• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "laporan - SIMAKIP"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

BUMD adalah perusahaan yang dibentuk oleh pemerintah daerah yang dimaksudkan untuk memiliki peran ganda yaitu melayani masyarakat (public service) sekaligus mencari keuntungan (profit). Pengendalian BUMD oleh pemerintah daerah berfungsi untuk menekan masalah keagenan agar sesuai dengan kepentingan prinsipal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance dalam meminimalkan biaya keagenan pada BUMD DKI Jakarta.

Sumber data berasal dari Laporan Keuangan 12 (dua belas) BUMD DKI Jakarta tahun 2015 sampai dengan 2017 yang telah diaudit dan dipublikasikan. Pengukuran corporate governance BUMD menggunakan proksi: Kepemilikan mayoritas pemerintah atau penyertaan modal daerah (X1), Jumlah Direksi (X2), Jumlah Komisaris (X3), Jumlah Komisaris Independen (X4), Jumlah Komisi Pemeriksa (X5) . Artinya, penggunaan nilai aset yang tinggi menunjukkan biaya keagenan yang rendah, begitu pula sebaliknya.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa Regional Equity Investment berpengaruh positif terhadap Expense Ratio, berpengaruh negatif terhadap Asset Turnover Ratio dan berpengaruh positif terhadap Return on Assets Ratio; Jumlah dewan berpengaruh negatif terhadap rasio pengeluaran dan rasio perputaran aset dan berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian; Jumlah anggota dewan berpengaruh negatif terhadap rasio perputaran aset dan tingkat pengembalian; Jumlah direktur independen berpengaruh negatif terhadap rasio perputaran aset dan rasio pengembalian; dan jumlah dewan komite audit berpengaruh positif terhadap rasio perputaran aset dan tingkat pengembalian.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Komponen tata kelola perusahaan meliputi manajemen utang, kepemilikan manajerial, konsentrasi kepemilikan, dewan direksi dan kompensasi eksekutif (Florackis, 2008). Mekanisme tata kelola perusahaan tercermin dalam struktur kepemilikan, dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit (Roy (2016) Mekanisme internal tata kelola perusahaan meliputi ukuran struktur kepemilikan, dewan direksi, dewan direksi, remunerasi direktur, komite audit dan transparansi (Jawad, 2015).

Hasil penelitian terhadap sejumlah badan usaha di China oleh Xu, Zhu dan Lin (2005) menyimpulkan bahwa kinerja Badan Usaha Milik Swasta (Swasta) lebih buruk daripada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sementara itu, hasil penelitian Choi dan Park (2019) pada perusahaan di Korea menunjukkan bahwa kepemilikan asing (investor asing) dapat menurunkan biaya keagenan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Penelitian Harry Broadman tentang model BUMN di China menunjukkan bahwa kepemilikan mayoritas oleh pemerintah (negara) terbukti dapat mengurangi biaya keagenan dan konflik kepentingan antara pemerintah dan manajemen dapat dikurangi karena pemerintah lebih mementingkan kepentingan jangka panjang. Broadman, 1999).

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • State of The Art Penelitian
  • Kebaruan Penelitian
  • Kajian Literatur
    • Tata Kelola Perusahaan
    • Teori Agensi
  • Roadmap Penelitian

The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mendefinisikan tata kelola perusahaan sebagai berikut: “Tata kelola perusahaan adalah sistem di mana perusahaan bisnis diarahkan dan dikendalikan. Sesuai dengan definisi di atas, menurut OECD corporate governance adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis suatu perusahaan. Tata kelola perusahaan mengatur pembagian tugas, hak, dan kewajiban mereka yang berkepentingan dengan kehidupan perusahaan, termasuk pemegang saham, Direksi, manajer, dan semua anggota pemangku kepentingan non-pemegang saham.

John Aldrige (2005), The Australian Stock Exchange (ASX) mendefinisikan “corporate governance” sebagai berikut: “Corporate governance adalah sistem dimana perusahaan diatur dan dikelola. Konsisten dengan definisi di atas, ASX mendefinisikan Corporate Governance sebagai suatu sistem yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola kegiatan bisnis.Menurut Sutedi (2011), tata kelola perusahaan dapat didefinisikan sebagai “seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajemen (manajer) perusahaan, kreditur, pemerintah, karyawan dan pihak internal dan eksternal lainnya. pemangku kepentingan mengenai hak dan kewajibannya atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham (principals) dan manajer perusahaan, kreditur, pemerintah, karyawan dan pemangku kepentingan internal dan eksternal lainnya (agen) mengenai hak dan kewajiban mereka, atau dengan pihak lain. kata, sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk mencapai kinerja bisnis yang optimal. Dalam model ini diasumsikan bahwa keadaan corporate governance suatu perusahaan akan tercermin dengan baik dalam bentuk sentimen pasar.

METODE PENELITIAN

  • Alur Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Metode Penelitian
  • Desain Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Instrumen Pengumpulan Data
  • Indikator Capaian Hasil Penelitian
  • Fishbone Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Provinsi DKI Jakarta karena terdapat 12 (dua belas) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta yang berpusat di Provinsi DKI Jakarta. Mengacu pada penelitian Reddy dan Lock (2014), analisis biaya keagenan dalam penelitian ini menggunakan tiga pendekatan alternatif. Dalam hal ini, rasio biaya yang tinggi berarti biaya agensi yang tinggi dan sebaliknya.

Model ketiga (Model C) menggunakan rasio return on assets (ROA) sebagai proksi biaya keagenan, yaitu laba setelah pajak dibagi total aset. Nilai ROA yang tinggi menandakan manajer berkinerja baik, begitu pula sebaliknya (Reddy & Locke, 2014). Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan pengertian yang mendasar antara populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari: objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian menarik kesimpulan. Dokumen yang dapat digunakan antara lain laporan keuangan perusahaan, artikel ilmiah, jurnal ilmiah, kajian literatur, hasil diseminasi ilmiah (focus group discussion), Renstra BP BUD DKI Jakarta dan dokumen pendukung lainnya yang relevan dengan topik penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Wilayah Penelitian

Jamkrida Jakarta: Jalan Abdul Muis No.66, RT.4/RW.3, Petojo Selatan, Gambir District, Central Jakarta City, Special Capital Region of Jakarta 10160. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk: Ecovention Building (Ecopark), Jalan Lodan Timur No. .7, Pademangan, North Jakarta City, Special Capital Region of Jakarta 1443. Jaya: Jalan Penjernihan II RT.10/RW.6, Pejompongan, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Karet Tengsin, Central Jakarta City, Special Capital Region of Džakarta 10210.

PAL Jaya: Jalan Sultan Agung No. 1, RT.12/RW.6, Guntur, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12980.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

  • Uji Asumsi Klasik Regresi Linear
    • Model A (Rasio Beban Operasional)
    • Model B (Rasio Total Asset Turnover)
    • Model C (Rasio Return on Asset)

0,754 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh Total Investasi Daerah (X1) secara parsial (individual) terhadap variabel rasio pengeluaran BUMD (Y1). 0,114 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh jumlah Direksi (X2) secara parsial (individual) terhadap variabel Rasio Beban BUMD (Y1). 0,111 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh Jumlah Investasi Daerah (X1) dan Jumlah Direksi (X2) secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel Rasio Pengeluaran BUMD (Y1).

0,821 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh secara parsial Total Investasi Daerah (X1) terhadap Variabel Total Asset Turnover Ratio BUMD (Y2). 0,211 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh jumlah pengurus (X2) secara parsial (individual) terhadap variabel Total Asset Turnover Ratio BUMD (Y2). 0,383 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh jumlah pengurus (X3) secara parsial (individual) terhadap variabel Rasio Perputaran Total Aset BUMD (Y2).

0,649 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh jumlah Komisaris Independen (X4) secara parsial (individual) terhadap variabel Rasio Perputaran Total Aset BUMD (Y2). 0,552 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh jumlah Dewan Komite Independen (X5) secara parsial (individual) terhadap variabel rasio perputaran total aset BUMD (Y2). 0,105 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak ada pengaruh variabel independen: Total Investasi Daerah (X1), Jumlah Direksi (X2), Jumlah Dewan Komisaris (X3), Jumlah Dewan Komisaris Independen (X4) dan Jumlah Dewan Komite Independen (X5) secara simultan (bersama-sama) dengan variabel Rasio Perputaran Total Aset BUMD (Y2).

Berdasarkan perbandingan nilai Fhitung dengan Ftabel diperoleh nilai Fhitung 1,999 < Ftabel 2,494 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh variabel independen: Total Investasi Daerah (X1), Jumlah Direksi (X2), Jumlah Dewan Komisaris (X3), Jumlah Komisaris Independen (X4) dan Jumlah Dewan Komite. Sedangkan variabel jumlah komisaris independen (X4) dan jumlah komite audit (X5) diduga berhubungan (hubungan kuat) dengan return on assets ratio BUMD (Y3) karena nilai toleransinya < 0,1 dan Nilai VIF < 10 (variabel X4 dan X5 dikecualikan). 0,974 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh parsial jumlah investasi daerah (X1) terhadap variabel ROE (Y3).

0,348 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh jumlah Direksi (X2) secara parsial (individual) terhadap variabel ROE, rasio return on assets (Y3). 0,272 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh jumlah Dewan Komisaris (X3) secara parsial (individual) terhadap variabel ROE, rasio return on assets (Y3). 0,103 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh jumlah Komisaris Independen (X4) secara parsial (individual) terhadap variabel ROE Ratio Return on Assets (Y3).

0,420 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak terdapat pengaruh jumlah komite komite independen (X5) secara parsial (individual) terhadap variabel ROE Return on Assets Ratio (Y3). 0,159 > 0,05 yang berarti Ha ditolak; tidak ada pengaruh variabel independen: total investasi daerah (X1), jumlah direksi (X2), jumlah direksi (X3), jumlah direksi independen (X4) dan jumlah dewan independen (X5 ) secara simultan (bersama-sama) pada variabel ROE Return on Assets Ratio (Y3).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Dari ciri-ciri Perumda yang diatur dalam Pasal 334 sampai dengan 338, terlihat bahwa Perumda adalah BUMD yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu daerah dan tidak terbagi atas saham. Dalam hal Perumda dimiliki oleh lebih dari satu daerah, Perumda harus mengubah bentuk hukumnya menjadi Perseroda. Jika ada industri sejenis, maka penggunaan PMD dapat dialihkan dengan satu kebijakan saja, dan hal ini tentunya sangat menghemat biaya keagenan, terutama dalam hal rasio biaya operasional, karena “ada satu kapal kecil yang dapat dimasukkan ke dalam satu kapal besar, lalu berlayar dengan satu layar dan sumber daya yang sama” (tahan).

Optimalisasi holding inilah yang mengantarkan BUMD-BUMD tersebut pada perputaran aset yang produktif dengan return on asset yang tumbuh positif setiap tahunnya. Hal ini tentunya diakomodir dengan Perda (Peraturan Daerah) yang komprehensif dan mengatur efisiensi modal yang akan dimasukkan tadi. Dalam hal memilih agen di BUMD, dalam hal ini adalah anggota Direksi, Komisaris, Komisaris Independen dan Komite Audit.

Sehingga kemampuan komunikasi yang baik dan efektif harus mutlak dimiliki oleh para agen tersebut tentunya. Namun tugas ini tidak dilakukan sendiri, kemampuan agen untuk melakukannya dengan tim merupakan skill yang dimilikinya.

LUARAN YANG DICAPAI

RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

Agency Costs, Corporate Governance and Ownership Concentration: The Case of Agro-Industrial Companies in Indonesia, Asian Social Sciences; Full. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure, Journal of Financial Economics. Agency costs, ownership structure and corporate governance mechanisms in Ghana, International Journal of Accounting, Auditing and Performance Evaluation, vol 14, no.

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per-01/Mbu/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada Badan Usaha Milik Negara.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini komposisi dewan komisaris independen diukur menggunakan persentase jumlah dewan komisaris independen terhadap jumlah total komisaris yang ada

Dewan komisaris independen mampu memperkuat dalam memoderasi total asset turnover, debt to equity ratio dan dapat memperlemah return on equity, dividen payout ratio dan

Pada tabel 3 terlihat bahwa ada 5 variabel independen yaitu dewan dewan komisaris yang memiliki kemampuan akuntansi atau bisnis (KEMPDK), ukuran dewan komisaris (UD), jumlah

Hipotesis pertama menunjukkan bahwa Kepemilikan publik, Ukuran perusahaan, Profitabilitas, jumlah anggota dewan komisaris, proporsi komisaris independen, jumlah anggota

Hipotesis pertama menunjukkanbahwaKepemilikan publik, Ukuran perusahaan, Profitabilitas, jumlah anggota dewan komisaris, proporsi komisaris independen, jumlah anggota

Penelitian ini menggunakan variabel corporate governance yang meliputi jumlah anggota dewan komisaris, proporsi komisaris independen, latar belakang pendidikan komisaris

Variabel independen dalam penelitian ini adalah komisaris independen yang dilihat dengan membandingkan jumlah komisaris independen dengan jumlah dewan komisaris,

Jumlah komisaris independen Jumlah komisaris independen diukur dengan jumlah komisaris independen dibagi total jumlah dewan komisaris dan direksi Samaha dan Dahawy, 2010 Kepemilikan