Manfaat dan tujuan Green house
Green house atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah barang baru bagi pelaku agribisnis, terutama agribisnis hortikultura seperti sayuran dan tanaman hias. Meskipun demikian, hal itu tidak menjamin bahwa semua petani Indonesia mengerti dan mengetahui tentang green house ini. Jangankan tahu manfaatnya, bahkan mungkin melihatnya saja belum pernah. Berdasarkan pertimbangan tersebut,dalam bahasan ini akan diulas gambaran umum mengenai apa sebenarnya dan manfaat dari green house sebagai penunjang agribisnis kita.
Dunia pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu penghasil komoditas unggulan baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya teknologi budidaya pertanian untuk terus dikembangkan. Salah satu teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi rumah kaca (Greenhouse).
Gambar 1 : Greenhouse
Karena dengan Greenhouse faktor yang berpengaruhseperti suhu, sinar matahari, kelembaban, danudara disediakan, dipertahankan dandidistribusikan secara merata pada level yang optimal. Untuk tujuan ini disyaratkan dalampembuatan greenhouse adalah mempunyaitransmisi cahaya yang tinggi, konsumsi panasyang rendah, ventilasi yang cukup dan efisien,struktur yang kuat.
BAB II
PEMBAHASAN
Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini. Green house biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara kita mengadopsi tekhnologi tersebut.
Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian.
Green House sebagai Sarana Penunjang Agribisnis Hortikultura sangat Mendukung Upaya Peningkatan Produksi dan Kontinyuitas Produk
Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan green house di Indonesia dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan terhadap suatu kasus. Sebagai contoh, bila kita ingin mencari uji ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tertentu. Adanya green house yang mampu menciptakan iklim yang bisa membuat tanaman mampu berproduksi tanpa kenal musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan hama dan penyakit yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya green house penyebaran hama dan penyakit yang diujicoba dapat dicegah . Hal ini berbeda dengan percobaan yang dilakukan di luar green house dimana dalam waktu yang sangat singkat hama dan penyakit dapat cepat menyebar luas karena terbawa angin maupun serangga.
Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal.
Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki.
a. Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah. b. Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
c. Kekurangan dan kelebihan curah hujan. d. Gangguan hama dan penyakit.
e. Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman. f. Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan. g. Ekses polutan akibat polusi udara.
Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
a. Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
b. Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman.
c. Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur. d. Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit. e. Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu. f. Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida g. Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.
Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan green house , hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaturan jadwal produksi.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi secara mandiri dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama yang menyebabkan harga anjlok.
2. Meningkatkan hasil produksi
Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi .
3. Meningkatkan kualitas produksi
Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk.
4. Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun.
Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet.
5. Aset dan performance
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya.
6. Sarana agrowisata
Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.
J E N I S G R E E N H O U S E
Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam green house berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai green house. Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.
Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green house besi.
A. Green house bambu.
Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka green house bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV.
B. Green house kayu
Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.
Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca. C. Green house besi.
Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga penggunaan green house dapat dilakukan secara optimal.
T I P E G R E E N H O U S E
Type green house dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya. Bentuk atau
desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh pada kondisi
mikroklimat di dalam green house.
Secara umum desain green house uintuk daerah tropis berbeda dengan desain di daerah
empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain green house yang memang dibuat khusus
seperti untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek.
Desain green house daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi. Karena
problem utama dari green house di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu tinggi akibat
Sebaliknya pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim desain green house lebih
tertutup. Bukaan yang minimal ini dibuituhkan karena pada saat musim dingin udara hangat
akibar radiasi infra merah dipertahankan tidak keluar.
Jadi desain sebuah green house sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Bagaimana
sebuah green house dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman
terletak pada desainnya.
Pada dasarnya green house dapat dibagi ke dalam 3 type, yaitu :
1. tipe tunnel
2. tipe piggy back
3 . tipe multispan
Masing – masing type dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Type Tunnel
Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihannya adalah
memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung kebawah merupakan bentuk
yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki
Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika digunakan pada daerah
tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau cooling system untuk mengalirkan dan
menurunkan suhu udara di dalam green house.
2. Tipe Piggy back
Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini adalah
tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat baik. Banyak
memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan mikroklimat yang kondusif bagi
Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan dari
tipe ini. Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat green house tipe piggy back kurang
disarankan. Karena dengan banyaknya struktur terbuka menyebabkan struktur rentan terhadap
terpaan angin. Selain itu dari segi biaya dengan penggunaan material atap sama, greeen house
type ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena penggunaan material struktur lebih banyak
3. Tipe Campuran ( Single span dan Multispan )
Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy
back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan (hybrid) antara tipe
tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe green house ini memeliki kelebihan dari
tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang
Kelebihan lain dari tipe ini adalah beberapa unit green house (Single Span) dapat
disatukan menjadi satu blok green house besar (Multispan) dimana hal ini sulit dilakukan pada
green house tipe tunnel.
Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran
ini lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan green house luas, maka type
multispan adalah type yang paling sesuai.
BAHAN PENUTUP GREEN HOUSE
Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan pada green
house membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer
(Photosynthetically Active Radiation). Hampir semua bahan penutup green house mampu
menampung cahaya tersebut sesuai dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan
yang terbuat dari Polyethylene dan fiberglass cenderung membuat cahaya menjadi tersebar,
sementara bahan yang terbuat dari acrylic dan polycarbonate lebih cenderung meneruskan
cahaya yang masuk secara langsung. Cahaya yang sifatnya menyebar tersebut memberikan
daun-daun tanaman bagian atas dan memantulkannya pada daun-daun-daun-daun yang ada di bagian bawah
sehingga penyebaran cahaya menjadi lebih merata.
Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk
sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan
penutup yang mahal. Adapun bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik.
Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan
antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat
mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang biasa digunakan sebagai penutup green house
antara lain :
1. Acrylic
Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah serta sangat transparan.
Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi dibandingkan dengan bahan
yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83
% cahaya dan mengurangi kehilangan panas sekitar 20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis.
Bahan ini tidak akan menguning walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun
kekurangan dari bahan acrylic adalah : mudah terbakar,sangat mahal, dan sangat mudah
tergores/tidak tahan gores.
2. Polycarbonate
Polycarbonate memiliki ciri-ciri : lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis, serta lebih
murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis polycarbonate mampu menghantarkan
cahaya sekitar 75-80 % dan mengurangi kehilangan panas sekitar 40% dibandingkan satu lapis.
membuat lapisan kurang transparan dalam waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang
tidak cepat menguning).
3. Fiberglass Reinforced Polyester
Bahan ini memiliki sifat-sifat : lebih tahan lama, penampilannya menarik, harganya
terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan
plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa lempengan.
Meskipun demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.
4. Polyethylene film
Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya hanya
sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang menarik, serta membutuhkan penanganan
maupun perawatan yang lebih intensif . Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh
sengatan cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan perawatan
lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan
kerangka yang lebih banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.
5. Polyvinyl cholride film
Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk cahaya dengan
panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu menciptakan temperatur udara yang
cukup tinggi pada malam hari dan bisa berfungsi sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini
lebih mahal dibandingkan polyethylene film dan cenderung mudah kotor, yang mana harus terus
dilakukan pembersihan agar didapatkan penghantaran cahaya yang lebih baik.
Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung dan ada yang berbentuk lancip.
Tinggi dinding yang baik mencapai 6 sampai 9 meter, tergantung crop yang akan diproduksi atau
tebal yang tidak mudah sobek dan cara pemasanganya dimulai dari atapnya dulu, kalau sudah
selesai baru dinding. Pintu dari green house harus dibuat serapat mungkin sehingga tidak
memberikan kesempatan bagi udara luar untuk masuk kedalam green house. Setelah dinding dan
atap terpasang kaca atau plastik, kita dapat memasang sistem irigasi dengan menggunakan pipa
secara sistematis yang dapat kita kendalikan, serta diberi bak pengontrol untuk mengontrol
masuk dan keluarnya air dari dalam dan keluar dari green house. Untuk bagian dalam green
house ada 2 jenis, yaitu diplester dengan semen, ini hanya untuk green house yang
penanamannya menggunakan media pot atau plastik polybag atau percobaan hydroponik tetapi
ada juga yang dalamnya berupa tanah seperti yang ada dilahan persawahan, hal ini bertujuan
untuk budidaya sayuran, buah-buahan dan bunga yang akan dibuat petakan atau bedengan.
Bahkan bedengan ini ada juga yang diberi mulsa sama seperti tehnik budidaya tanaman pada
umumnya. Tetapi dengan green house pengawasan terhadap tanaman baik temperature,
kelembaban, kebutuhan air, kebutuhan hara bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat
dikontrol dengan sebaik-baiknya.
Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan green house sangat
menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market hortikultura karena kita mampu
berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada cuaca atau musim bahkan kualitas produk
yang dihasilkan dapat terjamin atau lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.
Beberapa unsur lokasi yang perlu diperhatikan dalam pembangunan rumah plastik
adalah
1.Luas Areal
Luas lahan hendaknya cukup besar untuk mengantisipasi perkembangan usaha dimasa
yang akan datang. Untuk usaha komersial faktor ini sangat penting. Disamping itu perlu
2.Topografi
Lokasi pembangun rumah plastik harus sedatar mungkin untuk menekan biaya, karena
jika dibangun pada lokasi yang miring maka diperlukan biaya tambahan untuk pembuatan rumah
plastik bertingkat. Lokasi yang datar juga memudahkan dalam otomasisasi pada rangkai rumah
plastik yang besar sekalipun. Lahan tersebut juga harus mempunyai sifat drainase yang baik.
3.Iklim
Iklim lokasi yang dipilih diperhitungkan berdasarkan kebutuhan tanaman yang akan
diusahakan. Area yang seringkali berkabut atau bercuaca buruk umumnya kurang baik bagi
kebanyakann tanaman. Tanamam yang menyukai intensitas cahaya yang tinggi akan lebih baik
diusahakan di lokasi yang ketinggiannya cukup tinggi dengan intensitas cahaya yang baik.
Adanya bukit atau barisan pepohonan yang berlaku sebagai penghalang, penting untuk area-area
yang anginnya cukup kencang.
3.Ketersediaan air
Air adalah salah satu faktor utama yang sangat dibutuhkan tanamam. Karena itu dalam
menentukan lokasi rumah plastik, ketersediaan air di lokasi yang dipilih baik kualitas maupun
kuantitasnya harus cukup tersedia. Kontinuitas suplai air harus bisa mencukupi untuk jangka
waktu yang panjang. Begitupun kualitas air yang tersedia harus diperiksa untuk menentukan
kandungaan mineral dan mendekteksi unsur-unsur yang kurang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Mengetahui kandungan mineral cukup penting terutama untuk
daerah-daerah dekat pantai dan muara sungai, biasanya mengandung ion sodium dan klorida yang
kurang baik bagi tanaman.
Arah/orientasi akan mempengaruhi penerimaan/transmisi cahaya. Transmisi cahaya dapat
terhalangi oleh kerangka rumah plastik dan juga ditentukan oleh musim akibat perubahan sudut
penyinaran matahari, terutama untuk daerah- daerah yang berada pada lintang tinggi.
BAB III KESIMPULAN
· Untuk membuat rumah kaca (greenhouse) harus di perhatikan unsur lokasi dimana akan di tempatkan rumah kaca tersebut
· Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan penutup yang mahal.
· Bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan.