• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN STUDI KASUS (UNIVERSITAS SEBELAS MARET)

N/A
N/A
Farrel Argya Hafizh

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN STUDI KASUS (UNIVERSITAS SEBELAS MARET)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN STUDI KASUS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling yang Diampu Oleh Dr. Naharus Surur, M.Pd.

Oleh :

Hasnaa ‘Aliyah Devi K3222022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2023

(2)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini dengan baik. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak dapat menyelesaikan laporan studi kasus sebagai tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan studi kasus ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar laporan studi kasus ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ini khususnya kepada Bapak Dr. Naharus Surur, M.Pd.

selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling.

Apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan studi kasus ini, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga laporan studi kasus ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Surakarta, 08 Juni 2023 Penulis

Hasnaa ‘Aliyah Devi

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I Pendahuluan 4

A. Latar Belakang 4

B. Tujuan 5

C. Manfaat 5

D. Ruang Lingkup 5

BAB II Pelaksanaan 6

A. Studi Kasus 6

B. Kendala, Hambatan, dan Solusi 13

BAB III Penutup 15

A. Kesimpulan 15

B. Saran 15

Daftar Pustaka 17

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam rangka pembangunan suatu bangsa. Dalam pendidikan terkandung berbagai macam aspek, salah satu diantaranya yaitu proses belajar mengajar yang menjadi ujung tombak dimana peserta didik mendapatkan ilmu dan pemahaman tentang berbagai macam pengetahuan. Proses belajar mengajar ini memiliki unsur utama yakni guru dan peserta didik. Guru adalah seorang yang bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran, sedangkan peserta didik adalah individu yang berhak mendapatkan materi pelajaran dengan berbagai macam penjelasannya.

Pada perkembangannya, tugas guru kini semakin kompleks. Guru yang hanya bisa menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik hanya akan menjadi seorang guru yang terlalu kaku terhadap peserta didiknya. Hal tersebut cukup untuk menggambarkan bahwa tugas guru bukanlah hanya untuk menyampaikan segudang materi dengan teori-teori konsep yang begitu rumit. Tetapi guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan bimbingan serta konseling kepada peserta didik untuk membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh peserta didik sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran dan perkembangan peserta didik.

Permasalahan peserta didik seringkali tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik. Hal tersebut disebabkan karena sumber-sumber permasalahan peserta didik juga disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah.

Dalam hal ini permasalahan yang dihadapi peserta didik tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sebab dapat mengganggu proses pembelajaran dan perkembangan peserta didik. Melihat begitu kompleksnya tugas seorang guru serta pentingnya bimbingan dan konseling bagi peserta didik di sekolah, maka laporan ini bermaksud untuk membahas lebih lanjut tentang studi kasus permasalahan belajar pada peserta didik.

(5)

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan studi kasus ini adalah :

1. Membahas studi kasus mengenai permasalahan belajar pada peserta didik.

2. Mengetahui berbagai kendala, hambatan, dan solusi dalam pelaksanaan studi kasus.

C. Manfaat

1. Manfaat bagi penulis

a) Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.

b) Sebagai bahan acuan untuk studi kasus selanjutnya.

2. Manfaat bagi pembaca

a) Mengetahui, memahami, dan mengimplementasikan teori, konsep, dan langkah-langkah dalam studi kasus.

b) Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.

D. Ruang Lingkup

Dalam laporan studi kasus ini membahas beberapa poin yaitu :

1. Studi kasus permasalahan belajar pada peserta didik melalui 7 tahap yaitu identifikasi masalah, analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, treatment, dan evaluasi/tindak lanjut (follow up).

2. Kendala, hambatan, dan solusi dalam pelaksanaan studi kasus.

(6)

BAB II PELAKSANAAN A. Studi Kasus

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah menyangkut siapa individu atau sejumlah individu yang diduga bermasalah atau memerlukan layanan bantuan. Berikut ini adalah siswa yang menjadi konseli :

Data Angket

a) Identitas individu

Nama Lengkap : Taqif Tabi’in Mumtaz

Kelas : VIII

Sekolah : SMP Negeri X Jenis kelamin : Laki-laki

TTL : Banyumas, 16 April 2009

Agama : Islam

Cita-Cita : Atlet Basket

Hoby : Olahraga

Alamat Rumah :Klumprti, RT 03/01, Nusawungu, Cilacap Kewarganegaraan: Indonesia

b) Keadaan Jasmani

Tinggi badan : 175cm Berat badan : 57 kg

Warna kulit : Sawo matang Warna rambut : Hitam

Bentuk wajah : Bulat c) Keterangan Keluarga

Nama Ayah : Sumarno Nama Ibu : Indri Asih Umur Ayah : 40 Tahun Umur Ibu : 38 Tahun

(7)

Pendidikan Terakhir Ayah : SMA Pendidikan Terakhir Ibu : SMA Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

Alamat Ayah : Klumprti, RT 03/01, Nusawungu, Cilacap Alamat Ibu : Klumprti, RT 03/01, Nusawungu, Cilacap

Anak Ke- : 1

Jumlah Saudara : 3 d) Keterangan Kesehatan

Penyakit yang pernah diderita : - e) Fasilitas Belajar dan Pendukung

Buku paket : Tidak lengkap Buku catatan : Tidak lengkap Ruang belajar : Tidak punya Waktu belajar : Tidak teratur Bimbingan dari Ayah : Jarang Bimbingan dari Ibu : Cukup

Bimbingan dari saudara : Keterangan lainnya Minat belajar : Kurang maksimal

Bakat : Bidang olahraga

Motivasi belajar : Kurang maksimal Data Wawancara

Dari hasil wawancara dengan konseli, data yang di dapatkan mengenai informasi tentang gambaran belajar dan kehidupan keluarganya.

Dari aspek belajarnya diketahui bahwa ia memiliki waktu belajar yang tidak teratur, sulit berkonsentrasi ketika belajar dan saat mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, kurang motivasi dalam belajar, kurang mendapat perhatian yang maksimal dari orangtua, dan prestasi belajar yang kurang maksimal. Dari kehidupan keluarganya, konseli berasal dari keluarga yang cukup mampu. dan ia merasa jarang berkomunikasi dan interaksi dengan orangtuanya dan lingkungan di

(8)

sekitarnya. Ia sering sekali mengurung diri di kamar tidurnya, waktunya sehari-hari hanya untuk bermain game. Adapun berdasarkan wawancara dengan guru BK dikatakan bahwa konseli memiliki kecenderungan untuk malas pergi ke sekolah tidak memperhatikan pembelajaran di ruang kelas.

Dari berbagai informasi yang telah diperoleh melalui pengumpulan data seperti angket kebiasaan siswa, daftar cek masalah, dan wawancara, maka gambaran umum gejala permasalahan bidang belajar pada konseling.

Adapun gejalanya yaitu sebagai berikut : a) Malas pergi ke sekolah

b) Pernah beberpakali terlambat berangkat sekolah

c) Kesulitan dalam belajar dikarenakan kurangnya fasilitas belajar dan waktu belajar yang tidak teratur

d) Banyak bermain khususnya game

e) Kehidupan keluarga yang kurang komunikasi akan tetapi berkecukupan

f) Prestasi belajar cukup dan kurang maksimal g) Kurang motivasi dalam belajar

2. Analisis

Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui pengumpulan data seperti angket kebiasaan siswa, daftar cek masalah, dan wawancara, dapat diketahui bahwa konseli mempunyai bakat dalam bidang olahraga. Namun konseli mempunyai prestasi dalam bidang akademik yang kurang maksimal. Bakat konseli dalam bidang non akademik ini dapat dikembangkan dan menjadi suatu kelebihan pada diri konseli. Sementara itu, konseli terlihat mempunyai kesulitan dalam belajar dikarenakan pengaruhi oleh berbagai hal seperti bermain, game, kurangnya konsentrasi dalam belajar sehingga malas saat belajar. Kondisi keluarganya turut mempengaruhi belajarnya. Dan membuat konseli memiliki rasa percaya diri yang kurang maksimal di bidang akademik.

Ketika di rumah, konseli lebih senang bermain daan mengurung diri di kamar tidur daripada belajar. Konseli merasa kurang mendapat

(9)

perhatian dari orangtua, sebab orangtuanya disibukkan bekerja dan sedangkan ibunya sibuk mengurus kedua adiknya yang masih kecil dan banyi. Hal tersebut sangat mempengaruhi motivasi belajar konseli.

Ditambah lagi waktu belajar konseli yang tidak teratur semakin membuat konseli kesulitan untuk konsentrasi dalam belajar. Terlihat konseli mempunyai kemandirian yang kurang. Karena konseli belum mampu mengatur jadwal belajarnya sendiri. Dan lebih memilih untuk bermain daripada belajar.

Konseli yang memiliki hobi olahraga, membuat dia memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Namun ia kurang berinteraksi di dunia luar, akan tetapi di setiap ia melakukan aktivitas yang sesuai dengan hobinya ia menjadi lebih dekan dengan teman-temannya dan mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya. Dan kemampuannya tersebut menjadi salah satu kelebihannya. Namun karena latarbelakang keluarganya yang cukup mampu, dan kurangnya perhatian dari kedua orangtuanya membuat konseli memiliki rasa percaya diri yang kurang.

Beberapa informasi diatas menyebabkan konseli mempunyai kesulitan konsentrasi dalam belajar.

3. Sintesis

Berdasarkan data yang didapatkan, permasalahan yang dihadapi oleh konseli yaitu kurangnya konsentrasi dan motivasi dalam belajar, prestasi belajar yang cukup dan kurang maksimal serta sulit untuk berkontresai dalam belajar , mengutamakan bermain daripada belajar, malas bersekolah, kurang fasilitas belajar, waktu belajar tidak teratur, kurang perhatian dari orangtua. Perilaku konseli di kelas menunjukkan adanya hambatan dalam belajar. Diketahui bahwa motivasi belajar konseli kurang maksimal sehingga sulit untuk berkonsentrasi dan menumbuhkan kemandirian dalam belajar. Kurangnya perhatian dari orangtua juga motivasi konseli dalam belajar, karena pada dasarnya waktu belajar konseli lebih banyak di rumah daripada di sekolah. Ditambah lagi konseli

(10)

tidak mempunyai jadwal belajar ketika di rumah, sehingga konseli kesulitan dalam mengatur waktu. Konseli menganggap pelajarannya tsulit sehingga ia menjadi semakin malas untuk belajar dan memilih untuk bermain. Kesulitan berkonsentrasi yang dialami oleh konseli membuat prestasi belajarnya kurang maksimal. belajar. Kondisi kedua orangtuanya yang sangat sibuk dan kurangnya perhatian dari orangtua. Hal tersebut semakin membuat konseli kurang mempunyai motivasi belajar.

4. Diagnosis

Diagnosis merupakan kegiatan yang diambil untuk menetapkan faktor-faktor penyebab berdasarkan hasil identifikasi masalah. Oleh karena itu, berikut akan dijabarkan mengenai hasil dari diagnosis yang diperoleh yakni prestasi belajar yang kurang maksimal.

Menurut Chaplin (2002), prestasi merupakan hasil yang dicapai (dari yang dilakukan dan diharapkan). Sedangkan menurut Winkel (2015), prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksismum yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental dan psikis, penguasaan pengetahuan dan keterampilan ilmu pelajaran yang dimiliki oleh siswa dan dioperasionalkan dalam bentuk indikator berupa nilai raport.

Prestasi belajar yang kurang maksimal pada diri siswa dalam kasus ini terjadi diduga karena beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal yaitu sebagai berikut :

a) Faktor yang berasal dari dalam diri konseli (internal)

▪ Sulitnya berkonsentrasi dalam belajar

▪ Kurangnya motivasi belajar

▪ Tidak bisa mengatur waktu antara belajar dan bermain

▪ Malas dalam belajar

▪ Kurangnya fasilitas belajar

(11)

b) Faktor yang berasal dari luar (eksternal)

▪ Kurangnya perhatian dari orangtua

▪ Kurangnya perhatian dari lingkungan sekitar 5. Prognosis

Prognosis merupakan prediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi apabila permasalahan yang dihadapi peserta didik tidak segera mendapat bantuan dan apabila segera mendapat bantuan. Apabila permasalahan konseli tidak terselesaikan, maka kemungkinan yang dapat terjadi yaitu :

a) Prestasi belajar yang semakin kurang maksimal b) ketertinggalan materi dalam pelajaran

c) Terancam mengganggu masa depan konseli terutama terkait karir dan cita-citanya.

Apabila permasalahan konseli dapat terselesaikan, maka kemungkinan yang akan terjadi yaitu :

a) Prestasi belajar meningkat dan maksimal

b) Dapat membagi waktu dengan baik antara belajar dan bermain c) Dapat mengikuti pembelajaran disekolah dengan baik

d) Dapat menggapai cita-cita atau karir yang diharapkan

6. Treatment

Treatment merupakan tindakan menetapkan dan melakukan cara yang tepat dalam mengatasi permasalahan dengan program yang teratur dan sistematis. Pada permasalahan dalam kasus ini, konseli masih mungkin untuk ditolong dengan upaya sebagai berikut :

a) Melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran dan orang tua untuk membantu memecahkan permasalahan konseli dalam hal kurang berkonsentrasi saat melakukan kegiatan belajarnya baik di sekolah maupun di rumah. Ketika proses pembelajaran berlangsung, guru mata pelajaran membantu konseli agar tetap fokus pada pelajaran dan menjaga semangat belajar konseli.

(12)

Sehingga pada upaya ini hanya melibatkan guru mata pelajaran, dan juga orang tua untuk terus memantau konseli dalam pengawasan belajarnya. Konselor tetap memantau perkembangan konseli melalui guru mata pelajaran dan orang tuanya. Treatment ini dilaksanakan ketika proses pembelajaran di kelas maupun pada waktu belajar di rumah.

b) Bekerjasama dengan orangtua konseli untuk lebih memperhatikan perkembangan belajar anak dan selalu mengontrol kegiatan anak ketika di rumah maupun diluar rumah. Pada upaya ini hanya melibatkan orangtua konseli dan konseli sendiri. Sedangkan konselor memantau perkembangan konseli melalui orangtuanya. Upaya ini dapat dilakukan selama konseli tidak sedang bersekolah.

c) Memberikan bantuan berupa fasilitas sekolah kepada konseli, agar dapat belajar dengan baik. Bantuan ini dilaksanakan selama konseli bersekolah di sekolah tersebut. Pada upaya ini melibatkan pihak-pihak sekolah agar memberikan bantuan kepada konseli.

d) Memebrikan konseling berupa pemahamaan mengenai keefektifan dalam melakukan belajaer di rumah yaitu menggunakan waktu belajar yang efisien agar konseli dapat lebih mudah fokus dalam belajar, misalnya melangsungkan belajar dewan durasi waktu cukup dengan 120 menit saja setiap malamnya. Agar konseli tetap fokus dalam belajarnya. Hindari dulu hal-hal yang menggagu waktu belajarnya seperti hindari ponsel untuk game, dan melangsungkan belajar di ruang yang nyaman dan tidak bising.

7. Evaluasi / TindakLanjut (Follow Up)

Evaluasi merupakan upaya yang dilakukan konselor untuk mengikuti perkembangan konseli. Tindakan ini perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kemajuan yang dialami konseli atas bantuan yang diberikan. Adapun tindak lanjut yang dapat dilakukan terhadap permasalahan yang dihadapi konseli yaitu dengan memperhatikan

(13)

perkembangan belajar konseli melalui pemantauan hasil belajar konseli, memberikan layanan konseling individu untuk mengetahui perkembangan konseli, melalui bimbingan klasikal, melalui orangtua konseli dan pemantauan melalui guru yang mengajar di kelas. Dalam layanan konseling individu hendaknya konselor selalu memberikan motivasi kepada konseli agar selalu giat belajar dan percaya pada kemampuan yang dimilikinya.

B. Kendala, Hambatan, dan Solusi

Dalam pelaksanaan studi kasus ini, penulis mengalami beberapa kendala atau hambatan beserta solusinya sebagai berikut :

1) Pada tahap identifikasi masalah, penulis kesulitan dalam menentukan konseli, sebab konseli tidak menunjukkan tanda-tanda peserta didik yang mengalami permasalahan dalam bidang belajar. Namun untuk menentukan konseli, penulis memanfaatkan laporan hasil belajar peserta didik melalui kerjasama dengan guru wali kelas dan guru BK di sekolah.

2) Pada tahap analisis, penulis kesulitan dalam mengumpulkan data terkait kekurangan pada konseli sehingga sulit untuk mengumpulkan data , namu disisi itu konseli mempunyai kelebihan pada hal non akamiknya dan, sehingga penulis harus mengidentifikasi sendiri terkait pada prestasi akademik konseli

3) Pada tahap sintesis, penulis harus mendalami permasalahan konseli dan menemukan latarbelakang masalahnya. Sehingga konseli harus mengidentifikasi permasalahan konseli dengan informasi yang telah dikumpulkan.

4) Pada tahap diagnosis, penulis harus mengidentifikasi faktor-faktor penyebab permasalahan konseli, sehingga diperlukan pendalaman terkait permasalahan konseli.

5) Pada tahap prognosis, penulis tidak menemukan kendala yang cukup berarti.

(14)

6) Pada tahap treatment, penulis sedikit terkendala dalam penentuan waktu pelaksanaan konseling individual, sehingga penulis menulis sesuai dengan yang diketahui walaupun merasa belum yakin terkait pelaksanaan konseling individual.

7) Pada tahap evaluasi, penulis terkendala dalam pemantauan perkembangan konseli ketika di rumah, walaupun dapat dilakukan melalui orangtua konseli, namun penulis merasa kurang cukup jika hanya melalui orangtua konseli.

(15)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus dalam bidang belajar pada konseli diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1) Studi kasus adalah suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang individu/konseli, yang terdiri dari 7 tahap yakni identifikasi masalah, analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, treatment, dan evaluasi/tindak lanjut.

2) Masalah belajar konseli yang berupa prestasi belajar yang kurang maksimal disebabkan karena kurangnya konsentrasi serta motivasi dalam belajar kurangnya perhatian dari orangtua,

3) Upaya yang dilakukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan konseli tersebut adalah pemberian konseling individu, kerjasama dengan guru mata pelajaran dan orangtua konseli, serta memberikan bantuan kepada konseli berupa fasilitas belajar. Dan juga memberikan pemahaman mengenai keefektifan dalam melangsungkan belajar,

B. Saran

Adapun berdasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran antara lain :

1) Bagi konselor, sebaiknya lebih memperhatikan perkembangan yang sedang terjadi pada peserta didik. Jika memungkinkan dilakukan penindaklanjutan atas masalah yang dialami konseli dalam kasus ini.

2) Bagi orangtua konseli, hendaknya meningkatkan komunikasi dengan konseli, sehingga konseli dapat berkembang dengan optimal. Orangtua hendaknya juga memperhatikan kebutuhan konseli baik kebutuhan fisik maupun psikisnya, sehingga didapat pemahaman tentang konseli untuk mencegah permasalahan konseli yang semakin melebar jika tidak segera ditangani.

(16)

3) Bagi konseli, hendaknya lebih bisa kooperatif dengan konselor ataupun orang-orang yang mampu membantu menyelesaikan permasalahannya.

Konseli hendaknya juga meningkatkan hubungan komunikasi dengan keluarga, sehingga keluarga dapat membantu menyelesaikan permasalahannya.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Asti, Wulan. Maulida 2020. Studi Kasus Tentang pengaruh konsentrasi belajar dan motivasi terhadap hasil belajar. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan generik sains dan prestasi belajar peserta didik melalui penerapan model guided inquiry pada materi kelarutan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, pembelajaran dengan model pembelajaran Think Talk Write

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemam- puan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa kelas X MIA SMA Islam 1 Surakarta pada materi

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X TMA SMK Negeri 5 Surakarta pada mata pelajaran Teknologi Mekanik dengan

a. Minat belajar mahasiswa rendah akibat kurang adanya motivasi untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik. Minat belajar mahasiswa rendah karena kurangnya pengetahuan

Sri Widowati, S810809223: Hubungan Antara Disiplin Belajar, Lingkungan Keluarga dan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar KKPI (Ketrampilan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran guided discovery berbantuan mind mapping dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi

Kurang mempunyai hasil kerja yang unik dan menjual sesuai dengan konsep yang diusung dan kurang mampu atau kurang komunikatif dalam melakukan presentasi. Kurangnya