Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan Semesta Alam. Berkat rahmat dan hidayahnya, kami dapat menyiapkan laporan tugas besar pembinaan konkrit bertetulang II ini. Banyak pihak yang membantu menyiapkan laporan tugasan utama ini dan kami ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka.
Yan Sujendo M, selaku dosen penanggung jawab tugas Struktur Beton Bertulang II yang membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini. Semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung membantu kami menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Dan semua teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan semangat selama pembuatan laporan tugas besar ini.
Kami menyadari bahwa laporan besar ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami menyambut baik saran dan kritik yang membangun. Akhir kata, semoga laporan tugas yang bagus ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
PENDAHULUAN
Dasar Perencanaan
Dasar Struktur dan Teknis Bangunan
- Data strukutur
- Data Teknis
Peraturan yang Digunakan
Spesifikasi Bahan
Tingkat Daktilitas
Daktilitas parsial adalah seluruh tingkat daktilitas suatu struktur bangunan dengan nilai faktor daktilitas antara struktur bangunan elastis penuh sebesar 1,0 dan struktur bangunan daktail penuh sebesar 5,3 (SNI pasal 3.15) 3. Faktor daktilitas struktur bangunan daktilitas penuh adalah 5,3 (SNI pasal 3.15). struktur bangunan μ adalah perbandingan antara defleksi maksimum struktur bangunan akibat dampak gempa rencana pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan δm dan defleksi struktur bangunan pada saat leleh pertama δy.
Perencanaan Pelat
SNI Pasal 13.2.4 mengatur, untuk konstruksi monolitik atau komposit penuh, suatu balok meliputi bagian pelat pada setiap sisi balok yang memanjang dengan jarak yang sama dengan proyeksi balok di atas atau di bawah pelat, mana yang lebih besar, tetapi harus tidak boleh lebih besar dari empat kali ketebalan pelat. Pasal 8.12.2 SNI mengatur bahwa lebar efektif pelat sebagai flensa balok T tidak boleh melebihi seperempat panjang bentang balok dan lebar efektif flensa berengsel pada setiap sisi badan balok. tidak boleh melebihi. Untuk f'c di atas 28 MPa, β1 harus dikurangi sebesar 0,05 untuk setiap 7 MPa kelebihan kekuatan di atas 30 MPa, namun β1 tidak boleh diambil kurang dari 0,65.
Gaya geser yang diberikan beton harus lebih besar dari gaya geser yang terjadi, gaya geser yang diberikan beton dihitung sebagai berikut.
Analisis kemampuan balok terhadap beban yang terjadi
- Pelat Satu Arah
- Pelat dua arah
- Asumsi perletakan pelat
- Bentuk teoritis pelat
- Pembebanan
- Tulangan susut dan suhu
Tidak boleh ada pembatasan penyimpangan antar lantai untuk struktur satu lantai dengan dinding interior, partisi, langit-langit, dan sistem dinding luar yang dirancang untuk mengakomodasi penyimpangan antar lantai. Sistem struktur dasar terdiri dari dinding geser batu bata yang dirancang sebagai elemen vertikal kantilever dari penyangga dasar atau pondasi yang dibreising sedemikian rupa sehingga distribusi momen antar dinding geser (kopling) dapat diabaikan. Untuk pelat tanpa balok dalam yang bentang antar tumpuan dan mempunyai perbandingan bentang panjang dan bentang pendek tidak lebih dari 2, tebal minimum harus memenuhi ketentuan Tabel 1.11 dan tidak boleh kurang dari nilai berikut.
Untuk pelat dengan balok memanjang di antara tumpuan pada semua sisinya, tebal minimum (h) harus memenuhi ketentuan berikut. Daerah penyusutan dan penguatan suhu harus memberikan setidaknya rasio luas tulangan terhadap luas penampang bruto beton sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari 0,0014.
Hubungan Balok dan Kolom
- Rangka Momen Biasa
- Rangka Momen Menengah
Pembebanan
- Perencanaan pembebanan gempa
- Kinerja struktur gedung
- Kemapuan layan
- Kombinasi beban untuk metoda ultimit
- Kekuatan desain
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada suatu bangunan atau bagian bangunan akibat adanya perbedaan tekanan udara. Keteraturan (teratur atau tidak) atau konfigurasi bangunan akan sangat mempengaruhi kinerja bangunan ketika terkena gempa rencana, oleh karena itu struktur bangunan kita bagi menjadi dua kelompok yaitu teratur dan tidak beraturan. tentang konfigurasi denah dan elevasi bangunan. Efektifitas kemampuan servis marjinal struktur bangunan ditentukan oleh simpangan antar tingkat akibat pengaruh gempa rencana, yaitu untuk membatasi terjadinya peleburan baja yang berlebihan dan retaknya beton, di samping mencegah kerusakan non-struktural dan ketidaknyamanan pada penghuninya.
Untuk memenuhi persyaratan kinerja, nilai batas penggunaan struktur bangunan, dalam semua hal simpangan antar tingkat, yang dihitung berdasarkan simpangan struktur bangunan, tidak boleh dilampaui. Kapasitas batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh lendutan maksimum antar lantai dan lendutan struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada keadaan struktur gedung berada di ambang keruntuhan, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur bangunan yang dapat menimbulkan korban jiwa dan mencegah terjadinya benturan berbahaya antar bangunan atau bagian struktur bangunan antar bangunan, yang dipisahkan dengan celah pemisah. Seluruh bangunan dan fasilitas lainnya termasuk di dalamnya, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko I, III, IV, namun tidak terbatas pada itu saja.
Bangunan gedung dan bukan bangunan yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk namun tidak terbatas pada fasilitas manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya atau bahan peledak) yang mengandung bahan beracun atau bahan peledak apabila jumlah bahan melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran. Bangunan gedung dan nonbangunan yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi struktur bangunan lainnya termasuk dalam kategori risiko IV.
Struktur Analisys Program (SAP) 2000
Kelebihan Program
Sambungan harus ditempatkan pada titik dan garis yang terdapat diskontinuitas, misalnya perubahan sifat geser. Sambungan harus ditempatkan pada struktur dimana beban dan massa terkonsentrasi dan bekerja, untuk analisis dinamik dan anggota rangka dapat menerapkan beban transversal terkonsentrasi di sepanjang anggota.
Macam-Macam Menu
Perhitungan pelat
Perencanaan Pelat Atap dan Pelat Lantai
- Penentuan dan asumsi
- Sketsa tipe pelat
- Perhitungan tebal pelat lantai atap (h)
- Pembebanan Plat Atap
- Pembebanan pelat lantai
- Perhitungan pelat atap
- Pemeriksaan tebal pelat terhadap geser pada pelat atap
- Pemeriksaan tebal pelat terhadap geser pada pelat lantai 1-3
- Perhitungan tebal lantai 1,2, dan 3
- Perhitungan pelat lantai
- Pemeriksaan tebal pelat terhadap geser pada pelat atap
Perencanaan tangga
Perencanaan Dimensi Pelat Tangga dan Bordes
- Ketentuan umum
- Perencanaan
Hitungan Satuan yang Bekerja
- Plat tangga
- Pelat bordes
Pembebanan Tangga
- Analisa struktur tangga
Penulangan Pelat Tangga dan Bordes
Perecanaan dimensi balok dan kolom
Persyaratan dimensi untuk tingkat diktalitas-1
- Balok atap
- Balok lantai
- Balok sloof
- Balok anak
- Balok bordes
- Perencanaan kolom
Struktur pelat beton bertulang dan atapnya akan menerima beban hujan (R). Dalam menghitung besarnya beban yang terjadi pada struktur pelat beton bertulang digunakan asumsi sebagai berikut. Pada pelat beton bertulang yang diperuntukkan sebagai talang (lantai atap) diperhitungkan beban air penuh/ekstrimnya, sehingga. Kedalaman air di atas lubang masuk untuk sistem drainase sekunder diambil 20 mm, sehingga selisih kedalaman air pada atap yang tidak tenggelam adalah 10 mm.
Pusat massa
Pela Atap
Pelat lantai 2
Pelat Lantai 1
Pelat Lantai Dasar
ANALISIS PEMBEBANAN DAN MEKANIKA
Ketentuan umum
- Fungsi Bangunan
Gaya Geser Lantai Akibat Gempa
Pemeriksaan Waktu Getar Struktur
Untuk perencanaan balok digunakan gaya geser dan momen maksimum dari hasil SAP 2000 v14 yang dapat dilihat pada Tabel 7. Periksa tegangan tulangan baja pada tekan dan tarik untuk membuktikan apakah asumsi pada langkah awal benar. Dengan menggunakan metode dan perhitungan yang sama, hasil perhitungan tulangan pada tumpuan negatif adalah seperti terlihat pada tabel.
Dapat juga dikatakan bahwa tulangan baja tarik akan luluh sebelum beton mencapai regangan maksimum sebesar 0,003, dan tegangan pada tulangan tekan ε telah mencapai εy pada saat terjadi keruntuhan. Periksa tegangan tulangan baja dalam keadaan tekan dan tarik untuk memverifikasi bahwa asumsi pada langkah kedua benar. Dengan menggunakan metode dan perhitungan yang sama, hasil perhitungan tulangan pada tumpuan negatif disajikan pada tabel.
Dengan menggunakan metode dan perhitungan yang sama, hasil perhitungan tulangan pada tumpuan positif disajikan pada tabel. Dengan menggunakan metode dan perhitungan yang sama, maka hasil perhitungan momen pada tumpuan dan lapangan adalah seperti pada tabel. Menurut SNI 2847:2013 Pasal 11.4.7.9, batasan nilai Vs tidak boleh melebihi Vcmax. Apabila nilai Vs melebihi batas tersebut maka ukuran penampang harus diperbesar.
Menurut SNI 2847:2013 Pasal 11.4.7.9, batasan nilai Vs tidak boleh melebihi Vsmax. Jika nilai Vs melebihi batas tersebut maka ukuran penampang harus diperbesar. Dengan menggunakan metode dan perhitungan yang sama, hasil perhitungan tulangan lentur dan geser kolom tengah lantai 1, 2, 3 disajikan pada tabel 7.16 dan 7.17.
ERENCANAAN TULANGAN BALOK DAN KOLOM
Perencanaan Balok
- Perencanaan penulangan balok lantai 1
- Kebutuhan Tulangan Pada Balok Tumpuan Negatif
- Kebutuhan Tulangan Pada Balok Tumpuan Positif
- Kontrol Kapasitas Momen Tumpuan Negatif
- Kontrol Kapasitas Momen Tumpuan Positif
- Kebutuhan Tulangan Pada Balok Lapangan Negatif
- Kebutuhan Tulangan Pada Balok Tumpuan Positif
- Kontrol Kapasitas Momen Lapangan Negatif
- Kontrol Kapasitas Momen Lapangan Positif
- Momen kapasitas balok
Perencanaan dimensi balok dianalisis berdasarkan momen dan gaya terbesar yang terjadi pada balok untuk mewakili balok lainnya. Penampang suatu balok harus memenuhi syarat keseimbangan dimana gaya tekan harus seimbang dengan gaya tarik. Periksa rasio penguatan ( ) di atas untuk mendapatkan :. memenuhi persyaratan) Maka tulangan utama harus dipasang 2 (dua) lapis.
Perencanaan Tulangan Geser (vu)
Perencanaan Puntir / Torsi
Tentukan besaran yang diperlukan dalam perhitungan torsi dengan asumsi tebal penutup beton 40 mm dan menggunakan tulangan braket berdiameter 10 mm.
Perancangan Penulangan Kolom
- Perencanaan penulangan lentur kolom tengah (600 x 600)
- Perencanaan kelangsingan kolom
- Perencanaan tulangan kolom (600 x 600)
- Diagram interaksi kolom
- Perhitungan tulangan geser kolom
34.125 > 19.443 Dengan demikian, pengaruh kelangsingan kolom tidak dapat diabaikan dan momen harus bertambah akibat goyangan struktur. 133 7.4.3 Perencanaan perkuatan kolom (600 x 600) Eksentrisitas yang terjadi akibat beban aksial Eksentrisitas yang terjadi akibat beban aksial. Vsmax > Vs maka bentang tulangan geser dapat dihitung sesuai SNI 2847:2013 Pasal 21.2.3, bahwa bentang bresing tidak boleh melebihi bentang bresing yang dipersyaratkan.
Perencanaan pondasi
Data Umum
Perhitungan Rencana Pondasi
Gaya Geser Pondasi
Momen Pondasi (Mu)
Perencanaan Tulangan Pondasi