• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJIAN TENGAH SEMESTER: BAHAN PELEDAK DAN TEKNIK PELEDAKAN

N/A
N/A
019 - Wigo Fadilah Anugrah

Academic year: 2023

Membagikan "UJIAN TENGAH SEMESTER: BAHAN PELEDAK DAN TEKNIK PELEDAKAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN TENGAH SEMESTER

BAHAN PELEDAK DAN TEKNIK PELEDAKAN

KELAS : RA KELOMPOK : 2 NAMA KELOMPOK :

1. Wigo Fadilah Anugrah (120370019) 2. Muhammad Syahreyzi Pashey Zulqoernain (120370007)

3. Muhamad Rifki Alfi (120370010)

4. M. Ridwan Al Fahmi (120370018)

5. Muhammad Akbar Anfasa (120370035)

6. Febriyani Mesah (120370014)

7. Franky Samuel Panjaitan (120370040) 8. Juli Ondihon Tambunan (120370016) 9. Pipin Vieka Khairani. L (120370043) 10. Refansyah Jaya Kurnia (120370030)

11. Three Flowersty (120370065)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2023

(2)

PEMBAHASAN I. Data Awal

Berdasarkan perencanaan peledakan didapat data utama seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Data Awal DATA

NILAI SATUAN

TARGET PELEDAKAN 11.000.000,00 bcm/tahun

LAMA PELEDAKAN 30,00 hari

DENSITAS BATUAN 2,60 ton/m3 2,6 g/cc

DENSITAS PELEDAK 0,85 ton/m3 0,85 g/cc

H/B 3,00 -

H 12,00 m

Dari data yang telah didapat, H/B diketahui bernilai 3,00 sehingga pengaruh stiffness ratio dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2. Pengaruh Stiffness Ratio (Konya, 1990)

Keterangan :

Alasan menggunakan H/B (Tinggi jenjang/Burden) = 3 karena pada keterangan tabel di atas (Pengaruh Stiffness Ratio) telah tertera bahwa stiffness ratio dengan nilai 3 terkontrol dan memiliki fragmentasi yang memuaskan. Sedangkan Alasan tidak menggunakan stifness 1, 2, dan 4 karena pada nilai-nilai tersebut masih terdapat kekurangan yang dijelaskan dalam keterangan pada tabel tersebut. Sehingga untuk nilai yang paling ideal dan yang menjadi pilihan kami adalah 3.

1. Geometri peledakan sesuai dengan target pemberaian OB dari persamaan Konya

dan R. L. Ash.

(3)

Persamaan Konya, 1990

Setelah menghitung menggunakan persamaan Konya, 1990. Maka didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Perhitungan C. J. Konya PERHITUNGAN C.J. KONYA

B (Burden) 4 m 13,12336 ft

T (Stemming) 4 m

J (Sub-drill) 1,2 m

S (Spacing) 5 m

L (Length) 13,2 m

D (Diameter) 6,045387 inch 0,153553 m a. Burden

Persamaan awal yang diketahui L/B = 3. Untuk mendapatkan burden dengan menggunakan persamaan awal, dapat dicari seperti di bawah ini:

𝐿

𝐵= 3 menjadi 𝐵 =𝐿

3 , sehingga 𝐵 =12

3 = 4 Jadi, nilai burden yang didapatkan yaitu 4.

b. T (Stemming)

Nilai yang didapat melalui perhitungan C.J. Konya untuk stemming (T) sama dengan burden.

Hal tersebut karena batuan yang diketahui merupakan batuan massif.

Sehingga nilai yang didapatkan sama dengan nilai burden yaitu sebesar 4 m.

c. J (Sub-drill)

Pada bagian sub-drill nilai yang ada didapatkan melalui perkalian antara 0,3 dengan Burden, seperti yang tertera sebagai berikut.

Sehingga, didapatkan hasil yaitu 1,2.

d. S (Spacing)

Dalam menentukan nilai spacing, kami menggunakan perhitungan jenis sequenced single-row blastholes, karena kami ingin mengasumsikan peledakan yang terjadi adalah secara beruntun.

(4)

Berdasarkan hal di atas, nilai S (Spacing) didapatkan melalui perkalian 1,4 dengan nilai burden.

Sehingga didapatkan hasil sebesar 5 m.

e. L (length)

Untuk nilai L didapatkan melalui perhitungan di atas, sehingga menghasilkan niali sebesar 13,2 m.

f. D (Diameter)

Untuk mendapatkan nilai D, dapat menggunakan persamaan sebagai berikut.

Sehingga nilai yang didapatkan yaitu :

𝐷 = 4

3,15×(0,852.60)= 6,045387 inch atau 0,153553 m.

Persamaan R.L. Ash

Setelah menghitung menggunakan persamaan Konya, 1990. Maka didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4. Perhitungan R.L. Ash PERHITUNGAN R.L. ASH

B (Burden) 4 m 13,12336 ft

T (Stemming) 4 m

J (Sub-drill) 1,2 m

S (Spacing) 5,64 m

L (Length) 13,2 m

D (Diameter) 6,045387 inch 0,153553 m

a. Burden (B)

Persamaan awal yang diketahui L/B = 3. Untuk mendapatkan burden dengan menggunakan persamaan awal, dapat dicari seperti di bawah ini:

𝐿

𝐵= 3 menjadi 𝐵 =𝐿

3 , sehingga 𝐵 =12

3 = 4

𝐿 = 𝐻 + 𝐽 𝐿 = 12 + 1,2 = 13,2

(5)

Jadi, nilai burden yang didapatkan yaitu 4.

b. Stemming (T)

Berdasarkan literatur beberapa jurnal, maka kami mengasumsikan nilai untuk KT pada stemming yaitu sebesar 1.

Sehingga nilai stemming yang dihasilkan yaitu 𝑇 = 1 × 4 = 4 meter.

c. Sub-Drill (J)

Sama seperti stemming, kami mengasumsikan nilai KJ pada sub-drill yaitu 0,3.

Sehingga nilai Sub-drill yang didapat yaitu, 𝐽 = 0,3 × 4 = 1,2 meter d. Spacing (S)

Untuk nilai spacing, Ks yang digunakan kami mengasumsikan sebesar 1,41. Nilai tersebut berdasarkan pada kondisi retakan (joints) di sekitar lokasi yang akan diledakkan, jumlah bidang bebas, dan sistem penyalaan (firing) yang diterapkan. Bila orientasi antar retakan hampir tegak lurus, berdasarkan literatur sebaiknya S = 1,41 B. Maka b = 1,41 x 4 = 5,64 m. sehingga nilai spacing yaitu 5,64 meter.

e. Length (L)

Nilai length didapatkan melalui perkalian antara nilai burden dengan nilai KL. Berdasarkan acuan dibawah ini, nilai KL yang digunakan untuk mencari length diasumsikan sebesar 3,3.

sehingga didapatkan hasil nilai length sebagai berikut:

𝐿 = 12,00 + 1,2 𝐿 = 13,2 𝑚 f. Diameter (D)

Untuk mendapatkan nilai D, dapat menggunakan persamaan sebagai berikut.

Sehingga nilai yang didapatkan yaitu : 𝐷 =𝐵 𝑥 12

𝐾𝐵 = 6,045387 inch atau 0,153553 m

kesimpulan berdasarkan persamaan Konya 1990 dengan R. L. Ash yaitu setiap parameternya menghasilkan nilai yang sama kecuali nilai dari spacing. Berikut tabel dari nilai geometri kombinasi dari persamaan C.J. Konya dan R.L. Ash

(6)

Geometri C.J. KONYA R.L. ASH nilai

B (Burden) 4 4 4

T (Stemming) 4 4 4

J (Sub-drill) 1.2 1.2 1.2

S (Spacing) 5 5.64 5

L (Length) 13.2 13.2 13.2

D (Diameter) 6.04538687 6.045387 6.045387

2. Kebutuhan bahan peledak per peledakan dan total 1 tahun (kg)

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai diameter yang didapatkan sebesar 152 mm. Namun nilai tersebut tidak tertera dalam tabel 3 sehingga kami mengasumsikannya dengan membulatkan nilai diameter menjadi 152 karena lebih mendekati jika dibandingkan dengan 159 (angka setelahnya). Kemudian dihubungkan dengan densitas bahan peledak 0,85 gr/cc.

nilai satuan Loading density = 15,42 kg/m Jumlah Bahan Peledak = (PC) x (Loading Density) x (n)

= 9,20 x 15,42 x 128 = 18.158,592 kg/peledakan Keterangan :

PC : Coloumn Charging

Loading Density : 16,88 kg/m

N : Jumlah Loading Density

Nilai dari coloumn charging didapatkan melalui perkalian antara stemming dengan length.

Sedangkan n didapatkan melalui pembagian antara target harian dengan Vi. Sehingga dapat

dihitung kebutuhan bahan peledak selama satu tahun yaitu :

(7)

Kebutuhan bahan peledak = (jumlah bahan peledak) x (12 bulan) x (30 hari) = (18.158,592) x (12) x (30)

= 6. 537.093,12 kg/tahun

Jadi kebutuhan bahan peledakan per tahun yaitu 6. 537. 093,12 kg/tahun 3. Jumlah lubang ledak setiap peledakan

Untuk mendapatkan hasil dari jumlah ledak diperlukan pembagian antara target harian dengan Vi sebagai berikut.

𝑛 =𝑇 𝑎𝑟𝑔 ⅇ𝑡𝐻𝑎𝑟ⅈ𝑎𝑛

𝑣𝑖 = 30.555,56 / 240,00 = 127,31 dibulatkan menjadi 128.

Sehingga hasil yang didapat dari jumlah lubang ledak setiap peledakan yaitu 128 lubang ledak.

4. Powder factor (kg/BCM)

Nilai powder factor yang dihasilkan merupakan pembagian antara total BP dengan Target harian, seperti pada perhitungan di bawah ini.

P = We / Target Harian

=18.158,59/30.555,56 = 0,59

Jadi nilai powder factor yang didapat ialah 0,59 kg/bcm

5. Kebutuhan Solar (liter)

Dalam perencanaan peledakan bahan yang digunakan yaitu anfo dengan komposisi sebagai berikut:

Kebutuhan solar dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut.

=

6

94× 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑝

= 1.5 x 18.158

Sehingga dihasilkan nilai kebutuhan solar yaitu 1.159,06 liter/peledakan.

6. Fragmentasi (Kuz-Ram)

Pada perhitungan fragmentasi (Kuz-Ram) dapat menggunakan rumus sebagai berikut untuk mendapat nilai fragmentasi:

(We) Total BP/peledakan

18.158,59 Target harian

30.555,56

(8)

Dalam penggunaan rumus diatas, pertama-tama harus mencari A dengan persamaan lily (1986) seperti di bawah ini :

ASUMSI

Jenis Batuan Andesit 2.6-2.8 gr/cc

RMD 50 Massive

JPS 50 Wide

JPO 40 dip into face

SGI 15,00

H (Hardness) 7

BI (Blasting Index) 81,00 RF (Rock Factor) / A 12,15

Setelah melakukan asumsi selanjutnya menghitung Kembali fragmentasi dengan rumus diatas maka didapat nilai sebagai berikut :

KUZ RAM RF (Rock Factor) / A 12,15

Vo/Vi 240,00 bcm/lub

Qe 141,86 kg/lub

E 100

Q 123,36 kg

k 1,691761123 kg/m3

X 19,91 cm

Maka didapat nilai fragmentasi sebesar (x) =19,91 cm.

(9)

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Referensi

Dokumen terkait

Jaringan Irigasi fatukanutu terdapat 3 sub bagian yang difungsikan dalam pengelolahan lahan yaitu BT 1 dengan memproleh nilai rata-rata 3 aspek sebesar 2.93

Berikut adalah tabel pay off yang menunjukkan nilai-nilai keuntungan yang didapatkan dari alternatif sub kontrak atau pembelian mesin dengan kondisi permintaan tinggi, sedang,

Bagian-bagian perkerasan kaku terdiri dari: tanah dasar (subgrade), lapisan pondasi bawah (sub-base), lapisan beton B-0 (blinding concrete/beton lantai kerja),

Berikut kriteria untuk kualitas butir soal: (1) Soal yang baik adalah butir soal fit model jika nilai khi- kuadrat empiris butir soal tidak melebihi nilai khi-

Banyaknya waktu (dalam hari), fungsi pelapukan gedung sebelum retak adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang (PDF) sebagai berikut:.. Berapa peluang bahwa gedung

IFK341 Sistem Embedded dan Waktu Nyata +Praktkum 3 Andik Eko Kristus Pramuko, S.Si., M.T 26 VI Reg C SI IFK345 Strategi Perencanaan Sistem Informasi 3 Jejen Jaenudin, S.Kom., M.Kom 6

1 2 3 4 5 4507 Analis Kepegawaian Pertama Sub Bagian Organisasi Dan Kepegawaian 8 0 4508 Analis Kepegawaian Muda Sub Bagian Organisasi Dan Kepegawaian 9 0 4509 Analis Sumber Daya

Seorang anak memasukkan benda M bermassa 750 gram ke dalam sebuah gelas berpancuran berisi air, air yang tumpah ditampung dengan sebuah gelas ukur seperti terlihat pada gambar berikut: