i
LAPORAN TETAP
BANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH KELOMPOK III
1. NABILA RISWANA (J1B021007)
2. PATMAWATI (J1B021012)
3. ANGELIKA UMIANA SITINJAK (J1B021020) 4. ANTENG SEPTIANINGTIYAS (J1B021021) 5. ELNA ISKASARI (J1B021025) 6. ELZA WIDIA LINGGA (J1B021026) 7. FARIS ARYA RAMDANI (J1B021028) 8. GEMPAR PRIA ANUGERAH (J1B021030)
9. HAZOAN SUKI (J1B021032)
10. IKHDA ZAKIRA (J1B021033)
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM
2023
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan tetap ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada Mata Kuliah Bangunan Pertanian dan Lingkungan Semester Genap Tahun Ajaran 2022/2023 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram.
Mataram,6 Juni 2023 Menyetujui,
Co. Assisten Praktikum
Bangunan Pertanian dan Lingkungan
Praktikan,
Dende Najwa Haniza NIM. J1B020023
Angelika Umiana S NIM. J1B021020 Afatunnisah
NIM. J1B020003
Anteng Septianingtias NIM. J1B021021 Daffa Rifdah Aulia
NIM. J1B020021
Elna Iskasari NIM. J1B021025 Fadhilah Sudhilyati Syach
NIM. J1B019021
Elza Widia Lingga NIM. J1B021026 Irma Afriani
NIM. J1B020041
Faris Arya Ramdhani NIM. J1B021028 Nia Kurniati
NIM. J1B020067
Gempar Pria Anugrah NIM. J1B021030 Nurul Aen
NIM. J1B019081
Hazoan Suki NIM. J1B021032 Rabiatul Adawiyah
NIM. J1B020077
Ikhda Zakira NIM. J1B021033 Rizka Hidayati M
NIM. J1B020083
Nabila Riswana NIM. J1B021007 Yogi Akbar Azizir Rahim
NIM. J1B020095
Patmawati NIM. J1B021012 Mengetahui,
Koordinator Praktikum Bangunan Pertanian dan Lingkungan
Gagasage Nanaluih De Side, S.T,.M,T NIP.199106062020122019
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat-Nya, baik berupa nikmat kesehatan, kemampuan dan kesempatan sehingga laporan ini bisa diselesaikan dan dikumpulkan dengan tepat waktu. Shalawat serta salam juga tidak lupa kami haturkan kehadirat junjungan Nabi besar Muhmmad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang penuh dengan kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Terima kasih serta rasa hormat juga tidak lupa kami berikan kepada koordinator Assisten Praktikum Bangunan Pertanian dan Lingkungan yang telah dengan sabar mengajarkan kami sebagai seorang praktikan hingga kami dapat menyelesaikan praktikum Bangunan Pertanian dan Lingkungan yang dilaksanakan di Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan tetap ini adalah untuk menyelesaikan Mata Kuliah Bangunan Pertanian dan Lingkungan, Prodi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram. Laporan ini disusun berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan selama beberapa bulan terakhir. Saran dan kritik yang membangun juga diharapkan agar dalam penyusunan dan pengerjaan laporan selanjutnya bisa lebih baik lagi dari ini.
Mataram, 6 Juni 2023
Penyususn
iv DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ACARA I PENGENALAN BANGUNAN PERTANIAN GREENHOUSE...1
BAB I PENDAHULUAN ...2
1.1 Latar Belakang ...2
1.2Tujuan Praktikum ...2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...3
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ...5
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ...5
3.2 Alat Dan Bahan Praktikum ...5
3.3 Prosedur Kerja ...5
3.3.1 Diagram Alir ...5
3.3.2 Langkah Kerja ...6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...7
4.1 Hasil Pengamatan ...7
4.2 Pembahasan ...7
BAB V PENUTUP ...9
5.1 Kesimpulan ...9
5.2 Saran ...9
ACARA II PENGENALAN BAGIAN BAGIAN BANGUNAN PERTANIAN (SILO) ... 10
BAB I PENDAHULUAN ... 11
1.1 Latar Belakang ... 11
1.2 Tujuan Praktikum ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ... 14
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ... 14
3.2 Alat dan bahan Praktikum ... 14
3.3 Prosedur Kerja ... 14
v
3.3.1 Diagram Alir ... 14
3.3.2 Langkah Kerja ... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16
4.1 Hasil Praktikum ... 16
4.2 Pembahasan ... 19
BAB V PENUTUP ... 22
5.1 Kesimpulan ... 22
5.2 Saran ... 22
ACARA III PERPINDAHAN PANAS DIDALAM GREENHOUSE ... 23
BAB I PENDAHULUAN ... 24
1.1 Latar Belakang ... 24
1.2 Tujuan Praktikum ... 24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 25
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ... 27
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ... 27
3.2 Alat dan Bahan Praktikum ... 27
3.3 Prosedur Kerja ... 27
3.3.1 Diagram Alir ... 27
3.3.2 Langkah Kerja ... 28
3.4 Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30
4.1 Hasil Praktikum ... 30
4.2 Pembahasan ... 30
BAB V PENUTUP ... 32
5.1 Kesimpulan ... 32
5.2 Saran ... 32
ACARA IV PENENTUAN LAYOUT PELETAKAN TANAMAN DIDALAM GREENHOUSE . 33 BAB I PENDAHULUAN ... 34
1.1 Latar Belakang ... 34
1.2Tujuan Praktikum ... 34
BAB II TINTAUAN PUSTAKA ... 35
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ... 36
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ... 36
3.2 Alat dan Bahan Prakikum ... 36
vi
3.3 Prosedur Kerja ... 36
3.3.1 Diagram Alir ... 36
3.3.2 Langkah Kerja ... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38
4.1 Hasil Pengamatan ... 38
4.2 Pembahasan ... 41
BAB V PENUTUP ... 43
5.1 Kesimpulan ... 43
5.2 Saran ... 43
ACARA V PEMANTAUAN IKLIM MIKRO ... 44
BAB I PENDAHULUAN ... 45
1.1 Latar Belakang ... 45
2.1 Tujuan Praktikum ... 46
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 47
BAB lll METODELOGI PRAKTIKUM ... 49
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ... 49
3.2 Alat dan Bahan Praktikum ... 49
3.3 Prosedur Kerja ... 49
3.3.1 Diagram Alir ... 49
3.3.2 Langkah Kerja ... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Hasil Pengamatan ... 51
4.2 Pembahasan ... 54
BAB V PENUTUP ... 56
5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
LAMPIRAN ... 60
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Diagram Alir Pengenalan Banguan Pertanian Greenhouse……….5
Gambar 2.Diagram Alir Pengenalan Bagian Bagian Bangunan Penyimpanan (Silo)…………14
Gambar 3.Diagram Alir Praktikum Perpindahan Panas Didalam Greenhouse………...…27
Gambar 4.Diagram alir penentuan layout peletakan tanaman dalam greenhouse………...36
Gambar 5.Grafik Layout Greenhouse……….41
Gambar 6.Diagram Alir Proses Pemantauan Iklim Mikro………..49
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Pengamatan Bangunan Penyimpanan (Silo)……….………16
Tabel 2. Hasil pengamatan perpindahan panas didalam greenhouse………...30
Tabel 3. Pemantauan Suhu………...………51
Tabel 4. Pemantauan Kelembaban………...51
Tabel 5. Pemantauan Intensitas Cahaya Pemantauan Intensitas LED……….52
Tabel 6. Pemantauan intensitas cahaya………52
Tabel 7. Pemantauan Kecepatan AnginTable 7. Pemantauan Kecepatan Angin……….53
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Acara I Pengenalan Bangunan Pertanian Greenhouse………60
Lampiran Acara II Pengenalan Bagian – Bagian bangunan Pertanian………61
Lampiran Acara III Perpindahan Panas Didalam Greenhouse……….…63
Lampiran Acara Iv Penentuan Layout Peletakan Tanaman Didalam greenhouse………...65
Lampiran Acara v Pemantauan Iklim MIkro………...…68
1 ACARA I
PENGENALAN BANGUNAN PERTANIAN GREENHOUSE
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Greenhouse merupakan sebuah bangunan kontruksi yang berfungsi untuk menghindari atau memanipulasi kondisi lingkungan agar tercipta kondisi lingkungan yang di kehendaki dalam pemeliharaan tanaman.Seiring berkembangnya zaman agribisnis dan mendukung bidang pertanian lainya peranan greenhouse sangat dibutuhkan,hal ini dilakuandalam rangka meningkatkan kualitas hasil panen.Namun pembangunan greenhouse belum sepenuhnya sesuai dengan dengan keadaan iklim yang cenderung sulit untuk di prediksi secara langsung sehingga harapan pemenuhan kualitas,kuantitas dan kontiyuitas produksi belum terealiasi dengan baik atau optimal,oleh karenanya upaya upaya dalam perbaikan kualitas sebuah greenhouse saagat diperlukan.
Perkembangan teknologi digital yang serba modern ini menuntut masyarakat untuk lebih cendrung mengikuti proses perkembanganya dan beradaptasi guna menuju masyarakat yang kreatif,inovatif dan mandiri serta mampu memanfaatkan iptek dan sumber daya lokal untuk menghasilkan produk berdaya saing tinggi.Salah satu upaya dalam hal ini yaitu dengan memanfaatkan proses perawatan pada tanaman di daam greenhouse,dengan menggunakan internet of thing dapat mempengaruhi yang dimaksudkan antara lain suhu udara,kelembapan tanah dan kelembapan udara serta contoling distibui air dan pupuk.Oleh karena itu pentingnya praktikum tentang pengenalan bangunan pertanian greenhouse dilakukan agar kita bisa mengetahui bagian-bagian dari greenhouise dan cara budidaya tanaman di dalam greenhouse.
1.2Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a.Mahasiswa mampu mengetahui bangunan pertaniansalah satunya adalah greenhouse b.Mahasiswa mampu mengetahui mengetahui tipe-tipe greenhouse
c.Mahasiswa mampu mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan greenhouse.
3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah kaca atau greenhouse pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh permukaan bangunan,baik atau maupun didingnya.Didalamnya juga di lengkapai dengan peralatan pengatur temperature dan kelembapan udara serta distribusi air maupun pupuk.Bangunan ini tergolong tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini(Budiyanto,dkk,2020)
Bangunan greenhouse digunakan untuk menciptakan kondisi optimal dalam kegiatan budidaya tanaman dengan lingkungan terkendali.Kondisi bangunan greenhouse harus memenuhi persyaratan teknis struktur maupum syarat tumbuh optimal tanaman sehingga diperlukan analiis struktur dan fungsional untuk menentukan kelayakan bangunan dengan menggunakan metode analis deskriptif(Nafila,dkk,2018)
Bangunan greenhouse merupakan bangunan yang berfungsi untuk budidaya tanaman hortikultura dengan sistem pertanian hidroponik.Pembuatan greenhouse dilakuakan oleh pak endang dengan bantuan tetangga sekitar.Material yang digunakan untuk pembuatan greenhouse ini antara lain kayu.Pemilihan kayu yang cocok untuk greenhouse karena sifatna yang temperury.Teknologi greenhouse dapat dimanfaatkan dalam budidaya tanaman hortikultura seperti sayuran,buah-buahan,tanaman hias yang meimiliki nilai ekonomis yang tinggi.Pemamfaatan greenhouse dalam budidaya tanaman merupkan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih memdekati kondisi optimalbagi pertumbuhan tanaman(Putro dan Sopyan,2020)
Greenhouse atau rumah kaca merupakan suatu metode penanaman yang dilakukan dengan membuat rumah bagi tanaman-tanaman dengan tujuan sebagai perlindungna bagi cuaca ekstrim,hujan badai,dan lain sebagainya.Salah satu hal yang paling penting dalam greenhouse adalah suhu,sebab juka suhu terlalu tinggi maka akan menyebabkan tanaman lebih cepat kehilangan air dan energi.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan untuk mengendalikan suhu rumah kaca adalah dengan ventilasi ilmiah(Wahyuningsih dan Nurhidayati,2021)
4
Secara umum,greenhouse dapat didefinisikan sebagai bangunan kontruksi dengan atap yang tembus cahaya dan tembuspandang.Pada prinsipnya greenhouse adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan plastik atau kaca yang sangat tebal dan menutup diseluruh permukaan bangunan bangunan baik atap maupun didnding greenhouse.Greenhouse yang diterapkan di daerah tropis sangat memungkinkan untuk dilakukan dan mempunyai banyak keuntungan dalam produksinya dan budidaya tanaman.Produksi dapat dilakukan sepanajng tahun dimana produksi dalam lahan terbuka tidak memungkinkan karena adanya angin yang kencang dan hujan yang sering(Farid,dkk,2021).
5 BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2023 pukul 14.30 WITA- selsai,di greenhouse kec Gerung Kab.Lombok Barat.
3.2 Alat Dan Bahan Praktikum
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu TDS Meter, termohigrometer, lux meter dan greenhouse.
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Diagram Alir
Mulai
Disiapkan alat dan bahan praktikum
Diperkenalkan bangunan pertanian yakni greenhouse
Didefinisikan jenis greenhouse dan material penyusunanya
Didefinisikan ukuran greenhouse serta bagian-bagian penunjangnya
Selsai
6
Gambar 1. Diagram Alir Pengenalan Banguan Pertanian Greenhouse
3.3.2 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada praktikum ini yaitu:
a. Disiapkan alat dan bahan praktikum.
b. Dikenalkan bangunan pertanian yakni greenhouse.
c. Disefinisikan jenis greenhouse dan material penyusunnya.
b. Didefinisikan ukuran greenhouse serta bagian-bagian greenhouse.
7 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan
(Terlampir) 4.2 Pembahasan
Greenhouse pada awalnya sering diartikan rumah kaca karena bangunannya yang terbuat dari kaca dan tembus pandang titik sering perkembangan ditentukan bahan lain seperti plastik parana dan fiberglass sehingga penyebutannya berubah menjadi rumah tanaman. Sehingga Greenhouse biasanya diterjemahkan sebagai rumah hijau.
Green house memiliki banyak sekali fungsi titik diantara fungsi tersebut antara lain:
pengaturan jadwal produksi dengan green house kita dapat menjadwalkan Tanaman apa yang akan ditanam sesuai konduksinya. Kemudian meningkatkan hasil produksi, Karena bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama penyakit ataupun gangguan flu logis dapat segera diketahui dan diatasi titik Selain itu juga untuk meningkatkan kualitas produksi dan tentunya fungsi utama sebagai media atau prasarana budidaya tanaman.
Ada banyak sekali jenis green house tergantung jenis dan tipenya. Berdasarkan tingkatan teknologinya green house dibagi menjadi tiga yaitu laut teknologi atau rumah kaca teknologi rendah, kemudian medium green house atau rumah kaca teknologi menengah dan high teknologi green house atau rumah kaca teknologi tinggi sedangkan tipe green house berdasarkan struktur atau modelnya ada tipe gable, skiron,swatooth, flat arch dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan dalam green house diketahui bahwa untuk suhu larutan yang digunakan ialah 34,3°C yang diukur dengan TDS meter.
Kelembaban 68% dan 2070 lux cahaya di dalam green house tipe green house yang digunakan ialah tipe arts dengan bahan besi sebagai tiang dan plastik UV sebagai dinding dan atapnya, ukuran green house sendiri panjang 14 M lebar 20 M tinggi tiang 2,2 M dan atap 0,3 M. Untuk media tanam sendiri menggunakan air sebagai medianya.
Intensitas cahaya, suhu dan kelembaban udara merupakan faktor pendukung bagi pertumbuhan tanaman. Suhu dan kelembaban di dalam ruangan greenhouse lebih tinggi di
8
luar greenhouse karena udara yang masuk terhalang oleh dinding dan atap green house.
Intensitas cahaya yang berlebihan dapat menyebabkan suhu ruangan greenhouse meningkat yang dapat menyebabkan tanaman layu titik suhu dan kelembaban udara di dalam Greenhouse sulit untuk dikontrol dengan pengontrolan manusia langsung dikarenakan green house memasukkan perlakuan khusus untuk menjaga suhu dan kelembabannya.
9 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Green house atau rumah tanaman adalah salah satu jenis teknologi dalam budidaya tanaman yang membantu tanaman tambah optimal atau mudah perawatannya serta mengurangi dampak minimal bagi lingkungan karena meminimalisir penggunaan pestisida kimia.
b. Ada beberapa tipe dari green house diantaranya: flat, shead / arch, tunnel dan cold frame.
c. Green house atau rumah tanaman dapat dibedakan ke dalam tiga klasifikasi, yaitu biaya konstruksi rendah sedang dan tinggi. Selain itu juga berdasarkan teknologinya ada 3 yaitu low teknologi, medium Greenhouse dan high teknologi greenhouse.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini sebaiknya praktikan saat proses praktikum berlangsung memperhatikan dengan seksama agar dalam proses penulisan laporan tidak ada kendala.
10 ACARA II
PENGENALAN BAGIAN BAGIAN BANGUNAN PERTANIAN (SILO)
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Gudang pertanian adalah sebuah bangunan pertanian yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian dan tempat untuk memproses hasil pertanian dan tempat untuk memperoses hasil pertanian seperti pemberontakan biji-bijian,penyimpanan padi dan pengeringan padi.Gudang pertanian model lama memiliki fungsi lebih dari satu, yaitu: penyimpanan jerami dan biji-bijian. Biasanya dilakukan di lantai dua untuk menghindari hama. Hal itu merupakan sebuah konsep yang sama dengan lumbung padi Silo adalah struktur yang digunakan untuk menyimpan bahan curah (bulk materials).
Silo umumnya digunakan di bidang pertanian sebagai penyimpan biji-bijian hasil pertanian dan pakanternak. Di luar bidang pertanian, silo digunakan untuk menyimpan batu bara,semen,potongan kayu, dan serbuk gergaji. Ada tiga jenis silo yang banyak digunakan hingga saat ini, yaitu tipe menara, bunker, dan karung.Silo biji-bijian tipe menara yang terbuat dari baja.Dalam memuat bahan curah ke dalam silo, diperlukan mekanisme elevator biji- bijian seperti konveyor sabuk , konveyor udara, konveyor ember), auger, dan hopper tergantung pada jenis bahan curah yang dimuat. Pengisian dilakukan dari tingkat paling atas, sehingga yang masuk lebih dulu akan berada di bawah. Oleh karena itu dilakukan praktikum ini agar mahasiswa dapat melihat secara langsung bangunan pertanian.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengetahui bangunan pertanian salah satunya adalah gudang penyimpanan(silo).
b. Mahasiswa mampu mengetahui tipe-tipe bangunan penyimpanan hasil pertanian.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasikan bangunan penyimpanan hasil pertanian.
12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bangunan pertanian adalah harus mampu mengatasi pengaruh buruk dari lingkungan di luar bangunan pengendalian lingkungan di dalam bangunan pertanian meliputi cahaya temperatur kelembaban komposisi gas dan sebagainya untuk mempertahankan temperatur lingkungan di dalam suatu bangunan pertanian harus ada keseimbangan antara input dan output sumber panas di dalam bangunan tersebut Panas dapat masuk kedalam bangunan pertanian dari sebagian sumber,Misalnya aluran pada udara yang masuk,peralatan mekanis,lampu pencahayaan(Rokhani,2019)
Gudang adalah suatu bangunan penyimpanan yang dimiliki bagian-bagian konstruksi yang terdiri dari atap (penutup), dinding, lantai ,pembentuk suatu ruangan melindungi yang cukup luas untuk menempatkan atau menyimpan berbagai macam barang atau komoditas .Gudang secara komoditas konstruksi tidak banyak berbeda dengan gudang yang bersifat statis yang memerlukan vondasi untuk memanfaatkan dan menstabilkan posisi dan kedudukan bangunan(Nurseha,2020)
Penyimpanan hasil pertanian merupakan bagian yang penting dalam penggunaan pasca panen beberapa jenis hasil pertanian sangat rentan terhadap kerusakan selama penyimpanan.selama penyimpanan proses perubahan biokimia dan serangan agen-agen perusak dapat menyebabkan susut dan menghasilkan metabolit yang berbaya bagi kesehatan.dalam hal ini,perlu di lakukan kontrol terhadap faktor-faktor lingkungan yang berperan dalam penyimpanan serta kontrol terhadap agen-agen yang dapat menimbulkan kerugian(Mushtadi,2019)
Penyimpanan komoditas beras dan gabah diperum balok adalah dilakukan dengan dua metode, yaitu metode konvensional dan metode inkonvensional ,beras dan gabah ditumpuk di atas flander dengan sistem kunci 5,7 atau 8 agar nenjamib keselamatan pekerja di gudang . Metode penyimpanan inkonvensional yang dilakukan inovasi teknologi penyimpanan secara hormetik yaitu teknik CO2 stock dan Penggunaan plastik cocoan .teknik penyimpanan menggunakan stock sebelumnya setelah diterapkan oleh Perum Bulog. Aplikasi teknik
13
penyimpanan menggunakan Cocoan adalah hal yang baru bagi Perum. selama penggunaan kedua teknik penyimpanan ini(CO2 dan cocoan) tidak perlu apapun seperti kamegasi(spraying)sehingga lebih ramah lingkungan(Putri,2019)
badan urusan logistik (Bulog) adalah salah satu perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan.bisnis perusahaan meliputi usaha logistik atau pergudangan survei dan pemberantasan hama,penyediaan karung plastik,usaha angkutan ,perdagangan komoditas pangan dan usaha eceran .Bulog menjual berbagai kebutuhan pangan tidak hanya beras tapi juga kebutuhan pokok yang lain seperti gula ,minyak sayur, dll,Bulog biasanya terdapat di bazar-bazar yang cenderung konsumen kurang mengetehui letal bazar dan berapa lamanya(Anggraini,2021)
14 BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu,11 Maret 2023 pukul 08.00-Selesai .digudang Bulog Dasan Cermen Kec-Sandubaya. Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
3.2 Alat dan bahan Praktikum
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis dankamera handphone.
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Diagram Alir
MULAI
Disiapkan alat dan bahan
Diidentifikasi ukuran bangunan dan bagian panjangnya Dikenalkan bangunan penyimpanan
Diidentifikasi jenis dan material penyusutan pembangunan
SELESAI
15
Gambar 2. Diagram Alir Pengenalan Bagian Bagian Bangunan Penyimpanan (Silo) 3.3.2 Langkah Kerja
Adapun Langkah kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dikenakan bangunan penyimpanan simbol hasil pertanian c. Diidentifikasi jenis dan material penyusun bangunan d. Diidentifikasi ukuran bangunan serta bagian panjangnya
16 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Tabel 1. Hasil Pengamatan Bangunan Penyimpanan (Silo)
No Nama bangunan Fungsi Gambar
1 Gudang bulog moden (GBM)
Berfungsi untuk menurunkan susut pasca panen,
menningkatkan kualitas, meningkatkan hasil panen gabah dan dapat
menghasilkan beras berkualitas premium.
2. Ponder kayu Berfungsi untuk
mengalaskan beras yang dimana bertujuan untuk dapat mensirkulasi udara agar beras yang ditaruh paling bawah itu menjadi tidak lembab dan untuk menjegah hama hama.
3. Penjahit karung Berfungsi untuk menjahit
karung yang sudah diisi dengan beras, yang dimana berasnya inni sudah bagus bebas dari hama.
17
4. Vakum Berfungsi untuk membuat bahan makanan bekas oksigen. Sementara bakteri dan jamur tidak bisa tumbuh tanpa oksigen. Hal ini lah dapat memperrpanjang usia bahan pangan dan menjaga kualitas.
5. Timbangan Berfungsi untuk menimbanng bahan pangan yang dimana agar tidak ada yang lebih dan kurang.
18
6. Ponder plastic Ponder plastic ini memiliki fungsi yang samadengan ponder kayu. Akan tetapi ponder plastic ini digunakan di GBM sedangkan yang kayu digunakan digudang semi permanen (GSP) dan GBB (gudang bulog baru).
7. Gudang semi permanen
Berfungsi untuk menyimpan bahan pangan agar terjauhi dengan hama dikarenakan perwatan yang dilakukan.
8. Pengangkut
atau
pendorong
Berfungsi untuk mengankut atau mendoong bahan pangan dari tempat satu ketempat yang lain.
19
9. Fumiphos Berfungsi untuk mengatasi masalah hama atau kutu beras. Sehingga dapat menjaga kualitas komoditas pangan
10. Moisture meter tester
Berfungsi untuk mengukur
kadar air bahan pangan.
4.2 Pembahasan
Bangunan pertanian adalah salah satu cabang disiplin ilmu dalam teknik pertanian yang fokus pada pengendalian lingkungan dalam bangunan pertanian untuk pertumbuhan produksi dan mempertahankan mutu hasil pertanian.bangunan pertanian secara fisik adalah semua bangunan dengan berbagai macam tipe dan strukturnya, yang digunakan untuk proses produksi di bidang pertanian dalam arti luas, meliputi bangunan untuk produksi tanaman pertanian (rumah kaca, hidroponik, dan sebagainya), produksi ternak(kandang dan
20
sebagainya), bangunan untuk penyimpanan dan penanganan pascapanen (gudang pertanian dan sebagainya), bangunan untuk menyimpan alat dan mesin pertanian, perbengkelan, serta bangunan pertanian lainnya.
Gudang penyimpanan filum adalah sebuah tempat penyimpanan komoditas pangan dengan sistem curah baik material Silo umumnya digunakan di bidang pertanian sebagai penyimpanan biji-bijian hasil pertanian dan bahan ternak. sistem curah yaitu gabah yang sudah kering dicurahkan ke dalam suatu tempat yang kuat bersih serta aman dari gangguan hama maupun cuaca seperti Silo atau bungker
Bagian-bagian bangunan pertanian seperti ventilasi untuk mengalirkan udara dari luar ke dalam ruangan dan sebaliknya sehingga terjadi sirkulasi udara yang pas kemudian ada dinding seng untuk melindungi seisi bangunan penyimpanan dari gangguan dan ancaman cuaca panas dan dingin pilar atau tiang penyangga yang memberi keseimbangan pada bangunan penyimpanan dari bebas di atasnya seperti atap bangunan. atap untuk melindungi komoditas dari paparan sinar matahari dan terkena hujan dan menjaga kondisi suhu agar tetap hangat. lantai semen untuk menopang bangunan secara keseluruhan. mesin penjahit untuk menjahit karung beras atau gabah. vacuum cleaner untuk membersihkan permukaan lantai gudang dari debu dan sisa butiran beras. pintu gudang mengeluarkan atau memasukkan beras dibuka ketika suhu di dalamnya terlalu tinggi agar sirkulasi udara lancar demikian untuk proses dukungan antara kondisi dan pondasi gbb gudang birth baru tempat penyimpanan pangan khusus gabah dan beras yang dilengkapi dengan beberapa Perawatan hand paket untuk memudahkan karung dari satu area ke area lainnya di dalam gudang.
Jenis bangunan pertanian yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari berupa bangunan untuk produksi tanaman bangunan untuk produksi ternak bangunan untuk penyimpanan hasil pertanian dan bangunan untuk penyimpanan bahan alat dan mesin budaya pertanian bangunan untuk produksi tanaman yaitu orange house Greenhouse adalah bangunan untuk budidaya tanaman secara terkontrol Pencahayaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan digunakan menanam tanaman yang membutuhkan iklim khusus dan menanam sepanjang tahun Bangunan untuk produksi ternak yang dimaksud yaitu kandang kandang ini digunakan untuk menyimpan hewan temak seperti sapi ayam kambing dan babi bangunan ini biasanya terbuat dari bahan-bahan yang mudah dibersihkan dan tahan terhadap cuaca bangunan untuk penyimpanan hasil pertanian seperti biji-bijian buahan
21
sayuran dan produk lainnya bangunan kilo terbentuk silinder digunakan untuk penyimpanan biji-bijian dan dibangun dari bahan-bahan yang tahan terhadap Cuaca dan serangga pengganggu bangunan untuk penyimpanan alat dan mesin budidaya pertanian jenis Bangunan ini sangat penting dalam usaha tani karena bangunan penyimpanan dapat melindungi alat dan mesin pertanian dari kerusakan yang disebabkan oleh cuaca seperti hujan
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan mengenai bagian bangunan dan fungsi dari bangunan dinding yang berfungsi untuk melindungi Sisi bangunan penyimpanan dari gangguan dan ancaman cuaca ekstrim panas atau dingin bagian lantai semen berfungsi untuk menopang bangunan secara keseluruhan dan berlantai semen kasar agar permukaan tidak licin pilar atau tiang berfungsi sebagai penyangga yang memberi keseimbangan pada bangunan penyimpanan dari beban atasnya rangka atap dan atap berfungsi untuk menyalurkan tekanan dari atap ke struktur bangunan yang berada di bawahnya dan melindungi isi bangunan terhadap unsur perusak dari luar ventilasi berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke dalam ruangan dan sebaliknya sehingga terjadi sirkulasi yang pas untuk suatu ruang penyimpanan. pintu berfungsi sebagai jalur keluar dan masuk. Founder berupa papan kayu berongga yang berfungsi sebagai penahan atau pelapis agar karung beras atau gabah yang terdapat di dalam gudang Vacuum cleaner membersihkan permukaan lantai gedung dari debu dan sisa-sisa butiran beras yang terdapat di dalam gudang yang terakhir adalah hasil pelitat kapasitas 2 volt berfungsi memindahkan karung-karung beras dari satu area ke area lain di dalam gudang yang dioperasikan secara manual.
22 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
a. Gudang penyimpanan adalah bangunan pertanian yang digunakan untuk menyimpan bahan material Silo digunakan di ladang pertanian sebagai penyimpanan biji-bijian hasil pertanian dan pekan ternak sistem curam yaitu gabah atau beras yang sudah kering dicurahkan ke dalam suatu tempat yang kuat bersih serta aman dari gangguan hama maupun cuaca
b. Tipe-tipe bangunan penyimpanan hasil pertanian yaitu seperti gudang penyimpanan rumah Penyerbukan Silo penyimpanan COD storage kanvas dingin bangunan penyimpanan kayu dan bangunan Pusat hasil pertanian.
c. Klasifikasi bangunan penyimpanan hasil pertanian dapat diklasifikasikan berdasarkan lama penyimpanan dan berdasarkan skala penyimpanan lama penyimpanan berdasarkan jangka pendek, Menengah dan panjang sedangkan berdasarkan skala penyimpanan dibagi menjadi skala kecil skala menengah dan skala besar.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini sebaiknya praktikan saat proses praktikum berlangsung memperhatikan dengan seksama agar dalam proses penulisan laporan tidak ada kendala.
23 ACARA III
PERPINDAHAN PANAS DIDALAM GREENHOUSE
24 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Greenhouse (rumah kaca) merupakan salah satu sarana pertanian yang penting.Penggunaan greenhouse dimaksudkan agar kegiatan pertanian tidak tergantung pada keadaan musim dan dapat dilakukansepanjang tahun.Hal ini dapat terlaksana sebab iklim di dalam greenhouse dapat diatur menurut keadaan.Seiring dengan kemajuan teknologi,greenhouse saat ini dibuat tertutup,hal ini diharapkan kelembapan dan suhu dapat diatur secara otomatis sesuai kebutuhan tanaman tersebut.
Perpindahan panas adalah salah satu factor yang berpengaruh dalam greenhouse.Perpindahan panas akan terjadi apabila terjadi atau terdapat perbedaantemperatur anatara 2 bagian benda.Panas dapat berpindah dengan tiga cara yaitu konduksi,konveksi dan radiasi.Panas akan berpindah dari temperature yang tinggi ke temperature yang rendah.
Perpindahan panas didalam greenhouse(rumah kaca) merupakan proses yang rumit sehingga tidak mudah membangun greenhouse.Perpindahan panas pada greenhouse adalah perpindahan panas konduksi dan radiasi.Perpindahan konduksi terjadi pada atap,dinding dan lantai.Sedangkan perpindahan panas pada radiasi terjadi di atap dan dinding greenhouse.Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan agar mengetahui perpindahan panas dan pengaruh terjadinya perpindahan panas didalam greenhouse.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut : a. Mahasiswa mampu penghitung luas dan volume greenhouse
b. mahasiswa mampu menghitung kehilangan panas akibat konduksi bahan pada greenhouse c. Mahasiswa mampu menghitung kehilangan konveksi udara pada greenhouse
d. mahasiswa mampu menentukan jumlah kipas yang dibutuhkan didalam greenhouse
25 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suhu udara dan tanah mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.Setiap jenis tanaman mempunyai batas untuk suhu minimum, optimum,dan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhannya.Batas suhu yang mematikan aktifitas sel-sel tanaman berkisar anatar 120 °F sampai 140 °F, tetapi ini beragam sesuai jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya.Suhu udara merupakan faktor penting dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok dan sesuai faktor penentu dari produksi tanaman (Qisthina, 2018).
Iklim memiliki pengaruh penting terhadap kondisi fungsional greenhouse dalam menciptakan kondisi yang optimal bagi budidaya tanaman.Parameter iklim disekitar bangunan dapat memberikan pengaruh langsung terhadap kondisi lingkungan dari dalam bangunan pada ruang terbatas yang berbeda dengan kondisi iklim diluar bangunan.Pengamatan iklim mikro pada bangunan greenhouse umumnya meliputi intensitas cahaya,suhu udara,kelembapan udara,umumnya meliputi intensitas cahaya,kecepatan angina serta perpindahan kalor (Ramdayani,2021).
Cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman dapat masuk kedalam greenhouse,sedangkan tanaman terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan,yaitu suhu udara terlalu rendah,curah hujan yang terlalu tinggi dan tiupan angin yang terlalu kencang.Penggunaan greenhouse memungkinkan dilakukannya modifikasi lingkungan yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman menjadi lebih mendekati kondisi optimum pertumbuhan tanaman.Didalam greenhouse perpindahan panas terjadi melalui radiasi,konduksi dan konveksi (Suhardiyanto,2018).
Model perpindahan panas pada rumah tanaman untuk iklim subtropics telah banyak dikembangkan,karena model pindah panas tersebut dikembangkan untuk musim dingin pada iklim subtropika.Model tersebut selalu mencangkup komponen pemanasan didalam rumah tanaman dan tidak sesuai dengan kondisi rumah tanaman pada musim panas.Perpindahan panas dipengaruhi oleh geometris kondsi awan propokties fluida peningkatan kecepatan aliran udara.peningkatan dapat menyebabkan meningkatnya koefisien perpindahan panas semakin besar (Ratnadewi,2018).
26
Perpindahan panas konduksi merupakan perpindahan panas yang terjadi tanpa disertai dengan adanya perpindahan panas partikel-[ertikel zat. Proses perpindahan panas tersebut terjadi sebagaimana pendapat(MULFI).perpindahan panas terjadi dari benda yang bertemperatur tinggi mengalir ke benda yang bertemperatur lebih rendah.Nilai radiasi yang diterima dari banyaknya radiasi matahari yang mengenai bangunan dan mengenai greenhouse (Melania,20117).
27 BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 21 Maret 2023 pukul 14:00 WITA-selesai di Greenhouse dan Laboratorium Konservasi Lingkungan Fakultas Teknologi Pangan dan agroindustri Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat dan bahan pada prakikum ini yaitugreenhouse,rollmeter,alat pengukur suhu didalam dan diluar greenhouse,modul dan alat tulis.
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Diagram Alir
Gambar 3. Diagram Alir Praktikum Perpindahan Panas Didalam Greenhouse MULAI
Diamati dimensi greenhouse
Dicatat ukuran bagian-bagian greenhouse
Diukur suhu didalam greenhouse
Diukur suhu diluar greenhouse
SELESAI
28 3.3.2 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Diamati dimensi greenhouse
b. Diamati ukuran bagian-bagian greenhouse c. Diukur suhu didalam greenhouse
d. Diukur Suhu diluar greenhouse 3.4 Analisis Data
Adapun analisis data pada praktikum ini yaitu:
Konduksi
Keterangan :
A : Luas greenhouse V : Konduktivitas thermal
ΔT : Perbedaan suhu (didalam dan diluar )
Konveksi
Keterangan :
v : Volume greenhouse
ΔT : Perbedaan suhu (didalam dan diluar ) NAE : Debit aliran Udara
Q = A.V. ΔT
Q = 0,33 x ΔT x v x NAE
NAE = 360 x q v
29
Kebutuhan Kipas
Keterangan : Cfm : Cube fast for minute ΣFan = Total CFm
CFm Performance
30 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Tabel 2. Hasil pengamatan perpindahan panas didalam greenhouse
Bagian Ukuran
Hr 0,59 m
He 6,63 m
W 7,22 m
L 4,10 m
V 238,77
Qc 42,96 w/m3k
QA 322,93 w/m3k
ΣFan 4444,03
4.2 Pembahasan
Greenhouse adalah bangunan yang dirancang secara khusus untuk melindungi tanaman lunak.Greenhouse adalah bangunan yang dibentuk untuk menghidari dan merawat tanaman terhadap berbagai macam cuaca.Jenis tanaman yang tidak sesuai dengan iklim local seperti tanaman hias,sayur-sayuran dan buah-buahan yang bernilai ekonomi tinggi namum sulit dibudidayakan.Manfaat dari greenhouse ini diantaranya tanaman dapat tumbuh dan berproduksi sepanjang tahun secara kesinambungan tanpa banyak dipengaruhi oleh musim.Kualitas hasilyang terjamin.Penggunaan pupuk dan pengairan yang lebih efisien.Serta resiko serangan hama dan ancaman penyakit tanaman yang lebih rendah
Perpindahan panas didalam greenhouse dapat didefinisikan sebagai perpaduan energy panas dari suatu daerah lainnya akibat benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah.Perpindahan panas pada greenhouse dapat terjadi pada dinding,atap
31
maupun lantai greenhouse.Perpindahan panas pada greenhouse ini dapat menyebabkan kinerja yang dilakukan oleh AC meningkat untuk mendapatkan suhu ruang yang didapatkan dengan dan dibutuhkan oleh tanaman.Perpindahan panas yang terjadi pada greenhouse adalah perpindahan panaas secara konduksi dan perpindahan panas secara radiansi.
Ada beberapa cara mengolah perpindahan panas, yaitu dengan cara konveksi bebas (alami) dan konveksi palsu. Pada konveksi bebas atau alami pergerakan fluida terjadi karena perbedaan masa jenis yang disebabkan oleh perbedaan suhu.Sedangkan pada konveksi palsu fluida bergerak karena adanya pengaruh dari luar,dari suatu alat salah satunya pompa atau kipas.Didalam mengolah perpindahan panas,perlu adanya pengamatan terhadap iklim mikro pada bangunan greenhouse.Jika pada kondisi iklim mikro yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman,maka greenhouse akan menjalankan fungsinya secara optimal.
Perpindahan panas memiliki tiga jenis perpindahan,diantaranya konduksi,konveksi dan radiasi.Konduksi yaitu proses perpindahan panas yang mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur lebih rendah dalam satu media (padat,cair dan gas).Dalam aliran panas konduksi,perpindahan panas terjadi karena interaksi molekul secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar.Konveksi yaitu perpindahan panas energy yang terjadi dari permukaan yang temperaturnya diatas dan mengalir kesekitarnya dan angkutan energy,karna terjadinya dalam arah gradient temperature sebagai akibat gerakan masa partikel yang mengalir.Radiasi yaitu perpindahan panas yang mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendahbila benda tersebut berpisah didalam ruangan (Mahmudin dan Syaburir,2018).
Adapun hasil praktikum yang didapatkan pada praktikum ini yaitu didapatkan bagian Hr berukuran 0,59 m, He berukuran 2,86 m, w berukuran 3,0 m dan L berukuran 4,10 m dalam bangunan greenhouse yang telah dilakukan pengukuran.Setelah diketahui hasil pengukuran diatas,maka selanjutnya dilakukan perhitungan untuk nilai b dan didapatkan hasil 6,63 m.Setelah itu dilakukan perhitungan tan α senilai 0,43 dan niali α = 23 °.Haril r yaitu 7,23 m , θ = 46.Setelah semua nilai sudah didapatkan,maka dapat dilakukan perhitungan untuk mencari luas juring dan didapatkan hasil 20,46 m2.Kemudian luas segitiganya 23,93 m2 dan luas busur yaitu 3,47 m2.Setelah itu didapatkan nilai V sebesar 238,77 m3.Maka pindah panas konduksi (Qc) menghasilkan 42,96 w/m3k dan pindah panas konveksi (QA) yaitu 322,93 w/m3k dengan nilai NAE = 0,37 sehingga diperoleh nilai ΣFan yaitu 444
32 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :
a. Pengukuran luas dan volume greenhouse memiliki tinggi atap 0,59 m, tinggi bangunan 2,86 m,lebar greenhouse 3,0 m dan panjang greenhouse 4,10 m.
b. Kehilangan panas akibat konduksi (Qc) pada greenhouse yang telah diamati didapatkan perhitungan 42,96 w/m3k.
c. Kehilangan panas akibat konveksi (QA) pada greenhouse yang telah diamati didapatkan perhitungan sebesar 322,96 w/m3k
d. Untuk menangani kehilangan panas atau untuk menstabilkan suhu didalam greenhouse dibutuhkan alat tambahan yaitu kipas,maka diperoleh nilai ΣFan yaitu 444.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini, didalam proses praktikum hendakny lebih serius agar dalam penulisan laporan tidak ada kebingungan.
33 ACARA IV
PENENTUAN LAYOUT PELETAKAN TANAMAN DIDALAM GREENHOUSE
34 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Greenhouse adalah suatu bangunan untuk budidaya tanaman yang memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat lem but Cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman dapat masuk. ke dalam greenhouse sedangkan tanaman terhindar dari kondisi lingkungan yang tak menguntungkan Seperti udara yang rendah, curah hujan yang tinggi. I dan timpan angin yang terlalu kencang.
Struktur greenhouse berinteraksi dengan parameter iklim di sekitar greenhouse dan menciptakan iklim mikro didalamnya yang berbeda dengan parameter iklim disekitar greenhouse. Hal inilah yang disebu greenhouse effect atau efek rumah kaca. Efek rumah Faca dapat disebabkan oleh dua hal, yakni pergerakan udara da- lam greenhouse. Oleh karena itu, penting dilakukan praktikum ini untuk mengetahui tata letak tanaman dalam greenhose.
1.2Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
a. Mahasiswa mampu menentukan layout atau tata letak tanaman dalam greenhouse.
b. Mahasiswa mampu menghitung dan merencanakan layout atan tata letak tanaman dalam greenhouse
35 BAB II
TINTAUAN PUSTAKA
Greenhouse mempakan suatu lingkungan tumbuh tanaman yang bersifat terkendali.
Pengembangan greenhouse untuk budidaya hortikultura sangat penting dan terjamin keberhasilan tumbuh dari pengaruh lingkungan seperti suhu, kelembapan, intensitas cahaya dan hama penyakit. Pada penggunaan greenhouse, dalam budidaya tanaman menipakan sa tu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman (Setiawan, 2021)
Struktur pada bangunan greenhouse terbagi menjadi 3 bagian yaitu struktur atap, struktur dinding dan sincktur lautai, Struktur atap terdiri dan struktur rangka dan penutup yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam greenhouse, dan faktor luar yang berpengaruh langsung terhadap tanaman seperti angin, hujan, hama dan penyakit tanaman. Simktur lantai berfungsi se- bagai alat dan pondasi yang menyangga bagian atas bangunan greenhouse (Marlina, 2020).
Tata letak greenhouse hams diperhatikan penerimaan cahaya matahari yang lebih merata.
Hal dari pembangunan greenhouse ada lah hame mandapatkan sinar matahari yang cukup. Hal ini berarti greenhouse tidak boleh terhalang oleh bangunan lainnya seperti pohon ternaung dan menghalangi sinar matahari. Greenhouse dengan kontruksi bentuk monah cocok diterapkan untuk daerah bersuhu panas, karena mempertimbangkan pertukaran udara dalam greenhouse melalui lubang ventilasi (Aini, 2018)
Konteks desain yang dirancang adalah bangunan yang dari fungsinya memiliki manfaat untuk bangunan itu sendiri dan untuk lingkungan sekitar tata letak bangunan tersebut dirancang.
Tapak bangunan mempertimbangkan situati atan kondiri permasalahan yang diangkat dan bertambah krisis masa depan, perkotaan padat dianggap dapat mempresentasikan masalah terrebut ( Dani Indra, 2018)
Greenhouse yang kecil dan terpisah memerlukan biaya awal yang murah, tetapi atan mahal (tidak efisien) untuk mempertahankan suhu tinggi dibandingkan dengan greenhouse yang cocok untuk di Indoneria adalah lebar 8-12 m dan panjang 30-40 m. Ukuran ini ialah ukuran ideal.Untuk pemasangan plastik dan bahan internal lain yang tersedia dipasar,khususnya untuk daerah tropis harus dibuat kontruksi ventilasi yang memadai (Susila,2021)
36 BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum penentuan layout peletakan tanaman dalam greenhouse ini dilaksanakan pada hari Selasa,21 Maret 2023 pukul 13.30-Selesai,bertempat di halaman belakang Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri,Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan Prakikum
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu kertas,alat tulis dan data perencanaan layout tanaman dalam greenhouse.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Diagram Alir
Mulai
Disiapkan alat dan bahan
Disiapkan tanaman tomat sebanyak 500 tanaman
Dibuat jarak antara bedengan dengan lebar kurang lebih 75 jarak antar tanaman 30 cm dan jarak tiap dinding dengan bedengan 25 cm
Diletakkan tanaman dalam greenhouse dengan susunan baris 23 tanaman dan kolom 22 tanaman
Dimasukkan tanaman pada polibag Disiapkan dengan ukuran pada
polibag
Selesai
37
Gambar 4.Diagram alir penentuan layout peletakan tanaman dalam greenhouse 3.3.2 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada praktikum ini yaitu a. Disiapkan alat dan bahan
b. Disiapkan tanaman tomat sebanyak 500 tanaman c. Disiapkan polybag dengan ukuran 35x90 cm d. Dimasukkan tanaman pada polybag
e. Diletakkan tanaman dalam greenhouse dengan susunan baris 23 halaman dan kolom 23 tanaman
f. Dibuat jarak antar bendengan dengan lebar kurang lebih 75 jarak antar tanaman 30 cm, dan jarak tiap dinding dengan bedengan 25 cm
38 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan
Diketahui:
Jumlah tanaman diletakkan digreenhouse : 500 tanaman
Ukuran 38olybag tanaman : 35 cm ×40 cm
Jarak tanaman antar bedengan : ±75 cm
Jarak antar tanaman : ±30 cm
Jarak tiap dinding dengan bedengan : 75 cm
Ditanya: tata letak tanaman atau rancang bangun greenhouse yang sesuai?
Jawab:
Dalam perhitungan ini akan digunakan Variabel X dan Y dimana X = jumlah tanaman pada baris
Y = jumlah tanaman pada kolom
Dengan metode lagrange , maka akan didapat fungsi
Panjang = 75 + 15X + 35X = 75 + 50X
Note: 5X adalah jumlah tanaman dalam sebuah jarak antar tanaman 30 cm. jarak antar tanaman = 50 cm dikonversi menjadi 50X , karena jarak tersebut diantara 2 tanaman maka perhitungan menjadi 30X dibagi 2 yang menghasilkan 15 X.
Lebar = 75 + 15Y+40Y= 75+55Y Maka didapatkan:
Fungsi tujuan luas = panjang × Lebar
= (75 + 50x) × ( 75 +55y)
= 5,625 + 4.125y + 3.750x+ 2.750xy… (1)
Fungsi kendala xy = 500
Xy-500 = 0……….. (2)
Fungsi yang dihitung dengan metode langrage
5625 + 4125y + 3750x + 2750 xy + p (xy-500)………….. (3)
JLE/Jx = 3.750 + 2750y + Py……….. (4)
JLE/Jy = 4125 + 2750y + Py……….. (5)
JLE/Jp = x-y-500 = x =500/p……….. (6)
39
Fungsi 5 dipindah ruas Px = -4125-2750x
Fungsi 5 dibagi dengan x.p = -4125/x-2.750……… (7)
Fungsi 6 diditribusikan terhadap fungsi 7 P=(-4125/(500/y)) – 2.750
=-8,25y – 2.750……….. (8)
Fungsi 8 didistribusikan terhadap fungsi 4:
0= 3.750 + 2.750y + py
0= 3.750 + 2.750y + ( -8.25y – 2750)y 0= 3.750 + 2.750y + ( -8.25y2 – 2750y) -3750 = 2.750y -8.25y2-2750y
-3750 = 8.25 y2 y2 = 454,55 y =√454,55 y =√454,55 y = 21, 32
y =22……… (9) Maka jumlah tanaman didalam kolom: 22 tanaman.
Fungsi 9 didistribusikan terhadap fungsi 6 X= 5000/y
=500/22 =22, 72 =23
Maka jumlah tanaman didalam baris : 23 tanaman Jika dihitung X kali Y= 22 × 23
=506 tanaman
Hal ini membuat greenhouse dengan 23 baris tanaman dan 22 kolom tanaman mampu menampung 506 tanaman. Jumlah tersebut lebih dari jumlah tanaman yang tersedia yaitu 500 tanaman.
40
41
Gamabar 5. Grafik Layout Greenhouse
4.2 Pembahasan
Pola tanam adalah suatu urutan tanam pada sebiidang lahan dalam suatu tahun termasuk didalmnya masa pengolahan tanah. Pola tanaman merupakan bagian atau subsistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pertanian. Pola tanaman ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Pola tanaman didaerah tropis, biasanya disusun selama satu tahun dengan memperhatikan curah hujan terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.
Pola tanaman terbagi menjadi dua yaitu pola tanam monokultur dan pola tanam polikultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis, misalnya padi saja atau jangung saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Sedangkan pola tanaman polikultur adalah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang tersusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik.
Pengaturan jarak tanaman dengan kepadatan tentu bertujuan memberi ruang tumbuh pada tiap tiap tanaman agar tumbuh dengan baik. Jarak tanam akan mempengaruhi kepadatan dan efesiensi penggunaan cahaya, persaingan diantara tanaman, penggunaan air dan unsur hara sehingga akan mempengaruhi produksi tanaman. Pada kerapatan rendah, tanaman kurang berkompetisi dengan tanaman lainnya, sehingga penampilan individu tanaman lebih baik. Sebaliknya pada kerapatan tinggi, tingkat kompetesi diatara tanaman terhadap cahaya, air dan unsur hara semakin ketat sehingga tanaman dapat terhambat pertumbuhannya.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dimana jumlah tanaman yang akn diletakkan dalam green house yaitu sebanyak 506 tanaman dengan ukuran polibag yaitu 35×40 cm. lalu jarak antar tanaman yaitu ±30 cm dan jarak tiap dinding dengan bedengan yaitu variabel X dan Y dimana X adalah jumlah tanaman pada baris dan Y adalah jumlah tanaman pada kolom. Dengan metode lagrange didapatkan fungsi yaitu panjang dan lebar dimana fungsi panjang = 75+50X dan fungsi lebar = 75+55Y. Dari metode lagrange didapatkan fungsi tujuan yaitu luas= panjang×lebar. Kemudian terdapat fungsi kendala dan fungsi yang dihitung dengan metide lagrange. Setelah dihitung, fungsi (S) dipindahkan ruasnya lalu
42
dibagi dengan X, seteah itu fungsi S didistribusikan terhadap fungsi (7). Setelah didapatkan hasilnya, selanjutnya adalah fungsi (3) didistribusikan terhadap fungsi (4) sehingga menghasilkan nilai Y dimana Y adalah jumlah tanaman dalam kolom yaitu sebanyak 22.
Selanjutnya fungsi (9) didistribusikan terhadap fungsi (6) sehingga didapatkan nilai X dimana X adalah jumlah tanaman dalam baris sebanyak 23 sehingga apabila nilai X dan Y dikalikan maka akan mendapat hasil yaitu 506 tanaman.
Penerapan layout atau tata letak pada bidang teknik pertanian yaitu untuk mengatur jarak tanaman didalam ruang bangunan greenhouse. Jarak tanam akan mempengaruhi kepadatan dan efesiensi penggunaan cahaya, persaingan antar tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara. Jarak tanaman yang sempit akan terjadi persaingan dalam memperoleh air, unsur hara.
43 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
a. Pengaturan tata letak (layout) tanaman pada greenhouse dapat dipengaruhi oleh beberapa pertimbangan diantaranya pertimbahangan sifat tumbuh tanaman, efesiensi kegitan budidaya dan konservasi lahan greenhouse. Tata letak yang tepat dengan memperhitungkan jarak yang ideal dan pengaturan tentang bagaiman dapat membantu menciptakan kondisi yang baik dalma greenhouse.
b. Hasil pengamatan dan perhitungan ada begitu banyak fungsi dimana sebagian fungsi didistribusikan dan dikalikan atau dibagi dengan fungsi lainnya sehingga didapatkan nilai X dan Y. dimana nilai X dan Y ini dikalikan sehingga menghasilkan 506 tanaman.
Sehingga didaptkan gambaran layout yang akan direncanakan yaitu dengan ukurab 22 kolom dan 23 butir
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini sebaiknya ketika melakukan pengamatan, praktikan lebih kondusif dan serius agar data yang diamati lebih tepat dan akurat.
44 ACARA V
PEMANTAUAN IKLIM MIKRO
45 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara geografis Indonesia menjadi Negara yang dilintasi oleh garis katulistiwa dan beriklim tropis yang sangat cocok untuk bercocok tanam, karena itu Indonesia juga dikenal sebagai Negara agraris. Karena sebagian penduduknya bekerja sebagai petani yang menghasilkan beberapa komoditi pangan seperti padi, palawija, dan sayur. Kegiatan pertanian selalu berhubungan dengan fluktuasi unsure-unsur cuaca yang mempengaruhi hasil pertanian baik yang bersifat positif (meningkatkan hasil) maupun negatif (menurunkan hasil). Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pertanian.
Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini sangat penting artinya bagi kehidupan tumbuhan, hewan dan manusia.
Karena kondisi udara pada skala mikro ini yang akan berkontrak langsung dengan (dan mempengaruhi secara langsung) makhluk-makhluk hidup tersebut. Antara makhluk hidup dan udara disekitarnya akan terjadi saling mempengaruhi satu sama lain. Makhluk hidup tanggap terhadap dinamika dan perubahan dari unsur-unsur iklim sekitarnya. Keberadaan bangunan fisik buatan manusia dan benda-benda alami pada suatu lingkungan juga mempunyai pengaruh terhadap iklim mikro setempat misalnya terhadap suhu udara, kecepatan angin, intensitas dan lama penyinaran yang diterima oleh suatu permukaan, dan kelembaban udara.
Keragaman dari unsur-unsur iklim ini disebabkan karena perbedaan kemampuan dari benda-benda dalam menyerap radiasi matahari, menyiram air, dan keragaman rupa fisiknya. Pengetahuan tentang sifat-sifat benda atau bahan sehubungan dengan kemampuannya untuk menyerap, memantulkan atau meneruskan radiasi matahari serta kemampuannya dalam menyerap dan menahan air. Modifikasi iklim mikro sering dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan lingkungan yang lebih optimal (atau paling tidak lebih
46
baik) untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu diperlukan praktikum ini untuk mengetahui cara pemantauan iklim mikro yang baik dan benar.
2.1 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Agar praktikan memahami teknis pengambilan data iklim mikro didalam dan di luar ruang tanam.
b. Agar praktikan dapat menganalisis kekurangan sensor.
c. Agar praktikan dapat melakukan kalibrasi sensor.
47 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Greenhouse merupakan kontruksi (bangunan) yang berfungsi untuk memanipulasi lingkungan agar tercipta kondisi lingkungan yang diinginkan dan menghindari adanya hama dan penyakit yang terbawa angin . pemeliharaan tanaman menggunakan greenhouse akan menyebabkan tanaman akan lebih terkontrol dan laju pertumbuhan tanaman akan lebih maksimal dibandingkan dengan tanaman yang berada diluar greenhouse. Akan tetapi, greenhouse konvensional tidak dapat mengatur kondisi lingkungan sehingga belum optimal terutama untuk mencegah hama yang berasal dari tanah. Pada pengendalian iklim mikro, greenhouse sangat penting peranannya. Terutama pada daerah dengan tempratur rendah (dibawah 250C) dan kelembaban udara tinggi (diatas 800C) yang menyebabkan intensitas cahaya rendah (Kurniawan, dkk., 2021).
Rumah kaca atau greenhouse sudah menjadi bagian penting dalam bidang pertanian, karena dapat mengatur iklim buatan yang dibutuhkan bagi tanaman, karena kondisi lingkungan di dalam greenhouse sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang di tanam di greenhouse. Iklim buatan merupakan faktor penting yang mempengaruhi produktivitas tanaman seperti suhu, kelembaban udara dan intensitas cahaya matahari yang harus dipantau dan dikendalikan secara berkelanjutan. Penggunaan sensor dalam greenhouse adalah salah satu bentuk penerapan teknologi otomatisasi pada greenhouse yang berguna untuk mengukur iklim mikro pada greenhouse seperti suhu, kelembaban udara dan intensitas cahaya (Pasimpangan, dk., 2022).
Pengukuran pola tanam bertujuan untuk menciptakan iklim mikro yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. System tanam pada tanaman akan berpengaruh kepada kerapatan populasi tanaman. Populasi tanaman menyebabkan perebutan kebutuhan hidup antar individu, baik ruang atau sumber daya lain. Sehingga tercipta iklim yang khas pada satu populai tanaman yang disebut iklim mikro. Iklim mikro merupakan iklim di lapisan udara dekat permukaan bumi dengan ketinggian ± 2 meter, dimana pada daerah ini gerak udara
48
lebih kecil karena permukaan bumi kasar dan perbedaan suhu yang besar. Iklim mikro meliputi suhu, kelembapan udara dan indtensitas cahaya (Wentasari dan Gusta,2018).
Iklim memiliki pengaruh penting terhadap kondisi fungsional greenhouse dalam menciptakan kondisi yang optimal bagi budidaya tanaman. Parameter iklim disekitar bangunan dapat memberikan pengaruh langsung terhadap kondisi lingkungan di dalam bangunan pada ruang terbatas yang berbeda dengan kondisi iklim di luar bangunan. Pengamatan iklim mikro pada bagunan greenhouse umumnya meliputi intensitas cahaya, suhu udara, kelembapan udara, kecepatan angin serta perpindahan kalor dan perpindahan masa yang terjadi di dalam bangunan (Nafila, dkk., 2018).
Lingkungan iklim mikro yang ada di dalam greenhouse yaitu kelengasan tanah, kelembapan lingkungan, suhu lingkungan intensitas cahaya matahari dan suhu tanah harus selalu diperhatikan agar pertumbuhan tanaman dapat dioptimalkan. Informasi iklim mikro ini sangat penting karena terkait langsung dengan tindakan lanjutan, untuk menjamin agar tanaman dapat tetap tumbuh optimal. Kesalahan ukuran harus dicegah agar tindakan antisipasi untuk melindungi tanaman akibat pengaruh buruk dari luar yang merusak tanaman dapat langsung dilakukan. Informasi iklim ini kemudian akan dimanfaatkan untuk membuat rancangan akuator otomatis yang dapat mengerjakan kegiatan perawatan tanaman menggunakan tenaga manusia untuk menjamin pemeliharaan yang berkelanjutan sesuai dengan sifat pertumbuhan tanaman agar diproleh hasil yang baik (Talaumbanua, dkk., 2020).
49 BAB lll
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa 21 Maret 2023 pukul 13:30 - selesai di Greenhouse Laboratorium Teknik dan Konservasi Lingkungan Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu erat yang terdiri dari sensor suhu dan kelembaban awas lux meter animo m termos hydro m lampu ld dan lampu tl bahan yang terdiri dari modul.
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Diagram Alir
Mulai
Diukur dan dicatat suhu di dalam dan di luar rumah tanam dengan termometer digital
Diukur dan dicatat sensor suhu di dalam dan di luar rumah tanam dengan sensor suhu
Diukur dan dicatat kelembaban di dalam dan di luar rumah tanam dengan hygrometer digital
Diukur dan dicatat kelembaban di dalam dan di luar rumah tanam dengan sensor suhu kelembaban
a
50
Gambar 6. Diagram Alir Proses Pemantauan Iklim Mikro 3.3.2 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
a. Diukur dan dicatat suhu di dalam dan di luar rumah tanam dengan termometer digital
b. Diukur dan dicatat sensor suhu di dalam dan di luar rumah tanam dengan sensor suhu
c. Ddiukur dan dicatat kelembaban di dalam dan di luar rumah tanam dengan termometer digital
d. Ddiukur dan dicatat kelembaban di dalam dan di luar rumah tanam dengan sensor suhu kelembaban
e. Diukur dan dicatat intensitas cahaya LED dan lampu TL di dalam bangunan tanaman secara manual dengan lux meter.
f. Diukur dan dicatat kecepatan angin secara otomatis menggunakan aws Diukur dan dicatat intensitas cahaya LED dan lampu TL di dalam bangunan
tanaman secara manual dengan lux meter
Diukur dan dicatat kecepatan angin secara otomatis menggunakan aws
Diukur dan dicatat kecepatan angin secara manual menggunakan anemometer
Selesai a
51
g. Diukur dan dicatat kecepatan angin secara manual menggunakan anemometer
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 3. Pemantauan Suhu
Tabel 4. Pemantauan Kelembaban Thermometer
Digital (y)
Sensor suhu (y1)
Selisih (y – y1)
y – y1 y1
MAPE
63% 61% 2 0,032
Thermometer Sensor suhu Selisih y – y1 MAPE
Digital (y) (y1) (y – y1) y1
33,9 32,9 1 0,030
33,9 33,9 0 0
32,9 33,9 -1 -0,02
34,0 32,8 1,2 0,036
33,7 32,8 0,9 0,027 2,62 %
33,6 32,7 0,9 0,027
33,5 32,6 0,9 0,027
33,5 32,5 1 0,030
33,4 32,3 1,1 0,034
33,2 32,2 1 0,031
52
65% 62% 3 0,048
63% 61% 2 0,032
66% 62% 4 0,064
63% 60% 3 0,05 4,51%
65% 62% 3 0,048
64% 61% 3 0,049
64% 61% 3 0,049
63% 61% 2 0,032
65% 63% 3 0,047
Tabel 5. Pemantauan Intensitas Cahaya Pemantauan Intensitas LED
Jarak dengan sumber cahaya (cm) Intensitas cahaya Luxmeter
40 0,02 x 10
35 2,03 x 10
30 0,04 x 10
25 0,06 x 10
20 0,09 x 10
15 0,15 x 10
10 0,26 x 10
5 0,78 x 10
Table 6. Pemantauan intensitas cahaya
Jarak dengan sumber cahaya (cm) Intensitas cahaya Luxmeter
53
40 0,09 x 10
35 0,14 x 10
30 0,17 x 10
25 0,24 x 10
20 0,30 x 10
15 0,41 x 10
10 0,64 x 10
5 0,91 x 10
Table 7. Pemantauan Kecepatan Angin
Waktu Pengukuran Kecepatan Angin
Anemometer AWS
14:20 1,3 0,4
14:25 1,0 0,0
14:30 0,9 1,3
14:35 0,9 0,9
14:40 0,9 1,1
14:45 0,9 0,7
14:50 0,7 0,2
14:55 0,9 0,9
15:00 0,6 1,3
15:05 0,8 2,0
54 4.2 Pembahasan
Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini sangat penting bagi kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan, karena kondisi udara pada skala mikro ini yang akan berkontrak langsung dengan (mempengaruhi secara langsung) makhluk hidup tersebut. Iklim mikro adalah lapisan atmosfer yang dekat dengan permukaan tanah atau sekitar tanaman atau tumbuhan yang terealisi dari suhu, kelembaban tekanan udara, keteduhan dan dinamika energi radiasi matahari. Iklim mikro dapat menggambarkan kondisi iklim lingkungan sekitar yang berhubungan langsung dengan organisme hidup dekat permukaan bumi maupun pada lingkungan terbatas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi lingkungan di dalam greenhouse yaitu cahaya, kecepatan angin, dan polutan. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang paling penting bagi tanaman karena merupakan sumber energi bagi fotosintesis tanaman.
Temperatur adalah salah satu parameter yang sangat penting bagi tumbuhan kelembaban udara relatif adalah rasio antara tekanan uap air jenuh pada temperatur tersebut. Kadar karbond