaksanakan. Dalam Menyusun laporan akhir ini, penulis tidak lepas dari beberapa pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak Kemendikbudristek, melalui program kompetisi kampus mengajar 2023 dan Universitas Ahmad Dahlan yang telah mendanai program praktik pengelolaan kelas inklusif dan toleran. Selain itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak sekolah, yaitu kepada Ibu Dyah Rahmawati, S.Pd. selaku PLH di SD Negeri Giwangan yang telah memberikan izin pada program ini agar terlaksana pada sekolah tersebut. Selanjutnya, kepada Ibu Nur Alifah, S.Pd. selaku stakeholder antara Universitas Ahmad Dahlan dengan SD Negeri Giwangan. Tidak lupa, penulis ucapkan kepada Ibu Isnaini Maqhfirotulillah, S.Pd, Ibu Siti Isnaini, S.Pd., dan Ibu Isnaini Nurjanati Ramadani, S.Pd. selaku guru pamong yang telah bersedia membimbing serta memberikan arahan kepada penulis mengenai pendampingan di kelas inklusif. Ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada Ibu Dr. Ika Maryani. M. Pd.

selaku dosen pembimbing lapangan pada program ini, yang dimana telah membimbing kegiatan sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Yogyakarta, 11 November 2023

Penulis

(3)

3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI... 3

BAB I ... 4

PENDAHULUAN ... 4

A. Latar Belakang ... 4

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

BAB II ... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 6

A. Kegiatan Pra Pembelajaran Saat Pendampingan Kelas Inklusi ... 7

B. Kegiatan Saat Pembelajaran Pendampingan Kelas Inklusi ... 8

C. Kegiatan Pasca Pembelajaran Pendampingan Kelas Inklusi ... 12

BAB III ... 13

REFLEKSI KEGIATAN... 13

BAB IV ... 15

KESIMPULAN ... 15

A. Kesimpulan ... 15

B. Saran ... 15

BAB V ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 17

LAMPIRAN... 21

A. Dokumentasi Kegiatan ... 21

B. Catatan Anekdot ... 22

C. Dokumentasi lain ... 24

(4)

4 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inklusi dalam istilah pendidikan merupakan menyatukan anak-anak berkebutuhan ditempatkan bersama dalam lingkungan pendidikan regular, tanpa memandang perbedaan kemampuan atau kebutuhan. Sejalan dengan pendapat Ferguson (Danforth & Jones, 2015) menyatakan bahwa inklusi merupakan sebuah penyatuan pendidikan umum dan khusus yang menyatukan semua anak untuk berpartisipasi penuh dan memandang keberagaman serta menjamin pendidikan yang bermakna, pembelajaran yang efektif dan dukungan untuk siswa. Inklusi juga diartikan sebagai penerimaan anak-anak berkebutuhan khusus kedalam kurikuum, lingkungan, interaksi sosial dan konsep diri sekolah, sehingga anak-anak berkebutuhan khusus dapat terlibat langsung dalam kehidupan sekolah yang menyeluruh (Nasution, 2013, p.

10).

Pendidikan inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua anak belajar bersama-sama di sekolah umum dengan memperhatikan keragaman dan kebutuhan individual, sehingga potensi anak dapat berkembang secara optimal ( Indianto., 2013, p. 3). Pendidikan inklusi merupakan sebuah pendekatan yang berupaya menstransfigurasi pola pendidikan yang mana menghilangkan kendala-kendala yang bisa menghambat peserta didik berperan dalam pendidikan. Pendidikan inklusi merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak normal pada umumnya untuk belajar bersama-sama dalam satu kelas (Marthan,2017). Lingkungan sekolah inklusi sangat mendukung anak berkebutuhan khusus, mereka dapat belajar dari interaksi spontan dengan teman sebayanya terutama aspek social dan emosional.

Dengan adanya pendidikan inklusi dapat memberikan peluang kepada seseorang dengan kemampuan dan latar belakang yang berbeda agar dapat berhasil ketika bersekolah.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan dengan karakteristik khusus yang membedakannya dengan anak normal pada umumnya dan memerlukan pendidikan khusus sesuai dengan jenis kelainannya (hidayat fahrul, 2023, p. 3). Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang mempunyai keterbatasan

(5)

5

dalam satu atau memiliki keterampilan, baik secara fisik seperti tunanetra, tunarungu maupun yang bersifat psikis seperti autism dan ADHD (Utari et al., 2023, p. 2). Setiap anak mempunyai latar belakang kehidupan dan perkembangan yang unik, maka tidak menutup kemungkinan setiap anak mempunyai kebutuhan khusus dan hambatan belajar yang berbeda-beda, oleh karena itu diperlukan pendampingan terhadap anak berkebutuhan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak.

Pendampingan kelas untuk anak berkebutuhan khusus(ABK) menjadi suatu kebutuhan esensial dalam rangka memberikan dukungan dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan individual masing-masing anak. Dalam lingkungan pendidikan iklusif,dimana anak-anak berkebutuhan khusus diajak untuk belajar bersama teman sebaya mereka yang tidak memiliki berkebutuhan khusus, peran pendamping kelas menjadi semakin penting. Dengan adanya pendampingan kelas bagi anak abk dapat mengembangkan potensi mereka secara penuh, mencapai prestasi akademis

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana kegiatan pra pembelajaran/ pendampingan kelas inklusif pada SD Negeri Giwangan dapat dilaksanakan?

2. Bagaimana kegiatan saat pembelajaran/pendampingan kelas inklusif pada SD Negeri Giwangan dapat dilaksanakan?

3. Bagaimana kegiatan pasca pembelajaran/pendampingan kelas inklusif pada SD Negeri Giwangan dapat dilaksanakan?

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penulis dapat memberitahukan tujuan observasi sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kegiatan pra pembelajaran /pendampingan kelas inklusif pada SD Negeri Giwangan

2. Untuk mengetahui kegiatan saat pembelajaran/ pendampingan kelas inklusif pada SD Negeri Giwangan

3. Untuk mengetahui kegiatan pasca pembelajaran/pendampingan kelas inklusif pada SD Negeri Giwangan.

(6)

6 BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Gendro Salim ( 2014) pendampingan adalah sebuah aktivitas bimbingan dari seseorang yang sudah sangat menguasai hal-hal tertentu dan membagikan ilmunya kepada orang yang membutuhkan. Pendamping kelas adalah individu yang memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa dengan kebutuhan khusus (ABK) selama proses pembelajaran dikelas.

Pendampingan kelas bekerja sama dengan guru kelas dan tim pendidikan untuk memastikan bahwa anak ABK dapat mengakses pendidikan dengan sukses dan meraih potensi maksimal mereka. Pendamping kelas dapat berasal dari berbagai latar belakang, termasuk asisten khusus, para pendidik atau sukarelawan yang telah mendapatkan pelatihan khusus. Dalam banyak konteks, pendamping kelas sering disebut sebagai pendamping inklusif, karena peran mereka sangat terkait dengan menciptakan lingkungan inklusif di dalam kelas dan sekolah.

Pendamping kelas tidak hanya mendukung perkembangan akademis anak ABK, tetapi juga membantu mereka dalam pengembangan keterampilan social, kemandiraan, dan keberhasilan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut (Wiryasaputra, 2006) terdapat tujuan pendampingan kelas inklusi sebagai berikut:

a. Berubah menuju pertumbuhan

Dalam pendampingan , pendampingan secara berkesinambungan memfasilitasi anak berkebutuhan khusus (ABK) yang didampingi menjadi agen perubahan bagi dirinya dan lingkungannya.

b. Mencapai pemahaman diri secara penuh dan utuh

Sebuah perubahan untuk pertumbuhan secara penuh dan utuh adalah mengalami pengalamannya secara penuh dan utuh. Antara lain anak berkebutuhan khusus tersebut dapat memahami kelebihan dan kelemahan yang ada pada dalam dirinya.

c. Bertingkah laku yang lebih baik

Pendampingan dikelas inklusi dipakai sebagai media untuk menciptakan dan berlatih perilaku baru yang lebih baik. Melalui pendampingan kelas inklusi anak berkebutuhan khusus dapat mengekspresikan perasaan, keinginan , kreatifitas dan aspirasinya dengan spontan.

(7)

7

A. Kegiatan Pra Pembelajaran Saat Pendampingan Kelas Inklusi

Pra-pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran itu dimulai. Kegiatan pra- pembelajaran merujuk pada serangkaian persiapan, perencanaan dan aktivitas yang dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai. Pentingnya kegiatan pra-pembelajaran adalah untuk memastikan bahwa semua elemen yang diperlukan untuk suksesnya pembelajaran telah disampaikan bahwa guru serta siswa siap untuk mengambil bagian dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini mencakup perencanaan pembelajaran, identifikasi dan analisis kebutuhan siswa.

Boderline Personality Disorder merupakan gangguan ketidakstabilan emosi yang mampu merusak citra diri bagi penderita. Gangguan ini datang tidak menentu dan tanpa alasan yang jelas, dan menyebabkan difungsi kepribadian sehingga menyebar kepada masalah- masalah lain seperti, serangan panik, depresi dan bahkan bisa menyakiti diri sendiri (H. A. P.

Wulandari, 2019, p. 5). Anak dengan berkebutuhan khusus borderline dapat mengalami perubahan suasana hati yang cepat dan intens, seringkali dipicu oleh peristiwa kecil.

Adapun karakteristik anak dengan berkebutuhan khusus borderline yaitu:

a. Perubahan mood atau suasana hati yang ceopat, dari sangat bahagia menjadi gampang tersinggung dan gelisah tidak menentu.

b. Mudah frustasi atau menghindari tugas-tugas sekolah yang cukup sulit baginya.

c. Daya tangkap terhadap pelajaran lamban

d. Dalam menyelesaikan tugas akademiknya sering terlambat dari teman-teman seusianya.

Kegiatan Pra Pembelajaran/ Pendampingan Kelas Inklusi di SD N Giwangan diawali dengan perkenalan dan penjelasan pendampingan yang akan dilakukan oleh peneliti dan meminta kerja sama dengan GPK (Guru Pendamping Khusus) mengenai pendampingan kelas inklusi. Dengan adanya kerjasama antara GPK dan mahasiswa PPL dapat membangun komunikasi dan kepercayaan juga dapat membimbing mahasiwa bagaimana mengelola kelas inklusi dengan baik. Selanjutnya mahasiswa diarahkan untuk mendampingi anak berkebutuhan khsusu (ABK) sesuai pembagian. Peneliti melakukan pendampingan kepada anak borderline (N) yang mana anak tersebut mengalami gangguan emosional yang cukup berat dan keterlambatan membaca dan menulis. Sesuai dengan arahan GPK perlu untuk melakukan pendekatan kepada anak yang didampingi, maka dari itu di minggu pertama penulis berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus yang ada di kelas VB. Dikarenakan minggu pertama di SD N Giwangan melaksanakan UTS maka penulis diminta untuk mendampingi anak ABK yang ada di kelas VB dengan jumlah 7 anak berkebutuhan khusus yang berbagai

(8)

8

jenis. Kegiatan pendampingan yang dilakukan peneliti seperti membacakan soal UTS dikarenakan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang mengalami kesulitan membaca dan menulis. Peneliti juga menjelaskan dan menerangkan maksud soal yang menurut mereka sulit.

Penulis juga melakukan pendekatan kepada anak berkebutuhan khusus yang ada di kelas VB, penulis mengajak anak ABK untuk bercerita kegiatan yang mereka lakukan setelah pulang sekolah, bertanya tentang kabar, hobi dan cita-cita.

Pada minggu ke dua pendampingan kelas inklusi yang dilakukan oleh peneliti yaitu memfokuskan kepada salah satu anak dengan gangguan borderline (N). Menurut hasil wawancara dengan salah satu GPK di SD N Giwangan yaitu Ibu Isna Maqhfirotulillah bahwa kendala ananda N adalah kesulitan saat membaca cerita berbentuk paragraph dan menulis, anak tersebut juga tidak bisa mengontrol emosi dengan baik. Faktor yang mempengaruhi yaitu kurangnya pendampingan orang tua saat belajar dirumah dan kurangnya perhatian orang tua terkait kondisi belajarnya. Hasil observasi menyebutkan bahwa selama peneliti mendampingi ananda N di kelas saat pelajaran, ketika disuruh membaca anak tersebut tidak mau membaca dan ia menganggap dirinya tidak bisa , ketika disuruh mengerjakan soal dari guru ia tidak mau dan selalu berkata malas tidak bisa. Peneliti juga mendapati bahwa ananda (N) ketika dipaksa untuk belajar tidak dengan keinginannya sendiri ia akan tantrum, hal itu sependapat dengan hasil penelitian (S. Fitri, 2023) seringkali memperlihatkan sikap penolakan yang berlebih.

Ketakutan akan terjadi penolakan membuat individu mengalami konflik interpersonal di dalam hidupnya.

B. Kegiatan Saat Pembelajaran Pendampingan Kelas Inklusi

Kegiatan saat pembelajaran dalam pendampingan kelas inklusif adalah aktivitas yang dilakukan oleh pendamping kelas untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendampingan kelas dapat berperan dalam memberikan dukungan tambahan kepada siswa, memberikan bimbingan dan menjelaskan materi secara mendalam. Hal itu sependapat dengan penelitian (Amalia Yunia Rahmawati, 2020) merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara interaktif , inspiratif , menyenangkan, menantang dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dan memberi ruang untuk berkreativitas, kemandirian sesuai bakat minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Mendampingi anak dengan gangguan kepribadian borderline (BPD) memerlukan pendekatan yang sangat terkoordinasi dan responsive. Menurut (Mumpuniarti, 2007) memaparkan bahwa pendekatan pembelajaran yang baik bagi anak hambatan mental dan emosi cenderung menggunakan pendekatan modifikasi tingkah laku karena perilaku belajar mereka harus dapat diamati dan terukur. Pendekatan modifikasi perilaku perlu diterapkan karena dapat

(9)

9

menurunkan kecemasan dan emosi yang sulit dikendalikan (Wahyuningsih & Daengsari, 2020, p. 11).

Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa untuk mencapai tujuan.

Tentunya tujuan yang dicapai dalam proses pembelajaran akan bergantung pada tingkat keberhasilan pembelajaran (Yuwanita et al., 2020, p. 3). Berdasarkan hasil pendampingan terhadap anak borderline (N) bahwa metode yang cocok untuk diterapkan saat pembelajaran yaitu metode drill atau metode mengulang. Menurut (Fitri, 2018) memaparkan bahwa metode drill adalah latihan yang berulang-ulang secara terus menerus akan mendapatkan keterampilan praktis dan ketangkasan tentang pengetahuan yang dipelajari. Tujuan penggunaan metode drill dalam pembelajaran untuk anak borderline yaitu (1) untuk mengembangkan keterampilan intelektual seperti membaca, menulis, perkalian, pembagian danpenjumlahan, (2) pengetahuan peserta didik akan bertambah dari berbagai segi dan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mendalam (Haryati, 2017, p. 4). Kelebihan penerapan metode drill adalah dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, menghafal huruf, membuat dan menggunakan alat, dapat memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian , penjumlahan, pembagian dan simbol, dapat membuat kebiasaan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan (Neli Kismiati et al., 2021, p. 5).

Pada saat kegiatan observasi penelitian sesi pendampingan kelas terhadap ananda (N) mengalami kesulitan dalam membaca , menulis dan berhitung susun. Dengan adanya permasalahan tersebut peneliti menerapkan metode drill dan juga model pembelajaran pull out untuk membantu melancarkan membaca, menulis dan meningkatkan pemahaman terhadap berhitung susun. Model pull out merupakan model pembelajaran yang diimplementasikan dengan cara bahwa pada waktu-waktu tertentu anak berkebutuhan khusus dikelompokkan sendiri, tetapi masih dalam satu kelas regular dengan pendampingan khusus, selian itu anak berkebutuhan khusus ditempatkan di kelas atau ruangan terpisah dimana mereka mendapatkan layanan khusus dengan menggunakan materi, strategi, metode dan media yang sesuai dengan kebutuhannya (Qomarudin et al., 2021, p. 10). Menurut (Zara’ & Jatiningsih, 2021) memaparkan bahwa model pull out terbukti dapat meningkatkan minat belajar anak berkebutuhan khusus (ABK) di kelas regular. Hasil yang diperoleh saat pendampingan terhadap ananda (N) ketika melaksanakan pull out yaitu anak tersebut diajak di tempat khusus seperti di ruang inklusi atau di perpustakaan agar ia belajar dengan fokus. Ketika pull out memerlukan bahan ajar, media pembelajaran juga soal (LKPD) untuk mengetahui kemampuan anak tersebut.

(10)

10

Pendampingan yang dilakukan oleh peneliti pada minggu ketiga memuat hasil pelaksanaan pull out pertama terkait membaca menggunakan sumber bacaan buku pop up dinosaurus dikarenakan ananda (N) menyukai bacaan yang terdapat gambar animasi didalamnya. Untuk mengetahui kemampuannya peneliti menanyakan beberapa pertanyaan terkait apa yang telah dibaca dan apa saja yang menarik dari buku tersebut. Pelaksanaan pull out kedua peneliti menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai bahan acuan.

Menurut (Effendi et al., 2021) LKPD merupakan pedoman siswa yang digunakan untuk mengembangkan aspek pembelajaran serta membantu mengembangkan aspek kognitif, pedoman untuk menyelidiki atau memecahkan masalah sesuai dengan indikator prestasi belajar yang harus dicapai. Sesuai dengan pendapat ahli tersebut peneliti memberikan LKPD kepada anak borderline (N) berbeda dengan anak pada umumnya, serta untuk level pemahamannya berbeda. Peneliti memberikan LKPD berupa soal menjodohkan, isian singkat terkait soal cerita agar mengembangkan potensi siswa untuk menulis, dan pertambahan susun.

Dalam upaya untuk mendukung berlangsungnya pull out perlu adanya media pembelajaran. Menurut (Nurul Audie, 2019) media pembelajaran adalah sebuah alat bantu guru dalam pembelajaran untuk memudahkan pendidik menyampaikan informasi kepada peserta didik ketika dalam proses kegiatan mengajar. Disamping penggunaan media pembelajaran dapat memudahkan proses belajar mengajar juga terdapat manfaat penggunaan media pembelajaran yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran dan juga dapat memberikan motivasi dan minat belajar dari rasa ingin tahu siswa sehingga siswa mampu meningkatkan daya pikir serta imajinasi (Tri et al., 2020, p. 7). Hasil pendampingan yang dilakukan oleh peneliti terhadap ananda (N) media yang digunakan yaitu flash card yang digunakan untuk membantu meningkatkan kosakata. Menurut (Febiani Musyadad et al., 2020) memaparkan bahwa flash card merupakan kartu belajar yang efektif berisi gambar, teks atau tanda symbol yang digunakan untuk membantu mengingatkan atau mengarahkan siswa pada sesuatu yang berhubungan dengan gambar, teks atau tanda simbol yang ada pada kartu, serta merangsang pikiran dan minat siswa sehingga terjadi pembelajaran.

Media flash card dapat menimbulkan kesenangan dan ketertarikan siswa dalam pelajaran karena flash card salah satu bentuk media pembelajaran berupa kartu gambar yang disukai siswa dan dapat disajikan dalam bentuk permainan (Pradana & Gerhni, 2019, p. 5).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap anak borderline ( N) terkait penggunaan media flash card ananda N sangat tertarik untuk membaca menggunakan flash card, ananda N mudah mengingat kata dan gambar yang terdapat di flash card. Ananda N dapat menyebutkan 10 lebih kartu kata seperti ra-dio, kom-puter,o-bat, se-li-mut, dom-pet, pi-sang,

(11)

11

le-ma-ri, wor-tel, ba-dut, co-klat, ga-jah. Ananda N juga dapat menyebutkan nama pekerjaan seperti guru, dokter, polisi yang ada di flash card. Berdasarkan hasil wawancara dengan ananda N , anak tersebut sangat tertarik dengan media flash card karena lebih mudah dalam belajar dan mengingat. Ananda N juga tertarik dengan kata dan kalimat yang berwarna. Menurut hasil wawancara dengan salah satu GPK di SD N Giwangan mengatakan bahwa media flash card cocok digunakan untuk meningkatkan pemahaman membaca disertai latihan yang rutin.

Selain mengalami kendala dalam membaca dan menulis ananda N juga mengalami kendala dalam berhitung, salah satunya pertambahan susun. Peneliti menerapkan media stamp game untuk membantu mempermudah saat pembelajaran. Menurut (Ratih Rahmawati, 2022) memaparkan bahwa stamp game adalah sebuah alat peraga yang dirancang untuk mengajarkan operasi hitung, termasuk penjumlahan dan stamp game digunakan untuk membantu anak dalam memahami tempat nilai. Menurut (S. Wulandari & Prasetyaningrum, 2018) menyatakan bahwa stamp game memiliki karakteristik yaitu (1) menarik, didesain dengan menyediakan angka dengan warna yang berbeda-beda sesuai tingkatan angka. Siswa dibuat ingin melihat, menyentuh, meraba dan memegang media tersebut, sehingga alat peraga ini diarahkan untuk pengembangan panca indra anak, (2) dapat mengembangkan kemampuan anak untuk belajar secara mandiri, (3) dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk meningkatkan kemampuan berhitung, termasuk penjumlahan.

Berdasarkan hasil pendampingan dengan ananda N , peneliti memberikan panduan penggunaan media stamp game yaitu : (1) guru mengenalkan stamp game terlebih dahulu kepada siswa, (2) guru membacakan soal berupa penjumlahan susun, seperti 25+15, (3) siswa menempelkan angka di dalam kotak sesuai perintah guru, (4) lalu siswa diminta menjawab soal 25+15 misalnya jawaban dari soal tersebut 45 maka siswa diminta mencari dan menempelkan pada kotak yang sudah disediakan. Peneliti juga melakukan wawancara dengan ananda N yang berupa, ananda N merasa senang ketika bisa mengerjakan soal penjumlahan bersusun menggunakan media stamp game, ananda N juga menyebutkan ia senang menempel hal ini dapat berdampak pada keberhasilan penggunaan media stamp game dan bisa digunakan untuk program jangka panjang. Dari hasil observasi saat pendampingan terkait penjumlahan bersusun menggunakan media stamp game , ananda N sudah mampu menjumlahkan susun dengan baik, ananda N sudah mengerti bagaimana cara penjumlahan bersusun dan ananda N memahami materi dengan baik terkait penjumlahan bersusun.

(12)

12

C. Kegiatan Pasca Pembelajaran Pendampingan Kelas Inklusi

Kegiatan pasca pembelajaran merupakan tindakan yang dilakukan setelah proses pembelajaran di kelas inklusif. Kegiatan pasca pembelajaran dapat berfokus pada penguatan pemahaman, penerapan pengetahuan dan pengembangan keterampilan. Kegiatan pasca pembelajaran sangat penting untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya menerima informasi tetapi juga dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan. Kegiatan pasca pembelajaran bertujuan untuk merangsang kemandirian siswa, membantu siswa menjadi pembelajar yang lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran. Mengacu pada apa yang sudah peneliti terapkan mengenai metode drill dengan model pull out hal tersebut diterapkan pada ananda N mengalami disabilitas borderline. Peneliti sudah melaksanakan pull out terhadap ananda N sebanyak 15x, ananda N menunjukkan progress yang meningkat dalam membaca, menulis dan berhitung.

Berdasarkan hasil assessmen yang dilakukan oleh peneliti mengemukakan bahwa ananda N perlu pendampingan khusus saat pembelajaran, ananda N akan belajar ketika didampingi dan diperhatika secara intens. Ananda N mengalami kemajuan yang dari menulis kata ada beberapa huruf yang hilang tetapi dengan pendampingan kelas ini ananda N beberapa kali menulis kalimat sudah ada perkembangan yang signifikan. Ananda N sudah mampu merangkai beberapa kalimat dengan benar, dalam kemampuan membaca ananda N juga mengalami perkembangan yang cukup baik, ananda N mampu membaca 2-6 halaman buku fiksi dan komik. Tentunya dengan bantuan flash card dapat meningkatkan kemampuan membaca ananda N. Media flash card dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca permulaan dan membuat siswa terlihat lebih aktif dalam pembelajaran setiap siklusnya (Kumullah et al., 2019, p. 3)

Berdasarkan hasil pendampingan terhadap ananda N dalam aspek pemahaman berhitung susun, ananda N mengalami progress yang signifikan, ananda N sekarang mampu berhitung penjumlahan susun dengan media stamp game. Ananda N, mampu memahami menyimpan penjumlahan susun , ananda N mampu menerapkan menyimpan penjumlahan susun pada LKPD. Perlu adanya pendampingan selanjutnya untuk memperoleh hasil asesmen yang maksimal. Untuk program jangka panjang pendampingan terhadap ananda N memerlukan treatmen dan media yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

(13)

13 BAB III

REFLEKSI KEGIATAN

Kegiatan praktik pengelolaan kelas inklusif dan toleran dimana peneliti ditempatkan di SD N Giwangan yang merupakan salah satu sekolah dasar yang menyelenggarakan pendidikan inklusif. Kegiatan magang praktik pengelolaan kelas inklusif dan toleran merupakan Program Kompetisi Kampus Mengajar yang di kelola oleh Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Ahmad Dahlan. Kegiatan magang ini dilaksanakan pada 14 Seotember -24 November 2023.

Kegiatan magang ini melibatkan beberapa pihak yaitu DPL,PLH, GPK (Guru Pendamping Khusus), Wali Kelas, Guru Koordinator, siswa -siswi SD N Giwangan dan semua warga SD N Giwangan. Keterlibatan mahasiswa dengan pihak sekolah memudahkan dalam penelitian terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK), meliputi latar belakang anak abk (kebiasaan, lingkup keluarga, masyarakat dan teman) dapat mempengaruhi anak tersebut, kepribadian anak berkebutuhan khusus (ABK) dan kendala dalam belajarnya.

Selama melaksanakan magang, mahasiswa mendapatkan berbagai ilmu seperti adanya modifikasi modul ajar untuk anak berkebutuhan khusus/PPI, setiap anak memiliki asesmen dimana dapat terlihat kendala belajar, gangguan emosi dan keterlambatan berbicara, lalu untuk grid soal dan materi anak berkebutuhanan khusus disesuaikan dengan kemampuan mereka dan pengalaman baru yang diperoleh selama mendampingi anak berkebutuhan khusus , seperti menenangkan anak ABK yang tantrum. Mahasiswa belajar bagaimana menjadi pendidik yang baik tanpa memandang kekurangan anak tersebut, bagaimana memberikan treatmen kepada anak berkebutuhan khusus, belajar bagaimana memberikan pendampingan saat pembelajaran kepada anak berkebutuhan khusus, serta melatih kesabaran dalam menghadapi karakteristik anak berkebutuhan khusus yang berbeda-beda.

Selain itu kegiatan magang ini menambah pengalaman nyata yang dapat dijadikan pembelajaran yang bermakna bagi mahasiswa mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pendampingan kelas inklusi. Dengan dihadapkan secara langsung permasalahan yang sering terjadi di SD N Giwangan, mahasiswa akan belajar mengenai cara mengatasi permasalahan tersebut. Mahasiswa juga memperoleh kesempatan untuk mengembangkan pendampingan dan pengelolaan kelas inklusif untuk anak ABK sehingga dapat dijadikan sebagai bekal ketika memasuki dunia kerja yaitu menjadi guru di sekolah.

Setelah melaksanakan kegiatan magang “praktik penggelolaan kelas inklusif dan toleran, maka penulis berharap untuk :

(14)

14 1. Kemendikbudristek

Untuk dapat mengadakan program-program baru bagi mahasiswa sehingga dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan tentang kegiatan akademik dan praktik yang menekankan pada aspek pendampingan kelas.

2. Universitas Ahmad Dahlan

Untuk dapat mengikutsertakan mahasiswa dalam program yang dicetuskan oleh kemendikbutristek.

3. SD N Giwangan

Dengan adanya program ini, maka dapat membantu GPK dalam pendampingan kepada anak berkebutuhan khusus.

4. Peneliti pribadi

Memberikan bekal pengalaman dalam membangun jati diri pendidik pada mahasiswa.

(15)

15 BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pendampingan kelas mendukung prinsip inklusi, dimana anak-anak berkebutuhan khusus memiliki akses yang setara terhadap pembelajaran kelas bersama dengan teman sebayanya. Melalui pendampingan, anak berkebutuhan khusus dapat menerima dukungan individual sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dengan adanya pendampingan dapat membantu menyesuaikan materi pembelajaran, memberikan bimbingan ekstra dengan menggunakan metode drill, model pull out dan media pembelajaran berupa flash card dan stamp game, untuk latihan soal menggunakan LKPD, serta mendukung keterlibatan aktif dalam proses belajar. Pendampingan kelas dapat membantu dalam manajemen perilaku anak- anak berkebutuhan khusus. Mereka dapat mengidentifikasi pemicu perilaku tertentu dan mengimplementasikan strategi yang mendukung lingkungan belajar yang positif. Pendampingan kelas untuk ABK bukan hanya tentang memberikan dukungan akademis, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung, inklusif dan memfasilitasi perkembangan seluruh potensi anak-anak berkebutuhan khusus.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa diwajibkan menjaga nama naik Universitas Ahmad Dahlan dan SD N Giwangan dengan melaksanakan seluruh rancangan kegiatan magang sesuai prosedur dan aturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab.

b. Semua program hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh agar memperoleh hasil yang memuaskan. Usahakan pegang teguh prinsip kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Dalam realisasi suatu program kelompok yang terpenting adalah kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.

c. Mahasiswa harus dapat menjaga tali silaturahmi dengan pihak sekolah ketika magang sudah selesai.

(16)

16 2. Pihak sekolah

a. Memberikan bimbingan yang lebih kepada mahasiswa karena mahasiswa masih dalam proses belajar dan masih kurang dalam hal pengalaman.

b. Menindaklanjuti program yang telah dilaksanakan dengan kegiatan yang berkesinambungan.

3. Pihak Universitas Ahmad Dahlan

a. Memberikan mahasiswa magang bekal tentang moral dan etika sehingga pada saat pelaksanaan magang dapat membawa nama baik Universitas.

(17)

17 BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S. D. (2012). Pembelajaran model games untuk meningkatkan kemampuan kosakata bahasa inggris siswa. MTs Negeri 2 Model Palembang, November.

Amalia Yunia Rahmawati. (2020). Pembelajaran. Pendidikan, July, 1–23.

Dr. Mumpuniarti, M. P. (2007). PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAGI ANAK HAMBATAN MENTAL. 235, 245.

Effendi, R., Herpratiwi, H., & Sutiarso, S. (2021). Pengembangan LKPD Matematika Berbasis Problem Based Learning di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(2), 920–929.

https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i2.846

Eviliasani, K., Hendriana, H., & Senjayawati, E. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Ditinjau Dari Kepercayaan Diri Siswa Smp Kelas Viii Di Kota Cimahi Pada Materi Bangun Datar Segi Empat. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 1(3), 333. https://doi.org/10.22460/jpmi.v1i3.p333-346

Fauzan, H. N., Francisca, L., Asrini, V. I., Fitria, I., Firdaus, A. A., & Dahlan, U. A. (2021).

Sejarah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Abk) Menuju Inklusi. PENSA : Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(3), 496–505. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pensa Febiani Musyadad, V., Supriatna, A., & Gosiah, N. (2020). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Dengan Menggunakan Media Flash Card Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Iii Sdn Kertamukti. Jurnal Tahsinia, 2(1), 85–96.

https://doi.org/10.57171/jt.v2i1.279

Fitri, D. A. A. (2018). Meningkatkan Kemampuan Menulis Dengan Metode Drill Bagi Siswa Yang Terindikasi Berkesulitan Belajar. Jurnal Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran, 6(2), 60–63. https://doi.org/10.24269/dpp.v6i2.1014

Fitri, S. (2023). DALAM PROSES PENERIMAAN DIRI ORANG DENGAN BORDERLINE PERSONALITY DISORDER DALAM PROSES PENERIMAAN DIRI ORANG DENGAN BORDERLINE PERSONALITY DISORDER.

Haryati, A. F. (2017). Penerapan Metode Drill Untuk Meningkatkan Kemampuan Bina Dri Anak Tuna Grahita Sedang Kelas Ii DiSLB. Jurnal Pendidikan Khusus, Vol 9 No 3 (2017): volume 9 nomor 3 edisi Yudisium, 1–13.

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-khusus/article/view/19916 Hasan, A. A. B., Sulasminah, D. D., Pd, M., Djoni, D., & Pd, R. M. (n.d.). Penerapan Metode

(18)

18

Drill Dalam Pembelajaran Bina Bicara Murid Tunarungu Di SLBN 1 Gowa Application Of The Drill Method In The Learning Of Speech Development Of Deaf Students At SLBN 1 Gowa. 1–15.

Henniwati, H. (2021). Efektifitas Metode Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Determinan Dan Invers Matriks Pada Siswa Kelas X Mm1 Smk Negeri 1 Kabanjahe Di Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Serunai : Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 7(1), 83–88. https://doi.org/10.37755/sjip.v7i1.424 hidayat fahrul, D. (2023). KARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Jurnal

Pendidikan Sosial Dan Humaria, 2(3), 31–41.

Jannah, M., Damri, D., & Ardisal, A. (2015). Problema Guru Pembimbing Khusus dalam Penyelenggaraan Program Pembelajaran Individual bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di SD N 14 Koto Panjang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 4(3), 201–214.

Jauhari, A. (2017). Pendidikan Inklusi Sebagai Alternatif Solusi Mengatasi Permasalahan Sosial Anak Penyandang Disabilitas. IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching, 1(1), 24–38. https://doi.org/10.21043/ji.v1i1.3099

Kumullah, R., Yulianto, A., & Ida, I. (2019). Peningkatan Membaca Permulaan Melalui Media Flash Card pada Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan, 7(2), 36–42.

https://doi.org/10.36232/pendidikan.v7i2.301

Nasution, A. (2013). Jurnal Pribadi yang Tangguh. 1979, 10–27.

Neli Kismiati, R., Muslih, M., Lya Diah Pramesti, S., Mahmudah, U., IAIN Pekalongan, P., &

Pekalongan, I. (2021). Ibtida. Jurnal Kajian Pendidikan Dasar, 55, 50–59.

www.ejournal.iainu-kebumen.ac.id

Neneng Eliana. (2020). Analisis Kemampuan Menulis Kosakata Bahasa Indonesia Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 11(1), 45–55.

https://doi.org/10.21009/jpd.v11i1.15295

Nurul Audie. (2019). Peran Media Pembelajaran Meningkatkan Hasil Belajar. Posiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 2(1), 586–595.

Pradana, P. H., & Gerhni, F. (2019). Penerapan Media Pembelajaran Flash Card untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak. Journal of Education and Instruction (JOEAI), 2(1), 25–31. https://doi.org/10.31539/joeai.v2i1.587

Qomarudin, A., Nusantara, S. S.-, & 2021, undefined. (2021). Pendidikan Inklusif di SD Fastabiqul Khairat Kota Samarinda. Ejournal.Stitpn.Ac.Id, 3(2), 121–138.

Ratih Rahmawati, F. A. (2022). Penerapan Pendekatan Konstruktivistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa. Jurnal Multidisiplin Ilmu, 1(03), 236–241.

(19)

19

Syarifah Ainun Harahap. (2022). Belajar dan Pembelajaran.

Tri, L., Swastyastu, J., Visual, M., & Pembelajaran, M. (2020). Manfaat Media Pembelajaran Dalam Pemerolehan Bahasa Kedua Anak Usia Dini. Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 52–59.

UNESCO, Dharma, D. S. A., Hermanto, H., Oktadiana, R., Wardana, A., Anggia, D., Harun, H., Pranata, A., Rudiyati, S. (Universitas N. Y., Sunardi, S., Teguh, S. I., Fathonah, D. A., Ishartiwi, I., Sukinah, S., Rochyadi, E., Rakhmat, C., Sunardi, S., Fardlillah, Q., Suryono, Y., … Presiden Republik Indonesia. (2017). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 13 tahun 2020 tentang akomodasi yang layak untuk peserta didik penyandang disabilitas. European Journal of Special Needs Education, 296(243), 1–11.

https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Salinan PP Nomor 57 Tahun 2021.pdf%0Ahttp://www.ncse.ie/uploads/1/ncse_inclusion.pdf%0Ahttps://www.sheffiel d.ac.uk/polopoly_fs/1.18989!/file/The-inclusive-learning-and-teaching-

handbook.pdf%0Ahttp://ejournal.upi.edu/inde

Utari, R. A., Erfan, M., & Karma, I. N. (2023). Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengidentifikasi Siswa Berkebutuhan Khusus. 5(4).

Wahyuningsih, L., & Daengsari, D. P. (2020). Efektivitas modifikasi kognitif perilaku untuk menurunkan kecemasan sosial pada remaja dengan Borderline Intellectual Functioning (BIF). Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 9(1), 1–16.

https://doi.org/10.30996/persona.v9i1.2782

Wulandari, H. A. P. (2019). BORDERLINE PERSONALITY DISORDER SEBAGAI UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta. Jurnal, 1–13.

Wulandari, S., & Prasetyaningrum, S. (2018). Media Stamp Game untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Slow Learner di Sekolah Dasar. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(2), 131–148. https://doi.org/10.15575/psy.v5i2.2977

Yasmita, I., Mahdum, M., & Kartikowati, R. S. (2022). Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi Untuk Siswa Berkebutuhan Khusus Di Sds Cendana Duri. Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), 10(1), 62.

https://doi.org/10.31258/jmp.10.1.p.62-76

Yuwanita, I., Dewi, H. I., & Wicaksono, D. (2020). Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Ipa. Instruksional, 1(2), 152.

https://doi.org/10.24853/instruksional.1.2.152-158

Zara’, R. H., & Jatiningsih, O. (2021). Praktik Pendidikan Karakter Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di Sd Muhammadiyah Kota Madiun. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan,

(20)

20

10(3), 713–727. https://doi.org/10.26740/kmkn.v10n3.p713-727

(21)

21 LAMPIRAN A. Dokumentasi Kegiatan

1.1 Kegiatan pendampingan anak inklusi saat UTS

1.2 Kegiatan pendampingan anak inklusi

saat UTS

1.3 Kegiatan pendampingan anak inklusi saat UTS

1.4 Kegiatan pendampingan menulis

1.5 Kegiatan pendampingan membaca menggunakan Pop Up

1.6 Kegiatan pendampingan menulis

(22)

22

1.7 Pendampingan pull out pelajaran IPS 1.8 Pendampingan pull put pelajaran IPA

1.9 Pendampingan pull out pelajaran matematika

1.10 Pendampingan membaca menggunakan flash card

B. Catatan Anekdot

2.1 hasil wawancara dengan GPK 2.2 Kegiatan harian

(23)

23

2.3 Kegiatan harian 2.4 Kegiatan harian

2.5 hasil pendampingan 2. 6 hasil pendampingan

2.7 hasil pendampingan 2.8 hasil pendampingan

(24)

24

2.9 kegiatan harian 2.10 kegiatan harian

2.11 kegiatan harian 2.12 kegiatan harian

C. Dokumentasi lain

3.1 LKPD matematika

3.2 LKPD matematika

(25)

25

3.3 LKPD matematika menjodohkan 3.3 LKPD matematika pecahan.

3.4 LKPD menulis 3.5 LKPD menempel

3.6 LKPD IPS

3.7 LKPD membaca & menulis

(26)

26

3.8 LKPD membaca & menulis 3.9 LKPD menulis biodata

3.10 Media untuk membaca

3.11 media Pop Up untuk membaca

3.12 media stamp game 3.13 media flash card

Referensi

Dokumen terkait

tertarik untuk mengkaji tentang pengelolaan pembelajaran kelas inklusi, dengan judul Pe gelolaa pembelajaran kelas inklusi di SDN Ronggo 03 Kecamatan

Pendampingan Program Transfer IPTEK Berdasarkan aktivitas program transfer pengetahuan kepada masyarakat, dilakukan aktivitas pendampingan yang bertujuan untuk

Selanjutnya tahap utama dilaksanakan pada 13 dan 14 Maret 2010 serta 3 dan 4 April 2010 dilakukan kegiatan pendampingan seafarming (pemuda dan anak-anak), membangun pemahaman

Pendidikan inklusif adalah sebuah sistem (Pratiwi, 2015) dan komitmen (Dash, 2006) untuk menempatkan siswa dengan kebutuhan khusus pada kelas reguler secara maksimal,

Pelatihan dan Pendampingan kegiatan P2M tersebut dilakukan pada bulan Juni di Desa Kerobokan Kecamatan Sawan dengan mendatangkan tim pakar dari Universitas Pendidikan Ganesha,

Kesimpulan Kampus Mengajar 6, penempatan tugas di SMP Taman Siswa memberikan dampak pada SMP Taman Siswa berupa kelas yang kotor menjadi bersih dan bisa digunakan, lingkungan yang

Untuk kegiatan bimbingan dan pendampingan siswa dalam pembuatan video lomba puisi Rayakan Merdekamu seharusnya sudah terlaksanakan dan selesai pada Sabtu, 7 Agustus 2021, namun ada

 Menjadi mitra guru dikelas VI Mapel Keagamaan materi keteladanan rasulullah dengan berkolaborasi bersama guru mapel dalam pembelajaran serta mengkondisikan kelas saat pembelajaran